EVALUASI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN (Studi Kasus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II) | Sanjaya | JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) 688 2122 1 PB
EVALUASI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT DALAM
MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN
(Studi Kasus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II)
EVALUATION OF HOSPITAL FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN DEALING
WITH FIRE DISASTER
(Case Study in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Hospital)
Mirza Sanjaya¹,Maria Ulfa²
Email: missmariaulfa@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II memiliki enam
blok bangunan gedung. Masing-masing blok gedung terdiri dari empat lantai.
Kondisi bangunan dan kerentanan di dalamnya membuat RS ini memiliki
risiko tinggi akan terjadinya bencana kebakaran, sehingga diperlukan
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran.
Metode: jenis penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek
penelitian adalah pihak manajemen dan petugas rumah sakit. Objek
penelitian yaitu kondisi kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan
bencana kebakaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Hasil dan Pembahasan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
memiliki kelengkapan sarana dan prarasana penanggulangan bencana yang
sebagian besar telah sesuai dengan standar. Terdapat beberapa unsur yang
perlu ditingkatkan, seperti penambahan detektor asap dan APAR,
pemerataan sprinkler, jalur evakuasi untuk lantai atas, perbaikan jalur keluar
darurat dan papan nama di titik berkumpul. Faktor pendukung yang terdapat
di RS ini adalah ketersediaan sarana dan prasarana maupun antusiasme SDM
untuk memiliki kemampuan penanggulangan bencana kebakaran. Faktor
penghambatnya yaitu anggaran yang lebih diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II telah memiliki
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran, namun
masih terdapat beberapa unsur yang harus ditingkatkan agar sesuai standar.
Kata Kunci: Sarana Prasarana, Penanggulangan Kebakaran, Manajemen
Bencana Rumah Sakit
1
ABSTRACT
Background: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II has six building blocks.
Each block include four floors. This condition and the inside hospital
vulnerability cause this hospital in a high risk of fire disaster. Thus, the hospital
has to prepare facilities and infrastructure well to face the fire disaster.
Method: this study was a qualitative research and the design of this study
using a case study. Subject in this study was the hospital management and
hospital officer. The object of this study was the readiness of fire disaster
management facilities and infrastructure. Data was collected through
interviews and observation, then analyzed through descriptive qualitative
Result and Discussion: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has
the completeness of infrastructure and disaster management largely complies
with the standards. There was some elements that need to be improved, such as
the addition of smoke detectors and fire extinguisher, sprinkler equity in all the
building blocks, evacuation paths from the top floor, repairing of the emergency
exit, and the nameplate at the end point. The supporting factors in this hospital
was the availability of facilities and infrastructure, also human resources
enthusiasm to have a fire disaster management capabilities. The inhibiting
factor was the budget that is more geared to improving health services.
Conclusions: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has had
preparedness of facilities and infrastructure fire disaster management, but
there was some elements that need to be improved to pass the standards.
Keywords: Facilities and Infrastructure, Fire Disaster Management, Hospital
Disaster Management
2
PENDAHULUAN
Rumah
Bencana
sakit
merupakan
tersebut
bagian
merupakan
dari
kondisi
institusi pelayanan kesehatan yang
kegawatdaruratan yang mungkin
menyelenggarakan
dialami
pelayanan
rumah
sakit.
Bencana
secara
internal yang berpotensi terjadi di
menyediakan
rumah sakit meliputi kebakaran,
kesehatan
perorangan
paripurna
yang
pelayanan rawat inap, rawat jalan,
ledakan,
dan
menurut
kebocoran
Undang-Undang Nomor 44 Tahun
Sementara
2009 tentang Rumah Sakit pada
memberikan
Pasal 1 ayat 1.1 Rumah sakit
masyarakat luas, termasuk rumah
dituntut untuk dapat memberikan
sakit pada umumnya merupakan
pelayanan kesehatan yang terbaik
bencana alam seperti gempa bumi,
bagi pasiennya secara khusus serta
angin
bagi masyarakat umum secara
sebagainya.2
luas. Kualitas rumah sakit sangat
berbagai ancaman bencana yang
ditentukan oleh dua faktor utama
mungkin
yaitu
petugas
tersebut, maka setiap rumah sakit
rumah sakit dan bangunan serta
kemudian dituntut untuk memiliki
prasarana dari rumah sakit itu
kesiapan
sendiri.
dapat
kondisi kegawatdaruratan terkait
ditimbulkan ketika kedua faktor
bencana yang mungkin terjadi.
tersebut tidak terpenuhi dangan
Berdasarkan ketentuan pada Pasal
baik adalah buruknya pelayanan
7
rumah sakit baik dalam keadaan
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
normal
dapat diketahui bahwa
gawat
darurat
pelayanan
Dampak
maupun
oleh
yang
saat
terjadi
serta
tumpahan
gas
berbahaya.
bencana
ribut,
yang
ancaman
banjir,
bagi
dan
Berdasarkan
dialami
dalam
atau
rumah
lain
atas
sakit
menanggulangi
Undang-Undang
Nomor
44
Rumah
Sakit harus memenuhi persyaratan
bencana.
Bencana yang terjadi di rumah
lokasi,
bangunan,
sakit dalam hal ini berkaitan
sumber
dengan bencana internal maupun
kefarmasian dan peralatan . Bagi
bencana
yang
juga
memberi
ancaman bagi masyarakat umum.
daya
prasarana,
manusia,
rumah sakit yang tidak memenuhi
persyaratan
maka
tidak
akan
1
diberikan izin mendirikan, dicabut
kesiapan dari sistem pencegahan
izinnya atau tidak diperpanjang
dan penanggulangan bencana di
izin operasional rumah sakitnya.
rumah sakit dapat dilihat pada
Bencana yang dimaksud dalam
kondisi sarana dan prasarana yang
hal ini adalah peristiwa atau
ada.4
rangkaian
peristiwa
yang
penganggulan dalam menghadapi
mengancam
dan
mengganggu
bencana tersebut merupakan alat-
Sarana
prasarana
kehidupan masyarakat, baik oleh
alat
faktor alam dan/atau non alam
mempermudah
maupun faktor manusia sehingga
pencapaian maksud dan tujuan,
mengakibatkan timbulnya korban
serta upaya yang digunakan untuk
jiwa
mencegah,
manusia,
kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis tertentu.3
Apabila
dilihat
dari
yang
dan
dipakai
untuk
pekerjaan,
mengatasi,
dan
menanggulangi bencana.
Salah satu bentuk bencana yang
definisi
dapat terjadi di rumah sakit adalah
tersebut maka istilah bencana
bencana kebakaran. Berdasarkan
tidak hanya merujuk pada bencana
data
alam, tetapi juga bentuk bencana
Penanggulangan Bencana (BNPB)
lain seperti misalnya kebakaran.
tercatat 926 kasus kebakaran yang
Sistem
dan
terdiri dari 925 kasus kebakaran
penanggulangan bencana di rumah
pada pemukiman penduduk dan 1
sakit
perlu
kasus kebakaran pada rumah sakit
menjamin
yang terjadi di Indonesia dari
keamanan seluruh warga rumah
tahun 2011-2014. Dari total 926
sakit,
kasus
pencegahan
menjadi
diwujudkan
sangat
guna
termasuk
pasien
dan
pengunjung ketika terjadi bencana.
Sementara
itu,
menurut
dari
Badan
kebakaran
Nasional
tersebut,
terdapat 4 kasus kebakaran yang
terjadi di Yogyakarta sepanjang
Peraturan Menteri Dalam Negeri
tahun
No.
tentang
sebagian besar kasus kebakaran
Pedoman Penyiapan Sarana dan
tersebut terjadi di pemukiman
Prasarana dalam Penanggulangan
penduduk, namun harus tetap
Bencana Pasal 1 ayat 2, salah satu
diwaspadai karena sekitar 90%
27
Tahun
2007
2012-2013.
Meskipun
2
dari penyebab kebakaran adalah
Berdasarkan hal tersebut, maka
sambungan pendek arus listrik
pada penelitian ini dirumuskan
yang merupakan salah satu pemicu
permasalahan
kebakaran di rumah sakit.5
Bagaimana
kesiapan sarana dan prasarana
Dalam hal ini, rumah sakit
dalam
menghadapi
merupakan salah satu bangunan
kebakaran
yang memiliki risiko tinggi akan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terjadinya
II? .
bencana
Tingginya
risiko
kebakaran.
kebakaran
di
di
bencana
Rumusan
tersebut
RS
PKU
masalah
utama
selanjutnya
rumah sakit selain dipicu oleh
diturunkan
sambungan pendek arus listrik
pertanyaan penelitian yang lebih
juga dapat dipicu oleh penggunaan
operasional sebagai berikut:
peralatan
tabung
listrik,
gas
penggunaan
penggunaan
bertekanan,
berbagai
serta
macam
dalam
akan
1. Bagaimana
beberapa
kelengkapan
sarana dan prasarana dalam
menghadapi
bencana
bahan kimia baik cair maupun
kebakaran
padat yang bersifat flammable,
Muhammadiyah Yogyakarta
korosif, dan harmful. Banyaknya
Unit II?
sumber potensi bahaya kebakaran
2. Bagaimana
tersebut
kemudian
membuat
sarana
di
RS
PKU
pemanfaatan
dan
prasarana
rumah sakit menjadi bangunan
penanggulangan
yang
kebakaran yang tersedia di
cukup
tinggi
risiko
kebakarannya.Terlebih lagi bahwa
RS
PKU
sebagian penghuni rumah sakit
Yogyakarta Unit II?
bencana
Muhammadiyah
merupakan orang sakit tersebut
3. Apa faktor pendukung serta
yang tidak mampu melayani dan
penghambat kesiapan sarana
menyelamatkan
dan
dirinya
sendiri
prasarana
dalam
apabila terjadi kebakaran.6 Oleh
menghadapi
sebab itu, kesiapan rumah sakit
kebakaran di rumah sakit
dalam
tersebut?
menanggulangi
kebakaran
menjadi
bencana
sangat
bencana
BAHAN DAN CARA
diperlukan.
3
Kelengkapan
Penelitian ini merupakan
jenis
penelitian
kualitatif.
sarana
dan
prasarana menghadapi bencana
kebakaran
di
RS
PKU
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
penelitian
studi
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
kasus. Penelitian ini dilakukan di
dapat dilihat berdasarkan hasil
RS
observasi yang telah dilakukan.
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II. Subjek dalam
Observasi
penelitian ini adalah manajemen
menyeluruh di komplek bangunan
dan petugas medis maupun non
RS
medis rumah sakit tersebut yang
Yogyakarta
diambil
tersebut
dengan
menggunakan
dilakukan
PKU
secara
Muhammadiyah
Unit
secara
keseluruhan
terdiri
dapat dilakukan dengan memilih
bangunan, yaitu blok A, B, C, D, E,
informan
berdasarkan
dan F. Saat observasi dilakukan,
pertimbangan, kriteria, atau ciri-
blok gedung C, D, E, dan F telah
ciri
ditetapkan
beroperasi. Masing-masing blok
berdasarkan tujuan penelitian.7.
bangunan tersebut terdiri dari 4
Sementara objek penelitian yaitu
(empat) lantai. Sementara untuk
kondisi
dan
blok gedung A belum sepenuhnya
penanggulangan
selesai dibangun karena hanya
bencana kebakaran. Pengumpulan
lantai 1 saja yang telah selesai
data
dibangun,
yang
kesiapan
prasarana
dilakukan
sarana
dengan
teknik
6
Bangunan
teknik purposive. Teknik purposive
tertentu
dari
II.
(enam)
sedangkan
blok
untuk
wawancara dan observasi. Data
gedung di blok B belum dilakukan
yang telah dikumpulkan dianalisis
pembangunan.
secara deskriptif kualitatif.
kelengkapan sarana dan prasarana
HASIL
ini didasarkan pada standar yang
Kelengkapan
Sarana
dan
Observasi
diatur oleh Direktorat Jendral Bina
Prasarana dalam Menghadapi
Pelayanan
Bencana Kebakaran di RS PKU
Kesehatan RI dan Kementerian
Muhammadiyah
Kesehatan RI melalui Pedoman
Unit II
Yogyakarta
Medik
Departemen
Teknis Prasarana Rumah Sakit
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif.
4
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
1. Kelengkapan Sarana
Berdasarkan
ketentuan
menunjukkan
bahwa
Pedoman Teknis Prasarana Rumah
besar
Sakit Sistem Proteksi Kebakaran
dipenuhi kelengkapannya, namun
Aktif dari Kementerian Kesehatan
adapula
Tahun 2007, sarana menghadapi
tersedia. Salah satu sarana penting
bencana kebakaran di rumah sakit
dalam
meliputi tanda dilarang merokok,
bencana kebakaran yang belum
tanda/ petunjuk keluar, alarm
terdapat
kebakaran, alat detektor panas,
gedung RS PKU Muhammadiyah
alat detekror asap, alat pemadam
Yogyakarta Unit II adalah detektor
kebakaran
(APAR),
asap. Hasil observasi menunjukkan
slang air dan/atau hidran, serta
bahwa alat tersebut belum ditemui
saluran telepon khusus keadaan
pada
darurat.8
gedung. Berikut merupakan tabel
Hasil
dilakukan
api
ringan
observasi
di
RS
yang
sarana
sebagian
tersebut
sarana
sistem
di
yang
telah
belum
penanggulangan
dalam
keseluruhan
bangunan
bangunan
yang menunjukkan hal tersebut:
PKU
Tabel 4.1. Kelengkapan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Aspek
Ada Tida
Sesuai
Keterangan
k Ada Standard
Tanda dilarang merokok
a. Sekitar ICU
√
Ya
Penempatan
secara
b. Sekitar ruang gawat darurat
√
Ya
mencolok
c. Sekitar labortorium
√
Ya
Penempatan
secara
d. Sekitar kamar operasi
√
Ya
mencolok
Penempatan
secara
mencolok
Penempatan
secara
mencolok
Tanda/petunjuk KELUAR/EXIT
√
Tidak
Tidak
selalu
diterangi
lampu
Alarm kebakaran
√
Ya
Manual dan otomatis
Alat detektor panas
√
Ya
Terpasang
merata,
terhubung dengan alarm
Alat detektor asap
√
Tidak
Tidak terdapat detektor
asap
Alat pemadam api ringan
5
(APAR)
√
a. Di ruang rawat inap
√
b. Di area parkir kendaraan
√
c. Di koridor/lorong menuju
exit
Slang air dan/atau hidran
a. Slang air di dalam rumah
√
sakit
√
b. Hidran
√
c. Sprinkler air
Saluran telepon khusus keadaan
√
darurat
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Tidak
Tidak
Tidak
Jenis APAR belum sesuai
lokasi
Tidak terdapat APAR
Jenis APAR belum sesuai
lokasi
Ya
Ya
Tidak
Memadai
Memadai
Beberapa gedung belum
dilengkapi sprinkler
Berfungsi
Tabel 4.1 menggambarkan
Selain
Ya
sarana
garis besar hasil observasi yang
penanggulangan
dilakukan terhadap kelengkapan
kebakaran,
sarana penanggulangan bencana
penanggulangan
kebakaran
PKU
kebakaran juga merupakan aspek
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
penting dalam keseluruhan sistem
II. Dapat dilihat bahwa masih
penanggulangan
terdapat
rumah sakit. Berikut merupakan
di
RS
beberapa
penanggulangan
sarana
bencana
tabel
bencana
prasarana
bencana
kebakaran
yang
di
menunjukkan
kebakaran yang belum terpasang
rangkuman
sesuai standar yang diatur oleh
prasarana
Dirjen
bencana kebakaran di RS PKU
Bina
Pelayanan
Medik
hasil
observasi
penanggulangan
Depkes RI Tahun 2007.8
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
2. Kelengkapan Prasarana
II:
Tabel 4.2. Kelengkapan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Aspek
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer
b. Rute evakuasi alternatif
c. Tanda/simbol
menuju
evakuasi
Ada
rute
√
√
√
√
Tida
k Ada
Keterangan
Belum
mengarah
berkumpul
Belum
mengarah
berkumpul
ke
titik
ke
titik
2
d. Tanda/simbol sepanjang rute
e. Penerangan sepanjang rute
f. Sumber energi alteratif saat listrik
padam
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya
dilalui saat keadaan darurat)
√
√
Jalur yang melandai/ramp
√
Terpasang jelas, belum merata
Terpasang jelas, belum merata
Mencukupi
Diesel
Cukup lebar, belum cukup tinggi
Tanpa pegangan panik
Menuju arah jalur evakuasi
Cukup lebar
Tanpa pegangan rambatan
Tersedia, namun end point belum
ada
√
Titik lokasi berkumpul sebagai ujung
√
rute evakuasi
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan
data
pada
observasi
yang
Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada
kelengkapan
dasarnya
sarana
prasarana
penanggulangan
kebakaran
bencana
di
RS
PKU
menunjukkan
dari
dan
unsur-unsur
prasarana
penanggulangan
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
telah tersedia seluruhnya. Hanya
II. Pada bagian ini, lebih lanjut
saja
beberapa
diuraikan mengenai pemanfaatan
standar yang belum terpenuhi
sarana dan prasarana tersebut
menurut
yang
masih
terdapat
Keputusan
Kesehatan
Menteri
RI
Nomor
didasarkan
wawancara
pada
dengan
hasil
beberapa
1087/MENKES/SK/VIII/2010
informan.
tentang Standar Kesehatan dan
penelitian yang telah dilakukan,
Keselamatan
dapat
Kerja
di
Rumah
Sakit.9
Berdasarkan
diketahui
hasil
bahwa
pemanfaatan sarana dan prasarana
Pemanfaatan
Sarana
Prasarana
Bencana
Tersedia
dan
Penanggulangan
Kebakaran
di
Muhammadiyah
penanggulangan
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
yang
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
PKU
berkaitan dengan dua kondisi,
Yogyakarta
yaitu sebelum terjadi bencana dan
RS
Unit II
saat terjadi bencana.
Pada bagian sebelumnya
telah diuraikan mengenai hasil
1. Pemanfaatan Sebelum Terjadi
Bencana
2
Pemanfaatan sarana dan
sakit atas potensi kebakaran
penanggulangan
yang ada.
bencana sebelum terjadi bencana
b. Pelatihan
prasarana
berkaitan
dengan
memanfaatkan
sarana
prasarana
kebakaran
proses
dan
penanggulangan
yang
ada
untuk
penanggulangan
bencana kebakaran
Pelatihan
penanggulangan
bencana kebakaran di RS PKU
Muhammadiyah
menyiapkan ketahanaan seluruh
Unit
pihak dalam rumah sakit. Artinya,
kegiatan
dalam hal ini sarana prasarana
penanggulangan
penanggulangan
kebakaran,
bencana
II
Yogyakarta
dilakukan
melalui
sosialisasi
SOP
bencana
pemberian
teori
kebakaran yang ada dimanfaatkan
mengenai bencana kebakaran,
untuk membangun kesiapan pada
serta pelatihan atau simulasi
diri seluruh pegawai rumah sakit
penggunaan APAR dan hidran.
menghadapi
kemungkinan
Berdasarkan hasil penelitian
bencana kebakaran yang mungkin
yang telah dilakukan, dapat
terjadi.
diketahui
bahwa
kegiatan
penelitian
tersebut merupakan kegiatan
RS
PKU
rutin. Pelatihan telah dilakukan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
secara rutin, namun saat ini
memanfaatkan sarana prasarana
sedang dilakukan perubahan
penanggulangan bencana untuk:
frekuensi
a. Mencegah terjadinya bencana
yang
Hasil
menunjukkan
bahwa
penyelenggaraanya
direncanakan
menjadi
kebakaran
dua kali dalam satu bulan.
Pemanfaatan sarana prasarana
Sebelumnya, pelatihan rutin
penanggulangan
dilakukan
kebakaran
dua
kali
dalam
untuk pencegahan terjadinya
setahun dengan peserta yang
bencana
berbeda
dilihat
kebakaran
dari
dapat
pemanfaatan
karena
sasarannya
adalah untuk seluruh pegawai.
beragam simbol yang ditujukan
2. Pemanfaatan
untuk meningkatkan kesadaran
Bencana
Saat
Terjadi
seluruh individu dalam rumah
2
Selain pemanfaatan sarana
prasarana
sebelum
terjadinya
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
menjadi sepenuhnya memenuhi
bencana kebakaran, terdapat pula
standar.
sarana dan prasarana yang secara
dasarnya telah tersedia, namun
khsuus hanya dimanfaatkan untuk
masih perlu perbaikan. Begitu pula
kondisi darurat yang terjadi. Hasil
dengan tangga darurat yang dapat
penelitian
digunakan
menunjukkan
bahwa
Jalur
evakuasi
untuk
pada
evakuasi,
bencana kebakaran belum pernah
meskipun belum secara khusus
terjadi di RS PKU Muhammadiyah
dirancang untuk evakuasi karena
Yogyakarta Unit II. Artinya, sarana
didesain untuk perawatan gedung.
prasarana tersebut belum pernah
Oleh sebab itu, perlu dilakukan
digunakan. Hanya saja, dalam hal
upaya
ini beberapa sarana prasarana
memenuhi standar tersebut.
telah disiapkan secara khusus.
Faktor
Sarana
dirancang
prasarana
khusus
yang
hanya
lebih
lanjut
Pendukung
dan
Prasarana
Menghadapi
adalah lokasi titik berkumpul, jalur
Kebakaran
evakuasi, pintu dan tangga darurat.
Muhammadiyah
RS
Unit II
Muhammadiyah
serta
Penghambat Kesiapan Sarana
dimanfaatkan saat terjadi bencana
PKU
untuk
Bencana
di
Hasil
Yogyakarta Unit II memiliki satu
dalam
RS
PKU
Yogyakarta
penelitian
lahan di bagian depan komplek
dilakukan
bangunan
Muhammadiyah Yogyakarta unit II
yang
dimanfaatkan
di
yang
menjadi titik berkumpul. Hanya
menunjukkan
saja belum terdapat tanda papan
beberapa
nama untuk penunjuk end point-
maupun
nya.
dengan
RS
bahwa
faktor
terdapat
pendukung
penghambat
kesiapan
PKU
terkait
sarana
dan
prasarana
dalam
perbaikan yang perlu dilakukan
bencana
kebakaran.
untuk membuat sarana prasarana
pendukung yang paling utama
penanggulangan
dalam hal ini adalah ketersediaan
Masih terdapat beberapa
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
sarana
dan
menghadapi
Faktor
prasarana
3
penanggulangan
bencana
bahwa
anggaran
merupakan
kebakaran di rumah sakit tersebut.
bagian dari faktor penghambat
Hal ini diungkapkan oleh seluruh
kesiapan
informan yang menyatakan bahwa
penanggulangan
ketersediaan
kebakaran
alat
sangat
sarana
prasarana
bencana
di
RS
PKU
mendukung kesiapan, meskipun
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terdapat beberapa hal yang masih
II. Anggaran untuk sarana dan
perlu
prasarana
diperbaiki
membuatnya
lebih
untuk
bermanfaat
penanggulangan
bencana dirasa masih menjadi
hambatan
optimal.
Bukan hanya ketersediaan
tersendiri.
dikarenakan
tidak
Hal
ini
jarang
pos
sarana dan prasarana saja yang
anggaran yang sudah dianggarkan
menjadi pendukung bagi kesiapan
kemudian
penanggulangan bencana. Lebih
pelayanan kesehatan.
dari
itu,
unsur
memberikan
SDM
kontribusi
Anggaran masih menjadi
yang
hambatan dalam kesiapan sarana
dan
tersebut
prasarana
penanggulangan
kemudian
akan
bencana kebakaran di rumah sakit
sarana
dan
tersebut. Selain berkaitan dengan
penanggulangan
masalah anggaran, belum adanya
mengoperasikan
prasarana
untuk
juga
besar. Hal ini dikarenakan SDM
yang
bergeser
bencana ketika kebakaran benar-
simulasi
benar terjadi. Oleh sebab itu,
kebakaran secara nyata di dalam
adanya kesiapan yang dibangun
gedung juga menjadi hambatan
melalui
tersendiri. Hal ini dikarenakan
pelatihan
kemudian
penanggulangan
menjadi satu faktor pendukung
evaluasi
tersendiri.
prasarana tersebut menjadi belum
Selain
itu,
dana
juga
merupakan bagian dari faktor
pendukung bagi kesiapan sarana
prasarana
penanggulangan
atas
kesiapan
sarana
diketahui secara pasti mengingat
kebakaran belum pernah terjadi.
Simulasi
dilakukan
yang
mendekati
tidak
kondisi
bencana. Pada sisi lain, adapula
sebenarnya seperti saat terjadi
beberapa pihak yang menyatakan
kebakaran
membuat
evaluasi
4
kesiapan sarana dan prasarana
penanggulangan
menjadi belum teruji akurat. Lebih
kebakaran di rumah sakit ini
lanjut,
berkaitan
menjadi sangat penting karena
dengan hambatan dari kesiapan
bencana memiliki potensi untuk
mental para pegawai sendiri ketika
menyebabkan
menghadapi
sebab itu, RS PKU Muhammadiyah
hal ini
juga
kondisi
tersebut.
Kesiapan sarana dan prasarana
Yogyakarta
tidak
urgensi
hanya
berkaitan
dengan
bencana
kerugian.8
Unit
II
yang
Oleh
memiliki
tinggi
dalam
ketersediaan alatnya saja, tetapi
memenuhi kesiapan sarana dan
juga dengan kesiapan SDM yang
prasarana tersebut.
Sebagaimana
dapat menggunakannya dengan
telah
kondisi
diuraikan pada bagian sebelumnya
kebakaran benar-benar terjadi dan
bahwa kelengkapan sarana dan
terdapat
antara
prasarana RS PKU Muhammadiyah
itu,
Yogyakarta Unit II pada dasarnya
tepat.
Terutama
saat
kepanikan
pegawai.
Oleh
di
sebab
simulasi
dengan
telah
kondisi
menyerupai
kondisi
terdapat komponen yang belum
darurat
sebenarnya
untuk
memenuhi standar. Pemenuhan
diperlukan
terpenuhi.
mengatasi hambatan tersebut.
standar
PEMBAHASAN
dikesampingkan
Berdasarkan
hasil
ini
Hanya
tidak
saja
dapat
mengingat
apabila kondisi darurat benar-
penelitian yang telah diuraikan,
benar
dapat dikatakan bahwa dalam hal
komponen yang tidak memenuhi
ini pada dasarnya sarana dan
standar, maka akibatnya akan
prasarana
penanggulangan
sangat fatal. Kondisi ini tidak
bencana kebakaran di RS PKU
terlepas dari fungsi rumah sakit
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
yang memang sangat rentan akan
telah disiapkan, meskipun masih
mengalami
bencana,
terutama
terdapat
kebakaran
sebagai
bencana
beberapa
kekurangan
terjadi
dan
terdapat
untuk menjadi suatu sistem yang
internal.8 Oleh sebab itu, berbagai
optimal.
unsur sarana dan prasarana yang
Kesiapan
sarana
dan
prasarana sebagai bagian dari
belum
memenuhi
standar
5
sebagaimana diungkapkan dalam
prasarana dari unsur kuantitas
penelitian ini sebaiknya segera
saja,
ditindaklanjuti
standar kualitas sehingga sarana
untuk
tetapi
juga
mengoptimalkan
kesiapan
dan
penanggulangan
bencana
diandalkan jika bencana terjadi.
kebakaran
di
RS
PKU
prasarana
pemenuhan
Beberapa
tersebut
unsur
sarana
dapat
dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
prasarana yang belum memenuhi
II.
standar
untuk
penanggulangan
dikarenakan
bencana kebakaran di rumah sakit
kesiapan penanggulangan bencana
tersebut secara rinci dapat dilihat
kebakaran tidak hanya berkaitan
pada tabel berikut:
Hal
ini
dengan kelengkapan sarana dan
Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang Belum Memenuhi
Standar
Aspek
Sarana
Tanda/Petunjuk KELUAR/EXIT
Alat Detektor Asap
APAR
Sprinkler Air
Prasarana
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer
b. Rute evakuasi alternatif
c. Tanda/simbol
menuju
rute
evakuasi
d. Tanda/simbol sepanjang rute
Standar
RS PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
Selalu
diterangi Belum selalu diterangi
lampu
lampu
Ada dalam sistem Belum
ada
dalam
sistem
Lokasi
Beberapa Belum sesuai
penempatan
sesuai
dengan
jenis APAR
Wajib di setiap Belum terpasang di
lantai
untuk setiap lantai
bangunan > 2
lantai
Mengarah ke titik
berkumpul
Mengarah ke titik
berkumpul
Jelas dan merata
Belum mengarah ke
titik berkumpul
Belum mengarah ke
titik berkumpul
Belum
terpasang
6
Jelas dan merata
merata
Belum
terpasang
merata
Belum cukup tinggi,
tanpa pegangan panik.
Standar tinggi: 270 cm,
Observasi: 210 cm
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya Cukup
lebar,
dilalui saat keadaan darurat)
cukup
tinggi,
menuju
jalur
evakuasi, dengan
pegangan panic
Jalur yang melandai/ramp
Cukup
lebar Belum ada pegangan
dengan pegangan rambatan
rambatan
Titik lokasi berkumpul
Memiliki end point Belum ada end point
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan hal tersebut,
dan parasarana, yaitu membangun
dapat diketahui bahwa sarana dan
jalur evakuasi dari lantai atas,
prasarana yang belum memenuhi
serta pengadaan baju tahan api
standar masih cukup banyak. Hal
sebagai bagian dari kelengkapan
ini dapat dijadikan input bagi
penanggulangan
proses
kebakaran di rumah sakit.
pengembangan
sistem
penanggulangan
bencana
bencana
Sementara
itu,
terkait
kebakaran oleh pihak RS PKU
dengan pemanfaatan sarana dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
prasarana
II. Perlunya peningkatan standar
bencana
dari
dan
dalam hal ini dapat dilihat bahwa
prasarana tersebut dikarenakan
pemanfaatannya sebelum bencana
sarana dan prasarana tersebut
terjadi masih perlu ditingkatkan.
adalah unsur-unsur wajib yang
Sebagaimana
harus
kesiapsiagaan
unsur-unsur
ada
standarnya.
penelitian
dan
sarana
telah
Selain
juga
itu,
diatur
penanggulangan
kebakaran
yang
diketahui
ada,
bahwa
menghadapi
hasil
bencana dalam hal ini merupakan
menunjukkan
tindakan yang harus diupayakan.
beberapa unsur lain yang juga
Artinya,
perlu ditingkatkan oleh pihak RS
menghadapi
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
tumbuh
Unit II bagi sistem penanggulangan
memerlukan
bencana
mencapainya. Sasaran utama dari
kebakaran.
Terutama
berkaitan dengan kesiapan sarana
kesiapsiagaan
bencana
begitu
pembentukan
saja
upaya
tidak
namun
untuk
kesiapan
2
menghadapi bencana adalah untuk
untuk menggunakan sarana dan
menumbuhkan
prasarana tersebut.
ketika
ketangguhan
terjadi.10
bencana
Sementara
itu,
simulasi
Ketangguhan ini tentu hanya dapat
yang menyerupai kondisi bencana
disiapkan
sebelum
sesungguhnya dalam hal ini sangat
benar-benar
diperlukan untuk melatih kesiapan
pada
kejadian
saat
bencana
mental para pegawai rumah sakit.
terjadi.
Hal inilah yang mendasari
Sebagaimana
diketahui
bahwa
perlunya optimalisasi pemanfaatan
kondisi bencana kebakaran sangat
sarana dan prasarana sebelum
mungkin menimbulkan kepanikan
kondisi darurat terjadi. Terutama
bagi para pegawai. Oleh sebab itu,
melalui
apabila simulasi hanya dilakukan
pelatihan
penggunaan
sarana dan prasarana maupun
dalam
simulasi yang menyerupai kondisi
kesiapan mental belum cukup
terjadinya
terlatih. Akibatnya, ketika bencana
bencana.
Simulasi
kondisi
penggunaan sarana dan prasarana
kebakaran
perlu dilakukan untuk memastikan
pegawai
bahwa
maka
setiap
pegawai
dalam
normal
terjadi
dan
mengalami
teori
maka
para
kepanikan,
penanggulangan
rumah sakit memiliki pemahaman
bencana kebakaran yang diberikan
mengenai
tersebut.
saat simulasi normal akan sulit
Kemampuan penggunaan sarana
untuk dipraktekkan. Kondisi inilah
dan
yang
prasarana
hal
penanggulangan
mendorong
perlunya
bencana kebakaran oleh setiap
dilakukan
simulasi
dengan
pegawai akan sangat bermanfaat
keadaan menyerupai bencana yang
jika bencana benar-benar terjadi
sesungguhnya.
karena setiap pegawai menjadi
Berdasarkan hal tersebut,
lebih siap untuk berkontribusi
dapat dikatakan bahwa simulasi
dalam
tersebut
menjadi
jumlah korban. Oleh sebab itu, baik
diperlukan
guna
staf medis maupun staf non medis
kesiapan mental dari para pegawai
harus memiliki kemampuan dasar
rumah sakit dalam menghadapi
upaya
meminimalisasi
bencana
kebakaran.
sangat
membangun
Hal
ini
2
dikarenakan kesiapan tidak hanya
Disaster Planning yang belum ada
pada ketersediaan sarana dan
dan
prasarana saja, tetapi juga pada
kelengkapan sarana dan prasarana
SDM
penanggulangan
yang
nantinya
akan
program
peningkatan
bencana
yang
dan
belum menjadi program prioritas.
prasarana tersebut. Upaya yang
Oleh sebab itu, diperlukan analisis
dapat
adalah
lebih lanjut bagi pihak internal
perencanaan dan program, sistem
manajemen rumah sakit untuk
dan
mengatasi permasalahan tersebut.
mengoperasikan
sarana
dilakukan
prosedur,
pelatihan
dan
Unsur kedua adalah sistem
pendidikan untuk menjamin ketika
bencana benar-benar terjadi maka
dan
sumber daya dapat dimobilisasi
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
secara efektif.8 Secara garis besar,
dalam hal ini telah membangun
pada
sistem
dasarnya
ketiga
aspek
prosedur.
RS
dan
PKU
prosedur
tersebut telah dipenuhi oleh RS
penanggulangan
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
kebakaran secara komprehensif.
Unit II. Perencanaan dan program
Hal
dapat dilihat dari perencanaan
kelengkapan sarana dan prasarana
anggaran
penyusunan
yang
peningkatan
pemanfaatan sarana dan prasarana
sarana prasarana penanggulangan
tersebut yang telah disiapkan sejak
bencana kebakaran. Sebagaimana
bencana belum terjadi. Selain itu,
diuraikan dalam hasil penelitian
alur prosedur komunikasi dan
sebelumnya
bahwa
pihak
koordinasi
manajemen
RS
PKU
kebakaran
maupun
program-program
ini
bencana
dapat
telah
dilihat
ada,
maupun
apabila
terjadi
dari
bencana
juga
telah
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
disiapkan dalam suatu rangkaian
telah menganggarkan secara rutin
sistem yang jelas. Hal ini akan
pada pos anggaran K3. Sementara
sangat
untuk program, dalam hal ini
menunjang
kesiapan
masih
penanggulangan
bencana
terdapat
permasalahan,
bermanfaat
untuk
terutama
berkaitan
dengan
kebakaran secara keseluruhan di
program
perencanaan
Hospital
rumah sakit tersebut. Namun hal
3
yang masih kurang dalam sistem
bencana
kebakaran.
Uraian
dan prosedur ini yaitu keberadaan
tersebut
menunjukkan
bahwa
SOP
secara
(Standard
Operational
fisik
pelatihan
dan
Procedure) yang masih sangat
pendidikan
minim, dimana SOP mengenai
bencana
penanggulangan kebakaran yang
dilakukan. Hanya saja untuk sisi
dimiliki
PKU
kesiapan mental pegawai masih
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
diperlukan peningkatan. Hal ini
hanya
menjadi penting guna memastikan
oleh
RS
SOP
tentang
cara
bahwa
penggunaan APAR.
Unsur
ketiga
pelatihan
dan
Sebagaimana
adalah
penanggulangan
kebakaran
teori
penggunaan
telah
dan
praktek
sarana
prasarana
pendidikan.
yang diberikan dapat dilakukan
diuraikan
secara tepat saat kondisi bencana
telah
dalam hasil penelitian sebelumnya
benar-benar terjadi.
bahwa RS PKU Muhammadiyah
Berdasarkan
uraian
Yogyakarta Unit II secara rutin
tersebut, dapat dikatakan bahwa
telah memiliki jadwal pelatihan
penanggulangan
dan
penanggulangan
kebakaran telah dilakukan oleh RS
bencana kebakaran bagi seluruh
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pegawai.
Pelatihan
tersebut
Unit II, baik melalui persiapan
dilakukan
untuk
memberikan
sarana dan prasarana maupun
simulasi
pemahaman
teoritis
tentang
kesiapan
SDM.
Penerapannya
dan
menjadi
kebakaran, maupun tindakan yang
terdapat
berbagai
harus
pendukung
dalam
pencegahan
bencana
diambil
kebakaran
saat
terjadi.
bencana
Pelatihan
lebih
bencana
Permasalahannya
mudah
karena
faktor
prosesnya.
adalah
masih
tersebut dilakukan satu rangkaian
terdapat beberapa kendala yang
dengan simulasi, sehingga setelah
menjadi
teori diberikan maka para pegawai
mencapai
juga
prasarana secara optimal.
diberikan
pengetahuan
tentang cara penggunaan sarana
dan
prasarana
penghambat
untuk
kesiapan
sarana
KESIMPULAN
penanggulangan
4
Berdasarkan
hasil
2. Pemanfaatan
sarana
dan
penelitian yang diperoleh, dapat
prasarana
disimpulkan bahwa pada dasarnya
bencana
RS
Muhammadiyah
dimanfaatkan untuk mencegah
Yogyakarta Unit II telah memiliki
bencana serta disiapkan untuk
kesiapan sarana dan prasarana
digunakan
penanggulangan
kebakaran
PKU
bencana
penanggulangan
kebakaran
saat
Permasalahannya,
dari:
pemanfaatan
sarana
dan
bencana
terjadi.
kebakaran. Hal ini dapat dilihat
1. Kelengkapan
telah
didasarkan
ini
masih
pada
kondisi
penanggulangan
normal.
bencana kebakaran sebagian
evaluasi
besar telah sesuai dengan
pemanfaatannya untuk kondisi
standar
Teknis
bencana
maupun
Prasarana Rumah Sakit Sistem
simulasi
yang
menyerupai
Proteksi Kebakaran Aktif dari
bencana.
Oleh
sebab
Kementerian Kesehatan Tahun
kesiapan sarana dan prasarana
2007.
tersebut secara nyata belum
prarasana
Pedoman
Hanya
saja
masih
terdapat beberapa unsur yang
perlu
ditingkatkan,
seperti
Belum
terdapat
terkait
kondisi
itu,
terukur dengan tepat.
3. Terdapat faktor pendukung
penambahan detektor asap,
yang
penambahan
seperti ketersediaan sarana
jumlah
APAR
dapat
serta penempatan jenis APAR
dan
yang
antusiasme
sesuai
lokasinya,
sprinkler
menurut
pemerataan
di
semua
blok
dioptimalkan,
prasarana
maupun
SDM
memiliki
untuk
kemampuan
penanggulangan
bencana
gedung, jalur evakuasi untuk
kebakaran. Hanya saja dalam
lantai atas, perbaikan pintu/
hal ini masih ditemui beberapa
jalan keluar darurat dan papan
kendala
nama serta bangunan di titik
terselesaikan.
berkumpul.
berkaitan dengan kendala dari
sisi
yang
anggaran
belum
Terutama
yang
lebih
5
diprioritaskan
untuk
meningkatkan
pelayanan
http://geospasial.bnpb.go.id/p
antauan
kesehatan.
bencana/data/datakbmukim.p
DAFTAR PUSTAKA
hp, pada tanggal 21 Desember
1. Undang-Undang
Nomor
44
Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
2014.
6. Hesna,Y., Hidayat, B., Suwanda,
S.
2. Saanin, S.
.
2009.
Evaluasi
Sistem
Pedoman
Keselamatan Kebakaran pada
Rumah
Sakit
dr. M. Djamil Padang. Jurnal
(P3BRS)/
Hospital
Disaster
Rekayasa Sipil, Volume. 5, No. 2,
Plan ,
diakses
dari
http://www.angelfire.com/nc/
7. Moleong, L. J. 2007. Metodologi
neurosurgery/Hosdipapl.html#
Penelitian Kualitatif. Bandung:
jenis, pada tanggal 2 Januari
Remaja Rosdakarya Offset.
Perencanaan
Bencana
Penyiagaan
2014.
3. Peraturan
Nasional
Bencana
Oktober 2009
8. Direktorat
Kepala
Jenderal
Bina
Badan
Pelayanan Medik Departemen
Penanggulangan
Kesehatan RI. 2007. Hospital
Nomor
10
Tahun
2008
4. Peraturan
Bangunan Gedung Rumah Sakit
Preparedness for Emergencies &
Disasters. Jakarta: Departemen
Menteri
Dalam
Kesehatan RI.
Negeri No. 27 Tahun 2007
9. Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman Penyiapan
No. 1087 Tahun 2010 tentang
Sarana dan Prasarana dalam
Standar
Penanggulangan Bencana
Keselamatan Kerja di Rumah
5. Badan
Penanggulangan
Nasional
Bencana.
Kesehatan
dan
Sakit.
10. Purwana, R. 2013. Manajemen
2014. Data Kejadian Bencana
Kedaruratan
Kebakaran Pemukiman. Diakses
Lingkungan
dalam
dari
Bencana.
Jakarta:
Kesehatan
Kejadian
Raja
11. Grafindo.
6
MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN
(Studi Kasus di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II)
EVALUATION OF HOSPITAL FACILITIES AND INFRASTRUCTURE IN DEALING
WITH FIRE DISASTER
(Case Study in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Hospital)
Mirza Sanjaya¹,Maria Ulfa²
Email: missmariaulfa@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II memiliki enam
blok bangunan gedung. Masing-masing blok gedung terdiri dari empat lantai.
Kondisi bangunan dan kerentanan di dalamnya membuat RS ini memiliki
risiko tinggi akan terjadinya bencana kebakaran, sehingga diperlukan
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran.
Metode: jenis penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek
penelitian adalah pihak manajemen dan petugas rumah sakit. Objek
penelitian yaitu kondisi kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan
bencana kebakaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Hasil dan Pembahasan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
memiliki kelengkapan sarana dan prarasana penanggulangan bencana yang
sebagian besar telah sesuai dengan standar. Terdapat beberapa unsur yang
perlu ditingkatkan, seperti penambahan detektor asap dan APAR,
pemerataan sprinkler, jalur evakuasi untuk lantai atas, perbaikan jalur keluar
darurat dan papan nama di titik berkumpul. Faktor pendukung yang terdapat
di RS ini adalah ketersediaan sarana dan prasarana maupun antusiasme SDM
untuk memiliki kemampuan penanggulangan bencana kebakaran. Faktor
penghambatnya yaitu anggaran yang lebih diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II telah memiliki
kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana kebakaran, namun
masih terdapat beberapa unsur yang harus ditingkatkan agar sesuai standar.
Kata Kunci: Sarana Prasarana, Penanggulangan Kebakaran, Manajemen
Bencana Rumah Sakit
1
ABSTRACT
Background: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II has six building blocks.
Each block include four floors. This condition and the inside hospital
vulnerability cause this hospital in a high risk of fire disaster. Thus, the hospital
has to prepare facilities and infrastructure well to face the fire disaster.
Method: this study was a qualitative research and the design of this study
using a case study. Subject in this study was the hospital management and
hospital officer. The object of this study was the readiness of fire disaster
management facilities and infrastructure. Data was collected through
interviews and observation, then analyzed through descriptive qualitative
Result and Discussion: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has
the completeness of infrastructure and disaster management largely complies
with the standards. There was some elements that need to be improved, such as
the addition of smoke detectors and fire extinguisher, sprinkler equity in all the
building blocks, evacuation paths from the top floor, repairing of the emergency
exit, and the nameplate at the end point. The supporting factors in this hospital
was the availability of facilities and infrastructure, also human resources
enthusiasm to have a fire disaster management capabilities. The inhibiting
factor was the budget that is more geared to improving health services.
Conclusions: PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II hospital has had
preparedness of facilities and infrastructure fire disaster management, but
there was some elements that need to be improved to pass the standards.
Keywords: Facilities and Infrastructure, Fire Disaster Management, Hospital
Disaster Management
2
PENDAHULUAN
Rumah
Bencana
sakit
merupakan
tersebut
bagian
merupakan
dari
kondisi
institusi pelayanan kesehatan yang
kegawatdaruratan yang mungkin
menyelenggarakan
dialami
pelayanan
rumah
sakit.
Bencana
secara
internal yang berpotensi terjadi di
menyediakan
rumah sakit meliputi kebakaran,
kesehatan
perorangan
paripurna
yang
pelayanan rawat inap, rawat jalan,
ledakan,
dan
menurut
kebocoran
Undang-Undang Nomor 44 Tahun
Sementara
2009 tentang Rumah Sakit pada
memberikan
Pasal 1 ayat 1.1 Rumah sakit
masyarakat luas, termasuk rumah
dituntut untuk dapat memberikan
sakit pada umumnya merupakan
pelayanan kesehatan yang terbaik
bencana alam seperti gempa bumi,
bagi pasiennya secara khusus serta
angin
bagi masyarakat umum secara
sebagainya.2
luas. Kualitas rumah sakit sangat
berbagai ancaman bencana yang
ditentukan oleh dua faktor utama
mungkin
yaitu
petugas
tersebut, maka setiap rumah sakit
rumah sakit dan bangunan serta
kemudian dituntut untuk memiliki
prasarana dari rumah sakit itu
kesiapan
sendiri.
dapat
kondisi kegawatdaruratan terkait
ditimbulkan ketika kedua faktor
bencana yang mungkin terjadi.
tersebut tidak terpenuhi dangan
Berdasarkan ketentuan pada Pasal
baik adalah buruknya pelayanan
7
rumah sakit baik dalam keadaan
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
normal
dapat diketahui bahwa
gawat
darurat
pelayanan
Dampak
maupun
oleh
yang
saat
terjadi
serta
tumpahan
gas
berbahaya.
bencana
ribut,
yang
ancaman
banjir,
bagi
dan
Berdasarkan
dialami
dalam
atau
rumah
lain
atas
sakit
menanggulangi
Undang-Undang
Nomor
44
Rumah
Sakit harus memenuhi persyaratan
bencana.
Bencana yang terjadi di rumah
lokasi,
bangunan,
sakit dalam hal ini berkaitan
sumber
dengan bencana internal maupun
kefarmasian dan peralatan . Bagi
bencana
yang
juga
memberi
ancaman bagi masyarakat umum.
daya
prasarana,
manusia,
rumah sakit yang tidak memenuhi
persyaratan
maka
tidak
akan
1
diberikan izin mendirikan, dicabut
kesiapan dari sistem pencegahan
izinnya atau tidak diperpanjang
dan penanggulangan bencana di
izin operasional rumah sakitnya.
rumah sakit dapat dilihat pada
Bencana yang dimaksud dalam
kondisi sarana dan prasarana yang
hal ini adalah peristiwa atau
ada.4
rangkaian
peristiwa
yang
penganggulan dalam menghadapi
mengancam
dan
mengganggu
bencana tersebut merupakan alat-
Sarana
prasarana
kehidupan masyarakat, baik oleh
alat
faktor alam dan/atau non alam
mempermudah
maupun faktor manusia sehingga
pencapaian maksud dan tujuan,
mengakibatkan timbulnya korban
serta upaya yang digunakan untuk
jiwa
mencegah,
manusia,
kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis tertentu.3
Apabila
dilihat
dari
yang
dan
dipakai
untuk
pekerjaan,
mengatasi,
dan
menanggulangi bencana.
Salah satu bentuk bencana yang
definisi
dapat terjadi di rumah sakit adalah
tersebut maka istilah bencana
bencana kebakaran. Berdasarkan
tidak hanya merujuk pada bencana
data
alam, tetapi juga bentuk bencana
Penanggulangan Bencana (BNPB)
lain seperti misalnya kebakaran.
tercatat 926 kasus kebakaran yang
Sistem
dan
terdiri dari 925 kasus kebakaran
penanggulangan bencana di rumah
pada pemukiman penduduk dan 1
sakit
perlu
kasus kebakaran pada rumah sakit
menjamin
yang terjadi di Indonesia dari
keamanan seluruh warga rumah
tahun 2011-2014. Dari total 926
sakit,
kasus
pencegahan
menjadi
diwujudkan
sangat
guna
termasuk
pasien
dan
pengunjung ketika terjadi bencana.
Sementara
itu,
menurut
dari
Badan
kebakaran
Nasional
tersebut,
terdapat 4 kasus kebakaran yang
terjadi di Yogyakarta sepanjang
Peraturan Menteri Dalam Negeri
tahun
No.
tentang
sebagian besar kasus kebakaran
Pedoman Penyiapan Sarana dan
tersebut terjadi di pemukiman
Prasarana dalam Penanggulangan
penduduk, namun harus tetap
Bencana Pasal 1 ayat 2, salah satu
diwaspadai karena sekitar 90%
27
Tahun
2007
2012-2013.
Meskipun
2
dari penyebab kebakaran adalah
Berdasarkan hal tersebut, maka
sambungan pendek arus listrik
pada penelitian ini dirumuskan
yang merupakan salah satu pemicu
permasalahan
kebakaran di rumah sakit.5
Bagaimana
kesiapan sarana dan prasarana
Dalam hal ini, rumah sakit
dalam
menghadapi
merupakan salah satu bangunan
kebakaran
yang memiliki risiko tinggi akan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terjadinya
II? .
bencana
Tingginya
risiko
kebakaran.
kebakaran
di
di
bencana
Rumusan
tersebut
RS
PKU
masalah
utama
selanjutnya
rumah sakit selain dipicu oleh
diturunkan
sambungan pendek arus listrik
pertanyaan penelitian yang lebih
juga dapat dipicu oleh penggunaan
operasional sebagai berikut:
peralatan
tabung
listrik,
gas
penggunaan
penggunaan
bertekanan,
berbagai
serta
macam
dalam
akan
1. Bagaimana
beberapa
kelengkapan
sarana dan prasarana dalam
menghadapi
bencana
bahan kimia baik cair maupun
kebakaran
padat yang bersifat flammable,
Muhammadiyah Yogyakarta
korosif, dan harmful. Banyaknya
Unit II?
sumber potensi bahaya kebakaran
2. Bagaimana
tersebut
kemudian
membuat
sarana
di
RS
PKU
pemanfaatan
dan
prasarana
rumah sakit menjadi bangunan
penanggulangan
yang
kebakaran yang tersedia di
cukup
tinggi
risiko
kebakarannya.Terlebih lagi bahwa
RS
PKU
sebagian penghuni rumah sakit
Yogyakarta Unit II?
bencana
Muhammadiyah
merupakan orang sakit tersebut
3. Apa faktor pendukung serta
yang tidak mampu melayani dan
penghambat kesiapan sarana
menyelamatkan
dan
dirinya
sendiri
prasarana
dalam
apabila terjadi kebakaran.6 Oleh
menghadapi
sebab itu, kesiapan rumah sakit
kebakaran di rumah sakit
dalam
tersebut?
menanggulangi
kebakaran
menjadi
bencana
sangat
bencana
BAHAN DAN CARA
diperlukan.
3
Kelengkapan
Penelitian ini merupakan
jenis
penelitian
kualitatif.
sarana
dan
prasarana menghadapi bencana
kebakaran
di
RS
PKU
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
penelitian
studi
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
kasus. Penelitian ini dilakukan di
dapat dilihat berdasarkan hasil
RS
observasi yang telah dilakukan.
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II. Subjek dalam
Observasi
penelitian ini adalah manajemen
menyeluruh di komplek bangunan
dan petugas medis maupun non
RS
medis rumah sakit tersebut yang
Yogyakarta
diambil
tersebut
dengan
menggunakan
dilakukan
PKU
secara
Muhammadiyah
Unit
secara
keseluruhan
terdiri
dapat dilakukan dengan memilih
bangunan, yaitu blok A, B, C, D, E,
informan
berdasarkan
dan F. Saat observasi dilakukan,
pertimbangan, kriteria, atau ciri-
blok gedung C, D, E, dan F telah
ciri
ditetapkan
beroperasi. Masing-masing blok
berdasarkan tujuan penelitian.7.
bangunan tersebut terdiri dari 4
Sementara objek penelitian yaitu
(empat) lantai. Sementara untuk
kondisi
dan
blok gedung A belum sepenuhnya
penanggulangan
selesai dibangun karena hanya
bencana kebakaran. Pengumpulan
lantai 1 saja yang telah selesai
data
dibangun,
yang
kesiapan
prasarana
dilakukan
sarana
dengan
teknik
6
Bangunan
teknik purposive. Teknik purposive
tertentu
dari
II.
(enam)
sedangkan
blok
untuk
wawancara dan observasi. Data
gedung di blok B belum dilakukan
yang telah dikumpulkan dianalisis
pembangunan.
secara deskriptif kualitatif.
kelengkapan sarana dan prasarana
HASIL
ini didasarkan pada standar yang
Kelengkapan
Sarana
dan
Observasi
diatur oleh Direktorat Jendral Bina
Prasarana dalam Menghadapi
Pelayanan
Bencana Kebakaran di RS PKU
Kesehatan RI dan Kementerian
Muhammadiyah
Kesehatan RI melalui Pedoman
Unit II
Yogyakarta
Medik
Departemen
Teknis Prasarana Rumah Sakit
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif.
4
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
1. Kelengkapan Sarana
Berdasarkan
ketentuan
menunjukkan
bahwa
Pedoman Teknis Prasarana Rumah
besar
Sakit Sistem Proteksi Kebakaran
dipenuhi kelengkapannya, namun
Aktif dari Kementerian Kesehatan
adapula
Tahun 2007, sarana menghadapi
tersedia. Salah satu sarana penting
bencana kebakaran di rumah sakit
dalam
meliputi tanda dilarang merokok,
bencana kebakaran yang belum
tanda/ petunjuk keluar, alarm
terdapat
kebakaran, alat detektor panas,
gedung RS PKU Muhammadiyah
alat detekror asap, alat pemadam
Yogyakarta Unit II adalah detektor
kebakaran
(APAR),
asap. Hasil observasi menunjukkan
slang air dan/atau hidran, serta
bahwa alat tersebut belum ditemui
saluran telepon khusus keadaan
pada
darurat.8
gedung. Berikut merupakan tabel
Hasil
dilakukan
api
ringan
observasi
di
RS
yang
sarana
sebagian
tersebut
sarana
sistem
di
yang
telah
belum
penanggulangan
dalam
keseluruhan
bangunan
bangunan
yang menunjukkan hal tersebut:
PKU
Tabel 4.1. Kelengkapan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Aspek
Ada Tida
Sesuai
Keterangan
k Ada Standard
Tanda dilarang merokok
a. Sekitar ICU
√
Ya
Penempatan
secara
b. Sekitar ruang gawat darurat
√
Ya
mencolok
c. Sekitar labortorium
√
Ya
Penempatan
secara
d. Sekitar kamar operasi
√
Ya
mencolok
Penempatan
secara
mencolok
Penempatan
secara
mencolok
Tanda/petunjuk KELUAR/EXIT
√
Tidak
Tidak
selalu
diterangi
lampu
Alarm kebakaran
√
Ya
Manual dan otomatis
Alat detektor panas
√
Ya
Terpasang
merata,
terhubung dengan alarm
Alat detektor asap
√
Tidak
Tidak terdapat detektor
asap
Alat pemadam api ringan
5
(APAR)
√
a. Di ruang rawat inap
√
b. Di area parkir kendaraan
√
c. Di koridor/lorong menuju
exit
Slang air dan/atau hidran
a. Slang air di dalam rumah
√
sakit
√
b. Hidran
√
c. Sprinkler air
Saluran telepon khusus keadaan
√
darurat
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Tidak
Tidak
Tidak
Jenis APAR belum sesuai
lokasi
Tidak terdapat APAR
Jenis APAR belum sesuai
lokasi
Ya
Ya
Tidak
Memadai
Memadai
Beberapa gedung belum
dilengkapi sprinkler
Berfungsi
Tabel 4.1 menggambarkan
Selain
Ya
sarana
garis besar hasil observasi yang
penanggulangan
dilakukan terhadap kelengkapan
kebakaran,
sarana penanggulangan bencana
penanggulangan
kebakaran
PKU
kebakaran juga merupakan aspek
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
penting dalam keseluruhan sistem
II. Dapat dilihat bahwa masih
penanggulangan
terdapat
rumah sakit. Berikut merupakan
di
RS
beberapa
penanggulangan
sarana
bencana
tabel
bencana
prasarana
bencana
kebakaran
yang
di
menunjukkan
kebakaran yang belum terpasang
rangkuman
sesuai standar yang diatur oleh
prasarana
Dirjen
bencana kebakaran di RS PKU
Bina
Pelayanan
Medik
hasil
observasi
penanggulangan
Depkes RI Tahun 2007.8
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
2. Kelengkapan Prasarana
II:
Tabel 4.2. Kelengkapan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Aspek
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer
b. Rute evakuasi alternatif
c. Tanda/simbol
menuju
evakuasi
Ada
rute
√
√
√
√
Tida
k Ada
Keterangan
Belum
mengarah
berkumpul
Belum
mengarah
berkumpul
ke
titik
ke
titik
2
d. Tanda/simbol sepanjang rute
e. Penerangan sepanjang rute
f. Sumber energi alteratif saat listrik
padam
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya
dilalui saat keadaan darurat)
√
√
Jalur yang melandai/ramp
√
Terpasang jelas, belum merata
Terpasang jelas, belum merata
Mencukupi
Diesel
Cukup lebar, belum cukup tinggi
Tanpa pegangan panik
Menuju arah jalur evakuasi
Cukup lebar
Tanpa pegangan rambatan
Tersedia, namun end point belum
ada
√
Titik lokasi berkumpul sebagai ujung
√
rute evakuasi
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan
data
pada
observasi
yang
Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada
kelengkapan
dasarnya
sarana
prasarana
penanggulangan
kebakaran
bencana
di
RS
PKU
menunjukkan
dari
dan
unsur-unsur
prasarana
penanggulangan
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
telah tersedia seluruhnya. Hanya
II. Pada bagian ini, lebih lanjut
saja
beberapa
diuraikan mengenai pemanfaatan
standar yang belum terpenuhi
sarana dan prasarana tersebut
menurut
yang
masih
terdapat
Keputusan
Kesehatan
Menteri
RI
Nomor
didasarkan
wawancara
pada
dengan
hasil
beberapa
1087/MENKES/SK/VIII/2010
informan.
tentang Standar Kesehatan dan
penelitian yang telah dilakukan,
Keselamatan
dapat
Kerja
di
Rumah
Sakit.9
Berdasarkan
diketahui
hasil
bahwa
pemanfaatan sarana dan prasarana
Pemanfaatan
Sarana
Prasarana
Bencana
Tersedia
dan
Penanggulangan
Kebakaran
di
Muhammadiyah
penanggulangan
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
yang
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
PKU
berkaitan dengan dua kondisi,
Yogyakarta
yaitu sebelum terjadi bencana dan
RS
Unit II
saat terjadi bencana.
Pada bagian sebelumnya
telah diuraikan mengenai hasil
1. Pemanfaatan Sebelum Terjadi
Bencana
2
Pemanfaatan sarana dan
sakit atas potensi kebakaran
penanggulangan
yang ada.
bencana sebelum terjadi bencana
b. Pelatihan
prasarana
berkaitan
dengan
memanfaatkan
sarana
prasarana
kebakaran
proses
dan
penanggulangan
yang
ada
untuk
penanggulangan
bencana kebakaran
Pelatihan
penanggulangan
bencana kebakaran di RS PKU
Muhammadiyah
menyiapkan ketahanaan seluruh
Unit
pihak dalam rumah sakit. Artinya,
kegiatan
dalam hal ini sarana prasarana
penanggulangan
penanggulangan
kebakaran,
bencana
II
Yogyakarta
dilakukan
melalui
sosialisasi
SOP
bencana
pemberian
teori
kebakaran yang ada dimanfaatkan
mengenai bencana kebakaran,
untuk membangun kesiapan pada
serta pelatihan atau simulasi
diri seluruh pegawai rumah sakit
penggunaan APAR dan hidran.
menghadapi
kemungkinan
Berdasarkan hasil penelitian
bencana kebakaran yang mungkin
yang telah dilakukan, dapat
terjadi.
diketahui
bahwa
kegiatan
penelitian
tersebut merupakan kegiatan
RS
PKU
rutin. Pelatihan telah dilakukan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
secara rutin, namun saat ini
memanfaatkan sarana prasarana
sedang dilakukan perubahan
penanggulangan bencana untuk:
frekuensi
a. Mencegah terjadinya bencana
yang
Hasil
menunjukkan
bahwa
penyelenggaraanya
direncanakan
menjadi
kebakaran
dua kali dalam satu bulan.
Pemanfaatan sarana prasarana
Sebelumnya, pelatihan rutin
penanggulangan
dilakukan
kebakaran
dua
kali
dalam
untuk pencegahan terjadinya
setahun dengan peserta yang
bencana
berbeda
dilihat
kebakaran
dari
dapat
pemanfaatan
karena
sasarannya
adalah untuk seluruh pegawai.
beragam simbol yang ditujukan
2. Pemanfaatan
untuk meningkatkan kesadaran
Bencana
Saat
Terjadi
seluruh individu dalam rumah
2
Selain pemanfaatan sarana
prasarana
sebelum
terjadinya
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
menjadi sepenuhnya memenuhi
bencana kebakaran, terdapat pula
standar.
sarana dan prasarana yang secara
dasarnya telah tersedia, namun
khsuus hanya dimanfaatkan untuk
masih perlu perbaikan. Begitu pula
kondisi darurat yang terjadi. Hasil
dengan tangga darurat yang dapat
penelitian
digunakan
menunjukkan
bahwa
Jalur
evakuasi
untuk
pada
evakuasi,
bencana kebakaran belum pernah
meskipun belum secara khusus
terjadi di RS PKU Muhammadiyah
dirancang untuk evakuasi karena
Yogyakarta Unit II. Artinya, sarana
didesain untuk perawatan gedung.
prasarana tersebut belum pernah
Oleh sebab itu, perlu dilakukan
digunakan. Hanya saja, dalam hal
upaya
ini beberapa sarana prasarana
memenuhi standar tersebut.
telah disiapkan secara khusus.
Faktor
Sarana
dirancang
prasarana
khusus
yang
hanya
lebih
lanjut
Pendukung
dan
Prasarana
Menghadapi
adalah lokasi titik berkumpul, jalur
Kebakaran
evakuasi, pintu dan tangga darurat.
Muhammadiyah
RS
Unit II
Muhammadiyah
serta
Penghambat Kesiapan Sarana
dimanfaatkan saat terjadi bencana
PKU
untuk
Bencana
di
Hasil
Yogyakarta Unit II memiliki satu
dalam
RS
PKU
Yogyakarta
penelitian
lahan di bagian depan komplek
dilakukan
bangunan
Muhammadiyah Yogyakarta unit II
yang
dimanfaatkan
di
yang
menjadi titik berkumpul. Hanya
menunjukkan
saja belum terdapat tanda papan
beberapa
nama untuk penunjuk end point-
maupun
nya.
dengan
RS
bahwa
faktor
terdapat
pendukung
penghambat
kesiapan
PKU
terkait
sarana
dan
prasarana
dalam
perbaikan yang perlu dilakukan
bencana
kebakaran.
untuk membuat sarana prasarana
pendukung yang paling utama
penanggulangan
dalam hal ini adalah ketersediaan
Masih terdapat beberapa
kebakaran
di
bencana
RS
PKU
sarana
dan
menghadapi
Faktor
prasarana
3
penanggulangan
bencana
bahwa
anggaran
merupakan
kebakaran di rumah sakit tersebut.
bagian dari faktor penghambat
Hal ini diungkapkan oleh seluruh
kesiapan
informan yang menyatakan bahwa
penanggulangan
ketersediaan
kebakaran
alat
sangat
sarana
prasarana
bencana
di
RS
PKU
mendukung kesiapan, meskipun
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
terdapat beberapa hal yang masih
II. Anggaran untuk sarana dan
perlu
prasarana
diperbaiki
membuatnya
lebih
untuk
bermanfaat
penanggulangan
bencana dirasa masih menjadi
hambatan
optimal.
Bukan hanya ketersediaan
tersendiri.
dikarenakan
tidak
Hal
ini
jarang
pos
sarana dan prasarana saja yang
anggaran yang sudah dianggarkan
menjadi pendukung bagi kesiapan
kemudian
penanggulangan bencana. Lebih
pelayanan kesehatan.
dari
itu,
unsur
memberikan
SDM
kontribusi
Anggaran masih menjadi
yang
hambatan dalam kesiapan sarana
dan
tersebut
prasarana
penanggulangan
kemudian
akan
bencana kebakaran di rumah sakit
sarana
dan
tersebut. Selain berkaitan dengan
penanggulangan
masalah anggaran, belum adanya
mengoperasikan
prasarana
untuk
juga
besar. Hal ini dikarenakan SDM
yang
bergeser
bencana ketika kebakaran benar-
simulasi
benar terjadi. Oleh sebab itu,
kebakaran secara nyata di dalam
adanya kesiapan yang dibangun
gedung juga menjadi hambatan
melalui
tersendiri. Hal ini dikarenakan
pelatihan
kemudian
penanggulangan
menjadi satu faktor pendukung
evaluasi
tersendiri.
prasarana tersebut menjadi belum
Selain
itu,
dana
juga
merupakan bagian dari faktor
pendukung bagi kesiapan sarana
prasarana
penanggulangan
atas
kesiapan
sarana
diketahui secara pasti mengingat
kebakaran belum pernah terjadi.
Simulasi
dilakukan
yang
mendekati
tidak
kondisi
bencana. Pada sisi lain, adapula
sebenarnya seperti saat terjadi
beberapa pihak yang menyatakan
kebakaran
membuat
evaluasi
4
kesiapan sarana dan prasarana
penanggulangan
menjadi belum teruji akurat. Lebih
kebakaran di rumah sakit ini
lanjut,
berkaitan
menjadi sangat penting karena
dengan hambatan dari kesiapan
bencana memiliki potensi untuk
mental para pegawai sendiri ketika
menyebabkan
menghadapi
sebab itu, RS PKU Muhammadiyah
hal ini
juga
kondisi
tersebut.
Kesiapan sarana dan prasarana
Yogyakarta
tidak
urgensi
hanya
berkaitan
dengan
bencana
kerugian.8
Unit
II
yang
Oleh
memiliki
tinggi
dalam
ketersediaan alatnya saja, tetapi
memenuhi kesiapan sarana dan
juga dengan kesiapan SDM yang
prasarana tersebut.
Sebagaimana
dapat menggunakannya dengan
telah
kondisi
diuraikan pada bagian sebelumnya
kebakaran benar-benar terjadi dan
bahwa kelengkapan sarana dan
terdapat
antara
prasarana RS PKU Muhammadiyah
itu,
Yogyakarta Unit II pada dasarnya
tepat.
Terutama
saat
kepanikan
pegawai.
Oleh
di
sebab
simulasi
dengan
telah
kondisi
menyerupai
kondisi
terdapat komponen yang belum
darurat
sebenarnya
untuk
memenuhi standar. Pemenuhan
diperlukan
terpenuhi.
mengatasi hambatan tersebut.
standar
PEMBAHASAN
dikesampingkan
Berdasarkan
hasil
ini
Hanya
tidak
saja
dapat
mengingat
apabila kondisi darurat benar-
penelitian yang telah diuraikan,
benar
dapat dikatakan bahwa dalam hal
komponen yang tidak memenuhi
ini pada dasarnya sarana dan
standar, maka akibatnya akan
prasarana
penanggulangan
sangat fatal. Kondisi ini tidak
bencana kebakaran di RS PKU
terlepas dari fungsi rumah sakit
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
yang memang sangat rentan akan
telah disiapkan, meskipun masih
mengalami
bencana,
terutama
terdapat
kebakaran
sebagai
bencana
beberapa
kekurangan
terjadi
dan
terdapat
untuk menjadi suatu sistem yang
internal.8 Oleh sebab itu, berbagai
optimal.
unsur sarana dan prasarana yang
Kesiapan
sarana
dan
prasarana sebagai bagian dari
belum
memenuhi
standar
5
sebagaimana diungkapkan dalam
prasarana dari unsur kuantitas
penelitian ini sebaiknya segera
saja,
ditindaklanjuti
standar kualitas sehingga sarana
untuk
tetapi
juga
mengoptimalkan
kesiapan
dan
penanggulangan
bencana
diandalkan jika bencana terjadi.
kebakaran
di
RS
PKU
prasarana
pemenuhan
Beberapa
tersebut
unsur
sarana
dapat
dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
prasarana yang belum memenuhi
II.
standar
untuk
penanggulangan
dikarenakan
bencana kebakaran di rumah sakit
kesiapan penanggulangan bencana
tersebut secara rinci dapat dilihat
kebakaran tidak hanya berkaitan
pada tabel berikut:
Hal
ini
dengan kelengkapan sarana dan
Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang Belum Memenuhi
Standar
Aspek
Sarana
Tanda/Petunjuk KELUAR/EXIT
Alat Detektor Asap
APAR
Sprinkler Air
Prasarana
Rute evakuasi
a. Rute evakuasi primer
b. Rute evakuasi alternatif
c. Tanda/simbol
menuju
rute
evakuasi
d. Tanda/simbol sepanjang rute
Standar
RS PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
Selalu
diterangi Belum selalu diterangi
lampu
lampu
Ada dalam sistem Belum
ada
dalam
sistem
Lokasi
Beberapa Belum sesuai
penempatan
sesuai
dengan
jenis APAR
Wajib di setiap Belum terpasang di
lantai
untuk setiap lantai
bangunan > 2
lantai
Mengarah ke titik
berkumpul
Mengarah ke titik
berkumpul
Jelas dan merata
Belum mengarah ke
titik berkumpul
Belum mengarah ke
titik berkumpul
Belum
terpasang
6
Jelas dan merata
merata
Belum
terpasang
merata
Belum cukup tinggi,
tanpa pegangan panik.
Standar tinggi: 270 cm,
Observasi: 210 cm
Pintu/ jalan keluar darurat (Hanya Cukup
lebar,
dilalui saat keadaan darurat)
cukup
tinggi,
menuju
jalur
evakuasi, dengan
pegangan panic
Jalur yang melandai/ramp
Cukup
lebar Belum ada pegangan
dengan pegangan rambatan
rambatan
Titik lokasi berkumpul
Memiliki end point Belum ada end point
Sumber: Observasi 26 Januari 2015 (Diolah)
Berdasarkan hal tersebut,
dan parasarana, yaitu membangun
dapat diketahui bahwa sarana dan
jalur evakuasi dari lantai atas,
prasarana yang belum memenuhi
serta pengadaan baju tahan api
standar masih cukup banyak. Hal
sebagai bagian dari kelengkapan
ini dapat dijadikan input bagi
penanggulangan
proses
kebakaran di rumah sakit.
pengembangan
sistem
penanggulangan
bencana
bencana
Sementara
itu,
terkait
kebakaran oleh pihak RS PKU
dengan pemanfaatan sarana dan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
prasarana
II. Perlunya peningkatan standar
bencana
dari
dan
dalam hal ini dapat dilihat bahwa
prasarana tersebut dikarenakan
pemanfaatannya sebelum bencana
sarana dan prasarana tersebut
terjadi masih perlu ditingkatkan.
adalah unsur-unsur wajib yang
Sebagaimana
harus
kesiapsiagaan
unsur-unsur
ada
standarnya.
penelitian
dan
sarana
telah
Selain
juga
itu,
diatur
penanggulangan
kebakaran
yang
diketahui
ada,
bahwa
menghadapi
hasil
bencana dalam hal ini merupakan
menunjukkan
tindakan yang harus diupayakan.
beberapa unsur lain yang juga
Artinya,
perlu ditingkatkan oleh pihak RS
menghadapi
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
tumbuh
Unit II bagi sistem penanggulangan
memerlukan
bencana
mencapainya. Sasaran utama dari
kebakaran.
Terutama
berkaitan dengan kesiapan sarana
kesiapsiagaan
bencana
begitu
pembentukan
saja
upaya
tidak
namun
untuk
kesiapan
2
menghadapi bencana adalah untuk
untuk menggunakan sarana dan
menumbuhkan
prasarana tersebut.
ketika
ketangguhan
terjadi.10
bencana
Sementara
itu,
simulasi
Ketangguhan ini tentu hanya dapat
yang menyerupai kondisi bencana
disiapkan
sebelum
sesungguhnya dalam hal ini sangat
benar-benar
diperlukan untuk melatih kesiapan
pada
kejadian
saat
bencana
mental para pegawai rumah sakit.
terjadi.
Hal inilah yang mendasari
Sebagaimana
diketahui
bahwa
perlunya optimalisasi pemanfaatan
kondisi bencana kebakaran sangat
sarana dan prasarana sebelum
mungkin menimbulkan kepanikan
kondisi darurat terjadi. Terutama
bagi para pegawai. Oleh sebab itu,
melalui
apabila simulasi hanya dilakukan
pelatihan
penggunaan
sarana dan prasarana maupun
dalam
simulasi yang menyerupai kondisi
kesiapan mental belum cukup
terjadinya
terlatih. Akibatnya, ketika bencana
bencana.
Simulasi
kondisi
penggunaan sarana dan prasarana
kebakaran
perlu dilakukan untuk memastikan
pegawai
bahwa
maka
setiap
pegawai
dalam
normal
terjadi
dan
mengalami
teori
maka
para
kepanikan,
penanggulangan
rumah sakit memiliki pemahaman
bencana kebakaran yang diberikan
mengenai
tersebut.
saat simulasi normal akan sulit
Kemampuan penggunaan sarana
untuk dipraktekkan. Kondisi inilah
dan
yang
prasarana
hal
penanggulangan
mendorong
perlunya
bencana kebakaran oleh setiap
dilakukan
simulasi
dengan
pegawai akan sangat bermanfaat
keadaan menyerupai bencana yang
jika bencana benar-benar terjadi
sesungguhnya.
karena setiap pegawai menjadi
Berdasarkan hal tersebut,
lebih siap untuk berkontribusi
dapat dikatakan bahwa simulasi
dalam
tersebut
menjadi
jumlah korban. Oleh sebab itu, baik
diperlukan
guna
staf medis maupun staf non medis
kesiapan mental dari para pegawai
harus memiliki kemampuan dasar
rumah sakit dalam menghadapi
upaya
meminimalisasi
bencana
kebakaran.
sangat
membangun
Hal
ini
2
dikarenakan kesiapan tidak hanya
Disaster Planning yang belum ada
pada ketersediaan sarana dan
dan
prasarana saja, tetapi juga pada
kelengkapan sarana dan prasarana
SDM
penanggulangan
yang
nantinya
akan
program
peningkatan
bencana
yang
dan
belum menjadi program prioritas.
prasarana tersebut. Upaya yang
Oleh sebab itu, diperlukan analisis
dapat
adalah
lebih lanjut bagi pihak internal
perencanaan dan program, sistem
manajemen rumah sakit untuk
dan
mengatasi permasalahan tersebut.
mengoperasikan
sarana
dilakukan
prosedur,
pelatihan
dan
Unsur kedua adalah sistem
pendidikan untuk menjamin ketika
bencana benar-benar terjadi maka
dan
sumber daya dapat dimobilisasi
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
secara efektif.8 Secara garis besar,
dalam hal ini telah membangun
pada
sistem
dasarnya
ketiga
aspek
prosedur.
RS
dan
PKU
prosedur
tersebut telah dipenuhi oleh RS
penanggulangan
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
kebakaran secara komprehensif.
Unit II. Perencanaan dan program
Hal
dapat dilihat dari perencanaan
kelengkapan sarana dan prasarana
anggaran
penyusunan
yang
peningkatan
pemanfaatan sarana dan prasarana
sarana prasarana penanggulangan
tersebut yang telah disiapkan sejak
bencana kebakaran. Sebagaimana
bencana belum terjadi. Selain itu,
diuraikan dalam hasil penelitian
alur prosedur komunikasi dan
sebelumnya
bahwa
pihak
koordinasi
manajemen
RS
PKU
kebakaran
maupun
program-program
ini
bencana
dapat
telah
dilihat
ada,
maupun
apabila
terjadi
dari
bencana
juga
telah
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
disiapkan dalam suatu rangkaian
telah menganggarkan secara rutin
sistem yang jelas. Hal ini akan
pada pos anggaran K3. Sementara
sangat
untuk program, dalam hal ini
menunjang
kesiapan
masih
penanggulangan
bencana
terdapat
permasalahan,
bermanfaat
untuk
terutama
berkaitan
dengan
kebakaran secara keseluruhan di
program
perencanaan
Hospital
rumah sakit tersebut. Namun hal
3
yang masih kurang dalam sistem
bencana
kebakaran.
Uraian
dan prosedur ini yaitu keberadaan
tersebut
menunjukkan
bahwa
SOP
secara
(Standard
Operational
fisik
pelatihan
dan
Procedure) yang masih sangat
pendidikan
minim, dimana SOP mengenai
bencana
penanggulangan kebakaran yang
dilakukan. Hanya saja untuk sisi
dimiliki
PKU
kesiapan mental pegawai masih
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
diperlukan peningkatan. Hal ini
hanya
menjadi penting guna memastikan
oleh
RS
SOP
tentang
cara
bahwa
penggunaan APAR.
Unsur
ketiga
pelatihan
dan
Sebagaimana
adalah
penanggulangan
kebakaran
teori
penggunaan
telah
dan
praktek
sarana
prasarana
pendidikan.
yang diberikan dapat dilakukan
diuraikan
secara tepat saat kondisi bencana
telah
dalam hasil penelitian sebelumnya
benar-benar terjadi.
bahwa RS PKU Muhammadiyah
Berdasarkan
uraian
Yogyakarta Unit II secara rutin
tersebut, dapat dikatakan bahwa
telah memiliki jadwal pelatihan
penanggulangan
dan
penanggulangan
kebakaran telah dilakukan oleh RS
bencana kebakaran bagi seluruh
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pegawai.
Pelatihan
tersebut
Unit II, baik melalui persiapan
dilakukan
untuk
memberikan
sarana dan prasarana maupun
simulasi
pemahaman
teoritis
tentang
kesiapan
SDM.
Penerapannya
dan
menjadi
kebakaran, maupun tindakan yang
terdapat
berbagai
harus
pendukung
dalam
pencegahan
bencana
diambil
kebakaran
saat
terjadi.
bencana
Pelatihan
lebih
bencana
Permasalahannya
mudah
karena
faktor
prosesnya.
adalah
masih
tersebut dilakukan satu rangkaian
terdapat beberapa kendala yang
dengan simulasi, sehingga setelah
menjadi
teori diberikan maka para pegawai
mencapai
juga
prasarana secara optimal.
diberikan
pengetahuan
tentang cara penggunaan sarana
dan
prasarana
penghambat
untuk
kesiapan
sarana
KESIMPULAN
penanggulangan
4
Berdasarkan
hasil
2. Pemanfaatan
sarana
dan
penelitian yang diperoleh, dapat
prasarana
disimpulkan bahwa pada dasarnya
bencana
RS
Muhammadiyah
dimanfaatkan untuk mencegah
Yogyakarta Unit II telah memiliki
bencana serta disiapkan untuk
kesiapan sarana dan prasarana
digunakan
penanggulangan
kebakaran
PKU
bencana
penanggulangan
kebakaran
saat
Permasalahannya,
dari:
pemanfaatan
sarana
dan
bencana
terjadi.
kebakaran. Hal ini dapat dilihat
1. Kelengkapan
telah
didasarkan
ini
masih
pada
kondisi
penanggulangan
normal.
bencana kebakaran sebagian
evaluasi
besar telah sesuai dengan
pemanfaatannya untuk kondisi
standar
Teknis
bencana
maupun
Prasarana Rumah Sakit Sistem
simulasi
yang
menyerupai
Proteksi Kebakaran Aktif dari
bencana.
Oleh
sebab
Kementerian Kesehatan Tahun
kesiapan sarana dan prasarana
2007.
tersebut secara nyata belum
prarasana
Pedoman
Hanya
saja
masih
terdapat beberapa unsur yang
perlu
ditingkatkan,
seperti
Belum
terdapat
terkait
kondisi
itu,
terukur dengan tepat.
3. Terdapat faktor pendukung
penambahan detektor asap,
yang
penambahan
seperti ketersediaan sarana
jumlah
APAR
dapat
serta penempatan jenis APAR
dan
yang
antusiasme
sesuai
lokasinya,
sprinkler
menurut
pemerataan
di
semua
blok
dioptimalkan,
prasarana
maupun
SDM
memiliki
untuk
kemampuan
penanggulangan
bencana
gedung, jalur evakuasi untuk
kebakaran. Hanya saja dalam
lantai atas, perbaikan pintu/
hal ini masih ditemui beberapa
jalan keluar darurat dan papan
kendala
nama serta bangunan di titik
terselesaikan.
berkumpul.
berkaitan dengan kendala dari
sisi
yang
anggaran
belum
Terutama
yang
lebih
5
diprioritaskan
untuk
meningkatkan
pelayanan
http://geospasial.bnpb.go.id/p
antauan
kesehatan.
bencana/data/datakbmukim.p
DAFTAR PUSTAKA
hp, pada tanggal 21 Desember
1. Undang-Undang
Nomor
44
Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
2014.
6. Hesna,Y., Hidayat, B., Suwanda,
S.
2. Saanin, S.
.
2009.
Evaluasi
Sistem
Pedoman
Keselamatan Kebakaran pada
Rumah
Sakit
dr. M. Djamil Padang. Jurnal
(P3BRS)/
Hospital
Disaster
Rekayasa Sipil, Volume. 5, No. 2,
Plan ,
diakses
dari
http://www.angelfire.com/nc/
7. Moleong, L. J. 2007. Metodologi
neurosurgery/Hosdipapl.html#
Penelitian Kualitatif. Bandung:
jenis, pada tanggal 2 Januari
Remaja Rosdakarya Offset.
Perencanaan
Bencana
Penyiagaan
2014.
3. Peraturan
Nasional
Bencana
Oktober 2009
8. Direktorat
Kepala
Jenderal
Bina
Badan
Pelayanan Medik Departemen
Penanggulangan
Kesehatan RI. 2007. Hospital
Nomor
10
Tahun
2008
4. Peraturan
Bangunan Gedung Rumah Sakit
Preparedness for Emergencies &
Disasters. Jakarta: Departemen
Menteri
Dalam
Kesehatan RI.
Negeri No. 27 Tahun 2007
9. Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman Penyiapan
No. 1087 Tahun 2010 tentang
Sarana dan Prasarana dalam
Standar
Penanggulangan Bencana
Keselamatan Kerja di Rumah
5. Badan
Penanggulangan
Nasional
Bencana.
Kesehatan
dan
Sakit.
10. Purwana, R. 2013. Manajemen
2014. Data Kejadian Bencana
Kedaruratan
Kebakaran Pemukiman. Diakses
Lingkungan
dalam
dari
Bencana.
Jakarta:
Kesehatan
Kejadian
Raja
11. Grafindo.
6