Perancangan Interior Bengkel Modifikasi Mesin dengan Penerapan Konsep Dekonstruksi.

ABSTRAK
Seperti yang kita ketahui , dunia otomotif adalah dunia dimana mempunyai banyak
bagian, salah satunya adalah dunia modifikasi , dunia modifikasi-pun mempunyai banyak
bagian , salah satunya adalah modifikasi mobil , dalam modifikasi mobil terdapat modifikasi
yang di gemari yaitu modifikasi mesin , dan dari modifikasi mesin ini terdapat 2 tipe yaitu
N/A dan Turbo.
Berbicara soal memodifikasi mesin tidak lepas dari yang namanya modifikator ,
modifikator adalah pelaku dari sebuah modifikasi, dimana keberagaman modifikator dapat di
bagi menjadi 3 garis utama yaitu , modifikator tipe 1, 2 , dan 3 , semua tipe tersebut
mempunyai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda , tetapi dalam perancangan ini fokus
utamanya adalah modifikator tipe 3 , dimana kebutuhan modfikator tipe 3 ini dapat menjadi
sebuah jawaban dari desan dan juga menjadi peyingkapan akan para modifikator lainya
ataupun masyarakat bahwa keberadaan modifikator tipe 3 ini ada .
Modifikasi mesin di Bandung banyak di aplikasikan kedalam mobil Jepang , sehingga
kebutuhan bengkel modifikasi mobil Jepang sangat di butuhkan di bandung , barang
modifikasi khususnya untuk mobil mobil Jepang pun tidak lepas dari sebuah kebutuhan. Dan
dari keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa perancangan kali ini adalah sebuah Bengkel
Modifikasi Mesin , yang memfokuskan kedalam mobil mobil Jepang dengan aliran
modifikasi mesin N/A dan Turbo, di mana user yang di tujukannya adalah modifikator tipe 3
berserta kebutuhan nya.
Merancang sebuah bengkel modifikasi yang spesifik seperti ini memerlukan sebuah

konsep yang sesuai, dan untuk peracangan kali ini konsep Dekonstruksi lah yang akan di
ambil sebagai konsep , tetapi konsep Dekonstruksi itu sendiri banyak alirannya , sehingga
kali ini di konsep dekonstruksi ini di fokuskan kepada Dekonstruksi Peter Eisenman ,
Dekosntruksi Peter Eisenman sesuai untuk mendesain sebuah bengkel modifikasi mesin , di
karenakan rules dan esensi dari Dekonstruksi Peter Eisenman sama dengan esensi dari
pandangan modifikator tipe 3 terhadap modifikasi mesin.
Dan hasil dari perancangan ini akan meghasilkan sebuah bengkel modifikasi mesin
yang sangat berbeda dengan bengkel pada umumnya , karena di landasi oleh kebutuhan
modifikator tipe 3 dan juga fokus tujuan yang jelas serta di gabungkan dengan konsep yang
sesuai menjadikan bentukan ruang dan suasana ruang menjadi lebih unik.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia modifikasi mobil di Indonesia saat ini menunjukkangrafik
peningkatan yang sangat tajam, peningkatan yang terjadi tidak hanya dari segiKuantitas
pertumbuhan modifikator saja, tetapi dari segi kualitas barang modifikasi yang di inginkan
para modifikator, hal ini dapat di lihat dengan banyaknya perusahaan perusahaan penjual alat
alat modifikasi dunia yang menyerbu pasar indonesia (Data dari redaksi majalah MOTOR) .

Kualitas akan barang barang modifikasi dari Jepang, China , Thailand, bahkan Amerika dan
1

German , membuat negara Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak meng-import
barang barang modifikasi , Jakarta dan Surabaya adalah 2 kota dimana perkembangan
Bengkel Modifikasi sangat di gemari dan semakin menjamur , kemudahan mencari barang
dan memasang barang para modifikator di kota besar seperti jakarta membuat pertumbuhan
modifikator semakin bertambah dengan pesat setiap tahun-nya , akan tetapi kemudahan
kemudahan itu tidak di alami oleh modifikator modifikator di luar JABODETABEK dan
Surabaya , untuk kasus ini adalah Bandung , kota bandung adalah salah satu kota yang
mempunyai Modifikator Modifikator yang unggul , ber-Ide cermelang dalam memodifikasi,
dan juga banyak melahirkan modifikator modifikator kelas nasional bahkan pernah
mengeluarkan Modifikator kelas Asia (di tahun 2008). Tentu saja mendapatkan hal itu
tidaklah mudah bagi para modifikator Bandung karena dapat di lihat untuk memodifikasi
mobil para modifikator harus menempuh 135 km menuju Jakarta hanya untuk membeli,
memasang atau men-setting mesin-nya , dalam hal ini contohnya adalah pengaplikasikan
Turbo ke dalam mobil , di bandung memang ada toko retail yang menjual Turbo tetapi di
sana hanya menjual, memasang-pun tidak rapih dan tidak ada mesin Dyno (untuk mengetes
seberapa besar horse power, pengaturan RPM , pengaturan ECU, Speed Limit) , mesin Dyno
terdekat adalah di kota Jakarta , dari hal kecil ini saja sudah dapat di lihat bahwa kebutuhan

sebuah Bengkel Modifikasi sangatlah di butuhkan di Bandung .
Selain dari segi kebutuhan , ada beberapa faktor penting yang dalam tugas akhir ini yang
akan saya singkapkan , hal itu adalah dari segi modifikatornya , dalam dunia otomotif
khususnya dunia modifikasi selain ada produk tentu saja ada user di balik produk , dan user
itu adalah orang orang yang biasa di katakan modifikator , modifikator sendiri di bagi
menjadi 3 jenis , dan salah satunya adalah modifikator (katakan saja modifikator tipe 3) yang
unik dan jarang orang awam tau keberadaan nya sehingga dalam tugas akhir ini saya akan
menyingkapkan siapa, bagaimana, dan apa kebutuhan salah satu modifikator ini . dengan
adanya kebutuhan yang unik ini maka akan terjadi sebuah ide akan ruangan yang akan di
terapkan dalam rancangan bengkel modifikasi, seperti halnya konsep dekonstruksi yang akan
di terapkan dimana analogi , sifat dan “rules” dari konsep dekonstruksi sendiri menjadi pola
acuan untuk merancang bengkel. Jadi dari kedua latar belakang itulah , saya akan memulai
tugas akhir saya.

2

1.2. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam perancangan sebuah
Bengkel Modifikasi di Bandung ini antara lain ;
1. Bagaimana merancang sebuah Bengkel Modifikasi yang dapat sesuai dan

memenuhi kebutuhan para modifikator di Bandung.
2. Bagaimana merancang sebuah Bengkel Modifikasi yang dapat sesuai dan
memenuhi kebutuhan modifikator tipe3 .
3. Bagaimana merancang Bengkel Modifikasi yang dapat menjadi sebuah Icon
bahwa bengkel ini adalah sebuah tempat berkumpul, bersantai , sebuah retail
yang menyediakan barang barang modifikasi juga sebuah sarana untuk
modifikator tipe 3 dapat menyalurkan hobinya.

1.3. Ide dan Gagasan Perancangan
Adapun ide dan gagasan percancangan Bengkel Modifikasi di Bandung yaitu;
1. Menggunakan

Konsep

“Deconstructive”

dalam

merancang


Bengkel

Modifikasi.
2. Memfokuskan perancangan pada kebutuhan modifikator tipe 3
3. Menyediakan sarana selain untuk modifikator tipe 3 tetapi untuk semua
kalangan modifikator (contoh: mesin dyno)

1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam percancangan Bengkel Modifikasi di Bandung ini yaitu;
1. Penerapan konsep “Deconstructive”

kepada desain interior di bengkel

sehingga menciptakan sebuah ruangan yang “rules” dan analoginya dapat
sesuai dengan sebuah bengkel modifikasi.
2. Menggunakan kebutuhan modifikator 3 dan menjadikan kebutuhan tersebut
sebagai acuan utama dalam bengkel modifikasi ini.
3. Dengan kebutuhan ruang yang bertambah dari modifikator tipe 3, desain
seperti apakah yang dapat menjawab kebutuhan dasar sebuah bengkel yang
juga menyediakan sarana modifikasi di bandung?


3

1.5. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan Bengkel Modifikasi di Bandung ini yaitu;
1. Memberikan sebuah rancangan baru dan inovtaif

bagi kota Bandung

khususnya bengkel modifikasi dengan konsep Dekonstruksi
2. Memberikan sebuah rancangan baru yang dapat memenuhi kebutuhan
modifikator tipe 3.
3. Memberikan sebuah sarana yang di butuhkan untuk semua modifikator di
Bandung.
4. Menjelaskan tentang data perancangan bengkel sebagai obyek studi secara
mendalam.
5. Menguraikan sistematika proses perancangan, dari mulai proses perolehan
konsep hingga proses pelaksanaan perancangan.
6. Menjelaskan dan menjabarkan kepada para pembaca mengenai proses
pelaksanaan Tugas Akhir dan lingkup penulisan laporannya.


1.6. Manfaat Perancangan
Adapun Manfaat perancangan Bengkel Modifikasi di Bandung ini yaitu:
1. Bagi penulis, dapat memahami lebih dalam tentang perancangan interior
ruang publik dengan segala permasalahan yang dihadapi, dapat menganalisa
lebih dalam mengenai sistematika perancangan proyek interior ruang publik
serta menjadi bekal yang baik kelak ketika penulis akan terjun ke dunia kerja.

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior Arsitektur,
Universitas Kristen Maranatha, agar dapat menjadi sumbangan wawasan
keilmuan bagi segenap lingkungan civitas akademik di kemudian hari.

3. Bagi Pembaca, agar laporan tugas akhir ini menjadi masukkan yang berarti
serta sumber inspirasi yang bermanfaat dikemudian hari.

4

1.7. Batasan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membuat pembatasan masalah yang
akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, diantaranya :

1. Pembatasan bahasan tentang definisi bengkel secara umum serta aspek –
aspek penunjang beserta ilmu pengetahuan terkait perancangan interior
bengkel, karena dalam tugas akhir ini bengkel yang di rancang secara khusus.
2. Pembatasan data perancangan proyek bengkel sesuai dengan kebutuhan yang
berhubungan dengan proses perancangan bengkel. Seperti memfokuskan
bengkel dari mesin, mobil jepang , dan modifikator tipe 3
3. Membatasi Konsep Dekonstruksi dengan mengambil Dekonstruksi ala Peter
Eiseman
4. Pembatasan

laporan

proses

perancangan

sesuai

dengan


sistematika

perancangan desain interior.

1.8. Sistematika Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membuat pembatasan masalah yang
akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, diantaranya :


Bab I. Pendahuluan
Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan, penulis memaparkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah , ide dan gagasan , rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan pembahasan, , dan sistematika
penelitian penyajian.



Bab II. Tinjauan Pustaka
Dalam Bab II yaitu Bab Aspek Perancangan Bengkel, penulis
menjabarkan


secara

mendalam

tentang

definisi

Bengkel

dan

pengelompokkannya berdasarkan sejumlah aliran serta aspek - aspek
pengetahuan dasar perancangan interior Bengkel, yang baik dan benar.

5




Bab III. Deskripsi dan Analisis Objek Studi
Dalam Bab III yaitu Bab Analisis Bengkel Modifikasi, penulis
menjelaskan, menguraikan, dan menerangkan tentang data umum
perancangan proyek mulai dari profil proyek, analisis tapak (lingkungan
sekitar), hingga permasalahan yang muncul dalam perancangan interior
Bengkel Modifikasi.

6

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan dari Perancangan Bengkel Modifikasi
Perancangan ini sebenarnnya berdasarkan 2 point penting yaitu kebutuhan sebuah
bengkel modifikasi mesin di Bandung , dan sebuah Kebutuhan khusus Modifikator tipe 3,
kedua hal itu adalah landasan untuk saya merancang bengkel modifikasi ini,
Dalam merancang 2 kebutuhan ini , explorasi desain dan ide sangat di pengaruhi oleh
aristektur Dekonstruksi Peter Eisenman, Rules yang di berikan menjadi patokan saya dalam
merancang , dari hal tersebut terciptalah sebuah bengkel baru yang di peruntukan untuk para
modifkator khususnya di Bandung dan dapat menjadi insprirasi bengkel modifikasi mesin.

70

Menganalisis modifikator tipe 3 juga menjadikan tambahan ilmu dan pengetahuan
untuk menyadari bahwa di dunia ini ada beberapa element dan sektor yang mungkin kita
belum mengetahuinnya , dan hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan desain dan juga
sebuah peluang bisnis, mengerti user adalah point penting dalam mendesain hampir bentukan
dan funriture ruang yang saya rancang terinspirasi dari user yaitu modifikator tipe 3.

Gambar 5.1 Hasil
Sebenarnya inti dari semua perancangan ini adalah peyingkapan bahwa sebenarnya
dunia otomotif khususnya gaya modifikasi mesin modifikator tipe 3 mempunyai tantangan
desain dalam segi fungsional dan juga segi estetika , menggabungkan kedua hal tersebut
adalah hasil dari perancagan saya kali ini.
71