Perancangan Kursi Dan Meja Berdasarkan Antropometri Pada Sekolah Sd Siti Hajar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Manusia dalam beraktifitas sering kali membutuhkan suatu alat yang

dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi
lebih mudah. Desain yang tepat membuat pekerjaan akan terasa lebih ringan,
nyaman dan cepat yang dapat diperoleh dengan penerapan data antropometri.
Anthropometry menurut Stevenson (1989) adalah kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, bentuk dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut digunakan untuk penanganan masalah desain.
Hasil pengukuran ini berguna untuk merancang tempat kerja ataupun produk yang
sesuai dengan ukuran tubuh operator atau pengguna, karena tidak memungkinkan
untuk merancang tempat kerja yang mampu mengakomodasi semua ukuran
dimensi tubuh pekerja (yang terbesar dan terkecil), maka sangat dipentingkan
untuk merancang tempat kerja yang mencakup kebutuhan mayoritas pengguna.
Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa yang bertujuan untuk
memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Siswa menghabiskan sebagian besar dari

waktu mereka sehari-hari yaitu antara 5 sampai 8 jam perhari disekolah. Siswa
menghabiskan sekitar 80% dari waktu disekolah dengan berada didalam kelas
untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti membaca, menulis,
menggambar dan aktivitas lain yang membuat siswa duduk secara terus menerus
dalam jangka waktu yang lama. Faktor yang menunjang proses belajar mengajar

Universitas Sumatera Utara

salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
baik antara lain meja dan kursi. Perancangan meja dan kursi yang baik perlu
mempertimbangkan

faktor-faktor

ergonomi

dan

antropometri


sehingga

keberadaan meja dan kursi tersebut benar-benar membantu anak dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adekunle Ibrahim Musa (2011)
yang berjudul Kajian dan Evaluasi Antropometri Terhadap Rancangan Furniture
Sekolah di Nigeria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan furniture
untuk anak-anak pada usia 12 tahun sangat tidak sesuai dengan anak-anak yang
berusia 17 tahun. Apabila furniture dirancang berdasarkan dimensi dari anak-anak
mulai dari 12 tahun hingga 17 tahun maka tidak akan sesuai untuk semua
kelompok umur. Oleh karena itu, dalam penelitian ini semua siswa dibagi
kedalam tiga kelompok umur yaitu 12-13 tahun, 14-15 tahun, dan 16-17 tahun.
Perancangan furniture berdasarkan tiga kelompok umur tersebut dilakukan
dengan menerapkan nilai persentil 5th, 50th, dan 95th.
Ketidaksesuaian antara dimensi antropometri siswa terhadap fasilitas
sekolah merupakan penyebab dari banyak keluhan yang dihadapi oleh siswa-siswi
didalam dan diluar sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raja
Ariffin (2010) di Malaysia mengenai ketidaksesuaian antara furniture kelas
terhadap dimensi tubuh siswa Sekolah Menengah di Malaysia. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data antropometri dari 300 pelajar yang

berumur 13-17 tahun disekolah Kuantan, Pahang. Data menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan yang besar antara dimensi tubuh pelajar dengan furniture

Universitas Sumatera Utara

kelas. Berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa kursi dan meja terlalu tinggi
bagi sebagian besar pelajar. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa furniture
kelas yang digunakan dapat menimbulkan resiko masalah punggung di masa yang
akan datang bagi para pelajar. Meja dan kursi sekolah yang ergonomis akan
membuat anak merasa aman, nyaman dan sehat. Sebaliknya, jika meja dan kursi
tidak ergonomis, pemakainya akan cepat merasakan lelah dan mengalami keluhan
musculoskeletal (Putri Hapsari, 2011).
Berdasarkan pengamatan di Sekolah Dasar Siti Hajar, meja dan kursi yang
digunakan memiliki ukuran yang sama mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI,
sedangkan dimensi tubuh anak kelas 1 sangat jauh berbeda dengan tubuh anak
yang duduk dikelas 6. Gambaran sikap duduk anak saat belajar dengan
menggunakan kursi dan meja ditampilkan pada Tabel 1.1.
Berdasarkan paparan pada Tabel 1.1 tampak bahwa meja dan kursi terlalu
tinggi bagi siswa sehingga membuat 99,6 % posisi kaki siswa mulai dari kelas
satu hingga kelas enam berada dalam keadaan menggantung (tidak menyentuh

lantai) saat menggunakan kursi dan meja. Tinggi meja membuat 100 % lengan
siswa terangkat hampir sejajar bahkan melebihi tinggi bahu saat menulis. Lebar
kursi juga terlalu besar sehingga posisi duduk siswa maju kedepan dan tidak
bersandar. Posisi kaki yang menggantung menyebabkan paha tertekan, peredaran
darah terhambat dan mengakibatkan melemahnya stabilitas tubuh. Landasan
tempat duduk yang terlalu lebar akan membuat bagian ujung dari landasan akan
menekan daerah tepat dibelakang lutut yang dapat menimbulkan ketidaknyaman
dan gangguan pada peredaran darah. Posisi duduk yang tidak bersandar

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan kelelahan, ketidaknyamanan dan sakit dibagian punggung (Panero
Zelnik, 2003).
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan Standard
Nordict Questionaire, posisi tubuh yang tidak normal mengakibatkan siswa sering
mengalami keluhan musculoskeletal dengan kategori agak sakit, sakit dan sangat
sakit. Lima keluhan yang paling sering dialami siswa saat belajar dengan
menggunakan kursi dan meja adalah keluhan kaku dileher bagian atas sebesar
80%, keluhan pada bagian pinggang sebesar 73%, keluhan pada tangan kanan
sebesar 73%, keluhan pada lengan bawah kanan sebesar 70%, dan keluhan lengan

atas kanan sebesar 70%.
Ketidaksesuaian dimensi meja dan kursi mengakibatkan postur tubuh
siswa Sekolah Dasar Siti Hajar berada pada posisi tubuh yang tidak normal saat
menggunakannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk meminimalisasi
ketidaksesuaian meja dan kursi sekolah terhadap siswa sehingga dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal dengan membuat perancangan meja dan
kursi berdasarkan antropometri dan tingkatan kelas siswa.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dihadapi adalah adanya keluhan musculoskeletal

disorders pada leher bagian atas, pinggang, tangan kanan, lengan bawah kanan
dan lengan atas yang dialami anak ketika menggunakan meja dan kursi sekolah.
Hal ini disebabkan karena meja dan kursi sekolah yang digunakan tidak
ergonomis dan tidak sesuai terhadap dimensi antropometri tubuh siswa.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1 Gambaran Sikap Duduk Siswa Kelas I Hingga Kelas VI Saat Menggunakan Meja dan Kursi Sekolah
KELAS I

KELAS II

KELAS III

KELAS IV

KELAS V

KELAS VI

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1


Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan meja

dan kursi sekolah berdasarkan antropometri tubuh siswa Sekolah Dasar Siti Hajar
yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan kelas dan umur siswa.

1.3.2

Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk melakukan:

1.

Identifikasi bagian tubuh anak yang mengalami keluhan musculoskeletal
disorders ketika menggunakan meja dan kursi yang tidak ergonomis.

2.

Analisis level resiko postur tubuh anak dalam menggunakan meja dan kursi

selama kegiatan belajar berlangsung

3.

Pengumpulan data antropometri siswa serta data dimensi meja dan kursi
sekolah yang digunakan.

4.

Analisis hasil perancangan meja dan kursi sekolah yang telah diperoleh
berdasarkan dimensi tubuh anak.

5.

Pengumpulan data antropometri khususnya anak SD dengan klasifikasi meja
dan kursi sekolah dalam rangka partisipasi pengumpulan data antropometri
Indonesia.

1.4


Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Siti Hajar, Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. Responden ditentukan oleh guru yang mengajar pada jam pelajaran tertentu
(Senitari, Olahraga, Sempoa, Calistung, Seni Budaya Keterampilan) dan
waktu istirahat.
3. Perancangan dikelompokkan berdasarkan tiga kelompok ukuran yaitu untuk
siswa yang duduk di kelas I dan II dengan umur rata-rata (5-7 tahun) , kelas III
dan IV dengan umur rata-rata (8-9 tahun), dan kelas V dan VI dengan umur
rata-rata (10-11 tahun).
4. Perancangan dilakukan pada anak yang tidak memiliki cacat tubuh secara
fisik.
5. Metode penilaian postur kerja yang digunakan adalah metode RULA
6. Hasil perancangan meja dan kursi sekolah hanya berdasarkan tinggi meja,
lebar meja, panjang meja, tinggi kursi, lebar kursi, panjang kursi, tinggi
sandaran punggung kursi dan lebar sandaran punggung kursi.

7. Pemecahan masalah dibatasi hanya sampai pada pemberian usulan
perancangan meja dan kursi sekolah yang ergonomis sesuai dengan
antropometri tubuh siswa, tidak sampai pada pembuatan produk secara nyata.
8. Hasil

perancangan

meja

dan

kursi

sekolah

dilakukan

tanpa

mempertimbangkan jenis bahan dan faktor biaya yang dikeluarkan untuk

implementasi usulan ergonomi yang diberikan.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Proses belajar mengajar yang ada di Sekolah Dasar Siti Hajar, Medan
berlangsung sesuai dengan jadwal kegiatan belajar dan tidak mengalami
perubahan selama penelitian berlangsung.

Universitas Sumatera Utara

2.

Alat ukur yang digunakan dapat digunakan sesuai dengan fungsi.

3.

Selama penelitian berlangsung, antropometri tubuh anak tidak mengalami
pertumbuhan.

1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merancang meja dan kursi sekolah secara
ergonomis, sehingga dapat digunakan dengan lebih efektif, nyaman, aman,
sehat, dan efisien.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengurangi keluhan musculoskeletal
disorders yang dialami siswa ketika menggunakan meja dan kursi sekolah.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki postur kerja siswa ketika
menggunakan meja dan kursi sekolah.

1.5.2

Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hubungannya dengan
perancangan meja dan kursi sekolah secara ergonomis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
perancangan meja dan kursi sekolah secara ergonomis.

Universitas Sumatera Utara

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang para peneliti untuk meneliti
lebih dalam mengenai sikap belajar di sekolah, khususnya tinjauan dari
perspektif ergonomi.

1.6

Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi penelitian, manfaat dan
sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II

GAMBARAN UMUM SEKOLAH
Bab II menjelaskan tentang gambaran umum sekolah. Bab ini berisi
sejarah sekolah, visi misi sekolah, struktur organisasi, aktivitas sekolah
dan fasilitas-fasilitas sekolah.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan
dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi teoriteori

ergonomi,

antropometri,

postur

kerja,

standar

nordic

questionnaire, desain produk ergonomis berdasar antropometri dan
model perancangan produk.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, sumber data,
kerangka berfikir, tahap penelitian, teknik pengumpulan data, populasi
dan sampel, tahap penelitian, teknik pengolahan data, dan analisis
pemecahan masalah.

Bab V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab V menjelaskan tentang pengumpulan dan pengolahan data. Bab
ini berisi data yang diperoleh dari penelitian berupa data keluhan hasil
kuesioner SNQ, data penilaian postur tubuh siswa saat belajar, serta
data antropometri tubuh siswa sekolah dasar. Pengumpulan data yang
dilakukan dilanjutkan dengan pengolahan data berdasarkan langkahlangkah perancangan meja dan kursi secara ergonomis berdasarkan
langkah-langkah French.

BAB VI

PEMBAHASAN
Bab VI menjelaskan tentang pembahasan dari hasil perancangan meja
dan kursi sekolah berdasarkan pengolahan data yang dilakukan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VII menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pengolahan data dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak yang
bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara