PERANAN MUSIK PADA UPACARA PERAYAAN CAP GO MEH DALAM BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA MEDAN.

PERANAN MUSIK PADA UPACARA PERAYAAN CAP GO MEH
DALAM BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA
DI KOTA MEDAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DESY CHRISTINARIA S
NIM 208142096

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

Hal
i
ii
iv
vi
vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

A.
B.
C.
D.

E.
F.

Latar Belakang masalah ..............................................................
Identifikasi Masalah ....................................................................
Pembatasan Masalah ...................................................................
Rumusan Masalah ......................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................
Manfaat Penelitian .....................................................................

1
4
5
6
7
7

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .
A. Landasan Teori ..........................................................................
1. Pengertian Peranan ................................................................

2. Pengertian Musik ...................................................................
3. Pengertian Upacara atau Perayaan .........................................
4. Budaya Masyarakat Tionghoa................................................
5. Pengertian Cap Go Meh ........................................................
B. Kerangka Konseptual .................................................................

9
9
9
10
15
17
18
19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. Metode Penelitian ......................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
C. Populasi dan Sampel ..................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

1. Studi Kepustakaan ................................................................
2. Dokumentasi ..........................................................................
3. Wawancara ............................................................................
4. Observasi Lapangan ...............................................................
E. Teknik Analisis Data .................................................................

22
22
23
23
25
25
28
28
30
30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
A. Perayaan Cap Go Meh dalam Budaya Masyarakat Tionghoa ....
B. Peranan Musik dalam Upacara Perayaan Cap Go Meh dalam

Budaya Masyarakat Tionghoa Di Kota Medan ..........................
C. Tata Acara Perayaan Cap Go Meh dalam Budaya Masyarakat
Tionghoa di Kota Medan .............................................................
D. Makna Musik pada Upacara Perayaan Cap Go Meh bagi
Masyarakat Tionghoa dan Masyarakat Umum ...........................

32
32
35
48
54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran ........................................................................................

57
57
59


DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

60

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Istilah dari tempo.......................................................................... 14

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Irama dengan notasi balok........................................................... 12
Gambar 2.2 Melodi dengan notasi balok......................................................... 13
Gambar 2.3 Harmoni pada notasi balok......................................................... 13
Gambar 4.1 Musik yang dimainkan pada saat awal dan akhir upacara
Sembahyang................................................................................ 37
Gambar 4.2 Musik yang dimainkan pada saat pembacaan doa dan kitab...... 38

Gambar 4.3 Gendang...................................................................................... 40
Gambar 4.4 Gong Kecil.................................................................................. 42
Gambar 4.5 Simbal Kecil............................................................................... 43
Gambar 4.6 Gendang yang dipakai para pemain musik Barongsai............... 47
Gambar 4.7 Lampion..................................................................................... 50
Gambar 4.8 Hio : Kayu atau lidi yang dilaburi ramuan pewangi dalam
bentuk padat............................................................................... 51
Gambar 4.9 Yuolou : tempat untuk meletakkan Hio setelah dibakar yang
terbuat dari besi kuningan......................................................... 52

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi
waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik

itu untuk individu, keluarga, kelompok, maupun manusia di dunia secara
mayoritas. Waktu-waktu penting dalam kehidupan manusia ini selalu pula
diperingati untuk meneruskan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Peristiwa
penting itu diantaranya seperti hari kelahiran seseorang, hari kelahiran tokoh
masyarakat, hari peperangan, hari kemenangan, peristiwa bencana alam, peristiwa
pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam mengenang peristiwa dan mengatur siklus waktu dalam
kehidupannya tidak jarang pula manusia menggunakan sistem penanggalan atau
kalender. Ada yang digunakan secara meluas, namun ada pula yang digunakan
oleh sekelompok kecil manusia. Contoh kalender yang digunakan secara luas
adalah kalender Masehi, yang berdasar kepada lahirnya Tuhan Yesus Kristus di
dunia ini. Sampai sekarang kalender ini menjadi kalender dunia. Setiap tanggal 25
Desember umat Kristiani merayakan hari kelahiran Yesus Kristus, dan setiap
tanggal 1 Januari semua manusia di muka bumi ini memperingati tahun baru.
Sistem kalender Masehi ini berdasar kepada perputaran bumi mengelilingi
matahari yaitu 365 hari lebih seperempat hari dalam setiap tahunnya.

2

Selain itu, masyarakat Islam juga mengenal penanggalan Hijriah, yang

berdasar kepada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Medinah di
awal-awal perkembangan Islam. Kalender umat Islam ini berdasar kepada
perputaran bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu sistem penanggalan umat
Islam ini disebut sebagai sistem penanggalan qamariah (bulan).
Begitu

juga

dengan

masyarakat

Tionghoa

mengenal

sistem

penanggalannya sendiri yang setiap tahunnya diperingati tahun baru Imlek. Tahun
baru Imlek disebut juga dengan Gong Xi Fat Cai yang mempunyai arti ucapan

syukur dan doa kepada Tuhan (dewa-dewi) mengharapkan agar di tahun-tahun
berikutnya mendapat rejeki yang lebih banyak. Dalam perayaan tersebut
dilakukan sembahyang kepada sang pencipta, dan perayaan Cap Go Meh. Malam
tahun baru Imlek dikenal sebagai Chuxi yang berati “malam pergantian tahun”.
Perayaan Cap Go Meh awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan
kepada Dewa Thai-Yi. Dewa Thai-Yi sendiri dianggap dewa tertinggi di langit
oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M). Upacara ini dirayakan secara rutin setiap
tahunnya. Upacara ini dahulunya sangat tertutup, hanya untuk kalangan istana dan
belum dikenal secara umum oleh masyarakat Tionghoa. Adat-istiadat perayaan
Cap Go Meh di Indonesia adalah dengan menyaksikan lampion dan makan
makanan khas masyarakat Tionghoa.
Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas dan hari terakhir
rangkaian masa perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa. Istilah Cap Go Meh
berasal dari dialek Hokkien yang bila diartikan secara harafiah bermakna 15 hari
atau malam setelah Imlek.

3

Bila dipenggal per kata, Cap mempunyai arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh
berarti malam. Menurut tradisi rakyat Tionghoa , sehabis Cap Go Meh maka

berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek.
Ada beberapa adat-istiadat yang merupakan rangkaian acara yang tidak
terpisahkan dari zaman Cina kuno seperti acara pawai menggotong joli
Toapekong untuk diarak keluar dari Kelenteng. Toapekong (Hakka = Taipakkung,
Mandarin = Dabogong) yang berarti secara harafiah eyang buyut untuk makna
kiasan bagi dewa yang pada umumnya merupakan seorang kakek yang sudah tua.
Pawai Cap Go Meh ini diiringi oleh para pemain musik yang
menggunakan instrument musik trompet, tambur dan bajidor (Bedug). Cap Go
Meh juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti, tarian Barongsai atau
tarian singa, tarian naga ataupun yang sering disebut Liong, persembahan
nyanyian, pertunjukkan musik, bahkan drama parodi dan banyak kegiatan
menarik lainnya. Kesenian tersebut masih tetap eksis sampai saat ini di komunitas
masyarakat Tionghoa karena masih berkaitan atau berhubungan dengan upacara
ritual keagamaan.
Hal-hal tersebut sangat menarik perhatian peneliti untuk meneliti
jalannya upacara perayaan Cap Go Meh dan peranan musik dalam perayaan ini.
Untuk itu peneliti akan meneliti dan membahas tulisan ini untuk dijadikan skripsi
dengan judul Peranan Musik Pada Upacara Perayaan Cap Go Meh dalam
Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Medan.

4

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tahapan permulaan dari penguasaan
masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali
sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca
mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian.
Masalah yang dipilih harus researchable dalam arti masalah tersebut dapat
diteliti.
Berdasarkan pendapat diatas dan uraian latar belakang masalah, maka
permasalah penelitian ini diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya :
1. Bagaimana peranan musik pada upacara perayaan Cap Go Meh dalam
budaya masyarakat Tionghoa di Kota Medan?
2. Bagaimana tata acara upacara perayaan Cap Go Mehdalam budaya
masyarakat Tionghoa di Kota Medan?
3. Mengapa acara Cap Go Meh rutin dilaksanakan dalam budaya masyarakat
Tionghoa?
4. Apa dampak bila musik ditiadakan pada setiap perayaan Cap Go Meh
dalam budaya masyarakat Tionghoa di Kota Medan?
5. Apa makna musik pada upacara perayaan Cap Go Meh bagi masyarakat
Tionghoa?

5

C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti,
maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, dalam hal ini
peneliti mengadakan pembatasan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian
ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2006:30) yang
mengatakan bahwa :
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan
peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi
rumusan permasalahan penelitian dan dirangkum ke dalam
beberapa pertanyaan yang jelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Mengapa acara Cap Go Meh rutin dilaksanakan dalam budaya masyarakat
Tionghoa?
2. Bagaimana peranan musik pada upacara perayaan Cap Go Meh dalam
budaya masyarakat Tionghoa di Kota Medan?
3. Bagaimana tata acara upacara perayaan Cap Go Meh dalam budaya
masyarakat Tionghoa di Kota Medan?
4. Apa makna musik pada upacara perayaan Cap Go Meh bagi masyarakat
Tionghoa dan masyarakat umum?

6

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian
yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.
Berdasarkan uraian diatas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani
(2005:14) yang menyatakan bahwa :
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang
akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan
jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan
masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran
fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian
senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana
dirumuskan”.
Berdasarkan uraian di atas baik latar belakang masalah, identifikasi
masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Bagaimana Peranan Musik pada Upacara Perayaan Cap Go
Meh dalam Budaya Masyarakat Tionghoa di Kota Medan?”

7

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian dan tujuan penelitian merupakan
jawaban atas pertanyaan dalam penelitian.
Maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui mengapa perayaan Cap Go Meh dilaksanakan dalam
budaya masyarakat Tionghoa.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan musik pada upacara perayaan Cap
Go Meh dalam budaya masyarakat Tionghoa di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui tata acara upacara perayaan Cap Go Meh dalam budaya
masyarakat Tionghoa di Kota Medan.
4. Untuk mengetahui makna musik pada upacara perayaan Cap Go Meh bagi
masyarakat Tionghoa dan masyarakat umum.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.
Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai peranan musik pada upacara perayaan Cap Go Meh di
Kota Medan.
2. Sebagai sumber pengetahuan bagi para peneliti dan pembaca mengenai
budaya yang ada di Indonesia.

8

3. Sebagai informasi bagi penelitian berikutnya yang relevan dengan topik
penelitian ini.
4. Untuk mengetahui tata acara perayaan Cap Go Meh dalam budaya
masyarakat Tionghoa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perayaan Cap Go Meh dirayakan oleh penganut agama Buddha dan
Khonghucu, pada hari ke-15 pada bulan pertama setelah Tahun Baru
Imlek. Agama Buddha dan Khonghucu memang merayakan hari
besar yang sama tetapi cara merayakannya berbeda. Penganut agama
Buddha hanya melaksanakan sembahyang di vihara pada saat
perayaan Cap Go Meh. Sedangkan penganut agama Khonghucu
merayakannya dengan berbagai tradisi dan masih menganut tradisi
nenek moyang mereka, selesai melaksanakan sembahyang mereka
merayakannya dengan mengadakan pertunjukkan barongsai, tarian
naga atau Liong dan opera cina.
2. Peran musik pada perayaan Cap Go Meh adalah sebagai pengiring
doa dan sebagai tanda dimulainya sembayang yang dilaksanakan di
kelenteng maupun di vihara. Musik memiliki peranan penting dalam
pelaksanaan sembahyang Cap Go Meh sebab sudah menjadi
ketetapan dan tradisi masyarakat Tionghoa yang menganut agama
Buddha dan Khonghucu.

3. Alat musik yang dipakai pada saat upacara sembahyang adalah
gendang, gong kecil dan simbal kecil. Musik yang dimainkan juga
sebagai alat untuk memanggil para dewa-dewi dalam pelaksanaan
sembayang pada perayaan Cap Go Meh tersebut
4. Tata upacara perayaan Cap Go Meh adalah pada malam hari sebelum
hari Cap Go Meh semua masyarakat Tionghoa yang merakannya
memasang lampion-lampion dirumah mereka dan sekitar pemukiman
mereka. Keesokan harinya tepat pada hari Cap Go Meh, masyarakat
Tionghoa datang ke vihara dan kelenteng unutk bersembayang
memanjatkan doa-doa untuk tahun yang lebih baik. Selesai
sembayang

masyarakat

yang

menganut

agama

Khonghucu

merayakan Cap Go Meh dengan menyaksikan atraksi barongsai,
tarian naga dan opera cina yang di siapkan pihak kelenteng.
5. Makna musik pada perayaan Cap Go Meh bagi masyarakat Tionghoa
dan masyarakat umum sangatlah berbeda. Bagi masyarakat Tionghoa,
musik adalah bagian dari kebutuhan rohani mereka dan sudah
menjadi tradisi dalam setiap perayaan hari besar dan pelaksanaan
sembahyang. Sedangkan bagi masyarakat umum, musik pada
perayaan Cap Go Meh dan hari besar masyarakat Tionghoa lainnya
dalah bagian dari hiburan dan budaya yang asing bagi mereka.
Karena budaya tersebut adalah budaya dari luar dan bukan hal yang
biasa bagi mereka.

B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran
antara lain :
1. Penggunaan alat musik tradisional sebagai musik pengiring doa dan
sebagai alat komunikasi umat dengan dewa-dewi dalam upacara
sembayang pada perayaan Cap Go Meh, hendaknya dipertahankan dan
dilestarikan.
2. Para pemain musik sebaiknya ditambahkan jumlahnya dan sebaiknya
permainan musik di ajarkan pada anak-anak remaja vihara maupun
kelenteng agar generasi muda tidak lupa akan kebudayaan dan tradisi.
Dan sebagai ilmu pengetahuan agama bagi generasi muda tersebut.
3. Menghadiri lebih banyak lagi jenis alat musik cina agar perayaan Cap
Go Meh setiap tahunnya lebih berwarna dan bervariasi. Alat musik
yang sudah ada dapat dipertahankan dan dilestarikan agar generasi
muda berikutnya dapat mengetahui akan pentingnya peranan musik
dalam upacara sembahyang pada perayaan Cap Go Meh dan hari besar
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Diana. 2012. Peranan Musik pada Upacara Kematian Kepercayaan
Khonghucu di Yayasan Angsa Pura Medan. Medan: Skripsi. UNIMED
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antar budaya:
Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hadeli. 2006. Metode penelitian Kependidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press.
Handayani, Putri. Peranan Musik pada Resepsi Pernikahan Etnis Jawa di Desa
Dalu Sepuluh-B Kecamatan Tanjung Morawa Medan. Medan: Skripsi.
UNIMED
Hamidi. 2004. Metode penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press
http://id.wikipedia.org/wiki/alat-musik
http://id.wikipedia.org/wiki/Cap_Go_Meh
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_musik
http://www.blogspot.com/2010/07/istilah-istilah-musik-dinamika-tempo
http://www.blogspot.com/2012/02/pengertian-tempo-dalam-bermain-musik
http://www.wordpress.com/2009/01/20/arti-simbol-imlek-capgomeh
Irawati, Yuni. 2011. Peranan Musik pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat
Gayo di Desa Hakim Wih Ilang Kabupaten Bener Meriah. Medan. Skripsi:
UNIMED
Mantra, Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Muslimin. 2002. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Malang: Bayu Media dan
UMM Press.
Sembiring, Dolorosa M. 2011. Peranan Musik pada Upacara Keagamaan Dewa
Yadnya pada Masyarakat Hindu Bali di Pura Raksa Bhuana Medan.
Medan: Skripsi. UNIMED
Sinambela, Naomi. 2010. Peranan Musik pada Tata Ibadah Agama Buddha
Mahayana di Vihara Borubudur Jalan Imam Bonjol Medan. Medan:
Skripsi. UNIMED
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB
Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suryadinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa.Jakarta:
Pustaka 2 P3ES
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.