Makalah Belajar yang Efektif dan Efisien (1)

MAKALAH BELAJAR YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

OLEH

NURAINI ABBAS
1401100046

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur say panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya saya
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Belajar yang Efektif dan Efisien”. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil
menyelesaikannya dengan baik, berkat campur tangan Tuhan Yang Maha Esa
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana cara belajar yang efektif
dan efisien agar menjadi sebuah belajar yang berkualitas yang dilihat dari berbagai cara yakni

strategi belajar yang efektif dan efisien, gaya belajar, prinsip belajar dan sebagainya. Makalah ini
di susun oleh saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kekurangan, penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Terimakasih.

Kupang, November 2017

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………….......... 1
Rumusan Masalah ………………………………………………. 2
Tujuan Praktikum..……………………………………………… 2

BAB II : LANDASAN TEORI………………………………………………………. 3
BAB III : METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan ..……………………………………………….. 4
Prosedur Praktikum.……………………………………………. 4
Waktu dan Tempat……………………………………………… 4

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil……………a……………………………………………….. 5
Pembahasan…………………………………………………...... 6

BAB V : PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………….... 8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai
keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan

kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya
belajar siswa. Di sisi lain menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh. Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui
penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu
memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa
lebih terpusat perhatiannya secara penuh.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang di maksud dengan belajar?
Apa sajakah persiapan belajar?
Bagaimana strategi belajar yang efektif dan efisien

Bagaimana gaya belajar dan prinsip belajar yang baik?
Apa saja modalitas dan cirri-ciri belajar?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Agar kita mengetahui pengertian belajar
Agar kita mengetahui persiapan untuk belajar
Agar kita mengetahui strategi belajar yang efektif dan efisien
Agar kita mengetahui gaya belajar dan prinsip belajar

5. Agar kita mengetahui modalitas dan cirri-ciri belajar

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri
dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Defenisi belajar menurut para Ahli
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli:
1. Gagne (The Conditions of learning 1977)
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan

sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah.
2. Arno F. Wittig ( Psychology of Learning 1981 )
Perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil belajar.

3. James Patrick Chaplin ( Dictionary of Psychology 1985 )
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya
latihan khusus.
4. Hintzman, Douglas L ( The Psychology of Learning and Memory 1987 )
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

B.
C. Strategi Belajar yang Efektif dan Efisien

Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik dari

segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar efesien adalah
cara belajar yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Yang
diminilkan disini juga berupa waktu, tempat, sarana dan prasarana belajar dan lain-lain. Biasanya
seseorang belajar tidak terlalu lama, tetapi sangat menguasai materi tersebut, karena orang
tersebut kemungkinan mempunyai cara efisien dalam belajar, selain metode yang mereka
gunakan dalam belajar. Yang perlu diingat disini adalah, tidak ada orang pintar atau bodoh dalam
belajar, yang ada hanyalah orang malas, dan tak tahu cara belajar yang baik.
Dibawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien:
1. Jangan paksa belajar pada satu kegiatan

Bagi warga belajar yang istiqomah (rutin) belajar, ia akana meluangkan waktu setiap hari
meskipun sebentar untuk mengulang pelajaran, latihan atau sekedar membaca materi pokok
pelajaran. Kebiasaan ini sangat baik, jika dilakukan setiap hari. Hal itu, lebih baik ketimbang
belajar satu sesi menjelang ujian, atau semester. seperti kata pepatah: “Sedikit demi sedikit lamalama menjadi bukit.”
2. Saat mau belajar memiliki rencana
Rencana belajar maksudnya adalah memiliki jadwal-jadwal belajar di luar sekolah. Buatlah
jadwal belajar harian, mingguan jam demi jam. Lalu usahakan dengan tegas, dan tepati semua
jadwal yang kamu buat. Bagi warga belajar yang tidak teratur, biasanya tidak sebagus yang
memiliki rencana dan rutin belajar.
3. Tepati rencana belajar sebagai kebiasaan

Memiliki jadwal belajar itu bagus, yang terpenting dari itu adalah meneptai kegiatan jadwal
belajar itu sesuai waktu yang ditetapkan dengan rutin dan menjadi kebiasaan. Misalnya, setiap
malam jam 20.00 – 21.00 Wib. Nah, jika ini rutin dilakukan, maka kamu akan lebih fokus dan
menikmati proses belajar sebagai bagian dari jam tubuh kamu seperti juga makan dan ibadah.
Dampak dari semuanya, secara psikologis akan lebih tenang, fresh dan percaya diri serta lebih
produktif.
4. Memiliki tujuan khusus di setiap kegiatan belajar
Tujuan khsusus dalam setiap sesi belajar itu maksudnya agar saat mau belajar sudah siap mau
menyelesaikan problem apa, atau hendak memahami sesuatu yang dicari. Nah, dengan demikian,
cobalah kamu mengatur tujuan belajar yang kamu lakukan itu setiap hari secara spesifik pada
masalah yang telah disusun. Ini akan membantu sekali pada keseluruhan topi pelajaran yang
diajarkan di sekolah.
5. Sekali-kali jangan menunda belajar
Kebanyakan pelajar (warga belajar) ada yang suka dan tidak suka dalam mata pelajaran.
Dampaknya, jika kamu tidak suka dengan pelajaran tersebut akan mudah menunda belajar, dan
lebih memilih kegiatan lain.

Nah, warga belajar yang berhasil, biasanya tidak pernah menunda sesi belajar meski sibuk
sekalipun. Jika kamu melakukan penundaan, maka masalah akan bertumpuk-tumpuk dan ini
menjadi penyebab kegagalan dalam belajar. Jadi, sekali-kali jangan menunda belajar!

6. Dahulukan pelajaran yang paling sulit
Karena pelajaran yang sulit butuh konsentrasi tinggi, usaha dan mental pelajar, maka dahulukan
dan jadikan perhatian yang utama. Nah, jika kamu memulai dengan yang sulit-sulit, percaya atau
tidak, ini akan mengantarkan kamu menjadi pelajar yang meningkat dan sangat akan sangat
efektif bagi kelangsungan pembelajaran kamu.
7. Selalu mengulang catatanmu sebelum mulai mengerjakan tugas
Pastikan kamu mengulang atau membaca terlebih dahulu catatan yang dimiliki sebelum
mengerjakan tugas. Karena itu, buatlah catatan yang baik selama mengikuti pelajaran di kelas.
Karena hal ini akan membantu untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang harus
diselesaikan. Jadi, pastikan kamu tahu persis bagaimana mengerjakan tugas utama itu dengan
benar.
8 gangguan selama belajar. Jangan biarkan ada
Hal yang bisa menenangkan itu perlu dicari. Karena itu, carilah tempat belajar yang aman dari
gangguan. Sebab, saat kamu terganggu, maka ini akan mengganggu konsentrasi belajar dan ini
sungguh mengganggu beljar kamu.
9. Ikuti belajar kelompok dengan efektif
Percaya atau tidak, belajar kelompok dengan efektif akan membawa banyak keuntungan. Seperti
mendapat bantuan teman, menyelesaikan tugas dengan cepat, memahami konsep dengan tepat
dan bisa berbagi pengetahuan dengan teman-teman lainnya. Masih ingatkah pepatah, “Dua
kepala lebih baik daripada satu kepala?”. Jadi, gunakan pepatah ini untuk belajar. Lalu mana

kelompok belajar yang tidak efektif? yaitu mereka yang minim dari persiapan dan strategi
belajar.
10. Catat ulang setiap tugas, dan materi setiap minggu terakhir

Ada pengalaman yang bagus dari kebiasaan para pelajar yang sukses yaitu mereka selalu setiap
akhir pekan mengulang catatannya. Kenapa begitu? Karena dengan mengulang catatan setiap
akhir minggu, maka satu sisi dia lebih menguasai pelajaran selama seminggu, dan akan
mempersiapkan materi apa saja yang belum dikuasai pada minggu berikutnya sehingga kamu
akan lebih siap menerima konsep-konsep baru dalam pelajaran pada minggu berikutnya.
11. Hindari Belajar Berlebihan
Ternyata sesuatu yang berlebihan tidaklah bagus, begitu juga dalam belajar, seperti jika waktu
ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering
dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang
atau membuat contekan.Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika
bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anakanak.
12. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian, karena dengan
mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga
tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan
selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya.

13. Disiplin Dalam Belajar
Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan disiplin dalam
berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat disiplin dalam diri Anda, dapat dipastikan
pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien.
14. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Ada pepatah Malu bertanya sesat di jalan, ternyata pepatah ini benar, terlebih jika dalam
pelajaran. Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika
kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan
jangan bersifat menguji orang yang kita tanya.
15. Belajar Dengan Serius dan Tekun

Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena
bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika
waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika
Anda sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal.
Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang
salah dijawab.

Kondisi efektif
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat
membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam
menciptakan kondisi yang baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi
internal merupakan kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan,
keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada
di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan
fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan
teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu
konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang
diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap.[16] Keberhasilan dalam proses pembelajaran
di kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor, diantaranya
keaktifan siswa, tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan
beberapa faktor lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang
efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Melibatkan Siswa secara aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian
aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat
digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :
a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.
b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.
c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan
guru dsb.
d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb.
Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi tujuan mana
yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas kegiatan pembelajaran
siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas
siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :



Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan
berbagai teknik mengajar.



Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.



Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus
mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.

2. Menarik minat dan perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan
siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa.
Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan
pembelajaran yang diminati.[17]
3. Membangkitkan motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk
melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas
guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar[18]. Berikut ini
beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :


Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya;



Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada
siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa
terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.



Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.



Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses
dengan usahanya sendiri;



Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.



Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.

4. Memberikan pelayanan individu Siswa
Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah kurangnya pemahaman guru
tentang perbedaan individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa
dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka dalam
menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya keterampilan guru di dalam

memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan
kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan individu siswa.[19]
Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara
perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas
tertentu. Sistem pembelajaran individual atau pembelajaran privat, belakangan ini memang
cukup marak dilakukan melalui les-les privat dan atau melalui lembagalembaga pendidikan yang
memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual. Dalam sistem pembelajaran
tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti dilakukan. Setiap sub materi
pelajaran yang disajikan harus dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena
itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum materi yang
sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa.
5. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah
terjadinya verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak
verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa
merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.
Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret
yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat
peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam
menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut :


Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang diasjikan.



Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa
serta perbedaan individual dalam kelompok.



Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada
kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik
dapat belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar
dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk
belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan
membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi
yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang
ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua
hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya
untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan
pengajaran yang diharapkan.[20]

Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat
membantu efektivitas proses belajar mengajar[21] yaitu :
1. Memanggil setiap murid dengan namanya
2. Selalu bersikap sopan kepada murid,
3. Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu
4. Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran
5. Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini
6. Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran
7. Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
8. Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa
dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[22] dalam hal ini akan
diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:
1. suasana belajar yang menyenangkan
suasana belajar yang menyenangkan membuat pembelajaran akan berjalan efektif, apabila
suasana pembelajaran tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih Rileks, Bebas dari
tekanan, Aman, Menarik, Bangkitnya minat belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian
peserta didik tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang,
pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak), Bersemangat, Perasaan gembira,
Konsentrasi tinggi. Suasana pembelajaran yang menyenagkan menghindarkan pembelajaran
yang tidak efektif, karena peserta didik tidak Tertekan, Perasaan terancam, Perasaan menakutkan,
merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana
pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.[23]
2. Suasana bebas
Suasana bebas atau terbuka (permisif) merupakan kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan
atau berpendapat sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut
siswa tidak akan merasakan tekananan, adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru
maupun sesame peserta didik.[24]
3. Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai
Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki
dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu
menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran
dengan baik.[25]
E. Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru juga hendaknya mampu mengelola kelas dengan
baik, karena kelas merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan aspek
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik. Lingkungan kelas hendaknya diatur
dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan dapat merangsang siswa
untuk giat belajar serta aktif mengikuti pelajaran[26].

Strategi pengelolaan kelas adalah pola/siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang
digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif,
sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah
laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar, guru berusaha
mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik, memahami
mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud
dukungan dari warga sekolah.
Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara
kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran
dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan
maksimal.
1. Tanggung jawab Pendidik
Dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru sebagai pembimbing
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakannya. Adapun yang harus dilakukan
seorang guru adalah:


Guru sebagai perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan
kegiatan belajar mengajar secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan
keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar mengajar[27].



Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki kemampuan mengelolah
seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang
menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar secara efektif .[28]



Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini
merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga memperoleh
hasil yang optimal.[29]



Guru sebagai pembimbing, dituntut untuk mengadakan pendekatan secara instruksional
yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan
pribadi dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami murid-murid secara
mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruan belajar mengajar.[30]



Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang memelihara dan
mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru
juga menjadi orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system nilai yang
dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini.

2. Penataan Lingkungan Belajar
Dalam memelihara kondisi dan suasana yang efektif perlu adanya penataan lingkungan belajar.
Aktivitas guru dalam menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan

lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dalam melakukan penataan lingkungan
belajar dikelas tiada lain melakukan aktivitas pengelolaan kelas atau manajemen kelas
(classroom management). Menurut Milan Rianto, pengelolaan kelas merupakan upaya pendidik
untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi
gangguan dan/atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
optimal.[31] Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses
pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat di klasifikasikan yang
menyangkut : lingkungan (keadaan) fisik, dan lingkungan sosial.
3. cara pengajaran Pendidik
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka guru harus mampu
memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang
kompleks dan melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang Pendidik harus mampu
dan menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara pleksibel.
[32]
Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan dan keahlian yang profesional dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi
pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi
dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam. Dalam
hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa merupakan salah satu yang urgen dalam
meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu guru harus:
a. Siswa senantiasa memerlukan dorongan dari guru
b. Siswa perlu bekerja dan berusaha sesuai tuntutan belajar
c. Motivasi perlu dimiliki oleh siswa agar mereka memiliki ketangguhan dalam belajar
Motivasi merupakan proses yang kompleks, hal ini terlihat bahwa motivasi merupakan upaya
untuk mengubah sesuatu hal yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena:
a. Motif merupakan sebab terjadinya tindakan
b. Individu memiliki kebutuhan dan harapan yang senantiasa berubah
c. Manusia ingin memiliki kepuasan atas tercapainya kebutuhan
d. Perilaku yang mengarah pada tujuan tidak selalu mencapai kepuasan
Guru harus mampu dan tahu bagaimana memotivasi siswa sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Dengan ini ada beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi siswa
yaitu:
a. Prinsip Kompetisi
b. Prinsip Pemacu
c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman
d. Kejelasan dan kedekatan tujuan
e. Pemahaman hasil
f. Pengembangan minat
g. Lingkungan yang kondusif

h. Keteladanan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif
maka harus terwujud seorang guru yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran,
adanya penataan lingkungan belajar yang baik, serta cara atau strategi pengajaran seorang guru
yang profesional.
F. Strategi pembelajaran Efektif
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai[33]. Untuk meningkatkan cara
belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal dan seefektif mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut, diperlukan beberapa hal
yaitu:
1. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar merupakan cara untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Dengan adanya
prinsip belajar ini, akan terjadi sebuah perubahan bagi peserta didik yang signifikan diantaranya:
a. Perubahan yang disadari
b. Perubahan yang berkesinambungan
c. Perubahan fungsional
d. Perubahan bersifat positif aktif
e. Perubahan secara permanen
f. Perubuhan yang terarah
2. Esensi Belajar
a. Perubahan seluruh aspek pribadi
b. Proses yang disengaja dan disadari
c. Terjadi karena ada dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai
d. Bentuk pengalaman yang sistematis, dan terarah
3. Rangkaian aktivitas belajar
a. Adanya kebutuhan dan tujuan : merasakan adanya kekurangan
b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
c. Pemahaman situasi : melihat aspek yang terkait dengan belajar
d. Menafsirkan situasi : hubungan berbagai aspek
e. Respons : aktivitas belajar
4. Hasil Pembelajaran
a. Informasi verbal
b. Kecakapan intelektual : diskriminasi, konsep konkret, aturan
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Kecakapan motorik
5. Kualitas Belajar

a. Belajar untuk menjadi diri sendiri
b. Belajar untuk belajar
c. Belajar untuk berbuat
d. Belajar untuk hidup bersama secara damai
G. Manajemen Pengajaran Efektif
Pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk melakukan suatu
kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Hersey dan Blanchard memberi arti pengelolaan sebagai[34] berikut : Management as working
with and trough individuals and groups to accomplish organizatinal goals (pengelolaan
merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui seseorang serta kelompok dengan
maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi). Stoner mengemukakan bahwa : ”Management
is the proses of planing, organizing, leading and controling the efforts of organizing members
and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals. manajemen
pengajaran efektif merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam proses menolong
murid mencapai pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pemahaman terhadap dunia di
sekitarnya secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan mengembangkan aktivitas pengajaran secara efektif sebagaimana dikemukakan
diatas terdapat pembaharuan atau perubahan secara inovatif.
Pertama, manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling
berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran, Kedua, manfaat
manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam menggunakan dan memelihara
kurikulum (satuan program pengajaran) yang dilaksanakan, Ketiga, secara organisasional
pembelajaran atau kegiatan aktivitas pengajaran guru dituntut memiliki kesiapan mengajar dan
murid disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam menjalankan fungsi manajemen pembelajaran
guru harus memanfaatkan sumber daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas
maupun di luar kelas[35].
Berbagai sumber daya pengajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran antara
lain : Pertama, kunjungan / fiel trif yang memiliki kualifikasi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kepada pelajar. Kedua, peralatan pengajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Ketiga, buku-buku pelajaran. Keempat, berbagai tulisan/paper, diagram, outline yang dapat
melayani tujuan pengajaran selama proses aktivitas pengajaran. Kelima, penggunaan gambargambar. Keenam, CD yang berisikan rekaman gambar dari film dan dapat diakses dengan
menggunakan komputer. Ketujuh, pengaturan ruang kelas untuk melayani berbagai aktivitas
pengajaran. Keenam, Film, Vidiotapes,dll.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen dalam suatu model
pembelajaran , yaitu :


Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada cetak biru/pedoman yang
sederhana bagi manajemen kelas yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan muridmurid dengan mengembangkan suatu sistem manajemen untuk keseharian kepada
kebutuhan kepribadian anak yang diharapkan berinteraksi terhadap prestasi tertentu.



Manajemen efektif mendorong keberhasilan murid. Fungsi manajemen yang baik adalah
sebagai alat penghubung kekuatan yang dimiliki murid ke dalam suatu pengalaman
pembelajaran produktif jika murid belajar secara efisien, maka guru akan lebih berusaha
mencapai prestasi dalam pengelolaan kelas yang lemah.



Keberhasilan meningkatkan penghargaan kepada murid jika murid-murid berprestasi, ada
hasil perasaan puas, maka harga diri dan dorongan untuk berprestasi semakin tinggi.



Manajemen efektif bebas dan tidak terbatas. Banyak guru mempercayai bahwa jika
manajemen terlalu terstruktur, hal itu mengurangi kreativitas murid. Bagaimanapun
manajemen efektif memberikan kepada murid dengan pedoman yang jelas dan bekerja.
Keadaan ini menyebabkan pola kerja yang konsisten dan bebas dari kebingungan dan
disiplin yang kurang terstruktur untuk menghasilkan penuh kreativitas mereka.



Efektifitas manajemen bersifat konsisten. Para guru harus bekerja dalam cara yang sama
untuk pengungkapan yang sama dari perilaku salah. Guru tidak seharusnya menghukum
dengan marah atau putus asa. Tentu saja, guru pun seharusnya jangan takut untuk amarah
sepanjang marah itu tidak mengurangi motivasi dan hukuman yang diberikan.



Manajemen efektif melibatkan perhatian dan pengembangan inovasi. Hal itu seharusnya
muncul untuk murid bahwa manajemen dilaksanakan oleh guru untuk memelihara
pembelajaran murid dan mengembangkan inovasi aktivitas pengajaran.



Problem manajemen mungkin saja tidak menghargai kualitas sistem pengajaran.



Manajemen efektif mencakup pengaruh ulang terhadap perilaku diinginkan dan
penguatan dari perilaku yang diinginkan.



Guru-guru adalah model dari perilaku yang diterima. Pembelajaran yang terobsesi
seharusnya dijadikan model oleh para guru.



Manajemen efektif menuntut teamworks, kepala sekolah, guru-guru, orang tua,
masyarakat, dan profesional pendidikan lainnya. Bekerja secara konsisten menuju tujuan
yang sama.

Untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, menurut Urlich dkk ada tiga
perlakuan yang harus dilakukan guru yaitu : Pertama, They are well organized in their planing,
Kedua, they communikate effectively with their students, and, Ketiga, they have high
expectations of their student.

D. Gaya Belajar dan Prinsip Belajar

a.) Gaya Belajar Efektif
– Gaya Belajar Visual
Gaya

belajar

dengan

cara

melihat,membayangkan

dan

memperhatikan

(bersih,cantik,jelek,besar,jernih dll)
– Gaya Belajar Audio
Gaya belajar dengan cara mendengar (nada,irama,suasana heboh,suasana gaduh dll)
– Gaya Belajar Kinesthetic
Gaya belajar dengan cara bergerak, merasa,menyentuh, menggengam, menangkap,menekan
(dingin,kasar,tebal,tipis dll)
b.) Prinsip Belajar
Berikut ini disajikan sepuluh prinsip belajar yang semestinya diketahui oleh seorang trainer dan
juga mesti disadari oleh seseorang yang ingin belajar lebih efektif. Item-item berikut disarikan
dari buku “The Trainer’s Handbook, Mitchell, 1987“ :
1. Mempelajari apa yang siap untuk dipelajari.
2. Kita pelajari yang terbaik dari apa yang pernah kita lakukan.
3. Kita belajar dari Kesalahan.
4. Kita belajar lebih mudah terhadap sesuatu yang kita kenal.
5. Kita menyukai adanya perbedaan sense dalam belajar.
6. Kita belajar secara metodik dan sistematik.
7. Kita tidak dapat mempelajari sesuatu yang tidak dimengerti.
8. Kita belajar melalui latihan.
9. Kita belajar lebih baik ketika kita mengetahui kemajuan kita.

10. Kita menanggapi dengan lebih baik ketika apa yang kita pelajari disajikan secara unik
terhadap setiap orang.
Rogers : Dalam bukunya Freedom to Learn , ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar
humanistik yang penting, diantaranya ialah :
1. Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
2. Belajar yang signifikan terjadi apabila Subject mater dirasakan murid mempunyai relevansi
dengan maksud-maksudnya sendiri.
3. Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung
jawab terhadap proses belajar itu.
8. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
9. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas lebih mudah dicapai terutama
siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan penilaian diri orang lain
merupakan cara kedua yang penting.
10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai
proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke
dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :

1. Prinsip perhatian dan Motivasi
Dalam proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah
awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan erat dengan minat, siswa
yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian
yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam
belajar.motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
2. Prinsip Keaktifan
Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar
untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan metrespon terhadap setiap pembelajaran.
3. Prinsip Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung
untuk mengalaminya, bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan diri ( setiap individu
) terjun mengalaminya.
4. Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar,
antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukan oleh Edward L. Thorndike
( 1974 – 1949 ) tentang law of lerning, yaitu “ law of effect, law of exercise and law of readiess “
5. Prinsip Tantangan
Implikasi lain adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang seperti
mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa aka tertantang untuk mempelajariny. Dengan
kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsepkonsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dean
menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dab generalisasi tersebut.
6. Prinsip Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apalagi
hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha
belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan
melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen,
metode penemuan dan yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat
dan bersemangat.
7. Prinsip perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu
berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism, untuk itu dalam proses
pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami
kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.
E. Modalitas Belajar dan Ciri-Cirinya

a.) Modalitas Belajar
Modalitas belajar merupakan hal yang paling utama dalam pelaksanaan belajar,antara lain:
1. Menggunakan Otak Dengan maksimal
– Otak Kanan
Otak kanan berhubungan dengan hati (tersembunyi di bawah sadar),yang bertugas untuk
memunculkan kreativitas (creativity),imajinasi (imagination) dan emosi (emotion). Penggunaan
dari otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%.
– Otak Kiri
Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran (terlihat dipermukaan). Adapun tugasnya berkenaan
dengan menganalisis (analysis), logika (logic),kalkulasi/berhitung (calculation) dan meneliti
(detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai 20%.

2. Menggunakan Gaya Belajar
Penggunaan gaya belajar ini harus dimulai dengan menentukan indera yang paling tepat untuk
menjadi kekuatan diri dalam menunjang proses belajar.
b.) Ciri-Ciri Belajar
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar yang
mana belajar itu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior ) dimana
perubahan tingkah laku ini menurut Moh Surya ada tujuh yaitu;
1. Perubahan intensional
Perubahan yang disengaja dan dilakukan dengan sadar begitu juga denga hasil-hasilnya
misalnya; individu tersebut menyadari bahwa pengetahuan dalam dirinya semakin bertambah .
2. Perubahan continue
Bertambahnya pengeta huan yang dimiliki merupakan kelanjutan dari pengetahuan yang di
miliki sebelumnya.
3. Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan yang terjadi dapat di manfaatkan untuk kepentingan hidupnya.
4. Perubahan yang bersifat positif
Perubahan prilaku yang terjadi itu bersifat normatif dan menunjukan kearah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk meperoleh perubahan prilaku, maka individu tersebut aktif berupaya melakukan
perubahan.
6. Perubahan yang bertujuan dan terarah
Orang yang ketika belajar memiliki tujuan yang dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.

Perubahan prilaku secara keseluruhan; perubahan prilaku yang bersifat menyeluruh yakni bukan
hanya sekedar pengetahuan, tetapi perubahan dalam sikap serta ketrampilannya. Dari banyaknya
mengenai ciri-ciri belajar seperti yang telah disebutkan di atas, dapat penulis analisis bahwa,
belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ,dimana perubahan tingkah laku itu tidak
bisa secara langsung dapat diamati karena perubahan tersebut bersifat potensial,disamping itu
perubahan tingkah laku itu bisa berupa dari hasil latihan atau pengalaman, dan pengalaman itulah
yang akan memberikan dorongan untuk mengubah tingkah laku.
– Ciri-ciri Orang dengan Modalitas visual:
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap detail
e. Mementingkan penampilan
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g. Pembaca cepat dan tekun
h. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali bila ditulis dan seringkali minta
bantuan orang untuk mengulanginya
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Lebih suka membaca daripada dibacakan
k. Memerlukan pandangan dan tujuan yang menyeluruh serta bersikap waspada sebelum secara
mental merassa pasti mengenai suatu masalah atau proyek
l. Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat
m. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada ornag lain
n. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak

o. Lebih suka melakukan demostrasi daripada berpidato
p. Lebih suka seni lukis daripada seni musik
– Ciri-ciri orang dengan Modalitas Auditorial:
a. Berbicara kepada diri sendiri pada saat bekerja
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara
f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Biasabnya merupakan pembicara yang fasih
i. Lebih suka seni musik daripada seni lukis
j. Belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat
k. Suka berbicara, sukaberdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti
memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskan sesuatu
n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
– Ciri-ciri orang dengan Modalitas Kinestetik:
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik

c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Selalu beriontasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
h. Banyak mengunakan isyarat tubuh
i. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
j. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
k. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

BAB III
Penutupan
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan
proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru.
2. Persiapan belajar yang utama adalah berdoa dan niat.
3. Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik
dari segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar efesien
adalah cara belajar yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.

5. Modalitas adalah bagaimana cara termudah kita dalam mendapatkan atau menyerap suatu
informasi.
B. Saran
Dalam kesempatan ini, saya sangat mengharapkan saran atau kritik atas kekurangan maupun
kesalahan baik dari segi bahasa maupun pembahasannya. Maka dari itu saya mengharapkan
sekali kritik dan saran dari teman-teman maupun dan para pembaca agar dalam penulisan
makalah selanjutnya dapat lebih baik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini atas saran dan kritiknya.