Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Anemia pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, bukan hanya masalah nasional, bahkan internasional.
Anemia pada ibu hamil mempunyai pengaruh yang besar terhadap kualitas sumber
daya manusia, konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk
baik terhadap kesehatan ibu dan anak, serta dapat meningkatkan morbiditas maupun
mortalitas ibu dan anak. (Manuaba, 2005)
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada
umumnya banyak penelitian yang menunjukan anemia pada wanita hamil yang lebih
besar dari 50%. Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan dan kekurangan Hb (hemoglobin) dalam
darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh maupun ke
otak.

Menurut badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO)


bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi sekitar 35-75%
semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia difisiensi
zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang dari pada
negara yang sudah maju, 36% atau sekitar 1.400 juta menderita anemia dari perkiraan
populasi 3.800 juta orang, sedangkan prevalensinya dengan negara maju sekitar 8 %

atau kira-kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1.200 juta orang. Sedangkan di
Indonesia prevalensi pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1 %. (SDKI, 2012)
Usaha peningkatan kesehatan harus terus dilakukan. Berdasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh
melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu, meningkatnya
kematian ibu tentu sangat mempersulit pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan
menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.
(SDKI, 2012)
Hasil survey SDKI 2012 Persentase wanita yang mendapatkan pelayanan
pemeriksaan kehamilan selama kunjungan pemeriksaan untuk mayoritas kelahirannya
saat itu dan persentase mendapatkan tablet atau sirup/cairan zat Besi selama masa
kehamilan mereka. Dari keseluruhan wanita hamil, sekitar 40 persen telah

mendapatkan informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan, sekitar 91 persen
mendapatkan pelayanan tentang pengukuran tekanan darah, sekitar 32 persen
mendapatkan pelayanan berupa pemeriksaan urine, 16 persen pelayanan pemeriksaan
darah, dan 98 persen pelayanan pemeriksaan perut. Dari keseluruhan wanita hamil
sebesar 60 persen telah mendapatkan pelayanan berupa pemberian pil zat besi atau
sirup. (SDKI, 2012)
Anemia merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti
lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%.

Bandingkan dengan prevalensi untuk anak balita sekitar 43%, anak usia sekolah 37%,
laki - laki dewasa hanya 18% dan wanita tidak hamil 35%. (Arisman, 2004).
Anemia merupakan suatu kondisi penurunan kadar hemoglobin dan jumlah
eritosit di bawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang
darah, kadar sel darah merah Hb di bawah nilai normal atau Hb dalam darah kurang
12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb di
bawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar 35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa di usia ini. (Amiruddin, 2007).

Menurut Herlina (2007), ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko

1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding dengan paritas rendah.
tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi
untuk ibu dan janin yang dikandungnya Adanya kecenderungan bahwa semakin
banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang di
derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi, banyak dijumpai di daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan
jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah (Manuaba, 2007).
Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah
besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya. Selama masih
mempunyai cukup persediaan besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan itu habis
Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan pada waktu janin
membutuhkan zat besi. Dalam kehamilan darah bertambah banyak, akan tetapi
bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan puncaknya dalam kehamilan antara 32
dan 36 minggu.
Kejadian anemia pada pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dapat dideteksi
sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan

mempersiapkan persalinannya dan jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil

sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat
menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini terjadi dikarenakan kondisi ibu masih belum
pulih dan pemulihan membutuhkan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus
memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
Penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah tahun 2010 dari sampel 357 ibu
hamil, ada 69 ibu hamil (19,33%) yang mengalami kekurangan gizi dalam masa
kehamilan dan presentase ibu hamil yang mengalami masalah gizi dari data Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 20%. (Yulianti, 2010)
Hasil penelitian yang dilakukan di Kota Menado dengan sampel 46 ibu hamil
ditemukan 25 orang (62,5%) status gizi baik dan sikap ibu hamil cukup 21 orang
(52,5%). (Anastasia, 2013)
Cakupan pemberian tablet zat besi (Fe) kepada ibu hamil di kota Sabang tahun
2013 tercatat dari 815 ibu hamil semua ibu hamil atau 100% mendapatkan Fe 1 dan
hanya 89.82 % atau 732 ibu hamil yang mendapatkan Fe 3. Cakupan pemberian Fe
pada ibu hamil masih tergolong kurang meningkat dampaknya terhadap bayi yang
akan dilahirkan ibu hamil tersebut. (Profil Dinkes Sabang, 2013)
Berdasarkan pengamatan awal di wilayah kerja Puskesmas Sukajaya Kota
Sabang dengan jumlah 7791 jiwa, dengan ibu hamil sebanyak 102 orang ditemukan

mengalami anemia 16 ibu hamil, dengan persentase 20%. Pada bulan Januari 2014
ditemukan anemia pada K1 sebanyak 13 orang, K4 sebanyak 18 orang, merupakan
persentase tertinggi untuk wilayah Kota Sabang. Setiap tahun program pencegahan

kejadian anemia selalu dilaksanakan, tetapi tidak sesuai dengan target yang ingin
dicapai sehingga angka anemia setiap tahun selalu ada. Berdasarkan data diatas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukajaya
Kota Sabang Tahun 2014.
1.2

Rumusan Masalah
Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil, padahal tablet zat besi sudah

diberikan pada ibu.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan faktor usia ibu, paritas, usia kehamilan, jarak
kelahiran dan pengeahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014.
1.4


Hipotesis Penelitian
Adanya hubungan faktor usia ibu, paritas, usia kehamilan, jarak kelahiran dan

pengeahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1

Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian anemia dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat
dari bangku kuliah.

1.5.2

Bagi Puskesmas dan Dinkes Kota Sabang
Dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi puskesmas dan

Dinkes Kota Sabang dalam menentukan kebijakan untuk menurunkan angka kejadian

anemia pada kehamilan diwilayah Kota Sabang.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2011

2 45 113

Faktor – Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran Semarang Tahun 2013.

0 8 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 0 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012.

0 0 16

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 35

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 1 3

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajaya Kota Sabang Tahun 2014

0 0 22

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 -

0 0 15