Upaya Peningkatan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Negara membutuhkan dana pembangunan yang besar untuk membiayai segala keperluannya. Pengeluaran pembangunan yang memang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat, otomatis mengikutsertakan masyarakat guna mendukung berhasilnya program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Dalam hal ini negara indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara, menempatkan masalah perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan bagi warganya untuk ikut berperan serta dalam pembangunan nasional.

Perkembangan negara yang semakin meningkat untuk memakmurkan rakyatnya disegala bidang yang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dimana dana tersebut sebagian besar berasal dari pajak. Kita mengetahui bahwa pajak merupakan sumber terbesar kas negara. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan pajak untuk membiayai pembangunan. Sesuai dengan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan Negara dan kewajiban warga negara sebagai pembayar pajak dan seiring meningkatnya jumlah pembayar pajak yang diikuti dengan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan


(2)

peraturan perundang – undangan perpajakan, maka berdampak pada peningkatan penerimaan daerah. Salah satu jenis pajak daerah tersebut yang potensi nya sangat besar bagi pendapatan daerah adalah pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yang tertera dalam Undang – Undang Nomor. 12 tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan Nomor. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang terkait dengan peraturan pelaksanaan mengenai perdesaan dan perkotaan. Pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), Salah satunya memungut Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan maka untuk melaksanakan ini Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor. 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan sangatlah besar manfaatnya bagi pendapatan daerah sehingga sangat berperan penting untuk pendapatan daerah sementara itu penerimaan yang didapatkan dari penghasilan pajak bumi dan bangunan jauh dari target yang diharapkan oleh Dispenda Kota Medan sehingga masih banyak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dalam

membayar pajak bumi dan bangunan (dalam http:/www.medanmagazine.com/tag/pajak-bumi-dan-bangunan/ 20 April 2015). Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul


(3)

“Upaya Peningkatan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) ini adalah :

1.1Untuk Mengetahui Faktor yang menyebabkan Masih Banyak Wajib Pajak Tidak Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.2Untuk Mengetahui kendala-kendala yang terdapat dalam upaya peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.3Untuk Mengetahui Target Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.4Untuk Mengetahui Upaya – Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan Kepada Masyarakat Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak


(4)

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.2.2 Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi manfaat penulis dalam melaksanakan praktik Kerja Lapangan Mandiri :

2.1 Bagi mahasiswa :

a. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan pada umumnya, khususnya dibidang pajak bumi dan bangunan yang kelak membekali penulis terjun langsung dalam dunia kerja.

b. Untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri.

c. Untuk menciptakan dan mengembankan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat dibutuhkan didalam dunia kerja.

d. Mendewasakan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta meningkatkan pengkajian dan perumusan masalah secara terpadu dan ilmiah.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan :

a. Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran


(5)

maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut. b. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai

dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

c. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas PendapatanKota Medan (DISPENDA) dengan lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan :

a. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

b. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang Perpajakan.

c. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(6)

1.3 Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

Menurut Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum dalam ( Mardiasmo, 2011: 1).

Menurut Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan ysng ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum dalam ( Resmi, 2011:1).

2. Jenis Pajak

Ada 2 jenis pajak ditinjau dari segi lembaga pemungut pajak yaitu dalam (Mardiasmo,2011:11) :

2.1Pajak Pusat / Negara

a.

b.


(7)

c. Bea Materai 2 Pajak Daerah

Sesuai Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah:

2.1Pajak Provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2.2Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan


(8)

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan dalam (Siahaan, 2012 : 553).

Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota. Sedangkan bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman dan atau laut dalam (Siahaan, 2012 : 553).

3. Objek Pajak PBB

Dalam pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan termasuk dalam

pengertian bangunan yang menjadi objek pajak adalah dalam (Siahaan, 2012:555) :


(9)

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.

b. Jalan tol c. Kolam renang d. Pagar mewah e. Tempat olahraga

f. Galangan kapal, dermaga g. Taman mewah

h. Tempat penampungan /kilang minyak, air dan gas, pipa minyak i. Dermaga

4. Bukan Objek Pajak

Objek pajak yang tidak dikenakan perdesaan dan perkotaan dalam (Siahaan, 2012:559) adalah objek pajak yang memenuhi ketentuan dibawah ini :

4.1 Digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk penyelenggaraan pemerintah.

4.2 Digunakan semata – mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang dimaksud dengan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.


(10)

4.4 Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalan yang dikuasaioleh desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

4.5 Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

4.6 Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Keuangan.

5. Subjek dan Wajib pajak PBB

Subjek dan wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan dalam (Siahaan, 2012:559)

6. Perhitungan PBB Perdesaan dan Perkotaan dalam (Siahaan, 2012:563) RUMUS :

Pajak terutang = Tarif pajak x Dasar Pengenaan Pajak

=Tarif Pajak x (NJOP-NJOPTKP)


(11)

7. Tarif PBB

Tarif PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan menurut Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012 atas Perda No.3 Tahun 2011 yaitu :

NJOP TARIF

NJOP Sampai Dengan Rp.499.999.999 0,115% NJOP Rp.500.000.000 s.d Rp.999.999.999 0,125% NJOP Rp.1.000.000.000 s.d Rp.1.999.999.999 0,215% NJOP Rp.2.000.000.000 s.d Rp.3.999.999.999 0,225% NJOP diatas Rp. 4 Milyar 0,275%

1.4 Ruang Lingkup PKLM

Dalam hal ini mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Pendapatan Kota Medan, untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1. Faktor – faktor Yang Menyebabkan Masih Banyak Wajib Pajak Tidak

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Upaya – upaya Yang Ditempuh Oleh Pihak Dinas Pendapatan Kota Medan Untuk Meninggkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.


(12)

3. Kendala-kendala Yang Terdapat Dalam Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.5 Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini menulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Pengajuan Judul ke Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Pengajuan Judul Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Seminar Proposal, Perbaikan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penunjukan Dosen Pembimbing, Persetujuan Proposal oleh Dosen Pembimbing, Pembuatan Surat Pengantar Pelaksanaan PKLM, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Studi literatur

Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan buku-buku tentang pajak bumi dan bangunan, Undang-undang peraturan tentang Pajak Bumi dan Bangunan, bahan-bahan kuliah, Internet, majalah berita pajak bumi dan bangunan, kliping Pajak ( termasuk kliping yang ada kaitannya dengan Pajak Bumi dan Bangunan ), dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(13)

3. Observasi Lapangan

Di dalam tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik.

4. Pengumpulan Data

a.Data primer : Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, dalam hal ini pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.

b.Data sekunder : Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang pajak bumi dan bangunan, bahan-bahan kuliah, internet, Undang-undang tentang pajak bumi dan bangunan, majalah berita pajak bumi dan bangunan, kliping pajak bumi dan bangunan , dan lain-lain yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan.

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif.


(14)

1.6 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Daftar Observasi ( Observasi Guide )

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber dana yang perlu.

3. Daftar Dokumentasi ( Optional Guide )

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori-teori dan penjelasan tentang upaya peningkatan pajak bumi dan bangunan.


(15)

1.7 Sistematika Penyusunan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktek, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan pelaporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II :GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi Di Dinas Pendapatan Kota Medan, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, serta gambaran kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah kota Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Objek PBB, Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan


(16)

Perkotaan, Serta Kendala – Kendala yang terdapat dalam upaya peningkatan pajak bumi dan bangunan dan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh mengenai Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan .


(1)

7. Tarif PBB

Tarif PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan menurut Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012 atas Perda No.3 Tahun 2011 yaitu :

NJOP TARIF

NJOP Sampai Dengan Rp.499.999.999 0,115% NJOP Rp.500.000.000 s.d Rp.999.999.999 0,125% NJOP Rp.1.000.000.000 s.d Rp.1.999.999.999 0,215% NJOP Rp.2.000.000.000 s.d Rp.3.999.999.999 0,225%

NJOP diatas Rp. 4 Milyar 0,275%

1.4 Ruang Lingkup PKLM

Dalam hal ini mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Pendapatan Kota Medan, untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1. Faktor – faktor Yang Menyebabkan Masih Banyak Wajib Pajak Tidak

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Upaya – upaya Yang Ditempuh Oleh Pihak Dinas Pendapatan Kota Medan Untuk Meninggkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.


(2)

3. Kendala-kendala Yang Terdapat Dalam Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.5 Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini menulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Pengajuan Judul ke Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Pengajuan Judul Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Seminar Proposal, Perbaikan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penunjukan Dosen Pembimbing, Persetujuan Proposal oleh Dosen Pembimbing, Pembuatan Surat Pengantar Pelaksanaan PKLM, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Studi literatur

Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan buku-buku tentang pajak bumi dan bangunan, Undang-undang peraturan tentang Pajak Bumi dan Bangunan, bahan-bahan kuliah, Internet, majalah berita pajak bumi dan bangunan, kliping Pajak ( termasuk kliping yang ada kaitannya dengan Pajak Bumi dan Bangunan ), dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(3)

3. Observasi Lapangan

Di dalam tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik.

4. Pengumpulan Data

a.Data primer : Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, dalam hal ini pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.

b.Data sekunder : Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang pajak bumi dan bangunan, bahan-bahan kuliah, internet, Undang-undang tentang pajak bumi dan bangunan, majalah berita pajak bumi dan bangunan, kliping pajak bumi dan bangunan , dan lain-lain yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan.

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif.


(4)

1.6 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Daftar Observasi ( Observasi Guide )

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber dana yang perlu.

3. Daftar Dokumentasi ( Optional Guide )

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori-teori dan penjelasan tentang upaya peningkatan pajak bumi dan bangunan.


(5)

1.7 Sistematika Penyusunan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktek, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan pelaporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II :GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi Di Dinas Pendapatan Kota Medan, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, serta gambaran kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah kota Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Objek PBB, Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan


(6)

Perkotaan, Serta Kendala – Kendala yang terdapat dalam upaya peningkatan pajak bumi dan bangunan dan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh mengenai Upaya Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan .