PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 | Oktaviani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8824 18627 1 SM

1

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
KEGIATAN EKTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Vina Oktaviani, Slamet Subagya, M.H. Sukarno
Pendidikan Sosiologi Antriopologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
vinaokta309@gmail.com

ABSTRACT
This study was conducted at Red Cross Of Junior High School 1 of Surakarta and
the subject data technique was purposive sampling. The informan that choosen in
this research were elder member of Redcross, coach of Redcross, coordinator BK
teacher, and the students who include as member of Redcross of Junior High
School 1 of Surakarta. This research was using a descriptive qualitative
approuch. This reserach wa use primary and secondary data that taken by
interview, observation, and document analysis approuch. The data validity test of
this research were use triangulation data and triangulation method. The data
analysis in this reserach wa begin by collecting data, reduction data, serving the

data and making a conclusion.
The result of this reserach was indocate that the method of Redcross of Junior
High School 1 of Surakarta in invest the character value from the elder member of
Redcros, inuiring through daily activity, and range of activity that involve the
student. The character value that invest at the student were care about
environtment, care about social responsible, independence, religious, tolerance,
and dicipline. The coinstrait in invest the character value through Redcross
extracurricular was boredom student oin extending the material and resolved by
range of activities.

Keywords :Junior High School 1 of Surakarta, Redcross Extracurricular activity,
Character Building, An Invesment Of Character Values

2

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang dilakukan PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Surakarta dengan teknik pemilihan
informan berupa purposif sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini

adalah pembina PMR SMP Negeri 1 Surakarta, pelatih SMP Negeri 1 Surakarta,
koordinator guru BK SMP Negeri 1 Surakarta, dan siswa yang merupakan
anggota PMR SMP Negeri 1 Surakarta. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan
sekunder melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Uji
validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data
dalam penelitian diawali dengan pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan
data, dan terakhir menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara yang dilakukan oleh PMR SMP
Negeri 1 Surakarta dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa adalah
melalui adalah (1) cara yang dipraktekkan terlebih dahulu oleh pembina/pelatih
mengenai nilai karakter yang akan ditanamkan (2) pembiasaan melalui kegiatan
sehari-hari dan (3) kegiatan lapangan yang melibatkan siswa secara langsung.
Nilai karakter yang ditanamkan dalam kegiatn ektrakurikuler PMR adalah peduli
lingkungan, peduli sosial , tanggung jawab, kemandirian, religius, toleransi,
disiplin. Kendala yang dihadapi dalam menanmkan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan ektrakurikuler PMR adalah tingkat kebosanan siswa dalam kegiatan
pemberian materi sehingga diatasi dengan memperbanyak kegiatan lapangan.

Kata Kunci : SMP Negeri 1 Surakarta, Kegiatan Ekstrakurikuler PMR,

Pendidikan Karakter, Penanaman Nilai-Nilai Karakter.

PENDAHULUAN

masyarakat mengingat persaingan

Latar Belakang Masalah

yang

semakin

ketat

saat

ini.

Pendidikan menjadi modal bagi


Kemajuan teknologi dan berbagai

individu untuk dapat bertahan dalam

bidang yang ada semakin menuntut

3

kualitas

pendidikan

berdasarkan

pada

yang

pengembangan


karakter dalam diri manusia.
Kementrian
Nasional

komponen

itu

(Kemendiknas)

dalam

yaitu

isi

kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian,

Pendidikan


sendiri

penanganan

pengolahan
pengelola

atau

mata

pelajaran,

sekolah,

pelaksanaan

Suyadi (2013:2) menjelaskan bahwa


aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,

“Berbagai permasalahan yang terjadi

pemberdayaan

di

karena

pembiayaan, etos kerja dimaknai

terabaikannya pendidikan karakter.

seluruh warga sekolah/lingkungan

Kemendiknas

(Sofan Amri, 2011 : 4).


indonesia

disinyalir

mencanangkan

gerakan nasional berupa pendidikan
karakter

sarana

prasarana,

Karna pentingnya penanaman

(2010-2025)

melalui

serta pengembangan karakter pada


pemerintah

Republik

siswa, maka dari itu penanaman serta

Susilo

pengembangan nilai-nilai karakter di

Bambang Yudhoyono pada tanggal

sekolah tidak hanya melalui kegiatan

11 Mei tahun 2010 tentang gerakan

belajar mengajar tetapi juga melalui

nasional


pendidikan

kegiatan ektrakurikuler.

Gerakan

nasional

keputusan
Indonesia

oleh

Presiden

karakter.
pendidikan

Kegiatan


ektrakurikuler

karakter tersebut diharapkan mampu

sebagai wadah potensi serta bakat

menjadi

peserta

solusi

atas

rapuhnya

karakter bangsa selama ini.”
Pendidikan

karakter

didik

memiliki
adalah

masing-masing
tujuan

mengembangkan

karakter

untuk
yang

suatu sistem penanaman nilai-nilai

dimiliki siswa. Salah satu kegiatan

karakter kepada warga sekolah yang

yang

meliputi

mengembangkan nilai-nilai karakter

komponen

kesadaran

atau

pengetahuan,

kemauan

dan

bertujuan

dalam diri peserta didik adalah

tindakan untuk melaksanakan nilai-

kegiatan

nilai tersebut. Dalam pendidikan

Merah Remaja (PMR).

karakter disekolah, semua komponen
(pemangku
dilibatkan,

pendidikan)
termasuk

untuk

ektrakurikuler

Palang

Pada tingkat SMP kegiatan

harus

PMR

merupakan

komponen-

fokus

pada

kegiatan
tujuan

yang
untuk

4

pengembangan karakter pada diri

serta

siswa. Salah satunya adalah kegiatan

karakter yang ada dalam diri siswa.

ektrakurikuler PMR di SMP Negeri 1

Dari permasalahn tersebut peneliti

Surakarta

satu

tertarik untuk mengkaji lebih dalam

kegiatan ektrakurikuler PMR yang

mengenai “ Penanaman Nilai-Nilai

memiliki

banyak

Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan

untuk setingkat sekolah menengah

Ektrakurikuler Palang Merah Remaja

pertama

(PMR) Pada Siswa Smp Negeri 1

merupakan

peserta

salah

paling

se-Surakarta

dibanding

mengembangkan

PMR di sekolah-sekolah lain yang

Surakarta

ada di Surakarta. Kegiatan-kegiatan

2015/2016”.

yang dilakukan pada ektrakurikuler

Tujuan Penelitian

PMR merupakan salah satu upaya

Tujuan dari penelitian ini adalah

pengembangan karakter pada diri

untuk mengetahui penanaman nilai-

siswa.

nilai

Dalam menanamkan nilai-nilai
karakter

PMR

Surakarta

SMP

Negeri

mengalami

1

beberapa

Tahun

nilai-niali

pendidikan

kegiatan

Pelajaran

karakter

ektrakurikuler

dalam
Palang

Merah Remaja (PMR) pada siswa
SMP Negeri 1 Surakarta.

permasalahan, salah satunya adalah
dalam pelaksanaanya sendiri siswa

KAJIAN PUSTAKA

masih

Penanaman Nilai-nilai Pendidikan

belum

terlalu

memahami

maksud dan tujuan dari kegiatankegiatan yang dilakukan pada setiap
pelatihan

yang

dilakukan

dalam

ektrakurikuler tersebut.
Padahal

Karakter
Pendidikan

merupakan bagian terpenting dalam
upaya

dalam

karakter

pengembangan

nilai-nilai

pelaksanaan

karakter kepada warga sekolah atau

dilakukan

peserta didik. Ada beberapa alasan

dalam ektrakurikuler Palang Merah

pendidikan karakter dilaksanakan,

Remaja

memerlukan

alasan tersebut adalah: (1) Karakter

partisipasi aktif siswa dalam setiap

merupakan hal sangat esensial dalam

kegiatan

berbangsa dan bernegara. Hilangnya

kegiatan-kegiatan

(PMR)

yang

yang

masing-masing

memiliki tujuan dalam menanamkan

karakter

akan

menyebabkan

5

hilangnya generasi penerus bangsa.

dikembangkan

Karakter berperan sebagai kemudi

siswa

dan kekuatan sehingga bangsa ini

Kegiatan pembinaan kesiswaan yang

tidak

(2)

selama ini diselenggarakan sekolah,

dengan

merupakan salah satu wadah yang

sendirinya, tetapi harus dibangun dan

potensial untuk pendidikan karakter.

dibentuk untuk menjadi bangsa yang

Kegiatan

bermartabat

merupakan pendidikan diluar mata

terombang-ambing.

Karakter

tidak

datang

(Endah

Sulistyowati,

2012 : 5).

secara

Kebijakan

Pembangunan
2010-2025

kegiatan

ekstrakurikuler.

pembinaan

pelajaran,

Dalam

melalui

kesiswaan

untuk

membantu

Nasional

pengembangan siswa sesuai dengan

Karakter

Bangsa

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat

dijelaskan

bahwa

mereka melalui kegiatan khusus.

pengembangan karakter disekolah

Melalui

dibagi dalam empat pilar, yakni

kesiswaan, siswa dapat difasilitasi

belajar-mengajar dikelas; keseharian

untuk

dalam bentuk pengembangan budaya

mereka.

sekolah;

dan/atau

disekolah juga harus dilaksanakan

keseharian

melalui pengelolaan sekolah (Endah

ko-kurikuler

ekstrakurikuler;

serta

dirumah dan masyarakat (Endah

dikembangkan
belajar

mengembangkan

karakter

Pendidikan

karakter

Banyak sekali nilai-nilai yang

Implementasi pendidikan karakter

pengalaman

pembinaan

Sulistyowati, 2012 : 12).

Sulistyowati, 2012 : 11).

disekolah

kegiatan

dan

melalui

dapat

dikembangkan

membentuk

karakter
17

siswa

di

proses

sekolah.

pembelajaran yang bermuara pada

menurut

pembentukan karakter dalam diri

sebagaimana tertuang dalam buku

siswa. Pendidikan karakter dalam

Pengembangan Pendidikan Budaya

kegiatan belajar mengajar dikelas,

dan Karakter Bangsa yang disusun

dilaksanakan

Kemendiknas

menggunakan

Ada

untuk

nilai

karakter

Kemendiknas

(2010)

melalui

Badan

pendekatan terintegrasi dalam semua

Penelitian dan Pengembangan Pusat

mata pelajaran. Selain dalam mata

Kurikulum (Suyadi, 2012 : 8-9)

pelajaran pendidikan karakter juga

adalah sebagai berikut: (1) Religius,

6

(2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,

kebutuhannya

(5)

keadaan.

Kreatif,

(6)

Mandiri,

(7)

dan

(3)

mendahulukan

Kenetralan,

agar

Demokratis, (8) Rasa Ingin Tahu, (9)

senantiasa mendapatkan kepercayaan

Semangat

atau

dari semua pihak, gerakan ini tidak

nasionalisme, (10) Cinta tanah air,

memihak atau melibatkan diri dalam

(11)

pertentangan

kebangsaan

Menghargai

prestasi,

(12)

politik,

kesukuan,

Komunikatif, (13) Cinta Damai, (14)

agama,

Gemar

Kemandirian, gerakan ini bersifat

membaca,

(15)

Peduli

atau

ideologi.

(4)

lingkungan, (16) Peduli sosial ; dan

mandiri.

(17) Tanggung jawab.

disamping membantu pemerintahnya

Kegiatan-kegiatan

nasional

SMP

dalam bidang kemanusiaan juga

Negeri 1 Surakarta selalu mengacu

harus menaati peraturan negaranya,

ada tujuh Prinsip Kepalangmerahan

harus selalu menjaga otonominya

(http://www.pmisolo.or.id/visi-misi-

sehingga

prinsip-dasar), yang terdiri dari: (1)

gerakan

Kemanusiaan,

Palang

gerakan ini adalah gerakan pemberi

Merah dan Bulan Sabit Merah

bantuan sukarela, yang tidak didasari

Internasional didirikan berdasarkan

oleh

keinginan

pertolongan

keuntungan apapun. (6) Kesatuan,

tanpa membedakan korban yang

didalam suatu negara hanya ada satu

terluka

pertempuran,

gerakan Palang Merah atau Bulan

berupaya dalam kemampuan bangsa

Sabit Merah yang terbuka untuk

dan antar bangsa, mencegah dan

semua orang dan melaksanakan tugas

mengatasi penderitaan sesama. (2)

kemanusiaan diseluruh wilayah. (7)

Kesamaan,

Gerakan

memberi

didalam

membuat

PMR

Perhimpunan

dapat
ini.

keinginan

sejalan
(5)

dengan

Kesukarelaan,

untuk

mencari

gerakan

ini

tidak

Kesemestaan, gerakan Palang Merah

perbedaan

atas

dasar

dan Bulan Sabit Merah Internasional

kebangsaan,

kesukuan,

adalah

bersifat

semesta.

Setiap

agama/kepercayaan, tingkatan, atau

perhimpunan mempunyai hak dan

pandangan

tanggung jawab yang sama didalam

politik.

Tujuannya

semata-mata hanyalah mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan

menolong sesama manusia.

7

Teori Struktural Fungsional

sebuah sistem harus memelihara dan

Talcott Parsons

memperbaiki

Talcott

Parsons

dalam

Ritzer

(2008 : 121) membahas mengenai

motivasi

pola-pola

individu dan cultural .
Dalam teori struktural fungsional

dimulai

milik Parsons menjelaskan mengenai

dengan empat fungsi penting untuk

suatu sistem dapat bertahan karena

semua sistem “tindakan”, terkenal

adanya

dengan skema AGIL (adaption, goal

attainment, Integration, dan latensi).

attainment, Integration, dan latensi

Dalam penelitian ini peneliti akan

atau pemeliharaan pola). Agar tetap

menggunakan

bertahan

fungsional

fungsionalisme

struktural

(survive),

suatu

sistem

AGIL

(adaption,

teori

milik

goal

struktural

Parsons

harus memiliki empat fungsi ini: 1)

menjelaskan

Adaptation : fungsi yang amat penting

ekstrakurikuler

disini sistem harus dapat beradaptasi

mengembangkan nilai-nilai karakter

dengan cara menanggulangi situasi

pada diri peserta didik. Bagaimana

eksternal yang gawat, dan sistem

PMR ini dalam menggunakan fungsi

harus bisa menyesuaikan diri dengan

adaptasi dengan cara menyesuaikan

lingkungan juga dapat menyesuaikan

diri

lingkungan untuk kebutuhannnya. 2)

ekternal dari kegiatan ekstrakurikuler

Goal attainment ; pencapainan tujuan

PMR di SMP N 1 Surakarta,

sangat penting, dimana sistem harus

sehingga

bisa mendefinisikan dan mencapai

(goal attaintment) dari PMR yaitu

tujuan utamanya.

mengembangkan

3) Integration :

dan

mengenai

untuk

PMR

mengubah

dapat

kegiatan
ini

dalam

lingkungan

mencapai

karakter

tujuan

siswa

artinya sebuah sistem harus mampu

melalui kegiatan yang dilakukan baik

mengatur
hubungan

dan

menjaga

antar

dalam latihan rutin yang dilakukan

bagian-bagian

yang

maupun melalui kegiatan-kegiatan

menjadi komponennya, selain itu

diluar

mengatur

ketiga

dengan PMR. Melalui kegiatan-

4) Latency : laten

kegiatan yang ada apakah sudah

dan

fungsi (AGL).
berarti

sistem

mengelola

harus

mampu

berfungsi sebagai pemelihara pola,

sesuai

yang

masih

dengan

berhubungan

tujuannya

yaitu

8

menanaman dan mengembangkan

409). Fungsi untuk mempertahankan

nilai-nilai karakter.

dan menegakkan pola dan struktur

Fungsi
adalah

integrasi

suatu

mengatur

(integration)

sistem

itu

harus

antarhubungan

masyarakat akan dilaksanakan oleh
subsistem

budaya.

Subsistem

bagian-

budaya ini akan menangani urusan

bagian dari komponennya. Ia juga

pemeliharaan kelestarian nilai-nilai

harus mengelola hubungan diantara

dan

adaption,

berlaku dalam proses kehidupan

goal

attainment

serta

norma-norma

latency . Fungsi integrasi ini akan

bermasyarakat,

menggunakan

tujuan

subsistem

hukum,

budaya

terutama

yang

untuk

kelestarian

struktur

yaitu dengan cara mempertahankan

masyarakat. Di dalam penelitian ini

tata cara dan keterpaduan antara

fungsi latensi akan menjadi pengkaji

komponen-komponen sistem yang

apakah

mendorong terbentuknya solidaritas

karakter

sosial. Fungsi Integrasi ini mengkaji

ekstrakurikuler PMR di SMP N

pelaksanaan kegiatan PMR di SMP

Surakarta ini sudah berjalan sesuai

N 1 Surakarta apakah sudah ada

sistem

kaitan

komitmen social, perasaan-perasaan

antara

sekolah

sebagai

sebuah

yang

sehingga

ekstrakurikuler

melaksanakan

dalam

menunjang dan mendukung kegiatan
PMR

dalam

mengembangkan

pendidikan

pada

instansi yang menaungi kegiatan
PMR

pola

kegiatan

menjaga

peserta

motivasi,

didik

dapat
kegiatan

ekstrakurikuler PMR dengan baik.
Keempat

subsistem

karakter siswa sesuai dengan visi dan

tersebut,

misi sekolah tersebut.

bekerja secara mandiri, tetapi saling

Fungsi latensi atau pemeliharaan

masing-masing

tersebut
akan

tergantung satu sama lain untuk

pola (latency) adalah suatu sistem

mewujudkan

keutuhan

harus menyediakan, memelihara, dan

kelestarian

memperbarui baik motivasi para

keseluruhan.

individu maupun pola-pola budaya

subsitem atau fungsi dalam teori

yang menciptakan dan menopang

fungsionalisme

motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:

Parsons tersebut maka peneliti akan

sistem

social

Dengan

structural

dan
secara
keempat

Talcott

9

mengkaji pola pendidikan karakter

(wawancara),

pada kegiatan PMR di SMA N 1

dokumentasi

Surakarta.

keempatnya.

kuesioner
dan

(angket),
gabungan

Teknik pengambilan sampel yang
digunakan

METODE PENELITIAN
Penelitian

dilakukan

di

SMP

dalam

penelitian

ini

adalah teknik purposive sampling

Negeri 1 Surakarta, dan dilakukan

atau

prosedur

purposif,

dengan

sejak desember 2015 hingga juli

kecenderungan

peneliti

untuk

2016. Penelitian yang dilakukan

memilih informan dan masalahnya

dalam penelitian ini adalah penelitian

secara

dengan menggunakan

pendekatan

dipercaya untuk menjadi sumber data

kualitatif. Dengan pendekatan jenis

yang akurat. Peneliti mengambil

deskriptif

kualitatif.

sampel dengan memilih pembina

deskriptif

kualitatif

Penyelidikan
tertuju

mendalam

dan

dapat

pada

kegiatan

pemecahan masalah yang ada pada

pengurus

masa sekarang.

anggota PMR SMP N 1 Surakarta.

Sumber data dalam penelitian
kualitatif

dapat

menggunakan

ektrakurikuler
PMR,

Teknik

serta

PMR,
beberapa

pengumpulan

data

dilakukan dengan tiga cara, yaitu

sumber data primer, dan sumber data

observasi,

sekunder. Sumber data primer adalah

dokumentasi. Observasi dilakukan

sumber

langsung

untuk mengetahui kondisi, gejala-

memberikan data kepada pengumpul

gejala atau aspek-aspek yang muncul

data

berkaitan dengan permasalahan yang

data

dan

merupakan

yang

sumber
sumber

sekunder
yang

tidak

akan

wawancara

muncul

berkaitan

dan

dengan

langsung memberikan data kepada

permasalahn yang dikaji. Wawancara

pengumpul data, misalnya lewat

dalam penelitian ini dimaksudkan

orang lain atau lewat dokumen.

untuk mendapatkan data ataupun

Dilihat dari segi cara atau teknik

informasi

pengumpul data, maka pengumpulan

menyeluruh mengenai pelaksanaan

dta dapat dilakukan dengan observasi

kegiatan

(pengamatan),

interview

Merah

secara

sistematis

ekstrakurikuler
Remaja

(PMR)

dan

Palang
dalam

10

mengembangkan pendidikan karakter

dokumentasi terkait, tempat dan

pada siswa SMP N 1 Surakarta.

peristiwa.

Dokumentasi

digunakan

Triangulasi

untuk

metode

melengkapi data yang diperoleh pada

(methodelogical

saat

sebagai jenis triangulasi yang bisa

melakukan

penelitian

di

triangualtion)

lapangan, dalam hal dokumentasi

dilakukan

oleh

seorang

peneliti

digunakan untuk memperkuat hasil

dengan mengumpulkan data sejenis

penelitian sehingga menjadi lebih

tetapi dengan menggunakan teknik

akurat.

atau metode pengumpulan data yang

Dalam penelitian ini peneliti

berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk

menggunakan triangulasi data dan

menguji kemantapan informasi yang

triangulasi metode. H. B. Sutopo

diperoleh. Triangulasi metode yang

(2006:

digunakan untuk memperoleh data

93)

menyatakan

bahwa

triangulasi sumber dilakukan dengan

yang

sejenis

dilakukan

menggunakan beberapa sumber data

berbagai teknik pengumpulan data

berbeda, dimana dta yang diperoleh

dalam bentuk wawancara, observasi,

dari sumber yang satu bisa lebih

dan studi dokumen.

teruji bila dibandingkan dengan data

Adapun

alasan

melalui

peneliti

sejenis dan sumber lain. Cara ini

memilih menggunakan triangulasi

mangarahkan

sumber

peneliti

untuk

dan

triangulasi

metode

mengumpulkan data yang sejenis

adalah untuk menutup kemungkinan

dari berbagai sumber yang berdeda-

apabila kekurangan sumber atau

beda,

yang

salah satu metode. Selain itu, dalam

dijadikan

penggunaan traingulasi data dan

sehingga

data-data

dikumpulkan

bisa

pembanding

untuk

diambil

triangulasi

metode

mengarahkan

kesimpulannya. Sumber data yang

peneliti dalam mengumpulkan data

digunakan adalah informan baik

dengan

anggota

ektrakurikuler

PMR,

sumber data yang tersedia dan untuk

Pembina

ektrakurikuler

PMR,

setiap sumber menggunakan lebih

pengurus ektrakurikuler PMR dan

dari satu metode pengumpulan data,

menggunakan

beragam

11

sehingga dalam pengumpulan data

penarrikan

dapat lebih dipercaya kebenarannya.

pengambilan tindakan.

Teknik

analisis

data

dalam

kesimpulan

dan

Penelitian ini melalui beberapa

penelitian ini adalah data reduction,

tahapan

data

penelitian, tahap pekerjaan lapangan,

display,

conclusion

dan

drawing/verification”.

Peneliti

diantaranya,

tahap

Pra

serta tahap analisi data.

mengumpulkan data untuk emudian
melakukan

perbandingan-

perbandingan

untuk

mendapatkan

HASIL PENELITIAN
Penanaman Nilai-Nilai Karakter

konsep, kategori dan bahkan teori.

Pada

Hasil dari pengumpulan data (data

Ekstrakurikuler PMR

colection)

Siswa

Melalui

Kegiatan

(data

Tuntutan

reduction) yang mengandung arti :

perkembangan

diedit, diberi kode dan bahkan dibuat

mengalami

tabel. Dalam penelitian ini peneliti

pendidikan tidak hanya menuntut

hanya mengambil data yang terfokus

kecerdasan dari segi kognitif saja

dalam obyek yang diteliti yaitu

tetapi

mengenai

ektrakurikuler

kecerdasan dari segi afektif serta segi

mengembangkan

psikomotorik. Saat ini banyak upaya

PMR

perlu

direduksi

peranan
dalam

pendidikan
zaman

semakin

peningkatan,

juga

semakin

dilakukan

guna

dalam

mutu

menuntut

pendidikan karakter pada siswa di

yang

menjawab

SMP N 1 Surakarta.

tuntutan pendidikan yang ada, salah

Setelah di reduksi hasil data

satunya adalah perubahan kurikulum

tersebut kemudian diorganisir ke

yang sering terjadi di Indonesia.

dalam suatu bentuk sajian tertentu

Kurikulum yang saat ini sedang

(data display) yang nantinya akan

diterapkan

mempermudah upaya pemaparan dan

Indonesia adalah kurikulum 2013.

penegasan

Sebelum diterapkannya kurikulum

drawing

simpulan
and

(conclusion

verifying).

Dalam

terlebih

didapat

kurikulum

adanya

pendidikan

di

2013 di banyak sekolah di Indonesia,

penyajian data ini informasi yang
memungkinkan

dalam

dahulu

(Kurikulum

telah

yang

diterapkan

disebut

Satuan

KTSP
Tingkat

12

Pendidikan). Pergantian kurikulum

diri

dari KTSP menjadi Kurikulum 2013

dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan salah satu upaya yang

dikelas, dilaksanakan menggunakan

dilakukan

peningkatan

pendekatan terintegrasi dalam semua

pelayanan peserta didik sehingga

mata pelajaran. Selain dalam mata

menghasilkan lulusan terbaik.

pelajaran pendidikan karakter juga

guna

Dalam

Kebijakan

Pembangunan

Nasional

siswa.

Pendidikan

dikembangkan

Bangsa

dijelaskan

bahwa

Kegiatan pembinaan kesiswaan yang

pengembangan karakter disekolah

selama ini diselenggarakan sekolah,

dibagi dalam empat pilar, yakni

merupakan salah satu wadah yang

belajar-mengajar dikelas; keseharian

potensial untuk pendidikan karakter.

dalam bentuk pengembangan budaya

Kegiatan

sekolah;

merupakan pendidikan diluar mata

ko-kurikuler

ekstrakurikuler;

serta

dan/atau
keseharian

secara

kegiatan

Karakter

2010-2025

siswa

melalui

karakter

ekstrakurikuler.

pembinaan

pelajaran,

untuk

kesiswaan

membantu

dirumah dan masyarakat. Selama ini

pengembangan siswa sesuai dengan

kegiatan

sebagian

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat

besar memang merupakan salah satu

mereka melalui kegiatan khusus.

bentuk kegiatan

Melalui

ekstrakurikuler

yang mengasah

kegiatan

pembinaan

bakat serta potensi dalam diri siswa.

kesiswaan, siswa dapat difasilitasi

Selain sebagai wadah dari minat

untuk

bakat serta potensi yang dimiliki

mereka.

siswa ekstrakurikuler juga memiliki

disekolah juga harus dilaksanakan

andil

melalui pengelolaan sekolah (Endah

yang

cukup

besar

dalam

menanamkan karakter dalam diri
siswa.

mengembangkan
Pendidikan

karakter
karakter

Sulistyowati, 2012 : 12).
Kegiatan ekstrakurikuler yang

Implementasi
karakter

disekolah

melalui

pengalaman

pendidikan
dikembangkan
belajar

dilakukan

oleh

sekolah

juga

mempunyai pengaruh yang sangat

dan

besar, meskipun didalam kegiatan

proses pembelajaran yang bermuara

ekstrakurikuler tidak didasarkan pada

pada pembentukan karakter dalam

teori-teori yang ada dalam kegiatan

13

belajar mengajar formal. Hal ini bisa

strategi

dilihat dari apa yang diterapkan

menanamkan nilai-nilai karakter ada

dalam

2 cara, yaitu sebagai berikut:

kegiatan

ekstrakurikuler

misalnya mengembangkan nilai-nilai

yang

dilakukan

dalam

penanaman nilai-

Pertama,

dan norma ada seperti mengajarkan

nilai

kedisiplinan, tanggung jawab, serta

pertama kali adalah melalui tindakan

kemandirian

yang

atau

membentuk

karakter

siswa.

Terdapat

nantinya
dalam

banyak

diri

pilihan

karakter

yang

dilakukan

praktek

langsung

oleh

pembina/pelatih

mengenai

nilai

karakter

yang

akan

ditanamkan.

ektarkurikuler

di

SMP

Dalam menanamkan nilai karakter

Surakarta,

salah

satu

pada siswa harus diawali dari guru/

yang

pembina/ pelatih terlebih dahulu

terkenal di SMP Negeri 1 Surakarta

sebagai figur yang dijadikan panutan

adalah Palang Merah Remaja (PMR).

oleh

Kegiatan ekstrakurikuler baik itu

memahami apa yang diajarkan oleh

PMR atau kegiatan ekstrakurikuler

guru,

yang

contoh

kegiatan
Negeri

1

kegiatan

ekstrakurikuler

lainnya,

memiliki

memang

tujuan

selalu

menanamkan

siswa.

Siswa

ketika

guru

nyatanya.

akan

lebih

memberikan
Selain

itu,

penanaman nilai-nilai karakter juga

karna

dapat dilakukan melalui kegiatan-

ekstrakurikuler merupakan wadah

kegiatan yang dapat memberikan

dari bakat, potensi yang dimiliki

pengalaman sosial bagi para siswa,

siswa yang harus diarahkan sehingga

karena siswa lebih memahami apa

potensi siswa dapat berkembang

yang mereka pelajari dari kegiatan

sesuai dengan karakter bangsa.

yang telah mereka ikuti. Hal ini juga

karakter

bagi

siswa,

berlaku

Dari data yang diperoleh dalam
penelitian

mengenai

nilai-nilai

karakter
kegiatan

kegiatan

ekstrakurikuler seperti PMR, dalam

Pembahasan

melalui

pada

penanaman
pada

siswa

ekstrakurikuler

PMR di SMP Negeri 1 Surakarta,

menanamkan

nilai-nilai

karakter

pada

kegiatan

lapangan

siswa,

menuntut
merasakan

anggota
langsung

PMR

bisa

apa

yang

mereka pelajari selama mengikuti

14

kegiatan PMR. Selain itu, mereka

terkenal

juga dapat mengerti dan mempelajari

(Adaption,

Goal

nilai-nilai sosial yang ada dalam

Intergration,

dan

kegiatan lapangan yang mereka ikuti

pemeliharaan

pola).

penanaman

dengan

skema

AGIL

Ataintment,
Latensi

atau

Tahap-tahap

nilai-nilai

yang harus dilewati dalam proses

kegiatan

adaptasi, pencapaian tujuan, sistem

ekstrakurikuler PMR adalah dengan

harus dapat mengatur dan menjaga

melakukan kegiatan lapangan yang

hubungan antara bagian-bagian yang

memberikan pengalaman pada para

menjadi komponennya, serta sistem

siswa. Karena dengan berpartisipasi

harus

langsung dalam kegiatan lapangan,

memelihara

para

motivasi

Kedua,
karakter

siswa

siswa

mengerti
karakter

melalui

dapat

lebih

mengenai
sehingga

banyak
nilai-nilai

dapat

mempu

dan

Adaptasi
organisme

hari

melaksanakan

karakter

siswa.

individu

dan

budaya.

mereka

membentuk

sebagai

memperbaiki

pola-pola

praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk

berfungsi

dilaksanakan

perilaku

dengan

dengan

oleh
cara
cara

menyesuaikan diri dan mengubah

Struktural

Fungsioanl

Dalam

lingkungan

eksternaldengan

Penanaman Nilai-Nilai Karakter

menanggulangi situasi eksternal yang

Pada

gawat,

Siswa

Melalui

Kegiatan

Proses penanaman nilai-nilai

dapat

yang harus dilalui agar
terwujud

diinginkan,

karakter

digambarkan

sistem

harus

bisa

menyesuaikan dengan lingkungan

Ekstrakurikuler PMR

karakter

dan

yang
melalui

juga

dapat

menyesuaikan

untuk

kebutuhannya. Pada kegiatan PMR
SMP Negeri 1 Surakarta merupakan
mengalami proses

yang panjang

teori yang dikemukakan oleh Parsons

sebelum menjadi PMR profil tingkat

yaitu teori struktural fungsional.

profinsi.

Struktural fungsional Talcott Parsons

ekstrakurikuler dengan salah satu

dalam Ritzer (2008 : 121) membahas

anggota

mengenai

untuk tingkat SMP, PMR SMP

empat

fungsi

penting

untuk semua sistem tindakan yang

Sebelum

terbanyak

menjadi

se-Surakarta

15

Negeri 1 Surakarta mengalami proses

agar dapat sesuai dengan PMR Profil

yang panjang.

Madya menurut PMI.
Selain

Pada tahun 2006/2007 PMR

adaptasi

(adaption),

SMP Negeri 1 Surakarta mengalami

fungsi yang kedua adalah goal

pergantian pembina, pembina yang

ataintment atau pencapaian tujuan.

baru yaitu Ika kartika Sari S.E.,

Pencapaian tujuan sangat penting,

ditunjuk

dimana

untuk

menggantikan

sistem

harus

bisa

pembina lama yang pensiun. Saat itu

mendefinisikan dan mencapai tujuan

PMR SMP Negeri 1 Surakarta harus

utamanya.

berbenah terlebih dahulu karena

difungsikan oleh sistem kepribadian

adanya pergantian pembina. Sebagai

dengan menetapkan tujuan sistem

pembina yang baru Ika Kartika Sari

dan memobilisasi sumber daya untuk

harus menyesuaikan diri dengan

mencapainya. Tujuan yang harus

program kerja dari pembina PMR

dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler

yang lama, dan kemudian harus

PMR adalah dapat menanamkan

disesuaikan dengan program dari

nilai-nilai karakter melalui kegiatan-

pusat PMI. Terdapat banyak hal yang

kegiatan

harus dirubah agar dapat menjadi

Penanaman

PMR SMP Negeri 1 Surakarta yang

merupakan bagian dari kurikulum

dikenal saat ini. Untuk dapat berjalan

2013 yang diterapkan di sekolah,

seperti saat ini, banyak hal yang

selain

harus dirubah dari dalam PMR SMP

mengajar

Negeri 1 Surakarta misalnya saja

karakter

adalah

dalam

pengadministrasian

ekstrakurikuler seperti PMR. Untuk

uang

kas,

pengadministrasian

dapat

Goal

yang

attainment

ada

di

nilai-nilai

melalui

juga

PMR.
karakter

kegiatan

penanaman

ini

belajar
nilai-nilai

dilakukan

menanamkan

melalui

nilai-nilai

absensi, kemudian fasilitas-fasilitas

karakter melalui kegiatan belajar

sekolah
kegiatan

yang
PMR.

diperlukan

untuk

mengajar maupun melalui kegiatan

Adaptasi

yang

ekstrakurikuler PMR sekolah harus

dilakukan memang tidak mudah

dapat

karena banyak yang harus dirubah

kegiatan

memfasilitasi
yang

penanaman

ada

kegiatanagar

nilai-nilai

tujuan
karakter

16

melalui

kegiatan

ekstrakurikuler

PMR bisa tercapai.

menaungi

ekstrakurikuler

PMR

sudah mendukung pelaksanaan dari

Dalam mencapai tujuan utama
kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler

kegiatan-kegiatan yang ada di PMR
terutama kegiatan yang berhubungan

PMR terdapat beberapa hal yang

dengan

dilakukan oleh pihak sekolah selain

karakter. Dalam menanamkan nilai-

dengan memfasilitasi setiap kegiatan

nilai karakter baik melalui kegiatan

yang dilakukan, pihak sekolah juga

belajar mengajar maupun melalui

bekerja sama dengan PMI cabang

kegiatan ekstrakurikuler PMR selalu

Surakarta

berdasarkan pada visi dan misi

dalam

pelatihan.

Setiap

melakukan
pelatihan

penanaman

baik

sekolah.

dalam kegiatan rutin maupun dalam

sekolah

event-event

penanaman nilai-nilai karakter di

tertentu

selalu

Dalam

nilai-nilai

pelaksanaannya

sudah

melibatkan KSR (Kop Suka Rela)

sekolah

dari

peraturan-peraturan yang dibuat oleh

PMI

maupun

orang

yang

berkompeten dibidangnya.
Fungsi

salah

mendukung

adalah

diberikan

fungsi integrasi, fungsi integrasi

menunjang

adalah

karakter

harus

dengan

sekolah serta dengan fasilitas yang

selanjutnya

suatu

satunya

mengatur

oleh

sekolah

penanaman
baik

melalui

dalam

nilai-niali
kegiatan

antarhubungan bagian-bagian dari

belajar mengajar maupun melalui

komponennya. Fungsi integrasi juga

kegiatan ektsrakurikuler PMR.

harus mengelola hubungan diantara
adaption,

goal

attainment

serta

Terakhir adalah fungsi latensi
atau pemeliharaan pola (latency)

latency. Fungsi integrasi ini akan

adalah

menggunakan

menyediakan,

subsistem

hukum,

suatu

sistem
memelihara,

harus
dan

yaitu dengan cara mempertahankan

memperbarui baik motivasi para

tata cara dan keterpaduan antara

individu maupun pola-pola budaya

komponen-komponen sistem yang

yang menciptakan dan menopang

mendorong terbentuknya solidaritas

motivasi itu (Teori Sosiologi, Ritzer:

sosial. Dalam fungsi integrasi ini

409). Fungsi untuk mempertahankan

melihat sekolah sebagai instansi yang

dan menegakkan pola dan struktur

17

masyarakat akan dilaksanakan oleh

SIMPULAN DAN SARAN

subsistem

Simpulan

budaya.

Subsistem

budaya ini akan menangani urusan

Penanaman

pemeliharaan kelestarian nilai-nilai

melalui

dan

yang

PMR dilakukan melalui dua cara.

berlaku dalam proses kehidupan

Cara yang pertama adalah tindakan

bermasyarakat,

atau

norma-norma

tujuan

budaya

terutama

untuk

kelestarian

struktur

nilai-nilai

kegiatan

karakter

ekstrakurikuler

praktek

langsung

oleh

pembina/pelatih

mengenai

nilai

masyarakat. Dalam fungsi latensi ini

karakter

pola

yang

Dalam menanamkan nilai karakter

diterapkan dalam kegiatan belajar

pada siswa harus diawali dari guru/

mengajar

kegiatan

pembina/ pelatih terlebih dahulu

belajar

sebagai figur yang dijadikan panutan

kegiatan

oleh siswa. Selain itu, penanaman

pendidikan

karakter

serta

ekstrakurikuler.

Kegiatan

mengajar

serta

yang

akan

ektarkurikuler memiliki tujuan untuk

nilai-nilai

menanamkan

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

nilai-nilai

karakter

karakter

ditanamkan.

juga

dapat

yang dapat memberikan pengalaman

dalam setiap kegiatannya.
yang

sosial bagi para siswa, karena siswa

dapat

lebih memahami apa yang mereka

menginternalisasi nilai-nilai karakter,

pelajari dari kegiatan yang telah

untuk itu dalam setiap kegiatan

mereka ikuti. Hal ini juga berlaku

ekstrakurikuler

kegiatan lapangan

pada kegiatan ekstrakurikuler seperti

dianggap sebagai hal yang bisa

PMR, dalam menanamkan nilai-nilai

menjaga pola dari penanaman nilai-

karakter

nilai karakter dalam diri siswa.

lapangan menuntut anggota PMR

Sehingga sitem adaptasi, tujuan,

bisa merasakan langsung apa yang

pengaturan hubungan antar ketiganya

mereka pelajari selama mengikuti

(A,G,L)

dan

kegiatan PMR. Selain itu, mereka

membentuk karakter siswa yang

juga dapat mengerti dan mempelajari

diinginkan.

nilai-nilai sosial yang ada dalam

Materi

pembelajaran

diberikan

tidak

bisa

berjalan

pada

siswa,

kegiatan

kegiatan lapangan yang mereka ikuti.

18

Cara yang kedua penanamkan nilai-

ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri

nilai karakter siswa melalui kegiatan

1 Surakarta adalah tingkat kebosanan

ektrakurikuler PMR adalah dengan

siswa terhadap proses pemberian

melakukan kegiatan lapangan yang

materi, karena antusiasme mereka

memberikan pengalaman pada para

pada

siswa. Karena dengan berpartisipasi

kurang. Hal ini disiasati dengan

langsung dalam kegiatan lapangan,

penanaman

para

banyak

melalui kegiatan-kegiatan lapangan

nilai-nilai

yang lebih diminati siswa sebagai

mereka

anggota PMR. Selain itu, adanya

siswa

dapat

mengerti
karakter

lebih

mengenai
sehingga

dapat

pemberian

materi

nilai-nilai

pelatih

hari

berjalannya kegiatan PMR di SMP

membentuk

karakter

siswa.

membantu

Negeri1 Surakarta.

Dalam kegiatan ektrakurikuler
PMR

PMI

karakter

praktekkan dalam kehidupan sehariuntuk

dari

sangat

nilai-nilai

karakter

yang

Saran
Bagi Pembina dan Pelatih PMR

ditanamkan mengacu pada tujuh

SMP Negeri 1 Surakarta

prinsip kepalangmerahan dan tribakti

Pembina dan pelatih PMR SMP

PMR. nilai-nilai karakter tersebut

Negeri

adalah

mempertahankan

kemanusiaan,

kenetralan,

kemandirian,

kesukarelaan,
kesemestaan.
ketujuh

kesamaan,

kesatuan
Dimana

serta

1

dapat

cara-cara

yang

selama ini telah dilakukan dalam
menanamkan

nilai-nilai

karakter

didalam

pada siswa. Selain itu, pembina dan

dasar

pelatih hendaknya berusaha untuk

prinsip

kepalangmerahan tersebut terdapat

menemukan

nilai-nilai

yang

karakter

Surakarta

seperti

nilai

dapat

metode-metode
digunakan

lain
dalam

peduli lingkungan, peduli sosial,

menanamkan

tanggung

pada siswa. Pembina dan pelatih

jawab,

kemandirian,

religius, toleransi, dan disiplin.
Kendala yang dihadapi terkait
dengan

penanaman

hendsaknya

nilai-nilai

sering

karakter

melakukan

koordinasi dalam kegiatan rutin yang

nilai-nilai

dilakukan dalam PMR SMP Negeri 1

karakter pada siswa melalui kegiatan

Surakarta agar kendala-kendala yang

19

dihadapi oleh salah satunya dapat

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku

dihidarkan.

Panduan

Bagi Kepala Sekolah

Pendidikan

Kepala

sekolah

memantau

penanaman

Karakter

di

Sekolah. Yogyakarta. DIVA

hendaknya

Press.

nilai-nilai

karakter baik itu melalui kegiatan

Internalisasi

Moleong, Lexy.J.2014. Metodologi

ruang

Penelitian Kualitatif. Bandung;

lingkup pergaulan siswa, maupun

PT Remaja Rosdakarya Offset.

belajar

mengajar

dikelas,

melalui kegiatan ektrakurikuler agar
penanaman

nilai-nilai

karakter.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
Karakter: Menjawab

Selain itu, kepala sekolah hendaknya

Tantangan Krisis

terus memperbaiki fasilitas yang

Multidimensional. Jakarta: PT.

dapat menunjang penanaman nilai-

Bumi Aksara.
Ritzer, George & Goodman, Douglas

nilai karakter di sekolah.

J.

Bagi Pemerintah
Pemerintah

diharapkan

bisa

memberikan

fasilitas

yang

mendukung

terkait

dengan

Teori

2008.

Sosiologi

Modern, Edisi ke-6. Jakarta:
Kencana

Prenada

Media

Group.

menjadi

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

kurikulum 2013, sehingga kendala

Kombinasi (Mixed Methods).

yang

Bandung: Alfabeta.

perubahan

sebelumnya

dihadapi

sekolah

dalam

menerapkan kurikulum 2013 bisa

Sulistyowati,

Endah.

Implementasi

diperkecil.

Kurikulum

Pendidikan
Yogyakarta:

DAFTAR PUSTAKA
Amri,

Sofan
Implementasi
Karakter

dkk.

2011.

Karakter.
PT.

Citra

Aji

Parama.

Pendidikan

Sutopo, H. B. 2006. Metodologi

Dalam

Penelitian Kualitatif. Surakarta:

Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.

2012.

Universitas Sebelas Maret.

20

Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.pmisolo.or.id/visi-misiprinsip-dasar/, diakses pada 21 mei
2016, jam 04:35 WIB.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL SOSIAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Moral Sosial Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2012/20

0 2 18

PENDAHULUAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Moral Sosial Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 6

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL SOSIAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Moral Sosial Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2012/20

0 0 17

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 19

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 14

Penanaman Nilai Karakter Pada Kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 BAB 0

0 1 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | SANTOSO | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4002 8894 1 SM

0 0 9

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Hidayah | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4106 9157 1 SM

0 0 14

IMPLEMENTASI NILAI KEDISIPLINAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DI SMA N 7 SURAKARTA | Mahardhika | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10326 21979 1 SM

0 1 19

INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN | Rohman | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9029 19122 1 SM

0 0 15