Batubara sebagai Sumber Listrik .

Nama : Novia Amrina Rosyada
NIM

: 5301414051

Prodi

: Pendidikan Teknik Elektro

Makul : Dasar Konversi Energi

Batubara Sebagai sumber Energi Listrik
Secara sederhana, energi adalah hal yang membuat segala
sesuatu disekitar kita terjadi - kita menggunakan energi untuk semua hal
yang kita lakukan. Energi ada di semua benda: manusia, tanaman,
binatang, mesin, dan elemen-elemen alam (matahari, angin, air dan
sebagainya).
Secara lebih ilmiah, energi menentukan kapasitas di mana semua
obyek yang ada harus melakukan tugasnya.
Dari segi pemakaian, sumber energi terdiri atas energi primer dan
energi sekunder. Energi yang langsung diberikan oleh alam dalam wujud

aslinya dan belum mengalami perubahan (konversi) disebut sebagai
energi primer (contoh : Minyak bumi, batubara, gas alam, uranium (nuklir),
tenaga angin, tenaga air, dan sebagainya). Sementara energi sekunder
adalah energi primer yang telah mengalami proses lebih lanjut (contoh :
energi listrik).
Salah satu contoh dari energi primer adalah batubara. Batubara
termasuk kedalam bahan bakar fosil. Kemudian, bagaimana cara
kerjanya? Bahan bakar fosil bisa langsung dibakar pada tungku atau
kompor dan akan menghasilkan panas yang bisa dimanfaatkan untuk
proses industri atau sekedar untuk memasak.
Bahan bakar batubara bisa digunakan sebagai sumber energi
primer untuk transportasi. Campuran udara dan bahan bakar fosil dibakar
di dalam mesin dan energi panas yang dihasilkan dikonversi menjadi
energi mekanik yang menggerakkan kereta uap.
Atau bahan bakar batubara dibakar untuk dikonversikan ke energi
listrik. Pembangkit listrik tenaga batubara adalah pembangkit listrik
thermal paling awal dibangun yang menggunakan bahan bakar fosil.
Pembangkit listrik tenaga batu bara membakar batubara untuk
memanaskan air yang digunakan untuk menggerakkan turbin uap,
terutama baling-baling besar dengan bilah-bilah logam yang dikemas

rapat untuk membangkitkan tenaga.

Berikut proses Pembangkit Listrik menggunakan energi batubara :
1. Batu bara dimuat kedalam pembangkit.
2. Batu bara dibakar dalam tungku besar untuk menghasilkan panas.
3. Air dipanaskan di dalam tungku.
4. Uap menggerakkan turbin menciptakan energi mekanik.
5. Air mendidih dari uap turbin didinginkan pada menara pendingin dan
dipompa untuk digunakan kembali.
6. Turbin memutar generator dan membangkitkan listrik.
7. Listrik mengalir melalui kabelkabel.
8. Trafo step-up merubah tegangan listrik menjadi sangat tinggi.
9. Tiang logam raksasa membawa listrik bertegangan sangat tinggi
melalui kabelkabel.
10. Trafo step-down merubah listrik tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah yang aman untuk perumahan.
11. Listrik mengalir dari rumah ke rumah melalui kabel transmisi.
12. Listrik mengaliri rumah melalui jaringan listrik.
Namun perlu diingat, penggunaan bahan bakar batubara ini juga
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, diantaranya adalah adanya

hujan asam, efek rumah kaca dan perubahan iklim.
Efek rumah kaca adalah proses dimana atmosfer menangkap
sebagian energi matahari yang memanaskan bumi dan membuat iklim kita
tidak terlalu panas. Perkembangan buatan manusia menambah “gas
rumah kaca” di atmosfer yang menyebabkan peningkatan suhu global dan
gangguan iklim.
Gas rumah kaca ini mencakup karbon dioksida, yang dihasilkan
oleh pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, metan yang
dilepaskan dari pertanian, hewan dan lokasi penimbunan tanah, serta
berbagai bahan kimia industri. Setiap hari kita menyumbangkan dampak
negatif terhadap iklim kita dengan membakar bahan bakar fosil (minyak,
batubara dan gas) untuk energi dan transportasi.

Hasilnya, perubahan iklim telah mulai mempengaruhi kehidupan
kita, dan diprediksikan bisa menghancurkan mata pencaharian banyak
orang di negara berkembang, serta menimbulkan dampak negatif pada
alam dan lingkungan pada dekadedekade mendatang. Dengan demikian,
kita harus secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini
masuk akal jika dipandang dari segi lingkungan maupun perekonomian.
Oleh karena itu, upaya untuk mengendalikan dampak lingkungan

dari proses pengubahan energi batubara (primer) menjadi energi listrik
(sekunder) sangat dibutuhkan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dampak
lingkungan proses pembakaran batubara berdasarkan pada limbah yang
dihasilkan yaitu :
*Untuk limbah cair
Limbah cair keluaran dari PLTU berasal dari beberapa tempat
antara lain air sisa boiler (Boiler Blowdown), air sublimasi dari FGD (FGD
Blowdown), air limpasan hujan di kolam abu (Ash Run Off) dan air
limpasan hujan di penampungan batu bara (Coal Run Off). Air yang masih
mengandung material berbahaya diolah dalam beberapa proses antara
lain, netralisasi dan sedimentasi.
*Untuk limbah padat
Dengan menggunakan sistem pembakaran batu bara bersih
Pembakaran Lapisan Mengambang /Fluidized Bed Combustion (FBC),
ataupun dengan Reuse and Recycle Material, Contoh limbah padat yang
dihasilkan dari PLTU batu bara adalah fly bottom ash yang masih
mengandung fixed carbon, sehingga apabila tidak dikelola dengan baik
akan menghasilkan gas metana. Partikulat ini dapat di recycle untuk
industri semen sebagai pengganti batuan trass yang bersifat pozzolanic

untuk pembuatan semen tahan asam (PPC).
Hal lain yang perlu diingat bahwa bukan batubara saja yang
menyebabkan adanya hujan asam, efek rumah kaca maupun perubahan
iklim. Penggunaan air conditioner, hasil pembakaran yang tidak sempurna
pada asap motor dan lain-lain juga merupakan kegiatan yang memiliki
andil dalam kerusakan lingkungan.
Oleh karena itu, agak sulit untuk menghilangkan dampak tersebut
karena setiap sistem atau proses pasti memiliki dampak negatif yang
berhubungan satu sama lain.