PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 | Oktaviani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8824 18627 1 SM
1
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Vina Oktaviani, Slamet Subagya, M.H. Sukarno
Pendidikan Sosiologi Antriopologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
vinaokta309@gmail.com
ABSTRACT
This study was conducted at Red Cross Of Junior High School 1 of Surakarta and
the subject data technique was purposive sampling. The informan that choosen in
this research were elder member of Redcross, coach of Redcross, coordinator BK
teacher, and the students who include as member of Redcross of Junior High
School 1 of Surakarta. This research was using a descriptive qualitative
approuch. This reserach wa use primary and secondary data that taken by
interview, observation, and document analysis approuch. The data validity test of
this research were use triangulation data and triangulation method. The data
analysis in this reserach wa begin by collecting data, reduction data, serving the
data and making a conclusion.
The result of this reserach was indocate that the method of Redcross of Junior
High School 1 of Surakarta in invest the character value from the elder member of
Redcros, inuiring through daily activity, and range of activity that involve the
student. The character value that invest at the student were care about
environtment, care about social responsible, independence, religious, tolerance,
and dicipline. The coinstrait in invest the character value through Redcross
extracurricular was boredom student oin extending the material and resolved by
range of activities.
Keywords :Junior High School 1 of Surakarta, Redcross Extracurricular activity,
Character Building, An Invesment Of Character Values
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Surakarta dengan teknik pemilihan
informan berupa purposif sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini
adalah pembina PMR SMP Negeri 1 Surakarta, pelatih SMP Negeri 1 Surakarta,
koordinator guru BK SMP Negeri 1 Surakarta, dan siswa yang merupakan
anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan
sekunder melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Uji
validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data
dalam penelitian diawali dengan pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan
data, dan terakhir menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara yang dilakukan oleh PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa adalah
melalui adalah (1) cara yang dipraktekkan terlebih dahulu oleh pembina/pelatih
mengenai nilai karakter yang akan ditanamkan (2) pembiasaan melalui kegiatan
sehari-hari dan (3) kegiatan lapangan yang melibatkan siswa secara langsung.
Nilai karakter yang ditanamkan dalam kegiatn ektrakurikuler PMR adalah peduli
lingkungan, peduli sosial , tanggung jawab, kemandirian, religius, toleransi,
disiplin. Kendala yang dihadapi dalam menanmkan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan ektrakurikuler PMR adalah tingkat kebosanan siswa dalam kegiatan
pemberian materi sehingga diatasi dengan memperbanyak kegiatan lapangan.
Kata Kunci : SMP Negeri 1 Surakarta, Kegiatan Ekstrakurikuler PMR,
Pendidikan Karakter, Penanaman Nilai-Nilai Karakter.
PENDAHULUAN
masyarakat mengingat persaingan
Latar Belakang Masalah
yang
semakin
ketat
saat
ini.
Pendidikan menjadi modal bagi
Kemajuan teknologi dan berbagai
individu untuk dapat bertahan dalam
bidang yang ada semakin menuntut
3
kualitas
pendidikan
berdasarkan
pada
yang
pengembangan
karakter dalam diri manusia.
Kementrian
Nasional
komponen
itu
(Kemendiknas)
dalam
yaitu
isi
kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian,
Pendidikan
sendiri
penanganan
pengolahan
pengelola
atau
mata
pelajaran,
sekolah,
pelaksanaan
Suyadi (2013:2) menjelaskan bahwa
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
“Berbagai permasalahan yang terjadi
pemberdayaan
di
karena
pembiayaan, etos kerja dimaknai
terabaikannya pendidikan karakter.
seluruh warga sekolah/lingkungan
Kemendiknas
(Sofan Amri, 2011 : 4).
indonesia
disinyalir
mencanangkan
gerakan nasional berupa pendidikan
karakter
sarana
prasarana,
Karna pentingnya penanaman
(2010-2025)
melalui
serta pengembangan karakter pada
pemerintah
Republik
siswa, maka dari itu penanaman serta
Susilo
pengembangan nilai-nilai karakter di
Bambang Yudhoyono pada tanggal
sekolah tidak hanya melalui kegiatan
11 Mei tahun 2010 tentang gerakan
belajar mengajar tetapi juga melalui
nasional
pendidikan
kegiatan ektrakurikuler.
Gerakan
nasional
keputusan
Indonesia
oleh
Presiden
karakter.
pendidikan
Kegiatan
ektrakurikuler
karakter tersebut diharapkan mampu
sebagai wadah potensi serta bakat
menjadi
peserta
solusi
atas
rapuhnya
karakter bangsa selama ini.”
Pendidikan
karakter
didik
memiliki
adalah
masing-masing
tujuan
mengembangkan
karakter
untuk
yang
suatu sistem penanaman nilai-nilai
dimiliki siswa. Salah satu kegiatan
karakter kepada warga sekolah yang
yang
meliputi
mengembangkan nilai-nilai karakter
komponen
kesadaran
atau
pengetahuan,
kemauan
dan
bertujuan
dalam diri peserta didik adalah
tindakan untuk melaksanakan nilai-
kegiatan
nilai tersebut. Dalam pendidikan
Merah Remaja (PMR).
karakter disekolah, semua komponen
(pemangku
dilibatkan,
pendidikan)
termasuk
untuk
ektrakurikuler
Palang
Pada tingkat SMP kegiatan
harus
PMR
merupakan
komponen-
fokus
pada
kegiatan
tujuan
yang
untuk
4
pengembangan karakter pada diri
serta
siswa. Salah satunya adalah kegiatan
karakter yang ada dalam diri siswa.
ektrakurikuler PMR di SMP Negeri 1
Dari permasalahn tersebut peneliti
Surakarta
satu
tertarik untuk mengkaji lebih dalam
kegiatan ektrakurikuler PMR yang
mengenai “ Penanaman Nilai-Nilai
memiliki
banyak
Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan
untuk setingkat sekolah menengah
Ektrakurikuler Palang Merah Remaja
pertama
(PMR) Pada Siswa Smp Negeri 1
merupakan
peserta
salah
paling
se-Surakarta
dibanding
mengembangkan
PMR di sekolah-sekolah lain yang
Surakarta
ada di Surakarta. Kegiatan-kegiatan
2015/2016”.
yang dilakukan pada ektrakurikuler
Tujuan Penelitian
PMR merupakan salah satu upaya
Tujuan dari penelitian ini adalah
pengembangan karakter pada diri
untuk mengetahui penanaman nilai-
siswa.
nilai
Dalam menanamkan nilai-nilai
karakter
PMR
Surakarta
SMP
Negeri
mengalami
1
beberapa
Tahun
nilai-niali
pendidikan
kegiatan
Pelajaran
karakter
ektrakurikuler
dalam
Palang
Merah Remaja (PMR) pada siswa
SMP Negeri 1 Surakarta.
permasalahan, salah satunya adalah
dalam pelaksanaanya sendiri siswa
KAJIAN PUSTAKA
masih
Penanaman Nilai-nilai Pendidikan
belum
terlalu
memahami
maksud dan tujuan dari kegiatankegiatan yang dilakukan pada setiap
pelatihan
yang
dilakukan
dalam
ektrakurikuler tersebut.
Padahal
Karakter
Pendidikan
merupakan bagian terpenting dalam
upaya
dalam
karakter
pengembangan
nilai-nilai
pelaksanaan
karakter kepada warga sekolah atau
dilakukan
peserta didik. Ada beberapa alasan
dalam ektrakurikuler Palang Merah
pendidikan karakter dilaksanakan,
Remaja
memerlukan
alasan tersebut adalah: (1) Karakter
partisipasi aktif siswa dalam setiap
merupakan hal sangat esensial dalam
kegiatan
berbangsa dan bernegara. Hilangnya
kegiatan-kegiatan
(PMR)
yang
yang
masing-masing
memiliki tujuan dalam menanamkan
karakter
akan
menyebabkan
5
hilangnya generasi penerus bangsa.
dikembangkan
Karakter berperan sebagai kemudi
siswa
dan kekuatan sehingga bangsa ini
Kegiatan pembinaan kesiswaan yang
tidak
(2)
selama ini diselenggarakan sekolah,
dengan
merupakan salah satu wadah yang
sendirinya, tetapi harus dibangun dan
potensial untuk pendidikan karakter.
dibentuk untuk menjadi bangsa yang
Kegiatan
bermartabat
merupakan pendidikan diluar mata
terombang-ambing.
Karakter
tidak
datang
(Endah
Sulistyowati,
2012 : 5).
secara
Kebijakan
Pembangunan
2010-2025
kegiatan
ekstrakurikuler.
pembinaan
pelajaran,
Dalam
melalui
kesiswaan
untuk
membantu
Nasional
pengembangan siswa sesuai dengan
Karakter
Bangsa
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
dijelaskan
bahwa
mereka melalui kegiatan khusus.
pengembangan karakter disekolah
Melalui
dibagi dalam empat pilar, yakni
kesiswaan, siswa dapat difasilitasi
belajar-mengajar dikelas; keseharian
untuk
dalam bentuk pengembangan budaya
mereka.
sekolah;
dan/atau
disekolah juga harus dilaksanakan
keseharian
melalui pengelolaan sekolah (Endah
ko-kurikuler
ekstrakurikuler;
serta
dirumah dan masyarakat (Endah
dikembangkan
belajar
mengembangkan
karakter
Pendidikan
karakter
Banyak sekali nilai-nilai yang
Implementasi pendidikan karakter
pengalaman
pembinaan
Sulistyowati, 2012 : 12).
Sulistyowati, 2012 : 11).
disekolah
kegiatan
dan
melalui
dapat
dikembangkan
membentuk
karakter
17
siswa
di
proses
sekolah.
pembelajaran yang bermuara pada
menurut
pembentukan karakter dalam diri
sebagaimana tertuang dalam buku
siswa. Pendidikan karakter dalam
Pengembangan Pendidikan Budaya
kegiatan belajar mengajar dikelas,
dan Karakter Bangsa yang disusun
dilaksanakan
Kemendiknas
menggunakan
Ada
untuk
nilai
karakter
Kemendiknas
(2010)
melalui
Badan
pendekatan terintegrasi dalam semua
Penelitian dan Pengembangan Pusat
mata pelajaran. Selain dalam mata
Kurikulum (Suyadi, 2012 : 8-9)
pelajaran pendidikan karakter juga
adalah sebagai berikut: (1) Religius,
6
(2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,
kebutuhannya
(5)
keadaan.
Kreatif,
(6)
Mandiri,
(7)
dan
(3)
mendahulukan
Kenetralan,
agar
Demokratis, (8) Rasa Ingin Tahu, (9)
senantiasa mendapatkan kepercayaan
Semangat
atau
dari semua pihak, gerakan ini tidak
nasionalisme, (10) Cinta tanah air,
memihak atau melibatkan diri dalam
(11)
pertentangan
kebangsaan
Menghargai
prestasi,
(12)
politik,
kesukuan,
Komunikatif, (13) Cinta Damai, (14)
agama,
Gemar
Kemandirian, gerakan ini bersifat
membaca,
(15)
Peduli
atau
ideologi.
(4)
lingkungan, (16) Peduli sosial ; dan
mandiri.
(17) Tanggung jawab.
disamping membantu pemerintahnya
Kegiatan-kegiatan
nasional
SMP
dalam bidang kemanusiaan juga
Negeri 1 Surakarta selalu mengacu
harus menaati peraturan negaranya,
ada tujuh Prinsip Kepalangmerahan
harus selalu menjaga otonominya
(http://www.pmisolo.or.id/visi-misi-
sehingga
prinsip-dasar), yang terdiri dari: (1)
gerakan
Kemanusiaan,
Palang
gerakan ini adalah gerakan pemberi
Merah dan Bulan Sabit Merah
bantuan sukarela, yang tidak didasari
Internasional didirikan berdasarkan
oleh
keinginan
pertolongan
keuntungan apapun. (6) Kesatuan,
tanpa membedakan korban yang
didalam suatu negara hanya ada satu
terluka
pertempuran,
gerakan Palang Merah atau Bulan
berupaya dalam kemampuan bangsa
Sabit Merah yang terbuka untuk
dan antar bangsa, mencegah dan
semua orang dan melaksanakan tugas
mengatasi penderitaan sesama. (2)
kemanusiaan diseluruh wilayah. (7)
Kesamaan,
Gerakan
memberi
didalam
membuat
PMR
Perhimpunan
dapat
ini.
keinginan
sejalan
(5)
dengan
Kesukarelaan,
untuk
mencari
gerakan
ini
tidak
Kesemestaan, gerakan Palang Merah
perbedaan
atas
dasar
dan Bulan Sabit Merah Internasional
kebangsaan,
kesukuan,
adalah
bersifat
semesta.
Setiap
agama/kepercayaan, tingkatan, atau
perhimpunan mempunyai hak dan
pandangan
tanggung jawab yang sama didalam
politik.
Tujuannya
semata-mata hanyalah mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan
menolong sesama manusia.
7
Teori Struktural Fungsional
sebuah sistem harus memelihara dan
Talcott Parsons
memperbaiki
Talcott
Parsons
dalam
Ritzer
(2008 : 121) membahas mengenai
motivasi
pola-pola
individu dan cultural .
Dalam teori struktural fungsional
dimulai
milik Parsons menjelaskan mengenai
dengan empat fungsi penting untuk
suatu sistem dapat bertahan karena
semua sistem “tindakan”, terkenal
adanya
dengan skema AGIL (adaption, goal
attainment, Integration, dan latensi).
attainment, Integration, dan latensi
Dalam penelitian ini peneliti akan
atau pemeliharaan pola). Agar tetap
menggunakan
bertahan
fungsional
fungsionalisme
struktural
(survive),
suatu
sistem
AGIL
(adaption,
teori
milik
goal
struktural
Parsons
harus memiliki empat fungsi ini: 1)
menjelaskan
Adaptation : fungsi yang amat penting
ekstrakurikuler
disini sistem harus dapat beradaptasi
mengembangkan nilai-nilai karakter
dengan cara menanggulangi situasi
pada diri peserta didik. Bagaimana
eksternal yang gawat, dan sistem
PMR ini dalam menggunakan fungsi
harus bisa menyesuaikan diri dengan
adaptasi dengan cara menyesuaikan
lingkungan juga dapat menyesuaikan
diri
lingkungan untuk kebutuhannnya. 2)
ekternal dari kegiatan ekstrakurikuler
Goal attainment ; pencapainan tujuan
PMR di SMP N 1 Surakarta,
sangat penting, dimana sistem harus
sehingga
bisa mendefinisikan dan mencapai
(goal attaintment) dari PMR yaitu
tujuan utamanya.
mengembangkan
3) Integration :
dan
mengenai
untuk
PMR
mengubah
dapat
kegiatan
ini
dalam
lingkungan
mencapai
karakter
tujuan
siswa
artinya sebuah sistem harus mampu
melalui kegiatan yang dilakukan baik
mengatur
hubungan
dan
menjaga
antar
dalam latihan rutin yang dilakukan
bagian-bagian
yang
maupun melalui kegiatan-kegiatan
menjadi komponennya, selain itu
diluar
mengatur
ketiga
dengan PMR. Melalui kegiatan-
4) Latency : laten
kegiatan yang ada apakah sudah
dan
fungsi (AGL).
berarti
sistem
mengelola
harus
mampu
berfungsi sebagai pemelihara pola,
sesuai
yang
masih
dengan
berhubungan
tujuannya
yaitu
8
menanaman dan mengembangkan
409). Fungsi untuk mempertahankan
nilai-nilai karakter.
dan menegakkan pola dan struktur
Fungsi
adalah
integrasi
suatu
mengatur
(integration)
sistem
itu
harus
antarhubungan
masyarakat akan dilaksanakan oleh
subsistem
budaya.
Subsistem
bagian-
budaya ini akan menangani urusan
bagian dari komponennya. Ia juga
pemeliharaan kelestarian nilai-nilai
harus mengelola hubungan diantara
dan
adaption,
berlaku dalam proses kehidupan
goal
attainment
serta
norma-norma
latency . Fungsi integrasi ini akan
bermasyarakat,
menggunakan
tujuan
subsistem
hukum,
budaya
terutama
yang
untuk
kelestarian
struktur
yaitu dengan cara mempertahankan
masyarakat. Di dalam penelitian ini
tata cara dan keterpaduan antara
fungsi latensi akan menjadi pengkaji
komponen-komponen sistem yang
apakah
mendorong terbentuknya solidaritas
karakter
sosial. Fungsi Integrasi ini mengkaji
ekstrakurikuler PMR di SMP N
pelaksanaan kegiatan PMR di SMP
Surakarta ini sudah berjalan sesuai
N 1 Surakarta apakah sudah ada
sistem
kaitan
komitmen social, perasaan-perasaan
antara
sekolah
sebagai
sebuah
yang
sehingga
ekstrakurikuler
melaksanakan
dalam
menunjang dan mendukung kegiatan
PMR
dalam
mengembangkan
pendidikan
pada
instansi yang menaungi kegiatan
PMR
pola
kegiatan
menjaga
peserta
motivasi,
didik
dapat
kegiatan
ekstrakurikuler PMR dengan baik.
Keempat
subsistem
karakter siswa sesuai dengan visi dan
tersebut,
misi sekolah tersebut.
bekerja secara mandiri, tetapi saling
Fungsi latensi atau pemeliharaan
masing-masing
tersebut
akan
tergantung satu sama lain untuk
pola (latency) adalah suatu sistem
mewujudkan
keutuhan
harus menyediakan, memelihara, dan
kelestarian
memperbarui baik motivasi para
keseluruhan.
individu maupun pola-pola budaya
subsitem atau fungsi dalam teori
yang menciptakan dan menopang
fungsionalisme
motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:
Parsons tersebut maka peneliti akan
sistem
social
Dengan
structural
dan
secara
keempat
Talcott
9
mengkaji pola pendidikan karakter
(wawancara),
pada kegiatan PMR di SMA N 1
dokumentasi
Surakarta.
keempatnya.
kuesioner
dan
(angket),
gabungan
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan
METODE PENELITIAN
Penelitian
dilakukan
di
SMP
dalam
penelitian
ini
adalah teknik purposive sampling
Negeri 1 Surakarta, dan dilakukan
atau
prosedur
purposif,
dengan
sejak desember 2015 hingga juli
kecenderungan
peneliti
untuk
2016. Penelitian yang dilakukan
memilih informan dan masalahnya
dalam penelitian ini adalah penelitian
secara
dengan menggunakan
pendekatan
dipercaya untuk menjadi sumber data
kualitatif. Dengan pendekatan jenis
yang akurat. Peneliti mengambil
deskriptif
kualitatif.
sampel dengan memilih pembina
deskriptif
kualitatif
Penyelidikan
tertuju
mendalam
dan
dapat
pada
kegiatan
pemecahan masalah yang ada pada
pengurus
masa sekarang.
anggota PMR SMP N 1 Surakarta.
Sumber data dalam penelitian
kualitatif
dapat
menggunakan
ektrakurikuler
PMR,
Teknik
serta
PMR,
beberapa
pengumpulan
data
dilakukan dengan tiga cara, yaitu
sumber data primer, dan sumber data
observasi,
sekunder. Sumber data primer adalah
dokumentasi. Observasi dilakukan
sumber
langsung
untuk mengetahui kondisi, gejala-
memberikan data kepada pengumpul
gejala atau aspek-aspek yang muncul
data
berkaitan dengan permasalahan yang
data
dan
merupakan
yang
sumber
sumber
sekunder
yang
tidak
akan
wawancara
muncul
berkaitan
dan
dengan
langsung memberikan data kepada
permasalahn yang dikaji. Wawancara
pengumpul data, misalnya lewat
dalam penelitian ini dimaksudkan
orang lain atau lewat dokumen.
untuk mendapatkan data ataupun
Dilihat dari segi cara atau teknik
informasi
pengumpul data, maka pengumpulan
menyeluruh mengenai pelaksanaan
dta dapat dilakukan dengan observasi
kegiatan
(pengamatan),
interview
Merah
secara
sistematis
ekstrakurikuler
Remaja
(PMR)
dan
Palang
dalam
10
mengembangkan pendidikan karakter
dokumentasi terkait, tempat dan
pada siswa SMP N 1 Surakarta.
peristiwa.
Dokumentasi
digunakan
Triangulasi
untuk
metode
melengkapi data yang diperoleh pada
(methodelogical
saat
sebagai jenis triangulasi yang bisa
melakukan
penelitian
di
triangualtion)
lapangan, dalam hal dokumentasi
dilakukan
oleh
seorang
peneliti
digunakan untuk memperkuat hasil
dengan mengumpulkan data sejenis
penelitian sehingga menjadi lebih
tetapi dengan menggunakan teknik
akurat.
atau metode pengumpulan data yang
Dalam penelitian ini peneliti
berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk
menggunakan triangulasi data dan
menguji kemantapan informasi yang
triangulasi metode. H. B. Sutopo
diperoleh. Triangulasi metode yang
(2006:
digunakan untuk memperoleh data
93)
menyatakan
bahwa
triangulasi sumber dilakukan dengan
yang
sejenis
dilakukan
menggunakan beberapa sumber data
berbagai teknik pengumpulan data
berbeda, dimana dta yang diperoleh
dalam bentuk wawancara, observasi,
dari sumber yang satu bisa lebih
dan studi dokumen.
teruji bila dibandingkan dengan data
Adapun
alasan
melalui
peneliti
sejenis dan sumber lain. Cara ini
memilih menggunakan triangulasi
mangarahkan
sumber
peneliti
untuk
dan
triangulasi
metode
mengumpulkan data yang sejenis
adalah untuk menutup kemungkinan
dari berbagai sumber yang berdeda-
apabila kekurangan sumber atau
beda,
yang
salah satu metode. Selain itu, dalam
dijadikan
penggunaan traingulasi data dan
sehingga
data-data
dikumpulkan
bisa
pembanding
untuk
diambil
triangulasi
metode
mengarahkan
kesimpulannya. Sumber data yang
peneliti dalam mengumpulkan data
digunakan adalah informan baik
dengan
anggota
ektrakurikuler
PMR,
sumber data yang tersedia dan untuk
Pembina
ektrakurikuler
PMR,
setiap sumber menggunakan lebih
pengurus ektrakurikuler PMR dan
dari satu metode pengumpulan data,
menggunakan
beragam
11
sehingga dalam pengumpulan data
penarrikan
dapat lebih dipercaya kebenarannya.
pengambilan tindakan.
Teknik
analisis
data
dalam
kesimpulan
dan
Penelitian ini melalui beberapa
penelitian ini adalah data reduction,
tahapan
data
penelitian, tahap pekerjaan lapangan,
display,
conclusion
dan
drawing/verification”.
Peneliti
diantaranya,
tahap
Pra
serta tahap analisi data.
mengumpulkan data untuk emudian
melakukan
perbandingan-
perbandingan
untuk
mendapatkan
HASIL PENELITIAN
Penanaman Nilai-Nilai Karakter
konsep, kategori dan bahkan teori.
Pada
Hasil dari pengumpulan data (data
Ekstrakurikuler PMR
colection)
Siswa
Melalui
Kegiatan
(data
Tuntutan
reduction) yang mengandung arti :
perkembangan
diedit, diberi kode dan bahkan dibuat
mengalami
tabel. Dalam penelitian ini peneliti
pendidikan tidak hanya menuntut
hanya mengambil data yang terfokus
kecerdasan dari segi kognitif saja
dalam obyek yang diteliti yaitu
tetapi
mengenai
ektrakurikuler
kecerdasan dari segi afektif serta segi
mengembangkan
psikomotorik. Saat ini banyak upaya
PMR
perlu
direduksi
peranan
dalam
pendidikan
zaman
semakin
peningkatan,
juga
semakin
dilakukan
guna
dalam
mutu
menuntut
pendidikan karakter pada siswa di
yang
menjawab
SMP N 1 Surakarta.
tuntutan pendidikan yang ada, salah
Setelah di reduksi hasil data
satunya adalah perubahan kurikulum
tersebut kemudian diorganisir ke
yang sering terjadi di Indonesia.
dalam suatu bentuk sajian tertentu
Kurikulum yang saat ini sedang
(data display) yang nantinya akan
diterapkan
mempermudah upaya pemaparan dan
Indonesia adalah kurikulum 2013.
penegasan
Sebelum diterapkannya kurikulum
drawing
simpulan
and
(conclusion
verifying).
Dalam
terlebih
didapat
kurikulum
adanya
pendidikan
di
2013 di banyak sekolah di Indonesia,
penyajian data ini informasi yang
memungkinkan
dalam
dahulu
(Kurikulum
telah
yang
diterapkan
disebut
Satuan
KTSP
Tingkat
12
Pendidikan). Pergantian kurikulum
diri
dari KTSP menjadi Kurikulum 2013
dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu upaya yang
dikelas, dilaksanakan menggunakan
dilakukan
peningkatan
pendekatan terintegrasi dalam semua
pelayanan peserta didik sehingga
mata pelajaran. Selain dalam mata
menghasilkan lulusan terbaik.
pelajaran pendidikan karakter juga
guna
Dalam
Kebijakan
Pembangunan
Nasional
siswa.
Pendidikan
dikembangkan
Bangsa
dijelaskan
bahwa
Kegiatan pembinaan kesiswaan yang
pengembangan karakter disekolah
selama ini diselenggarakan sekolah,
dibagi dalam empat pilar, yakni
merupakan salah satu wadah yang
belajar-mengajar dikelas; keseharian
potensial untuk pendidikan karakter.
dalam bentuk pengembangan budaya
Kegiatan
sekolah;
merupakan pendidikan diluar mata
ko-kurikuler
ekstrakurikuler;
serta
dan/atau
keseharian
secara
kegiatan
Karakter
2010-2025
siswa
melalui
karakter
ekstrakurikuler.
pembinaan
pelajaran,
untuk
kesiswaan
membantu
dirumah dan masyarakat. Selama ini
pengembangan siswa sesuai dengan
kegiatan
sebagian
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
besar memang merupakan salah satu
mereka melalui kegiatan khusus.
bentuk kegiatan
Melalui
ekstrakurikuler
yang mengasah
kegiatan
pembinaan
bakat serta potensi dalam diri siswa.
kesiswaan, siswa dapat difasilitasi
Selain sebagai wadah dari minat
untuk
bakat serta potensi yang dimiliki
mereka.
siswa ekstrakurikuler juga memiliki
disekolah juga harus dilaksanakan
andil
melalui pengelolaan sekolah (Endah
yang
cukup
besar
dalam
menanamkan karakter dalam diri
siswa.
mengembangkan
Pendidikan
karakter
karakter
Sulistyowati, 2012 : 12).
Kegiatan ekstrakurikuler yang
Implementasi
karakter
disekolah
melalui
pengalaman
pendidikan
dikembangkan
belajar
dilakukan
oleh
sekolah
juga
mempunyai pengaruh yang sangat
dan
besar, meskipun didalam kegiatan
proses pembelajaran yang bermuara
ekstrakurikuler tidak didasarkan pada
pada pembentukan karakter dalam
teori-teori yang ada dalam kegiatan
13
belajar mengajar formal. Hal ini bisa
strategi
dilihat dari apa yang diterapkan
menanamkan nilai-nilai karakter ada
dalam
2 cara, yaitu sebagai berikut:
kegiatan
ekstrakurikuler
misalnya mengembangkan nilai-nilai
yang
dilakukan
dalam
penanaman nilai-
Pertama,
dan norma ada seperti mengajarkan
nilai
kedisiplinan, tanggung jawab, serta
pertama kali adalah melalui tindakan
kemandirian
yang
atau
membentuk
karakter
siswa.
Terdapat
nantinya
dalam
banyak
diri
pilihan
karakter
yang
dilakukan
praktek
langsung
oleh
pembina/pelatih
mengenai
nilai
karakter
yang
akan
ditanamkan.
ektarkurikuler
di
SMP
Dalam menanamkan nilai karakter
Surakarta,
salah
satu
pada siswa harus diawali dari guru/
yang
pembina/ pelatih terlebih dahulu
terkenal di SMP Negeri 1 Surakarta
sebagai figur yang dijadikan panutan
adalah Palang Merah Remaja (PMR).
oleh
Kegiatan ekstrakurikuler baik itu
memahami apa yang diajarkan oleh
PMR atau kegiatan ekstrakurikuler
guru,
yang
contoh
kegiatan
Negeri
1
kegiatan
ekstrakurikuler
lainnya,
memiliki
memang
tujuan
selalu
menanamkan
siswa.
Siswa
ketika
guru
nyatanya.
akan
lebih
memberikan
Selain
itu,
penanaman nilai-nilai karakter juga
karna
dapat dilakukan melalui kegiatan-
ekstrakurikuler merupakan wadah
kegiatan yang dapat memberikan
dari bakat, potensi yang dimiliki
pengalaman sosial bagi para siswa,
siswa yang harus diarahkan sehingga
karena siswa lebih memahami apa
potensi siswa dapat berkembang
yang mereka pelajari dari kegiatan
sesuai dengan karakter bangsa.
yang telah mereka ikuti. Hal ini juga
karakter
bagi
siswa,
berlaku
Dari data yang diperoleh dalam
penelitian
mengenai
nilai-nilai
karakter
kegiatan
kegiatan
ekstrakurikuler seperti PMR, dalam
Pembahasan
melalui
pada
penanaman
pada
siswa
ekstrakurikuler
PMR di SMP Negeri 1 Surakarta,
menanamkan
nilai-nilai
karakter
pada
kegiatan
lapangan
siswa,
menuntut
merasakan
anggota
langsung
PMR
bisa
apa
yang
mereka pelajari selama mengikuti
14
kegiatan PMR. Selain itu, mereka
terkenal
juga dapat mengerti dan mempelajari
(Adaption,
Goal
nilai-nilai sosial yang ada dalam
Intergration,
dan
kegiatan lapangan yang mereka ikuti
pemeliharaan
pola).
penanaman
dengan
skema
AGIL
Ataintment,
Latensi
atau
Tahap-tahap
nilai-nilai
yang harus dilewati dalam proses
kegiatan
adaptasi, pencapaian tujuan, sistem
ekstrakurikuler PMR adalah dengan
harus dapat mengatur dan menjaga
melakukan kegiatan lapangan yang
hubungan antara bagian-bagian yang
memberikan pengalaman pada para
menjadi komponennya, serta sistem
siswa. Karena dengan berpartisipasi
harus
langsung dalam kegiatan lapangan,
memelihara
para
motivasi
Kedua,
karakter
siswa
siswa
mengerti
karakter
melalui
dapat
lebih
mengenai
sehingga
banyak
nilai-nilai
dapat
mempu
dan
Adaptasi
organisme
hari
melaksanakan
karakter
siswa.
individu
dan
budaya.
mereka
membentuk
sebagai
memperbaiki
pola-pola
praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk
berfungsi
dilaksanakan
perilaku
dengan
dengan
oleh
cara
cara
menyesuaikan diri dan mengubah
Struktural
Fungsioanl
Dalam
lingkungan
eksternaldengan
Penanaman Nilai-Nilai Karakter
menanggulangi situasi eksternal yang
Pada
gawat,
Siswa
Melalui
Kegiatan
Proses penanaman nilai-nilai
dapat
yang harus dilalui agar
terwujud
diinginkan,
karakter
digambarkan
sistem
harus
bisa
menyesuaikan dengan lingkungan
Ekstrakurikuler PMR
karakter
dan
yang
melalui
juga
dapat
menyesuaikan
untuk
kebutuhannya. Pada kegiatan PMR
SMP Negeri 1 Surakarta merupakan
mengalami proses
yang panjang
teori yang dikemukakan oleh Parsons
sebelum menjadi PMR profil tingkat
yaitu teori struktural fungsional.
profinsi.
Struktural fungsional Talcott Parsons
ekstrakurikuler dengan salah satu
dalam Ritzer (2008 : 121) membahas
anggota
mengenai
untuk tingkat SMP, PMR SMP
empat
fungsi
penting
untuk semua sistem tindakan yang
Sebelum
terbanyak
menjadi
se-Surakarta
15
Negeri 1 Surakarta mengalami proses
agar dapat sesuai dengan PMR Profil
yang panjang.
Madya menurut PMI.
Selain
Pada tahun 2006/2007 PMR
adaptasi
(adaption),
SMP Negeri 1 Surakarta mengalami
fungsi yang kedua adalah goal
pergantian pembina, pembina yang
ataintment atau pencapaian tujuan.
baru yaitu Ika kartika Sari S.E.,
Pencapaian tujuan sangat penting,
ditunjuk
dimana
untuk
menggantikan
sistem
harus
bisa
pembina lama yang pensiun. Saat itu
mendefinisikan dan mencapai tujuan
PMR SMP Negeri 1 Surakarta harus
utamanya.
berbenah terlebih dahulu karena
difungsikan oleh sistem kepribadian
adanya pergantian pembina. Sebagai
dengan menetapkan tujuan sistem
pembina yang baru Ika Kartika Sari
dan memobilisasi sumber daya untuk
harus menyesuaikan diri dengan
mencapainya. Tujuan yang harus
program kerja dari pembina PMR
dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler
yang lama, dan kemudian harus
PMR adalah dapat menanamkan
disesuaikan dengan program dari
nilai-nilai karakter melalui kegiatan-
pusat PMI. Terdapat banyak hal yang
kegiatan
harus dirubah agar dapat menjadi
Penanaman
PMR SMP Negeri 1 Surakarta yang
merupakan bagian dari kurikulum
dikenal saat ini. Untuk dapat berjalan
2013 yang diterapkan di sekolah,
seperti saat ini, banyak hal yang
selain
harus dirubah dari dalam PMR SMP
mengajar
Negeri 1 Surakarta misalnya saja
karakter
adalah
dalam
pengadministrasian
ekstrakurikuler seperti PMR. Untuk
uang
kas,
pengadministrasian
dapat
Goal
yang
attainment
ada
di
nilai-nilai
melalui
juga
PMR.
karakter
kegiatan
penanaman
ini
belajar
nilai-nilai
dilakukan
menanamkan
melalui
nilai-nilai
absensi, kemudian fasilitas-fasilitas
karakter melalui kegiatan belajar
sekolah
kegiatan
yang
PMR.
diperlukan
untuk
mengajar maupun melalui kegiatan
Adaptasi
yang
ekstrakurikuler PMR sekolah harus
dilakukan memang tidak mudah
dapat
karena banyak yang harus dirubah
kegiatan
memfasilitasi
yang
penanaman
ada
kegiatanagar
nilai-nilai
tujuan
karakter
16
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler
PMR bisa tercapai.
menaungi
ekstrakurikuler
PMR
sudah mendukung pelaksanaan dari
Dalam mencapai tujuan utama
kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler
kegiatan-kegiatan yang ada di PMR
terutama kegiatan yang berhubungan
PMR terdapat beberapa hal yang
dengan
dilakukan oleh pihak sekolah selain
karakter. Dalam menanamkan nilai-
dengan memfasilitasi setiap kegiatan
nilai karakter baik melalui kegiatan
yang dilakukan, pihak sekolah juga
belajar mengajar maupun melalui
bekerja sama dengan PMI cabang
kegiatan ekstrakurikuler PMR selalu
Surakarta
berdasarkan pada visi dan misi
dalam
pelatihan.
Setiap
melakukan
pelatihan
penanaman
baik
sekolah.
dalam kegiatan rutin maupun dalam
sekolah
event-event
penanaman nilai-nilai karakter di
tertentu
selalu
Dalam
nilai-nilai
pelaksanaannya
sudah
melibatkan KSR (Kop Suka Rela)
sekolah
dari
peraturan-peraturan yang dibuat oleh
PMI
maupun
orang
yang
berkompeten dibidangnya.
Fungsi
salah
mendukung
adalah
diberikan
fungsi integrasi, fungsi integrasi
menunjang
adalah
karakter
harus
dengan
sekolah serta dengan fasilitas yang
selanjutnya
suatu
satunya
mengatur
oleh
sekolah
penanaman
baik
melalui
dalam
nilai-niali
kegiatan
antarhubungan bagian-bagian dari
belajar mengajar maupun melalui
komponennya. Fungsi integrasi juga
kegiatan ektsrakurikuler PMR.
harus mengelola hubungan diantara
adaption,
goal
attainment
serta
Terakhir adalah fungsi latensi
atau pemeliharaan pola (latency)
latency. Fungsi integrasi ini akan
adalah
menggunakan
menyediakan,
subsistem
hukum,
suatu
sistem
memelihara,
harus
dan
yaitu dengan cara mempertahankan
memperbarui baik motivasi para
tata cara dan keterpaduan antara
individu maupun pola-pola budaya
komponen-komponen sistem yang
yang menciptakan dan menopang
mendorong terbentuknya solidaritas
motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:
sosial. Dalam fungsi integrasi ini
409). Fungsi untuk mempertahankan
melihat sekolah sebagai instansi yang
dan menegakkan pola dan struktur
17
masyarakat akan dilaksanakan oleh
SIMPULAN DAN SARAN
subsistem
Simpulan
budaya.
Subsistem
budaya ini akan menangani urusan
Penanaman
pemeliharaan kelestarian nilai-nilai
melalui
dan
yang
PMR dilakukan melalui dua cara.
berlaku dalam proses kehidupan
Cara yang pertama adalah tindakan
bermasyarakat,
atau
norma-norma
tujuan
budaya
terutama
untuk
kelestarian
struktur
nilai-nilai
kegiatan
karakter
ekstrakurikuler
praktek
langsung
oleh
pembina/pelatih
mengenai
nilai
masyarakat. Dalam fungsi latensi ini
karakter
pola
yang
Dalam menanamkan nilai karakter
diterapkan dalam kegiatan belajar
pada siswa harus diawali dari guru/
mengajar
kegiatan
pembina/ pelatih terlebih dahulu
belajar
sebagai figur yang dijadikan panutan
kegiatan
oleh siswa. Selain itu, penanaman
pendidikan
karakter
serta
ekstrakurikuler.
Kegiatan
mengajar
serta
yang
akan
ektarkurikuler memiliki tujuan untuk
nilai-nilai
menanamkan
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
nilai-nilai
karakter
karakter
ditanamkan.
juga
dapat
yang dapat memberikan pengalaman
dalam setiap kegiatannya.
yang
sosial bagi para siswa, karena siswa
dapat
lebih memahami apa yang mereka
menginternalisasi nilai-nilai karakter,
pelajari dari kegiatan yang telah
untuk itu dalam setiap kegiatan
mereka ikuti. Hal ini juga berlaku
ekstrakurikuler
kegiatan lapangan
pada kegiatan ekstrakurikuler seperti
dianggap sebagai hal yang bisa
PMR, dalam menanamkan nilai-nilai
menjaga pola dari penanaman nilai-
karakter
nilai karakter dalam diri siswa.
lapangan menuntut anggota PMR
Sehingga sitem adaptasi, tujuan,
bisa merasakan langsung apa yang
pengaturan hubungan antar ketiganya
mereka pelajari selama mengikuti
(A,G,L)
dan
kegiatan PMR. Selain itu, mereka
membentuk karakter siswa yang
juga dapat mengerti dan mempelajari
diinginkan.
nilai-nilai sosial yang ada dalam
Materi
pembelajaran
diberikan
tidak
bisa
berjalan
pada
siswa,
kegiatan
kegiatan lapangan yang mereka ikuti.
18
Cara yang kedua penanamkan nilai-
ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri
nilai karakter siswa melalui kegiatan
1 Surakarta adalah tingkat kebosanan
ektrakurikuler PMR adalah dengan
siswa terhadap proses pemberian
melakukan kegiatan lapangan yang
materi, karena antusiasme mereka
memberikan pengalaman pada para
pada
siswa. Karena dengan berpartisipasi
kurang. Hal ini disiasati dengan
langsung dalam kegiatan lapangan,
penanaman
para
banyak
melalui kegiatan-kegiatan lapangan
nilai-nilai
yang lebih diminati siswa sebagai
mereka
anggota PMR. Selain itu, adanya
siswa
dapat
mengerti
karakter
lebih
mengenai
sehingga
dapat
pemberian
materi
nilai-nilai
pelatih
hari
berjalannya kegiatan PMR di SMP
membentuk
karakter
siswa.
membantu
Negeri1 Surakarta.
Dalam kegiatan ektrakurikuler
PMR
PMI
karakter
praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk
dari
sangat
nilai-nilai
karakter
yang
Saran
Bagi Pembina dan Pelatih PMR
ditanamkan mengacu pada tujuh
SMP Negeri 1 Surakarta
prinsip kepalangmerahan dan tribakti
Pembina dan pelatih PMR SMP
PMR. nilai-nilai karakter tersebut
Negeri
adalah
mempertahankan
kemanusiaan,
kenetralan,
kemandirian,
kesukarelaan,
kesemestaan.
ketujuh
kesamaan,
kesatuan
Dimana
serta
1
dapat
cara-cara
yang
selama ini telah dilakukan dalam
menanamkan
nilai-nilai
karakter
didalam
pada siswa. Selain itu, pembina dan
dasar
pelatih hendaknya berusaha untuk
prinsip
kepalangmerahan tersebut terdapat
menemukan
nilai-nilai
yang
karakter
Surakarta
seperti
nilai
dapat
metode-metode
digunakan
lain
dalam
peduli lingkungan, peduli sosial,
menanamkan
tanggung
pada siswa. Pembina dan pelatih
jawab,
kemandirian,
religius, toleransi, dan disiplin.
Kendala yang dihadapi terkait
dengan
penanaman
hendsaknya
nilai-nilai
sering
karakter
melakukan
koordinasi dalam kegiatan rutin yang
nilai-nilai
dilakukan dalam PMR SMP Negeri 1
karakter pada siswa melalui kegiatan
Surakarta agar kendala-kendala yang
19
dihadapi oleh salah satunya dapat
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku
dihidarkan.
Panduan
Bagi Kepala Sekolah
Pendidikan
Kepala
sekolah
memantau
penanaman
Karakter
di
Sekolah. Yogyakarta. DIVA
hendaknya
Press.
nilai-nilai
karakter baik itu melalui kegiatan
Internalisasi
Moleong, Lexy.J.2014. Metodologi
ruang
Penelitian Kualitatif. Bandung;
lingkup pergaulan siswa, maupun
PT Remaja Rosdakarya Offset.
belajar
mengajar
dikelas,
melalui kegiatan ektrakurikuler agar
penanaman
nilai-nilai
karakter.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
Karakter: Menjawab
Selain itu, kepala sekolah hendaknya
Tantangan Krisis
terus memperbaiki fasilitas yang
Multidimensional. Jakarta: PT.
dapat menunjang penanaman nilai-
Bumi Aksara.
Ritzer, George & Goodman, Douglas
nilai karakter di sekolah.
J.
Bagi Pemerintah
Pemerintah
diharapkan
bisa
memberikan
fasilitas
yang
mendukung
terkait
dengan
Teori
2008.
Sosiologi
Modern, Edisi ke-6. Jakarta:
Kencana
Prenada
Media
Group.
menjadi
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
kurikulum 2013, sehingga kendala
Kombinasi (Mixed Methods).
yang
Bandung: Alfabeta.
perubahan
sebelumnya
dihadapi
sekolah
dalam
menerapkan kurikulum 2013 bisa
Sulistyowati,
Endah.
Implementasi
diperkecil.
Kurikulum
Pendidikan
Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Amri,
Sofan
Implementasi
Karakter
dkk.
2011.
Karakter.
PT.
Citra
Aji
Parama.
Pendidikan
Sutopo, H. B. 2006. Metodologi
Dalam
Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
2012.
Universitas Sebelas Maret.
20
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.pmisolo.or.id/visi-misiprinsip-dasar/, diakses pada 21 mei
2016, jam 04:35 WIB.
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Vina Oktaviani, Slamet Subagya, M.H. Sukarno
Pendidikan Sosiologi Antriopologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
vinaokta309@gmail.com
ABSTRACT
This study was conducted at Red Cross Of Junior High School 1 of Surakarta and
the subject data technique was purposive sampling. The informan that choosen in
this research were elder member of Redcross, coach of Redcross, coordinator BK
teacher, and the students who include as member of Redcross of Junior High
School 1 of Surakarta. This research was using a descriptive qualitative
approuch. This reserach wa use primary and secondary data that taken by
interview, observation, and document analysis approuch. The data validity test of
this research were use triangulation data and triangulation method. The data
analysis in this reserach wa begin by collecting data, reduction data, serving the
data and making a conclusion.
The result of this reserach was indocate that the method of Redcross of Junior
High School 1 of Surakarta in invest the character value from the elder member of
Redcros, inuiring through daily activity, and range of activity that involve the
student. The character value that invest at the student were care about
environtment, care about social responsible, independence, religious, tolerance,
and dicipline. The coinstrait in invest the character value through Redcross
extracurricular was boredom student oin extending the material and resolved by
range of activities.
Keywords :Junior High School 1 of Surakarta, Redcross Extracurricular activity,
Character Building, An Invesment Of Character Values
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Surakarta dengan teknik pemilihan
informan berupa purposif sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini
adalah pembina PMR SMP Negeri 1 Surakarta, pelatih SMP Negeri 1 Surakarta,
koordinator guru BK SMP Negeri 1 Surakarta, dan siswa yang merupakan
anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan
sekunder melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Uji
validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data
dalam penelitian diawali dengan pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan
data, dan terakhir menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara yang dilakukan oleh PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa adalah
melalui adalah (1) cara yang dipraktekkan terlebih dahulu oleh pembina/pelatih
mengenai nilai karakter yang akan ditanamkan (2) pembiasaan melalui kegiatan
sehari-hari dan (3) kegiatan lapangan yang melibatkan siswa secara langsung.
Nilai karakter yang ditanamkan dalam kegiatn ektrakurikuler PMR adalah peduli
lingkungan, peduli sosial , tanggung jawab, kemandirian, religius, toleransi,
disiplin. Kendala yang dihadapi dalam menanmkan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan ektrakurikuler PMR adalah tingkat kebosanan siswa dalam kegiatan
pemberian materi sehingga diatasi dengan memperbanyak kegiatan lapangan.
Kata Kunci : SMP Negeri 1 Surakarta, Kegiatan Ekstrakurikuler PMR,
Pendidikan Karakter, Penanaman Nilai-Nilai Karakter.
PENDAHULUAN
masyarakat mengingat persaingan
Latar Belakang Masalah
yang
semakin
ketat
saat
ini.
Pendidikan menjadi modal bagi
Kemajuan teknologi dan berbagai
individu untuk dapat bertahan dalam
bidang yang ada semakin menuntut
3
kualitas
pendidikan
berdasarkan
pada
yang
pengembangan
karakter dalam diri manusia.
Kementrian
Nasional
komponen
itu
(Kemendiknas)
dalam
yaitu
isi
kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian,
Pendidikan
sendiri
penanganan
pengolahan
pengelola
atau
mata
pelajaran,
sekolah,
pelaksanaan
Suyadi (2013:2) menjelaskan bahwa
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
“Berbagai permasalahan yang terjadi
pemberdayaan
di
karena
pembiayaan, etos kerja dimaknai
terabaikannya pendidikan karakter.
seluruh warga sekolah/lingkungan
Kemendiknas
(Sofan Amri, 2011 : 4).
indonesia
disinyalir
mencanangkan
gerakan nasional berupa pendidikan
karakter
sarana
prasarana,
Karna pentingnya penanaman
(2010-2025)
melalui
serta pengembangan karakter pada
pemerintah
Republik
siswa, maka dari itu penanaman serta
Susilo
pengembangan nilai-nilai karakter di
Bambang Yudhoyono pada tanggal
sekolah tidak hanya melalui kegiatan
11 Mei tahun 2010 tentang gerakan
belajar mengajar tetapi juga melalui
nasional
pendidikan
kegiatan ektrakurikuler.
Gerakan
nasional
keputusan
Indonesia
oleh
Presiden
karakter.
pendidikan
Kegiatan
ektrakurikuler
karakter tersebut diharapkan mampu
sebagai wadah potensi serta bakat
menjadi
peserta
solusi
atas
rapuhnya
karakter bangsa selama ini.”
Pendidikan
karakter
didik
memiliki
adalah
masing-masing
tujuan
mengembangkan
karakter
untuk
yang
suatu sistem penanaman nilai-nilai
dimiliki siswa. Salah satu kegiatan
karakter kepada warga sekolah yang
yang
meliputi
mengembangkan nilai-nilai karakter
komponen
kesadaran
atau
pengetahuan,
kemauan
dan
bertujuan
dalam diri peserta didik adalah
tindakan untuk melaksanakan nilai-
kegiatan
nilai tersebut. Dalam pendidikan
Merah Remaja (PMR).
karakter disekolah, semua komponen
(pemangku
dilibatkan,
pendidikan)
termasuk
untuk
ektrakurikuler
Palang
Pada tingkat SMP kegiatan
harus
PMR
merupakan
komponen-
fokus
pada
kegiatan
tujuan
yang
untuk
4
pengembangan karakter pada diri
serta
siswa. Salah satunya adalah kegiatan
karakter yang ada dalam diri siswa.
ektrakurikuler PMR di SMP Negeri 1
Dari permasalahn tersebut peneliti
Surakarta
satu
tertarik untuk mengkaji lebih dalam
kegiatan ektrakurikuler PMR yang
mengenai “ Penanaman Nilai-Nilai
memiliki
banyak
Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan
untuk setingkat sekolah menengah
Ektrakurikuler Palang Merah Remaja
pertama
(PMR) Pada Siswa Smp Negeri 1
merupakan
peserta
salah
paling
se-Surakarta
dibanding
mengembangkan
PMR di sekolah-sekolah lain yang
Surakarta
ada di Surakarta. Kegiatan-kegiatan
2015/2016”.
yang dilakukan pada ektrakurikuler
Tujuan Penelitian
PMR merupakan salah satu upaya
Tujuan dari penelitian ini adalah
pengembangan karakter pada diri
untuk mengetahui penanaman nilai-
siswa.
nilai
Dalam menanamkan nilai-nilai
karakter
PMR
Surakarta
SMP
Negeri
mengalami
1
beberapa
Tahun
nilai-niali
pendidikan
kegiatan
Pelajaran
karakter
ektrakurikuler
dalam
Palang
Merah Remaja (PMR) pada siswa
SMP Negeri 1 Surakarta.
permasalahan, salah satunya adalah
dalam pelaksanaanya sendiri siswa
KAJIAN PUSTAKA
masih
Penanaman Nilai-nilai Pendidikan
belum
terlalu
memahami
maksud dan tujuan dari kegiatankegiatan yang dilakukan pada setiap
pelatihan
yang
dilakukan
dalam
ektrakurikuler tersebut.
Padahal
Karakter
Pendidikan
merupakan bagian terpenting dalam
upaya
dalam
karakter
pengembangan
nilai-nilai
pelaksanaan
karakter kepada warga sekolah atau
dilakukan
peserta didik. Ada beberapa alasan
dalam ektrakurikuler Palang Merah
pendidikan karakter dilaksanakan,
Remaja
memerlukan
alasan tersebut adalah: (1) Karakter
partisipasi aktif siswa dalam setiap
merupakan hal sangat esensial dalam
kegiatan
berbangsa dan bernegara. Hilangnya
kegiatan-kegiatan
(PMR)
yang
yang
masing-masing
memiliki tujuan dalam menanamkan
karakter
akan
menyebabkan
5
hilangnya generasi penerus bangsa.
dikembangkan
Karakter berperan sebagai kemudi
siswa
dan kekuatan sehingga bangsa ini
Kegiatan pembinaan kesiswaan yang
tidak
(2)
selama ini diselenggarakan sekolah,
dengan
merupakan salah satu wadah yang
sendirinya, tetapi harus dibangun dan
potensial untuk pendidikan karakter.
dibentuk untuk menjadi bangsa yang
Kegiatan
bermartabat
merupakan pendidikan diluar mata
terombang-ambing.
Karakter
tidak
datang
(Endah
Sulistyowati,
2012 : 5).
secara
Kebijakan
Pembangunan
2010-2025
kegiatan
ekstrakurikuler.
pembinaan
pelajaran,
Dalam
melalui
kesiswaan
untuk
membantu
Nasional
pengembangan siswa sesuai dengan
Karakter
Bangsa
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
dijelaskan
bahwa
mereka melalui kegiatan khusus.
pengembangan karakter disekolah
Melalui
dibagi dalam empat pilar, yakni
kesiswaan, siswa dapat difasilitasi
belajar-mengajar dikelas; keseharian
untuk
dalam bentuk pengembangan budaya
mereka.
sekolah;
dan/atau
disekolah juga harus dilaksanakan
keseharian
melalui pengelolaan sekolah (Endah
ko-kurikuler
ekstrakurikuler;
serta
dirumah dan masyarakat (Endah
dikembangkan
belajar
mengembangkan
karakter
Pendidikan
karakter
Banyak sekali nilai-nilai yang
Implementasi pendidikan karakter
pengalaman
pembinaan
Sulistyowati, 2012 : 12).
Sulistyowati, 2012 : 11).
disekolah
kegiatan
dan
melalui
dapat
dikembangkan
membentuk
karakter
17
siswa
di
proses
sekolah.
pembelajaran yang bermuara pada
menurut
pembentukan karakter dalam diri
sebagaimana tertuang dalam buku
siswa. Pendidikan karakter dalam
Pengembangan Pendidikan Budaya
kegiatan belajar mengajar dikelas,
dan Karakter Bangsa yang disusun
dilaksanakan
Kemendiknas
menggunakan
Ada
untuk
nilai
karakter
Kemendiknas
(2010)
melalui
Badan
pendekatan terintegrasi dalam semua
Penelitian dan Pengembangan Pusat
mata pelajaran. Selain dalam mata
Kurikulum (Suyadi, 2012 : 8-9)
pelajaran pendidikan karakter juga
adalah sebagai berikut: (1) Religius,
6
(2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,
kebutuhannya
(5)
keadaan.
Kreatif,
(6)
Mandiri,
(7)
dan
(3)
mendahulukan
Kenetralan,
agar
Demokratis, (8) Rasa Ingin Tahu, (9)
senantiasa mendapatkan kepercayaan
Semangat
atau
dari semua pihak, gerakan ini tidak
nasionalisme, (10) Cinta tanah air,
memihak atau melibatkan diri dalam
(11)
pertentangan
kebangsaan
Menghargai
prestasi,
(12)
politik,
kesukuan,
Komunikatif, (13) Cinta Damai, (14)
agama,
Gemar
Kemandirian, gerakan ini bersifat
membaca,
(15)
Peduli
atau
ideologi.
(4)
lingkungan, (16) Peduli sosial ; dan
mandiri.
(17) Tanggung jawab.
disamping membantu pemerintahnya
Kegiatan-kegiatan
nasional
SMP
dalam bidang kemanusiaan juga
Negeri 1 Surakarta selalu mengacu
harus menaati peraturan negaranya,
ada tujuh Prinsip Kepalangmerahan
harus selalu menjaga otonominya
(http://www.pmisolo.or.id/visi-misi-
sehingga
prinsip-dasar), yang terdiri dari: (1)
gerakan
Kemanusiaan,
Palang
gerakan ini adalah gerakan pemberi
Merah dan Bulan Sabit Merah
bantuan sukarela, yang tidak didasari
Internasional didirikan berdasarkan
oleh
keinginan
pertolongan
keuntungan apapun. (6) Kesatuan,
tanpa membedakan korban yang
didalam suatu negara hanya ada satu
terluka
pertempuran,
gerakan Palang Merah atau Bulan
berupaya dalam kemampuan bangsa
Sabit Merah yang terbuka untuk
dan antar bangsa, mencegah dan
semua orang dan melaksanakan tugas
mengatasi penderitaan sesama. (2)
kemanusiaan diseluruh wilayah. (7)
Kesamaan,
Gerakan
memberi
didalam
membuat
PMR
Perhimpunan
dapat
ini.
keinginan
sejalan
(5)
dengan
Kesukarelaan,
untuk
mencari
gerakan
ini
tidak
Kesemestaan, gerakan Palang Merah
perbedaan
atas
dasar
dan Bulan Sabit Merah Internasional
kebangsaan,
kesukuan,
adalah
bersifat
semesta.
Setiap
agama/kepercayaan, tingkatan, atau
perhimpunan mempunyai hak dan
pandangan
tanggung jawab yang sama didalam
politik.
Tujuannya
semata-mata hanyalah mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan
menolong sesama manusia.
7
Teori Struktural Fungsional
sebuah sistem harus memelihara dan
Talcott Parsons
memperbaiki
Talcott
Parsons
dalam
Ritzer
(2008 : 121) membahas mengenai
motivasi
pola-pola
individu dan cultural .
Dalam teori struktural fungsional
dimulai
milik Parsons menjelaskan mengenai
dengan empat fungsi penting untuk
suatu sistem dapat bertahan karena
semua sistem “tindakan”, terkenal
adanya
dengan skema AGIL (adaption, goal
attainment, Integration, dan latensi).
attainment, Integration, dan latensi
Dalam penelitian ini peneliti akan
atau pemeliharaan pola). Agar tetap
menggunakan
bertahan
fungsional
fungsionalisme
struktural
(survive),
suatu
sistem
AGIL
(adaption,
teori
milik
goal
struktural
Parsons
harus memiliki empat fungsi ini: 1)
menjelaskan
Adaptation : fungsi yang amat penting
ekstrakurikuler
disini sistem harus dapat beradaptasi
mengembangkan nilai-nilai karakter
dengan cara menanggulangi situasi
pada diri peserta didik. Bagaimana
eksternal yang gawat, dan sistem
PMR ini dalam menggunakan fungsi
harus bisa menyesuaikan diri dengan
adaptasi dengan cara menyesuaikan
lingkungan juga dapat menyesuaikan
diri
lingkungan untuk kebutuhannnya. 2)
ekternal dari kegiatan ekstrakurikuler
Goal attainment ; pencapainan tujuan
PMR di SMP N 1 Surakarta,
sangat penting, dimana sistem harus
sehingga
bisa mendefinisikan dan mencapai
(goal attaintment) dari PMR yaitu
tujuan utamanya.
mengembangkan
3) Integration :
dan
mengenai
untuk
PMR
mengubah
dapat
kegiatan
ini
dalam
lingkungan
mencapai
karakter
tujuan
siswa
artinya sebuah sistem harus mampu
melalui kegiatan yang dilakukan baik
mengatur
hubungan
dan
menjaga
antar
dalam latihan rutin yang dilakukan
bagian-bagian
yang
maupun melalui kegiatan-kegiatan
menjadi komponennya, selain itu
diluar
mengatur
ketiga
dengan PMR. Melalui kegiatan-
4) Latency : laten
kegiatan yang ada apakah sudah
dan
fungsi (AGL).
berarti
sistem
mengelola
harus
mampu
berfungsi sebagai pemelihara pola,
sesuai
yang
masih
dengan
berhubungan
tujuannya
yaitu
8
menanaman dan mengembangkan
409). Fungsi untuk mempertahankan
nilai-nilai karakter.
dan menegakkan pola dan struktur
Fungsi
adalah
integrasi
suatu
mengatur
(integration)
sistem
itu
harus
antarhubungan
masyarakat akan dilaksanakan oleh
subsistem
budaya.
Subsistem
bagian-
budaya ini akan menangani urusan
bagian dari komponennya. Ia juga
pemeliharaan kelestarian nilai-nilai
harus mengelola hubungan diantara
dan
adaption,
berlaku dalam proses kehidupan
goal
attainment
serta
norma-norma
latency . Fungsi integrasi ini akan
bermasyarakat,
menggunakan
tujuan
subsistem
hukum,
budaya
terutama
yang
untuk
kelestarian
struktur
yaitu dengan cara mempertahankan
masyarakat. Di dalam penelitian ini
tata cara dan keterpaduan antara
fungsi latensi akan menjadi pengkaji
komponen-komponen sistem yang
apakah
mendorong terbentuknya solidaritas
karakter
sosial. Fungsi Integrasi ini mengkaji
ekstrakurikuler PMR di SMP N
pelaksanaan kegiatan PMR di SMP
Surakarta ini sudah berjalan sesuai
N 1 Surakarta apakah sudah ada
sistem
kaitan
komitmen social, perasaan-perasaan
antara
sekolah
sebagai
sebuah
yang
sehingga
ekstrakurikuler
melaksanakan
dalam
menunjang dan mendukung kegiatan
PMR
dalam
mengembangkan
pendidikan
pada
instansi yang menaungi kegiatan
PMR
pola
kegiatan
menjaga
peserta
motivasi,
didik
dapat
kegiatan
ekstrakurikuler PMR dengan baik.
Keempat
subsistem
karakter siswa sesuai dengan visi dan
tersebut,
misi sekolah tersebut.
bekerja secara mandiri, tetapi saling
Fungsi latensi atau pemeliharaan
masing-masing
tersebut
akan
tergantung satu sama lain untuk
pola (latency) adalah suatu sistem
mewujudkan
keutuhan
harus menyediakan, memelihara, dan
kelestarian
memperbarui baik motivasi para
keseluruhan.
individu maupun pola-pola budaya
subsitem atau fungsi dalam teori
yang menciptakan dan menopang
fungsionalisme
motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:
Parsons tersebut maka peneliti akan
sistem
social
Dengan
structural
dan
secara
keempat
Talcott
9
mengkaji pola pendidikan karakter
(wawancara),
pada kegiatan PMR di SMA N 1
dokumentasi
Surakarta.
keempatnya.
kuesioner
dan
(angket),
gabungan
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan
METODE PENELITIAN
Penelitian
dilakukan
di
SMP
dalam
penelitian
ini
adalah teknik purposive sampling
Negeri 1 Surakarta, dan dilakukan
atau
prosedur
purposif,
dengan
sejak desember 2015 hingga juli
kecenderungan
peneliti
untuk
2016. Penelitian yang dilakukan
memilih informan dan masalahnya
dalam penelitian ini adalah penelitian
secara
dengan menggunakan
pendekatan
dipercaya untuk menjadi sumber data
kualitatif. Dengan pendekatan jenis
yang akurat. Peneliti mengambil
deskriptif
kualitatif.
sampel dengan memilih pembina
deskriptif
kualitatif
Penyelidikan
tertuju
mendalam
dan
dapat
pada
kegiatan
pemecahan masalah yang ada pada
pengurus
masa sekarang.
anggota PMR SMP N 1 Surakarta.
Sumber data dalam penelitian
kualitatif
dapat
menggunakan
ektrakurikuler
PMR,
Teknik
serta
PMR,
beberapa
pengumpulan
data
dilakukan dengan tiga cara, yaitu
sumber data primer, dan sumber data
observasi,
sekunder. Sumber data primer adalah
dokumentasi. Observasi dilakukan
sumber
langsung
untuk mengetahui kondisi, gejala-
memberikan data kepada pengumpul
gejala atau aspek-aspek yang muncul
data
berkaitan dengan permasalahan yang
data
dan
merupakan
yang
sumber
sumber
sekunder
yang
tidak
akan
wawancara
muncul
berkaitan
dan
dengan
langsung memberikan data kepada
permasalahn yang dikaji. Wawancara
pengumpul data, misalnya lewat
dalam penelitian ini dimaksudkan
orang lain atau lewat dokumen.
untuk mendapatkan data ataupun
Dilihat dari segi cara atau teknik
informasi
pengumpul data, maka pengumpulan
menyeluruh mengenai pelaksanaan
dta dapat dilakukan dengan observasi
kegiatan
(pengamatan),
interview
Merah
secara
sistematis
ekstrakurikuler
Remaja
(PMR)
dan
Palang
dalam
10
mengembangkan pendidikan karakter
dokumentasi terkait, tempat dan
pada siswa SMP N 1 Surakarta.
peristiwa.
Dokumentasi
digunakan
Triangulasi
untuk
metode
melengkapi data yang diperoleh pada
(methodelogical
saat
sebagai jenis triangulasi yang bisa
melakukan
penelitian
di
triangualtion)
lapangan, dalam hal dokumentasi
dilakukan
oleh
seorang
peneliti
digunakan untuk memperkuat hasil
dengan mengumpulkan data sejenis
penelitian sehingga menjadi lebih
tetapi dengan menggunakan teknik
akurat.
atau metode pengumpulan data yang
Dalam penelitian ini peneliti
berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk
menggunakan triangulasi data dan
menguji kemantapan informasi yang
triangulasi metode. H. B. Sutopo
diperoleh. Triangulasi metode yang
(2006:
digunakan untuk memperoleh data
93)
menyatakan
bahwa
triangulasi sumber dilakukan dengan
yang
sejenis
dilakukan
menggunakan beberapa sumber data
berbagai teknik pengumpulan data
berbeda, dimana dta yang diperoleh
dalam bentuk wawancara, observasi,
dari sumber yang satu bisa lebih
dan studi dokumen.
teruji bila dibandingkan dengan data
Adapun
alasan
melalui
peneliti
sejenis dan sumber lain. Cara ini
memilih menggunakan triangulasi
mangarahkan
sumber
peneliti
untuk
dan
triangulasi
metode
mengumpulkan data yang sejenis
adalah untuk menutup kemungkinan
dari berbagai sumber yang berdeda-
apabila kekurangan sumber atau
beda,
yang
salah satu metode. Selain itu, dalam
dijadikan
penggunaan traingulasi data dan
sehingga
data-data
dikumpulkan
bisa
pembanding
untuk
diambil
triangulasi
metode
mengarahkan
kesimpulannya. Sumber data yang
peneliti dalam mengumpulkan data
digunakan adalah informan baik
dengan
anggota
ektrakurikuler
PMR,
sumber data yang tersedia dan untuk
Pembina
ektrakurikuler
PMR,
setiap sumber menggunakan lebih
pengurus ektrakurikuler PMR dan
dari satu metode pengumpulan data,
menggunakan
beragam
11
sehingga dalam pengumpulan data
penarrikan
dapat lebih dipercaya kebenarannya.
pengambilan tindakan.
Teknik
analisis
data
dalam
kesimpulan
dan
Penelitian ini melalui beberapa
penelitian ini adalah data reduction,
tahapan
data
penelitian, tahap pekerjaan lapangan,
display,
conclusion
dan
drawing/verification”.
Peneliti
diantaranya,
tahap
Pra
serta tahap analisi data.
mengumpulkan data untuk emudian
melakukan
perbandingan-
perbandingan
untuk
mendapatkan
HASIL PENELITIAN
Penanaman Nilai-Nilai Karakter
konsep, kategori dan bahkan teori.
Pada
Hasil dari pengumpulan data (data
Ekstrakurikuler PMR
colection)
Siswa
Melalui
Kegiatan
(data
Tuntutan
reduction) yang mengandung arti :
perkembangan
diedit, diberi kode dan bahkan dibuat
mengalami
tabel. Dalam penelitian ini peneliti
pendidikan tidak hanya menuntut
hanya mengambil data yang terfokus
kecerdasan dari segi kognitif saja
dalam obyek yang diteliti yaitu
tetapi
mengenai
ektrakurikuler
kecerdasan dari segi afektif serta segi
mengembangkan
psikomotorik. Saat ini banyak upaya
PMR
perlu
direduksi
peranan
dalam
pendidikan
zaman
semakin
peningkatan,
juga
semakin
dilakukan
guna
dalam
mutu
menuntut
pendidikan karakter pada siswa di
yang
menjawab
SMP N 1 Surakarta.
tuntutan pendidikan yang ada, salah
Setelah di reduksi hasil data
satunya adalah perubahan kurikulum
tersebut kemudian diorganisir ke
yang sering terjadi di Indonesia.
dalam suatu bentuk sajian tertentu
Kurikulum yang saat ini sedang
(data display) yang nantinya akan
diterapkan
mempermudah upaya pemaparan dan
Indonesia adalah kurikulum 2013.
penegasan
Sebelum diterapkannya kurikulum
drawing
simpulan
and
(conclusion
verifying).
Dalam
terlebih
didapat
kurikulum
adanya
pendidikan
di
2013 di banyak sekolah di Indonesia,
penyajian data ini informasi yang
memungkinkan
dalam
dahulu
(Kurikulum
telah
yang
diterapkan
disebut
Satuan
KTSP
Tingkat
12
Pendidikan). Pergantian kurikulum
diri
dari KTSP menjadi Kurikulum 2013
dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu upaya yang
dikelas, dilaksanakan menggunakan
dilakukan
peningkatan
pendekatan terintegrasi dalam semua
pelayanan peserta didik sehingga
mata pelajaran. Selain dalam mata
menghasilkan lulusan terbaik.
pelajaran pendidikan karakter juga
guna
Dalam
Kebijakan
Pembangunan
Nasional
siswa.
Pendidikan
dikembangkan
Bangsa
dijelaskan
bahwa
Kegiatan pembinaan kesiswaan yang
pengembangan karakter disekolah
selama ini diselenggarakan sekolah,
dibagi dalam empat pilar, yakni
merupakan salah satu wadah yang
belajar-mengajar dikelas; keseharian
potensial untuk pendidikan karakter.
dalam bentuk pengembangan budaya
Kegiatan
sekolah;
merupakan pendidikan diluar mata
ko-kurikuler
ekstrakurikuler;
serta
dan/atau
keseharian
secara
kegiatan
Karakter
2010-2025
siswa
melalui
karakter
ekstrakurikuler.
pembinaan
pelajaran,
untuk
kesiswaan
membantu
dirumah dan masyarakat. Selama ini
pengembangan siswa sesuai dengan
kegiatan
sebagian
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
besar memang merupakan salah satu
mereka melalui kegiatan khusus.
bentuk kegiatan
Melalui
ekstrakurikuler
yang mengasah
kegiatan
pembinaan
bakat serta potensi dalam diri siswa.
kesiswaan, siswa dapat difasilitasi
Selain sebagai wadah dari minat
untuk
bakat serta potensi yang dimiliki
mereka.
siswa ekstrakurikuler juga memiliki
disekolah juga harus dilaksanakan
andil
melalui pengelolaan sekolah (Endah
yang
cukup
besar
dalam
menanamkan karakter dalam diri
siswa.
mengembangkan
Pendidikan
karakter
karakter
Sulistyowati, 2012 : 12).
Kegiatan ekstrakurikuler yang
Implementasi
karakter
disekolah
melalui
pengalaman
pendidikan
dikembangkan
belajar
dilakukan
oleh
sekolah
juga
mempunyai pengaruh yang sangat
dan
besar, meskipun didalam kegiatan
proses pembelajaran yang bermuara
ekstrakurikuler tidak didasarkan pada
pada pembentukan karakter dalam
teori-teori yang ada dalam kegiatan
13
belajar mengajar formal. Hal ini bisa
strategi
dilihat dari apa yang diterapkan
menanamkan nilai-nilai karakter ada
dalam
2 cara, yaitu sebagai berikut:
kegiatan
ekstrakurikuler
misalnya mengembangkan nilai-nilai
yang
dilakukan
dalam
penanaman nilai-
Pertama,
dan norma ada seperti mengajarkan
nilai
kedisiplinan, tanggung jawab, serta
pertama kali adalah melalui tindakan
kemandirian
yang
atau
membentuk
karakter
siswa.
Terdapat
nantinya
dalam
banyak
diri
pilihan
karakter
yang
dilakukan
praktek
langsung
oleh
pembina/pelatih
mengenai
nilai
karakter
yang
akan
ditanamkan.
ektarkurikuler
di
SMP
Dalam menanamkan nilai karakter
Surakarta,
salah
satu
pada siswa harus diawali dari guru/
yang
pembina/ pelatih terlebih dahulu
terkenal di SMP Negeri 1 Surakarta
sebagai figur yang dijadikan panutan
adalah Palang Merah Remaja (PMR).
oleh
Kegiatan ekstrakurikuler baik itu
memahami apa yang diajarkan oleh
PMR atau kegiatan ekstrakurikuler
guru,
yang
contoh
kegiatan
Negeri
1
kegiatan
ekstrakurikuler
lainnya,
memiliki
memang
tujuan
selalu
menanamkan
siswa.
Siswa
ketika
guru
nyatanya.
akan
lebih
memberikan
Selain
itu,
penanaman nilai-nilai karakter juga
karna
dapat dilakukan melalui kegiatan-
ekstrakurikuler merupakan wadah
kegiatan yang dapat memberikan
dari bakat, potensi yang dimiliki
pengalaman sosial bagi para siswa,
siswa yang harus diarahkan sehingga
karena siswa lebih memahami apa
potensi siswa dapat berkembang
yang mereka pelajari dari kegiatan
sesuai dengan karakter bangsa.
yang telah mereka ikuti. Hal ini juga
karakter
bagi
siswa,
berlaku
Dari data yang diperoleh dalam
penelitian
mengenai
nilai-nilai
karakter
kegiatan
kegiatan
ekstrakurikuler seperti PMR, dalam
Pembahasan
melalui
pada
penanaman
pada
siswa
ekstrakurikuler
PMR di SMP Negeri 1 Surakarta,
menanamkan
nilai-nilai
karakter
pada
kegiatan
lapangan
siswa,
menuntut
merasakan
anggota
langsung
PMR
bisa
apa
yang
mereka pelajari selama mengikuti
14
kegiatan PMR. Selain itu, mereka
terkenal
juga dapat mengerti dan mempelajari
(Adaption,
Goal
nilai-nilai sosial yang ada dalam
Intergration,
dan
kegiatan lapangan yang mereka ikuti
pemeliharaan
pola).
penanaman
dengan
skema
AGIL
Ataintment,
Latensi
atau
Tahap-tahap
nilai-nilai
yang harus dilewati dalam proses
kegiatan
adaptasi, pencapaian tujuan, sistem
ekstrakurikuler PMR adalah dengan
harus dapat mengatur dan menjaga
melakukan kegiatan lapangan yang
hubungan antara bagian-bagian yang
memberikan pengalaman pada para
menjadi komponennya, serta sistem
siswa. Karena dengan berpartisipasi
harus
langsung dalam kegiatan lapangan,
memelihara
para
motivasi
Kedua,
karakter
siswa
siswa
mengerti
karakter
melalui
dapat
lebih
mengenai
sehingga
banyak
nilai-nilai
dapat
mempu
dan
Adaptasi
organisme
hari
melaksanakan
karakter
siswa.
individu
dan
budaya.
mereka
membentuk
sebagai
memperbaiki
pola-pola
praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk
berfungsi
dilaksanakan
perilaku
dengan
dengan
oleh
cara
cara
menyesuaikan diri dan mengubah
Struktural
Fungsioanl
Dalam
lingkungan
eksternaldengan
Penanaman Nilai-Nilai Karakter
menanggulangi situasi eksternal yang
Pada
gawat,
Siswa
Melalui
Kegiatan
Proses penanaman nilai-nilai
dapat
yang harus dilalui agar
terwujud
diinginkan,
karakter
digambarkan
sistem
harus
bisa
menyesuaikan dengan lingkungan
Ekstrakurikuler PMR
karakter
dan
yang
melalui
juga
dapat
menyesuaikan
untuk
kebutuhannya. Pada kegiatan PMR
SMP Negeri 1 Surakarta merupakan
mengalami proses
yang panjang
teori yang dikemukakan oleh Parsons
sebelum menjadi PMR profil tingkat
yaitu teori struktural fungsional.
profinsi.
Struktural fungsional Talcott Parsons
ekstrakurikuler dengan salah satu
dalam Ritzer (2008 : 121) membahas
anggota
mengenai
untuk tingkat SMP, PMR SMP
empat
fungsi
penting
untuk semua sistem tindakan yang
Sebelum
terbanyak
menjadi
se-Surakarta
15
Negeri 1 Surakarta mengalami proses
agar dapat sesuai dengan PMR Profil
yang panjang.
Madya menurut PMI.
Selain
Pada tahun 2006/2007 PMR
adaptasi
(adaption),
SMP Negeri 1 Surakarta mengalami
fungsi yang kedua adalah goal
pergantian pembina, pembina yang
ataintment atau pencapaian tujuan.
baru yaitu Ika kartika Sari S.E.,
Pencapaian tujuan sangat penting,
ditunjuk
dimana
untuk
menggantikan
sistem
harus
bisa
pembina lama yang pensiun. Saat itu
mendefinisikan dan mencapai tujuan
PMR SMP Negeri 1 Surakarta harus
utamanya.
berbenah terlebih dahulu karena
difungsikan oleh sistem kepribadian
adanya pergantian pembina. Sebagai
dengan menetapkan tujuan sistem
pembina yang baru Ika Kartika Sari
dan memobilisasi sumber daya untuk
harus menyesuaikan diri dengan
mencapainya. Tujuan yang harus
program kerja dari pembina PMR
dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler
yang lama, dan kemudian harus
PMR adalah dapat menanamkan
disesuaikan dengan program dari
nilai-nilai karakter melalui kegiatan-
pusat PMI. Terdapat banyak hal yang
kegiatan
harus dirubah agar dapat menjadi
Penanaman
PMR SMP Negeri 1 Surakarta yang
merupakan bagian dari kurikulum
dikenal saat ini. Untuk dapat berjalan
2013 yang diterapkan di sekolah,
seperti saat ini, banyak hal yang
selain
harus dirubah dari dalam PMR SMP
mengajar
Negeri 1 Surakarta misalnya saja
karakter
adalah
dalam
pengadministrasian
ekstrakurikuler seperti PMR. Untuk
uang
kas,
pengadministrasian
dapat
Goal
yang
attainment
ada
di
nilai-nilai
melalui
juga
PMR.
karakter
kegiatan
penanaman
ini
belajar
nilai-nilai
dilakukan
menanamkan
melalui
nilai-nilai
absensi, kemudian fasilitas-fasilitas
karakter melalui kegiatan belajar
sekolah
kegiatan
yang
PMR.
diperlukan
untuk
mengajar maupun melalui kegiatan
Adaptasi
yang
ekstrakurikuler PMR sekolah harus
dilakukan memang tidak mudah
dapat
karena banyak yang harus dirubah
kegiatan
memfasilitasi
yang
penanaman
ada
kegiatanagar
nilai-nilai
tujuan
karakter
16
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler
PMR bisa tercapai.
menaungi
ekstrakurikuler
PMR
sudah mendukung pelaksanaan dari
Dalam mencapai tujuan utama
kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler
kegiatan-kegiatan yang ada di PMR
terutama kegiatan yang berhubungan
PMR terdapat beberapa hal yang
dengan
dilakukan oleh pihak sekolah selain
karakter. Dalam menanamkan nilai-
dengan memfasilitasi setiap kegiatan
nilai karakter baik melalui kegiatan
yang dilakukan, pihak sekolah juga
belajar mengajar maupun melalui
bekerja sama dengan PMI cabang
kegiatan ekstrakurikuler PMR selalu
Surakarta
berdasarkan pada visi dan misi
dalam
pelatihan.
Setiap
melakukan
pelatihan
penanaman
baik
sekolah.
dalam kegiatan rutin maupun dalam
sekolah
event-event
penanaman nilai-nilai karakter di
tertentu
selalu
Dalam
nilai-nilai
pelaksanaannya
sudah
melibatkan KSR (Kop Suka Rela)
sekolah
dari
peraturan-peraturan yang dibuat oleh
PMI
maupun
orang
yang
berkompeten dibidangnya.
Fungsi
salah
mendukung
adalah
diberikan
fungsi integrasi, fungsi integrasi
menunjang
adalah
karakter
harus
dengan
sekolah serta dengan fasilitas yang
selanjutnya
suatu
satunya
mengatur
oleh
sekolah
penanaman
baik
melalui
dalam
nilai-niali
kegiatan
antarhubungan bagian-bagian dari
belajar mengajar maupun melalui
komponennya. Fungsi integrasi juga
kegiatan ektsrakurikuler PMR.
harus mengelola hubungan diantara
adaption,
goal
attainment
serta
Terakhir adalah fungsi latensi
atau pemeliharaan pola (latency)
latency. Fungsi integrasi ini akan
adalah
menggunakan
menyediakan,
subsistem
hukum,
suatu
sistem
memelihara,
harus
dan
yaitu dengan cara mempertahankan
memperbarui baik motivasi para
tata cara dan keterpaduan antara
individu maupun pola-pola budaya
komponen-komponen sistem yang
yang menciptakan dan menopang
mendorong terbentuknya solidaritas
motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:
sosial. Dalam fungsi integrasi ini
409). Fungsi untuk mempertahankan
melihat sekolah sebagai instansi yang
dan menegakkan pola dan struktur
17
masyarakat akan dilaksanakan oleh
SIMPULAN DAN SARAN
subsistem
Simpulan
budaya.
Subsistem
budaya ini akan menangani urusan
Penanaman
pemeliharaan kelestarian nilai-nilai
melalui
dan
yang
PMR dilakukan melalui dua cara.
berlaku dalam proses kehidupan
Cara yang pertama adalah tindakan
bermasyarakat,
atau
norma-norma
tujuan
budaya
terutama
untuk
kelestarian
struktur
nilai-nilai
kegiatan
karakter
ekstrakurikuler
praktek
langsung
oleh
pembina/pelatih
mengenai
nilai
masyarakat. Dalam fungsi latensi ini
karakter
pola
yang
Dalam menanamkan nilai karakter
diterapkan dalam kegiatan belajar
pada siswa harus diawali dari guru/
mengajar
kegiatan
pembina/ pelatih terlebih dahulu
belajar
sebagai figur yang dijadikan panutan
kegiatan
oleh siswa. Selain itu, penanaman
pendidikan
karakter
serta
ekstrakurikuler.
Kegiatan
mengajar
serta
yang
akan
ektarkurikuler memiliki tujuan untuk
nilai-nilai
menanamkan
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
nilai-nilai
karakter
karakter
ditanamkan.
juga
dapat
yang dapat memberikan pengalaman
dalam setiap kegiatannya.
yang
sosial bagi para siswa, karena siswa
dapat
lebih memahami apa yang mereka
menginternalisasi nilai-nilai karakter,
pelajari dari kegiatan yang telah
untuk itu dalam setiap kegiatan
mereka ikuti. Hal ini juga berlaku
ekstrakurikuler
kegiatan lapangan
pada kegiatan ekstrakurikuler seperti
dianggap sebagai hal yang bisa
PMR, dalam menanamkan nilai-nilai
menjaga pola dari penanaman nilai-
karakter
nilai karakter dalam diri siswa.
lapangan menuntut anggota PMR
Sehingga sitem adaptasi, tujuan,
bisa merasakan langsung apa yang
pengaturan hubungan antar ketiganya
mereka pelajari selama mengikuti
(A,G,L)
dan
kegiatan PMR. Selain itu, mereka
membentuk karakter siswa yang
juga dapat mengerti dan mempelajari
diinginkan.
nilai-nilai sosial yang ada dalam
Materi
pembelajaran
diberikan
tidak
bisa
berjalan
pada
siswa,
kegiatan
kegiatan lapangan yang mereka ikuti.
18
Cara yang kedua penanamkan nilai-
ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri
nilai karakter siswa melalui kegiatan
1 Surakarta adalah tingkat kebosanan
ektrakurikuler PMR adalah dengan
siswa terhadap proses pemberian
melakukan kegiatan lapangan yang
materi, karena antusiasme mereka
memberikan pengalaman pada para
pada
siswa. Karena dengan berpartisipasi
kurang. Hal ini disiasati dengan
langsung dalam kegiatan lapangan,
penanaman
para
banyak
melalui kegiatan-kegiatan lapangan
nilai-nilai
yang lebih diminati siswa sebagai
mereka
anggota PMR. Selain itu, adanya
siswa
dapat
mengerti
karakter
lebih
mengenai
sehingga
dapat
pemberian
materi
nilai-nilai
pelatih
hari
berjalannya kegiatan PMR di SMP
membentuk
karakter
siswa.
membantu
Negeri1 Surakarta.
Dalam kegiatan ektrakurikuler
PMR
PMI
karakter
praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk
dari
sangat
nilai-nilai
karakter
yang
Saran
Bagi Pembina dan Pelatih PMR
ditanamkan mengacu pada tujuh
SMP Negeri 1 Surakarta
prinsip kepalangmerahan dan tribakti
Pembina dan pelatih PMR SMP
PMR. nilai-nilai karakter tersebut
Negeri
adalah
mempertahankan
kemanusiaan,
kenetralan,
kemandirian,
kesukarelaan,
kesemestaan.
ketujuh
kesamaan,
kesatuan
Dimana
serta
1
dapat
cara-cara
yang
selama ini telah dilakukan dalam
menanamkan
nilai-nilai
karakter
didalam
pada siswa. Selain itu, pembina dan
dasar
pelatih hendaknya berusaha untuk
prinsip
kepalangmerahan tersebut terdapat
menemukan
nilai-nilai
yang
karakter
Surakarta
seperti
nilai
dapat
metode-metode
digunakan
lain
dalam
peduli lingkungan, peduli sosial,
menanamkan
tanggung
pada siswa. Pembina dan pelatih
jawab,
kemandirian,
religius, toleransi, dan disiplin.
Kendala yang dihadapi terkait
dengan
penanaman
hendsaknya
nilai-nilai
sering
karakter
melakukan
koordinasi dalam kegiatan rutin yang
nilai-nilai
dilakukan dalam PMR SMP Negeri 1
karakter pada siswa melalui kegiatan
Surakarta agar kendala-kendala yang
19
dihadapi oleh salah satunya dapat
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku
dihidarkan.
Panduan
Bagi Kepala Sekolah
Pendidikan
Kepala
sekolah
memantau
penanaman
Karakter
di
Sekolah. Yogyakarta. DIVA
hendaknya
Press.
nilai-nilai
karakter baik itu melalui kegiatan
Internalisasi
Moleong, Lexy.J.2014. Metodologi
ruang
Penelitian Kualitatif. Bandung;
lingkup pergaulan siswa, maupun
PT Remaja Rosdakarya Offset.
belajar
mengajar
dikelas,
melalui kegiatan ektrakurikuler agar
penanaman
nilai-nilai
karakter.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
Karakter: Menjawab
Selain itu, kepala sekolah hendaknya
Tantangan Krisis
terus memperbaiki fasilitas yang
Multidimensional. Jakarta: PT.
dapat menunjang penanaman nilai-
Bumi Aksara.
Ritzer, George & Goodman, Douglas
nilai karakter di sekolah.
J.
Bagi Pemerintah
Pemerintah
diharapkan
bisa
memberikan
fasilitas
yang
mendukung
terkait
dengan
Teori
2008.
Sosiologi
Modern, Edisi ke-6. Jakarta:
Kencana
Prenada
Media
Group.
menjadi
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
kurikulum 2013, sehingga kendala
Kombinasi (Mixed Methods).
yang
Bandung: Alfabeta.
perubahan
sebelumnya
dihadapi
sekolah
dalam
menerapkan kurikulum 2013 bisa
Sulistyowati,
Endah.
Implementasi
diperkecil.
Kurikulum
Pendidikan
Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Amri,
Sofan
Implementasi
Karakter
dkk.
2011.
Karakter.
PT.
Citra
Aji
Parama.
Pendidikan
Sutopo, H. B. 2006. Metodologi
Dalam
Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
2012.
Universitas Sebelas Maret.
20
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.pmisolo.or.id/visi-misiprinsip-dasar/, diakses pada 21 mei
2016, jam 04:35 WIB.