Proses Penghitungan Dan Pengaruh Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan melakukan analisis dan pengumpulan data serta untuk memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti PKLM.

Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahannya tersebut. Batasan yang diambil tentu saja berhubungan dengan bidang perpajakan. Dalam hal ini, saya memilih wadah atau tempat tersebut untuk melaksanakan PKLM di Dinas Pendapatan Kota Medan (DIPENDA Kota Medan).


(2)

Sektor pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara Indonesia. Tiap tahun jumlah penerimaan pajak ke kas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin meningkat mencapai angka 80%. Sehingga pemerintah berupaya keras untuk mengoptimalkan penerimaan tersebut, tanggung jawab perpajakan bukan hanya berada di pundak Pemerintah Pusat tetapi juga ada pada Pemerintah Daerah.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) maka Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab untuk mengurus dan mengelola penerimaan pajak daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan (kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah dibagi atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota, sebagai berikut :

1. Pajak Provinsi terdiri atas :

a. Pajak Kendaraan Bermotor


(3)

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas :

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan


(4)

Salah satu dari jenis Pajak Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB P-2). Karena kewenangan atas pengelolaan dan penghitungan pajak ini telah diserahkan ke Pemerintah Daerah maka penulis berminat untuk melakukan analisis tentang Pajak Daerah ini. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB P-2) adalah salah satu jenis pajak yang objektif, yang lebih memperhatikan pada objek pajak Bumi dan Bangunan dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan negara. Pada awalnya, PBB P-2 merupakan salah satu jenis Pajak Pusat. Dasar hukum pemungutannya yaitu UU No. 12 Tahun 1994. Karena potensi yang besar tiap daerah untuk memaksimalkan pendapatan sektor pajak ini maka Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengalihkan kewenangan pemungutan dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bersama dengan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) ke Pemerintah Daerah dalam hal ini di urus oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA). Khusus untuk PBB yang dialihkan ke Pemerintah Daerah saat ini hanya sektor perkotaan dan perdesaan, sedangkan sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan masih dalam kewenangan DJP.

Dalam hal pengenaan pajak terhadap Objek PBB P-2 salah satu caranya adalah memberikan kepercayaan (kredibilitas) kepada Wajib Pajak untuk mendaftarkan sendiri Objek Pajak yang dikuasai/dimilikinya (self assesment


(5)

dibidang pelaporan) ke DIPENDA Kota Medan atau tempat-tempat lain yang telah ditunjuk.

Mengingat besarnya jumlah Objek Pajak yang beragam serta tingkat kesadaran dan kurangnya informasi serta kurangnya pemahaman tentang PBB P-2 ini dari Wajib Pajak, maka belum seluruhnya Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan Objek Pajak yang dimilikinya serta melaksanakan prosedur-prosedur yang terdapat dalam hal perpajakan ini. PBB P-2 merupakan jenis pajak yang memperhatikan objeknya, maka penghitungan nilai Objek Pajaknya dilakukan oleh pihak fiskus bukan Wajib Pajak sendiri yang menghitungnya. Dalam penghitungan PBB P-2 tentu ada prosedur-prosedur berlaku yang harus dilaksanakan oleh fiskus agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menghitung jumlah PBB P-2 yang terutang dari Wajib Pajak. Salah satu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai hal penghitungan dan pengaruh penerimaan PBB P-2 di Kota Medan.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya melakukan survey dan penelitian dengan judul : “ Proses Penghitungan Dan Pengaruh Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB P-2) Pada Dinas Pendapatan Kota Medan”.


(6)

B. Tujuan dan Manfaat PKLM

1. Tujuan

1.1. Untuk mengetahui mengenai Proses Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan kota Medan.

1.2. Untuk mengetahui Pengaruh Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan kota Medan.

1.3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di kota Medan.

1.4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di kota Medan.

2. Manfaat

2.1. Bagi Mahasiswa/i

a. Mahasiswa/i dapat mengetahui proses pelaksanaan penerimaan negara di Kota Medan yang diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan melalui Dinas Pendapatan Kota Medan.


(7)

b. Meningkatkan profesionalitas, memperluas wawasan dan memantapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa/i serta memberikan kesempatan secara langsung kepada mahasiswa/i penerapan ilmu dibidang Perpajakan khususnya dibidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan.

c. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh kedalam permasalahan perpajakan.

d. Untuk menciptakan dan mengembangkan rasa tanggungjawab dan kedisiplinan dalam bekerja.

e. Meningkatkan kerjasama Dinas Pendapatan Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2.2 Bagi Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

a. Memperoleh ide-ide dan upaya untuk mengoptimalisasi penerimaan pajak khususnya dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di Kota Medan.


(8)

b. Membantu pihak Dinas Pendapatan Kota Medan dalam hal sosialisasi perpajakan daerah kepada masyarakat Wajib Pajak melalui mahasiswa peserta PKLM yang setelah menyelesaikan studi akan mengaplikasikan ilmu perpajakan yang dipelajarinya kepada masyarakat.

c. Adanya PKLM, mahasiswa dapat memberikan sumbangsihnya terhadap instansi berupa masukan-masukan yang bersifat membangun.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi Pemerintah, khususnya dengan Dinas Pendapatan Kota Medan.

b. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara Program Studi dan Instansi Pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Kota Medan.


(9)

d. Meningkatkan ide dan masukan untuk penyempurnaan kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang baik.

e. Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

2.4 Bagi Masyarakat

a. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat agar menjadi masyarakat yang sadar dan taat pajak.

b. Memberitahukan kepada masyarakat tentang pentingnya pajak untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, khususnya dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan.

C. Uraian Teoritis

1. Definisi dan Fungsi Pajak

1.1. Definisi Pajak


(10)

Iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011 : 1)

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang;

2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak;

4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah; dan


(11)

5. Pajak digunakan untuk mebiayai pengeluaran-pengeluran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

1.2. Fungsi Pajak

1. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran.

2. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2. Jenis Pajak

1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pengahsilan (PPh).

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).


(12)

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjek pajaknya. Contoh : PPh.

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan WP. Contoh : PPN dan PPnBM.

3. Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: PPh, PPN, PPnBM, dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terbagi atas dua yaitu Pajak Provinsi (contoh: Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Rokok (Prok), dan lain-lain) dan Pajak Kabupaten / Kota (contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB P2), dan lain-lain).


(13)

Definisi Pajak Daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB P-2)

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan (PBB P-2) adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

5. Subjek dan Objek PBB P-2

Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Objek PBB P-2 adalah Bumi dan atau Bangunan. Bumi: Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah.


(14)

Bangunan: Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

6. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan

Tarif pajak untuk PBB P-2 paling tinggi sebesar 0,3%. Penetapan tarif ini berbeda di setiap daeah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda).

7. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

Adalah pengurang dari NJKP dalam menghitung PBB P-2. Pengenaan NJOPTKP paling sedikit ialah Rp. 10.000.000. Penetapan NJOPTKP sesuai dengan Perda daerah masing-masing.

8. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, nilai perolehan baru, atau NJOP Pengganti.


(15)

Karena terbatasnya kemampuan penulis, dan agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Proses Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Pengaruh Atas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan bagi pembangunan di Kota Medan.

3. Perkembangan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di Kota Medan setelah pengalihan menjadi Pajak Daerah.

4. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan di Kota Medan pada Dinas Pendapatan Kota Medan.

E. Metode PKLM

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang dipakai penulis adalah sebagai berikut :


(16)

Dalam tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari dan mengumpulkan bahan untuk melengkapi pembuatan proposal hingga berkonsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, artikel ilmiah, dan literatur lain yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan Kota Medan mengenai proses penghitungan dan pengaruh penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan yang diperoleh kemudian penulis memberikan informasi atas hasil observasi tersebut.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan melalui data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang memahami dan menguasai objek kajian (pihak


(17)

pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan) dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi ilmiah dan dokumentasi di Dinas Pendapatan Kota Medan.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data-data tersebut secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pihak Dinas Pendapatan Kota Medan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Data Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk melihat dan mengetahui berbagai masalah yang


(18)

3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang berhubungan dengan objek yang dianggap sebagai bukti otentik yang dianggap sah dalam melengkapi laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini maka penulis membaginya ke dalam lima bab.

Adapun rincian dari tiap-tiap bab yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan

gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri serta metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.


(19)

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta gambaran data pegawai.

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG

PROSES PENGHITUNGAN DAN PENGARUH ATAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang Ketentuan Umum, pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan


(20)

Sektor Perkotaan dan Perdesaan, tarif dan dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP), cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, hak-hak wajib pajak, saat dan cara pembayaran pajak terutang, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan PBB P-2, dan pengaruh atas penerimaan PBB P2 di kota Medan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis akan

membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan


(21)

melalui riset di Dinas Pendapatan Kota Medan, yaitu mengenai Proses Penghitungan dan Pengaruh Atas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan Kota Medan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan-kesimpulan dari uraian dalam bab-bab sebelumnya, serta saran-saran dari penulis yang merupakan pemikiran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.


(1)

Dalam tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari dan mengumpulkan bahan untuk melengkapi pembuatan proposal hingga berkonsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, artikel ilmiah, dan literatur lain yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan Kota Medan mengenai proses penghitungan dan pengaruh penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan yang diperoleh kemudian penulis memberikan informasi atas hasil observasi tersebut.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan melalui data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang memahami dan menguasai objek kajian (pihak


(2)

pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan) dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi ilmiah dan dokumentasi di Dinas Pendapatan Kota Medan.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data-data tersebut secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pihak Dinas Pendapatan Kota Medan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Data Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk melihat dan mengetahui berbagai masalah yang menjadi objek penelitian.


(3)

3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang berhubungan dengan objek yang dianggap sebagai bukti otentik yang dianggap sah dalam melengkapi laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini maka penulis membaginya ke dalam lima bab.

Adapun rincian dari tiap-tiap bab yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri serta metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.


(4)

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta gambaran data pegawai.

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG

PROSES PENGHITUNGAN DAN PENGARUH ATAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang Ketentuan Umum, pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan


(5)

Sektor Perkotaan dan Perdesaan, tarif dan dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP), cara penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, hak-hak wajib pajak, saat dan cara pembayaran pajak terutang, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan, upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan PBB P-2, dan pengaruh atas penerimaan PBB P2 di kota Medan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis akan

membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan


(6)

melalui riset di Dinas Pendapatan Kota Medan, yaitu mengenai Proses Penghitungan dan Pengaruh Atas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan Kota Medan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan-kesimpulan dari uraian dalam bab-bab sebelumnya, serta saran-saran dari penulis yang merupakan pemikiran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.