Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Self-Efficacy dan Productivitas Kerja Pada Tim Demo di PT "X" Bandung.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara self

efficacy dan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung. Pemilihan

sampel menggunakan purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah

Tim Demo yang berjumlah 30 orang. Rancangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional.

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self efficacy pada Tim Demo

adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Albert

Bandura (2002), dengan validitas berkisar antara 0,464 sampai 0,824 dan

reliabilitas sebesar 0,956 menggunakan uji statistik alpha cronbach. Sedangkan

alat ukur yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja didapat melalui

data produktivitas karyawan di PT “X” Bandung, yang didukung oleh kuesioner

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang

dikemukakan oleh Ernest J. McCormick (1979). Data yang diproleh diolah

menggunakan uji korelasi Spearman dengan program SPSS 16.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat koefisien

korelasi antara self efficacy dan produktivitas kerja adalah 0,768. Hal ini

menunjukkan bahwa self efficacy dan produktivitas kerja Tim Demo di PT “X”

Bandung memiliki hubungan yang erat (guilford dalam sitepu, 1995:825).

Sumber-sumber yang paling berpengaruh terhadap self efficacy Tim Demo di PT

“X” Bandung, diurutkan dari yang paling berpengaruh adalah social persuasion,

mastery experience, vicarious experience, dan physiological and affective states.

Selain itu,faktor individual dan faktor situasional juga memiliki hubungan yang

signifikan dengan produktivitas kerja.

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan saran bagi yang

ingin meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara self efficacy dan

produktivitas kerja dapat meneliti mengenai faktor situasional sosial terhadap

produktivitas kerja dan meneliti mengenai pengaruh sumber-sumber self efficacy

terhadap self efficacy pada Tim Demo PT “X” Bandung. Para atasan diharapkan

untuk tetap memberikan social persuasion terutama yang berupa pujian,

dukungan dan feedback dalam mempertahankan dan meningkatkan self efficacy

Tim Demo.

Bagi Tim Demo dengan Self efficacy yang rendah disarankan untuk

diberikan konseling agar dapat meningkatkan self efficacynya dan diberikan

training mengenai salesmanship agar meningkatkan kemampuan untuk menjaring

konsumen sehingga tercapai keberhasilan dalam mencapai target penjualan.


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Indentifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ... 9

1.6 Asumsi ... 18


(3)

v

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self Efficacy Belief

2.1.1 Belief... 19

2.1.2 Definisi Self Efficacy ... 19

2.1.3 Konsep Reciprocal Determinism dari Bandura... 21

2.1.4 Pengaruh Self Efficacy... 24

2.1.5 Sumber-sumber Self Efficacy ... 24

2.1.5.1 Mastery Experience ... 25

2.1.5.2 Vicarious Experience ... 25

2.1.5.3 Social Persuasion ... 26

2.1.5.4 Physiological and Affective States ... 27

2.1.6 Proses-proses yang diaktifkan oleh Self Efficacy... 28

2.1.6.1 Proses Kognitif ... 29

2.1.6.2 Proses Motivasi ... 29

2.1.6.3 Proses Afeksi ... 31

2.1.6.4 Proses Seleksi ... 32

2.1.7 Self Efficacy dalam Management Goal Setting... 32

2.2 Produktivitas Kerja 2.2.1 Definisi Produktivitas Kerja ... 35

2.2.2 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 37


(4)

vi

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 40

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 40

3.3 Variable Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variable Penelitian ... 41

3.3.2 Definisi Operasional 3.3.2.1 Definisi Operasional Self Efficacy ... 41

3.3.2.2 Definisi Operasional Produktivitas Kerja ... 42

3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Self Efficacy ... 41

3.4.1.1 Prosedur Pengisian ... 42

3.4.1.2 Sistem Penilaian ... 42

3.4.1.3 Pengkategorian ... 43

3.4.2 Alat Ukur Produktivitas Kerja ... 43

3.4.3 Data Penunjang ... 44

3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.4.1 Uji Validitas ... 44

3.4.4.2 Uji Reliabilitas... 45

3.5 Populasi dan Teknik Pengambilan Sample 3.5.1 Populasi Sasaran ... 46

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 46

3.5.3 Teknik Penarikan Sample ... 46


(5)

vii

3.7 Hipotesa Statistik ... 48

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden

4.1.1 Usia... ... 49 4.1.2 Pendidikan ... 49 4.1.3 Lama Bekerja ... 50 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pengujian Hipotesis ... 50 4.2.2 Tabulasi Silang Self Efficacy dan Produktivitas Kerja Tim

Demo di PT “X” Bandung ... 51 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 52

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... ... 63 5.2 Saran... ... . 64

DAFTAR PUSTAKA ... lxv DAFTAR RUJUKAN ... lxvi LAMPIRAN... ... lxvii


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 1a Pembagian item-item dalam alat ukur Self Efficacy... 42 Tabel 3.3.1b Skor Alat Ukur Self-efficacy... 43 Tabel 4.1.1 Tabel persentase responden berdasarkan usia... 49 Tabel 4.1.2 Tabel persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan 49 Tabel 4.1.3 Tabel persentase responden berdasarkan Lama Bekerja... 50 Tabel 4.2.1 Tabel korelasi Self efficacy dan Produktivitas Kerja... 51 Tabel 4.2.2 Tabel tabulasi silang Self efficacy dengan Produktivitas Kerja 51


(7)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 17 Bagan 3.2 Rancangan Penelitian ... 40


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Company Profile Lampiran 2 Kuesioner Self Efficacy

Lampiran 3 Kuesioner Data Penunjang variabel individual dan situasional Lampiran 4 Kuesioner Data Penunjang sumber-sumber self efficacy Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Self Efficacy Lampiran 6 Tabulasi Silang antara self efficacy dengan aspek

Lampiran 7 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Sumber-sumbernya Lampiran 8 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel


(9)

Lampiran 1

COMPANY PROFILE

SEJARAH PERUSAHAAN

PT “D” adalah perusahaan yang bergerak di bidang produsen, distribusi dan penjualan peralatan rumah tangga. PT “X” didirikan oleh Tn Daniel D. Dan Ny. Julia D. Pada tanggal 14 april 1997 dan mendapatkan pengesahan dari notaris sebagai perseroan terbatas (PT), pada tanggal 11 mei 1999. PT “M” didirikan oleh TN Daniel D. Dan Ny. Julia D. Pada tanggal 20 september 2000 dan mendapatkan pengesahan dari notaris sebagai perseroan terbatas (PT), pada tanggal 24 desember 2001

Pada bulan desember 2006 manajemen PT “D” dan manajemen PT “M” bergabung menjadi manajemen “X” dibawah PT “X”.Sampai saat ini PT “X” telah memiliki 38 cabang di 29 kota yang tersebar di seluruh indonesia. Kantor pusat PT ”X” saat ini bertempat di kota Bandung. Keunikan yang menjadi salah satu kekuatan dati PT “X” adalah teknik Direct Selling (penjualan langsung) yang diterapkan dalam menjual dan memasarkan produk.

VISI DAN MISI 1. VISI PT “X”


(10)

2. MISI PT “X”

2.1 Membantu semua orang dalam memasak menjadi lebih menyenangkan, efektif dan efisien sehingga menghasilkan masakan yang lebih sehat 2.2 PT “X” adalah tim yang terdiri dari orang-orang sukses yang memiliki

kemampuan, berintegritas tinggi, loyalitas dan rasa bangga kepada perusahaan untuk dapat mengembangkan diri dan berpartisipasi 100% agar tercipta suatu tim yang “SOLID”

BUDAYA PERUSAHAAN 1. Doa dan Kerja Keras

Memberikan partisipasi 100% dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dengan selalu memanjatkan doa kepada Tuhan YME untuk kesuksesan di masa depan

2. Amanah dan Terpercaya

Bekerja dengan penuh kejujuran dan dapat diandalkan sebagai sumber daya manusia yang menaati peraturan dan ketentuan perusahaan.

3. Harmonis dan Selaras

Menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan keterbukaan dalam melaksanakan segala kegiatan untuk meningkatkan prestasi kerja secara optimal


(11)

TEAM DEMONSTRATOR 1. Definisi Tim Demo

Tim Demo adalah seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar, bertanggung jawab atas order yang diciptakan olehnya.

2. Jenjang karir Tim Demo

Seorang Tim Demo akan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Koordinator Marketing dan Sales Bahkan menjadi Branch manager jika : 1. Memiliki kemampuan untuk menjadi Koordinator Marketing dan Sales

bahkan Branch Manager (standar kelayakan ditentukan oleh pusat) 2. Bisa menunjukkan kualitas kerja yang bagus

3. Memiliki hasil prestasi kerja yang memuaskan 4. Mempunyai jiwa kepemimpinan

5. Memiliki loyalitas terhadap perusahaan

6. Bisa menunjukkan kerjasama diantara rekan kerja, kerjasama dengan pimpinan cabang setempat, dan kerja sama dengan Pusat.

3. Tanggung jawab Tim Demo

1. Mempertanggung jawabkan atas semua aktivitas yang sudah dilakukan terutama terhadap hasil order yang tercipta (kejelasan alamat konsumen yang ditulis dalam surat pemesanan atau SP)

2. Mengetahui kemampuan (daya beli) konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan


(12)

4. Mampu menyelesaikan semua masalah atau kendala yang berkaitan dengan kegiatan penjualan)

4. Tugas Pokok Tim Demo 1. Promosi

Dalam melakukan promosi seorang Tim Demo harus :

- memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dijual. Hal ini meliputi nama produk, bahan dasar produk, kegunaan atau fungsi produk, cara pemakaian produk, kelebihan produk, pemeliharaan produk, kesimpulan mengenai produk

- Memahami sistem penjualan. Hal ini terdiri dari 3 cara pembayaran yaitu cash atau kontan (ada uang, ada barang), cash indent (kontan berjangka = diangsur 3 bulan), dan angsuran.

- Pengetahuan mengenai pasar (daya beli konsumen) 2. Demo atau Peragaan

Dalam melakukan demo atau peragaan seorang Tim Demo harus : - menentukan produk yang akan diperagakan,

- mampu meyakinkan konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki suatu produk,

- mampu mendemokan cara menggunakan produk tersebut,

- mampu menjelaskan mengenai administrasi dan cara pembayaran yang meliputi penjelasan mengenai DP (down payment) atau uang muka, angsuran, pengiriman atau penerimaan barang, tunggakan, kolektor dan kartu


(13)

3. Membuat Display

Dalam membuat display seorang Tim Demo harus : - menentukan lokasi untuk membuat penataan,

- menyiapkan sarana yang dibutuhkan (seperti meja, pencahayaan), - menentukan jumlah produk yang akan ditata,

- mampu menata produk sehingga terlihat menarik.

5. Hal-hal yang dapat membantu Tim Demo untuk mendapatkan penjualan - Memperhatikan penampilan baik penampilan diri maupun penampilan

produk dan kit. Penampilan diri sebagai pribadi dilihat dari kebersihan, kerapihan (badan, rambut, dan pakaian) dan keramahan. Penampilan produk dilihat dari jenis produknya, kebersihannya, kelengkapannya, penataannya. Penampilan kit demo dilihat dari kelengkapannya, bahan-bahan demo, mengecek gas, kebersihan kit demo, kelengkapan SP atau surat pesanan.

- Menguasai teknik penawaran yaitu langsung kemasing-masing konsumen, penjelasan produk harus detil, menanggapi keluhan, keberatan yang diajukan oleh konsumen dan mampu memberikan solusi dan jalan keluar, dan dapat memberikan pengertian pada konsumen bahwa banyak keuntungan yang diperoleh melalui produk yang ditawarkan baik dari segi waktu dan segi kepraktisannya

- Memiliki kemampuan untuk memahami produk, - Kemampuan komunikasi,


(14)

- Memiliki arah pembinaan, dan memberikan pembinaan kepada partner kerja (dealer), menjalin hubungan yang baik dengan dealer,

- Memiliki jiwa kepemimpinan, loyalitas pada perusahaan, - Memiliki solusi dalam masalah penjualan

- Inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk melakukan promosi 6. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi seorang Tim Demo

1. Etika

Tata krama atau sopan santun, dimana seorang Tim Demo sebagai sales officer harus bisa menjaga etika atau tata krama sopan satun terhadap konsumen serta bisa menjaga nama baik perusahaan

2. Sikap Positif

Sebagai seorang sales officer kita harus memiliki sikap positif baik terhadap perkerjaan kita maupun terhadap konsumen, bisa menempatkan diri kita sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai sales.

3. Tanggung jawab kerja

Sebagai seorang sales officer, maka Tim Demo harus memiliki tanggung jawab kerja, baik terhadap tugas pekerjaan kita maupun tanggung jawab terhadap perangkat pekerjaan kita (KIT) baik kelengkapan, kebersihan maupun keberadaannya, dan bertanggung jawab terhadap adm., branch manager, dan Pusat.


(15)

4. Disiplin Pribadi

Kedisiplinan yang harus dipegang teguh oleh diri sendiri tanpa harus diawasi atau diperhatikan oleh orang lain, disiplin pribadi sebagai marketing yaitu harus dapat membagi waktu kerja (manajemen waktu), contohnya :

- Memprediksi keberangkatan demo - Persiapan sebelum peragaan - Pelaporan hasil peragaan - Kemampuan promosi - Memiliki visi dan misi

Sebagai sales officer disamping sebagai penjual, Tim Demo pun harus memiliki tujuan dan harapan agar selain menjadi penjual yang sukses kita bisa meniti karir dan pendapatan yang memadai, maka dari itu perlu mempersiapkan diri untuk belajar lebih baik lagi, sehingga apabila sewaktu-waktu ada kesempatan dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dari sekarang.


(16)

Lampiran 2

KATA PENGANTAR

Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data penelitian yang diperlukan untuk menyusun skripsi saya. Adapun penelitian yang saya lakukan adalah survey mengenai self-efficacy pada Tim Demo di PT Megastar Victory Bandung.

Data yang saudara berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian yang dilakukan. Karena itu, diharapkan saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan saudara sendiri . Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar selama menggambarkan keadaan diri saudara.

Isilah penyataan dengan jujur dan jangan sampai ada persoalan yang terlewatkan. Bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sebelum mulai mengerjakannya.

Atas segala bantuan dalam kegiatan pengisian kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya


(17)

KUESIONER SELF-EFFICACY

Instruksi:

Berilah tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pilihan ”Sangat Yakin” (SY) jika pernyataan sangat yakin sesuai dengan diri saudara.

- Pilihan ”Yakin” (Y) jika menggambarkan yakin sesuai dengan diri saudara.

- Pilihan ”Kurang Yakin” (KY) jika menggambarkan kurang yakin sesuai dengan diri saudara.

- Pilihan ”Tidak Yakin” (TY) jika tidak yakin sesuai dengan diri saudara. Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah, periksalah

kembali jangan ada yang terlewatkan!

No. Pernyataan SY Y KY TY

1. Saya dapat mengetahui produk yang sesuai dengan daya beli konsumen

2. Saya kurang berusaha mengingat spesifikasi dari produk yang saya akan tawarkan

3. Saya tetap bertahan untuk memberikan demo walaupun sarana dan prasarana yang saya miliki kurang mendukung

4. Saya kurang mampu membuat konsumen tertarik dengan produk yang saya tawarkan

5. Saya akan mudah menyerah ketika penataan produk yang saya lakukan tidak menarik perhatian konsumen.


(18)

6. Saya berusaha menata produk yang saya jual sehingga menarik minat konsumen

7. Saya dapat berusaha untuk mencari tahu mengenai daya beli konsumen di daerah yang saya tuju

8. Ketika saya mendapat kesulitan dalam mencari informasi yang saya butuhkan mengenai sistem penjualan, saya akan tetap bertahan untuk mencari informasi sebanyak mungkin

9. Saya mudah menyerah apabila menemui hambatan saat mencari informasi mengenai produk

10. Saya akan merasa bersemangat saat mempelajari spesifikasi produk

11. Saya dapat menunjukkan kelebihan dari produk yang saya pilih 12. Walaupun saya lelah, saya akan tetap bertahan untuk membuat

penataan produk

13. Saya kurang berusaha untuk menyajikan masakan dengan menggunakan produk yang saya jual

14. Saya akan merasa nyaman saat memberikan demo di hadapan orang banyak

15. Walaupun saya lelah, saya akan tetap bertahan untuk memberikan demo di hadapan konsumen

16. Saya dapat menentukan sendiri peralatan yang saya butuhkan untuk mendisplay produk

17. Saya akan merasa kurang nyaman apabila belum menguasai produk yang akan saya jual

18. Saya dapat berusaha untuk mencari tahu produk yang sedang dibutuhkan oleh konsumen

19. Saya tetap bertahan untuk menata produk walaupun sarana dan prasarana yang saya miliki kurang mendukung


(19)

20. Saya dapat memahami produk yang akan saya jual

21. Saya akan merasa senang ketika berhasil menata semua produk yang akan saya tawarkan

22. Saya kurang berusaha dalam menata produk-produk yang akan saya jual

23. Saya kurang berusaha untuk mencari alternatif solusi apabila ada konsumen yang membatalkan pesanannya

24. Saya akan mudah menyerah ketika peragaan yang saya lakukan tidak menarik perhatian konsumen

25. Saya akan merasa tidak nyaman untuk melakukan peragaan dengan cara memasak dihadapan para konsumen

26. Saya kurang mampu melakukan promosi di hadapan banyak orang

27. Saya akan menunda melakukan penataan produk apabila saya sedang tidak bersemangat

28. Saya berusaha untuk menjelaskan kepada konsumen mengenai keuntungan dari memiliki produk tertentu

29. Saya akan merasa senang walaupun penataan produk saya hanya seadanya

30. Saya kurang mampu memahami sistem penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

31. Saya akan merasa kecewa apabila penataan yang saya buat masih kurang menarik

32. Saya akan merasa ragu bahwa konsumen dapat tertarik dengan produk yang saya display

33. Saya akan merasa senang apabila berhasil mengetahui data mengenai kebutuhan dan daya beli konsumen di lokasi yang akan saya tuju

34. Saya kurang berusaha mengerahkan kreativitas saya untuk menata produk yang akan saya jual


(20)

35. Saya kurang mampu menentukan jumlah barang yang akan saya tata

36. Ketika saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai cara pembayaran kepada konsumen, saya akan mencoba menjelaskan dengan cara yang berbeda

37. Saya akan merasa kurang bersemangat ketika harus membuat penataan produk

38. Saya berusaha untuk berlatih menggunakan produk yang akan saya peragakan

39. Saya akan merasa nyaman ketika konsumen tidak terlalu memperhatikan saya ketika sedang memperagakan suatu produk 40. Saya kurang mampu menjelaskan mengenai prosedur

pembayaran kepada konsumen

41. Saya akan merasa kecewa bila tidak terlalu banyak konsumen yang memperhatikan saat saya memperagakan suatu produk 42. Saya dapat memilih tempat yang paling sesuai untuk melakukan

display

43. Ketika konsumen tidak dapat memahami penjelasan saya, saya akan merasa patah semangat

44. Saya berusaha menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk keperluan display

45. Saya akan merasa kurang bersemangat apabila harus mempelajari cara menggunakan produk yang akan ditawarkan 46. Saya dapat menentukan sendiri produk yang akan saya

peragakan

47. Saya akan menunda melakukan demo apabila saya sedang tidak bersemangat

48. Saya kurang berusaha untuk mencoba membuat resep baru untuk keperluan demo


(21)

Lampiran 3

1. Nama (inisial) :

2. usia :

3. jenis kelamin :

4. pendidikan terakhir :

5. status marital :

6. jabatan saat ini : 7. lama bekerja di jabatan ini : 8. lama bekerja di perusahaan ini :


(22)

Instruksi:

Berilah tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pilihan ”Sesuai” (SS) jika pernyataan sesuai dengan diri saudara.

- Pilihan ”Tidak Sesuai” (S) jika pernyataan tidak sesuai dengan diri saudara.

Kerjakan menurut respon pertama saudara dan jika sudah, periksalah kembali jangan ada yang terlewatkan!

N0. Pernyataan S TS

1. Menurut saya, pekerjaan yang saya lakukan termasuk menantang

2. Menurut saya, saya memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar dapat menciptakan penjualan

3. Menurut saya, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencapai target penjualan

4. Menurut saya, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sangat membantu pekerjaan saya

5. Menurut saya, peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan membantu kinerja

6. Menurut saya, saya memiliki metode khusus agar dapat meningkatkan penjualan

7. Menurut saya, pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan minat saya 8. Menurut saya, kegagalan mencapai target adalah hal yang wajar 9. Menurut saya, sistem manajemen di perusahaan tergolong baik 10. Menurut saya, saya aktif dalam bekerja

11. Menurut saya, minat yang saya miliki dapat membantu kinerja saya 12. Menurut saya memiliki hubungan baik dengan rekan kerja dan dealer


(23)

13. Saya selalu memperbaharui metode kerja agar meningkatkan penjualan. 14. Menurut saya, target yang ditetapkan oleh perusahaan sulit untuk dicapai 15. Menurut saya, lingkungan kerja saya menimbulkan kenyamanan saat


(24)

Lampiran 4

PERTANYAAN:

1. Apakah saudara pernah mengalami keberhasilan dalam pekerjaan saudara? a. Pernah, dalam hal ... b. Tidak pernah

2. Bagaimana pengaruh keberhasilan dalam bekerja yang anda peroleh terhadap pekerjaan saudara saat ini?

a. Saya bekerja lebih giat lagi b. Santai saja, karena sudah berhasil c. Tidak berpengaruh

3. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan dalam pekerjaan?

a. Pernah, dalam hal ... b. Tidak pernah

4. Bagaimana pengaruh kegagalan dalam pekerjaan yang anda peroleh pada pekerjaan saudara saat ini?

a. Bekerja lebih giat agar tidak terulang lagi b. Menjadi malas bekerja

c. Tidak berpengaruh

5. Siapakah tokoh yang menjadi inspirasi dan contoh bagi saudara dalam bekerja?

a. Teman, dalam hal ... b. Pacar, dalam hal ... c. keluarga, dalam hal... 6. Keberhasilan mereka dalam bekerja (no.5) membuat saya...

a. Mencontoh apa yang mereka lakukan b. Ingin mengungguli keberhasilan mereka c. Berpikir bahwa saya tidak seberuntung mereka

7. Kegagalan teman/mereka (no.5) dalam belajar membuat saya... a. Terpacu untuk lebih berusaha

b. Berpikir bahwa saya akan seperti mereka

8. Pernahkah saudara menerima kritikan atas kegagalan dalam pekerjaan saudara?

a. Pernah,berasal dari... b. Tidak Pernah


(25)

9. Apa dampak kritikan tersebut bagi saudara? a. Memperbaiki kekurangan dalam diri

b. Mengabaikannya karena merasa direndahkan c. Marah dan tidak menerima kritikan tersebut

10. Pernahkah saudara menerima pujian atas keberhasilan dalam pekerjaan saudara?

a. Pernah, berasal dari ... b. Tidak pernah

Dalam hal ... 11. Apa dampak pujian tersebut bagi saudara?

a. Memotivasi diri agar lebih berhasil lagi dalam belajar b. Merasa hebat

c. Merasa puas dengan apa yang telah didapatkan

12. Pernahkah saudara menerima ejekan atas kegagalan dalam pekerjaan saudara? a. Pernah, berasal dari ...

b. Tidak pernah

Dalam hal ... 13. Apa dampak ejekan tersebut bagi saudara?

a. Memotivasi diri agar berhasil dalam bekerja b. Malas untuk melakukan sesuatu

c. Pesimis terhadap kemampuan diri sendiri

14. Apakah kondisi fisik mempengaruhi pekerjaan saudara? a. YA, alasannya ... b.Tidak, alasannya...

15. Dampak kondisi fisik yang menunjang dalam pekerjaan saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam bekerja

b. Tidak berpengaruh

16. Dampak kondisi fisik yang menghambat dalam pekerjaan saudara adalah: a. Menjadi malas dalam bekerja

b. Tidak berpengaruh

17. Apakah suasana hati mempengaruhi pekerjaan saudara?

a. YA,alasannya ... b. Tidak,alasannya... 18. Dampak suasana hati yang menunjang dalam pekerjaan saudara adalah : a. Menjadi bersemangat dalam bekerja


(26)

19. Dampak suasana hati yang menghambat dalam pekerjaan saudara adalah: a. Menjadi malas dalam bekerja


(27)

Lampiran 5

Tabel 5.1 VALIDITAS ALAT UKUR

No VALIDITAS KETERANGAN

1 ,555(* * ) dit erim a

2 ,541(* * ) dit erim a

3 0,04 ditolak

4 ,824(* * ) dit erim a

5 ,499(* * ) dit erim a

6 ,725(* * ) dit erim a

7 ,756(* * ) dit erim a

8 ,700(* * ) dit erim a

9 ,601(* * ) dit erim a

10 ,769(* * ) dit erim a

11 ,634(* * ) dit erim a

12 ,482(* * ) dit erim a

13 ,760(* * ) dit erim a

14 ,736(* * ) dit erim a

15 ,594(* * ) dit erim a

16 ,684(* * ) dit erim a

17 0,11 ditolak


(28)

19 ,655(* * ) dit erim a

20 ,706(* * ) dit erim a

21 ,681(* * ) dit erim a

22 ,597(* * ) dit erim a

23 ,685(* * ) dit erim a

24 ,683(* * ) dit erim a

25 ,545(* * ) dit erim a

26 ,682(* * ) dit erim a

27 ,676(* * ) dit erim a

28 ,768(* * ) dit erim a

29 ,653(* * ) dit erim a

30 ,729(* * ) dit erim a

31 0,304 direvisi

32 ,744(* * ) dit erim a

33 ,656(* * ) dit erim a

34 ,590(* * ) dit erim a

35 ,607(* * ) dit erim a

36 0,093 ditolak

37 ,568(* * ) dit erim a

38 ,531(* * ) dit erim a

39 ,469(* * ) dit erim a

40 ,695(* * ) dit erim a


(29)

ITEM DIPAKAI : 43 item

ITEM DIREVISI : 2 item

ITEM DITOLAK : 3 item

Tabel 5.2. REALIBILITAS ALAT UKUR Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,956 48

42 ,464(* * ) dit erim a

43 ,733(* * ) dit erim a

44 ,707(* * ) dit erim a

45 ,736(* * ) dit erim a

46 ,499(* * ) dit erim a

47 ,635(* * ) dit erim a


(30)

Lampiran 6

Tabel 6.1 Tabulasi Silang antara self efficacy dengan aspek

pilihan Total usaha Total daya Total penghayatan Total

baik buruk baik rendah tinggi rendah rendah tinggi rendah baik buruk baik

Self

Efficacy rendah 5 3 8 7 1 8 6 2 8 1 7 8

16,70% 10,00% 26,70% 23,30% 3,30% 26,70% 20,00% 6,70% 26,70% 3,30% 23,30% 26,70%

tinggi 21 1 22 0 22 22 1 21 22 21 1 22

70,00% 3,30% 73,30% 0,00% 73,30% 73,30% 3,30% 70,00% 73,30% 70,00% 3,30% 73,30%

Total 26 4 30 7 23 30 7 23 30 22 8 30


(31)

Lampiran 7

Tabel 7.1 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Mastery Experience

keberhasilan Total pengaruh keberhasilan Total

pernah

tidak

pernah

lebih

giat santai tidak

pengaruh

self

efficacy rendah 6 2 8 6 1 1 8

20,00% 6,70% 26,70% 20,00% 3,30% 3,30% 26,70%

tinggi 20 2 22 21 0 1 22

66,70% 6,70% 73,30% 70,00% 0,00% 3,30% 73,30%

Total 26 4 30 27 1 2 30

86,70% 13,30% 100,00% 90,00% 3,30% 6,70% 100,00%

kegagalan Total

pengaruh

kegagalan Total

pernah

tidak

pernah

lebih

giat malas

self

efficacy rendah 7 1 8 5 3 8

23,30% 3,30% 26,70% 16,70% 10,00% 26,70%

tinggi 18 4 22 21 1 22

60,00% 13,30% 73,30% 70,00% 3,30% 73,30%

Total 25 5 30 26 4 30

83,30% 16,70% 100,00% 86,70% 13,30% 100,00%

Tabel 7.2 Tabulasi silang antara self efficacy dengan Vicarious experience

tokoh Total keberhasilan tokoh Total kegagalan tokoh Total

keluarga rekan mencontoh mengungguli merasa gagal terpacu

self efficacy rendah 5 3 8 6 2 8 1 7 8

16,70% 10,00% 26,70% 20,00% 6,70% 26,70% 3,30% 23,30% 26,70%

tinggi 11 11 22 9 13 22 0 22 22

36,70% 36,70% 73,30% 30,00% 43,30% 73,30% 0,00% 73,30% 73,30%

Total 16 14 30 15 15 30 1 29 30


(32)

Tabel 7.3 Tabulasi silang antara self efficacy dengan social persuasion

kritik Total dampak kritik Total pujian Total

pernah

tidak pernah

memperbaiki

diri mengabaikan pernah

tidak pernah self

efficacy rendah 6 2 8 6 2 8 6 2 8

20,00% 6,70% 26,70% 20,00% 6,70% 26,70% 20,00% 6,70% 26,70%

tinggi 19 3 22 22 0 22 19 3 22

63,30% 10,00% 73,30% 73,30% 0,00% 73,30% 63,30% 10,00% 73,30%

Total 25 5 30 28 2 30 25 5 30

83,30% 16,70% 100,00% 93,30% 6,70% 100,00% 83,30% 16,70% 100,00%

dampak pujian Total ejekan Total dampak ejekan Total

merasa

hebat motivasi pernah

tidak

pernah malas motivasi pesimis

2 6 8 3 5 8 1 6 1 8

6,70% 20,00% 26,70% 10,00% 16,70% 26,70% 3,30% 20,00% 3,30% 26,70%

1 21 22 13 9 22 1 19 2 22

3,30% 70,00% 73,30% 43,30% 30,00% 73,30% 3,30% 63,30% 6,70% 73,30%

3 27 30 16 14 30 2 25 3 30

100,00% 90,00% 100,00% 53,30% 46,70% 100,00% 6,70% 83,30% 10,00% 100,00%

Tabel 7.4 Tabulasi silang antara self efficacy dengan physiological and affective states

kondisi fisik Total kondisi fisik baik Total kondisi fisik buruk Total

berpengaruh

tidak

berpengaruh semangat

tidak

pengaruh malas

tidak pengaruh self

efficacy rendah 4 4 8 5 3 8 3 5 8

13,30% 13,30% 26,70% 16,70% 10,00% 26,70% 10,00% 16,70% 26,70%

tinggi 15 7 22 20 2 22 10 12 22

50,00% 23,30% 73,30% 66,70% 6,70% 73,30% 33,30% 40,00% 73,30%

Total 19 11 30 25 5 30 13 17 30


(33)

suasana hati Total suasana hati baik Total suasana hati buruk Total berpengaruh

tidak

berpengaruh semangat

tidak

berpengaruh malas

tidak

berpengaruh

4 4 8 5 3 8 4 4 8

13,30% 13,30% 26,70% 16,70% 10,00% 26,70% 13,30% 13,30% 26,70%

13 9 22 16 6 22 11 11 22

43,30% 30,00% 73,30% 53,30% 20,00% 73,30% 36,70% 36,70% 73,30%

17 13 30 21 9 30 15 15 30


(34)

Lampiran 8

Tabel 8.1 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel individual

sikapkerja Total motivasi Total kemampuan Total minat Total

positif negatif rendah tinggi tinggi rendah tinggi

Produktivitas

kerja tinggi 4 1 5 2 3 5 5 5 1 4 5

80,00% 20,00% 100,00% 40,00% 60,00% 100,00% 100,00% 100,00% 20,00% 80,00% 100,00%

Total 4 1 5 2 3 5 5 5 1 4 5

80,00% 20,00% 100,00% 40,00% 60,00% 100,00% 100,00% 100,00% 20,00% 80,00% 100,00%

Tabel 8.2 Tabulasi silang antara produktivitas kerja tinggi dengan variabel situasional

kondisikerja Total kebijakan Total metode Total

baik buruk baik buruk baik buruk

Produktivitas

kerja tinggi 4 1 5 4 1 5 4 1 5

80,00% 20,00% 100,00% 80,00% 20,00% 100,00% 80,00% 20,00% 100,00%

Total 4 1 5 4 1 5 4 1 5

80,00% 20,00% 100,00% 80,00% 20,00% 100,00% 80,00% 20,00% 100,00%

Tabel 8.3 Tabulasi silang antara produktivitas kerja rendah dengan variabel individual

sikap

kerja Total motivasi Total kemampuan Total minat Total

positif rendah tinggi tinggi tinggi

produktivitas

kerja rendah 8 8 1 7 8 8 8 8 8

100,00% 100,00% 12,50% 87,50% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Total 8 8 1 7 8 8 8 8 8


(35)

Tabel 8.4 Tabulasi silang antara produktivitas kerja rendah dengan variabel situasional

kondisi kerja Total kebijakan Total metode Total

baik buruk baik buruk baik buruk

produktivitas

kerja rendah 2 6 8 2 6 8 3 5 8

25,00% 75,00% 100,00% 25,00% 75,00% 100,00% 37,50% 62,50% 100,00%

Total 2 6 8 2 6 8 3 5 8


(36)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan yang terjadi juga semakin banyak. Salah satunya dalam bidang teknologi, banyaknya teknologi yang semakin canggih yang dapat mempermudah dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada proses masak-memasak. Adanya perubahan dari cara masak yang menggunakan peralatan sederhana seperti pisau, ulekan, atau penggorengan yang biasanya cenderung kurang praktis dan membutuhkan banyak waktu, menjadi berubah setelah adanya peralatan elektronik antara lain microwave, oven, rice cooker, ataupun juicer. Perkembangan tersebut tidak berhenti melainkan terus berlanjut sehingga inovasi baru terus bermunculan

PT “X” Bandung merupakan salah satu perusahaan yang menjual produk peralatan rumah tangga, khususnya peralatan memasak yang memiliki teknologi tinggi sehingga lebih praktis untuk digunakan. PT “X” Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen, distribusi dan penjualan yang telah berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki 39 anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa jenis barang yang dijual oleh PT “X” Bandung antara lain adalah presscooker, gridle, OCR (Oven Conventional Roaster).


(37)

2

Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang penjualan peralatan masak juga cukup banyak, sehingga jenis dan merek produk yang beredar dan ditawarkan kepada konsumen sangat bervariasi. Masyarakat sebagai konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini membuat mereka menjadi lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli, sehingga menimbulkan tantangan bagi perusahaan-perusahaan untuk bersaing dalam mendapatkan konsumen.

Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat menghadapi tantangan tersebut. Menurut Harry Puspito, direktur pengelola Marketing Research Indonesia (MRI), agar suatu perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik maka perusahaan itu harus memiliki orang-orang dengan komitmen tinggi, keterampilan dan memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing. Orang-orang tersebut harus memiliki minat, pengetahuan, jaringan dan lain sebagainya untuk dapat menjalankan bisnis dengan baik (Prospektif, edisi 13/Vol 7/28 Maret – 03 April 2005, Dari Manufaktur Merambah ke Bisnis Elektronika, hal. 68).

Pada perusahaan distribusi seperti PT “X” Bandung, bagian sales marketing merupakan bagian yang sangat penting. Bagian sales marketing merupakan ujung tombak perusahaan karena berperan untuk mempromosikan dan memasarkan produk sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan penjualan. Pada PT “X” Bandung, yang melakukan penjualan disebut Team Demonstrator atau yang biasa disebut sebagai Tim Demo. Menurut bagian Sumber Daya Manusia di PT “X” Bandung, Tim Demo terdiri dari


(38)

3

seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar, bertanggung jawab atas order yang diciptakan olehnya.

Tugas utama Tim Demo adalah melakukan promosi, demo atau peragaan, membuat penataan mengenai produk yang akan mereka jual sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan demo, Tim Demo akan bekerja sama dengan seorang dealer. Dealer adalah rekanan dari perusahaan yang memungkinkan terjadinya demo. Dealer terdiri atas ibu-ibu rumah tangga. Dealer tersebut yang akan meminta diadakannya suatu demo, demo tersebut seringkali diadakan pada saat acara ‘arisan’ atau ‘pengajian’.

Dalam melaksanakan tugas-tugas utamanya, Tim Demo harus memiliki kemampuan untuk memahami produk, kemampuan komunikasi, meningkatkan wawasan mengenai penjualan, memiliki arah pembinaan, dan memberikan pembinaan kepada partner kerja (dealer), menjalin hubungan yang baik dengan dealer, memiliki jiwa kepemimpinan, loyalitas pada perusahaan, memiliki solusi dalam masalah penjualan dan inovatif dalam mencari cara-cara baru untuk melakukan promosi.

Target yang diberikan oleh perusahaan kepada Tim Demo yaitu total DP (down payment) adalah seberapa banyak DP atau penjualan yang didapat oleh Tim Demo dalam waktu satu bulan. Rata-rata target DP berkisar 75 sampai 100 DP perbulan. Tim Demo yang berhasil melampaui target akan mendapatkan keuntungan sebesar 1% dari selisih total penjualan dengan target penjualannya. Tetapi apabila seorang Tim Demo hanya mampu mencapai minimum omzet saja


(39)

4

maka ia hanya akan mendapatkan gaji pokok tanpa mendapatkan keuntungan tambahan. Sedangkan apabila seorang Tim Demo gagal mencapai minimum omzet selama 3 bulan berturut-turut maka ia akan mendapatkan surat peringatan, dan apabila hal ini terus berlanjut dapat sampai terjadi pemutusan hubungan kerja.

Tim Demo dituntut untuk mampu mengemban tugas pekerjaannya dan bekerja dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga dapat memperoleh hasil penjualan yang tinggi dan sesuai target. Setiap Tim Demo diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menjual produknya serta mampu melihat kesempatan yang ada dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencapai hasil kerja sesuai target. Disamping itu juga perusahaan memiliki peranan dalam memperoleh hasil kerja, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana, serta menyediakan pasokan produk yang akan dijual oleh Tim Demo.

Menurut Direktur Sales di PT “X” Bandung, secara umum terdapat 2 faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target penjualan, yang pertama adalah faktor eksternal yaitu kurangnya jadwal untuk melakukan demo, keterbatasan persediaan barang di kantor-kantor cabang, karena apabila barang yang tersedia cukup banyak maka akan memberikan keleluasaan bagi Tim Demo untuk memasarkan produk. Perubahan kebijakan perusahaan seperti kenaikan harga barang, atau perubahan cara pembayaran dapat berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen pada suatu produk. Faktor kedua adalah faktor internal yaitu, kemampuan Tim Demo yang cenderung lambat dalam memahami produk yang akan dipasarkan olehnya sehingga membutuhkan training yang lebih lama.


(40)

5

Kurangnya persiapan dan perencanaan dalam melakukan demo, misalnya mempersiapkan peralatan memasak, atau administrasi untuk penjualan. kurang menguasai pengetahuan mengenai strategi penjualan yang disertai dengan keterampilan dalam menjual.

Menurut data Produktivitas Kerja Tim Demo di Kota Bandung pada bulan Januari dan Februari, cabang-cabang di Kota Bandung memiliki tingkat produktivitas yang cukup beragam. Pada bulan Januari, dari 35 tim demo, terdapat 25 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 10 tim demo tidak berhasil mencapai target DP. Pada bulan Februari, dari 35 tim demo, terdapat 19 Tim Demo yang mencapai target DP, sedangkan 16 tim demo tidak berhasil mencapai target penjualan DP.

Menurut salah seorang Tim Demo di PT “X“ Bandung, target yang diberikan oleh perusahaan sangat tinggi sehingga Tim Demo seringkali merasa tidak yakin akan dapat mencapai target tersebut. Dalam usaha mencapai target tersebut, Tim Demo juga mengalami beberapa hambatan, yaitu terbatasnya kesempatan atau jadwal demo yang diberikan oleh perusahaan, terdapatnya waktu-waktu tertentu dimana penjualan dapat menurun secara drastis, misalnya saat musim liburan, masuk sekolah dan mendekati hari raya keagamaan. Selain itu, perekonomian yang sedang tidak menentu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tinggi atau rendahnya penjualan. Kenaikan harga kebutuhan pokok membuat konsumen berpikir dua kali untuk membeli barang kebutuhan sekunder, seperti produk yang ditawarkan oleh Tim Demo. Hal ini menyebabkan angka penjualan menurun. Usaha Tim Demo untuk mengatasi hal tersebut adalah


(41)

6

dengan menambah jadwal demo atau mencari cara-cara baru yang lebih menarik pada saat mempromosikan suatu produk.

Tim Demo harus memiliki keyakinan akan kemampuan yang mereka miliki untuk berhasil di bidang ini. Dengan kata lain, mereka harus memiliki self efficacy yang tinggi. Menurut Bandura (2002:3), self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya.

Bandura (2002:24), mengemukakan bahwa pembentukan penghayatan akan self-efficacy merupakan kontributor yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan. Self-efficacy merupakan suatu mekanisme utama, dimana keberadaan suatu goal akan mempengaruhi motivasi dan performance seseorang. Self Efficacy yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan tercapainya produktivitas kerja dan sebaliknya, self efficacy yang rendah akan menghambat pencapaian produktivitas kerja.

Dari hasil survey awal yang diberikan pada 10 orang Tim Demo, sebesar 60% Tim Demo merasa keberatan dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga merasa tidak yakin dapat mencapai target tersebut. Mereka juga tidak yakin dapat menghadapi kesulitan yang timbul, terutama dalam menciptakan order. Mereka juga cenderung mudah menyerah saat dihadapkan dengan permasalahan . Mereka cenderung pasrah dan tidak mencari cara lain untuk meningkatkan penjualan. Dari 60% tersebut, sebesar 66.6 % Tim Demo


(42)

7

tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan hanya sebesar 33.3% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan.

Sebanyak 40% Tim Demo merasa yakin dapat mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan dan menilai target tersebut sebagai tantangan bukan sebagai beban yang berat. Mereka cenderung mencari jalan lain seperti menambah jumlah mini demo atau demo group untuk memperbesar kemungkinan menambah penjualan. Mereka juga yakin dapat mengatasi permasalahan yang timbul saat mencari order. Mereka juga menganggap kegagalan sebagai pelajaran dan terus berusaha untuk meningkatkan kembali order yang dicapai. Dari 40% tersebut, sebesar 75% Tim Demo tidak berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan dan sebesar 25% berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan.

Berdasarkan pemaparan dari hasil survey terhadap 10 orang Tim Demo, peneliti menemukan berbagai variasi dari derajat self efficacy dan produktivitas kerja yang dimiliki oleh Tim Demo. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara self efficacy dan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Seberapa erat hubungan self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.


(43)

8

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai eratnya hubungan self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai eratnya hubungan self-efficacy dan sumber-sumber self efficacy terhadap produktivitas kerja dan variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

1 Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah dan memperkaya wawasan dan informasi pengetahuan terutama yang berkaitan dengan self efficacy dalam bidang industri dan organisasi

2 Untuk peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan dapat merangsang penelitian lanjutan yang berkaitan dengan self efficacy dan produktivitas kerja.


(44)

9

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi PT “X” Bandung mengenai hubungan Self-efficacy terhadap produktivitas kerja, yang berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para Tim Demo.

2. Diharapkan dari hasil penelitian ini perusahaan dapat memberikan pengetahuan terhadap Tim Demo mengenai self efficacy, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

1.5Kerangka Pikir

PT “X” Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijualnya merupakan peralatan memasak yang berteknologi tinggi dan praktis untuk digunakan. Menurut bagian Sumber Daya Manusia di PT “X” Bandung, Tim Demo terdiri dari seorang tenaga penjual yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan produk dan sistem penjualan secara tepat dan benar.

Tujuan utama dari Tim Demo adalah untuk menciptakan order sebanyak mungkin agar dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Target Total DP (down payment) adalah seberapa banyak DP atau penjualan yang didapat oleh Tim Demo dalam waktu satu bulan. Rata-rata target DP berkisar antara 75 sampai 100 DP perbulan.

Tugas utama Tim Demo adalah melakukan promosi, demo atau peragaan, membuat display mengenai produk akan mereka jual sehingga konsumen akan


(45)

10

tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam melakukan promosi, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang Tim Demo yaitu harus memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dijual, cara pembayaran, pengetahuan mengenai pasar, pengetahuan mengenai sistem penjualan. Dalam melakukan demo atau peragaan, seorang Tim Demo harus dapat menentukan produk yang akan diperagakan, mampu meyakinkan konsumen mengenai kelebihan yang dimiliki suatu produk, dan mampu menggunakan produk tersebut. Dalam membuat display, seorang Tim Demo harus dapat menentukan lokasi untuk mendisplay, menyiapkan sarana yang dibutuhkan (seperti meja, pencahayaan), menentukan jumlah produk yang akan ditata, dan mampu menata produk sehingga terlihat menarik.

Seorang Tim Demo dapat dikatakan produktif atau tidak ditentukan dari rata-rata pencapaian target dalam waktu enam bulan. Apabila dalam waktu enam bulan, penjualannya diatas rata-rata maka ia akan dikatakan produktif dan sebaliknya apabila penjualannya dibawah rata-rata maka ia dikatakan tidak produktif. Hal ini menjadi tantangan yang berat bagi Tim Demo.

Ernest J. McCormick (Industrial Psychology, 1979:22) mengungkapkan bahwa produktivitas kerja dapat dilihat salah satunya dari kuantitas pekerjaan seperti banyaknya unit yang dihasilkan, komisi, tingkat penjualan dan sebagainya. McCormick juga mengatakan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh variabel situasional (metode kerja, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan) dan variabel individual (motivasi kerja, sikap kerja, karakter kepribadian, sistem nilai, minat dan kemampuan, usia, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan).


(46)

11

Variabel Situasional mencakup metode kerja, yang merupakan cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menyelesaikan suatu satuan pekerjaan dengan lebih efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaimana perusahaan membantu Tim Demo dalam menyusun suatu strategi tertentu agar dapat meningkatkan penjualannya, misalnya dengan menyediakan panduan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kondisi kerja adalah kondisi fisik dan sosial (organisasi) yang terdapat di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi unjuk kerja seseorang, antara lain jadwal kerja, pencahayaan, dan kebisingan. Kebijakan perusahaan adalah sistem administrasi, tata usaha, dan sistem manajemen perusahaan yang dapat membantu memudahkan pekerjaan.

Variable kedua menurut McCormick adalah variabel individual. Menurut penelitian oleh G.M. McEvoy dan W.F. Casio mengenai “cummulative evidence of the relationship between employee age and job performance” dalam Journal of applied Psychology (1989:11-17) hasil penelitiannya mengungkap bahwa usia dan perbedaan jenis kelamin dapat berpengaruh pula terhadap produktivitas kerja. Hal ini disebabkan oleh karena baik usia maupun masing-masing jenis kelamin memiliki karakter yang berbeda, yang memiliki dampak positif maupun negatif pada produktivitas kerja.

Aspek lain dari variabel individual yaitu motivasi kerja dan sikap kerja. Motivasi kerja adalah kondisi-kondisi yang mempengaruhi timbulnya, adanya arah, dan bertahannya tingkah laku yang relevan dengan setting kerja. Adanya motivasi kerja yang tinggi dapat berpengaruh kepada meningkatnya produktivitas kerja. Sikap kerja adalah penghayatan seseorang yang bersifat menetap terhadap


(47)

12

pekerjaannya yang merupakan hasil penilaian seseorang terhadap pengalamannya dalam suatu pekerjaan. Bila seorang Tim Demo memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya maka hal tersebut dapat berpengaruh secara positif terhadap produktivitas kerjanya.

Tuntutan tugas dan target yang telah ditentukan oleh perusahaan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. goal tersebut memiliki efek motivasional yang kuat. Goal yang dianggap sebagai tantangan dapat meingkatkan dan mendukung tingkatan usaha yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan (Locke & Latham 1990). Untuk dapat mencapai goal tersebut, Tim Demo perlu memiliki self-efficacy. Bandura (2002 : 24), Self efficacy adalah keyakinan individu atas kemampuan dirinya yang tidak berkaitan dengan kemampuan sesungguhnya, tetapi lebih mengacu pada keyakinan untuk mengatur sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tuntutan, tugas dan permasalahannya.

Self efficacy menentukan bagaimana seorang Tim Demo merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku untuk menjalankan tugas-tugasnya. Dalam situasi kerja, self efficacy akan mengarahkan pilihan Tim Demo dalam mengambil keputusan, berapa besar usahanya untuk melaksanakan keputusan yang dibuat, berapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam rintangan dan kesulitan-kesulitan, serta penghayatan perasaannya mengenai hal-hal yang dilewati di atas.

Menurut Bandura (2002 : 80), Self efficacy pada dasarnya dipengaruhi oleh empat sumber utama, yaitu Mastery Experience, Vicarious Experience, Verbal Persuasion, dan Physiological and Affective States. Sumber pertama


(48)

13

adalah Mastery Experience, yaitu pengalaman pribadi yang berkaitan dengan pekerjaannya saat ini, baik berupa keberhasilan ataupun kegagalan, yang pernah dialami oleh Tim Demo. Seorang Tim Demo yang memiliki pengalaman keberhasilan, misalnya telah berhasil mencapai target penjualannya atau mempunyai prestasi tertentu, maka akan semakin yakin bahwa dirinya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam pekerjaannya tersebut. Sedangkan pengalaman kegagalan dapat menghambat penghayatan efficacy pada Tim Demo. Terutama bila kegagalan terjadi sebelum penghayatan efficacy terbentuk secara mantap.

Sumber kedua adalah Vicarious Experience, yaitu pengalaman yang dialami oleh orang lain (model sosial), yang seolah-olah dialami oleh dirinya sendiri. Self efficacy dapat terbentuk karena Tim Demo menghayati keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh model sosial atau figur yang signifikan, yang memiliki kesamaan karakteristik dengan dirinya, seperti orang tua, teman, rekan kerja atau atasan. Semakin besar kesamaan dirinya dengan model sosial tersebut maka semakin besar pengaruh kegagalan atau keberhasilan dari model tersebut. Apabila rekan kerjanya, yang menjadi model sosialnya, memiliki prestasi dalam menciptakan order dan selalu melebihi target yang ditentukan oleh perusahaan maka ia akan mempunyai keyakinan bahwa ia juga mampu melakukan kinerja yang hampir sama dengan rekan kerjanya tersebut. Sebaliknya, apabila rekan kerjanya tersebut selalu gagal mencapai target, maka hal ini dapat menurunkan keyakinan dan usaha yang dikerahkan oleh Tim Demo tersebut.


(49)

14

Sumber yang ketiga adalah social persuasion, yaitu adanya persuasi verbal dari orang lain yang menyatakan bahwa bahwa ia memiliki kemampuan untuk mencapai keberhasilan. Persuasi verbal dari orang-orang yang merupakan significant person seperti orang tua, saudara, teman dekat atau orang yang dikagumi oleh Tim Demo, akan lebih efektif dalam memperkuat self-efficacy beliefs Tim Demo tersebut. Persuasi verbal, dapat juga berupa pujian yang mampu mengarahkan Tim Demo untuk berusaha lebih keras dalam mencapai keberhasilan. Tim Demo yang tidak pernah mendapatkan persuasi atau significant person mengatakan pada dirinya bahwa ia kurang mampu melakukan pekerjaannya, cenderung menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang dan mudah menyerah bila menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya.

Sumber terakhir adalah Physiological and Affective States yaitu bentuk reaksi emosional dan fisiologis seperti ketenangan, kepuasan, kekecewaan, marah, menangis. Hal ini dapat memberikan informasi mengenai keyakinan diri yang dimiliki oleh seorang Tim Demo. Keempat sumber self efficacy tersebut akan diolah melalui penilaian kognitif sehingga penghayatan self efficacy dapat berbeda tergantung dari bagaimana seorang Tim Demo menginterpretasikan informasi yang dimilikinya. Terdapat 4 proses yang melatarbelakangi pembentukan self efficacy yang akan mengarahkan individu untuk berperilaku, yaitu proses kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi.

Self efficacy yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja Tim Demo dan kesejahteraan pribadi melalui berbagai cara. Secara umum, self efficacy akan membuat Tim Demo memiliki keyakinan dalam membuat pilihan untuk


(50)

15

masa depannya, menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan oleh Tim Demo untuk mewujudkan pilihan yang dibuatnya, seberapa lama Tim Demo dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menjalankan tugasnya dan bagaimana penghayatan perasaan Tim Demo terhadap permasalahan dalam pekerjaannya.

Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang tinggi akan merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu mencapai target akan menetapkan target penjualan yang menantang bagi dirinya dan berkomitmen terhadap target penjualan tersebut. Target penjualan yang menantang bukan hanya target yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi bisa juga target pribadi Tim Demo yang diikuti oleh usaha maksimal untuk menjual produk perusahaan. Tim Demo juga diharapkan lebih mampu bertahan dalam menghadapi hambatan atau kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Tim Demo akan berusaha lebih keras untuk mengatasi kegagalannya dengan mencari cara-cara baru. Mereka juga tidak cepat menyerah dan dapat kembali memulihkan self efficacynya apabila mengalami kegagalan atau kemunduran.

Jadi, Tim Demo yang memiliki self efficacy tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi dalam mempromosikan produknya kepada calon pembeli dan memanfaatkan waktu demo seoptimal mungkin untuk membuat calon pembeli menjadi tertarik untuk membeli produk tersebut. Tidak mudah menyerah untuk mencari tahu kebutuhan calon pembeli terhadap produk yang ditawarkan kemudian memberikan penjelasan mengenai produk tersebut dengan lengkap dan menarik. Tim Demo juga tidak merasa stress ketika melakukan pendekatan dan


(51)

16

melayani calon pembeli dalam konsultasi mengenai cara pembayaran, sehingga Tim Demo dapat melakukan penjualan yang tinggi dan melampaui target yang diberikan oleh perusahaan.

Sebaliknya, Tim Demo yang memiliki Self efficacy yang rendah akan meragukan kemampuan dirinya untuk berhasil mencapai target sehingga akan menjauhkan diri dari tugas-tugas yang menurutnya sulit dan menantang yang mereka pandang sebagai ancaman. Tim Demo juga mempunyai target penjualan yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap target penjualan tersebut. Tim Demo seringkali terpaku pada kekurangan mereka sehingga kurang berusaha untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Tim Demo seringkali mudah menyerah apabila dihadapkan pada tugas yang mereka pandang sulit. Tim Demo juga kesulitan untuk memulihkan Self efficacy yang mereka miliki setelah mengalami kegagalan sehingga mereka mudah mengalami stress ataupun depresi.

Tim Demo dengan self efficacy yang rendah akan memiliki keyakinan yang rendah dalam mencari calon pembeli, kurang berani untuk mendekati calon pembeli, mudah menyerah dalam memberikan informasi mengenai produk yang dijualnya ketika calon pembeli terlihat kurang tertarik untuk mendengarkan. Tim Demo juga mudah stress ketika meyakinkan calon pembeli mengenai kelebihan dari produk yang dijualnya atau saat menjelaskan mengenai prosedur pembayaran, sehingga hanya dapat mencapai target penjualan minimum yang diberikan oleh perusahaan.


(52)

17

Bagan 1.5.1 Kerangka Pemikiran TIM

DEMO Sumber-sumber

Self-efficacy:

- mastery experience - vicarious experience - social / verbal

persuasion

- physiological and affective states

Self-Efficacy

Belief

Proses-proses self-efficacy: - Proses kognitif - Proses motivasional - Proses afektif - Proses seleksi

Indikator: - Pilihan yang

dibuat. - Usaha yang

dikeluarkan. - Daya tahan

dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan. - Penghayatan perasaan. Produktivitas Kerja Dipengaruhi oleh:

1.Variabel Individual (motivasi kerja, sikap kerja, karakter kepribadian, sistem nilai, minat & kemampuan, usia, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan) 2.Variabel Situasional (metode

kerja, kondisi kerja, kebijakan perusahaan) Proses kognitif Self efficacy tinggi Self efficacy rendah Produktivitas kerja rendah Produktivitas kerja tinggi


(53)

18

1.6Asumsi

1. Pembentukan self-efficacy para Tim Demo dipengaruhi oleh mastery experiences, vicarious experiences, sosial persuasion, physiological and affective states.

2. Self efficacy berhubungan dengan produktivitas kerja Tim Demo

3. Derajat self efficacy yang dimiliki para Tim Demo berbeda-beda sehingga memiliki produktivitas yang berbeda pula.

4. Derajat self efficacy yang tinggi dapat mendukung Tim Demo untuk memiliki produktivitas yang lebih baik.

5. Derajat self efficacy yang rendah dapat menurunkan produktivitas kerja Tim Demo.

1.7Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan yang erat antara Self-efficacy dengan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Self efficacy memiliki hubungan yang moderat dengan produktivitas kerja Tim Demo di PT “X” Bandung. Artinya mayoritas Tim Demo yang memiliki Self Efficacy yang tinggi akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi juga. 2. Sumber-sumber yang paling berpengaruh terhadap self efficacy Tim Demo di

PT “X” Bandung, diurutkan dari yang paling berpengaruh adalah social persuasion, mastery experience, vicarious experience, dan physiological and affective states.

3. Faktor individual dan faktor situasional juga memiliki hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja.

4. Salah satu faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah faktor situasional sosial di dalam lingkungan masyarakat, yaitu resesi ekonomi global yang juga dialami oleh Indonesia yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat.


(55)

63

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Guna penelitian lebih lanjut disarankan meneliti faktor situasional sosial khususnya kondisi pasar dan daya beli masyarakat bila ingin meneliti mengenai produktivitas kerja pada Tim Demo.

2. Bagi perusahaan disarankan untuk:

a. Meninjau ulang mengenai kebijakan-kebijakan, metode dan kondisi kerja yang diciptakan oleh perusahaan agar dapat lebih menunjang kinerja para Tim Demo.

b. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy rendah perlu diberikan training untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya seperti salesmanship. Selain itu , perusahaan dapat menyediakan fasilitas konseling untuk meningkatkan self efficacy para Tim Demo tersebut. c. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy yang tinggi juga dapat

diberikan training mengenai salesmanship agar mereka tetap dapat mempertahankan self efficacynya

d. Para atasan diharapkan untuk tetap memberikan sosial persuasion terutama yang berupa pujian, dukungan dan feedback dalam mempertahankan dan meningkatkan self efficacy Tim Demo.


(56)

64

e. Memfasilitasi para Tim Demo untuk mengadakan forum diskusi sehingga mereka dapat berbagi cerita dan pengalaman yang diharapkan dapat meningkatkan solidaritas dan inspirasi di antara mereka.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert, 2002. The exercise of Control. Freeman and Company: Stanford University, New York.

Davis, Keith, Jhon W.N. Human Behavior At Work : Organizational. Singapore : McGraw Hill Book Company

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Ivan, Chevich, Jhon M. Andrew D. Szilagyi, Jr. And Marc J. Wallace, J. 1980.Organizational Behavior and Performance. Califonia : Good Year Publishing Inc

Kreitmer, Robert, Angelo K. 2003. Organizational Behavior. Boston : McGraw Hill

Luthan, Fred. 2002. Organizational Behavior ninth edition. New York : McGraw Hill

Mccormick, Ernest J. 1979. Industrial Psychology. Prentice-Hall India : New Delhi

Nasir, Moh. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Timple, A. Dale. 1992. Seni Manajemen SDM : produktivitas edisi kelima. Jakarta


(58)

DAFTAR RUJUKAN

Center for Positive Practice. 2005. Self Efficacy. (online). (http://www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html, diakses 29 September 2007)

Edu-Tech Wiki. 2006. Self Efficacy Theory. (online). (http://edutechwiki.unige.ch/en/Self-efficacy_theory, diakses 29 September 2007)

Irmawati. 2004. Peranan goal setting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. (online). (http:google.com, diakses 17 maret 2008)

Lent, R. W., & Hackett, G. 1987. Career self-efficacy: Empirical status and future directions. Journal of Vocational Behavior, 30, 347-382. (online). (http: www.self-efficacy bandura.com, diakses 12 Februari 2008 )

Stefani I., Margaretha. 2006. Kontribusi Self efficacy terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian sales marketing di dealer resmi mobil “X” Bandung.Skripsi.Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(1)

18

1.6 Asumsi

1. Pembentukan self-efficacy para Tim Demo dipengaruhi oleh mastery

experiences, vicarious experiences, sosial persuasion, physiological and affective states.

2. Self efficacy berhubungan dengan produktivitas kerja Tim Demo

3. Derajat self efficacy yang dimiliki para Tim Demo berbeda-beda sehingga memiliki produktivitas yang berbeda pula.

4. Derajat self efficacy yang tinggi dapat mendukung Tim Demo untuk memiliki produktivitas yang lebih baik.

5. Derajat self efficacy yang rendah dapat menurunkan produktivitas kerja Tim Demo.

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan yang erat antara Self-efficacy dengan produktivitas kerja pada Tim Demo di PT “X” Bandung.


(2)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Self efficacy memiliki hubungan yang moderat dengan produktivitas kerja Tim

Demo di PT “X” Bandung. Artinya mayoritas Tim Demo yang memiliki Self

Efficacy yang tinggi akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi juga.

2. Sumber-sumber yang paling berpengaruh terhadap self efficacy Tim Demo di PT “X” Bandung, diurutkan dari yang paling berpengaruh adalah social

persuasion, mastery experience, vicarious experience, dan physiological and affective states.

3. Faktor individual dan faktor situasional juga memiliki hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja.

4. Salah satu faktor lain yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah faktor situasional sosial di dalam lingkungan masyarakat, yaitu resesi ekonomi global yang juga dialami oleh Indonesia yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat.


(3)

63

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Guna penelitian lebih lanjut disarankan meneliti faktor situasional sosial khususnya kondisi pasar dan daya beli masyarakat bila ingin meneliti mengenai produktivitas kerja pada Tim Demo.

2. Bagi perusahaan disarankan untuk:

a. Meninjau ulang mengenai kebijakan-kebijakan, metode dan kondisi kerja yang diciptakan oleh perusahaan agar dapat lebih menunjang kinerja para Tim Demo.

b. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy rendah perlu diberikan

training untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya

seperti salesmanship. Selain itu , perusahaan dapat menyediakan fasilitas konseling untuk meningkatkan self efficacy para Tim Demo tersebut. c. Bagi para Tim Demo yang memiliki Self Efficacy yang tinggi juga dapat

diberikan training mengenai salesmanship agar mereka tetap dapat mempertahankan self efficacynya

d. Para atasan diharapkan untuk tetap memberikan sosial persuasion terutama yang berupa pujian, dukungan dan feedback dalam mempertahankan dan meningkatkan self efficacy Tim Demo.


(4)

64

e. Memfasilitasi para Tim Demo untuk mengadakan forum diskusi sehingga mereka dapat berbagi cerita dan pengalaman yang diharapkan dapat meningkatkan solidaritas dan inspirasi di antara mereka.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert, 2002. The exercise of Control. Freeman and Company: Stanford University, New York.

Davis, Keith, Jhon W.N. Human Behavior At Work : Organizational. Singapore : McGraw Hill Book Company

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Ivan, Chevich, Jhon M. Andrew D. Szilagyi, Jr. And Marc J. Wallace, J. 1980.Organizational Behavior and Performance. Califonia : Good Year Publishing Inc

Kreitmer, Robert, Angelo K. 2003. Organizational Behavior. Boston : McGraw Hill

Luthan, Fred. 2002. Organizational Behavior ninth edition. New York : McGraw Hill

Mccormick, Ernest J. 1979. Industrial Psychology. Prentice-Hall India : New Delhi

Nasir, Moh. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Timple, A. Dale. 1992. Seni Manajemen SDM : produktivitas edisi kelima. Jakarta


(6)

lxvi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Center for Positive Practice. 2005. Self Efficacy. (online). (http://www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html, diakses 29 September 2007)

Edu-Tech Wiki. 2006. Self Efficacy Theory. (online). (http://edutechwiki.unige.ch/en/Self-efficacy_theory, diakses 29 September 2007)

Irmawati. 2004. Peranan goal setting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. (online). (http:google.com, diakses 17 maret 2008)

Lent, R. W., & Hackett, G. 1987. Career self-efficacy: Empirical status and future directions. Journal of Vocational Behavior, 30, 347-382. (online). (http:

www.self-efficacy bandura.com, diakses 12 Februari 2008 )

Stefani I., Margaretha. 2006. Kontribusi Self efficacy terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian sales marketing di dealer resmi mobil “X” Bandung.Skripsi.Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.