Perancangan Interior Bengkel Mobil Off-Road.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

INTERIOR DESIGN OF A SERVICE CENTER FOR

OFF-ROAD CARS

Pada kondisi tertentu, setiap mobil memerlukan perawatan atau perbaikan. Ada mobil yang memerlukan dan perawatan dan perbaikan khusus, yaitu mobil offroad. Mobil off-road merupakan mobil dengan body dan kapasitas mesin yang lebih besar daripada mobil biasa. Maka mobil off-road memeerlukan perawatan yang lebih efisiensi dibandingkan mobil-mobil lainnya.

Tujuan dari perancangan bengkel mobil offroad adalah mendesain bengkel yang tidak biasa yang sesuai dengan ketidakbiasaan mobil offroad. Selain itu mengaplikasikan pattern ke dalam desain bengkel yang tidak biasa, mengexporasi pattern yang di buat berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Adapun konsep dari perancangan ini menerapkan pola patern ke dalam interior. Pola yang digunakan, dihasilkan dari pengguaan shape grammar. shape grammar adalah sebuah aturan-aturan yang diterapkan ke dalam desain. Pola yang dihasilkan dibuat oleh aturan-aturan tersebut, dipandang cukup unik untuk digunakan ke dalam sebuah perancangan bengkel yang tidak biasa.

Kata kunci : pattern, shape grammar, off-road.

In a certain condition, each car needs care or repair. There are cars that need special care and repair. They are off-road cars, cars with larger body and engine capacity than common cars. Thus, these off-road cars need more efficient care compared to other kinds of cars.

The aim of designing a service center for off-road cars is to design an unusual service center which suits the uniqueness of off-road cars. Apart from that, it is also to apply certain pattern to the design of the unusual service center to explore the pattern which is made based on the predefined rules.

The concept of this design is to apply the pattern to the interior. The pattern used is produced by using shape grammar, rules that are applied to the design. This kind of pattern is considered quite unique to be used in designing a unique service center.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakng ... 1

1.2 IdentifikasiMasalah ... 2

1.3 Ide gagasan ... 3

1.4 Manfaat perancangan ... 3

1.5 Ruang lingkup ... 4

1.6 Sistematika penulisan... 4

BAB II BENGKEL 2.1 pengertian bengkel ... 5

2.2 Mobil Offroad ... . 6

2.3 Bengkel Mobil Offroad ... 10

2.4 Showroom ... 10

2.5 Deskontruksi dan Pattern ... 12

2.6 Studi Banding ... 19

.... .6. Auto Bridal Bandung………. 9

.... .6. Mercedes Benz Singapura………..….. BAB 3 3.1 Deskripsi Objek Studi ... 28

3.2 Akses Bangunan ... 28


(3)

v Universitas Kristen Maranatha

3.4 Flow Activity ... 34

3.5 Program Ruang ... 35

3.6 Pola Hubungan Ruang ... 37

BAB 4 Analisa Perancangan 4.1 Implementasi Konsep ... 38

4.1.1 Konsep Bentuk ... 38

4.1.2 Konsep Warna ... 41

4.1.3 Konsep Material ... 41

4.1.4 Konsep Texture ... 42

4.1.5 Konsep Pencahayaan ... 42

4.1.6 Konsep penghawaan ... 42

4.1.7 Keamanan ... 42

4.1 Zona Bengkel ... 44

4.2 Zona Receptionis dan Showroom ... 45

4.3 Zona focus area ... 46

BAB 5 5.1 Kesimpulan………..47

5.2 Saran……… 47


(4)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Padalarang – Jawa Barat merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki luas 4.543.644Ha2 dengan kondisi alam dan struktur geologi yang kompleks dengan wilayah pegunungan dan bukit. Kota ini juga menyimpan berbagai potensi menyangkut sumber daya air, pemanfaatan lahan, pesisir dan laut, serta sumber daya perekonomiannya. Perkembangan daerah-daerah di wilayah Jawa Barat semakin pesat dengan adanya objek yang unggul kondisi sumber daya alam yang memadai.

Padalarang merupakan wilayah yang mempunyai pusat daya tarik masyarakat untuk berkegiatan alam. Daya tarik masyarakat di wilayah ini antara wisata alam. Salah satu daya Tarik kegiatan alam itu sendiri adalah off-road

Pengertian Off-road itu sendiri adalah suatu kegiatan menjelajahi jalanan dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor jenis tertentu di luar jalan raya (beraspal), seperti jalan tanah, berlumpur, berpasir, sungai, atau batuan yang masih dalam kondisi apa adanya. Hobi berkegiatan off-road sangat banyak diminati karena sifat menantang dan menguji mental saat melewati jalur yang dilalui. Bagi sebagian orang menyusuri jalanan yang berlubang biasanya menjadi keluhan ataupun kendala tersendiri. Berbeda dengan para off-roader, yang justru mencari jalan dengan medan yang tak selazimnya. Dikarenakan off-road lebih banyak bersentuhan dengan alam, maka tak heran jika para pecinta off-road juga adalah para pecinta alam dan cara lain menjalani hidup.

Awalnya, sekitar tahun 90-an, off-road bukanlah sebuah olahraga, tapi lebih mengarah pada petualangan. Dimana para anggotanya adalah orang-orang yang suka mengeksplorasi alam dengan menggunakan kendaraan. Dikarenakan banyak pula pecinta otomotif yang bergabung, maka berkembang speed off-road di tahun


(5)

2 Universitas Kristen Maranatha

1998. Bebrapa diantaranya diwujudkan dalam kompetisi. Hingga pada akhirnya trek extrem pun menjadi tantangan selanjutnya. Dengan beragamnya kebutuhan

off-roader akan semua hal tersebut, terbentuklah IOF tahun 1999, di Jakarta. Dan

kini telah memiliki Pengurus Daerah di 32 Propinsi di seluruh Indonesia.

Pada kondisi tertentu, mobil memerlukan perawatan atau perbaikan. Perawatan dan perbaikan kendaraan harus dilakukan agar umur pakai kendaraan lebih panjang atau paling tidak sama dengan umur pakai yang telah diprediksikan dan dirancang oleh pabrik pembuat. Meskipun demikian, perawatan dan perbaikan kendaraan bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal tersebut memerlukan pengetahuan khusus. Berdasarkan hal tersebut, mobil yang sering dipakai pasti akan membutuhkan perawatan karena mesin mobil yang terus menerus bekerja. Maka dari itu mobil membutuhkan bengkel.

Bengkel dilihat dari fungsinya secara tradisional merupakan suatu tempat dimana pemakai kendaraan memperbaiki atau menservice kendaraannya secara rutin dalam pemakaiannya. Nilai-nilai mekanik yang terdapat didalam bengkel pada umumnya mengutamakan efisiensi dari fungsinya sebagai bengkel. Sedangkan mobil-mobil off-road yang akan dibahas merupakan kendaraan yang tidak efisien.

Mobil off-road merupakan mobil dengan body dan kapasitas mesin yang lebih besar daripada mobil biasa. Maka mobil off-road memeerlukan perawatan yang lebih efisiensi dibandingkan mobil-mobil lainnya.bengkel ini akan menerapkan

postmodernisme dalam pengaplikasian desain bengkel ini.

1.2 Identifikasi masalah

Padalarang merupakan daerah yang dipakai untuk kegiatan off-road. Hal ini dikarenakan kondisi alam di Padalarang yang mendukung kegiatan off-road. Akan tetapi Padalarang belum memiliki fasilitias bengkel yang khusus menangani mobil

off-road. Dari perrmasalahan ini muncul ide untuk membangun sebuah bengkel


(6)

3 Universitas Kristen Maranatha

dipilih karena gaya postmodern memiliki pemikiran desain yang irasiona seperti kegiatan off-road di alam terbuka dimana alam merupakan hal dimana alam merupakan sesuatu yang tidak dibatasi oleh manusia.

1.3 Ide gagasan

Permasalahan yang ada di Padalarang yaitu tidak adanya bengkel khusus kendaraan off-road memunculkan ide untuk mendesain sebuah bengkel off-road yang berbeda dengan bengkel lainnya terutama dari segi desain. Postmodern memiliki ciri-ciri yang mendasar pada bangunan seperti bentukan bangunan yang bersifat irasional, tetapi mengekspresikan sesuatu, tidak hanya sebagai stilasi (penyederhanaan) dari satu bentukan tertentu, tetapi dari penggunaan material, dan warna serta struktur dan teknologi yang berkembang juga menjadi bagian dari pemikiran postmodern.

Sehingga ide desain yang akan diterapkan kedalam bengkel yaitu pada bentukan bangunan seperti pada ceiling, dinding, lantai dan furniture yang akan didesain dengan bentuk dekonstruksi. Melalui elemen interior tersebut maka kesan ruang yang ingin dicapai salah satunya yaitu user meraskan kesan penasaran, unik, dan

fun. Sedangkan pada garis-garis lengkung, abstrak dan sudut-sudut yang

bermunulan di setiap sisi merupakan hasil dari stilasi dari alur off-road kedalam sebuah bangunan bengkel yang mengundang imajinasi orang kedalam desain tersebut.

1.4 Tujuan penulisan

1. Merancang bengkel yang tidak biasa untuk mobil off-road.

2. Mengaplikasikan pattern kedalam desain bengkel yang tidak biasa, dan mengeksporasi pattern yang dibuat dari aturan-aturan yang telah ditetapkan.


(7)

4 Universitas Kristen Maranatha

Batasan masalah yang digunakan pada perancangan hanya pada bengkel mobil

off-road, mengeksporasi dan mengaplikasikan pattern yang akan digunakan pada

interior bengkel mobil off-road.

1.6 Manfaat Perancangan

1. Bagi penulis, dapat memahami tentang perancangnan interior dengan permasalahan yang dihadapi.

2. Jurusan Desain Interior

Laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi jurusan interior mengenai dasar-dasar dan aturan dalam mendesain sebuah bengkel Off-road. 3. Pembaca

Laporan ini diharapkan menjadi tolak ukur kemampuan penulis dalam menganalisa sebuah proyek desain.

1.7 Ruang Lingkup

Tempat ini merupakan Marketing Galerrydi padalarang dengan luas bangunan sekitar 7900m2. Fasilitas yang terdapat di Marketing Gallery Padalarang adalah tempat mempromosikan perumahan yang ada di padalarang dan gallery miniature rumah.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, gagasan perancangan, ruang lingkup perancangan, sistematika penulisan Karya Tulis.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan pengertian, bengkel, off-road, café, gallery, dan shop area dan postmodern

BAB III Deskripsi Objek Studi

Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi site yang digunakan beserta foto-foto hasil survey, zoning dan blocking, dan sirkulasi user.


(8)

46 Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan

Sebuah desain pasti memiliki konsep tersendiri dalam penerapan desainnya, konsep dipilih dengan tujuan memberikan kesan pada sebuah ruangan. Dalam hal ini konsep yang dipilih untuk mendesain sebuah bengkel adalah dengan mererapkan pola pattern segitiga dengan teori Shape grammar, dan autran-aturan yang beralaku dapat memberikan kesan tersendiri pada ruang tersebut. Kita bisa menemukan gaya ataupun bentukan desain yang baru dengan aturan-aturan yang ada dengan menerapka teori

Shape grammar. Sama seperti desain pada bengkel off-road yang mengaplikasikan

pattern segitiga kedalam interiornya. Saran

Pengunaan pattern segitiga dalam bengkel dengan menggunakan rumus dan aturan-aturan dapat di terapkan ke dalam interiornya. Jika pattern segitiga dapat diterapkan, pasti ada pattern – pattern lainnya yang bisa di terapkan juga di dalam interior ruangan dengan rumus dan aturan yang sama, hanya saja bentukannya yang berbeda.


(9)

Universitas Kristen Maranatha Daftar Pustaka

Terry Knight, introduction to shape grammar,2000

Lund, E. and Yost, P.:1997, Deconstruction - Building Disassembly and Material Salvage: The Riverdale Case Study. NAHB Research Center, Inc., Upper Marlboro, MD.

T. Knight, “Designing a Shape Grammar” inJ. S. Gero and F. sudweeks, eds., Artifical

Intelligence in Design ‘98 (Kluwer Academic Publishers, 1998), page. 514. Colin Dictionary, service center Dictionary, page 156

John M. Echols, 2000. Kamus Inggris-Indonesia, hal. 384

G. Stiny and W. J. Mitchell, “The Palladian grammar,” Environment and Planning B 5 (1978).

Majalah Mobil Motor. 2014 edisi 08/XXV. BengelPilihanIndonesia, hal 82-113. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pengertian gallery. Oxford Dictionary. 2005. Pengertian gallery.

Panero Junius . Martin Zenlik 1979. Dimensi Manusia dan Ruang interior Erlangga, Jakarta

John M. Echol.2005. pengertian showroom. kamus inggris-indonesia, , PT. Gramedia 1978.

Prof. Drs. Wojowasito.1980. Showroom. penerbit Hasta Bandung.

http://www.mercedes-benz.com.sg (diunduh tanggal 20 oktober 2015, pukul 23.24 WIB)

http :// KBBI.web,id/Modifikasi

http :// www.bmwforums.info (diunduh tanggal 20 oktober 2015, pukul 22:08 WIB) http :// www. motortrendz..com (diunduh tanggal 09 novemember 2015, pukul 22:16 WIB)


(10)

Universitas Kristen Maranatha

http :// bmwmadiuncommunity.blogspot.com (diunduh tanggal 20 oktober 2015, pukul 22:45 WIB)

http ://www.scribd.com,doc,83192128/penegrtian-dekonstruksi http://www.otomaniac.com


(1)

1998. Bebrapa diantaranya diwujudkan dalam kompetisi. Hingga pada akhirnya trek extrem pun menjadi tantangan selanjutnya. Dengan beragamnya kebutuhan

off-roader akan semua hal tersebut, terbentuklah IOF tahun 1999, di Jakarta. Dan

kini telah memiliki Pengurus Daerah di 32 Propinsi di seluruh Indonesia.

Pada kondisi tertentu, mobil memerlukan perawatan atau perbaikan. Perawatan dan perbaikan kendaraan harus dilakukan agar umur pakai kendaraan lebih panjang atau paling tidak sama dengan umur pakai yang telah diprediksikan dan dirancang oleh pabrik pembuat. Meskipun demikian, perawatan dan perbaikan kendaraan bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal tersebut memerlukan pengetahuan khusus. Berdasarkan hal tersebut, mobil yang sering dipakai pasti akan membutuhkan perawatan karena mesin mobil yang terus menerus bekerja. Maka dari itu mobil membutuhkan bengkel.

Bengkel dilihat dari fungsinya secara tradisional merupakan suatu tempat dimana pemakai kendaraan memperbaiki atau menservice kendaraannya secara rutin dalam pemakaiannya. Nilai-nilai mekanik yang terdapat didalam bengkel pada umumnya mengutamakan efisiensi dari fungsinya sebagai bengkel. Sedangkan mobil-mobil off-road yang akan dibahas merupakan kendaraan yang tidak efisien.

Mobil off-road merupakan mobil dengan body dan kapasitas mesin yang lebih besar daripada mobil biasa. Maka mobil off-road memeerlukan perawatan yang lebih efisiensi dibandingkan mobil-mobil lainnya.bengkel ini akan menerapkan

postmodernisme dalam pengaplikasian desain bengkel ini.

1.2 Identifikasi masalah

Padalarang merupakan daerah yang dipakai untuk kegiatan off-road. Hal ini dikarenakan kondisi alam di Padalarang yang mendukung kegiatan off-road. Akan tetapi Padalarang belum memiliki fasilitias bengkel yang khusus menangani mobil


(2)

dipilih karena gaya postmodern memiliki pemikiran desain yang irasiona seperti kegiatan off-road di alam terbuka dimana alam merupakan hal dimana alam merupakan sesuatu yang tidak dibatasi oleh manusia.

1.3 Ide gagasan

Permasalahan yang ada di Padalarang yaitu tidak adanya bengkel khusus kendaraan off-road memunculkan ide untuk mendesain sebuah bengkel off-road yang berbeda dengan bengkel lainnya terutama dari segi desain. Postmodern memiliki ciri-ciri yang mendasar pada bangunan seperti bentukan bangunan yang bersifat irasional, tetapi mengekspresikan sesuatu, tidak hanya sebagai stilasi (penyederhanaan) dari satu bentukan tertentu, tetapi dari penggunaan material, dan warna serta struktur dan teknologi yang berkembang juga menjadi bagian dari pemikiran postmodern.

Sehingga ide desain yang akan diterapkan kedalam bengkel yaitu pada bentukan bangunan seperti pada ceiling, dinding, lantai dan furniture yang akan didesain dengan bentuk dekonstruksi. Melalui elemen interior tersebut maka kesan ruang yang ingin dicapai salah satunya yaitu user meraskan kesan penasaran, unik, dan

fun. Sedangkan pada garis-garis lengkung, abstrak dan sudut-sudut yang

bermunulan di setiap sisi merupakan hasil dari stilasi dari alur off-road kedalam sebuah bangunan bengkel yang mengundang imajinasi orang kedalam desain tersebut.

1.4 Tujuan penulisan

1. Merancang bengkel yang tidak biasa untuk mobil off-road.

2. Mengaplikasikan pattern kedalam desain bengkel yang tidak biasa, dan mengeksporasi pattern yang dibuat dari aturan-aturan yang telah ditetapkan.


(3)

Batasan masalah yang digunakan pada perancangan hanya pada bengkel mobil

off-road, mengeksporasi dan mengaplikasikan pattern yang akan digunakan pada

interior bengkel mobil off-road. 1.6 Manfaat Perancangan

1. Bagi penulis, dapat memahami tentang perancangnan interior dengan permasalahan yang dihadapi.

2. Jurusan Desain Interior

Laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi jurusan interior mengenai dasar-dasar dan aturan dalam mendesain sebuah bengkel Off-road. 3. Pembaca

Laporan ini diharapkan menjadi tolak ukur kemampuan penulis dalam menganalisa sebuah proyek desain.

1.7 Ruang Lingkup

Tempat ini merupakan Marketing Galerrydi padalarang dengan luas bangunan sekitar 7900m2. Fasilitas yang terdapat di Marketing Gallery Padalarang adalah tempat mempromosikan perumahan yang ada di padalarang dan gallery miniature rumah.

1.8 Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, gagasan perancangan, ruang lingkup perancangan, sistematika penulisan Karya Tulis.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini akan diuraikan pengertian, bengkel, off-road, café, gallery, dan shop area dan postmodern


(4)

BAB V Kesimpulan

Sebuah desain pasti memiliki konsep tersendiri dalam penerapan desainnya, konsep dipilih dengan tujuan memberikan kesan pada sebuah ruangan. Dalam hal ini konsep yang dipilih untuk mendesain sebuah bengkel adalah dengan mererapkan pola pattern segitiga dengan teori Shape grammar, dan autran-aturan yang beralaku dapat memberikan kesan tersendiri pada ruang tersebut. Kita bisa menemukan gaya ataupun bentukan desain yang baru dengan aturan-aturan yang ada dengan menerapka teori

Shape grammar. Sama seperti desain pada bengkel off-road yang mengaplikasikan

pattern segitiga kedalam interiornya. Saran

Pengunaan pattern segitiga dalam bengkel dengan menggunakan rumus dan aturan-aturan dapat di terapkan ke dalam interiornya. Jika pattern segitiga dapat diterapkan, pasti ada pattern – pattern lainnya yang bisa di terapkan juga di dalam interior ruangan dengan rumus dan aturan yang sama, hanya saja bentukannya yang berbeda.


(5)

Daftar Pustaka

Terry Knight, introduction to shape grammar,2000

Lund, E. and Yost, P.:1997, Deconstruction - Building Disassembly and Material Salvage: The Riverdale Case Study. NAHB Research Center, Inc., Upper Marlboro, MD.

T. Knight, “Designing a Shape Grammar” inJ. S. Gero and F. sudweeks, eds., Artifical Intelligence in Design ‘98 (Kluwer Academic Publishers, 1998), page. 514.

Colin Dictionary, service center Dictionary, page 156 John M. Echols, 2000. Kamus Inggris-Indonesia, hal. 384

G. Stiny and W. J. Mitchell, “The Palladian grammar,” Environment and Planning B 5 (1978).

Majalah Mobil Motor. 2014 edisi 08/XXV. BengelPilihanIndonesia, hal 82-113. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pengertian gallery. Oxford Dictionary. 2005. Pengertian gallery.

Panero Junius . Martin Zenlik 1979. Dimensi Manusia dan Ruang interior Erlangga, Jakarta

John M. Echol.2005. pengertian showroom. kamus inggris-indonesia, , PT. Gramedia 1978.

Prof. Drs. Wojowasito.1980. Showroom. penerbit Hasta Bandung.

http://www.mercedes-benz.com.sg (diunduh tanggal 20 oktober 2015, pukul 23.24 WIB)

http :// KBBI.web,id/Modifikasi


(6)

http :// bmwmadiuncommunity.blogspot.com (diunduh tanggal 20 oktober 2015, pukul 22:45 WIB)

http ://www.scribd.com,doc,83192128/penegrtian-dekonstruksi http://www.otomaniac.com