IMPLEMENTASI NILAI KEDISIPLINAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DI SMA N 7 SURAKARTA | Mahardhika | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10326 21979 1 SM

IMPLEMENTASI NILAI KEDISIPLINAN DALAM
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKULIKULER PRAMUKA
DI SMA N 7 SURAKARTA
Yudha Mahardhika, Siti Rochani, Siany Indira Liestyasari
Pendidikan soiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
yuarvil17@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to find out (1) the role of unit in the Pramuka Boy Scouts Movement
(Dewan Ambalan), Teachers and Headmaster in cultivating students' discipline applied at
SMAN 7 Surakarta through boy scouts activity. (2) discipline implementation process in
character education through boy scouts activity at SMAN 7 Surakarta. This was qualitative
descriptive approach reseaarh. Data resources of this study are informant, archives, and
documentation. The data were collected through interview, observation, and documentation.
The sampling techniques were purposive and snowball sampling. The data was validated
through data triangulation. Data analysis technique was interactive analysis. The results
show that (1) the role executed by headmaster, teachers, supervisor, and Dewan Ambalan has
been accordance with implementation guidelines for Scouts Activity in the 2013 curriculum
and Law No.12/2010. Discipline values implementation through scouts activity refer to
three-faithfulness (Tri Satya) and Ten Obligations (Dasa Dharma) carried out through several
stages, i.e. program and activity development, implementation, assessment and evaluation by

using scouting method.
Key Words : Implementation, disipline, Scouts
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peran Dewan Ambalan, Pembina, Guru
dan Kepala Sekolah dalam penanaman kedisiplinan siswa yang diterapkan di SMA N 7
Surakarta Surakarta melalui ekstrakulikuler Pramuka. (2) Mengetahui proses implementasi
kedisiplinan dalam pendidikan karakter melalui ekstrakulikuler pramuka di SMA Negeri 7
Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan, arsip, dan
dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball
sampling. Validitas data menggunakan triangulasi data (sumber). Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peran yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru, pembina, dan Dewan Ambalan sudah sesuai dengan
pedoman penyelenggaraan ekstrakulikuler Pramuka dalam kurikulum 2013 dan UndangUndang No.12 tahun 2010. (2) Implementasi nilai kedisiplinan melalui ekstrakulikuler
Pramuka mengacu pada Tri Satya dan Dasa Darma yang diselenggarakan melalui tahap
pengembangan program dan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, penilaian ekstrakulikuler dan
evaluasi kegiatan ekstrakulikuler dengan menggunakan metode Kepramukaan.
Kata Kunci : implementasi, kedisiplinan, Pramuka


rayakan kelulusan dengan mabukdan konvoi

PENDAHULUAN
Kedisiplinan menjadi suatu hal yang

31 pelajar terjaring operasi Satpol PP. Siswa

penting dilakukan oleh setiap individu.

tersebut dirazia karena melakukan aksi

Karena

kedisiplinan

menjadi

cerminan

kebut-kebutan dan mengganggu ketertiban


perilaku

seseorang

dalam

menjalani

umum,

setelah

dilakukan

pengecekan

kesehariannya dan bagaimana ia dapat

ternyata siswa tersebut kedapatan membawa


menghargai apa yang ia miliki terutama

sejumlah miras dan alat pewarna semprot.

waktu dan kesempatan. Di kalangan siswa

Berita-berita tersebut semakin membuktikan

hal kedisiplinan masih perlu diperbaiki dan

bahwa sikap kedisiplinan di kalangan pelajar

mendapat pendampingan lebih dari orang

SMA / SMK masih sangat minim dan perlu

dewasa karena masih ditemukan siswa yang

ditumbuhkembangkan lagi.


melakukan tindakan indisipliner. Berkaitan

Sedangkan

berdasarkan

observasi

dengan bentuk kedisiplinan siswa di sekolah,

peneliti di salah satu SMA negeri di Kota

Mansur (2014: 179) menjelaskan, “Ada

Surakarta, masih ditemukan juga siswa-siswi

indikator negatif dari aspek kedisiplinan

yang


yaitu terlambat masuk sekolah, tidak masuk

indisiplinertersebut. Di SMA Negeri 7

tanpa surat, dan meninggalkan pelajaran

Surakarta misalnya, dari hasil wawancara

sebelum waktunya, serta tidak mengikuti

dengan beberapa siswanya, diketahui bahwa

acara resmi upacara sekolah”.

setiap pagi masih ada siswa yang terlambat

melakukan

tindakan


Hal ketidakdisiplinan ini makin

masuk sekolah dengan bermacam alasan.

marak terjadi di kalangan siswa SMA, seperti

Ketidaktepatan waktu masuk sekolah ini

berita yang dikutip dari TribunSolohari

merupakan

Selasa, 7 Februari 2017, yaitusebanyak 39

indisipliner yang dilakukan oleh siswa di

siswa SMA dan SMK terjaring razia oleh

sekolahan. Padahal tertera dalam Tata Tertib


Satpol PP di warung dan game online yang

Sekolah yang sudah dibingkai dengan rapi

dilaksanakan

WIB.

dan ditempelkan di setiap dinding ruang

Diantara mereka ada dua orang siswi yang

kelas sekolahan. Peraturan itu berbunyi,

ikut membolos. Selain itu juga ditemukan

“Kegiatan Belajar Mengajar dimulai pukul

adanya video porno di handphone salah satu


06.30 dan diakhiri sampai KBM berakhir”.

siswa tersebut.Kemudian pada hari Rabu, 3

Makna tersebut secara tersirat mengharuskan

Mei 2017 juga ditemukan siswa yang

peserta didik untuk datang lebih awal

melakukan aksi indisipliner berupa tindak

sebelum waktu belajar dimulai sesuai dengan

indisipliner di jalan saat hari kelulusan SMA.

yang telah ditentukan. Hal ini selaras dengan

Dikutip dari Solo Pos, sejumlah siswa


pernyataan Siti Masruroh (2012), salah satu

pada

pukul

10.00

contohsederhana

sikap

guru di

Surakarta dalam penelitiannya

2013

selaras


dengan

mulai

menyebutkan bahwa, “salah satu faktor

diselenggarakannya kurikulum 2013 yang

kurang disiplinnya siswa dalam kegiatan

memuat pentingnya penanaman pendidikan

belajar adalah keterlambatan siswa masuk

karater untuk seluruh siswa baik dari sekolah

kelas pada jam pertama”.

dasar

sampai

sekolah

menengah

Tidak hanya masalah keterlambatan

akhir/kejuruan atau sederajatnya. Pendidikan

siswa dalam masuk sekolah saja yang

karakter yang dimaksudkan pemerintah ini

menjadi cerminan sikap indisipliner siswa.

tertera

Hal lain yang dipaparkan oleh siswa selaku

Kepramukaan

narasumber yaitu masih banyaknya siswa

karakter yang luhur bagi siswa. Keputusan

yang tidak melengkapi atribut seragam

ini sudah tersurat dengan jelas pada petunjuk

sekolah seperti badge, nama, pemakaian dasi

penyelenggaraan

dan ikat pinggang, serta pemakaian kaos kaki

menyebutkan

dan sepatu yang tidak standar.Hal ini

menjadi Ekstrakulikuler Wajib yang harus

bertentangan dengan Tata Tertib Sekolahan

diselenggarakan oleh semua sekolah di

yang menyebutkan bahwa, “Untuk hari Senin

Indonesia. Melalui Lampiran I Peraturan

dan Selasa wajib berseragam osis sesuai

Menteri

dengan ketentuan yang berlaku di SMA N 7

Republik Indonesia nomoe 63 tahun 2014

Surakarta (Atribut lengkap, ikat pinggang

tentang Pendidikan Kepramukaan sebagi

berlogo SMA N 7, bersepatu hitam, kaos

ektrakulikuler wajib, pada bagian Desain

kaki putih panjang)”. Tindakan yang tidak

Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai

displin

ektrakulikuler

wajib,

ketepatan waktu yakni keterlambatan siswa

Pendidikan

Kepramukaan

memasuki kelas setelah jam istirahat selesai

ektrakulikuler wajib dalam kurikulum 2013,

ataupun setelah pelajaran olahraga berakhir.

berada pada irisan konseptual-normatif dari

Terlihat dalam observasi di kantin sekolahan,

mandat Undang-undang nomor 20 tahun

ditemukan ada siswa yang masih jajan saat

2003 tentang sistem pendidikan nasional

jam KBM telah dimulai di kelas.

dengan undang-undang nomor 12 tahun 2010

lainnya

adalah

terkait

dengan

Banyaknya tindakan indisipliner yang
menunjukan masih lemahnya pendidikan

dalam

Pendidikan
yang

memuat

kurikulum

bahwa

Pendidikan

Gerakan
nilai-nilai

2013

Pramuka

dan

yang
masuk

Kebudayaan

“Lokus

normatif
sebagai

tentang gerakan pramuka.”
Selain

itu

berdasarkan

peraturan

karakter yang diterima oleh siswa di sekolah

menteri pendidikan dan kebudayaan RI no

nampaknya disikapi tegas oleh pemerintah

81A tahun 2013 tentang implementasi

melalui menteri pendidikan dan kebudayaan

kurikulum

Republik Indonesia. Karena mulai tahun

ekstrakulikuler

pada lampiran
merupakan

III,

kegiatan
perangkat

operasional
kurikulum

(suplemendankomplemen)
yang

perlu

dan

karakter dan kegiatan Pramuka ada sebuah

dituangkan dalam rencana kerja tahunan dan

penelitian yang dilakukan oleh Mahpiatun

kalender pendidikan sekolah yang diterapkan

(2011)

dalam tiga model yaitu, pertama adalah

karakter melalui kegiatan pramuka dapat

Sistem Blok yang dilaksanakan pada awal

dilakukan

masuk sekolah. Kedua, system aktualisasi

keteladanan, penugasan, ceramah, dan juga

proses pembelajaran setiap mata pelajaran

hukuman atau sanksi. Selaras dengan hasil

kedalam pendidikan kepramukaan. Ketiga,

positif

system regular bagi peserta didik yang

penyelenggaraan kegiatan pramuka, Dyah

memiliki minat serta ketertarikan menjadi

Lisayanti (2014) dengan penelitian yang

anggota pramuka. Dari kebijakan tersebut

telah dilakukannya menyimpulkan bahwa

dapat

dalam pelaksaan kegiatan pramuka dalam

disimpulkan

disusun

Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan

bahwa

pembentukan

bahwa

bagaimana

dengan

yang

pembinaan

cara

pembiasaan,

ditemukan

dalam

karakter siswa ini mulai digalakkan oleh

upaya

pemerintah

Pendidikan

dibenahi terkait perencanaan, pelaksanaan,

Kepramukaan yang diselenggarakan di setiap

dan juga evaluasi program kegiatan pramuka

sekolahan.

yang bersangkutan, serta perlu dibenahi pula

Namun

melalui

kebijakan

yang

diambil

Sumber

pembinaan

Daya

karater

masih

Manusianya

dalam

perlu

hal

pemerintah ini nampaknya menemui kendala

pelaksanaan ekstrakulikuler pramuka. Dari

dalam penerapannya di sekolahan. Karena

hal tersebut berarti pula mengenai nilai

terlihat dari paparan di atas sudah diterapkan

kedisiplinan yang ada dalam Dasa Darma

kegiatan ekstrakulikuler pramuka wajib di

Pramuka poin kedelapan dengan bunyi

setiap sekolah, tetapi perilaku siswa masih

“Disiplin berani dan setia” belum bisa

belum bisa mengayati nilai-nilai yang ada

diterapkan oleh siswa dalam keseharian

dalam Pendidikan Kepramukaan. Kurang

mereka. Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka

maksimalnya penerapan Pendidikan Karakter

ini masih belum optimal dalam menanamkan

ini pernah dibuktikan dalam penelitian yang

pendidikan karakter bagi peserta didik di

telah

Bastian

sekolahan. Oleh karena itu peneliti tertarik

Khamadi (2015) yang menghasilkan bahwa

untuk meneliti permasalahan tersebut dengan

peminatan siswa terhadap ekstrakulikuler

judul Implementasi Nilai Kedisiplinan dalam

pramuka ini menurun sehingga membuat

Pendidikan Karakter melalui Ekstrakulikuler

siswa yang ikut pramuka seolah terkesan

Pramuka di SMA N 7 Surakarta.

dilakukan

oleh

Hendri

dipaksa jadi tidak mampu meresapi nilai
yang terkandung dalam Pramuka.

itu juga bagaimana pengimplementasian

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif karena bertujuan untuk

ekstrakulikuler Pramuka dalam menanamkan
nilai kedisiplinan kepada siswa.

memahami fenomena tentang apa yang

Sumber data dalam penelitian ini

dialami oleh subjek penelitian. Pengamatan

terdiri dari data primer dan data sekunder.

yang

bersifat

Data primer yang dimaksudkan peneliti

mendiskripsikan tentang apa yang dilihat,

adalah data yang diperoleh dari hasil

didengar dan dipahami mengenai suatu

wawancara yang dilakukan oleh peneliti

fenomena dalam masyarakat sekolah yaitu

kepada informan yang dianggap memiliki

berkaitan dengan apa saja yang didapatkan

informasi yang dibutuhkan peneliti dalam

oleh peneliti guna memahami pelaksanaan

menjawab

kegiatan Pramuka dalam praktek penanaman

Informan inti disini adalah Kepala Sekolah,

nilai

Guru, Pembina dan Dewan Ambalan karena

dilakukan

kedisiplinan.

Implementasi

Nilai

lebih

Pada

penelitian

Kedisiplinan

rumusan

masalah

penelitian.

dalam

merupakan

pihak

Pendidikan Karakter melalui Ekstrakulikuler

penanaman

nilai

Pramuka di SMA Negeri 7 Surakarta

kegiatan Pramuka SMA N 7 Surakarta.

menggunakan

kasus.

Kemudian siswa kelas X menjadi informan

Pendekatan studi kasus dilakukan agar dapat

pendukung untuk menjadi cerminan dari pola

memahami fenomena-fenomena yang ada di

atau sistem yang diterapkan dalam SMA N 7

lapangan,

Surakarta

pendekatan

sehingga

studi

mampu

dilakukan

yang

terlibat

kedisiplinan

terkait

dalam
melalui

penyelenggaraan

pengkajian yang lebih mendalam. Berkaitan

ekstrakulikuler

dengan studi kasus Gunawan Imam (Salim,

pendidikan karakter terkhusus dalam hal

2015: 116) mengemukakan, “Pada intinya

kedisiplinan.

studi kasus berusaha untuk menyoroti suatu

termasuk data sekunder adalah observasi

keputusan

keputusan,

lapang saat kegiatan ekstrakulikuler Pramuka

mengapa keputusan itu diambil, bagaimana

diselenggarakan setiap minggunya. Selain

diterapkan dan apakah hasilnya”. Dalam

mengobservasi

penelitian ini kasus yang akan diamati adalah

peneliti juga akan mengobservasi perilaku

pelaksanaan

Pramuka.

Dewan Ambalan yang menjadi anggota

kegiatan

Pramuka di sekolah berkaitan dengan apakah

Pramuka tersebut, peneliti akan mengungkap

yang mereka pahami tentang Dasa Darma

bagaimana peran yang dijalankan oleh

Pramuka yang menjadi ketentuan moral

Dewan Ambalan, Pembina, Guru dan juga

anggota Pramuka benar-benar dilakukan

Kepala Sekolah SMA N 7 Surakarta. Selain

dalam berperilaku di sekolah sesuai dengan

Berkaitan

atau

seperangkat

ekstrakulikuler
dengan

pelaksanaan

Pramuka

Pada

sebagai

penelitian

kegiatan

ini

sarana

yang

ekstrakulikuler,

peraturan yang berlaku. Adapula data yang

Pramuka di SMA N 7 Surakarta

dapat mendukung data primer lainnya adalah

Pramuka merupakan salah satu

foto-foto kegiatan ekstrakulikuler pramuka di

ekstrakulikuler yang diselenggarakan di

SMA Negeri 7 Surakarta. Pada penelitian ini

SMA

peneliti

mengambil

ekstrakulikuler ini terbagi dalam dua

subjek

penelitian

teknik

pengambilan

N

7

Surakarta.

Pelaksanaan

adalah

purposive

jenis

purposive

sampling

implementasi kurikulum 2013. Jenis

merupakan strategi menentukan kelompok

pertama adalah Pramuka Wajib yang

peserta

sebagai

pelaksanaanya difokuskan kepada siswa

teknik

kelas X. Jenis yang kedua adalah

juga

Pramuka Reguler, Pramuka Reguler

menggunakan teknik snowball sampling.

merupakan organisasi yang diperuntukan

Teknik snowball samplingmerupakan teknik

bagi siswa yang benar-benar tertarik

pengambilan sampel dari seorang informan

dengan kegiatan Pramuka dan ingin

pertama

dengan

lebih mendalami tentang pendidikan

informan-informan yang menjadi rujukan

kepramukaan. Pramuka Reguler di SMA

dari informan pertama dalam menjawab

N 7 Surakarta memiliki nama yang

permasalahan

Teknik

menjadi ciri khasnya yaitu Pandu Sapta

melalui

Jaya. Maksud dari nama tersebut ialah

dokumen.Uji

Pandu yang berarti nama Pramuka di

sampling.Teknik

yang

informan.

akan

Selain

purposive

dijadikan

menggunakan

sampling,

kemudian

pengumpulan
wawancara,

peneliti

dilanjutkan

penelitian.
data

adalah

observasi

dan

seperti

yang

ada

dalam

validitas data pada penelitian ini adalah

zaman

menggunakan

data.

identitas sekolah yang dilambangkan

Teknik analisisnya menggunakan analisis

dengan nama lain dari angka 7, dan Jaya

interaktif dan analisis SWOT.

adalah jargon umum yang diterapkan di

triangulasi

sumber

dahulu,

Sapta

yang

berarti

SMA N 7 Surakarta.
Secara

HASIL PENELITIAN
SMA N 7 Surakarta terletak di Jalan
Mr.

Mohammad

Cabang Kota Surakarta atau lembaga yang

kecamatan

tingkat kota/kabupaten, SMA N 7 Surakarta

Serengan Kota Surakarta. Akses ke SMA N

sudah memiliki syarat penyelenggaran dasar

7 Surakarta dapat ditempuh menggunakan

kegiatan

angkutan umum seperti Batik Solo Trans,

dibuktikan

karena di sebelah barat sekolah ada halte

nomor

untuk Batik Solo Trans.

merupakan sebutan dalam Pramuka untuk

kawasan

79

Kwartir

menaungi segala kegiatan Kepramukaan di

dalam

No

di

yang

termasuk

Yamin

administratif

Pramuka
dengan

Gugus

di
telah

Depan.

sekolah

yaitu

diterbitkannya
Gugus

Depan

sebuah instansi yang menerapkan Pendidikan

Surakarta. Buku dalam pusaka adat tersebut

Kepramukaan. Nomor Gugus Depan di SMA

mencerminkan sebagai pelajar dan Lilin

N

untuk

mencerminkan Pramuka di SMA N 7

Ambalan Putra dan 02.1006 untuk Ambalan

Surakarta mendapatkan pencerahan dalam

Putri. Angka 02 pada nomor tersebut

kehidupan.

7

Surakarta

adalah

02.1055

bermakna identitas kecamatan dimana SMA

Pramuka di SMA N 7 Surakarta

N 7 berada yaitu Kecamatan Serengan, dan

memiliki jadwal pelatihan setiap hari Sabtu

angka 1055 dan 1006 adalah nomor urut atau

pagi untuk Pramuka Wajib dan setiap Jumat

identitas

maksud

sore untuk Pramuka Reguler. Namun sesuai

Ambalan adalah sebutan sebuah kelompok

kesepakatan Dewan Ambalan, setiap hari

dalam Pramuka yang terdiri atas minimal 20

Sabtu sore juga sering digunakan untuk

orang siswa dari sebuah sekolah tingkat

latihan rutin. Pada pelaksanaan Pramuka

SMA.

wajib, pembina cukup berperan aktif dalam

sekolah.

Setiap

Sedangkan

Ambalan

kelompok

memberikan setiap materi. Berlainan dengan

Pramuka di sekolah memiliki nama masing-

latihan rutin di Pramuka reguler, peran

masing yang mencerminkan semangat dan

pembina cukup jarang dalam memberikan

jati diri Pramuka di sekolah yang berkaitan.

materi kepada organisasi Pramuka. Pembina

SMA N 7 Surakarta memiliki nama Ambalan

di SMA N 7 Surakarta sampai saat ini

R.A Kartini untuk siswa putri dan Ambalan

berjumlah 12 orang dengan komposisi 10

Mr. Moh Yamin untuk siswa putra. Tidak

orang yang merupakan Guru di SMA N 7

hanya nomor Gugus Depan dan nama

Surakarta dan 2 orang dari luar Guru SMA N

Ambalan saja, tetapi ada simbol lain yang

7 Surakarta. Pramuka SMA N 7 Surakarta

dapat menjadi identitas sebuah organisasi

termasuk aktif dalam mengikuti kegiatan di

Pramuka di setiap sekolah. Selain simbol

luar sekolah. Terlihat dari seringnya latihan

yang

sebelumnya,

rutin yang ditujukan untuk mengikuti lomba

kemudianada simbol yang bernama pusaka

yang diselenggarakan baik di tingkat kota,

adat. Pusaka adat merupakan simbolik

daerah, maupun nasional serta kegiatan yang

sebuah

diselenggarakan

telah

senjata

atau

disebutkan

yang

dimiliki

setiap

oleh

perguruan

tinggi.

keikutsertaan

dalam

organisasi Pramuka sebagai motivasi dalam

Pencapaian

menjalankan kegiatannya. Di SMA N 7

perlombaan kepramukaan tersebut cukup

Surakarta memiliki pusaka adat berupa Buku

memuaskan dan patut menjadi kebanggaan

dan Lilin yang selalu digunakan untuk

tersendiri untuk Pandu Sapta Jaya. Terhitung

membuka dan menutup setiap kegiatan yang

setiap

diselenggarakan oleh Pramuka di SMA N 7

disumbangkan oleh Pandu Sapta Jaya untuk

tahun

dari

pasti

ada

piala

yang

ditempatkan di etalase piala sekolah. Piala

membuat kebijakan tentang pelaksanaan

yang paling membanggakan bagi Pandu

ekstrakulikuler Pramuka di Sekolah yang

Sapta

telah

tertata dan terstruktur, menjadi figur contoh

direbutnya piala juara umum dalam kegiatan

teladan bagi guru, pembina dan siswa dalam

Lomba Lokacata Praga VI tingkat Kota

berperilaku setiap hari sesuai Tri Satya dan

Surakarta tahun 2016. Selain itu adapula

Dasa Darma Pramuka, sebagai penasehat dan

piala juara umum dan bergilir dalam lomba

penanggungjawab

utama

Lintas Budaya Pramuka di tingkat Kota

Sekolah,

memberikan

Surakarta yang telah diselenggarakan bulan

penunjang berupa pendanaan kegiatan dan

Februari tahun 2017 lalu serta piala juara

sarana prasarana dalam kegiatan Pramuka di

umum tingkat Internasional dalam kegiatan

sekolah.

Jaya

dan

Kepramukaan

sekolah

yang

adalah

diselenggarakan

Peran
berkaitan

terbentuknya

Pramuka

dengan

sejarah

dalam

Menanamkan

Kedisiplinan melalui Pramuka

Surakarta, sampai saat ini belum ada yang

kedisiplinan siswa melalui pramuka adalah

bisa

ekstrakulikuler

tidak tertalu banyak. Hal ini karena guru

Pramuka di SMA N 7 Surakarta terbentuk.

tidak terlalu sering bersinggungan langsung

Hal

adanya

dalam kegiatan rutin latihan Pramuka, tetapi

peninggalan buku induk yang berisikan data-

dalam wawancara dan observasi dilakukan

data penting di setiap tahun masa bakti.

dalam beberapa hal yaitu memberikan contoh

Sebenenarnya beberapa tahun setelah SMA

perilaku

N 7 berpindah ke gedung yang baru, sudah

pembelajaran di kelas, menyiapkan bahan

memiliki organisasi Pramuka, tetapi hanya

dan informasi tentang sikap dan keterampilan

saja eksistensisnya yang masih belum stabil.

yang akan diaktualisasi dalam Pendidikan

Namun yang pasti Pramuka di SMA N 7

Kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib,

Surakarta memeringati hari jadinya setiap

dan membantu pelaksanaan program kerja

bulan Februari.

Dewan Ambalan.

Peran Kepala Sekolah dalam Menanamkan

Peran

Kedisiplinan melalui Pramuka

Kedisiplinan melalui Pramuka

ini

Peran

dikarenakan

kepala

tidak

sekolah

N

Guru

Peran guru dalam menanamkan nilai

kapan

SMA

fasilitas

7

memastikan

si

di

di

Malaysia.
Sedangkan

serta

kegiatan

dalam

teladan

Pembina

Peran

kepada

dalam

kepala

siswa

saat

Menanamkan

sekolah

dalam

menanamkan nilai kedisiplinan siswa melalui

menanamkan nilai kedisiplinan siswa melalui

pramuka dilakukan dalam beberapa hal yaitu

pramuka dilakukan dalam beberapa hal yaitu

sebagai Penasehat kegiatan Kepramukaan ,

disusun rapi oleh sekolah maupun melalui

membimbing

Musyawarah

Ambalan,

kepada peserta didik, memberikan materi

penggunaan

buku

saat pelaksanaan ekstrakulikuler Pramuka

Pramuka berupa Buku Serahan Kursus Mahir

wajib, bertanggungjawab kepada kepala

Dasar (KMD) dan AD-ART Pramuka, ketiga

sekolah atas kegiatan Kepramukaan yang

adalah Tri Satya dan Dasa Darma yang

diselenggarakan

digunakan

dan

memberikan

baik

bersifat

contoh

internal

sebagai

kedua

panduan

acuan

adalah
membina

implementasi,

maupun eksternal, bersinergi dengan guru

keempat adalah sifat Pramuka yang terbuka,

untuk menyiapkan materi dalam Pramuka

universal, mandiri, sukarela, patuh dan taat,

Wajib, serta melakukan monitoring kegiatan

non politik, religius serta persaudaraan, dan

Kepramukaan yang diselenggarakan oleh

kelima

sekolah melalui Dewan Ambalan.

memadahi.

adalah

jumlah

Pembina

yang

2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler
Implementasi Nilai Kedisiplinan melalui
Ekstrakulikuler Pramuka
Implementasi

Dalam

pelaksanaan

ekstrakulikuler

Pramuka di sekolah mengacu pada rencana-

nilai

kedisiplinan

rencana kegiatan yang telah disepakati

melalui

diawal tahun ajaran baru. Pada pelaksanaan

ekstrakulikuler Pramuka di SMA Negeri 7

Pramuka wajib peserta didik baru atau siswa

Surakarta, dilakukan melalui empat tahapan

kelas X diwajibkan untuk mengikutinya.

sesuai dalam Permendikbud Nomor 81A

Sedangkan

Tahun 2013 yaitu pengembangan program

pesertanya tergantung jenis kegiatan yang

dan

dalam

pendidikan

kegiatan,

ekstrakulikuler,
ekstrakulikuler,

karakter

Pramuka

reguler,

pelaksanaan

kegiatan

akan diselenggarakan. Pada tahap ini yang

penilaian

kegiatan

dapat

program

menanamkan

dan

evaluasi

Pengembangan

dilakukan

oleh

Pramuka

kedisiplinan

yaitu

dalam
melalui

pertama adalah pelaksanaan ekstrakulikuler

ekstrakulikuler.
1. Tahap

untuk

Program

dan

wajib yang dimasukkan ke jadwal KBM

Kegiatan

rutin, kedua adalah penggunaan metode

Pada tahap ini adalah berisi tentang

kepramukaan oleh Pembina, ketiga adalah

beberapa panduan kegiatan ekstrakulikuler

penerapan Sistem Among oleh Pembina,

seperti kebijakan program, tujuan, dan juga

keempat adalah implementasi Tri Satya dan

deskripsi

Dasa Darma dalam

program

ekstrakulikuler.

setiap kegiatan yang

Pelaksanaan dari tahap ini sebagai upaya

menarik seperti PBB, Teknik Kepramukaan,

menanamkan nilai disiplin adalah melalui

PPGD, Perkemahan, Pelatihan, Lomba, dan

pertama adalah jadwal kegiatan yang telah

lain-lain,

kelima

adalah

melalui

rasa

solidaritas dan kekeluargaan yang ada dalam
Dewan

Ambalan

guna

PEMBAHASAN

memaksimalkan

Guna

melihat

implementasi

pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma, serta

ekstrakulikuler Pramuka baik wajib maupun

yang keenam adalah pemberian contoh

reguler

perilaku teladan oleh semua pihak.

kedisiplinan siswa maka dilakukan analisis

3. Penilaian Kegiatan Ekstrakulikuler

menggunakan SWOT di setiap tahapan

Pada tahap penilaian ini ada beberapa hal

dalam

tersebut.

Hal

menanamkan

ini

dimaksudkan

nilai

untuk

yang dapat dilakukan oleh Pramuka dalam

mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan,

melatih kedisiplinan terhadap siswa yaitu

dan ancaman yang dihadapi selama proses

melalui Pramuka sebagai kriteria kenaikan

pelaksanaan ekstrakulikuler Pramuka dalam

kelas

mengimplementasikan

dan

kelulusan

siswa

sesuai

Permendikbud nomor 81A tahun 2013.

ART

sebagai

pedoman

penilaian

kedisiplinan

pada siswa.

Kedua adalah Tri Satya, Dasa Darma, dan
AD

nilai

Pada tahap perencanaan kegiatan,
Pramuka menggunakanTri Satya dan Dasa

perilaku siswa. Ketiga adalah Buku SKU

Darma

untuk siswa sebagai lembar portofolio, serta

mengimplementasikan kedisiplinan. Terlebih

keempat adalah tata tertib sekolah sebagai

karena pada poin kedelapan juga tertulis

indikator perubahan sikap kedisiplinan siswa.

bahwa

4. Evaluasi Program Ekstrakulikuler

memiliki sikap disiplin berani dan setia. Poin

Evaluasi program merupakan tahapan

sebagai

setiap

tersebut

acuan

anggota

Pramuka

diimplementasikan

pada

dalam

harus

setiap

akhir dalam pelaksanaan kegiatan, setelah

kegiatan yang harus mampu berani bersikap

melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan

disiplin untuk mematuhi segala peraturan

penilaian. Evaluasi ini dimaksudkan untuk

yang berlaku. Kedisiplinan yang diupayakan

mengidentifikasi

ini kemudian dapat menciptakan suatu

dihadapi

semua

selama

kendala

kegiatan

keteraturan

Kepramukaan di SMA N 7 Surakarta.

lingkungan

Kegiatan

pengimplementasian

evaluasi

proses

yang

ini

biasanya

diselenggrakan dalam sebuah kegiatah khas
yaitu

dalam

kegiatan

tahunan

sosial

dalam

kehidupan

sekolah.
ini

di

Bentuk

dilakukan

pada

kegiatan musyawarah ambalan.

berupa

Secara analisis, tahap perencanaan ini

Musyawarah Ambalan dan kegiatan 3 tahun

dapat menjadi kekuatan Pramuka karena

sekali berupa Musyawarah Gugus Depan.

setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
diawali dengan perencanaan yang matang
agar

dapat

membuahkan

hasil

yang

maksimal. Selain itu luaran yang diperoleh

dapat menjadi petunjuk secara teknis tentang

sikap

apa yang harus dilakukan setiap pihak dalam

melaksanakan setiap tata tertib yang berlaku

pelaksanaan kegiatan. Hal ini secara tidak

ini juga disampaikan oleh Poerwadarminto

langsung dapat mengarahkan setiap anggota

(2003: 254) yaitu disiplin merupakan suatu

Pramuka agar disiplin dalam memanfaatkan

latihan batin dan watak dengan maksud

waktu secara bersama dalam merencanakan

supaya segala perbuatan selalu menaati tata

kegiatan pada suatu musyawarah mufakat.

tertib. Menaati tata tertib tersebut sudah

Kemudian

yang

diterapkan

dengan

tahappelaksanaan

diajarkan oleh sekolah sejak awal peserta

kegiatan ekstrakulikuler Pramuka sebagai

didik baru masuk ke dalam lingkungan

sarana mendisiplinkan siswa di SMA N 7

sekolah

Surakarta,juga ada beberapa kekuatan yang

perkemahan Pramuka yaitu seperti kegiatan

diperoleh.Hal ini terlihat bahwa dalam

Perkemahan Penerimaan Tamu Ambalan

melaksanakan setiap kegiatan, pasti diawali

(PPTA).

dengan

pada

disiplin

kegiatan

upacara

mengikuti

kegiatan

apel

Dalam penelitian yang dilakukan oleh

pembukaan dan mengimplementasikan nilai

Herizon (2012) juga menyebutkan bahwa

Tri Satya dan Dasa Darma. Terlihat pula

bentuk

sebelum memulai aktivitas diawali dengan

kegiatan pramuka dapat melalui kegiatan

berdoa bersama dan ketika sudah memasuki

baris berbaris (PBB), cara berpakaian sesuai

waktu ibadah, anggota Pramuka diarahkan

dengan aturan yang telah ditetapkan sekolah,

untuk ibadah terlebih dahulu. Serangkaian

dan

kegiatan ini dapat melatih sikap disiplin

Pelatihan

siswa karena waktu yang mereka gunakan

Pramuka juga dipengaruhi oleh pembina,

dalam setiap latihan dapat dimanfaatkan

guru,

dengan

untuk

mempunyai wewenang yang lebih. Hal ini

mengikuti

menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997

penuh

melaksanakan

atau

dengan

tanggungjawab
kewajibannya

kegiatan tersebut.
Selain

penerapan

menyelesaikan

kedisiplinan

tugas

kedisiplinan

maupun

tepat

yang

kepala

dalam

waktu.

diupayakan

sekolah

karena

: 12) mengenai bagaimana kedisiplinan itu

itu

juga

oleh

terbentuk adalah melalui adanya pihak yang

pembina yang mampu mengayomi dan

memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga

memberikan contoh disiplin terhadap aturan

mampu mempengaruhi tingkah aku pihak

yang ada. Hal ini karena terlihat sikap

lain

pembina yang melaksanakan tugasnya dalam

diinginkannya.

memberikan

memiliki

materi

didukung

kepramukaan

ke

arah

tingkah
Sebaliknya,

ketergantungan

laku
pihak
pada

yang
lain
pihak

menggunakan metode kepramukaan yang

pertama, sehingga ia bisa menerima apa yang

ada dalam kurikulum Kepramukaan. Suatu

diajarkan kepadanya.

Upaya

nilai

dan memiliki buku yang menjadi lembar

kedisiplinan dalam Pendidikan Kepramukaan

penilaian peserta didik atau anggota Pramuka

semua termuat dalam Dasa Darma. Mulai

selama mengikuti kegiatan Kepramukaan

dari poin pertama hingga sepuluh peserta

yaitu Buku Syarat Kecakapan Umum. Dalam

didik

disiplin

buku tersebut sudah ada lembar penilaian

menjalankannya di kehidupan sehari-hari

dari penjabaran Tri Satya dan Dasa Darma

termasuk

setiap

yang harus dikuasai oleh setiap anggota

Dalam

Pramuka dan telah disesuaikan dengan

mengimplementasikan suatu formula yang

peserta didik di setiap golongan mulai dari

dimiliki oleh Pramuka ini menurut Thomas

Siaga, Penggalan, Penegak, dan Pandega. Di

Lickona (2013:72) harus mencakup tiga hal

setiap

yakni moral knowing, moral feeling dan

pembina, peserta didik diharuskan untuk

moral action. Diawali dengan peserta didik

membawa buku SKU dan diberikan tugas

diajarkan tentang pengetahuan moral secara

oleh pembina agar dapat dikerjakan sebagai

teoritis baik dalam setiap mata pelajaran

penilaian pembina dalam hal penguasaan

maupun dalam pendidikan Kepramukaan di

materi dan perubahan karakter siswa.

diajarkan

dalam

kegiatan

dalam

implementasi

untuk

melaksanakan

Kepramukaan.

ruang,

dilakukan

oleh

Secara keseluruhan peserta didik

diarahkan untuk mengetahui secara sadar

harus dapat melaksanakan semua ujian yang

tentang makna kedisiplinan yang harus

ada dalam formulir Syarat Kecakapan Umum

ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal

agar kemudian berhak mendapatkan reward

ini adalah seperti membuat peserta didik

berupa

merasa empati terhadap keadaan sekitar dan

Bantara maupun Laksana sebagai wujud

membuatnya mampu bertindak secara sadar

anggota

Pramuka

tersebut

telah

untuk menaati tata tertib yang ada. Lalu pada

menjadi

seorang

panutan

bagi

tahap

mampu

rekannya. Tanda penghargaan ini selanjutnya

melaksanakannya secara sadar dalam melatih

dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik

pembiasaan diri untuk bertindak disiplin

agar giat dalam mengikuti setiap kegiatan

dengan didukung oleh pemberian contoh

kepramukaan baik kegiatan tingkat sekolah,

teladan dari pihak yang lebih berwenang

ranting, cabang, daerah maupun nasional.

peserta

peserta

yang

didik

ketiga

kemudian

penilaian

didik

dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah.
Pada tahap penilaian pelaksanaan
ekatrakulikuler,kekuatan

Pramukasalah

sebuah

Setelah

tanda

tahap

simbol

penilaian

Pramuka

dapat
rekan-

selesai

dilakukan kemudian dilanjutkan dengan
tahap evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan ini

satunya adalah menjadi kriteria kenaikan

dilakukan

siswa dalam implementasi kurikulum 2013

Ambalan dan pembina di setiap sesi terakhir

secara

berkala

oleh

Dewan

latihan. Hal ini menjadi indikasi bahwa

Dibalik kekuatan dan kelemahan

setiap latihan tidak hanya sekedar datang

yang

latihan lalu pulang tanpa ada tanggungjawab

pengimplementasian nilai kedisiplinan, ada

secara disiplin, tetapi proses latihan yang

beberapa peluang yang dapat dimaksimalkan

dilakukan memiliki petunjuk yang harus

oleh Pramuka. Peluang yang ada tersebut

dilakukan sesuai dengan rencana dan tujuan

juga memiliki ancaman sebagai bentuk

yang hendak dicapai di setiap latihan.

konsekuensi

Evaluasi dilakukan adalah untuk melihat

strategi tersebut.Namun dengan mengetahui

selama proses

sudah sesuaikah

bentuk ancaman tersebut, dapat menjadi

dengan rancangan yang telah disepakati

pertimbangan dalam menentukan strategi

sebagai wujud mematuhi aturan yang telah

untuk memaksimalkan peluang yang ada.

disepakati.

Peluang

latihan

Sedangkan

Pramuka

dalam

tersebut

dalam

menyelenggarakan

salah

satunya

adalah

prosedur

tentang mengatasi minat peserta didik yang

pendidikan Kepramukaan juga ada evaluasi

rendah untuk mengikuti kegiatan Pramuka.

berkala yang harus dilakukan oleh pihak

Berkaitan dengan hal tersebut strategi yang

sekolah dan organisasi Pramuka dalam

dapat digunakan sebagai peluang adalah

bentuk kegiatan Musyawarah Gugus Depan

melalui perancangan maupun keikutsertaan

dan Musyawarah Ambalan. Musyawarah

dalam kegiatan-kegiatan khas menarik yang

Gugus depan dilakukan secara berkala

dapat diselenggarakan oleh Pramuka sebagai

selama 3 tahun sekali dengan pembahasan

upaya

teknis

Kegiatan yang akan dibuat haruslah mampu

kegiatan

dalam

dimiliki

sekolah

dan

juga

penanaman

nilai

kedisiplinan.

kepengurusan organisasi Kepramukaan di

mengubah

sekolah. Sedangkan Musyawarah Ambalan

mengenai

merupakan pertemuan setiap tahun guna

Penerapan kembali metode Kepramukaan,

membahas

organisasi

penggunaan sarana prasarana yang telah

Pramuka selama kepengurusan 1 tahun dan

disediakan sekolah serta bentuk kegiatan

pembahasan tentang Anggaran Dasar dan

yang bersifat kompetisi dapat dikemas agar

Anggaran Rumah Tangga Pramuka di tingkat

dapat membangun motivasi siswa dalam

SMA untuk 1 tahun kedepan. Selain itu juga

berkegiatan Pramuka. Penggiatan kembali

ada pembahasan tentang ragam kegiatan

pembinaan

yang akan diselenggarakan ataupun diikuti

sederhana

anggota Pramuka di tingkat sekolah dalam

teknologi perlu dilakukan oleh pembina

rangka

supaya citra Pramuka semakin terangkat

evaluasi

kegiatan

pelaksanaan

Kepramukaan.

pendidikan

pandangan
citra

peserta

didik

yang

kuno.

Pramuka

menggunakan
yang

dapat

permainan
memanfaatkan

untuk menerapkan kedisiplinan pada siswa.

Selain itu melalui kegiatan latihan

kegiatan-kegiatan

yang

bersifat

nyata

rutin yang dapat dikemas dengan metode

tersebut, adapula kegiatan yang dilakukan

kegiatan di alam terbuka dan terkesan

menggunakan Radio Amatir dan Internet

menarik serta menantang dapat diterapkan

yang diikuti oleh anggota Pramuka di seluruh

dalam berlatih materi Kepramukaan seperti

Indonesia maupun Mancanegara yang diberi

Peraturan Baris Berbaris (PBB), penanganan

nama Jamboree On The Air and Jamboree

kesehatan atau P3K, pionering, navigasi

On The Internet (JOTA JOTI).

darat, sandi-sandi, kesenian, kewirausahaan

Selain

itu

peluang

yang

dapat

dan lain sebagainya. Penciptaan suasana

dimaksimalkan

yang

Dewan Ambalan adalah penggunaan media

kondusif

yaitu

didasarkan

atas

oleh

pembina

maupun

ketepatan waktu dalam latihan rutin dapat

sosial

meminimalisir kekecewaan orang tua siswa

Kepramukaan. Pemanfaatan sosial media

saat menjemput anaknya setelah berkegiatan

yang dikemas dalam bentuk kompetisi di

Pramuka. Hal tersebut dapat menjadi modal

dunia maya ini sesuai dengan minat siswa-

karena kepercayaan orang tua agar anaknya

siswa yang gemar menggunakan media sosial

dapat mengikuti Pramuka sebagai pelatihan

untuk ajang aktualisasi diri yang dapat

disiplin diri.

dikelola oleh Dewan Ambanalan. Peluang ini

Selain

kegiatan

internal

sekolah

sebagai

sarana

pendidikan

tidak hanya untuk peserta didik, tetapi juga

tersebut, adapula kegiatan eksternal yang

ada

dapat memotivasi semangat peserta didik

Pramuka. Bentuk peluang tersebut adalah

dalam mengikuti ekstrakulikuler Pramuka

adanya

dengan baik. Kegiatan tersebut seperti

diselenggarakan

perlombaan yang diadakan oleh universitas-

memberikan materi dasar dalam membina

universitas, kwartir ranting, cabang, daerah,

Pramuka di setiap golongan. Pelatihan ini

nasional

kesakaan.

bernama Kursus Mahir Dasar Pembina

Kegiatan khas yang dapat menarik motivasi

Pramuka, dimana setiap pembina yang telah

siswa adalah seperti Perkemahan pertemuan

mengikuti pelatihan ini setidaknya sudah

anggota Pramuka yang dinamakan dengan

memiliki pengalaman secara teoritis dan

Raimuna Cabang, Raimuna Daerah maupun

praktis dalam melakukan pembinaan kepada

Raimuna

adik-adik

maupun

Nasional.

kegiatan

Adapula

kegiatan

yang

ditujukan

kepada

kegiatan

pelatihan

yang

Kwartir

untuk

oleh

Pramuka.

pembina

Selain

itu

apabila

kemanusiaan yang dinamakan Perkemahan

dinyatakan

Wirakarya, bidang sosial seperti tergabung

mendapatkan reward berupa sertifikat dan

dalam Unit Bantu Pertolongan Pramuka

termasuk dalam kualifikasi Pembina yang

(UBALOKA), dan lain-lain. Tidak hanya

legal atau sah secara hukum. Kegiatan

lolos

maka

pembina

akan

pelatihan untuk pembina ini tidak hanya

internal

Kursus Mahir Dasar saja, tetapi ada tingkatan

peluang/ancaman

yang berjenjeng yaitu Kursus Mahir Dasar

pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar

(KMD, Kursus Mahir Lanjutan (KML),

untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan

Kursus Pelatih Dasar (KPD), dan Kursus

dan strategi ditetapkan dengan maksud

Pelatih Lanjutan (KML).

memanfaatkan

Kemudian

peluang

yang

dapat

digabungkan
dari

dengan

eksternal

kekuatan

serta

internal

dan

mengatasi kelemahan.

dimaksimalkan oleh pembina adalah dengan

Setelah dianalisis menggunakan SWOT ada

merancang silabus materi Kepramukaan dan

catatan tersendiri yaitu perlunya kerjasama

Rencana Pelaksanaan Kegiatan di setiap

dan komitmen yang tinggi dari pihak-pihak

pertemuan agar pembina juga memiliki target

yang terlibat baik kepala sekolah, guru,

tersendiri

pembinaan.

pembina, dan Dewan Ambalan agar dapat

Dimana luarannya adalah agar semua peserta

mengurangi kelemahan dan ancaman yang

didik

dihadapi

dalam

yang

melakukan

mengikuti

ekstrakulikuler

Pramuka

dalam

mencapai

Pramuka dapat menempuh ujin SKU secara

tujuannya. Suatu sistem tidak dapat berjalan

keseluruhan. Dengan mengetahui kekuatan

baik apabila ada salah satu bagian yang

dan kelemahan Pramuka dari segi internalnya

kurang berperan sebagaimana mestinya.

kemudian

Begitupula

dapat

ditindaklanjuti

dengan

dalam

pelaksanaan

memaksimalkan peluang dan meminimalisir

ekstrakulikuler Pramuka wajib maupaun

ancaman dari segi eksternal yang berpotensi

reguler,

akan dihadapi, maka pembuatan strategi

dengan baik, apabila timbul miss komunikasi

dalam kegiatan selanjutnya dapat lebih

diantara salah satu pihak maka dapat

maksimal dalam mewujudkan ekstrakulikuler

menimbulkan ketidakmaksimalan salah satu

Pramuka

pihak dalam menjalankan perannya.

sebagai

sarana

penanaman

walaupun

sudah

direncanakan

kedisiplinan yang efektif dan efisien.
Pelaksanaan ekstrakulikuler Pramuka

SIMPULAN

wajib di SMA N 7 Surakarta telah dianalisis

Berdasarkan deskripsi permasalahan

menggunakan SWOT. Dimana penggunaan

dan analisis data menggunakan SWOT yang

SWOT sebagai analisis ini mampu menggali

diperoleh

poin-poin

kedisiplinan

penting

dalam

pelaksanaan

tentang
dalam

implementasi
pendidikan

nilai

karakter

ekstrakulikuler Pramuka untuk menyusun

melalui

strategi baru dalam mewujudkan tujuannya.

disimpulkan bahwa yang pertama adalah

Hal ini juga disampaikan oleh David (Fred

Peran Kepala Sekolah, Guru, Pembina, dan

R. David, 2008:8),kekuatan/kelemahan dari

Dewan

ekstrakulikuler

Ambalan

Pramuka

terkait

dapat

penanaman

kedisiplinan siswa yang diterapkan di SMA

Dasa Darma dapat tersampaikan dengan baik

N

ekstrakulikuler

dan jelas. Pada pelaksanaan ekstrakulikuler

Pramuka secara umum sudah berjalan sesuai

Pramuka di SMA N 7 Surakarta yang

kewajibannya

berpedoman pada petunjuk penyelenggaraan

7

Surakarta

melalui

masing-masing.

Kepala

Sekolah selaku penasehat dan pemegang

kurikulum

tanggungjawab

sebagai

Kepramukaan dilakukan melalui beberapa

teladan dalam perilaku setiap hari dan dapat

tahap yaitu pengembangan program dan

menyisipkan nilai kedisiplinan dalam mata

kegiatan,

pelajaran

selaku

ekstrakulikuler,

penanggungjawab teknis setiap kegiatan

ekstrakulikuler,

Kepramukaan, pemberi teladan nilai Tri

ekstrakulikuler.

tertinggi.

Guru

terkait.Pembina

2013

dan

pelaksanaan
penilaian
dan

evaluasi

pendidikan

kegiatan
kegiatan
program

Satya dan Dasa Darma serta mengawasi
setiap

kegiatan

Kepramukaan

yang

diselenggarakan. Kemudian Dewan Ambalan
sebagai organisasi yang mengelola setiap
kegiatan Pramuka mulai dari perencana,
pelaksana maupun pengevaluasianserta figur
teladan nilai Tri Satya dan Dasa Darma
kepada rekan dan adik kelasnya.Dalam
menjalankan peran tersebut masih terlihat
koordinasi yang kurang intens diantara pihak
terkait, hal ini menyebabkan pelaksanaan
ekstrakulikuler

Pramuka

belum

dapat

berjalan dengan maksimal dalam mencapai
tujuan sebagai saran mendisiplinkan siswa.
Kedua,
kedisiplinan

dalam

Implementasi

nilai

pendidikan

karakter

melalui ekstrakulikuler Pramuka di SMA
Negeri

7

Surakarta

adalah

melalui

pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma
dalam

kehidupan

sehari-hari.

Dalam

penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan,
pembina menerapkan metode Kepramukaan
dan sistem among agar setiap poin dalam

DAFTAR PUSTAKA
Anas, Salahudin & Irwanto, Alkrienciehie.
(2013).
Pendidikan
Karakter,
Pendidikan Berbasis Agama dan
Budaya Bangsa. Bandung : CV
Pustaka Setia.
Ardy Wiyani, Novan.(2013). Membumikan
Pendidikan Karakter di SD Konsep:
Praktik dan Strategi. Jakarta: ArRuzz Media.
Asmani, Jamal Makmur. (2011). Buku
Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah. Jogjakarta :
Diva-Press.
Badan PSDMPK dan PMP.(2014). Bahan
Ajar Implementasi Kurikulum 2013
untuk Kepala Sekolah.Jakarta : Pusat
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan.
Damayanti,
Deni.
(2014).
Panduan
Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah.
Yogyakarta:
Penerbit
Araska.

David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis.
Edisi Sepuluh. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Dwi Irawan, Anton. (2014). Pola Interaksi
Guru dan Siswa sebagai Strategi
Membengun Kedisiplinan (Studi
Kasus kelas X IPS SMA N 7
Surakarta). Diperoleh pada 13
Oktober
2016,
dari
http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article=375420&val=4071&tit
le=POLA%20INTERAKSI%20GUR
U%20DAN%20SISWA%20SEBAG
AI%20STRATEGI%20MEMBANG
UN%20KEDISIPLINAN%20(STUD
I%20KASUS%20KELAS%20X%20I
PS%20SMA%20NEGERI%207%20
SURAKARTA)
Gunawan,
Heri.
(2012).
Pendidikan
Karakter: Konsep dan Implementasi.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Gunawan, Imam. (2015). Metode Penelitian
Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Khamadi, Henry Bastian. (2015). Penanaman
Pendidikan Karakter Pramuka kepada
Remaja dalam Kajian Komunikasi
Visual. Adharupa Jurnal Desain
Komunikasi Visual dan Multimedia, 1
(01), 55-70.
Koesoema A, Doni. (2009). Pendidikan
Karakter di Zaman Keblinger.
Jakarta: PT Gramedia Widiasaran
Indonesia.
Kompas. (2016, 5 September). Delapan
Siswa dari SMA dan SMK Swasta di
Kendal Jawa Tengah, Dihukum
Menyanyi Lagu Indonesia Raya dan
Menghapal Pancasila di Teras Kantor
Satpol PP Kendal. Diperoleh pada 23

Oktober
2016,
dari
http://regional.kompas.com/read/2016
/09/05/13090631/bolos.sekolah.8.sis
wa.sma.dihukum.menyanyikan.indon
esia.raya
Kusumawardani, Mei. (2013). Implementasi
Nilai-Nilai- Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
N 4 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Teknik,
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Kusumawati, Dian. (2012). Efektifitas
Implementasi
Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) di Jurusan P.IPS FKIP UNS.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah.(2011).
Kursus Mahir Dasar untuk Pembina
Pramuka. Semarang: Kwarda Jateng.
Lickona, Thomas . (2008). Pendidikan
Karakter Panduan Mendidik
SiswaMenjadi Pintar dan Baik.
Bandung: Nusa Media.
Lisayanti, Dyah. (2014). Implementasi
Kegiatan
Pramuka
sebagai
Ekstrakulkuler Wajib Berdasarkan
Kurikulum 2013 dalam Upaya
Pembinaan Karakter. Hasil Penelitian
Journal of Education Social Studies.
Universitas Negeri Semarang.
Mahpiatun. (2011). Pembinaan Karakter
Siswa
Melalui
Kegiatan
Kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi
Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang.

Masruroh, S. (2011).Upaya Peningkatan
Kedisiplinan Masuk Kegiatan Belajar
Mengajar
Melalui
Layanan
Konseling Individu Pada Siwa Kelas
VII H SMP Negeri 4 Surakarta
Semester Satu Tahun 2011/2012.
Diperoleh pada 13 Oktober 2016, dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/mip
/article/viewFile/2821/2347
Moleong, Lexy J. (2014).Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2014). Pendidikan
Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional.Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Mustari, Mohamad. (2014). Nilai Karakter
Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Muzamil, Ahmad. (2015). Pendidikan
Karakter
melalui
Kegiatan
Ekstrakulikuler Karate BKC pada
Siswa MI Nurussiyan. Skripsi.
Fakultas
Ilmu
Tarbiyah
dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
Nisa’,

Choirun. (2015). Implementasi
Pendidikan Karakter pada Kegiatan
Kepramukaan melalui Sistem Among
di SDN 4 Cendono Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2014/2015.
Tesis.
Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Nyoman Sadra Dharmawan,(2014) .
Implementasi Pendidikan Karakter
Bangsa
pada
Mahasiswa
di
Perguruan
Tinggi.Denpasar
:
Universitas Udayana.

Rangkuti, Freddy. (2013). Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rohmah, Dewi. (2012). Implemetasi
Pendidikan Karakter pada Proses
Pembelajaran Kelas X SMA Negeri 1
Welahan Kabupaten Jeapara. Skripsi.
Fakultas
Ilmu
Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang.
Rozi,Faktur. (2014). Model Pendidikan
Karakter dan Moralitas Siswa di
Sekolah Islam Modern Studi pada
SMP Pondok Pesantren Selamat
Kendal.Hasil Penelitian Universitas
IAIN Walisongo Tahun 2014, Hlm
44.Universitas
IAIN
Walisongo
Semarang.
Solo Pos.(2017, 3 Mei). Rayakan Kelulusan
dan Konvoi, 31 Pelajara terjaring
Operasi Satpol PP.Diperoleh pada 8
Mei
2017,
dari
http://www.solopos.com/2017/05/03/r
azia-karanganyar-rayakan-kelulusandengan-mabuk-dan-konvoi-31-pelajarterjaring-operasi-satpol-pp-814252

Sutrisno, Heru. (2009). Kasus Perilaku
Pelanggaran Disiplin Siswa di
Sekolah ditinjau dari Kerangka Teori
Sosiologi Fungsionalisme. Jurnal
Pendidikan Inovatif, 4 (2), 60-66.
Suyadi. (2013). Strategi Pemebelajaran
Pendidikan Karakter. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Syamsul, Kurniawan. (2013). Pendidikan
Karakter,
Konsepsi
&
Implementasinya Secara Terpadu di
Lingkungan
Keluarga,
Sekolah,
Perguruan Tinggi, & Masyarakat.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Tarmiji. (2009). Pola Asuh Orang Tua dalam
Mengarahkan Perilaku Anak. Jakarta
: Rineka Cipta.
Tribun Solo.(2017, 7 Februari). Razia Pelajar
Bolos, Satpol PP Temukan Video
Porno di Ponsel Siswa.Diperoleh
pada
5
Maret
2017,
dari
http://solo.tribunnews.com/2017/02/0
7/razia-pelajar-bolos-satpol-pptemukan-video-porno-di-ponsel-siswa