Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG

PROSEDUR PERMOHONAN

PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI DINAS PENDAPATAN

KOTA MEDAN

OLEH

NAMA : NINDYA KARTIKA SARI NIM : 122600009

Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ PROSEDUR PERMOHONAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN ” dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini selesai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak/Ibu Dosen Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan terutama di bidang perpajakan kepada penulis selama menjajaki masa kuliah.

5. Seluruh Bapak/Ibu Staff Pegawai Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah banyak membantu dan memberikan masukan selama masa perkuliahan sampai dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini.

6. Ibu Fauziah SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, masukan, pemikiran dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dari awal hingga selesai.

7. Bapak Azhar M. Tanjung, S.Sos. MM selaku Kasi Bagi Hasil Pajak Dinas Pendapatan Kota Medan

8. Ibu Sriani Selaku Staf Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis memberikan data-data dan informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. 9. Kepada Ayahanda tercinta Salamun dan Ibunda Sariyati yang menjadi

inspirasi utama penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang tak henti-hentinya memberi dukungan dan do’a dalam segala hal yang ingin penulis lakukan, membesarkan dan mendidik dengan kasih sayang berlimpah kepada


(4)

penulis serta memberikan kebutuhan penulis selama menapakin bangku perkuliahan.

10. Kepada Adik tercinta Windiny Wulan Dari yang telah mewarnai hari-hari penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Kepada Teman-Teman Seperjuangan dari Tax A 2012, terkhusus kepada Justitie Syahfitri, Tika Manurung, Nuri Dwi Maulidza, Andiny Octaviani, Riski Meidina, Dina Batubara, Harum Annisya, Ika Apriyanti, Siti Hutami yang telah menemani suka ataupun duka, tangis maupun canda selama tiga tahun terakhir ini di bangku pekuliahan. Kalian bukan hanya teman seperjuangan tetapi lebih seperti keluarga kedua. Bangga memiliki kalian semuanya.

12. Kepada Nur Halimah Tusa’Diah sahabat dan teman sekamar yang menemani selama 15 tahun ini , yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

13. Kepada Teman SMA terkhusus Serli Waskita, Zetira Ahmad, Mawaddatul Husna yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini 14. Seluruh rekan – rekan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU angkatan 2012 yang selama ini berjuang bersama dalam menuntut ilmu.

15. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.


(5)

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan pada laporan ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak penulis terima guna penyempurnaan penulisan laporan tugas akhir ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya. Akhir kata dengan segala pengharapan dan do’a semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.

Medan, Juli 2015

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri ... 9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

F. Metode Pengumpulan Data ... 12

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN A. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Kota Medan... 15

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 17

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 18


(7)

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK

A. Definisi PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) ... 39

B. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 41

C. Objek pajak bumi dan bangunan ... 41

D. Pengecualian Objek Pajak ... 42

E. Dasar Pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan... 43

F. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ... 44

G. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ... 44

H. Dasar Penghitungan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 45

I. Tahun Pajak ... 47

J. Pembayaran PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 48

K. Dasar Penagihan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 49

L. Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 50

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 51

B. Prosedur Pengajuan Permohonan Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 57

C. Syarat Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 58

D. Hambatan Bagi Aparat Pajak Dalam Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Sekor Perdesaan dan Perkotaan ... 62

E. Tata Kerja Penyelesaian Pengurangan ... 63


(8)

BAB IV SARAN DAN KESIMPULAN

A. Saran ... 66 B. Kesimpulan ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68


(9)

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Kota Medan

Tabel 2.2 Data Pegawai Menurut Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan Tabel 2.3 Jumlah Wajib Pajak dan Pokok Ketetapan PBB

Tabel 3.1 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Tabel 3.2 Formula Perhitungan PBB Terutang Sektor Perdesaan dan Perkotaan Tabel 4.1 Data Pengurangan PBB


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu syarat dalam rangka penyusunan Tugas Akhir dan metode untuk mempraktikan teori yang selama ini telah diperoleh selama perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam suatu kondisi kerja yang nyata serta diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai lingkungan kerja.

Pajak bumi dan bangunan ( PBB) selama ini diidentikkan dengan Pajak Lempung karena objek pajak utamanya berupa tanah (bumi) dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat baik dari golongan rakyat bawah sampai pejabat tinggi Negara.

Sejalan dengan era reformasi, dalam rangka penguatan keuangan daerah untuk melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat maka pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam UU tersebut mengatur ketentuan dari 16 Pajak yang akan dikelolah oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten). Salah satu jenis pajak yang akan dikelola oleh Pemerintah Daerah berasal dari Jenis Pajak


(12)

Pusat yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Berdasarkan Undang – Undang tersebut dapat disimpulkan 5 (lima) asas Pajak Bumi dan Bangunan yaitu :

a. Sederhana

b. Mudah dimengerti c. Semangat gotong-royong d. Adil, dan

e. Kepastian hukum

Dengan diberlakukannya undang – undang tersebut dan dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan di harapkan daerah dapat menerapkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan dan melaksanakan sistem perpajakan yang mudah,adil dan bertanggung jawab serta memberikan kepercayaan kepada wajib pajak sehingga dapat mewujudkan perluasan objek pajak daerah dan peningkatan kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang secara otomatis dapat meningkatkan penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah yakni membiayai pengeluaran umum demi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Tetapi seperti yang kita ketahui tingkat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belumlah optimal khususnya di daerah Kota Medan . ada beberapa faktor yang


(13)

menyebabkan sulitnya wajib pajak untuk membayar pajak khususnya Pajak bumi dan bangunan. Faktor tersebut berupa tingkat perekonomian wajib pajak yang tidak mendukung untuk membayar pajak terutang (apabila objek pajak yang dimiliki,dikuasai dan atau dimanfaatkan ole wajib pajak yang berpenghasilan rendah yang sehingga kewajiban perpajakannya sulit untuk dipenuhi) dan faktor lain yang menyebabkan pajak terutang tersebut tidak dapat terpenuhi kewajibannya ( faktor lain ini terjadi dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam seperti : banjir, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor atau sebab lain yang luar biasa seperti : kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan Hama tanaman.

Selain dari pada itu wajib pajak dituntut harus memenuhi wajibannya untuk membayar pajak terutang sebagai konsekwensi dari kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan bumi dan bangunan. Inilah yang menyebabkan pentingnya upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan khususnya sektor perdesaaan dan perkotaan sebagaimana telah diatur dalam Perda No. 3 Thn 2011 pasal 21 ayat 2 serta Pasal 19 Undang-Undang PBB yang berisi tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan selain sangat penting untuk memenuhi kewajiban perpajakan wajib pajak juga dapat membantu meringankan beban pajak yang oleh sebab tertentu sulit untuk terpenuhi kewajiban perpajakannya. Ini juga yang melatar belakangi penulis mengambil judul “ Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan”.


(14)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik kerja lapangan mandiri merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa perpajakan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Penulis melakukan Praktek kerja lapangan mandiri adalah:

1.1 Untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di Dinas Pandapatan Kota Medan

2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

2.1 Bagi mahasiswa

a) Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan khususnya tentang pajak daerah dan mengaplikasikannya ke dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri.

b) Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan pada umumnya, khususnya dibidang pajak bumi dan bangunan yang kelak membekali penulis terjun langsung dalam dunia kerja Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan

c) Untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri.


(15)

d) Untuk menciptakan dan mengembankan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat dibutuhkan didalam dunia kerja. e) Mendewasakan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta meningkatkan

pengkajian dan perumusan masalah secara terpadu dan ilmiah.

f) Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Daerah

a) Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

b) Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

c) Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Kota Medan dengan lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a) Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.


(16)

b) Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang Perpajakan.

c) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

d) Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara.

e) Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ). C. Uraian teoritis

1. Definisi pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum ( Soemitro, 2011 : 1) .

2. Jenis - jenis pajak 2.1 Menurut golongannya


(17)

dan tidak dapat di bebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak tidak langsung, yaitu : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan nilai 2.2 Menurut sifatnya

a) Pajak subjektif, yaitu : pajak yang berdasarkan pada subjeknya, memperhatikan keadaan diri wajib pajak

Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak objektif, yatu : pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak

Contoh : Pajak Pertambahan nilai dan Pajak atas barang mewah 2.3 Menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak pusat, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara

Contoh : PPh, PPn, dan pajak penjualan barang mewah serta Bea materai b) Pajak daerah, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terbagi dua, yaitu :

 Pajak provinsi yang terdiri atas pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air , bea balik nama kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan,


(18)

pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak rokok

 Pajak kabupaten/kota terdiri atas : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan , pajak sarang burung wallet, pajak reklame, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir ( Catatan Perkuliahan). Dan pada pembahasan selanjutnya akan lebih khusus membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

3. Definisi pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

Dahulunya PBB merupakan Pajak Pusat dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak yang terdiri dari 5 (lima) Sektor, yaitu Perdesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan. Tetapi sejak pajak bumi dan bangunan dialihkan menjadi pajak Kabupaten / Kota pajak tersebut dinamai sebagai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ( PBB Sektor P2 ). Adapun definisi dari PBB Sektor P2 adalah : pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan ( Perda No. 3 Thn 2011 pasal 1 ayat 6 ).

4. Definisi wajib pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan


(19)

mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau

memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Pasal 1 angka 37 UU PDRD .

5. Objek pajak bumi dan bangunan Perdesaan dan perkotaan

Yaitu : bumi dan /atau bangunan yang dimiliki, dikuasai ,dan /atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian bangunan yaitu : Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti : hotel, pabrik dan emplasemennya yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut. Jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga , galangan kapal, dermaga, taman mewah, tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak dan menara ( Perda Kota Medan No. 3 tahun 2011 Pasal 2 )

6. Hak wajib pajak

6.1 Menerima SPPT PBB untuk setiap tahun pajak

6.2 Mendapatkan penjelasan berkaitan dengan ketetapan PBB dalam hal wajib pajak memintai

6.3 Mengajukan keberatan dan atau pengurangan pajak terutang

6.4 Mendapatkan surat tanda terima setoran PBB dari bank atau instansi yang bersangkutan


(20)

6.5 Hak mengajukan banding 6.6 Hak mengajukan pembetulan D. Ruang Lingkup PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan Praktek kerja lapangan Mandiri di dinas pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

2. Untuk mengetahui kepada dan dalam hal apa permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan diberikan

3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

4. serta untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data informasi yang diperlukan, Metode yang digunakan dalam melakukan PKLM tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Pengajuan judul ke Program Studi Diploma


(21)

III Administrasi Perpajakan, Pengajuan judul proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Seminar proposal, Perbaikan proposal, Penunjukan dosen pembimbing, Persetujuan proposal oleh dosen pembimbing, Pembuatan surat pengantar pelaksanaan PKLM, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Studi literatur

Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan buku - buku tentang pajak bumi dan bangunan, peraturan perundang - undangan tentang Pajak Bumi dan Bangunan, bahan-bahan kuliah, Internet, dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan

Di dalam tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik

4. Pengumpulan Data

a. Data primer : Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, dalam hal ini pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan pada bidang bagi hasil pendapatan ( BHP).

b. Data sekunder : Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang pajak bumi dan bangunan yang diperoleh dari perpustakaan, bahan-bahan kuliah, Undang-undang


(22)

tentang PBB yang diperoleh dari internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.


(23)

2. Daftar Observasi ( Observasi Guide )

Melakukan kegiatan pengamatan langsung di Dinas Pendapatan Kota Medan tentang objek PBB sektor P2 yang berkaitan dengan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. 3. Daftar Dokumentasi ( Optional Guide )

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori-teori dan penjelasan tentang pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan.

G. Sistematika Penyusunan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktik PKLM, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan pelaporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(24)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai dasar hukum pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh mengenai Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan.


(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini belum terdapat Sub Seksi, karena pada saat itu wajib pajak/ wajib retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu banyak.

Dengan mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan di Kota Medan melalui peraturan daerah sub bagian keuangan tersebut diubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerima pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak/ wajib retribusi di dalam Kota Medan, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 Kelurahan

Sehubungan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD No. 7/12/41-10 tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Pendapatan Daerah di seluruh Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 Tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru ini dibentuklah seksi-seksi administrasi Dinas Pendapatan, juga dibentuk Bagian Tata Usaha

yang membawahi 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu sub sektor perpajakan, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang merupakan kontribusi yang cukup


(26)

penting bagi pemerintah daerah dalam mendukung serta memelihara pembangunan dan didalam peningkatan penerimaan pendapatan daerah.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib pajak / retribusi daerah, struktur organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah dan disempurnakan secara fungsional

Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan dalam :

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei 1988, tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan Pajak bumi dan bangunan di 99 kabupaten/kota

2. Surat Edaran Menteri dalam Negeri Nomor 061/1861/PUOD tanggal 2 Mei 1988 tentang organisasi dan tata kerja dinas pendapatan Kota Medan.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka pemerintah Kota Medan melakukan Penataan Organisasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah di lingkungan pemerintah Kota Medan , salah satu diantaranya adalah Dinas Pendapatan Kota Medan.


(27)

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 khusus untuk Dinas Pendapatan Kota Medan telah ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan beserta Struktur Organisasi melalui Surat Keputusan Walikota Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari :

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran b. Seksi Pemeriksaan

c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Bidang Penagihan terdiri dari

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi


(28)

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak c. Seksi Penatauasahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Pajak

b. Seksi Pengembangan Restitusi

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

8. Kelompok Jabatan Fungsionalis

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan 1. Dinas

Dinas merupakan Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah. Dinas mempunyai tugas dan pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas ekonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Dinas Pendapatan menyelenggarakan fungsi :


(29)

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

Dalam melaksanakan tugas pokok 29ecretariat menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dinas

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan dinas.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas dinas f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian g. Pelaksanan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan


(30)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Kesekretariatan terdiri dari :

2.1 Sub Bagian Umum, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusun rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum

c) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas

d) Pengelolaan administrasi kepegawaian

e) Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian

f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan

fungsinya

2.2 Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi keuangan

kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan, dan verifikasi


(31)

d) Penyiapan bahan/ pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e) Penyusunan laporan keuangan dinas

f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan , dan pengendalian

g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

2.3 Sub Bagian Penyusunan Program, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program

b) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program dinas

c) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas d) Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian

e) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Bidang Pendataan Dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan, dan pengelolaan data dan informasi.


(32)

Dalam melaksanakan tugas pokok seksi Pendataan dan Penetapan, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendataan dan Penetapan

b. Peyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan, dan pengolahan data dan informasi

c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib retribusi dan pendataan daerah lainnya

d. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap wajib pajak dan wajib retribusi

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pendataan dan penetapan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(33)

3.1 Seksi Pendataan dan Pendaftaran, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi pendataan dan Pendaftaran

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan pendaftaran c) Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD ) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah ( SPTRD )

d) Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui formulir pendaftaran.

e) Penyimpanan , pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan.

f) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sesuai dengan

tugas dan fungsinya

3.2 Seksi Pemeriksaan, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi pemeriksaan b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan

c) Penyusunan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa d) Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak e) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas


(34)

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

3.3 Seksi Penetapan, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penetapan b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan

c) Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah

d) Penyiapan penertiban, pendistribusian serta penyimpangan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan e) Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas

permohonan wajib pajak

f) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

3.4 Seksi Pengolahan Data dan Informasi, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana , program dan kegiatan Seksi Data dan Informasi b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi c) Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah d) Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data e) Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan


(35)

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

4. Bidang Penagihan

Bidang penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbanngan dan restitusi.

Dalam melaksanakan tugas pokok bidang penagihan menyelengarakan fungsi a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang penagihan

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

d. Pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

e. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang penagihan


(36)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Penagihan terdiri dari :

4.1 Seksi Pembukuan dan Verifikasi, yang menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pembukuan dan Verifikasi

b) Penyusunan bahan petujuk teknis lingkup pembukuan dan verifiksi

c) Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya d) Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan benda berharga

e) Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya f) Penyiapan bahan dan data laporan realisasi penerimaan, pengeluaran dan

sisa persediaan benda berharga secara berkala

g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.2 Seksi Penagihan dan Perhitungan, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi penagihan dan perhitungan


(37)

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan perhitungan c) Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya

d) Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi yang berkaitan dengan penagihan

e) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya

4.3 Seksi Pertimbangan dan Restitusi menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi b) Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak c) Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / restibusi daerah yang

dapat diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan

d) Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi dan atau pemindahbukuan

e) Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / wajib retribusi f) Penelitian keberatan wajib pajak / wajib retribusi

g) Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak /wajib retribusi

h) Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan


(38)

i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

j) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas 5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Hasil Bagi Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan, meyenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil perundang-undangan dan pengkajian pendapatan

c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak , DAU, DAK dan lain – lain pendapatan yang sah

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.


(39)

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak dan bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.

f. Pelaksanaan pengkajian peraturan perundang- undangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah di bidang dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bagi hasil pendapatan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai denga tugas dan fungsinya

Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari :

5.1 Seksi Bagi hasil Pajak, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana , program dan kegiatan seksi bagi hasil pajak b) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan kegiatan seksi bagi hasil pajak c) Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (

SPPT ) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak ( DHPP ) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak ( DHKP ) , pajak bumi dan bangunan

d) Pelaksanaan penagihan pajak bumi dan bangunan

e) Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP ) pajak bumi dan bangunan kepada wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB


(40)

f) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

5.2 Seksi Bagi Hasil Bukan pajak, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi bagi hasil bukan pajak b) Penyunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak

c) Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil bukan pajak provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat , DAU, DAK, dan lain – lain pendapatn yang sah

d) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

5.3 Seksi Penatausahaan Bagi Hasil , menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi penatausahaan bagi hasil b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penatausahaan bagi hasil c) Pelaksanaan penatausahaan surat – surat ketetapan pajak bumi dan

bangunan

d) Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak DAU, DAK dan lain lain pendapatan yang sah

e) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan


(41)

5.4 Seksi Peraturan Perundang – undangan dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi peraturan perundang – undangan

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang – undangan dan pengkajian pendapatan

c) Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang – undangan dan pengkajian atas penerimaan dana perimbangan dan lain – lain pendapatan yang sah d) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang –

undangan di bidang dana perimbangan

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembanga Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah


(42)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain

c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainnya

d. Perhitungan potensi pajak dan retribusi daerah

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidan pengembangan pendapatan daerah

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari : 6.1 Seksi Pengembangan Pajak, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi pengembangan pajak b) Penyusunan bahan petujuk teknis lingkup pengembangan pajak

c) Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pajak daerah

d) Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak daerah

e) Penyiaapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

6.2 Seksi Pengembangan Retribusi , menyelenggarakan fungsi :


(43)

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi c) Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah di bidang retribusi daerah

d) Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah

e) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian sesuai tugas

dan fungsinya

6.3 Seksi Pengembangan Pendapatan lain – Lain, menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi pengembangan pendapatan lain – lain

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan lain – lain

c) Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pendapatan lain – lain

d) Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain – lain

7. Unit Pelaksanaan Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.


(44)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Adapun peraturan yang berlaku, yaitu :

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan b. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh Tenaga

Fungsioanl Senior yang ditunjuk

c. Jumlah Tenaga Kerja Fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

d. Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan

Adapun visi dan misi dinas pendapatan Kota Medan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan yaitu :

VISI

Mewujudkan Masyarakat Kota Medan Taat Pajak dan Retribusi Misi

1) Meningkatkan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan 2) Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan Diluar Dinas Aktif Meningkatkan


(45)

3) Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat / Wajib Pajak Daerah dan Wajib Pajak Retribusi Daerah

4) Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

5) Meningkatakan Koordinasi dan Kerjasama dengan Unit Kerja Pengelola PAD lainnya

6) Mencari Terobosan dalam Menggali Sumber – Sumber PAD yang Baru di luar PAD yang Sudah Ada

Tabel 2.1

Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Kota Medan

POKJA I POKJA II POKJA III

Medan Belawan Medan Area Medan Timur

Medan Marelan Medan Petisah Medan Barat Medan Deli Medan Perjuangan Medan Labuhan Medan Tembung Medan Sunggal Medan Tuntungan

Medan Kota Medan Denai Medan Baru

Medan Polonia Medan Amplas Medan Maimun Medan Johor Medan Selayang Medan Helvet Sumber :Dinas Pendapatan Kota Medan


(46)

Tabel 2.2

Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 2015

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

Keterangan :

Pegawai Negeri Sipil : 702 Orang Pegawai Honor : 101 Orang

Jumlah : 803 Orang

NO Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah (Orang)

1 Kepala Dinas 1 Orang

2 Sekretariat 67 Orang

3 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 27 Orang

4 Bidang Penagihan 47 Orang

5 Bidang Pendataan Dan Penetapan (DATAP) 83 Orang 6 Bidang Bagi Hasil Pendapatan (BHP) 79 Orang 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) 58 Orang 8 Pegawai Harian Lepas ( PHL ) 340 Orang

9 Pegawai Honorer 101 Orang


(47)

Table 2.3

Jumlah Wajib Pajak dan Pokok Ketetapan PBB

Serta Target dan Realisasi Pertahun Anggaran ( TA . 2012 S/D 2105 )

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan No Thn

Anggaran Jlh Wp

Pokok

Ketetapan Target Realisasi %

1 2012 436.178 430.028.247.968 353.346.171.770 275.138.356.001 77,87%

2 2013 451.033 230.693.149.951 383.000.000.000 234.325.866.564 61,18%

3 2014 465.967 388.693.548.659 365.000.000.000 289.000.081.973 79,18%


(48)

Gambar 2.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONA SUB.UMUM SEKRETARIS SUB.PROGRAM SUB.KEUANGAN BIDANG PENDAFTARAN DAN PENDATAAN SEKSI PENETAPAN DAN PENILAIAN BIDANG PENETAPAN SEKSI PENGELOLA AN DAN INFORMASI SEKSI PENDAFTARA AN DAN PENDATAAN SEKSI LEGALISASI SURAT-SURAT BERHARGA SEKSI PENAGIHAN PAJAK DAERAH,BAGI HASIL PAJAK/BUKAN

HASIL PAJAK DAN PENERIMAAN LAINNYA BIDANG PENAGIHAN SEKSI PEMBUKUA N DAN PELAPORAN SEKSI PERTIMBANG AN DAN KEBERATAN SEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKSI PEMBINAAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERENCANAAN,PENGEDA LIAN DAN OPERASIONAL

SEKSI PEMERIKSAAN

UPT


(49)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK

A. Definisi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2)

Menurut PERDA Kota Medan Nomor 3 tahun 2011 pasal 1 ayat 6 pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan / atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan / atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Siahaan(2012:553) Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten / kota. Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman dan atau laut. PBB sektor perdesaan dan perkotaan merupakan jenis pajak kabupaten/kota yang baru ditetapkan berdasarkan undang – undang Nomor 28 Tahun 2009.

Dalam pengenaan PBB sektor perdesaan dan perkotaan termasuk dalam pengertian bangunan yang menjadi objek pajak adalah :

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya yang merupakan suatu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.


(50)

c. Kolam renang d. Pagar mewah e. Tempat olah raga

f. Galangan kapal, dermaga g. Taman mewah

h. Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak ; dan i. Menara

Sebagaimana dengan ketentuan dalam undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat 1 ditetapkan bahwa yang menjadi objek pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan adalah bumi atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Penggunaan kata dan atau berarti ada tiga kemungkinan objek pajak yaitu bumi (saja), bangunan (saja), serta bumi dan bangunan. Objek pajak yang berupa bumi saja dapat dengan mudah ditemui, misalnya tanah kosong, sawah, ladang, kebun, dan objek sejenis lainnya. Objek pajak yang berupa bumi dan bangunan juga dapat dengan mudah ditemui, misalnya rumah yang berdiri diatas sebidang tanah yang dimiliki seseorang, bangunan gedung beserta tanah tempat bangunan berdiri, dan objek sejenis lainya. Sedangkan objek pajak berupa bangunan saja memang dimungkinkan walau dalam praktiknya jarang ditemui. Satu hal yang harus dipahami bahwa objek pajak berupa bangunan saja tidak berarti bangunan yang dimaksud tidak melekat diatas tanah atau


(51)

perairan. Bangunan tersebut pada dasarnya secara tetap melekat secara tetap di atas tanah tetapi kepemilikan dan atau penguasaan atas bangunan dimaksud berbeda dengan kepemilikan dan atau penguasaan atas tanahnya(Siahaan,2012:557).

B. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Wajib pajak PBB P2 yaitu : orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau

memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Pasal 1 angka 37 UU PDRD .

C. Objek pajak bumi dan bangunan

Mardiasmo (2011 : 313 ) Adapun yang menjadi objek pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yaitu : Bumi dan / atau bangunan

Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta untuk memudahkan perhitungan pajak terutang.

Dalam menentukan klasifikasi bumi / tanah diperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :

1. Letak 2. Peruntukan 3. Pemanfaatan


(52)

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor - faktor sebagai berikut :

1. Bahan yang digunakan 2. Letak

3. Kondisi lingkungan dan lain-lain

D. Pengecualian Objek Pajak

Objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan adalah objek pajak yang :

1. Digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan

2. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan, antara lain :

2.1 Di bidang ibadah, contoh : mesjid, gereja, vihara dan sejenisnya

2.2 Di bidang kesehatan, contoh : Rumah sakit

2.3 Di bidang pendidikan, contoh : madrasah, pesantren

2.4 Di bidang sosial, contoh : panti asuhan

2.5 Di bidang kebudayaan dan nasional, contoh : museum, candi


(53)

4. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak. Termasuk pengertian hutan wisata adalah hutan wisata milik Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan

5. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbale balik

6. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan

E. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan Luas Bumi dan Bangunan / M2. NJOP adalah harga rata – rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilaman tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan dengan objek lain yang sejenis yang sudah diketahui harga jualnya atau melalui nilai perolehan baru yaitu dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek pajak tersebut dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi pisik objek tersebut atau dengan penentuan Nilai Jual Objek Pajak Pengganti dimana penentuan NJOP berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.


(54)

Besaran NJOP ditetapkan setiap 3(tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya. Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh bupati/walikota (Siahaan, 2012 : 561)

F. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat 4, besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ( NJOPTKP) ditetapkan paling rendah sebesar sepuluh juta rupiah untuk setiap wajib pajak. Besarnya NJOPTKP ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten / kota. NJOPTKP merupakan suatu batas NJOP di mana wajib pajak tidak terutang pajak. Maksudnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki objek pajak yang nilainya dibawah NJOPTKP maka wajib pajak tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak. Adapun NJOPTKP untuk daerah Kota Medan menurut PERDA No. 3 Tahun 2011 yaitu sebesar 15 .000 .000

G. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Tarif PBB perdesaan dan perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0.3% dan ditetapkan oleh peraturan daerah kabupaten / kota yang bersangkutan . Hal ini ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kebupaten / kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing – masing daerah kabupaten / kota. Menurut Perda No.6 Tahun 2012 pasal 5 Tentang Perubahan Atas Perda No.3 Tahun 2011 Tarif PBB Kota Medan Di Tetapkan sebagai berikut :


(55)

Tabel 3.1

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Sumber : PERDA No. 6 Tahun 2012 pasal 5

H. Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Besarnya pokok PBB Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi NJOPTKP. Secara umum rumus perhitungan PBB perdesaan dan perkotaan sebagai berikut :

1. NJOP sampai dengan Rp 499.999.999 0,115% 2. NJOP Rp 500.000.000 s.d Rp 999.999.999 0,125% 3. NJOP RP 1.000.000.000 s.d Rp 1.999.999.999 0,215% 4. NJOP Rp 2.000.000.000 s.d Rp 3.999.999.999 0,225%


(56)

Tabel 3.2

Formula Perhitungan PBB Terutang Sektor Perdesaan dan perkotaan

Sumber : Dinas Pendapatan daerah Kota Medan

Tuan Budi memiliki Bumi seluas 800 m2 dengan NJOP / m2 Rp.200.000. Di atas tanah tersebut dibangun sebuah rumah dengan luas 400 m2 dengan NJOP Rp. 505.000 / m2 dan mempunyai taman mewah seluas 200 m2 NJOP Rp.310.000/m2 Pagar mewah 120 m NJOP Rp. 1.833.000/M2 Hitung PBB bila NJOPTKP sebesar Rp. 8.000.000 !

Contoh :

Pajak terutang = Tarif x ( NJOP – NJOPTKP ) Penyelesaian :

= 0,125 % x ( Rp. 643.960.000 – Rp. 8.000.000 )

= 0.125 % x ( Rp. 635.960.000 )

= Rp. 794.950,00

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x ( NJOP – NJOPTKP)


(57)

NJOP :

Bumi : 800 m2 x Rp 200.000 = Rp. 160.000.000

Bangunan : 400 m2 x Rp 505.000 = Rp. 202.000.000

Taman mewah : 200 m2 x Rp. 310.000 = Rp. 62.000.000

Pagar mewah : 120 m x Rp. 1.833.000 = Rp. 219.960.000 +

= Rp. 643.960.000

I. Tahun Pajak

Tahun pajak adalah jangka waktu dalam satu tahun takwim. Jangka waktu satu tahun takwim adalah dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Saat yang menentukan pajak terutang adalah keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari . Baik penambahan atau pengurangan tidak akan mempengaruhi besarnya pajak terutang untuk tahun yang bersangkutan(Mardiasmo,2011:319).

a. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2014 berupa tanah dan bangunan. Pada tanggal 10 Januari 2014 bangunannya terbakar, maka pajak yang terutang tetap berdasarkan keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari 2014, yaitu keadaan sebelum bangunan tersebut terbakar.


(58)

b. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2015 berupa sebidang tanah tanpa bangunan di atasnya. Pada tanggal 20 Agustus 2015 dilakukan pendataan ternyata di atas tanah tersebut telah didirikan suatu bangunan, maka pajak yang terutang untuk tahun 2015 tetap dikenakan berdasarkan keadaan pada tanggal 1 Januari 2015. Sedangkan bangunannya baru akan dikenakan pada tanggal 1 Januari 2016.

J. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

PBB sektor perdesaan dan perkotaan yang terutang menurut SPPT ( Surat Pemberitahuan Pajak Terutang ) harus dilunasi selambat – lambatnya 6 bulan sejak diterimanya SPPT oleh wajib pajak atau paling lama satu bulan sejak tanggal diterimanya SKPD ( Surat Ketetapan Pajak Daerah ) oleh wajib pajak. Apabila kepada wajib pajak diterbitkan STPD ( Surat Tagihan Pajak Daerah ) , surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, dan surat putusan banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, pajak dimaksud harus dilunasi paling lambat satu bulan sejak tanggal diterbitkan (Siahaan , 2012 : 567 ).

PBB sektor perdesaan dan perkotaan yang terutang dapat dibayarkan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh bupati / walikota. Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran pada hari libur maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Adapun jatuh tempo pembayaran PBB sektor perdesaan dan perkotaan yaitu pada tanggal 31 Agustus untuk setiap Tahun pajak


(59)

K. Dasar Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Dasar penagihan PBB sektor perdesaan dan perkotaan yaitu

1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang ( SPPT ) 2. Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ) 3. Surat Tagihan Pajak Daerah ( STPD ) 4. Surat Keputusan Pembetulan

5. Surat Keputusan Keberatan 6. Dan Putusan Banding

Yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah dan pelunasannya harus dilakukan paling lama 1 ( satu ) bulan sejak diterbitkan. Penagihan pajak dapat dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak. Surat teguran diterbitkan 7 ( tujuh ) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran pajak. Apabila jumlah pajak terutang yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran atau surat lain yang sejenis, maka akan ditagih dengan Surat Paksa. Tindakan penagihan dengan surat paksa dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan, pencegahan, dan penyanderaan apabila wajib pajak tetap tidak mau melunasi utang pajaknya sebagaimana mestinya (Siahaan , 2012 : 569 ).


(60)

L. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Dalam peraturan daerah No. 3 Tahun 2011 tentang pemberian pengurangan / keringanan atas pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan didasarkan pada pertimbangan kemampuan membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak. Dengan demikian berdasarkan permohonan wajib pajak, Bupati / Walikota dapat memberikan pengurangan pajak karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab – sebab tertentu lainnya serta dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa.

Kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan sebab – sebab tertentu lainnya sebagai alasan pengajuan pengurangan pajak terutang antara lain : lahan pertanian yang sangat terbatas hasilnya, bangunan yang ditempati sendiri yang dikuasai atau dimiliki oleh golongan wajib pajak tertentu yang memiliki penghasilan terbatas, wajib pajak orang pribadi yang penghasilannya hanya dari uang pension, dan badan yang mengalami kesulitan likuiditas. Sedangkan yang dimaksud dengan bencana alam yang juga dapat menjadi alasan pengajuan pengurangan adalah gempa bumi , banjir, tanah longsor. Adapun yang dimaksud dengan sebab lain yang luar biasa antara lain kebakaran, kekeringan, wabah penyakit tanaman, dan hama tanaman. Pengurangan pajak terutang merupakan hak yang dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati / walikota. Tata cara pemberian pengurangan PBB perdesaan dan perkotaan ditetapkan dengan peraturan Bupati / Walikota (Siahaan,2012 : 574-575 )


(61)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Dalam pelaksanaan asas – asas yang diterdapat dalam pemungutan pajak, salah satu asas yang digunakan yaitu asas keadilan. Keadilan disini artinya menerapkan kewajiban dan hak – hak yang sama terhadap wajib pajak. Salah satu hak wajib pajak adalah wajib pajak berhak untuk mengajukan permohonan pengurangan PBB sektor perdesaan dan perkotaan.

Permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan ( PBB ) tersebut dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati / walikota melalui kantor dinas pendapatan kota yang terkait dan selanjutnya akan diproses. Namun terlebih dahulu diadakan penelitian kebenaran persyaratan yang terdapat dalam surat permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan. Penelitian atas kebenaran bukti - bukti / persyaratan permohonan pengurangan yang dipenuhi oleh wajib pajak itu akan menentukan dapat atau tidaknya surat permohonan pengurangan tersebut untuk diproses.

Adapun dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan untuk Kota Medan yaitu :


(62)

a. Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah

b. Peraturan Daerah Nomor. 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

c. Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 tentang Petunjuk dan Teknis Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

d. Peraturan Daerah No. 6 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2011

Berikut ini adalah salah satu bunyi dari dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan yang terdapat pada PERDA Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 pasal 21

Bagian Kelima

Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administratif

Pasal 21

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Kepala Daerah dapat membetulkan SPPT,SKPD,STPD,SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perUndang-Undangan perpajakan daerah.


(63)

(2) Kepala Daerah dapat :

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrarif berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perUndang-Undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya

b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar.

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan;

e. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak terutang dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa; dan

f. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pengurangan diberikan atas pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yang terutang dalam SPPT ( Surat Pemberitahuan Pajak Terutang ) atau SKPD ( Surat Ketetapan Pajak Daerah ). Pengurangan pajak terutang dapat diberikan kepada dan dalam hal :


(64)

1. Wajib pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab – sebab tertentu lainnya, seperti :

a) Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya , atau janda/dudanya diberikan pengurangan sebesar 75% dari PBB yang terutang.

b) Objek pajak berupa lahan pertanian / peternakan / perikanan yang hasilnya sangat terbatas yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah diberikan pengurangan maksimal 75%

c) Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang penghasilannya semata – mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban membayar PBB sulit untuk dipenuhi diberikan pengurangan maksimal 75%

d) Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang NJOP/m2 meningkat akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan diberikan pengurangan maksimal 75%

e) Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi yang berpenghasilan rendah sehingga sulit untuk memenuhi kewajiban membayar PBB diberikan pengurangan maksimal 75%

f) Objek pajak yang wajib pajaknya orang pribadi berupa cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai bangunan dan / atau lingkungan cagar budaya diberikan pengurangan sebesar 50%


(65)

2. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas yang serius sepanjang tahun , sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin perusahaan diberikan pengurangan maksimal 75%

3. Wajib pajak orang pribadi / badan dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab – sebab lain yang luar biasa diberikan pengurangan maksimal 100%. Yang dimaksud dalam pengertian bencana alam adalah gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan sebab lain yang luar biasa adalah kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan hama tanaman.

Pengurangan yang terutang dapat diberikan kepada semua objek pajak ( tanpa membedakan objek pajak perkotaan, perdesaan dan sebagainya ). Pengajuan permohonan pengurangan dapat diajukan secara kolektif atau perorangan

Berikut ini adalah Bunyi Peraturan Walikota Medan No. 73 tahun 2011 yang mengatur tentang besarnya persentase pengurangan yang akan diperoleh oleh wajib pajak yang melakukan permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan.


(66)

Gambar 4.1

Peraturan Walikota Medan tentang Besarnya Persentase Pengurangan PBB

Sumber : Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 .


(67)

B. Prosedur Pengajuan Permohonan Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Adapun prosedur/ tata cara pengajuan permohonan pengurangan PBB dimulai dari :

1. Mengisi Formulir Permohonan Pengurangan

2. Permohonan pengurangan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada kantor dinas pendapatan dalam hal ini dinas pendapatan Kota Medan dengan mencantumkan besarnya persentase pengurangan yang dimohonkan 3. Permohonan pengurangan pajak terutang secara perseorangan harus dilampiri

a. Foto copy SPPT/ SKPD dari tahun pajak yang diajukan permohonan pengurangannya

b. Foto copy tanda veteran, bagi anggota veteran

4. Permohonan pengurangan pajak terutang secara kolektif dapat diajukan sebelum SPPT diterbitkan selambat – lambatnya tanggal 10 Januari untuk tahun pajak bersangkutan melalui :

a. Pemerintah daerah setempat

b. Organisasi legium Veteran Republik Indonesia, bagi anggota Veteran 5. Permohonan pengurangan pajak terutang untuk wajib pajak badan harus

dilampiri dengan :

a. Foto copy SPPT / SKPD dari tahun pajak yang diajukan permohonannya b. Laporan Keuangan


(68)

6. Permohonan pengurangan pajak terutang dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam atau sebab – sebab lain yang luar biasa dilampiri Surat Keterangan dari Pemerintah Daerah setempat / instansi terkait.

7. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan pajak terutang apabila telah melunasi PBB untuk tahun sebelumnya atas objek pajak yang sama

8. Permohonan dapat disampaikan secara langsung ke dinas pendapatan daerah dalam hal ini dinas pendapatan Kota Medan atau dikirim melalui kantor pos C. Syarat Pengurangan PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Adapun syarat – syarat dalam pengurusan pengurangan PBB sektor perdesaan dan perkotaan yaitu :

1. Surat permohonan

2. Foto copy SPPT tahun sebelumnya

3. Fotocopy tanda lunas PBB tahun sebelumnya (tidak ada tunggakan PBB ) 4. Fotocopy KTP pemohon

5. Foto copy SK pensiun 6. Foto copy struk gaji pensiun

7. Foto copy SK veteran bagi anggota veteran 8. Foto copy pembayaran listrik , air

9. Surat keterangan neraca rugi laba bagi yang berbadan hukum

10. Surat keterangan dari kelurahan bagi wajib pajak yang kurang mampu 11. Surat kuasa bagi wajib pajak yang dikuasakan


(69)

Tabel 4.1

Data Pengurangan PBB Tahun 2013 s/d 2014 Di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

No Tahun Jumlah Wajib Pajak

1 2013 1.639 wajib pajak

2 2014 3.373 wajib pajak

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

Berdasarkan tabel diatas kantor dinas pendapatan Kota Medan melalui seksi yang ada telah melaksanakan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yang dimulai tahun 2013 sampai dengan 2014 terjadi peningkatan wajib pajak yang melakukan permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan di kantor dinas pendapatan Kota Medan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi, sehingga terjadi pengurangan pajak bumi dan bangunan dengan keputusan yang diberikan oleh kepala dinas pendapatan Kota Medan.

Dengan demikian wajib pajak yang mengajukan pengurangan pajak bumi dan bangunan pada kantor dinas pendapatan Kota Medan dari tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan sebesar 34,60 % atau sekitar 1.734 wajib pajak

Adapun alasan dari wajib pajak yang melakukan pengurangan dikarenakan penghasilan yang rendah, gaji para pensiunan yang relatif kecil ataupun para veteran.


(70)

Kepala dinas pendapatan Kota Medan memberikan pengurangan berdasarkan dengan ketentuan dan aturan yang berlaku saat ini

Adapun Contoh dari pengurangan PBB sektor perdesaan dan perkotaan yang telah dilakukan di kantor dinas pendapatan Kota Medan yaitu :

1) Permohonan Pengurangan Tahun 2015

Jenis Pelayanan : Penguranga Atas Besarnya Pajak Terutang

NOP : 12.75.051.001.014.0107.0

Nama Wajib Pajak : Naodor S Pardede

Alamat : Jl. AR. Hakim Gg Pendidikan No.84

Letak Objek Pajak : Jl. Teratai LK V

Kelurahan : Sari Rejo

Kecamatan : Medan Polonia

Keterangan : Pensiunan TNI AU

Mohon Penguranagan : 75%

Pajak Terutang : Rp. 1.224.960 2) Alasan Permohonan


(71)

2. Janda 3. Pensiunan

3) Lampiran Data Pendukung 1. Foto Copy KTP Pemohon

2. Foto Copy SPPT Tahun Berjalan 3. Foto Copy SK Pensiun

4. Foto Copy Struk Gaji Pensiun 4) Keputusan

Berdasarkan pasal 21 Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, Dan Penghapusan Atau Pengurangan Sanksi Administratif. Kapala Dinas Pendapatan Kota Medan Memutuskan untuk mengabulkan sebagian permohonan pengurangan PBB kepada :

Nama Wajib Pajak : Naodor S Pardede

Alamat : Jl. AR. Hakim Gg Pendidikan No.84

NOP : 12.75.051.001.014.0107.0

Tahun Pajak : 2015

Pajak Terutang : Rp. 1.224.960

Kelurahan : Sari Rejo


(72)

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka besarnya PBB terutang sebagai berikut :

Pajak Terutang Menurut SPPT : Rp. 1.224.960

Besarnya Pengurangan

30% x Rp. 1.224.960 : Rp. 367.488

Jumlah Pajak Terutang setelah pengurangan : Rp. 857.472

D. Hambatan Bagi Aparat Pajak Dalam Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Sekor Perdesaan dan Perkotaan

Faktor – faktor penghambat penyelesaian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sehingga permohonan tidak dapat diproses oleh petugas yaitu dikarenakan :

1. Banyaknya wajib pajak yang melakukan permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sehingga petugas yang menangani proses pengurangan pajak memiliki waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan permohonan dan harus lebih teliti dalam menilai kebenaran dari bukti / bukti atau syarat yang dipenuhi oleh wajib pajak

2. Ketidaklengkapan dokumen - dokumen / surat- surat / bukti –bukti yang harus dilampirkan oleh wajib pajak dalam permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan

a. Surat keterangan penghasilan


(73)

c. Fotocopy KTP

d. Fotocopy SK Pensiun ( bagi pension ) e. Fotocopy Pembayaran Pensiunan

f. Fotocopy neraca rugi / laba yang diaudit oleh akuntan public ( bagi perusahaan badan usaha)

E. Tata Kerja Penyelesaian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan

Tata kerja dalam menyelesaikan pengurangan pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Berkas permohonan wajib pajak yang diperoleh dari Bidang Pelayanan.

2. Menerima, meneliti kelengkapan serta kebenaran berkas wajib pajak oleh petugas terkait.

3. Mencocokkan data wajib pajak dengan data yang ada pada dinas pendapatan Kota Medan.

4. Mengisi data umum persyaratan pada formulir pelayanan wajib pajak sebagai pemberitahuan bahwa syarat – syarat pengurangan yang disampaikan wajib pajak sudah lengkap .

5. Apabila bukti-bukti atau persyaratan wajib pajak telah sesuai, dikeluarkanlah laporan hasil penelitian.


(74)

6. Laporan hasil penelitian diserahkan kepada kepala dinas pendapatan Kota Medan yang nantinya akan ditetapkan berapa persentase pengurangan yang dapat diterima oleh wajib pajak. Kemudian diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan.

7. Merekam tanggal dan nomor penerimaan berkas wajib pajak pada komputer dan / atau mencatatnya pada buku penjagaan.

8. Menyerahkan tanda terima berkas kepada wajib pajak.

9. Meneruskan berkas dan formulir pelayanan kepada pemproses urusan kepada koordinator tempat pelayanan untuk proses lebih lanjut

F. Keputusan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sekor Perdesaan dan Perkotaan

adapun beberapa keputusan / ketentuan dalam pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yaitu :

1. Keputusan pengurangan dapat berupa :

a. Permohonan dikabulkan seluruhnya, apabila verifikasi lapangan menunjukkan hal – hal yang sesuai dengan alasan – alasan permohonan b. Permohonan dikabulkan sebagian dari hasil penelitian administrasi

verifikasi lapangan didapatkan data yang sebagian sesuai dengan alasan – alasan permohonan


(75)

c. Permohonan ditolak seluruhnya, apabila dari hasil penelitian administrasi dan lapangan didapatkan data – data yang tidak benar dengan alasan – alasan yang diajukan untuk permohonan pengurangan .( dalam hal ini persentase pengurangan dibuat 0% )

Seluruh keputusan pengurangan yang ditentukan oleh kepala dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan bukti – bukti dan penelitian yang dilakukan serta melihat besarnya pajak terutang , Lokasi Objek Pajak , Luas Bumi dan Bangunan serta Nilai Bumi dan Bangunannya

2. Keputusan atas permohonan pengurangan pajak harus diterbitkan selambat – lambatnya 3 ( tiga ) bulan sejak diterimanya permohonan pengurangan wajib pajak. Jangka waktu tersebut terhitung sejak :

a. Tanggal tanda terima Surat Permohonan , dalam hal surat permohonan disampaikan secara langsung

b. Tanggal stempel pos dalam hal Surat Permohonan dikirimkan melalui pos atau sarana pengiriman lainnya

3. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Keputusan Pengurangan belum diterbitkan , maka permohonan pengurangan pajak dianggap dikabulkan


(76)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada bab ini, mangacu kepada penyajian dan analisa data pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan, yaitu :

1. Pengurangan pajak terutang merupakan hak yang dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati / walikota dan proses penyelesaiannya di lakukan di kantor dinas pendapatan daerah dalam hal ini dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan akan diproses oleh fiskus apabila wajib pajak melaksanakannya sesuai dengan prosedur-prosedur / ketentuan-ketentuan yang telah berlaku.

3. Besarnya persentase pengurangan ditentukan oleh kepala dinas pendapatan daerah dalam hal ini kepala dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan hasil penelitian dan apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam proses permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan.


(1)

c. Fotocopy KTP

d. Fotocopy SK Pensiun ( bagi pension ) e. Fotocopy Pembayaran Pensiunan

f. Fotocopy neraca rugi / laba yang diaudit oleh akuntan public ( bagi perusahaan badan usaha)

E. Tata Kerja Penyelesaian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan

Tata kerja dalam menyelesaikan pengurangan pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Berkas permohonan wajib pajak yang diperoleh dari Bidang Pelayanan.

2. Menerima, meneliti kelengkapan serta kebenaran berkas wajib pajak oleh petugas terkait.

3. Mencocokkan data wajib pajak dengan data yang ada pada dinas pendapatan Kota Medan.

4. Mengisi data umum persyaratan pada formulir pelayanan wajib pajak sebagai pemberitahuan bahwa syarat – syarat pengurangan yang disampaikan wajib pajak sudah lengkap .

5. Apabila bukti-bukti atau persyaratan wajib pajak telah sesuai, dikeluarkanlah laporan hasil penelitian.


(2)

6. Laporan hasil penelitian diserahkan kepada kepala dinas pendapatan Kota Medan yang nantinya akan ditetapkan berapa persentase pengurangan yang dapat diterima oleh wajib pajak. Kemudian diterbitkan Surat Keputusan Pengurangan.

7. Merekam tanggal dan nomor penerimaan berkas wajib pajak pada komputer dan / atau mencatatnya pada buku penjagaan.

8. Menyerahkan tanda terima berkas kepada wajib pajak.

9. Meneruskan berkas dan formulir pelayanan kepada pemproses urusan kepada koordinator tempat pelayanan untuk proses lebih lanjut

F. Keputusan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sekor Perdesaan dan Perkotaan

adapun beberapa keputusan / ketentuan dalam pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan yaitu :

1. Keputusan pengurangan dapat berupa :

a. Permohonan dikabulkan seluruhnya, apabila verifikasi lapangan menunjukkan hal – hal yang sesuai dengan alasan – alasan permohonan b. Permohonan dikabulkan sebagian dari hasil penelitian administrasi

verifikasi lapangan didapatkan data yang sebagian sesuai dengan alasan – alasan permohonan


(3)

c. Permohonan ditolak seluruhnya, apabila dari hasil penelitian administrasi dan lapangan didapatkan data – data yang tidak benar dengan alasan – alasan yang diajukan untuk permohonan pengurangan .( dalam hal ini persentase pengurangan dibuat 0% )

Seluruh keputusan pengurangan yang ditentukan oleh kepala dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan bukti – bukti dan penelitian yang dilakukan serta melihat besarnya pajak terutang , Lokasi Objek Pajak , Luas Bumi dan Bangunan serta Nilai Bumi dan Bangunannya

2. Keputusan atas permohonan pengurangan pajak harus diterbitkan selambat – lambatnya 3 ( tiga ) bulan sejak diterimanya permohonan pengurangan wajib pajak. Jangka waktu tersebut terhitung sejak :

a. Tanggal tanda terima Surat Permohonan , dalam hal surat permohonan disampaikan secara langsung

b. Tanggal stempel pos dalam hal Surat Permohonan dikirimkan melalui pos atau sarana pengiriman lainnya

3. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Keputusan Pengurangan belum diterbitkan , maka permohonan pengurangan pajak dianggap dikabulkan


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada bab ini, mangacu kepada penyajian dan analisa data pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan, yaitu :

1. Pengurangan pajak terutang merupakan hak yang dapat diajukan oleh wajib pajak kepada bupati / walikota dan proses penyelesaiannya di lakukan di kantor dinas pendapatan daerah dalam hal ini dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan akan diproses oleh fiskus apabila wajib pajak melaksanakannya sesuai dengan prosedur-prosedur / ketentuan-ketentuan yang telah berlaku.

3. Besarnya persentase pengurangan ditentukan oleh kepala dinas pendapatan daerah dalam hal ini kepala dinas pendapatan Kota Medan berdasarkan hasil penelitian dan apabila telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam proses permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan.


(5)

B. SARAN

Sebagai hasil akhir dari penulisan tugas akhir ini. Maka penulis ingin memberikan beberapa saran. Adapun saran- saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan wajib pajak dapat melengkapi syarat – syarat yang telah ditetapkan oleh dinas pendapatan kota Medan karena bagi yang kurang atau tidak memenuhi persyaratan yang ada, permohonan pengurangan tersebut tidak dapat diproses.

2. Bagi pihak dinas pendapatan daerah hendaknya mengekspos / mengumumkan prosedur untuk mengajukan pengurangan pajak bumi dan bangunan secara umum, artinya prosedur tersebut diinformasikan melalui media – media yang ada.

3. Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia atau SDM di lingkungan perpajakan, khususnya di dinas pendapatan kota Medan. Pembinaan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan memberikan suatu pendidikan khusus, pelatihan atau langkah – langkah yang dapat meningkatkan sumber daya manusia tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo.2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta : C.V Andi OFFSET.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. 2006. Perpajakan Umum . Jakarta : P.T Raja Gravindo Persada

Siahaan, Marihot Pahala. 2012. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Peraturan Kota Medan Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan daerah No. 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan

Peraturan Walikota Medan No. 73 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2011