PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHANKELAS VII SMP KATOLIK MARIANA MEDANT.A 2012/2013.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN KELAS VII SMP KATOLIK MARIANA MEDAN

T.A 2012/2013

Oleh : Otto Manurung

408111086

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi Ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Pecahan Kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Drs. WL Sihombing, M.Pd, dan Bapak Drs. KMS. Amin Fauzi, M.Pd, Drs, Yasifati Hia, M.Si yang telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris Jurusan Matematika, Mutia Khairani selaku pegawai Jurusan matematika dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Drs. S. Sitohang sebagai kepala sekolah SMP Katolik Mariana Medan dan sebagai guru bidang studi matematika kelas VII SMP Katolik Mariana Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda A. Manurung dan Ibunda T. Butar-Butar yang telah setia memberikan dukungan doa, dana dan moral kepada penulis. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih


(4)

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP KATOLIK MARIANA MEDAN

T.A 2012/2013

Otto Manurung (408111086)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dibagi dalam dua siklus, siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 43 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil observasi pembelajaran untuk peneliti meningkat dari 2,97 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,7 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai rata-rata aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari 2,63 dengan kategori baik pada siklus I menjadi 3,4 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Berdasarkan hasil tes awal diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (≥65) adalah 30,23% dan nilai rata-rata kelas 54,81. Setelah pemberian tindakan I (siklus I) diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 67,44% dan nilai rata-rata kelas 62,91. Setelah pemberian tindakan II (siklus II) diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa adalah 90,96% dan nilai rata-rata kelas 81,67. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II adalah 23,52%.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2 Hasil Belajar Matematika 11

2.1.3 Model Pembelajaran 13

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 19 2.1.5.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation 24

2.1.5.2 Teori Belajar yang Relevan 27

2.2 Materi Bilangan Pecahan 29

2.2.1 Pengertian Pecahan 29

2.2.2 Pecahan Senilai dan Membandingkan Dua Pecahan 30


(7)

vii

2.2.4 Persen dan Permil 31

2.2.5 Operasi Hitung Bilangan Pecahan 31

2.2.5.1 Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan 31 2.2.5.2 Perkalian dan Pembagian Pecahan 31

2.3 Penelitian Yang Relevan 32

2.4 Kerangka Konseptual 33

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1 Lokasi Penelitian 35

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 35

3.2.1 Subjek Penelitian 35

3.2.2 Objek Penelitian 35

3.3 Jenis Penelitian 35

3.4 Prosedur Penelitian 35

3.4.1 Pelaksanaan Siklus I 36

3.4.1.1 Permasalahan 36

3.4.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 37

3.4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 37

3.4.1.4 Observasi, Analisis Data dan Evaluasi 38

3.4.1.5 Refleksi I 39

3.4.1.4 Perencanaan Tindak Lanjut 40

3.4.2 Pelaksanaan Siklus II 40

3.4.2.1 Permasalahan 40

3.4.2.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II) 40

3.4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 41

3.4.2.4 Observasi, Analisis Data dan Evaluasi 41

3.4.2.5 Refleksi II 42

3.5 Alat Pengumpul Data 42

3.5.1 Observasi 42

3.5.2 tes 44

3.6 Teknik Analisis Data 46


(8)

viii

3.6.2 Analisis Hasil Tes 46

3.7 Indikator Keberhasilan 48

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Hasil Penelitian 49

4.1.1 Siklus I 49

4.1.1.1 Permasalahan I 49

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I) 51

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 52

4.1.1.4 Observasi I 57

4.1.1.5 Analisis Data I 58

4.1.1.5.1 Analisis Data Hasil Observasi 58 4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar 59 4.1.1.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I 60

4.1.2 Siklus II 61

4.1.2.1 Permasalahan II 61

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II (Perencanaan Tindakan II) 61

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 62

4.1.2.4 Observasi II 63

4.1.2.5 Analisis Data II 64

4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi 64 4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar 64 4.1.2.6 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II 66

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 70


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 39

Tabel 3.2 Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation Siklus I 46

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi 49 Tabel 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 50 Tabel 4.2 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-Rata Siswa Berdasarkan Nilai

Tes Hasil Belajar Siswa I 58

Tabel 4.3 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 59 Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 60 Tabel 4.5 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-Rata Siswa Berdasarkan Nilai

Tes Hasil Belajar II 64

Tabel 4.6 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 65 Tabel 4.7 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 66


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas 36

Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa Kelas VII pada Tes Awal 50 Gambar 4.2 Tingkat Penguasaan Siswa Kelas VII pada Tes Hasil Belajar I 59 Gambar 4.3 Tingkat Penguasaan Siswa Kelas VII pada Tes Hasil Belajar II 65


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 74 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 80 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 86 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 92 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 98

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1 104

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2 111

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 3 118

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 4 127

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 5 133

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LAS 1 140

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS 2 146

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian LAS 3 153

Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian LAS 4 161

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian LAS 5 167

Lampiran 16. Kisi-kisi Tes Awal 174

Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 175

Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 176

Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Awal 177

Lampiran 20. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 180 Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 183

Lampiran 22. Tes Awal 186

Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 187

Lampiran 24. Tes Hasil Belajar I 189

Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 191

Lampiran 26. Tes Hasil Belajar II 196

Lampiran 27. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 198


(12)

xii

Lampiran 29. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 203 Lampiran 30. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 205 Lampiran 31. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation untuk Guru Siklus I 206 Lampiran 32. Rekaptulasi Pembelajaran Observasi Untuk Guru Siklus I 215 Lampiran 33. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation untuk Guru Siklus II 217 Lampiran 34. Rekaptulasi Pembelajaran Observasi Untuk Guru Siklus II 223 Lampiran 35. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation untuk Siswa Siklus I 225 Lampiran 36. Rekaptulasi Pembelajaran Observasi Untuk Siswa Siklus I 231 Lampiran 37. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation untuk Siswa Siklus II 232 Lampiran 38. Rekaptulasi Pembelajaran Observasi Untuk Siswa Siklus II 236 Lampiran 39. Daftar Nama Siswa Kelas VII SMP Katolik Mariana Medan 237 Lampiran 40. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Awal 240 Lampiran 41. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 281

Lampiran 42. Nama-Nama Kelompok Siklus I 242

Lampiran 43. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 243 Lampiran 44. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 245

Lampiran 45. Nama-Nama Kelompok Siklus II 247

Lampiran 46. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 248 Lampiran 47. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 250

Lampiran 48. Jadwal Kegiatan Penelitian 252


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diungkapkan Abdurahman (2009:253) bahwa matematika sangat diperlukan dalam kehidupan karena:

“ (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dengan persentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Ironisnya, matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai banyak siswa. Bagi mereka pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati dan kalau bisa dihindari. Ketakutan-ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik pada pelajaran matematika. Maka perlulah pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa sehingga mampu merangsang ide-ide dalam pikiran siswa.

Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis dan teliti yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:

“ (1) sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (3) sarana mengenal pola-pola


(14)

2

hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) sarana mengembangkan kreativitas; dan (5) sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Meskipun matematika merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan generasi bangsa yang unggul, namun pada kenyataannya kemampuan matematis siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hasil laporan evaluasi dari Program of International Student Assessment (PISA) tahun 2009 dalam http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/30/indonesia-peringkat-10-besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-PISA-html diperoleh bahwa : “prestasi anak -anak Indonesia pada pelajaran matematika masih rendah, hanya menduduki peringkat 61 dengan skor 371 dari 65 negara”.

Selain itu juga, dari hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dalam http://litbangkemdiknas.net/detail.php?id=214 diperoleh bahwa:

“Terjadi penurunan hasil belajar matematika Indonesia. Pada tahun

1999 Indonesia menempati posisi 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia menempati posisi 35 dari 46 negara sedangkan pada tahun 2007 Indonesia menempati 36 dari 39 negara, jauh dari negara tetangga yaitu Singapura yang menempati posisi 3 dan Malasya menempati posisi 20. Jika dilihat dari jumlah jam pelajaran matematika, Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malasya dan Singapura. Dalam satu tahun siswa kelas VIII di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika, sementara di Malasya hanya mendapat 120 jam

dan Singapura 112 jam”.

Hal ini mencerminkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu memberikan hasil yang diharapkan.

Sampai sekarang dalam dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika masih lebih menekankan anak untuk menghapal tanpa mengetahui konsep dasarnya. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang masih sulit mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang diungkapkan Surya (Harian Kompas, 2011) bahwa:

“Metode pembelajaran matematika yang tidak tepat itu justru mengakibatkan anak-anak lemah dalam menghitung. Pendidikan


(15)

3

matematika di sekolah lebih menekankan anak menghafal tanpa mengerti bagaimana proses berpikir logis untuk memahami konsep dasarnya. Cara belajar matematika yang dikenalkan kepada anak-anak tidak gampang dan tidak menyenangkan. Anak selalu tegang jika belajar matematika sehingga mereka sulit menyukai dan menggunakan konsep dasar matematika”.

Rendahnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru di kelas. Menurut Tim Instruktur PKG Matematika SMU dalam http://p3gmatyo. go.id :

“Rendahnya kualitas pembelajaran ini diakibatkan oleh

bermacam-macam sebab, salah satu diantaranya kurang tepatnya metode atau strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam pengembangan silabus dan skenario pembelajaran yang dirumuskan, yang bermuara pada kurang efektifnya pembelajaran yang dikembangkan dikelas”.

Seperti yang diungkapkan Abbas dalam http://www.depdiknas.go.id bahwa :

“Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.”

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMK BM YP Panca Jaya Galang pada tahun ajaran 2011/2012, siswa yang menyukai pelajaran matematika di dalam satu kelas sangat sedikit. Akibatnya, banyak siswa yang acuh tak acuh dengan pengajaran yang diberikan guru. Selain itu, banyak juga siswa yang tidak merasa percaya diri untuk menyelasaikan soal-soal yang diberikan walaupun bentuk soal tersebut sudah pernah dibahas dan diselesaikannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 Februari 2012 dengan Sabam Sitohang sebagai guru matematika kelas VII di SMP Katolik Mariana Medan diperoleh bahwa:

“Hasil belajar siswa masih tergolong rendah termasuk dalam materi pecahan. Siswa masih kurang memahami cara mengubah pecahan kedalam bentuk pecahan lainnya dan membandingkan dua pecahan.


(16)

4

Siswa masih sangat sulit menyelesaikan soal-soal operasi hitung pada bilangan pecahan seperti menjumlahkan dan mengurangkan pecahan-pecahan tak senama. Menurut beliau berdasarkan hasil ujian harian, mid semester dan ujian akhir semester, nilai yang diperoleh siswa dari hasil ujian mereka masih sangat rendah (sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 65 untuk kelas VII).”

Masalah lain yang ditemukan adalah guru kurang menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Berdasarkan observasi awal di SMP Katolik Mariana Medan terhadap siswa kelas VII, terlihat bahwa selama proses pembelajaran guru menggunakan metode konvensional dan masih didominasi oleh guru sehingga siswa tampak tidak bersemangat dalam belajar dan cenderung pasif dalam menerima pelajaran. Mereka hanya mendengar dan mencatat penjelasan guru tanpa memberikan umpan balik berupa pertanyaan ataupun tanggapan.

Menurut Roestiyah dalam http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/10/ pendekatan-pembelajaran- konvensional/ bahwa:

“Pembelajaran konvesional adalah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru”.

Gambaran permasalahan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut Trianto (2009:58) bahwa:

“Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi


(17)

5

dan belajar bersama-sama dengan siswa yang berbeda latar belakangnya”.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti dapat mengaktifkan peran siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menuntun siswa untuk melakukan proses penyelidikan yang dilakukan oleh siswa tersebut, dan selanjutnya siswa tersebut mengomunikasikan hasil perolehannya, lalu dapat membandingkannya dengan perolehan siswa yang lain, sehingga siswa lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuan tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Seperti yang diungkapkan Trianto (2009:78) bahwa:

“Dalam group investigation, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Kemudian siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya.”

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dinyatakan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh peneliti Lianty Aidawati jurusan pendidikan matematika FMIPA UPI (2011) mengatakan bahwa model group investigation dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dapat meningkat kemampuan penalaran induktif siswa SMA pada pokok bahasan logika.

Jadi untuk meningkatkan hasil belajar matematika harus diberikan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diharapkan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti


(18)

6

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Pecahan Kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul sebagai berikut:

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai siswa.

2. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika masih lebih menekankan anak untuk menghapal.

3. Kemampuan guru masih sulit mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. 5. Kualitas pembelajaran masih rendah.

6. Metode mengajar yang digunakan guru masih bersifat konvensional.

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka perlulah adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar dan model pembelajaran, dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan diatas, dirumuskan permasalahan “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP Katolik Mariana Medan pada pokok bahasan pecahan?”.


(19)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013.”

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SMP Katolik Mariana Medan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan studi banding peneliti yang relevan dikemudian hari.

4. Bagi siswa, melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation siswa semakin aktif untuk belajar matematika yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar.

5. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(20)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan, yaitu dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan hasil tes rata-rata siswa di siklus I dan siklus II. Hasil tes belajar siswa di siklus I diperoleh nilai rata-rata 62,91 dengan tingkat ketuntasan klasikal 67,44%. Pada siklus II nilai rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai 81,67 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 90,69%. Ini berarti pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013..

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar dapat juga menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Kepala sekolah SMP Katolik Mariana Medan hendaknya dapat

mengkordinasikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kepada peneliti lanjutan yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, yaitu memperhatikan soal-soal yang diberikan agar mudah dipahami oleh siswa, memperhatikan kekondusifan kelas dalam melakukan proses belajar mengajar.


(21)

71

DAFTAR PUSTAKA

Abbas dan Nurhayati, (2002), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika di SMU, http://depsiknas.go.id (diakses pada tanggal 13 Januari 2012)

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rikena Cipta, Jakarta.

Aidawati, L., (2011), Model Group Investigation dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMA, Skripsi, FMIPA UPI, http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip (diakses pada tanggal 23 Februari 2012)

Ancoto, (2009) http://anchoto.sman1ampekangke.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika/ (diakses pada tanggal 8 Maret 2011)

Anwar, (2011), Model Pembelajaran Group Investigation, http://ras-eko.blogspot.com/2011/06/17/model-pembelajaran-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Arikunto, S., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Cholik, A., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono, (2010), Pembelajaran Matematika,

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/06/pembelajaran-matematika.html (diakses

pada tanggal 8 Maret 2012)

Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA, UNIMED

Hamalik, O., (2002), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung. Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Rineka Cipta, Jakarta.


(22)

72

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Jauhari, M,. (2011), Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kostruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Krismanto, Al., (2003), Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. http://www.p3matyo.go.id/download/ modelpembelajaran.Pdf (diakses pada tanggal 8 Maret 2012)

Narudin, D., (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation,

http://www.vivilila.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Nuharini Dewi dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Nurkencana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

PISA (Program of International Student Assesment), (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/30/Indonesia-peringkat-10-besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-PISA-html (diakses pada tanggal 13 Januari 2012)

Roestiyah, (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/10/pendekatan-pembelajaran- konvensional/ (diakses pada tanggal 14 Maret 2012)

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Santoso, E.B., (2011), Model Pembelajaran Group Investigation, http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.


(23)

73

Suprijono, (2009), Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Surya, Y., (2011), Pendidikan Matematika Perlu Diubah, Harian Kompas, Rabu, 2 Maret 2011

Tim Instruktur PKG Matematika SMU, (2009), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, http://p3matyo.go.id (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Tim Pelatihan Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study), (2012), http://litbang-kemendiknas.net/detail.php?id=214 (diakses pada tanggal 14 Maret 2012)

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Yulianto, E., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bentuk-bentuk Pasar Kelas X Negeri Semarang 3 Demak, Skripsi, FE UNNES, http://lib.unnes.ac.id/7196/1/10622a.pdf (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)


(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Otto Manurung adalah anak kelima dari lima bersaudara. Lahir di Sibuntuon, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 19 Oktober 1991. Ayah bernama A. Manurung dan Ibu bernama T. Butar-Butar. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri No. 173685 Marom di Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMA Kristen Kalam Kudus Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(1)

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013.”

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SMP Katolik Mariana Medan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan studi banding peneliti yang relevan dikemudian hari.

4. Bagi siswa, melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation siswa semakin aktif untuk belajar matematika yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar.

5. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan, yaitu dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan hasil tes rata-rata siswa di siklus I dan siklus II. Hasil tes belajar siswa di siklus I diperoleh nilai rata-rata 62,91 dengan tingkat ketuntasan klasikal 67,44%. Pada siklus II nilai rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai 81,67 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 90,69%. Ini berarti pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Katolik Mariana Medan T.A 2012/2013..

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar dapat juga menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Kepala sekolah SMP Katolik Mariana Medan hendaknya dapat

mengkordinasikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kepada peneliti lanjutan yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, yaitu memperhatikan soal-soal yang diberikan agar mudah dipahami oleh siswa, memperhatikan kekondusifan kelas dalam melakukan proses belajar mengajar.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas dan Nurhayati, (2002), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Matematika di SMU, http://depsiknas.go.id (diakses pada tanggal 13 Januari 2012)

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rikena Cipta, Jakarta.

Aidawati, L., (2011), Model Group Investigation dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMA, Skripsi, FMIPA UPI, http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skrip (diakses pada tanggal 23 Februari 2012)

Ancoto, (2009) http://anchoto.sman1ampekangke.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik-matematika/ (diakses pada tanggal 8 Maret 2011)

Anwar, (2011), Model Pembelajaran Group Investigation, http://ras-eko.blogspot.com/2011/06/17/model-pembelajaran-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Arikunto, S., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Cholik, A., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VII, Erlangga, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono, (2010), Pembelajaran Matematika,

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/06/pembelajaran-matematika.html (diakses

pada tanggal 8 Maret 2012)

Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA, UNIMED

Hamalik, O., (2002), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung. Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Rineka Cipta, Jakarta.


(4)

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Jauhari, M,. (2011), Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Kostruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Krismanto, Al., (2003), Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. http://www.p3matyo.go.id/download/ modelpembelajaran.Pdf (diakses pada tanggal 8 Maret 2012)

Narudin, D., (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation,

http://www.vivilila.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Nuharini Dewi dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk SMP/MTs Kelas VII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Nurkencana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

PISA (Program of International Student Assesment), (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/30/Indonesia-peringkat-10-besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-PISA-html (diakses pada tanggal 13 Januari 2012)

Roestiyah, (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/10/pendekatan-pembelajaran- konvensional/ (diakses pada tanggal 14 Maret 2012)

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Santoso, E.B., (2011), Model Pembelajaran Group Investigation, http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-group-investigation.html (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.


(5)

Suprijono, (2009), Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Surya, Y., (2011), Pendidikan Matematika Perlu Diubah, Harian Kompas, Rabu, 2 Maret 2011

Tim Instruktur PKG Matematika SMU, (2009), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, http://p3matyo.go.id (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)

Tim Pelatihan Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study), (2012), http://litbang-kemendiknas.net/detail.php?id=214 (diakses pada tanggal 14 Maret 2012)

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Yulianto, E., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bentuk-bentuk Pasar Kelas X Negeri Semarang 3 Demak, Skripsi, FE UNNES, http://lib.unnes.ac.id/7196/1/10622a.pdf (diakses pada tanggal 22 Februari 2012)


(6)

RIWAYAT HIDUP

Otto Manurung adalah anak kelima dari lima bersaudara. Lahir di Sibuntuon, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 19 Oktober 1991. Ayah bernama A. Manurung dan Ibu bernama T. Butar-Butar. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri No. 173685 Marom di Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMA Kristen Kalam Kudus Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.