KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

(1)

KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM

DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA

DARAH PADA TIKUS NEFROPATI DIABETES

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

SAGITA NAWA DWINANI

K 100 100 032

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA


(2)

(3)

1

KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA

TIKUS NEFROPATI DIABETES

ABILITY OF ETHANOL EXTRACT FROM BLACK RICE BRAN TO DECREASE BLOOD GLUCOSE LEVEL IN NEPHROPATHY DIABETIC RATS

Sagita Nawa Dwinani dan Arifah Sri Wahyuni

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

ABSTRAK

Bekatul beras hitam mengandung antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan melindungi sel beta pankreas terhadap peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) pada kondisi hiperglikemia. Antosianin juga dapat meningkatkan sensitivitas dan sekresi insulin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan ekstrak etanol bekatul beras hitam dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus nefropati diabetes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pre and post test with control group design. Dua puluh ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok. Pembuatan tikus diabetes dengan induksi aloksan i.p dosis 160 mg/kgBB dan kadar glukosa darah tikus dipantau selama 21 hari. Tikus yang mengalami nefropati diabetes digunakan sebagai sampel. Dilanjutkan pemberian perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB selama 14 hari. Ditetapkan kadar glukosa darah pada hari ke-7, -10, dan -14. Data kadar glukosa darah yang diperoleh diuji dengan Paired Sample T-Test dan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50, 100, dan 200 mg/kgBB mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus nefropati diabetes, dan pada dosis 200mg/kgBB mampu menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

Kata kunci : bekatul beras hitam, kadar glukosa darah, nefropati diabetes, aloksan ABSTRACT

Black rice bran contains anthocyanins which act as antioxidants. Antioxidants protect pancreatic beta cells against an increase Reactive Oxygen Species (ROS) in the condition of hyperglycemia. Anthocyanins may also improve insulin sensitivity and it secretion. The purpose of this study was to measure the ability of ethanol extract from black rice bran to decrease blood glucose level in nephropathy diabetic rats. This study used an experimental method with pre and post test with control group design. Twenty rats were divided into 5 groups. The diabetic rats was performed by a single intraperitonial injection of alloxan dose 160 mg/kg body weight and blood glucose level of rats were monitored for 21 days. Rats with nephropathy diabetic was used as a sample. Continued provision of treatment with ethanol extract of black rice bran doses 50, 100, and 200 mg/kg body weight for 14 days. Defined blood glucose level on day - 7, -10, and -14. Data obtained blood glucose level were tested by paired sample T-test and One Way Anova. The results showed the ethanol extract of black rice bran doses 50, 100, and 200 mg/kg body weight can decreased blood glucose level in nephropathy diabetic rats, and at doses 200mg/kg body weight able to decreased blood glucose level were equivalent to normal control.


(4)

2

PENDAHULUAN

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karekteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Soegondo, 2005). Apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat mengakibatkan resiko komplikasi berupa komplikasi mikrovaskuler atau makrovaskuler (Suherman, 2007). Komplikasi mikrovaskuler antara lain meliputi retinopati, neuropati, dan nefropati sedangkan komplikasi makrovaskuler berupa penyakit jantung koroner, stroke, dan peyakit vaskuler periferal (Yulinah et al., 2009). Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskuler terpenting pada diabetes melitus. Hiperglikemia dapat meningkatkan produksi hidrogen peroksida dan peroksidasi lipid sel mesangial glomerular (Chaturvedi, 2007). Hal tersebut mengakibatkan perubahan struktur ginjal sehingga fungsi ginjal terganggu. Selanjutnya kerusakan ginjal dapat mengarah pada gagal ginjal seperti glomerulosklerosis (Probosari, 2013). Terapi untuk menurunkan risiko nefropati diabetik dilakukan dengan penatalaksanaan diet yang tepat, pengendalian lipid darah, tekanan darah, peningkatan asupan protein dan antioksidan (Hakim & Ayustarningwarno, 2013) serta kontrol ketat glukosa darah (Chaturvedi, 2007).

Bekatul beras hitam mengandung komponen yang bermanfaat bagi pengelolaan diabetes melitus. Kaneda et al (2006) melaporkan bahwa kandungan utama ekstrak etanol bekatul beras hitam adalah antosianin yang didalamnya mengandung senyawa aktif sianidin-3-glukosida. Senyawa ini dapat memperbaiki keadaan hiperglikemia dan sensitivitas insulin (Sasaki et al., 2007). Kombinasi sianidin-3-glukosida dengan acarbose konsentrasi rendah memiliki efek sinergis dalam menghambat enzim α-glukosidase dan α -amilase (Akkarachiyasit et al., 2010). Hal tersebut menyebabkan terjadinya penundaan penyerapan glukosa, sehingga kadar glukosa plasma postprandial berkurang dan menekan hiperglikemia postprandial (Lucioli, 2012).

Selain mengandung antosianin, bekatul beras hitam juga mengandung γ-oryzanol, tokoferol, tokotrienol, polifenol, pitosterol dan asam amino esensial serta mikronutrien (Ryan, 2011). Menurut Zhang (2010), bekatul beras hitam memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan bekatul beras putih. Penggunaan antioksidan dapat mengurangi stress oksidatif pada penderita diabetes melitus, sehingga antioksidan mampu mencegah komplikasi diabetes (Rahimi et al, 2005).

CARA PENELITIAN 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental, dengan rancangan metode pre and post test with control group design.


(5)

3

2. Alat

a. Alat yang digunakan untuk membuat ekstrak etanol bekatul beras hitam seperti bejana stainless steel, penangas air (waterbath), vaccum rotary evaporator, alat-alat gelas (Pyrex), timbangan analitik (Presica A-SCS), cawan porselen, dan flakon.

b.Alat yang digunakan untuk perlakuan hewan uji seperti timbangan tikus 2610 gram (Lark, Cina), timbangan analitik (Ohaus), spuit injeksi 1,0 ml, 3,0 ml, 5 ml (Terumo), dan spuit oral ukuran 18 gauge.

c. Alat yang digunakan untuk pengambilan dan preparasi serum darah tikus yaitu pisau sayat, holder, vortex, tabung ependorf, sonifikator, sentrifuge (Mini Spin), dan alat-alat gelas (Pyrex).

d.Alat yang digunakan untuk penetapan kadar glukosa darah seperti kuvet disposable semi micro, mikropipet ukuran 5-50 µL dan 100-1000 µL (Accura), yellow tip, blue tip, dan spektrofotometer visibel (Star Dust FC*15).

2. Bahan

a. Bekatul beras hitam sebagai bahan yang akan diekstraksi. Bekatul diperoleh dari Kartasura, Solo.

b. Etanol 96% sebagai penyari.

c. Aloksan sebagai penginduksi hiperglikemi (Sigma Aldrich). d. Larutan saline (larutan NaCl 0,9%) sebagai pelarut aloksan. e. Akuades sebagai pelarut ekstrak bekatul beras hitam.

f. Tikus putih galur Sprague Dawley (SD) dengan berat badan 200-300 gram, umur 2 sampai 3 bulan yang diperoleh dari peternakan tikus drh. Sarwono (Salatiga, Jawa Tengah) sebagai hewan uji.

g. Pereaksi pada penetapan kadar serum glukosa seperti reagen kit Glucose GOD FS dari Diasys.

3. Jalannya Penelitian a. Pembuatan Ekstrak

Bekatul beras hitam direndam dalam etanol 96%, rendaman diaduk hingga rata, ditutup rapat selama 3 hari dan sesekali dilakukan pengadukan. Hasil rendaman yang diperoleh disaring menggunakan vaccum Buchner. Filtrat yang terbentuk disimpan, dan ampasnya diremaserasi menggunakan etanol 96% sebanyak empat kali. Seluruh filtrat yang terkumpul diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator dengan suhu 60ºC hingga terbentuk ekstrak kental. Ektrak kental yang diperoleh kemudian ditimbang untuk menghitung rendemen.


(6)

4

b. Pembuatan Tikus Diabetes

Kadar glukosa darah awal (baseline) pada tikus diukur terlebih dahulu. Nilai normal kadar glukosa pada tikus berkisar antara 50-135 mg/dL (Johnson-Delaney, 1996). Kemudian tikus diinduksi dengan aloksan dosis 160 mg/kgBB (Chougalae et al., 2007). Pemantauan kadar glukosa darah tikus dimulai pada hari ke-4, 7, 10, 14, dan ke-21, jika kadar glukosa darah ≥150 mg/dL tikus dikategorikan telah mengalami diabetes melitus (Iqbal et al., 2011).

c. Uji Perlakuan

Tikus jantan yang digunakan sebanyak 20 ekor dengan berat 200-300 gram dan telah diaklimitasi selama 7 hari. Selanjutnya tikus diambil secara acak dan dibagi menjadi 5 kelompok. Ditetapkan kadar glukosa darah awal (baseline) terlebih dahulu pada semua kelompok. Selanjutnya kelompok II-V diinduksi aloksan secara intraperitonial dengan dosis 160mg/kgBB. Pemantauan kadar glukosa darah tikus dilakukan pada hari ke 4, 7, -10, -14, dan ke-21. Tikus yang mengalami nefropati diabetes digunakan sebagai sampel (Sulistiowati, 2014). Selanjutnya kelompok III-V diberi perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam selama 14 hari. Pemantauan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-7, -10, dan -14.

Kelompok I : kontrol normal, tanpa perlakuan ekstrak bekatul beras hitam Kelompok II : kontrol negatif, diberi akuadest p.o

Kelompok III : perlakuan dengan ekstrak bekatul beras hitam 50mg/kgBB p.o Kelompok IV : perlakuan dengan ekstrak bekatul beras hitam 100mg/kgBB p.o Kelompok V : perlakuan dengan ekstrak bekatul beras hitam 200mg/kgBB p.o

d. Pembuatan Sampel, Blangko dan Standart

Darah tikus diambil melalui pembuluh darah vena lateralis bagian ekor, ditampung dalam tabung ependorf. Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Kemudian bagian serum diambil untuk dijadikan sampel. Pembuatan sampel berupa plasma 10 µL dicampur dengan reagen kit Glucose GOD FS dari Diasys 1000 µL. Blanko dibuat dengan mencampur akuades 10 µL dan reagent 1000 µL sedangkan standart dibuat dengan mencampur larutan standart 10 µL dan reagent 1000 µL. Sampel, blangko dan standart diinkubasi 10 menit pada 37°C.

e. Penetapan Kadar Glukosa Darah

Penetapan kadar glukosa menggunakan metode GOD-PAP dengan reagen kit Glucose GOD FS dari Diasys. Reagen tersebut terdiri buffer fosfat, fenol, 4-aminoantipirin, GOD (glucose oxidase), POD (peroxidase). Sampel dibaca absorbansinya


(7)

5 menggunakan spektrofotometer visibel dengan panjang gelombang 546 nm. Perhitungan kadar glukosa dengan rumus :

/ x konsentrasi standart mg/dL

Terjadi interaksi antara glukosa dan O₂ kemudian dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (GOD) membentuk asam glukonat dan H2O2 (Gambar 3). Hidrogen Peroksida yang terbentuk (H2O2) akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol kemudian membentuk kuinoimin yang berwarna merah violet. Intensitas warna merah yang dihasilkan kuinoimin menunjukkan kadar glukosa dalam darah.

Gambar 1. Prinsip reaksi pada metode GOD-PAP (Dias, 1999)

f. Analisa Data

Data yang diperoleh berupa kadar glukosa diolah menggunakan SPSS versi 20 for windows. Analisis pertama, data diuji normalitas distribusi dengan uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic. Apabila data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen (p>0,05), maka analisis dilanjutkan pada uji parametrik Paired Sample T-Test untuk membandingkan kadar glukosa pre test (hari ke-21) dan post test (hari ke-35) pada masing-masing kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan nyata antar dua kelompok dilakukan uji One Way Anova dengan uji lanjutan menggunakan Tuckey HSD Post Hoc Test.


(8)

HASI prinsip bekatu antosia dengan untuk Vanin diband metan ekstrak etanol yang ROS kerusa menin 2002). produk oksida Menur untuk tikus Peman K a dar Gluk osa Darah

L DAN PEM

Etanol mer p ‘like disso ul beras hit anin terting n etanol. Ab ekstraksi an i et al (20 dingkan met ol. Sehingga k etanol bek bekatul bera Aloksan m menghasilka mengakibatk akan dari ngkatkan mo . Modifikasi ksi radikal b atif berperan

Pada pemb rut Chougal

menginduk ≥150 mg/dL ntauan kadar Gam 0 50 100 150 200 250 300 0 (mg /dL) H MBAHASA rupakan pel olve like” (A

tam yang d ggi, karena

bou et al (20 ntosianin dar 009) bahwa

tanol, selain a pada penel

katul beras as hitam yan merusak sel

an peningka kan konsen

sel beta odifikasi lipi

i tersebut me bebas sehing n penting dal

buatan tikus le et al (200

si diabetes y L dikategor r glukosa dar

mbar 2. Pening

0 4

Hari Pemanta AN

larut polar y Amelia et a diekstraksi

antosianin 011) melapo

ri bunga Ros etanol mam itu penggun litian ini dig

hitam yang ng didapatka

beta pankre atan Reactiv ntrasi kalsium

pankreas ( id, DNA, d emicu ketida gga menimb am perkemb diabetes, do 07) dosis alo

yang stabil rikan tikus rah tikus dim

gkatan kadar g

7 10

auan Kadar G

yang dapat m al., 2013). M dengan eta tersebut me orkan bahwa sela. Hasil p mpu menge naan etanol gunakan etan diperoleh a an adalah 7,3 eas dengan p ve Oxygen S m sitosol m (Szkudelski,

an protein p akseimbanga bulkan stress bangan nefro osis aloksan y

oksan 160m dengan toks sudah mend mulai pada h

glukosa darah 14 2 Glukosa Dar mengekstrak Menurut Wid anol mengh emiliki pola etanol lebih penelitian ser ekstrak anto dapat meng nol 96% seb

adalah 147 35%.

pembentuka Species (RO meningkat,

2001). P pada berbag an antara ant s oksidatif (N opati diabete

yang diguna mg/kgBB sec sisitas minim

derita diabe hari ke-4, 7,

h setelah di ind

21

rah

ksi antosianin darta et al ( hasilkan kan aritas yang h efektif dib

rupa juga di osianin yang ghindari ada

agai cairan p gram. Rend

an reaksi red OS). Adanya sehingga m Pembentukan gai jaringan tioksidan dan Nuttal et al. es (Ha & Lee

akan adalah cara intraper mal. Kadar g etes (Iqbal e 10, 14, dan

duksi aloksan

Kelompok No Kelompok II ( Kelompok III Kelompok IV Kelompok V n berdasarka (2013) bahw ndungan tot sangat mir bandingkan a ilaporkan ole g lebih bes anya toksisit penyari. Has demen ekstra duksi oksida a peningkata mengakibatka n ROS jug (Ueno et a n peningkata

, 1999). Str e, 2001)

160mg/kgBB ritonial sesu glukosa dara et al., 2011

ke-21. n ormal (-) 6 an wa tal rip air eh ar as sil ak asi an an ga al., an es B. uai ah 1).


(9)

7 Berdasarkan Gambar 2, setelah diinduksi aloksan kadar glukosa darah pada kelompok II-V dari hari ke-0 (baseline) sampai dengan hari ke-21 terjadi peningkatan yang signifikan (p<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol normal kadar glukosa darah hari ke-0 (baseline) sampai dengan hari ke-21 tidak terjadi perubahan signifikan (p>0,05). Nilai normal kadar glukosa darah pada tikus berkisar antara 50-135 mg/dL (Johnson-Delaney, 1996). Kelompok kontrol normal tidak mengalami kenaikan kadar glukosa darah karena tidak diinduksi aloksan.

Selain itu induksi aloksan 160mg/kgBB selama 21 hari dapat menyebabkan kenaikan rata-rata pada kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) menjadi 32,02 ± 1, 69 mg/dL (Sulistiowati, 2014). Kadar tersebut melebihi kadar normal BUN pada tikus yaitu 15-21mg/dL (Johnson-Delaney, 1996), maka tikus dikategorikan telah mengalami nefropati diabetes (Sulitiowati, 2014).

Kemudian pada kelompok III, IV dan V mulai diberi perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam secara per oral pada hari ke-21. Maka kadar glukosa darah pada hari ke-21 dianggap sebagai kadar glukosa darah sebelum pemberian perlakuan. Perlakuan dilakukan selama 14 hari dan pemantauan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke7, -10, dan -14.

Tabel 1. Data kadar glukosa darah sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada hari ke- 7, -10, dan -14

Kadar Glukosa Darah

Kelompok Sebelum Perlakuan

Hari ke-7 Hari ke-10 Hari ke-14

I Kelompok normal

X ± SD

II Kelompok negatif

X ± SD

III

Ekstrak BBH 50mg/kgBB

X ± SD

IV

Ekstrak BBH 100mg/kgBB

X ± SD

V

Ekstrak BBH 200mg/kgBB

X ± SD

84 80 88 79

82,75 ± 4,11

273 278 268 274

273,25 ± 4,11

243 227 174 240

221,00 ± 32,09

221 228 183 183

203,75 ± 24,13

241 248 228 182

224,75 ± 29,68

90 76 83 85

83,75 ± 6,18

240 213

194 260

226,75 ± 29,11

210 212 137 228 196,75 40,63 196 227 137 152

178,25 ± 34,04

220 149 192 152

178,25 ± 34,04

91 84 89 82

86,5 ± 4,20

247 232 202 230

227,75 ± 18,77

209 186 115 205

178,75 ± 43,67

196 225 128 148

174,25 ± 44,26

215 132 167 113

156,75 ± 44,81

78 72 77 84

77,75 ± 4,92

241 241 227 235

236,00 ± 6,63

202 158 120 163

160,75 ± 33,54

188 177 112 133

152,50 ± 35,97

175 100 132 106


(10)

8 Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil yang signifikan (p<0,05) yaitu pada ketiga kelompok perlakuan mengalami penurunan rata-rata kadar glukosa darah bila kadar glukosa darah sebelum perlakuan dibandingkan dengan kadar glukosa darah pada hari ke-14 setelah perlakuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol negatif dan kontrol normal tidak menunjukkan perubahan yang signifikan karena tidak menerima perlakuan pemberian ekstrak etanol bekatul beras hitam. Pada kelompok V dengan perlakuan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB mengalami penurunan kadar glukosa darah terbesar bila dibandingkan kelompok III & IV. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencapai 130,50 ± 31,86mg/dL.

Berdasarkan hasil uji One Way Anova bahwa perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB bila dibandingkan dengan kontrol negatif, menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p<0,05) pada hari ke-14 setelah perlakuan. Namun perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB sampai dengan hari ke-14 belum mampu menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal. Sedangkan untuk perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB telah mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-10 setelah perlakuan serta menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa ekstrak etanol bekatul beras hitam mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus nefropati diabetes. Diduga kandungan senyawa dari ekstrak etanol bekatul beras hitam yang berperan dalam penurunan kadar glukosa darah adalah antosianin. Berdasarkan Kaneda et al (2006) bahwa ekstrak etanol bekatul beras hitam mengandung antosianin yang didalamnya terdapat senyawa aktif yaitu sianidin-3-glukosida. Senyawa ini dapat memperbaiki keadaan hiperglikemia (Sasaki et al., 2007) dan memiliki potensi untuk memperbaiki resistensi insulin (Inaguma et al., 2011). Kandungan lain dari antosianin yaitu pelagornidin-3-galaktosida dilaporkan memiliki kemampuan untuk meningkatkan sekresi insulin (Jayaprakarsam et al., 2005). Selain itu, antosianin juga bertindak sebagai antioksidan (Kaneda et al., 2006) yang bekerja dengan cara melindungi sel beta pankreas terhadap peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) (Modak et al., 2007) pada kondisi hiperglikemia (Hong et al., 2009) dan sekaligus mengurangi stress oksidatif pada penderita diabetes. Sehingga penggunaan antioksidan mampu mencegah adanya komplikasi diabetes melitus (Rahimi et al., 2005).


(11)

9

KESIMPULAN

Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-14 setelah pemberian perlakuan, namun belum mampu menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

Sedangkan pada ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB bila dibandingkan dengan kontrol negatif telah mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-10 setelah pemberian perlakuan dan menunjukkan kemampuan menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

SARAN

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif dari ekstrak etanol bekatul beras hitam yang bertanggung jawab langsung terhadap penurunan kadar glukosa darah serta mekanisme aksi yang menyertainya.

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas ekstrak etanol bekatul beras hitam dalam penggunaan jangka panjang.

DAFTAR ACUAN

Abou Arab AA., Abu Salem FM., & Abou Arab EA., 2011, Physicochemical Properties Of Natural Pigments (Anthocyanin) Extracted From Roselle Calyces (Hibiscus Subdariffa), J.of American Science, 7(7), 445-456.

Akkarachiyasit, Charoenlertkul, Yibchok-anun, & Adisakwattana, 2010, Inhibitory Activities of Cyanidin and Its Glycosides and Synergistic Effect with Acarbose against Intestinal α-Glucosidase and Pancreatic α-Amylase, Int J Mol Sci, 11(9): 3387–3396.

Amelia F., Afnani GN., Musfiroh A., Fikriyani AN., Ucche S., & Murrukmihadi M., 2013, Extraction and Stability Test of Anthocyanin from Buni Fruits (Antidesma Bunius L) as an Alternative Natural and Safe Food Colorants, J.Food Pharm.Sci., 1, 49-53.

Chaturvedi N., 2007, The Burden Of Diabetes And Its Complications: Trends And Implications For Intervention. Diabetes Res Clin Pract, 76(3):S3-S12.

Chougale, A.D., Panaskar, S.N., Gurao, P.M., & Arvindekar, A.U., 2007, Optimization of Alloxan Dose is Essential to Induce Stable Diabetes for Prolonged Period, Asian Journal of Biochemistry, 2 (6), 402-408.


(12)

10 Ha H., & Lee HB., 2001, Oxidative Stress In Diabetic Nephropathy: Basic and Clinical

Information, Current Diabetes Report, Dec; 1(3): 282-7.

Hakim, V.P., & Ayustaningwarno, F., 2013, Analisis Aktivitas Antioksidan, Kandungan Zat Gizi Makro dan Mikro Snack Bar Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetic, Journal of Nutrition. Vol.2, No.4.

Hong, J.H., Cha, Y.S., & Rhee, S.J., 2009, Effects of The Cellcultured Acanthopanax Senticosus Extract on Antioxidative Defense System and Membrane Fluidity in The Liver of Type 2 Diabetes Mouse, J Clin Biochem Nutr, 45 , 101–109.

Iqbal, M., Kalsoom, & Jafri S.A., 2011, Effect Of Punica Granatum Flowers Extract on Hypercholesterolemic and Alloxan Induced Diabetic Rats, Global Journal Biotechnology and Biochemistry, (2):83-86.

InagumaT., Junkyu Han & Hiroko Isoda, 2011, Improvement Of Insulin Resistance By Cyanidin 3-Glucoside, Anthocyanin From Black Beans Through The Up-Regulation Of GLUT4 Gene Expression, BMC Proceedings 2011, 5(Suppl 8): P21, Licensee BioMed Central Ltd.

Jayaprakasam, B., Vareed, SK., Olson, LK., & Nair MG., 2005, Insulin Secretion by Bioactive Anthocyanins and Anthocyanidins Present In Fruits, J Agric Food Chem, Jan 12: 53(1): 28-31.

Johnson-Delaney, C., 1996, Exotic Animal Companion Medicine Handbook for Veterinarians, Zoological Education Network..

Kaneda, I., Kubo, & Sakurai, H., 2006, Antioxidative Compounds in the Black Rice Brans, Journal of Health Science, 52(5) 495-511.

Lucioli, S., 2012, Anthocyanins: Mechanism of action and therapeutic efficacy. Medicinal Plants as Antioxidant Agents: Understanding Their Mechanism of Action and Therapeutic Efficacy, Editor: Anna Capasso. Research Signpost. India, ISBN: 978-81-308-0509-2: 27-57.

Modak, M., Dixit, P., Londhe, J., Ghaskadbi, S., & Devasagayam., 2007, Indian Herbs and Herbal Drugs Used for The Treatment of Diabetes. J. Clin. Biochem. Nutr, 40: 163–173.

Nuttal SL., Dunne F., Kendal MJ., & Martin U., 1999, Age-Independent Oxidative Stress In Elderly Patiens With Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus, Q J Med, 92: 33-8.

Probosari, E., 2013, Faktor Resiko Gagal Ginjal pada Diabetes Melitus, Journal Of Nutrition And Health., Vol.1, No.1.

Rahimi R., Nikfar S., Larijani B., & Abdollahi M., 2005, A Review On The Role of Antioxidants In The Management Of Diabetes And Its Complications, Biomedicine & Pharmacotherapy, Volume 59, Issue 7, 365-373.


(13)

11 Ryan, E.P., 2011, Vet Med Today: Timely Topics in Nutrition, Bioactive Food

Components and Health Properties of Rice Bran, JAVMA, Vol 238, No. 5.

Sasaki R., Nishimura N., Hoshino H., Isa Y., Kadowaki M., Ichi T et al., 2007, Cyanidin 3-Glucoside Ameliorates Hyperglycemia and Insulin Sensitivity due to Downregulation of Retinol Binding Protein 4 Expression In Diabetic Mice, Journal Article, Volume 74, Issue 11, 1619–1627.

Soegondo, S., 2005, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Cetakan Kelima, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, pp: 17, 49.

Szkudelski, T., 2001, The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B Cells of the Rats Pancreas, Physiol Res, 50(6): 537-46.

Suherman, SK., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi V, Jakarta, Universitas Indonesia, pp: 485.

Sulistiowati, F., 2014, Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Ektrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik, Skripsi, Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ueno Y., Kizaki M., Nakagiri R., Kamiya T., Sumi H, & Osawa T., 2002, Dietary Gluthatione Protects Rats From Diabetic Nephropathy Andneuropathy. J Nutr, 2002; 132:897-900.

Vanini LS., Hirata TA., Kwiatkowski A., & Clemente E., 2009, Extraction and Stability Of Anthocyanins From The Benitaka Grape Cultivar (Vitis Vinifera L.), Braz.J.Food. Technol, 12((3):213-219, DOI:10.4260.

Widarta, I.W.R., Nocianitri, K.A., & Sari, L.P.I.P., 2013, Ekstraksi Komponen Bioaktif Bekatul Beras Lokal dengan Beberapa Jenis Pelarut, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol. 2 No. 2. 75.

Yulinah, S., Andrajati, R., Sigit, J., Adnyana, IK., Setiadi, AP., & Kusnandar., 2009, ISO Farmakoterapi Cetakan Kedua, Jakarta, PT. ISFI, pp: 26.

Zhang, M.V., Zhang, R.F., Zhang, F.X., & Liu, R.H., 2010, Phenolic Profiles And Antioxidant Activity Of Black Rice Bran Of Different Commercially Available Varieties, J Agric Food Chem, 14;58 (13): 7580-7.


(1)

HASI prinsip bekatu antosia dengan untuk Vanin diband metan ekstrak etanol yang ROS kerusa menin 2002). produk oksida Menur untuk tikus Peman K a dar Gluk osa Darah

L DAN PEM Etanol mer p ‘like disso

ul beras hit anin terting n etanol. Ab ekstraksi an i et al (20 dingkan met ol. Sehingga k etanol bek bekatul bera Aloksan m menghasilka mengakibatk akan dari ngkatkan mo . Modifikasi ksi radikal b atif berperan

Pada pemb rut Chougal

menginduk ≥150 mg/dL ntauan kadar Gam 0 50 100 150 200 250 300 0 (mg /dL) H MBAHASA rupakan pel

olve like” (A tam yang d ggi, karena

bou et al (20 ntosianin dar 009) bahwa

tanol, selain a pada penel

katul beras as hitam yan merusak sel

an peningka kan konsen

sel beta odifikasi lipi

i tersebut me bebas sehing n penting dal

buatan tikus le et al (200

si diabetes y L dikategor r glukosa dar

mbar 2. Pening

0 4

Hari Pemanta AN

larut polar y Amelia et a

diekstraksi antosianin 011) melapo

ri bunga Ros etanol mam itu penggun litian ini dig

hitam yang ng didapatka

beta pankre atan Reactiv

ntrasi kalsium pankreas ( id, DNA, d emicu ketida gga menimb am perkemb diabetes, do 07) dosis alo

yang stabil rikan tikus rah tikus dim

gkatan kadar g 7 10 auan Kadar G

yang dapat m

al., 2013). M dengan eta tersebut me orkan bahwa sela. Hasil p mpu menge naan etanol gunakan etan diperoleh a an adalah 7,3 eas dengan p

ve Oxygen S

m sitosol m (Szkudelski,

an protein p akseimbanga bulkan stress bangan nefro osis aloksan y

oksan 160m dengan toks sudah mend mulai pada h

glukosa darah 14 2 Glukosa Dar mengekstrak Menurut Wid anol mengh emiliki pola etanol lebih penelitian ser ekstrak anto dapat meng nol 96% seb

adalah 147 35%.

pembentuka

Species (RO meningkat,

2001). P pada berbag an antara ant s oksidatif (N opati diabete

yang diguna mg/kgBB sec sisitas minim

derita diabe hari ke-4, 7,

h setelah di ind 21

rah

ksi antosianin darta et al ( hasilkan kan aritas yang h efektif dib

rupa juga di osianin yang ghindari ada

agai cairan p gram. Rend

an reaksi red OS). Adanya sehingga m Pembentukan gai jaringan tioksidan dan Nuttal et al. es (Ha & Lee

akan adalah cara intraper mal. Kadar g etes (Iqbal e

10, 14, dan

duksi aloksan Kelompok No Kelompok II ( Kelompok III Kelompok IV Kelompok V n berdasarka (2013) bahw ndungan tot sangat mir bandingkan a ilaporkan ole g lebih bes anya toksisit penyari. Has demen ekstra duksi oksida a peningkata mengakibatka n ROS jug (Ueno et a n peningkata

, 1999). Str e, 2001)

160mg/kgBB ritonial sesu glukosa dara

et al., 2011 ke-21. n ormal (-) 6 an wa tal rip air eh ar as sil ak asi an an ga al., an es B. uai ah 1).


(2)

7 Berdasarkan Gambar 2, setelah diinduksi aloksan kadar glukosa darah pada kelompok II-V dari hari ke-0 (baseline) sampai dengan hari ke-21 terjadi peningkatan yang signifikan (p<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol normal kadar glukosa darah hari ke-0 (baseline) sampai dengan hari ke-21 tidak terjadi perubahan signifikan (p>0,05). Nilai normal kadar glukosa darah pada tikus berkisar antara 50-135 mg/dL (Johnson-Delaney, 1996). Kelompok kontrol normal tidak mengalami kenaikan kadar glukosa darah karena tidak diinduksi aloksan.

Selain itu induksi aloksan 160mg/kgBB selama 21 hari dapat menyebabkan kenaikan rata-rata pada kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) menjadi 32,02 ± 1, 69 mg/dL (Sulistiowati, 2014). Kadar tersebut melebihi kadar normal BUN pada tikus yaitu 15-21mg/dL (Johnson-Delaney, 1996), maka tikus dikategorikan telah mengalami nefropati diabetes (Sulitiowati, 2014).

Kemudian pada kelompok III, IV dan V mulai diberi perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam secara per oral pada hari ke-21. Maka kadar glukosa darah pada hari ke-21 dianggap sebagai kadar glukosa darah sebelum pemberian perlakuan. Perlakuan dilakukan selama 14 hari dan pemantauan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke7, -10, dan -14.

Tabel 1. Data kadar glukosa darah sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada hari ke- 7, -10, dan -14

Kadar Glukosa Darah

Kelompok Sebelum Perlakuan

Hari ke-7 Hari ke-10 Hari ke-14

I Kelompok normal

X ± SD

II Kelompok negatif

X ± SD

III

Ekstrak BBH 50mg/kgBB

X ± SD

IV

Ekstrak BBH 100mg/kgBB

X ± SD

V

Ekstrak BBH 200mg/kgBB

X ± SD

84 80 88 79

82,75 ± 4,11

273 278 268 274

273,25 ± 4,11

243 227 174 240

221,00 ± 32,09

221 228 183 183

203,75 ± 24,13

241 248 228 182

224,75 ± 29,68

90 76 83 85

83,75 ± 6,18

240 213

194 260

226,75 ± 29,11

210 212 137 228 196,75 40,63 196 227 137 152

178,25 ± 34,04

220 149 192 152

178,25 ± 34,04

91 84 89 82

86,5 ± 4,20

247 232 202 230

227,75 ± 18,77

209 186 115 205

178,75 ± 43,67

196 225 128 148

174,25 ± 44,26

215 132 167 113

156,75 ± 44,81

78 72 77 84

77,75 ± 4,92

241 241 227 235

236,00 ± 6,63

202 158 120 163

160,75 ± 33,54

188 177 112 133

152,50 ± 35,97

175 100 132 106


(3)

8 Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil yang signifikan (p<0,05) yaitu pada ketiga kelompok perlakuan mengalami penurunan rata-rata kadar glukosa darah bila kadar glukosa darah sebelum perlakuan dibandingkan dengan kadar glukosa darah pada hari ke-14 setelah perlakuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol negatif dan kontrol normal tidak menunjukkan perubahan yang signifikan karena tidak menerima perlakuan pemberian ekstrak etanol bekatul beras hitam. Pada kelompok V dengan perlakuan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB mengalami penurunan kadar glukosa darah terbesar bila dibandingkan kelompok III & IV. Rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencapai 130,50 ± 31,86mg/dL.

Berdasarkan hasil uji One Way Anova bahwa perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB bila dibandingkan dengan kontrol negatif, menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan (p<0,05) pada hari ke-14 setelah perlakuan. Namun perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB sampai dengan hari ke-14 belum mampu menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal. Sedangkan untuk perlakuan dengan ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB telah mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-10 setelah perlakuan serta menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa ekstrak etanol bekatul beras hitam mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus nefropati diabetes. Diduga kandungan senyawa dari ekstrak etanol bekatul beras hitam yang berperan dalam penurunan kadar glukosa darah adalah antosianin. Berdasarkan Kaneda et al (2006) bahwa ekstrak etanol bekatul beras hitam mengandung antosianin yang didalamnya terdapat senyawa aktif yaitu sianidin-3-glukosida. Senyawa ini dapat memperbaiki keadaan hiperglikemia (Sasaki etal., 2007) dan memiliki potensi untuk memperbaiki resistensi insulin (Inaguma et al., 2011). Kandungan lain dari antosianin yaitu pelagornidin-3-galaktosida dilaporkan memiliki kemampuan untuk meningkatkan sekresi insulin (Jayaprakarsam et al., 2005). Selain itu, antosianin juga bertindak sebagai antioksidan (Kaneda et al., 2006) yang bekerja dengan cara melindungi sel beta pankreas terhadap peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) (Modak et al., 2007) pada kondisi hiperglikemia (Hong et al., 2009) dan sekaligus mengurangi stress oksidatif pada penderita diabetes. Sehingga penggunaan antioksidan mampu mencegah adanya komplikasi diabetes melitus (Rahimi et al., 2005).


(4)

9 KESIMPULAN

Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 50 dan 100mg/kgBB mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-14 setelah pemberian perlakuan, namun belum mampu menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

Sedangkan pada ekstrak etanol bekatul beras hitam dosis 200mg/kgBB bila dibandingkan dengan kontrol negatif telah mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hari ke-10 setelah pemberian perlakuan dan menunjukkan kemampuan menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan kontrol normal.

SARAN

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif dari ekstrak etanol bekatul beras hitam yang bertanggung jawab langsung terhadap penurunan kadar glukosa darah serta mekanisme aksi yang menyertainya.

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas ekstrak etanol bekatul beras hitam dalam penggunaan jangka panjang.

DAFTAR ACUAN

Abou Arab AA., Abu Salem FM., & Abou Arab EA., 2011, Physicochemical Properties Of Natural Pigments (Anthocyanin) Extracted From Roselle Calyces (Hibiscus Subdariffa), J.of American Science, 7(7), 445-456.

Akkarachiyasit, Charoenlertkul, Yibchok-anun, & Adisakwattana, 2010, Inhibitory Activities of Cyanidin and Its Glycosides and Synergistic Effect with Acarbose against Intestinal α-Glucosidase and Pancreatic α-Amylase, Int J Mol Sci, 11(9): 3387–3396.

Amelia F., Afnani GN., Musfiroh A., Fikriyani AN., Ucche S., & Murrukmihadi M., 2013, Extraction and Stability Test of Anthocyanin from Buni Fruits (Antidesma Bunius L) as an Alternative Natural and Safe Food Colorants, J.Food Pharm.Sci., 1, 49-53.

Chaturvedi N., 2007, The Burden Of Diabetes And Its Complications: Trends And Implications For Intervention. Diabetes Res Clin Pract, 76(3):S3-S12.

Chougale, A.D., Panaskar, S.N., Gurao, P.M., & Arvindekar, A.U., 2007, Optimization of Alloxan Dose is Essential to Induce Stable Diabetes for Prolonged Period, Asian Journal of Biochemistry, 2 (6), 402-408.


(5)

10 Ha H., & Lee HB., 2001, Oxidative Stress In Diabetic Nephropathy: Basic and Clinical

Information, Current Diabetes Report, Dec; 1(3): 282-7.

Hakim, V.P., & Ayustaningwarno, F., 2013, Analisis Aktivitas Antioksidan, Kandungan Zat Gizi Makro dan Mikro Snack Bar Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropati Diabetic, Journal of Nutrition. Vol.2, No.4.

Hong, J.H., Cha, Y.S., & Rhee, S.J., 2009, Effects of The Cellcultured Acanthopanax Senticosus Extract on Antioxidative Defense System and Membrane Fluidity in The Liver of Type 2 Diabetes Mouse, J Clin BiochemNutr, 45 , 101–109.

Iqbal, M., Kalsoom, & Jafri S.A., 2011, Effect Of Punica Granatum Flowers Extract on Hypercholesterolemic and Alloxan Induced Diabetic Rats, Global Journal Biotechnology and Biochemistry, (2):83-86.

InagumaT., Junkyu Han & Hiroko Isoda, 2011, Improvement Of Insulin Resistance By Cyanidin 3-Glucoside, Anthocyanin From Black Beans Through The Up-Regulation Of GLUT4 Gene Expression, BMC Proceedings 2011, 5(Suppl 8): P21, Licensee BioMed Central Ltd.

Jayaprakasam, B., Vareed, SK., Olson, LK., & Nair MG., 2005, Insulin Secretion by Bioactive Anthocyanins and Anthocyanidins Present In Fruits, J Agric Food Chem, Jan 12: 53(1): 28-31.

Johnson-Delaney, C., 1996, Exotic Animal Companion Medicine Handbook for Veterinarians, Zoological Education Network..

Kaneda, I., Kubo, & Sakurai, H., 2006, Antioxidative Compounds in the Black Rice Brans,

Journal of Health Science, 52(5) 495-511.

Lucioli, S., 2012, Anthocyanins: Mechanism of action and therapeutic efficacy. Medicinal Plants as Antioxidant Agents: Understanding Their Mechanism of Action and Therapeutic Efficacy, Editor: Anna Capasso. Research Signpost. India, ISBN: 978-81-308-0509-2: 27-57.

Modak, M., Dixit, P., Londhe, J., Ghaskadbi, S., & Devasagayam., 2007, Indian Herbs and Herbal Drugs Used for The Treatment of Diabetes. J. Clin. Biochem. Nutr, 40: 163–173.

Nuttal SL., Dunne F., Kendal MJ., & Martin U., 1999, Age-Independent Oxidative Stress In Elderly Patiens With Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus, Q J Med, 92: 33-8.

Probosari, E., 2013, Faktor Resiko Gagal Ginjal pada Diabetes Melitus, Journal Of Nutrition And Health., Vol.1, No.1.

Rahimi R., Nikfar S., Larijani B., & Abdollahi M., 2005, A Review On The Role of Antioxidants In The Management Of Diabetes And Its Complications,


(6)

11 Ryan, E.P., 2011, Vet Med Today: Timely Topics in Nutrition, Bioactive Food

Components and Health Properties of Rice Bran, JAVMA, Vol 238, No. 5.

Sasaki R., Nishimura N., Hoshino H., Isa Y., Kadowaki M., Ichi T et al., 2007, Cyanidin 3-Glucoside Ameliorates Hyperglycemia and Insulin Sensitivity due to Downregulation of Retinol Binding Protein 4 Expression In Diabetic Mice, Journal Article, Volume 74, Issue 11, 1619–1627.

Soegondo, S., 2005, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Cetakan Kelima, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, pp: 17, 49.

Szkudelski, T., 2001, The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B Cells of the Rats Pancreas, Physiol Res, 50(6): 537-46.

Suherman, SK., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi V, Jakarta, Universitas Indonesia, pp: 485.

Sulistiowati, F., 2014, Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Ektrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik, Skripsi, Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ueno Y., Kizaki M., Nakagiri R., Kamiya T., Sumi H, & Osawa T., 2002, Dietary Gluthatione Protects Rats From Diabetic Nephropathy Andneuropathy. J Nutr, 2002; 132:897-900.

Vanini LS., Hirata TA., Kwiatkowski A., & Clemente E., 2009, Extraction and Stability Of Anthocyanins From The Benitaka Grape Cultivar (Vitis Vinifera L.), Braz.J.Food. Technol, 12((3):213-219, DOI:10.4260.

Widarta, I.W.R., Nocianitri, K.A., & Sari, L.P.I.P., 2013, Ekstraksi Komponen Bioaktif Bekatul Beras Lokal dengan Beberapa Jenis Pelarut, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol. 2 No. 2. 75.

Yulinah, S., Andrajati, R., Sigit, J., Adnyana, IK., Setiadi, AP., & Kusnandar., 2009, ISO Farmakoterapi Cetakan Kedua, Jakarta, PT. ISFI, pp: 26.

Zhang, M.V., Zhang, R.F., Zhang, F.X., & Liu, R.H., 2010, Phenolic Profiles And Antioxidant Activity Of Black Rice Bran Of Different Commercially Available Varieties, J Agric Food Chem, 14;58 (13): 7580-7.


Dokumen yang terkait

Potensi Ekstrak Etanol Beras Hitam sebagai Penurun Gula Darah pada Tikus Nefropati Diabetes

0 3 6

KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

0 1 12

PENDAHULUAN Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

1 3 10

DAFTAR PUSTAKA Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

0 2 5

KEMAMPUAN PERBAIKAN FUNGSI GINJAL SETELAH PEMBERIAN ORAL EKSTRAK ETANOL BEKATUL Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Oral Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik.

0 1 12

PENDAHULUAN Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Oral Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik.

1 7 8

DAFTAR PUSTAKA Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Oral Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik.

1 6 5

KEMAMPUAN PERBAIKAN FUNGSI GINJAL SETELAH PEMBERIAN ORAL EKSTRAK ETANOL BEKATUL Kemampuan Perbaikan Fungsi Ginjal Setelah Pemberian Oral Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Pada Tikus Nefropati Diabetik.

0 3 15

EKSTRAK TEH HIJAU MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH POST PRANDIAL SETARA DENGAN METFORMIN PADA TIKUS DIABETES.

0 0 19

Pemberian Ekstrak Methanol Daun Paliasa Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik.

0 3 15