Analisis Kualitas Jaringan 3G Dengan Metode Drive Test Benchmark PadaArea Medan Baru Chapter III IV
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Penelitian
Pada bab 3 ini dilakukan analisis pengukuran jaringan 3G voice dengan
metode drive test benchmark melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan kajian pustaka
terhadap analisis pengukuran pada jaringan 3G serta kajian pustka tentang drive
test benchmark.
b. Pengumpulan data spesifikasi node B
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang informasi data node B
seperti tinggi node B, frekuensi yang digunakan, cell id, longitude dan latitude
node B serta antena direction (sudut pacar antena).
c. Persiapan pengukuran drive test
Pengukuran dengan tugas akhir ini menggunakan 2 buah software yaitu
Tems Investigation 11 dan Map Info Profesional 11. Peralatan atau tools yang
digunakan dalam pengukuran drive test adalah GPS (Global Position System), UE
(User Equipment), laptop, USB Hub, Inverter dan Mobil.
d. Pentuan Lokasi pengukuran
Lokasi pengukuran dalam tugas akhir ini dilakukan pada daerah Medan
Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
e. Pelaksanaan pengukuran
Pelaksanaan pengukuran dilaksanakan secara mobility yaitu dengan
membandingkan kualitas jaringan 2 operator telekomunikasi yaitu Telkomsel dan
16
Universitas Sumatera Utara
XL dengan rute yang sama dan data yang diambil juga sama. Untuk metode
pelaksanan pengukuran menggunakan software Tems Investigation 11 dengan
konfigurasi sebagai berikut :
1. Idle Lock 3G menggunakan hadset SE K800i dimana UE hanya
mendapatkan jaringan 3G selama pengukuran berlangsung.
2. Voice short Call yaitu (120 detik dedicate dan 10 detik idle)
menggunakan SE K800i dimana proses panggilan berlangsung selama
120 detik dengan jeda waktu antar tiap panggilan 10 detik.
f. Analisis pengukuran
Pada tugas akhir ini akan menganalisis data hasil pengukuran berdasarkan
parameter KPI (Key Performance Indicator).
Adapun blok diagram analisis pengukuran kualitas jaringan 3G ditunjukkan
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok diagram model sistem
17
Universitas Sumatera Utara
3.2 Peralatan Penelitian
Pelaksanaan pengukuran drive test benchmark membutuhkan berberapa
tools agar dapat bekerja dengan optimal. Tools yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Tems Investigation 11
Tems Investigation merupakan salah satu software yang diproduksi oleh
perusahaan Ericsson dengan tujuan untuk mengukur kualitas jaringan, monitoring
dan perbaikan masalah yang berhubungan dengan sinyal. Tems dapat digunakan
untuk outdoor (luar ruangan) yaitu dilakukan dengan berkendara mengelilingi
rute tertentu dan dapat digunakan untuk walk test yaitu untuk digunakan di dalam
ruangan, dilakukan dengan berjalan kaki. Gambar 3.2 menunjukkan software
Tems Investigation 11.
Gambar 3.2 Software Tems Investigation 11
Bagian-bagian yang digunakan pada saat pengukuran dalam drive test
meliputi :
18
Universitas Sumatera Utara
1. Toolbar
Toolbar berisi menu perintah utama sebagai monitoring software.
Pemanggilan perintah dapat dilakukan pada menu toolbar yang terdiri
dari file, view, logfile, scanning, configuration, control, presentation,
worksheet, window dan help.
2. Command Sequence
Command Sequence berfungsi sebagai tempat memberikan perintah
seperti dial voice, dial up connection, download serta upload.
3. Map
Berisikan peta dan positioning dengan menggunakan bantuan GPS
(Global Position System).
4. WCDMA Serving / Active Set
Blok monitoring yang digunakan untuk memperlihatkan antena site atau
sektor mana yang melakukan serving dan mengamati perolehan
parameter kualitas sinyal seperti RSCP, Ec/No, SQI.
5. Event
Memperlihatkan data even tems seperti call setup, handover, call
attempt, block call dan lain-lain.
b. Map Info Profesional 11
Map info Profesional merupakan sebuah software yang memiliki
kemampuan menggabungkan dan menampilkan sebuah peta/lokasi dengan data
yang berasal dari berbagai sumber. Software ini bertujuan untuk mempermudah
perkerjaan dalam pemetaan suatu daerah dengan memasukkan berbagai elemen
kedalam peta tersebut.
19
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal kombinasi terhadap software Tems Investigation, software ini
berfungsi sebagai support dalam hal rute atau map jalan sebagai acuan untuk
melakukan mobility. Untuk ekstrak hasil file data dari hasil pengukuran dengan
tems investigation dapat buka pada software ini dengan tujuan agar mudah
dianalisis. Gambar 3.3 menunjukkan software Mapinfo Profesional 11.
Gambar 3.3 Software Tems Investigation 11
c. GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem untuk menentukan letak
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. Dalam pengukuran
yang dilakukan GPS berfungsi untuk menentukan titik dimana user atau pengguna
berada. Gambar 3.4 menunjukkan GPS yang digunakan untuk drive test.
Gambar 3.4 GPS (Global Positioning System)
20
Universitas Sumatera Utara
d. UE (User Equipment) dan kabel data
Dalam pengukuran ini menggunakan perangkat Sony Ericson K800i yang
telah diinstal dengan software tems di perangkatnya. Pengukuran kualitas jaringan
yang akan di ukur menggunakan 2 UE yaitu untuk Operator Telkomsel dan
Operator XL.
Kabel data digunakan sebagai penguhubung antara UE (User Equipment)
dalam hal ini yaitu perangkat K800i dengan Laptop. Perangkat UE K800i dan
kabel data dapat dilihat pada Gambar 3.5.
.
Gambar 3.5 K800i dan kabel data
e. Laptop dan USB HUB
Laptop digunakan sebagai tempat bekerja. Laptop yang digunakan adalah
yang telah terinstal software tems investigation dan map info profesional sebagai
alat untuk mengukur.
Karena keterbatasan port USB pada laptop maka untuk memudahkan
pekerjaan dalam pengukuran digunakan perangkat tambahan yaitu USB HUB
21
Universitas Sumatera Utara
yang fungsinya sama seperti port USB pada laptop yaitu untuk menggabungkan
perangakat dengan laptop. Laptop dan port USB dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Laptop dan port USB
f.
Mobil dan Inverter
Mobil dan Inverter digunakan pada saat pengukuran berlangsung. Mobil
digunakan sebagai kendaraan untuk melakukan Mobility melalui rute tertentu.
Inverter berfungsi sebagai sumber tegangan untuk laptop karena sumber tegangan
baterai pada laptop memiliki kapasitas yang rendah sendangkan perjalanan atau
rute jauh. Inverter langsung tersambung dengan aki mobil sebagai sumber
tegangan. Pada Gambar 3.7 dapat dilihat gambar dari pemasangan inverter dalam
mobil ke laptop.
Gambar 3.7 Gambar inverter pada mobil
22
Universitas Sumatera Utara
3.3 Rute Map Pengukuran
Daerah yang akan dilakukan pengukuran adalah Medan Baru. Medan Baru
merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia. Kecamatan Medan baru berbatasan dengan Medan Sunggal dan Medan
Selayang di sebelah barat, Medan Polonia di timur, Medan Johor di selatan dan
Medan Petisa di Utara. Luas wilayah Medan Baru adalah 5,84 Km² dengan
kepadatan penduduknya 7.434,08 jiwa/km².
Rute map pengukuran di buat dengan tools Map Info Profesional
berdasarkan rute yang diinginkan. Gambar 3.8 menunjukkan rute didaerah Medan
Baru.
Gambar 3.8 Rute Medan Baru
23
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Umum
Teknologi 3G merupakan salah satu layanan operator telekomunikasi
kepada pelanggan. Dengan besarnya jumlah pengguna dan frekuensi yang terbatas
menjadi tantangan bagi operator telekomunikasi untuk memberikan layanan yang
optimal. Agar layanan yang diberikan tetap optimal maka drive test dapat
dilakukan.
Pada bab 4 akan menunjukkan hasil pengukuran dan analisis drive test
benchmark berdasarkan parameter KPI seperti CPICH RSCP, CPICH Ec/No, SQI,
CSSR, CCSR, CDR, CCR dan analisis call event seperti call setup, call attempt,
call block, call drop. Pada bab ini juga akan menunjukan hasil analisa dari daerah
yang mengalami badspot dan yang mengalami drop call serta perhitungan
pathloss dengan metode empiris cost 231 dan NLOS 3GPP.
4.2
Hasil Pengukuran Drive Test
Pengukuran dengan metode drive test benchmark dilakukan di daerah
Medan Baru dan mengambil data voice. Berikut ini adalah hasil dari pengukuran
drive test benchmark berdasarkan parameter KPI.
1.
CPICH RSCP (Common Pilot Channel Received Signal Code Power)
CPICH RSCP merupakan besar daya atau kuat pancar sinyal yang diterima
UE oleh node B. Gambar 4.1 dan 4.2 akan menunjukkan hasil dari RSCP operator
Telkomsel dan XL pada daerah Medan Baru.
24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hasil Capture CPICH RSCP Operator Telkomsel
Gambar 4.2 Hasil Capture CPICH RSCP Operator XL
Parameter CPICH RSCP operator Telkomsel yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1 untuk range level RSCP dalam kategori sangat bagus
(-65 s/d 0
dBm) mencapai 56,07%, kategori bagus (-75s/d-65dBm) mencapai 32,17%,
25
Universitas Sumatera Utara
kategori cukup bagus (-80 s/d-75dBm) mencapai 8,86%, kategori kurang bagus
(-95 s/d-80dBm) mencapai 2,88%, kategori jelek (-105s/d-95dBm) 0% dan
kategori sangat jelek (-120s/d-105dBm) 0%.
Level CPICH RSCP pada operator XL yang dapat dilihat pada Gambar 4.2,
maka dapat dilihat bahwa range level kategori sangat bagus (-65 s/d 0dBm)
mencapai 3,48%, dengan kategori bagus (-75 s/d -65dBm) mencapai 31,49%,
kategori cukup bagus (-80s/d-75dBm) mencapai 19,87%, dengan kategori kurang
bagus (-95 s/d -80 dBm) mencapai 42,10%, kategori jelek (-105 s/d -95 dBm)
mencapai 2,98% dan kategori sangat jelek (-120 s/d -105 dBm) mencapai 0,03%.
Target nilai KPI untuk paremter CPICH RSCP dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Target KPI tersebut didapat dari hasil kesepakantan antar operator telekomunikasi
dengan presentasi nilai acceptance ≥ 95 %.
Tabel 4.1 Tabel nilai Acceptance KPI CPICH RSCP
Type
layanan
Coverage
Parameter
Metode
Pengukuran
Target
KPI
CPICH RSCP
Drive Test
≥ 95 dBm
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
diperlihatkan bahwa untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat RSCP
≥ 95 dBm adalah sebesar 99,98%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi
target KPI ≥ 95 dBm adalah sebesar 96,94%. Gambar 4.3 merupakan grafik
presentase KPI acceptance untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
26
Universitas Sumatera Utara
RSCP
100,00%
TSEL
98,00%
XL
96,00%
94,00%
TSEL
XL
Gambar 4.3 Grafik KPI RSCP ≥ 95 dBm Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat diketahui bahwa operator Telkomsel dan XL telah
memenuhi target nilai KPI acceptance parameter RSCP karena nilai presentase
RSCP operator Telkomsel dan XL ≥ 95 %.
2.
CPICH Ec/No (Common Pilot Channel Energy carrier per Noice)
Ec/No adalah paramter untuk melihat kualitas suara. Pada Gambar 4.4 dan
4.5 menunjukkan hasil capture Ec/No dari software tems pada daerah Medan
Baru.
Gambar 4.4 Hasil Capture CPICH Ec/No Operator Telkomsel
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Hasil Capture CPICH Ec/No Operator XL
Pada Ec/No operator Telkomsel dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
presentase level Ec/No dalam kategori sangat bagus (-6 s/d 0 dB) mencapai
57,30%, pada kategori bagus (-9 s/d -6 dB) mencapai 23,95%, pada kategori
cukup bagus (-12 s/d -9 dB) mencapai 12,28%, kategori kurang bagus (-15 s/d -12
dB) mencapai 5,50%, kategori jelek (-18 s/d -15 dB) mencapai 0,55% dan pada
kategori sangat jelek (-25 s/d -18 dB) mencapai 0,42%.
Untuk operator XL untuk level CPICH Ec/No dari Gambar 4.5 dapat dilihat
bahwa presentasi Ec/No dalam kategori sangat bagus (-6 s/d 0 dB) mencapai
52,71%, pada kategori bagus (-9 s/d -6 dB) mencapai 25,69%, pada kategori
cukup bagus (-12 s/d -9 dB) mencapai 15,39%, kategori kurang bagus (-15 s/d -12
dB) mencapai 5,32%, pada kategori jelek (-18 s/d -15 dB) mencapai 0,58% dan
pada kategori sangat jelek (-25 s/d -18 dB) mencapai 0,27%.
Nilai acceptance CPICH Ec/No yang telah ditetapkan oleh operator
telekomunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 dengan nilai acceptance ≥ 95 %.
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Tabel Acceptance KPI CPICH Ec/No
Type
layanan
Quality
Parameter
Metode
Pengukuran
Target
KPI
CPICH Ec/No
Drive Test
≥ 12 dB
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
diperlihatkan bahwa untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat Ec/No
≥ 12 dB adalah sebesar 93,53%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi target
KPI adalah sebesar 93,74%. Gambar 4.6 merupakan grafik presentase KPI
acceptance untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
Ec/No
93,80%
93,70%
TSEL
93,60%
XL
93,50%
93,40%
TSEL
XL
Gambar 4.6 Grafik KPI Ec/No ≥ 12 dB Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat dilihat bahwa operator Telkomsel dan XL berdasarkan data
hasil pengukuran Ec/No di daerah Medan Baru belum memenuhi target nilai KPI
≥ 12 dB dengan nilai acceptance ≥ 95 %.
29
Universitas Sumatera Utara
3.
SQI (Speech Quality Index)
CPICH SQI adalah indikator kualitas suara dalam keadaan menelepon
(dedicated mode) Pada Gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan SQI (Speech Quality
Indeks) untuk operator Telkomsel dan operator XL pada daerah Medan Baru.
Gambar 4.7 Hasil Capture SQI Operator Telkomsel
Gambar 4.8 Hasil Capture SQI Operator XL
Parameter SQI untuk operator Telkomsel pada Gambar 4.7 dapat dilihat
bahwa presentase level SQI
dalam kategori sangat bagus (18 s/d 30 dBQ)
30
Universitas Sumatera Utara
mencapai 83,18%, pada kategori bagus (10 s/d 18 dBQ) mencapai 1,39% dan
pada kategori jelek (-20 s/d 10 dBQ) mencapai 0,25%.
Paramter SQI untuk operator XL pada Gambar 4.8 dapat dilihat presentasi
SQI dalam kategori sangat bagus (18 s/d 30 dBQ) mencapai 72,92%, pada
kategori bagus (10 s/d 18 dBQ) mencapai 1,70%, dan pada kategori jelek (-20 s/d
10 dBQ) 0%. Target nilai KPI untuk paremter SQI dapat dilihat pada Tabel 4.3
dengan presentasi nilai acceptance ≥ 96 %.
Tabel 4.3 Tabel Acceptance KPI SQI
Type
Metode
Target
layanan
Pengukuran
KPI
Parameter
Quality
SQI
Drive Test
≥ 18 dBQ
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
disimpulkan untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat SQI ≥ 18 dBQ
adalah sebesar 84,57%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi target KPI SQI
adalah sebesar 80,62%, Gambar 4.9 merupakan grafik presentase KPI acceptance
untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
SQI
85,00%
TSEL
80,00%
XL
75,00%
TSEL
XL
Gambar 4.9 Grafik SQI ≥ 18 dBQ Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat dilihat bahwa operator Telkomsel dan XL berdasarkan data
hasil pengukuran SQI di daerah Medan Baru belum memenuhi target nilai KPI ≥
18 dBQ dengan nilai acceptance ≥ 96 %.
31
Universitas Sumatera Utara
4.
CSSR (Call Setup Succes Rate)
CSSR merupakan tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersedian kanal
suara yang disediakan node B. Data CSSR di peroleh dari hasil drive test
benchmark dengan mode voice short call dengan konfigurasi 120s dedicate dan
10s idle . Tabel 4.4 menunjukkan KPI CSSR dari hasil DT benchmark dan Tabel
4.5 menunjukkan data call event dari software tems investigation pada daerah
Medan Baru.
Tabel 4.4 Tabel Acceptance CSSR
Parameter
Metode Pengukuran
Nilai Acceptance
CSSR
Drive Test
≥ 98 %
Tabel 4.5 Tabel Call Event daerah Medan Baru
Call Event
Blocked Call
Call Attempt
Call Attempt Retry
Call End
Call Established
Call Initiation
Call Setup
TELKOMSEL
2
34
10
32
32
34
32
XL
7
39
1
32
32
39
32
Dari Persamaan 2.4 pada bab 2 dapat menghitung presentase CSSR operator
Telkomsel dan XL sebagai berikut :
a.
32
Universitas Sumatera Utara
b.
Nilai presentase call event CSSR operator Telkomsel adalah sebesar 94,12%
dan operator XL sebesar 82,95 sehingga baik operator telkomsel dan XL belum
memenuhi nilai acceptance CSSR yang nilai nya sebesar ≥ 98 %.
5.
CCSR (Call Completion Success Rate)
CCSR adalah tingkat keberhasilan proses panggilan yang dimulai dari UE
melakukan panggilan dan panggilan tersebut terjawab oleh penerima sampai
percakapan selesai dan koneksi dihentikan secara normal. Tabel 4.6
menunjukkan KPI CCSR yang telah disepakati operator telekomunikasi.
Tabel 4.6 Tabel Acceptance CSSR
Parameter
CSSR
Metode Pengukuran
Drive Test
Nilai Acceptance
≥ 98 %
Dari Persamaan 2.5 didapatkan hasil untuk CCSR untuk operator Telkomsel dan
XL sebagai berikut :
)
(
a.
(
b.
)
(
)
(
)
33
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat dilihat bahwa nilai KPI CCSR Telkomsel dan XL adalah
sebesar 100 % telah memenuhi nilai acceptance CCSR yaitu sebesar ≥ 98 %.
CDR (Call Drop Rate)
6.
CDR presentase tingkat kegagalan maupun tingkat gangguan pada
proses komunikasi. Tabel 4.7 menunjukkan KPI CDR yang telah disepakati
operator telekomunikasi.
Tabel 4.7 Tabel Acceptance CDR
Parameter
CSSR
Metode Pengukuran
Drive Test
Nilai Acceptance
≤ 3%
Dari Persamaan 2.6 didapatkan hasil untuk CDR untuk operator Telkomsel dan
XL sebagai berikut :
a.
b.
Sehingga dapat dilihat bahwa nilai KPI CDR Telkomsel dan XL adalah
sebesar 0% telah memenuhi nilai acceptance CDR yaitu sebesar ≤ 3%.
7.
CCR (Call Congestion Ratio)
Call congestion ratio merupakan presentase kepadatan panggilan yang
disebabkan karena keterbatasan kanal. Dari Persamaan 2.7 didapatkan hasil untuk
CDR untuk operator Telkomsel dan XL sebagai berikut :
a.
34
Universitas Sumatera Utara
b.
4.3 Perhitungan Pathloss
a.
Perhitungan Empiris Pathloss Cost 231
Pada perhitungan empiris cost 231 akan mengambil beberapa sampel data
dari lokasi badspot untuk dihitung secara terori pathloss dari operator Telkomsel
dan XL. Pada Tabel 4.8 berikut ini akan menunjukkan data node b operator XL.
Tabel 4.8 Data node B operator XL cos 231
No
Cell name
(d)
(fc)
(ht) CM
(hr)
1
PADANGBULAN_RUKO
0.47
2155
30
3
1
2
0.4
2155
30
3
1
3
BUNGA_MAWAR_MEDAN
SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
0.62
2155
30
3
1
4
E884G_3G_USU_MEDAN
0.41
2155
30
3
1
Dari Persamaan 2.8 pada bab 2 maka dapat dihitung pathloss berdasarkan
data pada Tabel 4.8 sebagai berikut :
1. Padang Bulan Ruko (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.47) + 3
= 131.680 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) ) – 4.97
= -1.30606
35
Universitas Sumatera Utara
2. Bunga_ Mawar_Medan (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.4) + 3
= 129.213 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )
– 4.97
= -1.30606
3. SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.62) + 3
= 135.917 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )2 – 4.97
= -1.30606
4. E884G_3G_USU_MEDAN
Lpath = 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.41) + 3
= 129.590 dB
36
Universitas Sumatera Utara
Data node B operator Telkomsel dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data node B operator Telkomsel cos 231
No
1
2
3
4
Cell name
Citra garden 4
Gedung Rektorat USU Macro-8
Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
Kampus USU-9
(d)
0.14
0.06
0.2
0.04
(fc)
2130
2130
2130
2130
(ht)
25
25
35
3
CM (hr)
3
1
3
1
3
1
3
1
Dari Persamaan 2.8 pada bab 2 dapat dihitung pathloss dengan metode cost 231
untuk operator Telkomsel adalah sebagai berikut:
1. Citra garden 4 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (25) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.14) + 3
= 113.632 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )2 – 4.97
= -1.30606
2. Gedung Rektorat USU Macro-8 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (25) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.06) + 3
= 100.479dB
37
Universitas Sumatera Utara
3. Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (35) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.2) + 3
= 117.818 dB
4. Kampus USU-9 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (3) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(3)] log(0.04) + 3
= 98.480 dB
b.
Perhitugan pathloss dengan model NLOS 3GPP
Perhitungan pathloss model NLOS 3GPP menggunakan data pengukuran
untuk yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 untuk operator XL dan pada Tabel 4.11
untuk operator XL.
Tabel 4.10 Data Node B Operator XL NLOS 3GPP
No
1
2
3
4
5
Cell name
(d)
(fc)
KAMPUS_USU_MEDAN
350
2155
30
PADANGBULAN_RUKO
SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
470
2155
620
E884G_3G_USU_MEDAN
BUNGA_MAWAR_MEDAN
hBS hUT
W
h
1
20
15
30
1
20
15
2155
30
1
20
15
410
2155
30
1
20
15
400
2155
30
1
20
15
38
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Data Node B Operator Telkomsel NLOS 3GPP
No
1
2
3
4
Cell name
Fakultas Hukum Usu
Gedung Rektorat USU Macro-8
Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
Pembangunan USU
(d)
100
60
200
50
(fc) hBS
2130 26
2130 25
2130 35
2130 25
hr
1
1
1
1
W
20
20
20
20
h
15
15
15
15
Dari Persamaan 2.10 pada 2 bab maka dapat dihitung pathloss operator XL
berdasarkan data pada Tabel 4.10 sebagai berikut :
1. KAMPUS_USU_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(350)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 176,498 dB
2. PADANGBULAN_RUKO
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(470)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 181,471 dB
3. SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(620)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 186,143 dB
39
Universitas Sumatera Utara
4. E884G_3G_USU_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(410)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 179,167 dB
5. BUNGA_MAWAR_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(400)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 178 ,751 dB
Dari Persamaan 2.10 pada 2 bab maka dapat dihitung pathloss operator
Telkomsel berdasarkan data pada Tabel 4.11 sebagai berikut :
1. Fakultas Hukum Usu
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/26)²)log(26)+
(43,42-3,1log(26))(log(100)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 156 ,963 dB
2. Gedung Rektorat USU Macro-8
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
40
Universitas Sumatera Utara
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/25)²)log(25)+
(43,42-3,1log(25))(log(60)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 148 ,733 dB
3. Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/35)²)log(35)+
(43,42-3,1log(35))(log(200)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 165,154 dB
4. Pembangunan USU
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/25)²)log(25)+
(43,42-3,1log(25))(log(50)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 145,679 dB
4.4 Analisis Pengukuran
Pada hasil pengukuran yang telah di lakukan pada daerah Medan Baru
memiliki beberapa daerah dengan level CPICH RSCP dan CPICH Ec/No pada
kategori jelek yang disebut dengan istilah badspot. Berikut ini merupakan analisis
daerah badspot berdasarkan hasil pengukuran menggunakan software Tems
Investigation 11 dan Map Info Profesional 11.
41
Universitas Sumatera Utara
a. Badspot CPICH RSCP jalan dr.Masyur pintu 2 USU
Pada Gambar 4.10 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan dr.Mansyur pintu 2 USU
Gambar 4.10 Hasil capture software tems jalan dr.Masyur
Pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa level RSCP berada pada kategori
jelek (-101dBm). Site yang connect (terhubung) dengan UE adalah cell id
MD3G32543 atau site name PADANGBULAN_RUKO. Site tersebut memiliki
ketinggian 30 meter dan jarak antara UE dengan node B sekitar 0,47 km. Pada
lokasi node B
dan UE ada obstacle (penghalang) berupa gedung Fakultas
Kedoteran yang memiliki tinggi gedung sekitar 15 meter, sedangkan tinggi antena
UE sekitar 1 meter. Sehingga menyebabkan UE tidak mendapatkan power yang
maksimal dari node B. Selain itu jarak yang terlalu jauh antara UE dan node B
mengakibatkan pathloss (rugi-rugi) yang semakin besar. Secara teori dari
persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 131.680 dB.
42
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar
4.11.
Gambar 4.11 Hasil capture software Map info jalan dr.Masyur
Site neighbor (site tetangga) untuk lokasi badspot tersebut adalah di sebelah
timur laut dari posisi UE dengan site name md3g37632 tinggi antena 30 meter dan
terletak di jalan KH Wahid Hasyim. Jarak antara node B dengan UE sekitar 0,62
km. Pada keadaan ini level RSCP yang diterima UE lebih buruk yaitu -105 dBm.
Hal tersebut terjadi karena jarak antar node B dan UE yang semakin jauh dan ada
obstacle yang menghalangi daya pacar antena yaitu gedung rumah sakit USU.
Penambahan site menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas
RSCP pada lokasi tersebut. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan site
neighbor md3g238157 karena jarak dari lokasi UE lebih dekat. Akan tetapi sudut
antena harus diubah mengarah ke lokasi badspot agar kuat pancar yang diberikan
antena sampai pada lokasi UE.
43
Universitas Sumatera Utara
b. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Civitas Akedemika USU
Pada Gambar 4.12 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Civitas Akedemika USU.
Gambar 4.12 Hasil capture software tems jalan Civitas Akedemika
Pada Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -98 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -14 dB (kategori kurang bagus). Site yang connect adalah cell id
MD3G3_58849 atau site name E884G_3G_USU_MEDAN. Jarak antara UE
dengan node B sekitar 0,41 km. Secara teori dari persamaan cost 231 pathloss
node B dan UE ini adalah sebesar 129.590 dB. Untuk melihat posisi site neighbor
pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar 4.13.
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Hasil capture software Map Info jalan Civitas Akedemika
Site neighbor yang tersurfing oleh UE pada Gambar 4.12 adalah site dengan
cell
id
MD3G3_12721
USU_MEDAN. Jarak
atau
site
name
322C272G_3G_KAMPUS_
antar node B dan UE sekitar 0.35 km. Site neighbor
tersebut memberikan daya RSCP dan Ec/No yang lebih baik yaitu -93 dBm
(kategori kurang baik) dan -7,3 dB (kategori Bagus). Secara teori perhitungan
pathloss (rugi-rugi) untuk site neighbor tersebut adalah 127.170 dB. Pada keadaan
normal
seharusnya
terjadi
handover
(perpindahan
site)
dari
site
E884G_3G_USU_MEDAN ke site 322C272G_3G_ KAMPUS_USU_MEDAN
karena daya pacar RSCP dan Ec/No yang diberikan site tersebut lebih baik serta
pathloss yang lebih rendah dari site yang connect (terhubung).
c. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Sembada XL
Pada Gambar 4.14 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Sembada belakang Carefour Padang Bulan.
45
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14 Hasil capture software tems jalan Sembada XL
Pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -98 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -19 dB (sangat jelek). Site yang connect adalah cell id md3g3_51458
atau site name BUNGA_MAWAR_MEDAN. Jarak antara UE dengan node B
sekitar 0,40 km. Secara teori dari persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini
adalah sebesar 129.213 dB. Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot
dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Hasil capture software Map Info jalan Sembada XL
46
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.15 menujukkan site yang connect yaitu md3g3_51458 yang
merupakan sektor 2 dari node B tidak mengarah ke posisi UE. Hal tersebut yang
menyebabkan daya yang diberikan site tersebut tidak optimal meskipun jarak
antara UE dan node B tidak terlalu jauh. Peristiwa tersebut dapat dibuktikan dari
site neighbor MD3G3_31367 memiliki jarak 0,90 km dari UE memberikan level
daya yang lebih baik dari site yang connect. Sudut site sektor 2 tersebut mengarah
langsung ke UE sehingga level daya yang diberikan lebih baik yaitu RSCP -92
dBm dan Ec/No -13 dB. Sehingga operator XL dapat mensetting ulang sudut
antena node B ke arah yang lebih tepat ke UE atau menambah site baru agar
daerah coverange nya lebih maksimal.
d. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Sei Padang
Pada Gambar 4.16 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Sei Padang.
Gambar 4.16 Hasil capture software tems jalan Sei Padang
47
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -100 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -18,5 dB (kategori sangat jelek). Site yang connect adalah cell id
MD3G38573
atau
site
name
MC3223857G_3G_DOKTOR_MANSYUR_
SELAYANG. Jarak antara UE dengan node B sekitar 0,33 km. Secara teori dari
persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 126.270 dB.
Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar
4.17.
Gambar 4.17 Hasil capture software Map Info jalan Sei Padang
Pada Gambar 4.17 menunjukkan site yang connect yaitu MD3G38573 yang
merupakan sektor 3 dari node B tidak mengarah ke posisi UE. Hal tersebut yang
menyebabkan daya yang diberikan site tersebut jelek. Pada site neighbor dengan
cell id MD3G_57155 dengan jarak 0,45 km memberikan daya level yang lebih
baik yaitu Ec/No -9,5 dB (cukup bagus) dan RSCP -90 dBm (kurang bagus). Pada
keadaan normal seharusnya sudah terjadi handover dari site MD3G38573 ke site
48
Universitas Sumatera Utara
MD3G_57155 akan tetapi sinyal UE gagal berpindah sehingga daya pacar yang
diterima oleh UE tidak optimal.
e. Badspot Ec/No jalan Sembada TSEL
Pada Gambar 4.18 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator Telkomsel di jalan Sembada.
Gambar 4.18 Hasil capture software tems jalan Sembada TSEL
Pada Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar Ec/No yang di
terima UE sebesar -18,5 dB (kategori sangat jelek). Site yang connect adalah site
name Citra garden 4. Jarak antara UE dengan node B sekitar 0,14 km. Secara teori
dari persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 113.632 dB.
Level daya yang diterima UE sangat jelek disebabkan sudut pancar site Citra
garden 4 tidak mengarah ke posisi UE. Site neigbor untuk daerah badspot tersebut
memberikan level daya yang jelek dikarena adanya pillot pollution yaitu keadaan
dimana tidak ada site yang dominan untuk mengcover daerah tersebut. Sebagai
solusi, agar melakukan setting ulang tiap node B disekitar jalan Sembada agar
membagi daerah coverange sinyalnya sehingga tidak terjadi pillot pollution.
49
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 4, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengukuran DT Benchmark pada bulan September 2016
Nilai parameter KPI RSCP acceptance untuk operator Telkomsel sebesar
99,98% dan XL 96,94%, parameter Ec/No acceptance pada operator
Telkomsel sebesar 93,53% dan operator XL 93,74%, parameter SQI
acceptance pada operator Telkomsel sebesar 84,57% dan operator Xl
80,62%.
2. Nilai acceptance CSSR Telkomsel sebesar
dan operator XL
. Nilai acceptance CCSR pada operator Telkomsel dan XL sebesar
100%. CDR acceptance pada operator Telkomsel dan XL sebesar 0%.
Nilai CCR pada operator Telkomsel sebesar 6,25% dan operator XL
21,88%
3. Berdasarkan perhitungan teori pathloss cos 231 dan NLOS 3GPP semakin
dekat antena node B dengan pengguna (UE) maka rugi-rugi yang
dihasilkan akan semakin sedikit.
4. Berdasarkan analisis pengukuran jumlah node B sangat berpengaruh
terhadap performansi jaringan yang diberikan.
50
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Penelitian
Pada bab 3 ini dilakukan analisis pengukuran jaringan 3G voice dengan
metode drive test benchmark melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan kajian pustaka
terhadap analisis pengukuran pada jaringan 3G serta kajian pustka tentang drive
test benchmark.
b. Pengumpulan data spesifikasi node B
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang informasi data node B
seperti tinggi node B, frekuensi yang digunakan, cell id, longitude dan latitude
node B serta antena direction (sudut pacar antena).
c. Persiapan pengukuran drive test
Pengukuran dengan tugas akhir ini menggunakan 2 buah software yaitu
Tems Investigation 11 dan Map Info Profesional 11. Peralatan atau tools yang
digunakan dalam pengukuran drive test adalah GPS (Global Position System), UE
(User Equipment), laptop, USB Hub, Inverter dan Mobil.
d. Pentuan Lokasi pengukuran
Lokasi pengukuran dalam tugas akhir ini dilakukan pada daerah Medan
Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
e. Pelaksanaan pengukuran
Pelaksanaan pengukuran dilaksanakan secara mobility yaitu dengan
membandingkan kualitas jaringan 2 operator telekomunikasi yaitu Telkomsel dan
16
Universitas Sumatera Utara
XL dengan rute yang sama dan data yang diambil juga sama. Untuk metode
pelaksanan pengukuran menggunakan software Tems Investigation 11 dengan
konfigurasi sebagai berikut :
1. Idle Lock 3G menggunakan hadset SE K800i dimana UE hanya
mendapatkan jaringan 3G selama pengukuran berlangsung.
2. Voice short Call yaitu (120 detik dedicate dan 10 detik idle)
menggunakan SE K800i dimana proses panggilan berlangsung selama
120 detik dengan jeda waktu antar tiap panggilan 10 detik.
f. Analisis pengukuran
Pada tugas akhir ini akan menganalisis data hasil pengukuran berdasarkan
parameter KPI (Key Performance Indicator).
Adapun blok diagram analisis pengukuran kualitas jaringan 3G ditunjukkan
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Blok diagram model sistem
17
Universitas Sumatera Utara
3.2 Peralatan Penelitian
Pelaksanaan pengukuran drive test benchmark membutuhkan berberapa
tools agar dapat bekerja dengan optimal. Tools yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Tems Investigation 11
Tems Investigation merupakan salah satu software yang diproduksi oleh
perusahaan Ericsson dengan tujuan untuk mengukur kualitas jaringan, monitoring
dan perbaikan masalah yang berhubungan dengan sinyal. Tems dapat digunakan
untuk outdoor (luar ruangan) yaitu dilakukan dengan berkendara mengelilingi
rute tertentu dan dapat digunakan untuk walk test yaitu untuk digunakan di dalam
ruangan, dilakukan dengan berjalan kaki. Gambar 3.2 menunjukkan software
Tems Investigation 11.
Gambar 3.2 Software Tems Investigation 11
Bagian-bagian yang digunakan pada saat pengukuran dalam drive test
meliputi :
18
Universitas Sumatera Utara
1. Toolbar
Toolbar berisi menu perintah utama sebagai monitoring software.
Pemanggilan perintah dapat dilakukan pada menu toolbar yang terdiri
dari file, view, logfile, scanning, configuration, control, presentation,
worksheet, window dan help.
2. Command Sequence
Command Sequence berfungsi sebagai tempat memberikan perintah
seperti dial voice, dial up connection, download serta upload.
3. Map
Berisikan peta dan positioning dengan menggunakan bantuan GPS
(Global Position System).
4. WCDMA Serving / Active Set
Blok monitoring yang digunakan untuk memperlihatkan antena site atau
sektor mana yang melakukan serving dan mengamati perolehan
parameter kualitas sinyal seperti RSCP, Ec/No, SQI.
5. Event
Memperlihatkan data even tems seperti call setup, handover, call
attempt, block call dan lain-lain.
b. Map Info Profesional 11
Map info Profesional merupakan sebuah software yang memiliki
kemampuan menggabungkan dan menampilkan sebuah peta/lokasi dengan data
yang berasal dari berbagai sumber. Software ini bertujuan untuk mempermudah
perkerjaan dalam pemetaan suatu daerah dengan memasukkan berbagai elemen
kedalam peta tersebut.
19
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal kombinasi terhadap software Tems Investigation, software ini
berfungsi sebagai support dalam hal rute atau map jalan sebagai acuan untuk
melakukan mobility. Untuk ekstrak hasil file data dari hasil pengukuran dengan
tems investigation dapat buka pada software ini dengan tujuan agar mudah
dianalisis. Gambar 3.3 menunjukkan software Mapinfo Profesional 11.
Gambar 3.3 Software Tems Investigation 11
c. GPS (Global Positioning System)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem untuk menentukan letak
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. Dalam pengukuran
yang dilakukan GPS berfungsi untuk menentukan titik dimana user atau pengguna
berada. Gambar 3.4 menunjukkan GPS yang digunakan untuk drive test.
Gambar 3.4 GPS (Global Positioning System)
20
Universitas Sumatera Utara
d. UE (User Equipment) dan kabel data
Dalam pengukuran ini menggunakan perangkat Sony Ericson K800i yang
telah diinstal dengan software tems di perangkatnya. Pengukuran kualitas jaringan
yang akan di ukur menggunakan 2 UE yaitu untuk Operator Telkomsel dan
Operator XL.
Kabel data digunakan sebagai penguhubung antara UE (User Equipment)
dalam hal ini yaitu perangkat K800i dengan Laptop. Perangkat UE K800i dan
kabel data dapat dilihat pada Gambar 3.5.
.
Gambar 3.5 K800i dan kabel data
e. Laptop dan USB HUB
Laptop digunakan sebagai tempat bekerja. Laptop yang digunakan adalah
yang telah terinstal software tems investigation dan map info profesional sebagai
alat untuk mengukur.
Karena keterbatasan port USB pada laptop maka untuk memudahkan
pekerjaan dalam pengukuran digunakan perangkat tambahan yaitu USB HUB
21
Universitas Sumatera Utara
yang fungsinya sama seperti port USB pada laptop yaitu untuk menggabungkan
perangakat dengan laptop. Laptop dan port USB dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Laptop dan port USB
f.
Mobil dan Inverter
Mobil dan Inverter digunakan pada saat pengukuran berlangsung. Mobil
digunakan sebagai kendaraan untuk melakukan Mobility melalui rute tertentu.
Inverter berfungsi sebagai sumber tegangan untuk laptop karena sumber tegangan
baterai pada laptop memiliki kapasitas yang rendah sendangkan perjalanan atau
rute jauh. Inverter langsung tersambung dengan aki mobil sebagai sumber
tegangan. Pada Gambar 3.7 dapat dilihat gambar dari pemasangan inverter dalam
mobil ke laptop.
Gambar 3.7 Gambar inverter pada mobil
22
Universitas Sumatera Utara
3.3 Rute Map Pengukuran
Daerah yang akan dilakukan pengukuran adalah Medan Baru. Medan Baru
merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang ada di kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia. Kecamatan Medan baru berbatasan dengan Medan Sunggal dan Medan
Selayang di sebelah barat, Medan Polonia di timur, Medan Johor di selatan dan
Medan Petisa di Utara. Luas wilayah Medan Baru adalah 5,84 Km² dengan
kepadatan penduduknya 7.434,08 jiwa/km².
Rute map pengukuran di buat dengan tools Map Info Profesional
berdasarkan rute yang diinginkan. Gambar 3.8 menunjukkan rute didaerah Medan
Baru.
Gambar 3.8 Rute Medan Baru
23
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Umum
Teknologi 3G merupakan salah satu layanan operator telekomunikasi
kepada pelanggan. Dengan besarnya jumlah pengguna dan frekuensi yang terbatas
menjadi tantangan bagi operator telekomunikasi untuk memberikan layanan yang
optimal. Agar layanan yang diberikan tetap optimal maka drive test dapat
dilakukan.
Pada bab 4 akan menunjukkan hasil pengukuran dan analisis drive test
benchmark berdasarkan parameter KPI seperti CPICH RSCP, CPICH Ec/No, SQI,
CSSR, CCSR, CDR, CCR dan analisis call event seperti call setup, call attempt,
call block, call drop. Pada bab ini juga akan menunjukan hasil analisa dari daerah
yang mengalami badspot dan yang mengalami drop call serta perhitungan
pathloss dengan metode empiris cost 231 dan NLOS 3GPP.
4.2
Hasil Pengukuran Drive Test
Pengukuran dengan metode drive test benchmark dilakukan di daerah
Medan Baru dan mengambil data voice. Berikut ini adalah hasil dari pengukuran
drive test benchmark berdasarkan parameter KPI.
1.
CPICH RSCP (Common Pilot Channel Received Signal Code Power)
CPICH RSCP merupakan besar daya atau kuat pancar sinyal yang diterima
UE oleh node B. Gambar 4.1 dan 4.2 akan menunjukkan hasil dari RSCP operator
Telkomsel dan XL pada daerah Medan Baru.
24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hasil Capture CPICH RSCP Operator Telkomsel
Gambar 4.2 Hasil Capture CPICH RSCP Operator XL
Parameter CPICH RSCP operator Telkomsel yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1 untuk range level RSCP dalam kategori sangat bagus
(-65 s/d 0
dBm) mencapai 56,07%, kategori bagus (-75s/d-65dBm) mencapai 32,17%,
25
Universitas Sumatera Utara
kategori cukup bagus (-80 s/d-75dBm) mencapai 8,86%, kategori kurang bagus
(-95 s/d-80dBm) mencapai 2,88%, kategori jelek (-105s/d-95dBm) 0% dan
kategori sangat jelek (-120s/d-105dBm) 0%.
Level CPICH RSCP pada operator XL yang dapat dilihat pada Gambar 4.2,
maka dapat dilihat bahwa range level kategori sangat bagus (-65 s/d 0dBm)
mencapai 3,48%, dengan kategori bagus (-75 s/d -65dBm) mencapai 31,49%,
kategori cukup bagus (-80s/d-75dBm) mencapai 19,87%, dengan kategori kurang
bagus (-95 s/d -80 dBm) mencapai 42,10%, kategori jelek (-105 s/d -95 dBm)
mencapai 2,98% dan kategori sangat jelek (-120 s/d -105 dBm) mencapai 0,03%.
Target nilai KPI untuk paremter CPICH RSCP dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Target KPI tersebut didapat dari hasil kesepakantan antar operator telekomunikasi
dengan presentasi nilai acceptance ≥ 95 %.
Tabel 4.1 Tabel nilai Acceptance KPI CPICH RSCP
Type
layanan
Coverage
Parameter
Metode
Pengukuran
Target
KPI
CPICH RSCP
Drive Test
≥ 95 dBm
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
diperlihatkan bahwa untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat RSCP
≥ 95 dBm adalah sebesar 99,98%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi
target KPI ≥ 95 dBm adalah sebesar 96,94%. Gambar 4.3 merupakan grafik
presentase KPI acceptance untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
26
Universitas Sumatera Utara
RSCP
100,00%
TSEL
98,00%
XL
96,00%
94,00%
TSEL
XL
Gambar 4.3 Grafik KPI RSCP ≥ 95 dBm Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat diketahui bahwa operator Telkomsel dan XL telah
memenuhi target nilai KPI acceptance parameter RSCP karena nilai presentase
RSCP operator Telkomsel dan XL ≥ 95 %.
2.
CPICH Ec/No (Common Pilot Channel Energy carrier per Noice)
Ec/No adalah paramter untuk melihat kualitas suara. Pada Gambar 4.4 dan
4.5 menunjukkan hasil capture Ec/No dari software tems pada daerah Medan
Baru.
Gambar 4.4 Hasil Capture CPICH Ec/No Operator Telkomsel
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Hasil Capture CPICH Ec/No Operator XL
Pada Ec/No operator Telkomsel dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
presentase level Ec/No dalam kategori sangat bagus (-6 s/d 0 dB) mencapai
57,30%, pada kategori bagus (-9 s/d -6 dB) mencapai 23,95%, pada kategori
cukup bagus (-12 s/d -9 dB) mencapai 12,28%, kategori kurang bagus (-15 s/d -12
dB) mencapai 5,50%, kategori jelek (-18 s/d -15 dB) mencapai 0,55% dan pada
kategori sangat jelek (-25 s/d -18 dB) mencapai 0,42%.
Untuk operator XL untuk level CPICH Ec/No dari Gambar 4.5 dapat dilihat
bahwa presentasi Ec/No dalam kategori sangat bagus (-6 s/d 0 dB) mencapai
52,71%, pada kategori bagus (-9 s/d -6 dB) mencapai 25,69%, pada kategori
cukup bagus (-12 s/d -9 dB) mencapai 15,39%, kategori kurang bagus (-15 s/d -12
dB) mencapai 5,32%, pada kategori jelek (-18 s/d -15 dB) mencapai 0,58% dan
pada kategori sangat jelek (-25 s/d -18 dB) mencapai 0,27%.
Nilai acceptance CPICH Ec/No yang telah ditetapkan oleh operator
telekomunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 dengan nilai acceptance ≥ 95 %.
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Tabel Acceptance KPI CPICH Ec/No
Type
layanan
Quality
Parameter
Metode
Pengukuran
Target
KPI
CPICH Ec/No
Drive Test
≥ 12 dB
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
diperlihatkan bahwa untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat Ec/No
≥ 12 dB adalah sebesar 93,53%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi target
KPI adalah sebesar 93,74%. Gambar 4.6 merupakan grafik presentase KPI
acceptance untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
Ec/No
93,80%
93,70%
TSEL
93,60%
XL
93,50%
93,40%
TSEL
XL
Gambar 4.6 Grafik KPI Ec/No ≥ 12 dB Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat dilihat bahwa operator Telkomsel dan XL berdasarkan data
hasil pengukuran Ec/No di daerah Medan Baru belum memenuhi target nilai KPI
≥ 12 dB dengan nilai acceptance ≥ 95 %.
29
Universitas Sumatera Utara
3.
SQI (Speech Quality Index)
CPICH SQI adalah indikator kualitas suara dalam keadaan menelepon
(dedicated mode) Pada Gambar 4.7 dan 4.8 menunjukkan SQI (Speech Quality
Indeks) untuk operator Telkomsel dan operator XL pada daerah Medan Baru.
Gambar 4.7 Hasil Capture SQI Operator Telkomsel
Gambar 4.8 Hasil Capture SQI Operator XL
Parameter SQI untuk operator Telkomsel pada Gambar 4.7 dapat dilihat
bahwa presentase level SQI
dalam kategori sangat bagus (18 s/d 30 dBQ)
30
Universitas Sumatera Utara
mencapai 83,18%, pada kategori bagus (10 s/d 18 dBQ) mencapai 1,39% dan
pada kategori jelek (-20 s/d 10 dBQ) mencapai 0,25%.
Paramter SQI untuk operator XL pada Gambar 4.8 dapat dilihat presentasi
SQI dalam kategori sangat bagus (18 s/d 30 dBQ) mencapai 72,92%, pada
kategori bagus (10 s/d 18 dBQ) mencapai 1,70%, dan pada kategori jelek (-20 s/d
10 dBQ) 0%. Target nilai KPI untuk paremter SQI dapat dilihat pada Tabel 4.3
dengan presentasi nilai acceptance ≥ 96 %.
Tabel 4.3 Tabel Acceptance KPI SQI
Type
Metode
Target
layanan
Pengukuran
KPI
Parameter
Quality
SQI
Drive Test
≥ 18 dBQ
Dari data hasil pengukuran drive test pada derah Medan Baru dapat
disimpulkan untuk operator telkomsel yang dapat memenuhi syarat SQI ≥ 18 dBQ
adalah sebesar 84,57%. Untuk operator XL yang dapat memenuhi target KPI SQI
adalah sebesar 80,62%, Gambar 4.9 merupakan grafik presentase KPI acceptance
untuk operator Telkomsel dan XL daerah Medan baru.
SQI
85,00%
TSEL
80,00%
XL
75,00%
TSEL
XL
Gambar 4.9 Grafik SQI ≥ 18 dBQ Operator TSEL dan XL
Sehingga dapat dilihat bahwa operator Telkomsel dan XL berdasarkan data
hasil pengukuran SQI di daerah Medan Baru belum memenuhi target nilai KPI ≥
18 dBQ dengan nilai acceptance ≥ 96 %.
31
Universitas Sumatera Utara
4.
CSSR (Call Setup Succes Rate)
CSSR merupakan tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersedian kanal
suara yang disediakan node B. Data CSSR di peroleh dari hasil drive test
benchmark dengan mode voice short call dengan konfigurasi 120s dedicate dan
10s idle . Tabel 4.4 menunjukkan KPI CSSR dari hasil DT benchmark dan Tabel
4.5 menunjukkan data call event dari software tems investigation pada daerah
Medan Baru.
Tabel 4.4 Tabel Acceptance CSSR
Parameter
Metode Pengukuran
Nilai Acceptance
CSSR
Drive Test
≥ 98 %
Tabel 4.5 Tabel Call Event daerah Medan Baru
Call Event
Blocked Call
Call Attempt
Call Attempt Retry
Call End
Call Established
Call Initiation
Call Setup
TELKOMSEL
2
34
10
32
32
34
32
XL
7
39
1
32
32
39
32
Dari Persamaan 2.4 pada bab 2 dapat menghitung presentase CSSR operator
Telkomsel dan XL sebagai berikut :
a.
32
Universitas Sumatera Utara
b.
Nilai presentase call event CSSR operator Telkomsel adalah sebesar 94,12%
dan operator XL sebesar 82,95 sehingga baik operator telkomsel dan XL belum
memenuhi nilai acceptance CSSR yang nilai nya sebesar ≥ 98 %.
5.
CCSR (Call Completion Success Rate)
CCSR adalah tingkat keberhasilan proses panggilan yang dimulai dari UE
melakukan panggilan dan panggilan tersebut terjawab oleh penerima sampai
percakapan selesai dan koneksi dihentikan secara normal. Tabel 4.6
menunjukkan KPI CCSR yang telah disepakati operator telekomunikasi.
Tabel 4.6 Tabel Acceptance CSSR
Parameter
CSSR
Metode Pengukuran
Drive Test
Nilai Acceptance
≥ 98 %
Dari Persamaan 2.5 didapatkan hasil untuk CCSR untuk operator Telkomsel dan
XL sebagai berikut :
)
(
a.
(
b.
)
(
)
(
)
33
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat dilihat bahwa nilai KPI CCSR Telkomsel dan XL adalah
sebesar 100 % telah memenuhi nilai acceptance CCSR yaitu sebesar ≥ 98 %.
CDR (Call Drop Rate)
6.
CDR presentase tingkat kegagalan maupun tingkat gangguan pada
proses komunikasi. Tabel 4.7 menunjukkan KPI CDR yang telah disepakati
operator telekomunikasi.
Tabel 4.7 Tabel Acceptance CDR
Parameter
CSSR
Metode Pengukuran
Drive Test
Nilai Acceptance
≤ 3%
Dari Persamaan 2.6 didapatkan hasil untuk CDR untuk operator Telkomsel dan
XL sebagai berikut :
a.
b.
Sehingga dapat dilihat bahwa nilai KPI CDR Telkomsel dan XL adalah
sebesar 0% telah memenuhi nilai acceptance CDR yaitu sebesar ≤ 3%.
7.
CCR (Call Congestion Ratio)
Call congestion ratio merupakan presentase kepadatan panggilan yang
disebabkan karena keterbatasan kanal. Dari Persamaan 2.7 didapatkan hasil untuk
CDR untuk operator Telkomsel dan XL sebagai berikut :
a.
34
Universitas Sumatera Utara
b.
4.3 Perhitungan Pathloss
a.
Perhitungan Empiris Pathloss Cost 231
Pada perhitungan empiris cost 231 akan mengambil beberapa sampel data
dari lokasi badspot untuk dihitung secara terori pathloss dari operator Telkomsel
dan XL. Pada Tabel 4.8 berikut ini akan menunjukkan data node b operator XL.
Tabel 4.8 Data node B operator XL cos 231
No
Cell name
(d)
(fc)
(ht) CM
(hr)
1
PADANGBULAN_RUKO
0.47
2155
30
3
1
2
0.4
2155
30
3
1
3
BUNGA_MAWAR_MEDAN
SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
0.62
2155
30
3
1
4
E884G_3G_USU_MEDAN
0.41
2155
30
3
1
Dari Persamaan 2.8 pada bab 2 maka dapat dihitung pathloss berdasarkan
data pada Tabel 4.8 sebagai berikut :
1. Padang Bulan Ruko (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.47) + 3
= 131.680 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) ) – 4.97
= -1.30606
35
Universitas Sumatera Utara
2. Bunga_ Mawar_Medan (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.4) + 3
= 129.213 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )
– 4.97
= -1.30606
3. SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN (XL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.62) + 3
= 135.917 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )2 – 4.97
= -1.30606
4. E884G_3G_USU_MEDAN
Lpath = 46.3 + 33.9 log (2155) – 13.82 log (30) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(30)] log(0.41) + 3
= 129.590 dB
36
Universitas Sumatera Utara
Data node B operator Telkomsel dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data node B operator Telkomsel cos 231
No
1
2
3
4
Cell name
Citra garden 4
Gedung Rektorat USU Macro-8
Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
Kampus USU-9
(d)
0.14
0.06
0.2
0.04
(fc)
2130
2130
2130
2130
(ht)
25
25
35
3
CM (hr)
3
1
3
1
3
1
3
1
Dari Persamaan 2.8 pada bab 2 dapat dihitung pathloss dengan metode cost 231
untuk operator Telkomsel adalah sebagai berikut:
1. Citra garden 4 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (25) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.14) + 3
= 113.632 dB
a(hr) = 3.2 ( log ( 11.75 hr ) )2 – 4.97
= -1.30606
2. Gedung Rektorat USU Macro-8 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (25) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.06) + 3
= 100.479dB
37
Universitas Sumatera Utara
3. Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (35) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(25)] log(0.2) + 3
= 117.818 dB
4. Kampus USU-9 (TSEL)
Lpath = 46.3 + 33.9 log (fc) – 13.82 log (ht) – a(hr) +
[44.9 – 6.55 log(ht)] log(d) + C
= 46.3 + 33.9 log (2130) – 13.82 log (3) – (-1.30606) +
[44.9 – 6.55 log(3)] log(0.04) + 3
= 98.480 dB
b.
Perhitugan pathloss dengan model NLOS 3GPP
Perhitungan pathloss model NLOS 3GPP menggunakan data pengukuran
untuk yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 untuk operator XL dan pada Tabel 4.11
untuk operator XL.
Tabel 4.10 Data Node B Operator XL NLOS 3GPP
No
1
2
3
4
5
Cell name
(d)
(fc)
KAMPUS_USU_MEDAN
350
2155
30
PADANGBULAN_RUKO
SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
470
2155
620
E884G_3G_USU_MEDAN
BUNGA_MAWAR_MEDAN
hBS hUT
W
h
1
20
15
30
1
20
15
2155
30
1
20
15
410
2155
30
1
20
15
400
2155
30
1
20
15
38
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Data Node B Operator Telkomsel NLOS 3GPP
No
1
2
3
4
Cell name
Fakultas Hukum Usu
Gedung Rektorat USU Macro-8
Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
Pembangunan USU
(d)
100
60
200
50
(fc) hBS
2130 26
2130 25
2130 35
2130 25
hr
1
1
1
1
W
20
20
20
20
h
15
15
15
15
Dari Persamaan 2.10 pada 2 bab maka dapat dihitung pathloss operator XL
berdasarkan data pada Tabel 4.10 sebagai berikut :
1. KAMPUS_USU_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(350)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 176,498 dB
2. PADANGBULAN_RUKO
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(470)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 181,471 dB
3. SIMPANG_ISKANDAR_MUDA_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(620)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 186,143 dB
39
Universitas Sumatera Utara
4. E884G_3G_USU_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(410)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 179,167 dB
5. BUNGA_MAWAR_MEDAN
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/30)²)log(30)+
(43,42-3,1log(30))(log(400)-3)+20log(2155)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 178 ,751 dB
Dari Persamaan 2.10 pada 2 bab maka dapat dihitung pathloss operator
Telkomsel berdasarkan data pada Tabel 4.11 sebagai berikut :
1. Fakultas Hukum Usu
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/26)²)log(26)+
(43,42-3,1log(26))(log(100)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 156 ,963 dB
2. Gedung Rektorat USU Macro-8
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
40
Universitas Sumatera Utara
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/25)²)log(25)+
(43,42-3,1log(25))(log(60)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 148 ,733 dB
3. Bumi Asri 2 ex Split Cell MDN828W-5
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/35)²)log(35)+
(43,42-3,1log(35))(log(200)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 165,154 dB
4. Pembangunan USU
PL=161,04-7,1log(W)+7,5log(h)-(24,37-3,7(h/hBS)²)log(hBS)+
(43,42-3,1log(hBS))(log(d)-3)+20log(fc)-(3,2(log(11,75(hUT))²-4,97)
PL=161,04-7,1log(20)+7,5log(15)-(24,37-3,7(15/25)²)log(25)+
(43,42-3,1log(25))(log(50)-3)+20log(2130)-(3,2(log(11,75(1))²-4,97)
= 145,679 dB
4.4 Analisis Pengukuran
Pada hasil pengukuran yang telah di lakukan pada daerah Medan Baru
memiliki beberapa daerah dengan level CPICH RSCP dan CPICH Ec/No pada
kategori jelek yang disebut dengan istilah badspot. Berikut ini merupakan analisis
daerah badspot berdasarkan hasil pengukuran menggunakan software Tems
Investigation 11 dan Map Info Profesional 11.
41
Universitas Sumatera Utara
a. Badspot CPICH RSCP jalan dr.Masyur pintu 2 USU
Pada Gambar 4.10 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan dr.Mansyur pintu 2 USU
Gambar 4.10 Hasil capture software tems jalan dr.Masyur
Pada Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa level RSCP berada pada kategori
jelek (-101dBm). Site yang connect (terhubung) dengan UE adalah cell id
MD3G32543 atau site name PADANGBULAN_RUKO. Site tersebut memiliki
ketinggian 30 meter dan jarak antara UE dengan node B sekitar 0,47 km. Pada
lokasi node B
dan UE ada obstacle (penghalang) berupa gedung Fakultas
Kedoteran yang memiliki tinggi gedung sekitar 15 meter, sedangkan tinggi antena
UE sekitar 1 meter. Sehingga menyebabkan UE tidak mendapatkan power yang
maksimal dari node B. Selain itu jarak yang terlalu jauh antara UE dan node B
mengakibatkan pathloss (rugi-rugi) yang semakin besar. Secara teori dari
persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 131.680 dB.
42
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar
4.11.
Gambar 4.11 Hasil capture software Map info jalan dr.Masyur
Site neighbor (site tetangga) untuk lokasi badspot tersebut adalah di sebelah
timur laut dari posisi UE dengan site name md3g37632 tinggi antena 30 meter dan
terletak di jalan KH Wahid Hasyim. Jarak antara node B dengan UE sekitar 0,62
km. Pada keadaan ini level RSCP yang diterima UE lebih buruk yaitu -105 dBm.
Hal tersebut terjadi karena jarak antar node B dan UE yang semakin jauh dan ada
obstacle yang menghalangi daya pacar antena yaitu gedung rumah sakit USU.
Penambahan site menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas
RSCP pada lokasi tersebut. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan site
neighbor md3g238157 karena jarak dari lokasi UE lebih dekat. Akan tetapi sudut
antena harus diubah mengarah ke lokasi badspot agar kuat pancar yang diberikan
antena sampai pada lokasi UE.
43
Universitas Sumatera Utara
b. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Civitas Akedemika USU
Pada Gambar 4.12 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Civitas Akedemika USU.
Gambar 4.12 Hasil capture software tems jalan Civitas Akedemika
Pada Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -98 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -14 dB (kategori kurang bagus). Site yang connect adalah cell id
MD3G3_58849 atau site name E884G_3G_USU_MEDAN. Jarak antara UE
dengan node B sekitar 0,41 km. Secara teori dari persamaan cost 231 pathloss
node B dan UE ini adalah sebesar 129.590 dB. Untuk melihat posisi site neighbor
pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar 4.13.
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Hasil capture software Map Info jalan Civitas Akedemika
Site neighbor yang tersurfing oleh UE pada Gambar 4.12 adalah site dengan
cell
id
MD3G3_12721
USU_MEDAN. Jarak
atau
site
name
322C272G_3G_KAMPUS_
antar node B dan UE sekitar 0.35 km. Site neighbor
tersebut memberikan daya RSCP dan Ec/No yang lebih baik yaitu -93 dBm
(kategori kurang baik) dan -7,3 dB (kategori Bagus). Secara teori perhitungan
pathloss (rugi-rugi) untuk site neighbor tersebut adalah 127.170 dB. Pada keadaan
normal
seharusnya
terjadi
handover
(perpindahan
site)
dari
site
E884G_3G_USU_MEDAN ke site 322C272G_3G_ KAMPUS_USU_MEDAN
karena daya pacar RSCP dan Ec/No yang diberikan site tersebut lebih baik serta
pathloss yang lebih rendah dari site yang connect (terhubung).
c. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Sembada XL
Pada Gambar 4.14 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Sembada belakang Carefour Padang Bulan.
45
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14 Hasil capture software tems jalan Sembada XL
Pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -98 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -19 dB (sangat jelek). Site yang connect adalah cell id md3g3_51458
atau site name BUNGA_MAWAR_MEDAN. Jarak antara UE dengan node B
sekitar 0,40 km. Secara teori dari persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini
adalah sebesar 129.213 dB. Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot
dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Hasil capture software Map Info jalan Sembada XL
46
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.15 menujukkan site yang connect yaitu md3g3_51458 yang
merupakan sektor 2 dari node B tidak mengarah ke posisi UE. Hal tersebut yang
menyebabkan daya yang diberikan site tersebut tidak optimal meskipun jarak
antara UE dan node B tidak terlalu jauh. Peristiwa tersebut dapat dibuktikan dari
site neighbor MD3G3_31367 memiliki jarak 0,90 km dari UE memberikan level
daya yang lebih baik dari site yang connect. Sudut site sektor 2 tersebut mengarah
langsung ke UE sehingga level daya yang diberikan lebih baik yaitu RSCP -92
dBm dan Ec/No -13 dB. Sehingga operator XL dapat mensetting ulang sudut
antena node B ke arah yang lebih tepat ke UE atau menambah site baru agar
daerah coverange nya lebih maksimal.
d. Badspot RSCP dan Ec/No jalan Sei Padang
Pada Gambar 4.16 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator XL di jalan Sei Padang.
Gambar 4.16 Hasil capture software tems jalan Sei Padang
47
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar (RSCP) yang di
terima oleh UE sebersar -100 dBm (kategori jelek) dan level Ec/No yang di terima
UE sebesar -18,5 dB (kategori sangat jelek). Site yang connect adalah cell id
MD3G38573
atau
site
name
MC3223857G_3G_DOKTOR_MANSYUR_
SELAYANG. Jarak antara UE dengan node B sekitar 0,33 km. Secara teori dari
persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 126.270 dB.
Untuk melihat posisi site neighbor pada titik badspot dapat dilihat pada Gambar
4.17.
Gambar 4.17 Hasil capture software Map Info jalan Sei Padang
Pada Gambar 4.17 menunjukkan site yang connect yaitu MD3G38573 yang
merupakan sektor 3 dari node B tidak mengarah ke posisi UE. Hal tersebut yang
menyebabkan daya yang diberikan site tersebut jelek. Pada site neighbor dengan
cell id MD3G_57155 dengan jarak 0,45 km memberikan daya level yang lebih
baik yaitu Ec/No -9,5 dB (cukup bagus) dan RSCP -90 dBm (kurang bagus). Pada
keadaan normal seharusnya sudah terjadi handover dari site MD3G38573 ke site
48
Universitas Sumatera Utara
MD3G_57155 akan tetapi sinyal UE gagal berpindah sehingga daya pacar yang
diterima oleh UE tidak optimal.
e. Badspot Ec/No jalan Sembada TSEL
Pada Gambar 4.18 menunjukkan hasil capture dari software drive test pada
titik badspot operator Telkomsel di jalan Sembada.
Gambar 4.18 Hasil capture software tems jalan Sembada TSEL
Pada Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa kuat daya pacar Ec/No yang di
terima UE sebesar -18,5 dB (kategori sangat jelek). Site yang connect adalah site
name Citra garden 4. Jarak antara UE dengan node B sekitar 0,14 km. Secara teori
dari persamaan cost 231 pathloss node B dan UE ini adalah sebesar 113.632 dB.
Level daya yang diterima UE sangat jelek disebabkan sudut pancar site Citra
garden 4 tidak mengarah ke posisi UE. Site neigbor untuk daerah badspot tersebut
memberikan level daya yang jelek dikarena adanya pillot pollution yaitu keadaan
dimana tidak ada site yang dominan untuk mengcover daerah tersebut. Sebagai
solusi, agar melakukan setting ulang tiap node B disekitar jalan Sembada agar
membagi daerah coverange sinyalnya sehingga tidak terjadi pillot pollution.
49
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 4, maka dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengukuran DT Benchmark pada bulan September 2016
Nilai parameter KPI RSCP acceptance untuk operator Telkomsel sebesar
99,98% dan XL 96,94%, parameter Ec/No acceptance pada operator
Telkomsel sebesar 93,53% dan operator XL 93,74%, parameter SQI
acceptance pada operator Telkomsel sebesar 84,57% dan operator Xl
80,62%.
2. Nilai acceptance CSSR Telkomsel sebesar
dan operator XL
. Nilai acceptance CCSR pada operator Telkomsel dan XL sebesar
100%. CDR acceptance pada operator Telkomsel dan XL sebesar 0%.
Nilai CCR pada operator Telkomsel sebesar 6,25% dan operator XL
21,88%
3. Berdasarkan perhitungan teori pathloss cos 231 dan NLOS 3GPP semakin
dekat antena node B dengan pengguna (UE) maka rugi-rugi yang
dihasilkan akan semakin sedikit.
4. Berdasarkan analisis pengukuran jumlah node B sangat berpengaruh
terhadap performansi jaringan yang diberikan.
50
Universitas Sumatera Utara