Perlindungan Hukum Terhadap Wartawan Yang Bertugas Di Wilayah Konflik Ditinjau Dari Hukum Humaniter Internasional

ABSTRAKSI
Prof Sulaiman Hamid, SH*)
Makdin Munthe, SH, M.Hum**)
Oppie Chairani Lubis ***)
Konflik bersenjata ataupun perang dalam wujud apapun dipastikan
selalu akan menimbulkan kesengsaraan dan kerugian baik materil dan immaterial.
Dan yang paling banyak menanggung penderitaan akibat hal ini adalah penduduk
sipil, wartawan yang dikelompokkan dalam golongan penduduk sipil dituntut
untuk menjadi orang yang memberikan informasi mengenai keadaan ini secara
nyata meskipun bahaya yang mengikuti sangatlah besar.
Perlindungan yang diberikan kepada wartawan yang berada di wilayah
konflik atau perang adalah dengan diberikannya status sebagai orang sipil yang
diatur secara khusus dalam Konvensi Jenewa 1949, pengaturan mengenai
perlindungan terhadap wartawan perang disempurnakan dalam salah satu protokol
konvensi tersebut, yaitu dalam pasal 79 protokol tambahan I-1977. Untuk dapat
diperlakukan sebagai warga sipil maka seorang wartawan dituntut untuk tampil
netral dan tidak menunjukkan sikap yang partisan, dan sebagai pembuktian atas
status mereka, maka harus ditujukan kartu identitas seperti yang ditentukan dalam
Annex II Protokol Tambahan I-1977.
Adapun tindak kekerasan, pemerkosaan, serta serangan yang disengaja
hingga mengakibatkan luka atau tewasnya wartawan yang dilakukan oleh pihak

yang bertikai merupakan suatu Pelanggaran berat (Grave Breaches) terhadap
Konvensi Jenewa 1949 maupun Protokol Tambahan I-1977 dan karenanya
merupakan war crime. Serangan selalu terjadi terhadap wartawan setiap tahunnya
dan semakin bertambah walaupun perlindungannya sudah diatur.
Hal ini jelas karena belum patuhnya orang-orang yang terlibat dalam
peperangan ataupun belum paham terhadap status dan kedudukan wartawan yang
sudah jelas dilindungi. Masyarakat internasional termasuk di dalamnya organisasi
internasional ataupun organisasi wartawan internasional diharapkan untuk
melakukan yang terbaik untuk mencegah tindakan-tindakan yang merugikan
wartawan karena serangan terhadap wartawan merupakan ancaman bagi
perdamaian, kebebasan berekspresi dan kesejahteraan semua Negara di dunia.
Kata Kunci : Perlindungan, Wartawan, Perlindungan Wartawan , Negara Konflik,
Hukum Humaniter

*
*
***

Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACTION
Prof Sulaiman Hamid, SH *)
Makdin Munthe, SH, M. Hum **)
Oppie Chairani Lubis ***)
Armed conflict or war in any form will certainly always brought
suffering and loss of both material and immaterial. And most bear the pain of it is
the civilian population. , Journalists grouped within the category of the civilian
population are required to be the one to provide information about the situation
significantly despite the dangers that follow are enormous.
The protection given to journalists who are in conflict or war is the given
status as civilians are regulated under the 1949 Geneva Convention, the provision
of enhanced protection against a war reporter in one of the convention's protocol,
namely in Article 79 additional protocol I- 1977.
To be treated as a civilian, the journalist demanded to be neutral and
show no partisan attitude, and as proof of their status, it must be aimed at the

identity card as defined in Annex II of Additional Protocol I-1977. As for
violence, rape, as well as a deliberate attack to cause injury or death of a journalist
committed by the warring parties is a severe violation (Grave Breaches) to the
1949 Geneva Conventions and Additional Protocol I-1977 and therefore a war
crime. Attacks against journalists are always occurs annually and is increasing
even though the protection is set.
This is obviously because there disobedience by those involved in the
war or do not understand the status and position of journalists who had clearly
protected. The international community including international organizations or
international journalists organizations are expected to do their best to prevent
actions detrimental to journalists because of attacks on journalists are a threat to
peace, freedom of expression and the welfare of all countries in the world.
Keywords: Protection,
Humanitarian Law

Journalist,

Journalist

Protection,


State

Conflict,

* Supervisor I
* Supervisor II
*** Student of Faculty of Law, University of Sumatera Utara

ii
Universitas Sumatera Utara