Di Balik Perjanjian Ekstradisi Indonesia
DI BALIK PERJANJIAN EKSTRADISI INDONESIA SINGAPURA
Ditandatanganinya perjanjian ekstradisi pada tanggal 28 April 2007 di Istana
Tampak Siring, Bali, merupakan babak baru untuk membuka hubungan antara Indonesia
Singapura setelah proses panjang penuh dinamika lebih dari 30 tahun. Sebelumnya
Singapura hanya mengadakan perjanjian ekstradisi dengan negara-negara
persemakmuran Inggris dan berinteraksi dengan negara-negara sekutu. Tidak hanya itu,
Singapura juga hanya membina hubungan secara simbolik dengan negara–negara
tetangga, bukan secara substansial. Perjanjian Ekstradisi Indonesia Singapura menjadi
sebuah sinyal positif yang diberikan Singapura kepada Indonesia. Namun, melunaknya
Singapura dan begitu antusiasnya Indonesia menandatangani perjanjian tersebut
menjadi sebuah tanda tanya. Tidak ada satu negarapun yang ingin dirugikan dalam
sebuah kesepakatan, begitupun dengan Singapura dan Indonesia yang pasti memiliki
kepentingan lain. Hal tersebut menjadi isu bahasan menarik, oleh karena itu, penulis
mengangkat tema Di Balik Perjanjian Ekstradisi Indonesia Singapura.
Pemberantasan korupsi merupakan salah satu program kabinet SBY. Oleh karena itulah
Indonesia begitu antusias saat Singapura menandatangani perjanjian ekstradisi.
Perjanjian ekstradisi tersebut menyangkut 31 jenis kejahatan antara lain terorisme,
korupsi, penyuapan, pemalsuan, uang kejahatan perbankan, pelanggaran hukum
perusahaan dan kepailitan. Namun, masih ada kemungkinan di masa depan
ditambahkan tindak pidana lain khususnya jenis-jenis kejahatan baru. Melalui perjanjian
ekstradisi, pemerintah berharap para penegak hukum baik Indonesia maupun Singapura
mejadi lebih luas dalam melacak dan mengejar para tersangka khususnya tersangka
kasus korupsi serta memulangkan aset-aset koruptor sejumlah 1300 triliun rupiah. Ada
beberapa kalangan yang pesimis terhadap dipulangkannya aset-aset negara tersebut.
Mereka menganggap perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura tidak akan
menjamin pengembalian atau pemulihan aset Indonesia jika Singapura belum
menandatangani konvensi PBB tahun 2003 tentang Antikorupsi yang menyatakan
bahwa suatu negara yang telah berkomitmen dengan menandatangani konvensi
berkewajiban membantu negara lain dalam pengembalian aset. Pada tanggal 28 April
2007, DCA (Defence Cooperation Agreement) dan MTA (Military Training Area) ikut
ditandatangani sebagai timbal balik terhadap penandatanganan perjanjian ekstradisi.
Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Singapura diperbolehkan melakukan latihan
militer dan dapat melaksanakan latihan bersama-sama dengan negara lain di daerah
Indonesia. Singapura merupakan negara kecil yang memiliki kekuatan tempur yang
besar. Ketersediaan lahan parkir seluruh armada tempur serta lahan untuk latihan militer
merupakan hal yang mutlak dilakukan. Oleh karena itulah Singapura mau
menandatangani perjanjian ekstradisi. Analisis lain menyebutkan bahwa ketakutan
ancaman embargo pasir dan rencana pemerintah Indonesia untuk membeli kembali
saham PT. Indosat Tbk dari Singapore Technologies Telemedia yang mulai dilontarkan
sejak awal 2007 lalu menjadi dugaan mengapa Singapura menandatangani perjanjian
Ekstradisi Ada kerugian dan keuntungan yang diperoleh oleh Indonesia dan Singapura.
Indonesia memperoleh keuntungan berupa pengembalian aset-aset Negara,
penangkapan koruptor tanpa prosedur yang berbelit-belit serta peningkatan ketrampilan
personel TNI dalam menggunakan peralatan tempur yang canggih milik Singapura.
Kerugian bagi Indonesia Singapura adalah Singapura mengetahui kelebihan dan
kekurangan kondisi geografi daerah latihan TNI. Keuntungan bagi Singapura adalah
dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan di bidang militer. Melalui perjanjian
Ekstradisi, DCA dan MTA, Indonesia maupun Singapura dapat meningkatkan kerjasama
dalam hal pemberantasan korupsi dan pertahanan. Pelaksanaannya membutuhkan
komitmen dan keseriusan antara kedua negara agar dapat terealisasi dengan baik.
Ditandatanganinya DCA dan MTA merupakan salah satu geostrategi dan geopolitik
Singapura. Geopolitik adalah ilmu bumi politik kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan geomorfologi suatu negara untuk
membangun dan membina negara sedangkan geostrategi adalah kebijakan untuk
menentukan sarana-sarana untuk mencapai tujuan politik dengan memanfaatkan
konstelasi geografi. Ditinjau secara geopolitik, Singapura tidak mempunyai cukup lahan
untuk melakukan latihan militer. Oleh karena itulah, melalui geostrateginya Singapura
membuat perjanjian pertahanan dengan Indonesia. Apabila kekuatan militer Singapura
semakin kuat, dengan mudahnya Singapura mewujudkan tujuan politiknya yaitu dapat
menanamkan pengaruh politik kepada negara-negara tetangga seperti yang dilakukan
Amerika Serikat saat ini. Geostrategi menjadi upaya menguasai sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui untuk tujuan kelangsungan hidup bangsa. Pemerintah
sebaiknya mewaspadai geostrategi Singapura mengingat Indonesia memiliki sumber
daya alam yang melimpah. Sumber daya alam adalah seluruh kekayaan alam yang
dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia. Pemerintah
harus mengawasi proses penempatan lahan yang dilakukan Singapura. Hal ini penting
dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh Singapura misalnya melakukan
eksploitasi SDA secara ilegal.
Eksploitasi ilegal biasanya berakhir dengan kasus kerusakan lingkungan, keresahan
sosial dan penurunan kuantitas SDA. Indonesia akan mengalami kerugian lebih besar
bahkan mungkin akan tidak sebanding dengan pengembalian aset para koruptor. Jadi,
Indonesia harus mengawasi peminjaman lahan latihan militer Singapura untuk
menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Kepentingan nasional antara dua bangsa
dapat saling berbenturan karena masing-masing dapat berbeda kepentingan.
Perbedaan kepentingan yang menimbulkan pertentangan dapat menimbulkan konflik.
Menghindari konflik dan kesalahpahaman, dibutuhkan keterbukaan dan komitmen
antara kedua negara melalui perjanjian seperti yang dilakukan Singapura dan Indonesia
melalui perjanjian ekstradisi dan pertahanan. Peminjaman lahan untuk latihan militer
sebagai salah satu isi perjanjian hendaknya tidak mengancam keamanan nasional
negara peminjam lahan. Keamanan nasional adalah kondisi dimana terjaga dan
terlindunginya kemerdekaan dan kedaulatan negara serta terjaganya integrasi
kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Apabila
mengancam keamanan nasional, spektrum konflik antar negara akan semakin
meningkat bahkan dapat menimbulkan perang terbuka. Sebagai bagian dari
kebudayaan dan manusia atau masyarakat, hukum selalu ada dimana masyarakat itu
berada (ubi societas ibi ius). Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah lama
bertempat tinggal di suatu daerah dan mempunyai peraturan yang mengatur tata hidup
mereka untuk mencapai tujuan bersama. Keberadaan hukum tersebut di dalam
masyarakat menunjukkan bahwa hukum mempunyai kedudukan sangat penting dalam
kehidupan manusia dan harus ditegakkan dimana saja. Penegakkan hukum tersebut
seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan menangkap koruptor.
Penangkapan koruptor merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan kesejahteraan
umum karena aset-aset koruptor dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan.
Selain itu, hal ini juga menjadi langkah awal pemerintah dalam mengembalikan citranya
di mata masyarakat yang sebelumnya terkesan lamban dalam menangani kasus
sejenis.
sumber: http://tritunggal.sch.id/forum/index.php?
action=dlattach;topic=2571.0;attach=4118
Ditandatanganinya perjanjian ekstradisi pada tanggal 28 April 2007 di Istana
Tampak Siring, Bali, merupakan babak baru untuk membuka hubungan antara Indonesia
Singapura setelah proses panjang penuh dinamika lebih dari 30 tahun. Sebelumnya
Singapura hanya mengadakan perjanjian ekstradisi dengan negara-negara
persemakmuran Inggris dan berinteraksi dengan negara-negara sekutu. Tidak hanya itu,
Singapura juga hanya membina hubungan secara simbolik dengan negara–negara
tetangga, bukan secara substansial. Perjanjian Ekstradisi Indonesia Singapura menjadi
sebuah sinyal positif yang diberikan Singapura kepada Indonesia. Namun, melunaknya
Singapura dan begitu antusiasnya Indonesia menandatangani perjanjian tersebut
menjadi sebuah tanda tanya. Tidak ada satu negarapun yang ingin dirugikan dalam
sebuah kesepakatan, begitupun dengan Singapura dan Indonesia yang pasti memiliki
kepentingan lain. Hal tersebut menjadi isu bahasan menarik, oleh karena itu, penulis
mengangkat tema Di Balik Perjanjian Ekstradisi Indonesia Singapura.
Pemberantasan korupsi merupakan salah satu program kabinet SBY. Oleh karena itulah
Indonesia begitu antusias saat Singapura menandatangani perjanjian ekstradisi.
Perjanjian ekstradisi tersebut menyangkut 31 jenis kejahatan antara lain terorisme,
korupsi, penyuapan, pemalsuan, uang kejahatan perbankan, pelanggaran hukum
perusahaan dan kepailitan. Namun, masih ada kemungkinan di masa depan
ditambahkan tindak pidana lain khususnya jenis-jenis kejahatan baru. Melalui perjanjian
ekstradisi, pemerintah berharap para penegak hukum baik Indonesia maupun Singapura
mejadi lebih luas dalam melacak dan mengejar para tersangka khususnya tersangka
kasus korupsi serta memulangkan aset-aset koruptor sejumlah 1300 triliun rupiah. Ada
beberapa kalangan yang pesimis terhadap dipulangkannya aset-aset negara tersebut.
Mereka menganggap perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura tidak akan
menjamin pengembalian atau pemulihan aset Indonesia jika Singapura belum
menandatangani konvensi PBB tahun 2003 tentang Antikorupsi yang menyatakan
bahwa suatu negara yang telah berkomitmen dengan menandatangani konvensi
berkewajiban membantu negara lain dalam pengembalian aset. Pada tanggal 28 April
2007, DCA (Defence Cooperation Agreement) dan MTA (Military Training Area) ikut
ditandatangani sebagai timbal balik terhadap penandatanganan perjanjian ekstradisi.
Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Singapura diperbolehkan melakukan latihan
militer dan dapat melaksanakan latihan bersama-sama dengan negara lain di daerah
Indonesia. Singapura merupakan negara kecil yang memiliki kekuatan tempur yang
besar. Ketersediaan lahan parkir seluruh armada tempur serta lahan untuk latihan militer
merupakan hal yang mutlak dilakukan. Oleh karena itulah Singapura mau
menandatangani perjanjian ekstradisi. Analisis lain menyebutkan bahwa ketakutan
ancaman embargo pasir dan rencana pemerintah Indonesia untuk membeli kembali
saham PT. Indosat Tbk dari Singapore Technologies Telemedia yang mulai dilontarkan
sejak awal 2007 lalu menjadi dugaan mengapa Singapura menandatangani perjanjian
Ekstradisi Ada kerugian dan keuntungan yang diperoleh oleh Indonesia dan Singapura.
Indonesia memperoleh keuntungan berupa pengembalian aset-aset Negara,
penangkapan koruptor tanpa prosedur yang berbelit-belit serta peningkatan ketrampilan
personel TNI dalam menggunakan peralatan tempur yang canggih milik Singapura.
Kerugian bagi Indonesia Singapura adalah Singapura mengetahui kelebihan dan
kekurangan kondisi geografi daerah latihan TNI. Keuntungan bagi Singapura adalah
dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan di bidang militer. Melalui perjanjian
Ekstradisi, DCA dan MTA, Indonesia maupun Singapura dapat meningkatkan kerjasama
dalam hal pemberantasan korupsi dan pertahanan. Pelaksanaannya membutuhkan
komitmen dan keseriusan antara kedua negara agar dapat terealisasi dengan baik.
Ditandatanganinya DCA dan MTA merupakan salah satu geostrategi dan geopolitik
Singapura. Geopolitik adalah ilmu bumi politik kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan geomorfologi suatu negara untuk
membangun dan membina negara sedangkan geostrategi adalah kebijakan untuk
menentukan sarana-sarana untuk mencapai tujuan politik dengan memanfaatkan
konstelasi geografi. Ditinjau secara geopolitik, Singapura tidak mempunyai cukup lahan
untuk melakukan latihan militer. Oleh karena itulah, melalui geostrateginya Singapura
membuat perjanjian pertahanan dengan Indonesia. Apabila kekuatan militer Singapura
semakin kuat, dengan mudahnya Singapura mewujudkan tujuan politiknya yaitu dapat
menanamkan pengaruh politik kepada negara-negara tetangga seperti yang dilakukan
Amerika Serikat saat ini. Geostrategi menjadi upaya menguasai sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui untuk tujuan kelangsungan hidup bangsa. Pemerintah
sebaiknya mewaspadai geostrategi Singapura mengingat Indonesia memiliki sumber
daya alam yang melimpah. Sumber daya alam adalah seluruh kekayaan alam yang
dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia. Pemerintah
harus mengawasi proses penempatan lahan yang dilakukan Singapura. Hal ini penting
dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh Singapura misalnya melakukan
eksploitasi SDA secara ilegal.
Eksploitasi ilegal biasanya berakhir dengan kasus kerusakan lingkungan, keresahan
sosial dan penurunan kuantitas SDA. Indonesia akan mengalami kerugian lebih besar
bahkan mungkin akan tidak sebanding dengan pengembalian aset para koruptor. Jadi,
Indonesia harus mengawasi peminjaman lahan latihan militer Singapura untuk
menghindari hal- hal yang tidak diinginkan. Kepentingan nasional antara dua bangsa
dapat saling berbenturan karena masing-masing dapat berbeda kepentingan.
Perbedaan kepentingan yang menimbulkan pertentangan dapat menimbulkan konflik.
Menghindari konflik dan kesalahpahaman, dibutuhkan keterbukaan dan komitmen
antara kedua negara melalui perjanjian seperti yang dilakukan Singapura dan Indonesia
melalui perjanjian ekstradisi dan pertahanan. Peminjaman lahan untuk latihan militer
sebagai salah satu isi perjanjian hendaknya tidak mengancam keamanan nasional
negara peminjam lahan. Keamanan nasional adalah kondisi dimana terjaga dan
terlindunginya kemerdekaan dan kedaulatan negara serta terjaganya integrasi
kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Apabila
mengancam keamanan nasional, spektrum konflik antar negara akan semakin
meningkat bahkan dapat menimbulkan perang terbuka. Sebagai bagian dari
kebudayaan dan manusia atau masyarakat, hukum selalu ada dimana masyarakat itu
berada (ubi societas ibi ius). Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah lama
bertempat tinggal di suatu daerah dan mempunyai peraturan yang mengatur tata hidup
mereka untuk mencapai tujuan bersama. Keberadaan hukum tersebut di dalam
masyarakat menunjukkan bahwa hukum mempunyai kedudukan sangat penting dalam
kehidupan manusia dan harus ditegakkan dimana saja. Penegakkan hukum tersebut
seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan menangkap koruptor.
Penangkapan koruptor merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan kesejahteraan
umum karena aset-aset koruptor dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan.
Selain itu, hal ini juga menjadi langkah awal pemerintah dalam mengembalikan citranya
di mata masyarakat yang sebelumnya terkesan lamban dalam menangani kasus
sejenis.
sumber: http://tritunggal.sch.id/forum/index.php?
action=dlattach;topic=2571.0;attach=4118