Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Luar Ruang (Outdoor) Desa Wisata Ngempon sebagai Wisata Budaya di Kabupaten Semarang T1 362012096 BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang menjadi wilayah provinsi Jawa Tengah. Kota Ungaran menjadi ibukota Kabupaten yang juga menjadi pusat pemerintahan. Wilayah Kabupaten Semarang memiliki ketinggian yang berkisar antara 500-2000m diatas permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh beberapa gunung seperti Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo dan Gunung Merbabu.
Letak geografis Kabupaten Semarang yang berada di dataran tinggi menjadikan Kabupaten Semarang memiliki banyak potensi wisata alam. Selain wisata alam, Kabupaten Semarang juga memiliki potensi wisata lainnya seperti wisata sejarah, wisata buatan, wisata kuliner dan wisata religi. Berikut ini merupakan data objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Semarang menurut data Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang :1
Tabel 1.1
Tempat Wisata di Kabupaten Semarang No. Nama Tempat
Wisata
Lokasi Pengelola
1. Candi Gedong Songo Desa Candi, Kecamatan Bandungan 12 km dari kota Ungaran
Pemkab Semarang
2. Museum Kereta Api Ambarawa
Kota Ambarawa, 20 km dari kota Ungaran
PT. KAI
3. Monumen Palagan Ambarawa
Kota Ambarawa, 20 km dari kota Ungaran
Pemkab Semarang
4. Umbul Sidomukti Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan
PT Panorama Agro Sidomukti
1
(2)
2 5. Kampoeng Kopi
Banaran
Jalan Raya Bawen Kecamatan Bawen
PT. Perkebunan IX
6. Bukit Cinta Rawa Pening
Jalan Alternatif Salatiga-Ambarawa
Pemkab Semarang
7. Goa Maria Kerep Kota Ambarawa, 22 km dari kota Ungaran
Yayasan Katholik
8. Makam dan masjid Nyatnyono
Desa Nyatnyono, kota Ungaran Yayasan
9. Agro Wisata Kencana Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat
Swasta
10. Agro Wisata Kebun Tlogo
Desa Tlogo Kecamatan Tuntang BUMD Provinsi
11. The Fountain Waterpark
Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
Swasta
12. Pemandian Muncul Jalan Alternatif Ambarawa-Salatiga
Pemkab Semarang
13. Kampung Seni Lerep Ungaran
Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
Swasta
14. Hills Joglo Villa Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
Swasta
15. Air Terjun Curug 7 Bidadari
Desa Keseneng Kecamatan Sumowono
Desa Wisata
16. New Bandungan Indah
Jalan Veteran, Kecamatan Bandungan
PJKA
17. Balemong Resort and Convention
Jalan Patimura 18, Sisemut Ungaran
Swasta
18. Taman Ria Langen Tirto Muncul
Jalan Alternatif Ambarawa-Muncul
Swasta
19. Taman Wisata Kopeng
Jalan Raya Salatiga-Magelang
20. Wana Wisata Umbul Songo Kopeng
Desa Kopeng, Kecamatan Getasan
(3)
3
21. Taman Kelinci Desa Rowobeni Kecamatan Banyubiru
Swasta
22. Hortimart Jalan Gatot Subroto no. 55 Bawen
Swasta
23. Wana Wisata Penggaron
Desa Sususkan Kecamatan Ungaran
PT. Perhutani
24. Air Terjun Semirang Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat
PT. Perhutani
25. Air Terjun Curug Lawe
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
Desa Wisata
26. Air Terjun Curug Bolodewo
Desa Wirogomo Kecamatan Bnyubiru
Desa Wisata
27. Taman Rekreasi Tirtoargo
Desa Blanten Kecamatan Ungaran Barat
Swasta
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang tahun 2015, diolah
Selain 27 tempat wisata diatas, masih banyak potensi wisata di Kabupaten Semarang salah satunya adalah Desa Wisata Ngempon. Tempat ini berada di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Ikon utama desa wisata Ngempon adalah Benda Cagar Budaya Peninggalan kerajaan Hindu. Candi tersebut berada pada areal seluas 2250 m2 dan berdiri di tengah-tengah lahan persawahan warga. Sejarah pembangunan Candi Ngempon belum diketahui secara pasti karena belum ditemukan prasasti di sekitar Candi. Berdsarkan ciri-ciri arsitekturnya, Pak Putu yang merupakan Pegawai Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah berpendapat bahwa Candi Ngempon diperkirakan memiliki usia yang hampir sama dengan Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi yaitu dibangun sekitar abad 8-9 M dan memiliki latar belakang agama Hindu.2 Ditemukan pada tahun 1952, Candi ini berada pada kondisi runtuh dan rusak. Pemugaran dilakukan pada tahun 2006 dan 2009. Selain pemugaran, BPCB Jawa Tengah juga telah melakukan konservasi pada tahun 2011.3
2
Wawancara dengan Bapak Putu, Pegawai Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah, 26 Januari 2016
3
(4)
4
Gambar 1 Area Candi Ngempon
Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016 di Candi Ngempon
Di sekitar area Candi Ngempon terdapat situs cagar budaya berupa petirtaan air panas dan diyakini pada zaman dahulu kedua tempat ini saling berkesinambungan. Berbeda halnya dengan Candi Ngempon yang berada di wilayah Dusun Ngempon Kecamatan Bergas, petirtaan air panas tersebut berada pada wilayah Dusun Derekan Kecamatan Pringapus. Candi Ngempon berada diatas tanah negara melalui BPCB Jawa Tengah sedangkan Petirtaan air panas tersebut masih berada diatas lahan milik penduduk setempat.
Gambar 2
Petirtaan Derekan (Pemandian Air Panas)
(5)
5
Untuk menuju lokasi Candi Ngempon dapat melalui 2 akses dari jalan utama Semarang-Surakarta. Akses pertama dapat melalui Jalan Ngempon Raya dan melalui pintu masuk Dusun Ngempon. Akses kedua dapat melewati Jalan Lemah Ireng Raya dan melalui pintu masuk Dusun Derean. Jika melalui pintu masuk Jalan Ngempon Raya (Samping POLSEK Bergas), Candi Ngempon hanya berjarak sekitar 2,8 Km seperti yang terlihat pada gambar 3.
Gambar 3
Jarak Lokasi Candi Ngempon Dari Jalan Semarang-Surakarta
Sumber: Google Map POLSEK Bergas-Candi Ngempon
Selain lokasi Candi Ngempon yang hanya berjarak 2,8 Km dari Jalan Utama Semarang-Surakarta, tarif wisata di area Candi Ngempon masih terbilang murah. Berikut ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengunjung untuk memasuki area wisata Candi Ngempon.4
4
(6)
6
Tabel 1.2
Daftar Tarif Masuk Area Wisata Candi Ngempon
No. Jenis Tarif Harga
1. Gerbang Masuk (dari desa Derean/desa Ngempon) Rp. 2000
2. Parkir Motor Rp. 2000
3. Parkir Mobil Rp. 5000
4. Pemandian Air Hangat Rp. 3000
5. Bilas Rp. 2000
6. Candi Ngempon Gratis
Sumber: Hasil wawancara 2016, diolah.
Tarif masuk wisata yang tergolong masih murah tidak dibarengi dengan jumlah kunjungan wisatawan yang banyak. Pada weekend terhitung pengunjung yang memasuki area Candi Ngempon sebanyak 39 orang dalam kurun waktu 2 jam. Sedangkan pada weekday dalam kurun waktu 4 jam tidak satupun pengunjung yang terlihat mengunjungi Candi Ngempon. Menurut Bapak Sugiarto selaku tokoh masyarakat yang menjaga pos pertama di Dusun Ngempon, jumlah kunjungan wisatawan berkisar antara 5-10 sepeda motor untuk hari biasa/weekday dan 20-30 motor untuk hari libur/weekend.5
Di sekitar area petirtaan banyak bangunan milik warga yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat jasa hiburan musik. Lebih parahnya lagi di tempat ini juga sering digunakan sebagai tempat karaoke yang juga menyediakan Pemandu Karaoke.6 Seperti halnya menurut Syahrul Munir (Kompas.com, 2014),
“Ironis dan menyedihkan.Tanpa perhatian pemerintah, kondisi situs Candi Ngempon yang berada di
Lingkungan Ngempon, Bergas, Kabupaten Semarang, saat ini menjadi salah satu lokasi prostitusi yang tergolong ramai. Sejumlah kalangan khawatir jika tidak segera ditertibkan, lama-kelamaan kawasan Candi Ngempon akan berubah menjadi lokalisasi prostitusi. Sebab, di lingkungan situs peninggalan kerajaan Hindu itu tumbuh subur rumah karaoke dan tempat biliar liar. Bahkan, di kawasan tersebut saat ini dikenal
sebagai pangkalan kaum waria dan menjadi ajang mesum remaja yang sedang berpacaran.”
Hal tersebut tentunya berdampak negatif terhadap image situs cagar budaya yang ada. Padahal selain potensi Bangunan Cagar Budaya Candi Ngempon, Desa Ngempon juga memiliki beberapa potensi wisata lainnya yaitu Event Kirab Tumpeng Sewu dan perlombaan memancing di sekitar area Candi Ngempon. Kirab Tumpeng Sewu merupakan event sedekah bumi/bersih desa bagi warga Ngempon. Sedangkan Perlombaan
5
Wawancara dengan Bapak Sugiarto, 14 Februari 2016
6
(7)
7
Memancing merupakan event yang diadakan oleh forum Desa Wisata Ngempon dengan memanfaatkan aliran sungai yang mengalir di area Candi Ngempon.7
Gambar 4
Kirab Tumpeng Sewu pada Agustus 2015
Sumber: Dokumentasi Kelurahan Ngempon tahun 2015 Gambar 5
Perlombaan Memancing di Sekitar Area Candi Ngempon
Sumber: Dokumentasi Forum Desa Wisata Ngempon tahun 2014
7
Wawancara dilakukan pada 13 Maret 2016 dengan Bapak Muh Amin selaku ketua Forum Desa Wisata Ngempon sekaligus Bendahara Forum Desa Wisata Kabupaten Semarang
(8)
8
Menurut Bapak Moh Amin selaku Ketua Forum Desa Wisata Ngempon, selain beberapa potensi wisata diatas, masih ada beberapa potensi wisata lain yang berupa kesenian daerah. Berikut ini merupakan beberapa kesenian yang ada di Desa Ngempon.8
Tabel 1.3
Daftar Kesenian Desa Ngempon
Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas tahun 2015
8
Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang
No. Nama Kesenian Tahun Berdiri Jumlah Anggota Nama Ketua Jadwal Latihan Keterangan 1 Komedi Mudo Carito (Pedalangan) 06/10/1 998
40 Ki Komedi
Saat Event tertentu
Cukup aktif
2 OM.Elyta 2007 15 Suwandi Saat Event tertentu
Cukup aktif
3 Pangudi Raos (Pedalangan)
2008 25 Sariyo Saat Event tertentu
Cukup aktif
4 Rebana Nurul Hikmah
2006 21 H. Asol Saat Event tertentu
Cukup aktif
5 Rebana Nurul Ikhsan
2006 15 Munajat Saat Event tertentu
Cukup aktif
6 Rebana Al Falah
1970 30 Rahmad Saat Event tertentu Cukup aktif 7 Kd.Lumping Cahyo Kridho Turonggo Mudo Budoyo
1970 58 Jumaeri Setiap Rabu Malam
Cukup aktif mulai th 2012
8
Rebana Kel.Pengajian Ibu-ibu RT4 RW.1
2013 25 Suprapti,S. Pd
Setiap Rabu Malam
Cukup aktif mulai th 2013
(9)
9
Kurangnya media promosi yang memuat informasi mengenai Desa Wisata Ngempon menjadi faktor penting yang menentukan jumlah kunjungan wisatawan. Menurut data yang penulis dapatkan dari wawancara dan survey dengan beberapa wisatawan yang sedang beraktifitas di area Candi Ngempon, rata-rata tujuan utama mereka adalah Petirtaan Derekan dan tidak mengetahui tentang adanya Candi Ngempon dan potensi wisata yang ada di Desa Ngempon. Rata-rata dari mereka pada awalnya mendapatkan informasi dari teman. Pada saat datang untuk pertama kalinya, seorang pengunjung dari Salatiga juga harus bertanya kepada masyarakat lokasi tersebut dikarenakan minimnya papan penunjuk arah. Pengunjung lain yang berasal dari Mranggen juga mengalami kesulitan menuju lokasi Candi Ngempon karena minimnya informasi menuju lokasi Candi Ngempon. Pengunjung yang berasal dari Karangayar mengaku penasaran dengan Candi Ngempon karena melihat papan penunjuk di dekat kost dan baru tinggal di Karangjati selama 2 minggu.
Menurut Suryandaru selaku Lurah dari Desa Ngempon, media promosi menuju Candi Ngempon yang sudah ada memang baru sebatas 2 papan penunjuk yang dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yaitu di Jalan Ngempon Raya dan di pertigaan Dusun Ngempon. Dari arah jalan utama belum tersedia media promosi yang informatif untuk menarik minat wisatawan terutama tentang adanya Desa Wisata Ngempon. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Ngempon dirasa masih sangat kurang dari harapan warga masyarakat Desa Ngempon.9
Berdasarkan data yang diperoleh penulis berencana membuat media iklan yang bersifat informatif dimana tujuan dari iklan informatif (Suyanto, 2004:28) adalah membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan.
1.2 Rumusan Perancangan
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana membuat media promosi yang menarik
9
(10)
10
sehingga dapat memunculkan minat wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Wisata Ngempon?
1.3 Tujuan Perancangan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis adalah untuk merancang media promosi berupa iklan pariwisata luar ruang berupa billboard, papan penunjuk arah dan papan informasi yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan menjadikan Desa Wisata Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata yang ada di Kabupaten Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa dalam hal perancangan media promosi komunikatif bukan hanya untuk lembaga tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Perancangan strategi media promosi komunikatif ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Ngempon agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
1.5 Konsep Perancangan
Desa Wisata Ngempon dengan ikon utama Candi Ngempon memiliki nilai sejarah dan kebudayaan peradaban masyarakat Jawa pada masa lampau. Namun kurangnya promosi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama tentang keberadaan Candi Ngempon membuat jumlah kunjungan wisatawan dirasa sangat kurang. Ditambah lagi dengan isu tentang kegiatan prostitusi, tempat karaoke dan rumah biliar yang membuat citra buruk bagi Candi Ngempon.
Sebelum membuat rancangan media promosi, sangatlah diperlukan mengetahui consumer journey dan consumer insight segmentasi agar sesuai dengan segmentasi yang dituju. Menurut Kasilo (2008) consumer journey adalah sebuah cara dimana kita harus mengamati jadwal hidup target segmentasi kita sehari-hari. Kita harus tahu kegiatan apa
(11)
11
saja yang dilakukan target segmen kita, dari bangun pagi hingga tidur kembali pada malam hari. Setelah menelaah consumer journey dengan memperhatikan sarana, penempatan dan kegiatan target segmentasi membuat strategi komunikasi kita menjadi efektif dan efisien. Sedangkan consumer insight adalah proses mencari tahu secara lebih mendalam, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk (Kasilo, 2008)
Konsep perancangan akan diarahkan kepada promosi Desa Wisata Ngempon terutama keberadaan Candi Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata religi sekaligus wisata budaya di Kabupaten Semarang yang ditujukan kepada wisatawan khususnya wisatawan domestik. Promosi ini akan memanfaatkan billboard dua sisi di Jalan Utama Soekarno-Hatta yang akan menampilkan potensi Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon sebagai ikon utama Desa Wisata Ngempon dengan kalimat dan gambar yang persuasif, menggugah, dan mencerminkan nilai sejarah dan pelestarian budaya jika wisatawan datang ke desa wisata tersebut. Mengingat belum ada media promosi yang memberikan informasi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon. Billboard ini akan menjadi media informasi yang menarik. Billboard tersebut berukuran 4x6 m2 dua sisi sebanyak 1 unit yang akan dipasang di pertigaan trafficlight Pasar Karangjati yang merupakan jalan utama Semarang-Solo-Jogja mengingat lama kendaraan berhenti terkena lampu merah sekitar 40 detik. Penulis memilih billboard sebagai media promosi Desa Wisata Ngempon adalah dengan pertimbangan dalam salah satu bentuk komunikasi pemasaran yaitu point of purchase communication (komunikasi di tempat pembelian) atau yang bisa disebut juga display. Selain itu media ini dapat mudah dilihat, atraktif, dan bisa menjangkau banyak audien yang lewat (Ardhi, 2013:45).
Lokasi Candi Ngempon berada di area persawahan Desa Ngempon. Agar mempermudah wisatawan menuju lokasi Candi, maka Penulis juga merancangkan media iklan luar ruang lain berupa papan petunjuk menuju arah Candi Ngempon. Pemilihan media iklan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung yang mengalami kesulitan menuju lokasi wisata Candi Ngempon karena minimnya papan petunjuk yang ada. Papan petunjuk arah ini akan dipasang dibeberapa jalan terutama pesimpangan jalan menuju Candi Ngempon.
Selain Billboard dan papan penunjuk arah, penulis juga berencana untuk membuat papan informasi berukuran 1,5x1 m2 yang memberikan informasi seputar sejarah Candi
(12)
12
Ngempon. Hal ini sesuai dengan tulisan Yoeti (2006:319) dalam buku Pariwisata Budaya, apabila benda cagar budaya tersebut berbentuk fitur (feature) misalnya monumen, bangunan bersejarah, atau bangunan peribadahan, agar dapat dikunjungi oleh para wisatawan kiranya harus diberi informasi yang cukup tentang lokasi-lokasi bangunan tersebut.
(1)
7
Memancing merupakan event yang diadakan oleh forum Desa Wisata Ngempon dengan memanfaatkan aliran sungai yang mengalir di area Candi Ngempon.7
Gambar 4
Kirab Tumpeng Sewu pada Agustus 2015
Sumber: Dokumentasi Kelurahan Ngempon tahun 2015 Gambar 5
Perlombaan Memancing di Sekitar Area Candi Ngempon
Sumber: Dokumentasi Forum Desa Wisata Ngempon tahun 2014
7
Wawancara dilakukan pada 13 Maret 2016 dengan Bapak Muh Amin selaku ketua Forum Desa Wisata Ngempon sekaligus Bendahara Forum Desa Wisata Kabupaten Semarang
(2)
8
Menurut Bapak Moh Amin selaku Ketua Forum Desa Wisata Ngempon, selain beberapa potensi wisata diatas, masih ada beberapa potensi wisata lain yang berupa kesenian daerah. Berikut ini merupakan beberapa kesenian yang ada di Desa Ngempon.8
Tabel 1.3
Daftar Kesenian Desa Ngempon
Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas tahun 2015
8
Sumber: Pamong Budaya UPTD Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang
No. Nama
Kesenian Tahun Berdiri Jumlah Anggota Nama Ketua Jadwal Latihan Keterangan 1 Komedi Mudo Carito (Pedalangan) 06/10/1 998
40 Ki Komedi
Saat Event tertentu
Cukup aktif
2 OM.Elyta 2007 15 Suwandi Saat Event tertentu
Cukup aktif
3 Pangudi Raos (Pedalangan)
2008 25 Sariyo Saat Event tertentu
Cukup aktif
4 Rebana Nurul Hikmah
2006 21 H. Asol Saat Event tertentu
Cukup aktif
5 Rebana Nurul Ikhsan
2006 15 Munajat Saat Event tertentu
Cukup aktif
6 Rebana Al Falah
1970 30 Rahmad Saat Event tertentu Cukup aktif 7 Kd.Lumping Cahyo Kridho Turonggo Mudo Budoyo
1970 58 Jumaeri Setiap Rabu Malam
Cukup aktif mulai th 2012
8
Rebana Kel.Pengajian Ibu-ibu RT4 RW.1
2013 25 Suprapti,S. Pd
Setiap Rabu Malam
Cukup aktif mulai th 2013
(3)
9
Kurangnya media promosi yang memuat informasi mengenai Desa Wisata Ngempon menjadi faktor penting yang menentukan jumlah kunjungan wisatawan. Menurut data yang penulis dapatkan dari wawancara dan survey dengan beberapa wisatawan yang sedang beraktifitas di area Candi Ngempon, rata-rata tujuan utama mereka adalah Petirtaan Derekan dan tidak mengetahui tentang adanya Candi Ngempon dan potensi wisata yang ada di Desa Ngempon. Rata-rata dari mereka pada awalnya mendapatkan informasi dari teman. Pada saat datang untuk pertama kalinya, seorang pengunjung dari Salatiga juga harus bertanya kepada masyarakat lokasi tersebut dikarenakan minimnya papan penunjuk arah. Pengunjung lain yang berasal dari Mranggen juga mengalami kesulitan menuju lokasi Candi Ngempon karena minimnya informasi menuju lokasi Candi Ngempon. Pengunjung yang berasal dari Karangayar mengaku penasaran dengan Candi Ngempon karena melihat papan penunjuk di dekat kost dan baru tinggal di Karangjati selama 2 minggu.
Menurut Suryandaru selaku Lurah dari Desa Ngempon, media promosi menuju Candi Ngempon yang sudah ada memang baru sebatas 2 papan penunjuk yang dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yaitu di Jalan Ngempon Raya dan di pertigaan Dusun Ngempon. Dari arah jalan utama belum tersedia media promosi yang informatif untuk menarik minat wisatawan terutama tentang adanya Desa Wisata Ngempon. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Ngempon dirasa masih sangat kurang dari harapan warga masyarakat Desa Ngempon.9
Berdasarkan data yang diperoleh penulis berencana membuat media iklan yang bersifat informatif dimana tujuan dari iklan informatif (Suyanto, 2004:28) adalah membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan.
1.2 Rumusan Perancangan
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana membuat media promosi yang menarik
9
(4)
10
sehingga dapat memunculkan minat wisatawan domestik untuk berkunjung ke Desa Wisata Ngempon?
1.3 Tujuan Perancangan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis adalah untuk merancang media promosi berupa iklan pariwisata luar ruang berupa billboard, papan penunjuk arah dan papan informasi yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan menjadikan Desa Wisata Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata yang ada di Kabupaten Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa dalam hal perancangan media promosi komunikatif bukan hanya untuk lembaga tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Perancangan strategi media promosi komunikatif ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Ngempon agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
1.5 Konsep Perancangan
Desa Wisata Ngempon dengan ikon utama Candi Ngempon memiliki nilai sejarah dan kebudayaan peradaban masyarakat Jawa pada masa lampau. Namun kurangnya promosi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama tentang keberadaan Candi Ngempon membuat jumlah kunjungan wisatawan dirasa sangat kurang. Ditambah lagi dengan isu tentang kegiatan prostitusi, tempat karaoke dan rumah biliar yang membuat citra buruk bagi Candi Ngempon.
Sebelum membuat rancangan media promosi, sangatlah diperlukan mengetahui
consumer journey dan consumer insight segmentasi agar sesuai dengan segmentasi yang dituju. Menurut Kasilo (2008) consumer journey adalah sebuah cara dimana kita harus mengamati jadwal hidup target segmentasi kita sehari-hari. Kita harus tahu kegiatan apa
(5)
11
saja yang dilakukan target segmen kita, dari bangun pagi hingga tidur kembali pada malam hari. Setelah menelaah consumer journey dengan memperhatikan sarana, penempatan dan kegiatan target segmentasi membuat strategi komunikasi kita menjadi efektif dan efisien. Sedangkan consumer insight adalah proses mencari tahu secara lebih mendalam, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk (Kasilo, 2008)
Konsep perancangan akan diarahkan kepada promosi Desa Wisata Ngempon terutama keberadaan Candi Ngempon sebagai salah satu tujuan wisata religi sekaligus wisata budaya di Kabupaten Semarang yang ditujukan kepada wisatawan khususnya wisatawan domestik. Promosi ini akan memanfaatkan billboard dua sisi di Jalan Utama Soekarno-Hatta yang akan menampilkan potensi Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon sebagai ikon utama Desa Wisata Ngempon dengan kalimat dan gambar yang persuasif, menggugah, dan mencerminkan nilai sejarah dan pelestarian budaya jika wisatawan datang ke desa wisata tersebut. Mengingat belum ada media promosi yang memberikan informasi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon. Billboard ini akan menjadi media informasi yang menarik. Billboard
tersebut berukuran 4x6 m2 dua sisi sebanyak 1 unit yang akan dipasang di pertigaan
trafficlight Pasar Karangjati yang merupakan jalan utama Semarang-Solo-Jogja mengingat lama kendaraan berhenti terkena lampu merah sekitar 40 detik. Penulis memilih billboard sebagai media promosi Desa Wisata Ngempon adalah dengan pertimbangan dalam salah satu bentuk komunikasi pemasaran yaitu point of purchase communication (komunikasi di tempat pembelian) atau yang bisa disebut juga display.
Selain itu media ini dapat mudah dilihat, atraktif, dan bisa menjangkau banyak audien yang lewat (Ardhi, 2013:45).
Lokasi Candi Ngempon berada di area persawahan Desa Ngempon. Agar mempermudah wisatawan menuju lokasi Candi, maka Penulis juga merancangkan media iklan luar ruang lain berupa papan petunjuk menuju arah Candi Ngempon. Pemilihan media iklan tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung yang mengalami kesulitan menuju lokasi wisata Candi Ngempon karena minimnya papan petunjuk yang ada. Papan petunjuk arah ini akan dipasang dibeberapa jalan terutama pesimpangan jalan menuju Candi Ngempon.
Selain Billboard dan papan penunjuk arah, penulis juga berencana untuk membuat papan informasi berukuran 1,5x1 m2 yang memberikan informasi seputar sejarah Candi
(6)
12
Ngempon. Hal ini sesuai dengan tulisan Yoeti (2006:319) dalam buku Pariwisata Budaya, apabila benda cagar budaya tersebut berbentuk fitur (feature) misalnya monumen, bangunan bersejarah, atau bangunan peribadahan, agar dapat dikunjungi oleh para wisatawan kiranya harus diberi informasi yang cukup tentang lokasi-lokasi bangunan tersebut.