Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Krisis keuangan yang dialami Indonesia disepanjang tahun 1998 telah

membuat perekonomian negara kita terguncang dan terpuruk, salah satunya yaitu
krisis perbankan yang menyebabkan penurunan kinerja perusahaanperbankan.
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Kinerja
keuangan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan karena dapat
memberikan informasi berupa gambaran dalam menilai dan memprediksi
kemampuan perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan menjadi suatu
pertimbangan bagi investor untuk menanamkan investasinya.
Ada kalanya kinerja keuangan perbankan mengalami penurunan.
Dewayanto (2010) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja
perbankan, yaitu (1) Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang
menyebabkan bank harus menyediakan cadangan pernghapusan utang yang cukup
besar sehingga mengakibatkan kemampuan bank memberikan kredit menjadi
terbatas; (2) Dampak likuiditas bank yang mengakibatkan turunnya kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana

secara besar-besaran; (3) Semakin turunnya permodalan bank-bank; (4) Banyak
bank yang tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar
rupiah; dan (5) Manajemen bank yang tidak profesional..
Pada

perusahaan

perbankan

dalam

mengkaitkan

antara

struktur

kepemilikan dengan kinerja bank, terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari pencapaian sasaran organisasi bank serta kinerjanya, yaitu pihak


1
Universitas Sumatera Utara

2

manajemenatau pengurus bank. Hal ini dituangkan dalam suatu kontrak yang
dinamakan perfomance contract, yaitu hubungan antara manajemen suatu bank
dengan pemilik bank. Hubungan kontrak tersebut sejalan dengan agency theory.
Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang
atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian mendelegesikan wewenang pengambilan keputusan kepada
agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Sami’ani 2008:19).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan
pemilik (pemegang saham). Manajer dengan informasi yang dimilikinya bisa
bertindak hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan
kepentingan

pemilik


karena

manajer

memiliki

informasi

perusahaan

yang tidak dimiliki oleh pemilik. Hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan
dan menghilangkan kepercayaan investor terhadap pengembalian (return) atas
investasi yang telah mereka tanam pada perusahaan tersebut. Maka untuk
mengatasi permasalahan agency, pihak perbankan melakukan pembenahan
terhadap sistem tata kelola perusahaan yang lebih dikenal dengan good corporate
governance.
Goodcorporate governancesecara definitif merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value
added) untuk semua stakeholder (Monks dan Minow, 2003 dalam Sam’ani,
2008:46). Goodcorporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik

membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan
diantara elemen dalam perusahaan (Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan para

Universitas Sumatera Utara

3

pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan.Lemahnya
Goodcorporate governancemerupakan salah satu faktor yang memperpanjang
krisis ekonomi di negara kita.Corporate governance pada industri perbankan di
negara berkembang seperti halnya Indonesia pada pasca krisis keuangan menjadi
semakin penting mengingat beberapa hal. Pertama, bank menduduki posisi
dominan dalam sistem ekonomi, khususnya sebagai mesin pertumbuhan ekonomi
(King dan Levine, 1993). Kedua, di negara yang ditandai oleh pasar modal yang
belum berkembang, bank berperan utama bagi sumber pembiayaan perusahaan.
Ketiga, bank merupakan lembaga pokok dalam mobilisasi simpanan nasional.
Keempat, liberalisasi sistem perbankan baik melalui privatisasi maupun
deregulasi ekonomi menyebabkan manajer bank memiliki keleluasaan yang lebih
besar dalam menjalankan operasi bank (Arun, Turner, 2003 dalam Supriyatno
2006).

Meningkatnya risiko yang dihadapi perbankan menjadi faktor utama
diterapkannya good corporate governance, hal ini disebabkan karena semakin
pesatnya perkembangan kondisi perbankan dan semakin kompleksnya kegiatan
usaha perbankan. Industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan
risiko terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat yang diputar
dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat
berharga dan bentuk-bentuk penanaman dana lainnya. Risiko yang semakin
kompleks membutuhkan praktik good corporate governance dan fungsi
manajemen risiko bagi kegiatan usaha bank.Lemahnya penerapan corporate
governancejugamenjadi pemicu utama terjadinya berbagai skandal keuangan.
Kasus penipuan, penggelapan, pembobolan dan korupsi yang dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara

4

oknum bank itu sendiri banyak terjadi di perusahaan perbankan di Indonesia. Hal
ini dibuktikan dari 540 aduan yang diterima Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ,77%
merupakan aduan di bidang perbankan (m.harianjogja.com, 2016).Selain itu,
terdapat


berbagai kasus perbankan yang masih banyak terjadi di Indonesia

membuat banyak pihak yang mulai berpikir bahwa penerapan good corporate
governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer
akuntabilitas dari suatu perusahaan.
Penerapan good corporate governance ini dinilai dapat memperbaiki citra
perbankan yang sempat buruk, melindungi stakeholders serta meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan etika-etika
umum pada industri perbankan dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang
sehat. Selain itu penerapan good corporate governance di dalam perbankan
diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan, dikarenakan penerapan
good corporate governance ini dapat meningkatkan kinerja keuangan.Begitu
pentingnya praktik corporate governance,maka pemerintah melalui Bank
Nasional pada tanggal 30 Januari 2006 mengeluarkan paket kebijakan perbankan
yang isinya mengenai peraturan baru tentang Pelaksanaan good corporate
governance, bagi Bank Umum berupa Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang telah diubah dengan PBI No.
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan dikeluarkannya Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) No. 15/15/DPNP, tanggal 29 April 2013 tentang pelaksanaan

good corporate governance bagi bank umum. Pemerintah juga mengeluarkan
peraturan baru mengenai penilaian faktor good corporate governance dalam

Universitas Sumatera Utara

5

Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan
bank umum.
Peraturan-peraturan tersebut dibuat dengan harapan agar terciptanya
penerapan corporate governance yang positif. Dengan adanya corporate
governance, perbankan dituntut untuk beroperasi dengan cara yang aman, sehat
dan mematuhi peraturan yang berlaku dan regulasi yang diterapkan (Wilson,
2006). Corporate governancesebagai konsep yang mengatur keselarasan
hubungan organ-organ perusahaan, antara pemegang saham, dewan komisaris dan
dewan direksi yang mengelola perusahaan. Hubungan ini diatur melalui prinsipprinsip dasar good corporate governance yaitu keterbukaan (disclosure dan
transparency); pertanggungjawaban (responsibility); keadilan (fairness) dan
akuntabilitas (accountability). Dalam suatu pelaksanaan aktivitas perusahaan,
prinsip GCG ini dituangkan dalam suatu mekanisme. Mekanisme ini dibutuhkan
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan secara sehat sesuai dengan arah yang

ditetapkan.
Mekanisme GCG merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan
yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan baik yang melakukan
kontrol/ pengawasan terhadap keputusan tersebut (Walsd dan Seward, 1990 dalam
Arifin, 2005). Dalam penelitian ini mengkaji tentang mekanisme good corporate
governance yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan yaitu (1)
mekanisme pemantauan pengendalian internal meliputi ukuran dewan komisaris,
proporsi komisaris independen dan dewan direksi dan (2) mekanisme pemantauan
pengungkapan meliputi pengungkapan yang dilakukan oleh komite audit.

Universitas Sumatera Utara

6

Ukuran dewan komisaris yang besar menyebabkan monitoring manajemen
semakin baik, karena jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dalam
hal pengawasan. Sedangkan jumlah dewan direksi yang banyak akan
meningkatkan kinerja perbankan. Hal ini dikarenakan ukuran dan diversitas dari
dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya
network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya.

Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan
diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka
panjang. Kedudukan Komisaris Independen sangat kritikal agar pengambilan
keputusan Dewan Komisaris bersifat objektif dalam mengevaluasi kinerja
manajemen perusahaan. Dari perspektif keagenan, keberadaan Komisaris
Independen dapat mengurangi benturan kepentingan antara pemegang saham
dengan manajemen perusahaan, dikarenakan fungsi pengawasannya dapat
dilakukan dengan menyuarakan pendapat yang independen dalam rapat (Solomon
dan Solomon, 2004). Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam
menjalankan tugasnya. Ketika komite audit menjalankan tugasnya dengan baik
maka tugas pengawasan menjadi lebih baik lagi sehingga kinerja perbankan
meningkat.
Perusahaan perbankan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui
perkembangan dan peningkatan efisiensi kinerja perbankan dalam mencapai
tujuan perusahaan dan peningkatan perekonomian suatu negara. Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan
perusahaan. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan diantaranya

Universitas Sumatera Utara


7

yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Peneliti dalam hal ini
menggunakan rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan tolak ukur

keberhasilan manajemen dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Prihadi
(2012:164) rasio profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian
perusahaan, hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan
memang untuk memperoleh laba. Syamsuddin (2007:59) menyatakan, perhatian
ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya,
suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Lukviarman
(2012:33) menambahkan rasio ini sangat bermanfaat dalam menilai efektifitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan.
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
tepat dalam mengukur kinerja industri perbankan, dikarenakan aset perusahaan
perbankan sebagian besar berasal dari nasabah, sehingga perlu dihitung apakah
perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan dari aset tersebut. Semakin besar

nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena
tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini mencerminkan
pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva atau pendanaan yang diberikan pada
perusahaan” (Wild, Subramanyam dan Halsey, 2005:65).
Menurut hasil penelitian Bambang Listyo Purno (2013) bahwa

tidak

terdapat pengaruh dari dewan komisaris, komisaris independen, ukuran dewan
direksi dan komite audit terhadap kinerja perbankan nasional. Sementara pada
hasil penelitian Dwipayana Danil Peruno (2015) terdapat pengaruh dan tidak
signifikan jumlah dewan direksi terhadap kinerja perusahaan perbankan dan
terdapat pengaruh negatif signifikan proporsi dewan komisaris independen

Universitas Sumatera Utara

8

terhadap kinerja perusahaan perbankan. Untuk komite audit terdapat pengaruh
positif signifikan terhadap kinerja perusahaan perbankan. Perbedaan-perbedaan
pendapat yang didapat dari hasil penelitian oleh penelitian terdahulu menajadi
salah satu alasan bahwa pengaruh mekanisme GCG terhadap kinerja keuangan
masih perlu untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
independen yaitu mekanisme GCG yang sudah dipaparkan diatas dan variabel
dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2014”.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good
Corporate Governance yang terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan
direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit secara parsial
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012-2014?
2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada mekanisme Good
Corporate Governance yang terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan
direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit secara serempak

Universitas Sumatera Utara

9

(simultan) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruhmekanisme Good Corporate Governance yang
terdiri dariukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris
independen dan komite audit secara parsial terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20122014.
2. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme Good Corporate Governance yang
terdiri dari ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris
independen dan komite audit secara serempak (simultan) terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2014.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca
mengenai teori good corporate governance dan kinerja keuangan yang dalam
hal ini pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

10

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan
dan para pemegang saham yang ingin menerapkan konsep Good Corporate
Governance terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan, khususnya
bagi industri perbankan. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dan masukan kepada para pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan.
3. Bagi akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan
pengetahuan kepada penulis serta menjadi referensi dan bahan perbandingan
bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan
topik atau masalah diatas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 41 110

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 14 22

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 11 100

“PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.

1 8 16

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 12

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 2

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 23

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

2 5 4

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

0 0 12

ABSTRAK PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11