PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. docx

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK (STUDENT ENGAGEMENT)
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM PADA POKOK
BAHASAN KARAKTERISTIK LAPISAN LAPISAN BUMI KELAS X IS 1 SMA
SEMESTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Oleh;
1.
2.
3.
4.

Ika Nurwahyuni
Nida Sayyidatul Izza
Supardi
Maharani Candra Dewi

3201414024

3201414064
3201414078
3201414102

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

HALAMAN PENGESAHAN
Proposal penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik
(Student Engagement) Menggunakan Model Pembelajaran Flipped Classroom

Pada

Pokok Bahasan Karakteristik Lapisan Lapisan Bumi Kelas X Is 1 Sma Semesta Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017” ini telah disahkan dan disetujui pada :
Hari
Tanggal


:
:

Untuk dilanjutkan pada tahap penelitian tindakan kelas sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Semarang,

Dosen Pembimbing PTK

April 2015

Guru Pamong SMA Semesta
Semarang

Drs. Apik Budi Santoso, M.Pd.
NIP. 19620929 198901 2 003

_______________________
NIP.
Mengetahui,


Kepala SMA Semesta Semarang

NIP.

A. JUDUL PENELITIAN
MENINGKATKAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK (STUDENT ENGAGEMENT)
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

PADA

POKOK BAHASAN KARAKTERISTIK LAPISAN LAPISAN BUMI KELAS X IS 1
SMA SEMESTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi
sumber daya manusia. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga
di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu
disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Pendidikan juga dapat membantu
menciptakan manusia yang bertakwa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Guna mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, tujuan pendidikan
dirumuskan lagi menjadi hierarki yang lebih sederhana, yaitu tujuan institusional, tujuan
kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Keseluruhan tujuan pendidikan tersebut diarahkan
pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai perwujudan dari
kompetensi peserta didik. Kompetensi tersebut direfleksikan dalam kebiasaan bersikap,
berpikir, dan bertindak yang dilakukan secara konsisten sehingga menjadikan siswa
berkompeten. Guna menjadikan siswa berkompeten diperlukan penguasaan kompetensikompetensi belajar yang mendukung.

Morocco et al (Abidin, 2014: 8) mengemukakan bahwa pada abad ke-21 minimal ada
empat kompetensi belajar yang harus dikuasai siswa agar menjadi siswa yang
berkompeten yaitu kemampuan pemahaman yang tinggi, kemampuan berpikir kritis,
kemampuan berpikir kreatif, serta kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi.

Keterlibatan sisi afeksi, kognisi, dan interaksi sosial pada peserta didik dalam proses
belajar dikenal dengan istilah student engagement yang diperlukan untuk memenuhi
kompetensi abad-21. Students engagement merupakan inisiasi dari tindakan, usaha, dan
persistensi peserta didik dalam pekerjaan sekolah mereka juga keadaan emosional mereka
secara keseluruhan selama aktifitas pembelajaran (Skinner et al, 1990, dalam
Handelsman et al, 2005).
Reeve (2005) menambahkan bahwa Student Engagement merupakan merupakan
intensitas tingkah laku, kualitas emosi, dan usaha pribadi dari keterlibatan siswa secara
aktif dalam aktifitas pembelajaran. Student engagement ini merupakan prediktor dari
peserta didik yang baik sekaligus merupakan prediktor dari pengajaran yang efektif
(Guhrie & Anderson, 1999, dalam Handelsman et al, 2005). Sebagai prediktor dari
peserta didik yang baik, student engagement ini penting karena memperlihatkan tingkat
perhatian, usaha, persistensi, emosi positif, dan komitmen dari peserta didik dalam proses
belajarnya (Skinner et al, 1990, dalam Handelsman et al, 2005). Tanpa adanya student
engagement yang baik, maka proses belajar yang baik pun sulit terlaksana. Reeve (2005)
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat engagement peserta didik maka semakin baik
pula proses belajarnya. Tanda-tanda peserta didik memiliki student engagement dapat
dilihat dari empat hal, yaitu: tingkah lakunya dalam melatih kemampuannya, emosinya
yang positif saat proses pembelajaran berlangsung, berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajarannya, dan bagaimana performa belajarnya ditunjukan (Handelsman et al,

2005).
Tingkah laku yang bertujuan untuk melatih pengetahuan dan kemampuan peserta
didik ditunjukan dari tingkah laku seperti mencatat materi pelajaran, mendengarkan
pengajar dengan baik, membaca materi pelajaran sebelum memulai kelas, dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik. Sementara tanda emosi positif saat
proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat dari ketertarikan pribadi untuk
mempelajari materi, memikirkan proses pembelajaran sebelum kelas berlangsung, dan

menikmati proses pembelajaran. Lalu, tanda-tanda peserta didik melakukan partisipasi
aktif dalam proses pembelajarannya adalah mengajukan pertanyaan ketika tidak
memahami materi, aktif dalam diskusi kelompok, dan membantu teman memahami
materi yang belum ia pahami. Terakhir, performa dari proses pembelajarannya dapat
dilihat dari nilainya yang baik terkait tugas-tugas yang diberikan, mudah mengerjakan
soal-soal saat tes berlangsung, dan percaya diri bahwa ia bisa menjalani proses
pembelajaran dengan baik.
Sementara tanda emosi positif saat proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat
dari ketertarikan pribadi untuk mempelajari materi, memikirkan proses pembelajaran
sebelum kelas berlangsung, dan menikmati proses pembelajaran. Lalu, tanda-tanda
seorang peserta didik melakukan partisipasi aktif dalam proses pembelajarannya adalah
mengajukan pertanyaan ketika tidak memahami materi, aktif dalam diskusi kelompok,

dan membantu teman memahami materi yang belum ia pahami. Terakhir, performa dari
proses pembelajarannya dapat dilihat dari nilainya yang baik terkait tugas-tugas yang
diberikan, mudah mengerjakan soal-soal saat tes berlangsung, dan percaya diri bahwa ia
bisa menjalani proses pembelajaran dengan baik.
Reeve (2005) menjelaskan bahwa student engagement merupakan hal yang
penting karena memiliki beberapa peran dalam proses belajar. Pertama, student
engagement membuat proses belajar mungkin dilakukan. Pengembangan suatu
pengetahuan atau kemampuan tidak mungkin dilakukan tanpa perhatian, usaha,
persistensi, emosi positif, komitmen, dan interaksi yang aktif dengan orang lain dalam
proses belajar. Student engagement merupakan syarat dari pengalaman pembelajaran
yang produktif. Berikutnya, student engagement berfungsi untuk memprediksi
keberfungsian dari suatu institusi pendidikan. Student engagement dapat memprediksi
seberapa baik peserta didik menempuh proses belajarnya, terutama dari pencapaian
mereka (ranking dan nilai ujian) dan kelulusan mereka (apakah dikeluarkan dari institusi
tempat mereka belajar atau tidak). Lalu, student engagement pada peserta didik sendiri
dapat dikendalikan dan dibentuk. Gambaran student engagement yang ada dapat
memberikan pertimbangan kepada institusi pendidikan mengenai intervensi yang dapat
dilakukan kepada

peserta didik agar proses belajar mereka semakin baik. Terakhir,


student engagement memberikan feedback pada pengajar.

Gambaran engagement pada peserta didik memberikan pengajar feedback yang
mereka butuhkan untuk menentukan telah seberapa baik kah usaha mereka dalam
memotivasi siswa dalam proses belajar mereka. Tinggi rendahnya student engagement
pada peserta didik menunjukan tingkat motivasi mereka selama proses belajar
berlangsung. Keempat peran student engagement di atas tentunya merupakan peran yang
positif bagi keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan penting bagi institusi
pendidikan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi student
engagement peserta didik.
Salah satu masalah dalam pembelajaran seringkali seorang pendidik tidak
menyampaikan materi secara utuh. Syaiful Bahri Djamarah, dkk (2006: 43) menerangkan
materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaiakan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. materi
pembelajaran (instructional materials). Alokasi waktu penyampaian kurang, kesiapan
bahan ajar, materi pembelajaran yang belum terstruktur, sistematis dan logis menjadi
penghambat penyampaian materi yang tidak tersampaikan secara utuh. Flipped
Classroom Pedagogy merupakan strategi pembelajaran untuk mengatasi kurangnya
alokasi waktu penyampaian materi agar lebih terstruktur, sistematis dan logis.

Flipped Classroom menurut Graham Brent (2013) merupakan strategi yang dapat
diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam
praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini
memanfaatkan teknologi yang menyediakan tambahan yang mendukung materi
pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online. Hal ini membebaskan waktu
kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran. Instruktur mengadopsi
model flipped classroom untuk memberikan pembelajaran kelas atau konten instruksional
sebagai pekerjaan rumah. Dalam persiapan untuk kelas, siswa diwajibkan untuk melihat
video pembelajaran. Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) siswa memanfaatkan
waktu di kelas untuk bekerja menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat
dalam pembelajaran kolaboratif.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Rendahnya keterlibatan peserta didik kelas X IS 1 SMA Semesta Semarang pada
materi karakteristik lapisan lapisan bumi.
b. Sekitar XX% siswa di kelas X IS 1 SMA Semesta Semarang kurang terlibat dalam
pembelajaran geografi pada materi karakteristik lapisan lapisan bumi
2. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran
flipped classroom yang telah penulis modifikasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan
tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan Umum : untuk meningkatkan kualitas guru dan pembelajaran geografi di SMA
Semesta Semarang.
b. Tujuan Khusus : untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dari XX% peserta didik
aktif menjadi XX% peserta didik aktif dalam proses pembelajaran geografi pada
pokok bahasan karakteristik lapisan lapisan bumi dengan menggunakan model
pembelajaran Flipped Classroom, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan,
ketrampilan dan perubahan sikap yang positif.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
a. Memberikan pengalaman dan wawasan yang lebih tentang model model
pembelajaran serta metode dan teknik pembelajaran.
b. Menemukan masalah pembelajaran yang ada di kelas.
c. Mengetahui model pembelajaran yang efektif di masing-masing materi pelajaran.
d. Memotivasi guru untuk kreatif dan inovatif untuk menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi

2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa kelas X IS 1 SMA Semesta Semarang terhadap
materi karakteristik lapisan lapisan bumi
c. Meningkatkan keterlibatan peserta didik kelas X IS 1 SMA Semesta Semarang
dalam materi karakteristik lapisan lapisan bumi.
b. Meningkatkan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran Geografi.
c. Menumbuhkan

rasa

kerjasama

antarkelompok

siswa

dalam

kegiatan

pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Peningkatan kualitas pembelajaran Geografi di SMA Semesta Semarang
b. Peningkatan sarana prasarana sebagai wadah peserta didik mengkonstruksi
pengetahuan barunya.
c. Meningkatkan motivasi pada guru-guru yang lain untuk menerapkan modelmodel pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas
F. KAJIAN PUSTAKA
1. Temuan Penelitian Pendukung
Menurut jurnal yang berjudul Implementasi Student Centered Learning Dengan
Memanfaatkan Media Pembelajaran Digital Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan
Metodec“Flipped Classroom” yang dilakukan oleh Francisca Haryanti Chandra1, Yulius
Widi Nugroho, menyatakan bahwa bagian dari penelitian yang kami lakukan dalam
pembelajaran Rangkaian Listrik di Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan Flipped Classroom yang kami sebutkan sebelumnya, kami
menggunakan berbagai cara:

1)Menugaskan

mahasiswa untuk mencari

video

pembelajaran yang sesuai dengan topic yang akan diajarkan. 2) Menugaskan mahasiswa
menonton video sebelum kelas dilaksanakan dan membuat catatan 3) Menggunakan
metode active learning. 4) Menggunakan metode peer coaching, 5)Meningkatkan self
motivation dari peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil
belajar meskipun tidak signifikan

2. Dukungan Konseptual
A. Partisipasi
1). Pengertian Partisipasi
Menurut Davis dan Newstrom (2004: ) Partisipasi adalah keterlibatan mental dan
emosional orang-orang dalam situasi kelompok. Dan mendorong mereka untuk
memberikan suatu kontribusi demi tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab
dalam pencapaian tujuan. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan
mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang
diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul
tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi
itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan
kebijaksanaan. Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide,
pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk
memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan
pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat
unsur-unsur sebagai berikut :


Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar.



Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan

pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan
pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak ada proses
belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti
aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik
dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu
kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan

belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan
guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih
berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Hanif (1998) tinggi rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran di
kelas dapat dilihat dari keadaan atau aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran.
Partisipasi siswa dikatakan tinggi jika lebih dari 70% siswa terlibat dalam proses
pembelajaran. Partisipasi siswa dikatakan sedang jika 40% - 70% siswa terlibat dalam
proses pembelajaran. Partisipasi siswa dikatakan rendah jika kurang dari 40% siswa
terlibat dalam proses pembelajaran
2) Bentuk-Bentuk Partisipasi
Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan
partisipasi horizontal.


Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang
terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain,
dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.



Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk
mempunyai

prakarsa

dimana

setiap

anggota

/

kelompok

masyarakat

berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan
pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan
tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara
mandiri
3) Prinsip-Prinsip Partisipasi
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang
disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique
Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:


Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.



Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang
mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk
menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun
dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak.



Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuh kembangkan komunikasi dan
iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.



Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak yang
terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk
menghindari terjadinya dominasi.



Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak mempunyai
tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan
kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan
keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.



Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan
aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling
memberdayakan satu sama lain.



Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk
saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada,
khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu
program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun
ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia,
terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967:
130) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi,
yaitu:

Usia



Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke
atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap,
cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia
lainnya.
Jenis kelamin



Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa
pada dasarnya tempat perempuan[ adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam banyak
masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan
tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya
gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.


Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan

dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap
yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.


Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan

menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang
baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan
perekonomian.


Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang.
Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap
lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap
kegiatan lingkungan tersebut.
5) aspek-aspek dari partisipasi yang dapat dijadikan alat ukur tingkat partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran
Menurut pendapat Hounston (1987), aspek-aspek dari partisipasi yang dapat
dijadikan alat ukur tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, antara lain:
kerja sama dan keterlibatan dalam kelompok



siswa yang terlihat berpartisipasi pasti terlibat dan turut serta dalam diskusidiskusi dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kelompok dengan harapan
tercapainya tujuan dalam kelompok tersebut.
mengajukan pertanyaan



siswa yang terlihat berpartisipasi pasti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
pertanyaan tersebut mengenai materi yang belum jelas yang telah diterangkan oleh guru.
berani memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa lain



siswa yang terlihat berpartisipasi pasti turut serta dalam menanggapi jawaban
siswa lain, hal ini bisa dilakukan dalam diskusi kecil maupun diskusi besar dalam kelas
 memberikan kesimpulan
siswa yang terlihat berpartisipasi pasti dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Dengan bisa menyimpulakan materi, siswa tersebut dianggap mengusai materi
dengan baik dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran


menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa lain
siswa yang terlihat berpartisipasi pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

guru maupun siswa mengenai materi pelajaran yang diajarkan dalam proses pembelajaran
di kelas


mengerjakan soal di depan kelas
siswa yang terlihat berpartisipasi pasti berani mengerjakan soal di depan kelas.

Hal ini baik untuk melatih keberanian siswa dalam hal maju di depan siswa lain
B. MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM
1) Pengertian model pembelajaran
Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu
pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem

pengelolaanya. Sedangkan menurut Trianto (2009) model pembelajaran merupakan
pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya. Model
pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang diterapkan pada
pembelajaran bahan kajian atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu
dengan menggunakan waktu, dana tak begitu banyak dan mendapatkan hasil yang
dapat diserap siswa secara maksimal.
Ciri-ciri Model Pembelajaran Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model
pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran
serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Seorang guru
diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran
yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah
guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki
arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai
keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,
menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana
guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif. Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 :
10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi
peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki
kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di
bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun
segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

Kriteria model pembelajaran yang dikatakan baik, jika sesuai dengan kriteria
adalah sebagai berikut : Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua
hal, yaitu : apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang
kuat dan apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis, aspek kepraktisan hanya
dapat dipenuhi jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dapat
dikembangakan dapat diterapkan dan kenyataan menunjukkan bahwa apa yang
dikembangkan tetrsebut dapat diterapkan. Ketiga, efektif, berkaitan dengan aspek
efektifitas sebagai berikut: ahli dan praktisi berdasarkan pengalamnnnya menyatakan
bahwa model tersebut efektif; dan secara operasional model tersebut memberikan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan (Trianto, 2013). Arends dan pakar model
pembelajaran berpendapat bahwa tidak ada satu pun model pembelajaran yang paling
baik diantara yang lainnya apabila tidak dilakukan ujicoba pada suatu mata pelajaran.
Oleh karena itu, perlu adanya seleksi pada setiap model pembelajaran mana yang
paling baik untuk diajarakan pada materi tertentu (Trianto, 2013).
2) Pengertian Flipped Classroom
Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang “membalik” metode
tradisional, di mana biasanya materi diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di
rumah. Konsep Flipped Classroom mencakup active learning, keterlibatan siswa, dan
podcasting. Dalam flipped classroom, materi terlebih dahulu diberikan melalui video
pembelajaran yang harus ditonton siswa di rumah masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar
di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan
sebagai pembina atau pemberi saran.
Penerapan model flipped classroom memiliki banyak keuntungan dibandingkan
model pembelajaran tradisional. Tersedianya materi dalam bentuk video memberikan
kebebasan pada siswa untuk menghentikan atau mengulang materi kapan saja di bagianbagian yang kurang mereka pahami. Selain itu, pemanfaatan sesi belajar di kelas untuk
proyek atau tugas kelompok mempermudah siswa untuk saling berinteraksi dan belajar
satu sama lain. Namun, meski memiliki banyak kelebihan, flipped classroom
membutuhkan persiapan matang agar dapat berjalan dengan optimal. Guru tentunya harus
membuat video pembelajaran yang menarik, berkualitas, serta dapat dipahami siswa tanpa

tatap muka secara langsung; sementara siswa, di sisi lain, harus memiliki akses terhadap
koneksi internet.
Menurut Bergman & Sams (2012), terdapat empat pilar dalam flipped classroom,
yaitu:
1.

Flexibel Environment

Guru menciptakan ruang belajar yang fleksibel di mana siswa dapat memilih
kapan dan di mana mereka belajar. Selanjutnya, guru yang membalik kelas mereka
dengan harapan siswa dapat menentukan sendiri jadwal dan cara belajar mereka, serta
guru fleksibel membuat penilaian hasil belajar sesuai prosesnya.
2.

Learning Culture

Model Pembelajaran Flipped memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Di luar kelas,
siswa aktif mempelajari materi pelajaran yang disampaikan dalam berbagai media.
Sedangkan di dalam kelas, siswa berkesempatan mengkesplorasi lebih mendalam materi
pelajaran dengan birdiskusi secara aktif baik dengan sesame siswa maupun dengan guru.
Dengan kata lain, siswa terlibat secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri dan mengevaluasinya sehingga bermakna.
3.

Intentional Content

Guru sengaja menyediakan dan menggunakan konten pembelajaran untuk
mengoptimalkan kegiatan pembelajarn yang berpusat pada siswa. Sehingga model
pembelajaran Flipped benar-benar dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman
konseptual dan kelancaran prosedural.
4.

Professional Educators

Guru yang profesional selalu mengamati dan memberikan perhatian penuh kepada
siswanya selama proses pembe;ajaran berlangsung,

memberikan umpan balik yang

relevan pada saat itu dan menilai secara obyektif semua tugas siswa. Selain itu, guru yang
profesional mampu berkolaborasi meningkatkan kualitas pembelajaran, menerima kritik
yang konstruktif dan mengelola kelas dengan baik.
Dalam model flipped classroom, guru dan siswa terlibat dalam mengeksplorasi
konsep dan materi pelajaran, serta menjadikan pembelajaran yang bermakna. Guru
berperan sebagai fasilitator yang siap memberikan bimbingan kepada siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Siswa bertanggung jawab penuh terhadap pembelajaran
yang dilakukan.
C. LAPISAN BUMI
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer)
dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari
angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.
Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan
Eksosfer.Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu.Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara
-70°C hingga 50°C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet
yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur
sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi
dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi
diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbondioksida, dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri
dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti
luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika
setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh
kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu
sekitar 5 kilometer.
Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan
tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi
di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah

palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam
adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah
Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisanlapisan sebagai berikut:
1)

Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu

kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
2)

Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan

batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300
°C-1500 °C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya
melindungi inti bumi.
3)

Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a)

Inti bumi bagian luar

merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam.
Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km.
Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b)

Inti bumi bagian dalam

merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti
bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan
nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.
1.

Tiga pergerakan batas lempeng muka bumi beserta contohnya.


Konvergen

Batas konvergen adalah batas antar lempeng yang saling bertumbukan. Batas
lempeng konvergen dapat berupa batas subduksi atau obduksi. Batas subduksi adalah
batas lempeng yang berupa tumbukan lempeng dimana salah satu lempeng menyusup ke

dalam perut bumi dan lempeng lainnya terangkat kepermukaan. Contohnya adalah
kepulauan Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara dengan lempeng
Samudra Hindia-Australia disebelah selatan Sumatra-Jawa-NTB dan NTT. Batas kedua
lempeng ini berupa zona subduksi yang terletak di laut yang berbentuk palung yang
memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga NTT. Contoh lainnya adalah kepulauan Fhilipina
sebagai hasil subduksi antara lempeng samudra Philipina dengan lempeng samudra
pasifik.
Obduksi adalah batas lempeng yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua
dengan benua yang membentuk suatu rangkaian pegunungan. Contohnya: pegunungan
Himalaya yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua India dengan lempeng benua
Eurasia.


Divergen

Batas antara lempeng yang saling menjauh satu dan lainnya. Pemisahan ini
disebabkan karena adanya gaya tarik yang menyebabkan naiknya magma kepermukaan
dan membentuk material batu berupa lava yang kemudian berdampak pada lempeng yang
yang saling menjauh. Contoh: punggung tengah samudra yang berada di dasar samudra
Atlantik, disamping itu contoh lainnya adalah rifting yang terjadi antara benua Afrika dan
Jazirah Arab yang membentuk Laut Merah.


Transform

Batas antar lempeng yang saling berpapasan dan saling bergeser satu dan lainya
yang menghasilkan suatu sesar yang mendatar jenis strike slip fault. Contoh: patahan san
Andres di Amerika Serikat yang merupakan pergeseran lempeng Samudra Pasifik dengan
lempeg benua Amerika Utara.
G. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Semesta Semarang tahun
2017.

2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X IS-1 SMA
Semesta Semarang yang berjumlah 30 orang.
3. Prosedur Penelitian
Pada kegiatan ini saya menyusun beberapa langkah-langkah guna melakukan
tindakan

kelas

mengenai

Partisipasi

Peserta

Didik

Menggunakan Model Pembelajaran Flipped Classroom

(Student

Engagement)

Pada Pokok Bahasan

Karakteristik Lapisan Lapisan Bumi, rencana penelitian yang akan dilakukan antara
lain :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Keterangan:
1. Perencanaan, yaitu tahap persiapan dengan melakukan observasi awal dan
penyusunan proposal kegiatan.


Mengidentifikasi masalah dan kondisi awal siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan dan keterampilan sesuai pembelajaran Flipped Classroom .



Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP, media
pembelajaran, lembar soal (kuis) dan lembar observasi.

2. Pelaksanaan, yaitu tahap pelaksanaan penelitian secara langsung di dalam kelas
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. (dengan melakukan pembelajaran
Flipped Classroom )
 Melaksanakan pembelajaran dalam menerapkan metode pembelajaran Flipped
Classroom .
 Aktivitas pembelajaran dilakukan oleh siswa dengan yang difasilitasi oleh
guru.

Langkah – langkah pembelajaran flipped classroom adalah sebagai berikut :


Sebelum tatap muka, siswa diminta untuk belajar mandiri di rumah mengenai
materi untuk pertemuan berikutnya, dengan menonton video pembelajaran
karya guru itu sendiri ataupun video pembelajaran dari hasil upload orang
lain.



Pada pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
heterogen.



Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi
berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu,
guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut.



Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka
lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru
berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam pembelajaran serta
menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi.

3. Pengamatan, yaitu proses penelitian pada tahap pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang sedang dilakukan. Pada tahap pengamatan ini juga sebagai
bentuk penilaian guru terhadap penelitian yang dilakukan.
4. Refleksi, yaitu tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Apakah setelah pembelajaran tersebut terjadi perubahan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai atau belum.
4. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah jenis data
kualitatif data. Kualitatif yang digunakan adalah data keaktifan siswa yang diperoleh
melalui observasi secara langsung pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas.
5.Cara Pengumpulan Data

Cara pengambilan data dalam PTK ini yaitu dengan instrumen nontes. Teknik
nontes yang dipilih pada penelitian ini yaitu dengan lembar observasi. Lembar observasi
digunakan untuk mengukur keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan
model pembelajaran flipped classroom .
6.Indikator Kinerja
Untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan
berdasar pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah
bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran geografi di kelas X SMA SEMESTA 1 Semarang. Kriteria yang dijadikan
tolok ukur keberhasilan tindakan dimaksud adalah:


Sekurang-kurangnya 70% peserta didik aktif saat mengikuti pelajaran geografi
khususnya pokok bahasan karakteristik lapisan bumi.

7.Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian PTK yang akan dilakukan mengikuti jadwal yang telah disusun,
jadwal yang disusun antara lain :
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan PTK
No

Kegiatan

1

Observasi
Penyusunan

2
3
4
5
6
8
9
10

Proposal
Penyusunan
Instrumen
Persiapan
Pelaksanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi
Pengolahan
Data
Penyusunan

Bulan
April
1 2
V

3

4

Mei
1 2

3

4

Juni
1 2

3

4

Juli
1 2 3 4

V
V
V
V

V
V

LIBUR

IDUL

FITRI

DAN

SEMESTER

V
V
V

V
V

Laporan

DAFTAR PUSTAKA

V

Damayanti, Herry Novis .2016. Efektifitas Flipped Classroom Terhadap Sikap Dan
Keterampilan Belajar Matematika Di SMK (JURNAL) . Surakarta :UMS. Vol 11 No 2 :2-8
E-Journal //Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember 2016 /ISSN 1979 – 9225
https://nurfitriyanaulfamath.wordpress.com/2014/01/05/strategi-flipped-classroom/
(Diakses pada 2 April 2017)
http:// www.lrpsnk.com /2014/04/pengertian-partisipasi-menurut ahli.html
(Diakses pada 3 April 2017)
http://sobat geo.blogspot.co.id/2017/01/struktur-lapisan –litosfer.html
(Diakses pada 3 April 2017)
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/defenisi-dan-pengertian-model.html
(Diakses pada 10 April 2017)
Suharsimi, 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara
Ulfa, Nur Fitriyana .2014. Implementasi strategi flipped classroom dalam pembelajaran
matematika terhadap kognitif ditinjau dari keaktifan belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta
( Skripsi) . Surakrta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wardiyatmoko, K., 2006, Geografi Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Semesta Semarang

Mata Pelajaran

: Geografi

Kelas/ Semester

: X (sepuluh)/ 1(satu)

Topik Materi

: Litosfer

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3

Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No

Kompetensi Dasar
1.1.
Menghayati

Indikator Pencapaian Kompetensi
keberadaan 1.1.1 Mensyukuri segala karunia Tuhan

dirinya sebagai makhluk Tuhan

yang ada di bumi melalui barbagai

yang dapat berfikir ilmiah dan

fenomena geografi dalam kehidupan

mampu

sehari hari

meneliti

tentang

lingkungannya.
2.1 Menunjukkan perilaku proaktif 2.1.1

Mengungkapkan pendapat.

dalam mempelajari hakekat ilmu 2.1.2

Aktif dalam diskusi kelas maupun

dan

kelompok.

peran

diterapkan

geografi
dalam

untuk

kehidupan 2.1.3

Memelihara hubungan baik dengan

sehari-hari.

teman dan guru
2.1.4

Meningkatkan

2.1.5

Memelihara hubungan baik dengan
lingkungan

3.4

2.1.6 Bertanggungjawab
Menganalisis 3.4.1.Mengumpulkan informasi Litosfer

Menganalisis
hubungan

antara

manusia 3.4.2.Mengumpulkan

informasi

Batuan

dengan lingkungan sebagai pembentuk kulit bumi ( siklus batuan )
akibat

dari

dinamika 3.4.3.Menganalisis

litosfera.

pengaruh

tektonisme

pengaruh

vulkanisme

terhadap kehidupan
3.4.4.Menganalisis

terhadap kehidupan kehidupan
3.4.5.Menganalisis pengaruh seisme terhadap
kehidupan
3.4.6.Mengumpulkan

informasi

tenaga

geologi
3.4.7.Menganalisis pengaruh tenaga endogen
terhadap kehidupan
3.4.8.Menganalisis pengaruh proses eksogen
terhadap kehidupan
3.4.9.Menjelaskan pembentukan tanah dan
1.4 Menyajikan
hubungan

hasil
antara

dengan

pemanfaatannya
analisis 4.4.1.Mengumpulkan

analisis

interaksi

manusia manusia dengan lingkungan

lingkungannya 4.4.2.Mengklasifikasikan pengaruh litosfer

sebagai pengaruh dinamika terhadap kehidupan
litosfera dalam bentuk narasi, 4.4.3. Menyusun laporan dalam bentuk
tabel, bagan, grafik, gambar tertulis
ilustrasi,

dan

konsep.
C. Materi Pembelajaran

atau

peta

Struktur pelapisan lithosfer dan manfaatnya
D. Metode Pembelajaran
-

kooperatif

-

Pembelajaran Flipped Classroom

E. Sumber Belajar
F. Media Pembelajaran
1. Media

: Video dan gambar.

2. Alat dan bahan

: Laptop, Lcd

G. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan
Pendahuluan

Waktu



Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa



Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen kehadiran siswa



Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD) yang akan
10 menit

diajarkan


Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



Guru mengaitkan hal-hal yang dikemukakan peserta didik
dengan materi yang akan dipelajari

Kegiatan Inti

60 menit

Mengamati


Secara berkelompok peserta didik menggali informasi tentang
litosfer melalui video yang telah diberikan oleh guru pada
pertemuan sebelumnya

Siswa menggali informasi tentang
gambar yang diberikan

aktivitas gunung api dari gambar

Rincian Kegiatan
Guru menilai keaktifan peserta didik dalam kelompok

Waktu

Menanya


Guru

mengajukan

pertanyaan

tentang

gambar

aktifitas

vulkanisme di indonesia.


Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan pada materi
vulkanisme



Peserta didik mengajukan pertanyaan yang belum dipahami
tentang aktivitas gunung

Guru memberi kesempatan bagi peserta didik lain yang ingin menanggapi
atau menjawab pertanyaan siswa,
Mencoba


Berdasarkan gambar yang telah ditempel pada papan tulis
peserta didik merangkai pengertian

vulkanisme secara

kelompok


Peserta didik memberikan contoh dampak vulkanisme dalam
kehidupan sehari-hari

Guru menilai sikap peserta didik dan hasil kerja kelompok
Guru menilai kemampuan peserta didik menerapkan vulkanisme dan
pengaruhnya bagi kehidupan
Mengasosiasi


Disajikan beberapa gambar berisi fenomena alam dan
kehidupan yang berkaitan dengan vulkanisme (tipe letusan
gunungapi)



Masing-masing kelompok berdiskusi tentang gambar tipe-tipe
letusan gunungapi



Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bagian-bagian
gunungapi serta material yang dikeluarkan.

Rincian Kegiatan
Guru menilai kemampuan peserta didik mengolah informasi dan

Waktu

menentukan konsep yang sesuai dengan tayangan
Mengomunikasikan


Secara

bergilir

setiap

kelompok

diberi

kesempatan

mengemukakan hasil diskusi kelompoknya


Kelompok lain dapat memberi tanggapan dan pertanyaan

Guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan

kemampuan

peserta didik berkomunikasi lisan
Guru memberi penilaian atas hasil kerja kelompok dan

kemampuan

peserta didik berkomunikasi lisan
Penutup


Guru meminta peserta didik menyimpulkan materi vulkanisme



Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah (PR)



Guru mengingatkan materi pertemuan berikutnya tentang seisme
H. Penilaian
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: lembar observasi
c. Kisi-kisi;
No Sikap/nilai
Butir Instrumen
1
Mensyukuri segala karunia Tuhan
yang ada di bumi melalui barbagai
fenomena geografi dalam kehidupan
sehari hari dengan berdoa.
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian: observasi
b. Bentuk Instrumen: lembar observasi
c. Kisi-kisi;

1

20 menit

No
1
2
3
4

Sikap/nilai
Kejujuran
Tanggung Jawab
Percaya diri
Toleransi
3. Pengetahuan

Butir Instrumen
1
1
1
1

a. Teknik Penilaian
1) penugasan kelompok
b. Bentuk Instrumen:
1) Soal tes tulis
c. Kisi-kisi
No Indikator

Teknik

Bentuk

Butir

1

Pelapisan Litosfer

penilaian
Penugasan

instrument
Uraian

Instrumen
1

2

kelompok
Manfaat tenaga endogen dan Penugasan

Uraian

1

eksogen
4. Ketrampilan

kelompok

a. Bentuk Instrumen: lembar observasi
b. Kisi-kisi: check list
c. Kisi-kisi
No
1

ketrampilan
Teknik penilaian
Memaparkan hasil analisis Tugas kelompok

Butir instrument
1

pertanyaan berkaitan dengan
video yang berkaitan dengan
Lapisan litosfer
2

Memparkan manfaat tenaga Tugas kelompok
endogen dan eksogen dalam
kehidupan

1

SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

: SMA Semesta Semarang
: Geografi
: X/2
: 3. Menganalisis unsur geosfer
: 3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika litosfera.

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Materi Pokok
Pembelajaran
(1)
Litosfer

Kegiatan Pembelajaran
1.

2.
3.
4.
5.

6.
7.

8.

(2)
Secara berkelompok peserta didik
menggali informasi tentang litosfer
melalui video yang telah diberikan
oleh guru pada pertemuan sebelumnya
Guru mengajukan pertanyaan tentang
gambar aktifitas vulkanisme di
indonesia.
Peserta didik mengajukan pertanyaan
berdasarkan pada materi vulkanisme
Peserta didik mengajukan pertanyaan
yang belum dipahami tentang aktivitas
gunung
Berdasarkan gambar yang telah
ditempel pada papan tulis peserta didik
merangkai pengertian
vulkanisme
secara kelompok
Peserta didik memberikan contoh
dampak vulkanisme dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan beberapa gambar berisi
fenomena alam dan kehidupan yang
berkaitan dengan vulkanisme (tipe
letusan gunungapi)
Masing-masing kelompok berdiskusi
tentang gambar tipe-tipe letusan

Indikator

Penilaian

(3)
 Mengumpulkan
informasi Litosfer
 Mengumpulkan
informasi

Batuan

pembentuk kulit bumi (
siklus batuan )
 Menganalisis pengaruh
tektonisme

terhadap

kehidupan
 Menganalisis pengaruh
vulkanisme

terhadap

kehidupan kehidupan
 Menganalisis pengaruh
seisme

terhadap

kehidupan
 Mengumpulkan
informasi

tenaga

geologi
 Menganalisis pengaruh

(4)
Jenis tagihan :
Tugas kelompok,
ulangan
Bentuk Instrumen :
Laporan tertulis dan
penilaian sikap

Alokasi Waktu
(5)
18 JP

Sumber
bahan/Alat
(6)
 Buku
Ajar
Geografi
Kelas

X

SMA
 Intenet
 Buku
penunjang
yang lainnya

gunungapi
Masing-masing kelompok berdiskusi
tentang bagian-bagian gunungapi serta
material yang dikeluarkan.
10. Secara bergilir setiap kelompok diberi
kesempatan mengemukakan hasil
diskusi kelompoknya
11. Kelompok lain dapat memberi
tanggapan dan pertanyaan
9.

tenaga

endogen

terhadap kehidupan
 Menganalisis pengaruh
proses

eksogen

terhadap kehidupan

 Menjelaskan
pembentukan tanah dan
pemanfaatannya

LATIAN SOAL PILIHAN GANDA
1. Kulit bumi atau lapisan batuan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat dinamakan ….
a. litosfer
b. barisfer
c. atmosfer
d. biosfer
e. eksosfer
2. Bahan padat yang terbent