Upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tahun ajaran 2013/2014.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS III SD
KANISIUS SOROWAJAN DENGAN PENDEKATAN PPR TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh :
Nama
: Kristianingsih
Nomor Mahasiswa : 101134246
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas
III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran tematik. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti
berpendapat guru merupakan motor penggerak utama dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana
merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai, karena tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru
sebagai pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai unsur meliputi
kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital yang tepat, merangkai
kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, mengaitkan paragraf
yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang benar, dan menerapkan tanda-tanda baca
dengan tepat, sehingga tersusun suatu karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik
yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan
tepat dalam penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan.
Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam mengarangnya
kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk mengatasi kesulitan
siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah mengambil data dengan
menggunakan tteknik pengumpulan data, metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
dengan penyusunan instrumen berupa kisi - kisi soal, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi, dan lembar penilaian.
Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi awal dan
target akhir yang ingin dicapai. pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil kemampuan
mengarang siswa sebesar 69,28. sedangkan target akhir yang ingin dicapai sebesar 85.
Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS
SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014
By:
Name: Kristianingsih
Student number: 101134246
The purpose of this research is to increase the writing ability of students of class III SD
Canisius Sorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve these objectives, the
research done by using Action Research (PTK) with research subjects third grade students of SD
Canisius Sorowajan. Investigators believe the teacher is the main driving force in improving the
quality of education in Indonesia. One of the capabilities that must be held by teachers is how to
design a learning strategy that is consistent with the objectives or competencies to be achieved,
because not all objectives can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of
learning contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a
comfortable and productive.
Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning
fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the words,
using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence into a paragraph,
linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and punctuation marks apply to
the right, thus composed a good bouquet. There is a tendency of students who have difficulties in
learning fabricated, as evidenced by the less scrupulous and precise in the use of punctuation,
capitalization and spelling usage.
Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and
meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these students.
How to start by researchers was retrieving data using data collection techniques, interviews,
observation, and documentation with the preparation of the instruments in the form of lattice lattice matter, syllabus, lesson plan, student worksheets, sheets about the evaluation and
assessment sheets.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial and final
target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing ability of students
amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.
keywords: PPR in thematic learning
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Kristianingsih
101134246
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
TuhanYesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku
Kedua orangtuaku dan kakak-kakakku yang selalu membantu dan selalu ada untukku
Sahabat- sahabat yang selalu menolongku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
You can if you want
Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh cinta kasih
Karena dengan cinta kasih, semua keraguan akan punah
Dan keyakinan akan menyelimuti
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Nama
: Kristianingsih
Nomor Mahasiswa : 101134246
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang
siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran
tematik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas
III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti berpendapat guru merupakan motor penggerak
utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena
tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru sebagai
pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai
unsur meliputi kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital
yang tepat, merangkai kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah
paragraf, mengaitkan paragraf yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang
benar, dan menerapkan tanda-tanda baca dengan tepat, sehingga tersusun suatu
karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik yang mengalami kesulitan
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan tepat dalam
penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan.
Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam
mengarangnya kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah
mengambil data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan penyusunan instrumen berupa kisi–kisi soal,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi,
dan lembar penilaian.
Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi
awal dan target akhir yang ingin dicapai. Pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil
kemampuan mengarang siswa sebesar 69,28. Sedangkan target akhir yang ingin dicapai
sebesar 85.
Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS
SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014
By:
Name
: Kristianingsih
Student number : 101134246
The purpose of this research is to increase the writing ability of students of
class III SD CanisiusSorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve
these objectives, the research done by using Action Research (PTK) with research
subjects third grade students of SD CanisiusSorowajan. Investigators believe the teacher
is the main driving force in improving the quality of education in Indonesia. One of the
capabilities that must be held by teachers is how to design a learning strategy that is
consistent with the objectives or competencies to be achieved, because not all objectives
can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of learning
contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a
comfortable and productive.
Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning
fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the
words, using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence
into a paragraph, linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and
punctuation marks apply to the right, thus composed a good bouquet. There is a
tendency of students who have difficulties in learning fabricated, as evidenced by the
less scrupulous and precise in the use of punctuation, capitalization and spelling usage.
Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and
meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these
students. How to start by researchers was retrieving data using data collection
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
techniques, interviews, observation, and documentation with the preparation of the
instruments in the form of lattice - lattice matter, syllabus, lesson plan, student
worksheets, sheets about the evaluation and assessment sheets.
Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial
and final target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing
ability of students amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.
Keywords: PPR in thematic learning
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1.
Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah
yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama
menjadi mahasiswa.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA.Kaprodi program studi PGSD
yang sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Wakaprodi program studi PGSD yang
sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA. dan Apri Damai Sagita Krissandi,
S.,S.,M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dengan tulus,
untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Dosen penguji yang telah banyak memberikan saran
dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma, terkhusus Dra. Ignatia Esti
Sumarah, M. Hum. Yang baik langsung atau tidak langsung memberikan
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………..
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………… viii
ABSTRAC…………………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR……………………………………………………...... xii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………........ 4
4. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 4
5. Definisi Operasional……………………………………………………... 5
A. BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 7
1. Paradigma Pedagogi Reflektif…………………………………………… 7
2. Prestasi Belajar…………………………………………………………... 10
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Pengertian Bahasa Indonesia………………………………………….. 17
4. Pentingnya Penggunaan Tanda Baca PadaKemampuan Menulis……… 21
5. Pembelajaran Tematik…………………………………………………. 26
6. Penelitian Sebelumnya…………………………………………………
32
7. HasilPenelitian Yang Relevan…………………………………………
38
8. Kerangka Berpikir……………………………………………………...
39
9. Hipotesis Tindakan……………………………………………………..
40
B. BAB III METODE PENELITIAN…………………………………...
41
1. Jenis Penelitian…………………………………………………………. 41
2. Setting Penelitian………………………………………………………
44
3. Rencana Tindakan………………………………………………….......
45
4. Penyusunan Instrumen Penelitan……………………………………….. 49
5. Instrument Kemampuan Mengarang…………………………………… 50
6. Uji Validitas…………………………………………………………….
51
7. Reliabilitas……………………………………………………………...
52
8. Teknik Analisa Data……………………………………………………. 52
9. Perhitungan Kemampuan Mengarang………………………………….. 53
10. Kriteria Keberhasilan…………………………………………………… 55
C. BAB IV PENUTUP…………………………………………………… 57
1. Rencana Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….
57
2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
60
LAMPIRAN………………………………………………………………
62
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Silabus………………………………………………………………….
63
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….......
68
3. Lemba Kerja Siswa …………………………………………………….
76
4. Soal Evaluasi…………………………………………………………… 78
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti sudah menjadi guru kelas III SD Kanisius Sorowajan selama 4
tahun. Penurut pengamatan peneliti, siswa kelas III mengalami kesulitan dalam
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya memahami tanda-tanda baca, misalnya:
siswa masih belum memahami penggunaan titik dan koma pada kalimat. Mereka
juga kurang memahami penggunaan huruf
kapital pada suatu kalimat atau
paragraf dalam karangan. Peneliti merasa prihatin sebab kemampuan
menggunakan tanda-tanda baca merupakan hal paling mendasar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Akibat kesalahan yang dilakukan siswa
berkaitan dengan ketidakmampuannya menggunakan tanda-tanda baca tersebut,
berakibat pada menurunnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kemampuan memahami penggunaan tanda-tanda baca mendukung
salah satu aspek dalam Bahasa Indonesia yaitu aspek menulis, pada materi
“Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda- baca yang tepat. Bukti jika siswa
kurang memahami penggunaan tanda baca adalah nilai yang didapat siswa
kurang dari KKM yaitu 72. Dari 25 siswa, 19 siswa (76 %). Dengan demikian
kompetensi siswa dalam
materi “Menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tandabaca yang tepat” belum maksimal. Hal tersebut jika dilihat dari Paradigma
Pedagogi Reflektif ( PPR ), berkaitan dengan Competence.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi ”Menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital, dan tanda- baca yang tepat” belum
mencapai KKM. Menurut
pengamatan peneliti siswa mengalami kesulitan tidak teliti saat mengerjakan
tugas pada kedua materi tersebut. Selain itu mereka sulit berkejasama dalam
mengerjakan tugas kelompok, yang mengakibatkan tidak dapat mengumpulkan
tugas secara tepat waktu. Apabila, dilihat dari Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) keteidakseriusan siswa berkaitan dengan Conscience, sedangkan
kerjasama berkaitan dengan Compassion.
PPR adalah Paradigma Pedagogi
Reflektif, memiliki sebuah ciri atau kekhasan pendidikan dan proses belajarnya
yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan kepribadian ke dalam
kurikulum yang sudah ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru.
Tujuan utama dari PPR adalah menciptakan manusia-manusia muda yang
sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang ada RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran)
yang disusun oleh guru. Dimana dalam RPP itu terdapat makna pengalaman
yaitu melibatkan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi siswa untuk mengalami
sendiri segala hal yang siswa pelajari ( jika ada keterkaitan antara ilmu yang
dipelajari siswa dengan situasi kehidupan yang nyata dalam kesehariannya),
refleksi yaitu siswa dapat meyakini maknanilai-nilai yang terkandung dalam
pengalaman, dalam kaitannya dengan: diri sendiri, orang lain, alam/lingkungan,
dan Allah, sedangkan aksi yaitu siswa dapat membangun keinginan atau niat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Peneliti menggunakan pendekatan
PPR ini karena PPR merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif.
Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan oleh sekolah-sekolah yang
berada di bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Dalam
praktik pembelajaran, metode
pembelajaran PPR ini menerapkan lima tahapan kegiatan yang berupa siklus,
terdiri dari (1) Konteks, (2) Pengalaman, (3) Reflektif, (4) Aksi, (5) Evaluasi..
Tujuan PPR adalah meningkatkan 3 C, yaitu kompetensi siswa secara utuh
(competence), suara hati (conscience), dan bela rasa (compassion). Penelitian ini
dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi siswa dalam materi Bahasa
Indonesia supaya dapat mencapai KKM. Semuanya itu hanya dapat terjadi
apabila siswa dapat teliti ( conscience ) dan dapat bekerjasama mengerjakan
tugas dalam kelompok (compassion), yang pada akhir mendapatkan hasil yang
memuaskan (competence) .
Alasan peneliti menggunakan pendekatan tersebut karena merupakan
kekhasan dari SD Kanisius Sorowajan dan juga sekolah-sekolah Kanisius yang
lain. Peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan mengarang Bahasa
Indonesia kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tersebut.
Oleh karena itu judul skripsi ini adalah ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengarang
Siswa
kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan
Pendekatan PPR Tahun Pelajaran 2013/2014”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah dengan pendekatan PPR dapat meningkatkan kemampuan
mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 /
2014 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 / 2014 dengan pendekatan
PPR.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dan IPA siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan.
b. Lebih mengetahui tanda-tanda baca yang ada pada sebuah karangan
sederhana.
2. Bagi guru
a.
Dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang sedang dihadapi.
b.
Dapat dijadikan motivasi dan referensi untuk memilih metode dan
strategi pembelajaran yang tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
5
Dapat memberikan contoh sebagai model pembelajaran yang dapat
dikembangkan mengajarkan pada materi tertentu dan dapat dikembangkan
pada materi pokok lain, mata pelajaran lain dan di kelas lain.
E. Definisi Operasional
1. Penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan
untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan atau
suatu penelitian yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang
ada pada kelas tersebut.
2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan untuk seseorang agar
bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
3. Pendekatan
PPR
adalah
menyaturagakan
pendidikan
nilai
dan
pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah
pelajaran/mata pelajaran baru.
4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas
belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan
tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
5. Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang
bermaknabagi siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
6. Mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang
dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraf supaya
gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Paradigma Pedagogi Reflektif
Kegiatan pembelajaran dalam lingkup pendidikan formal merupakan
salah satu proses yang penting dalam membentuk manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu paradigma pembelajaran selalu mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu dengan tujuan agar melalui proses pembelajaran dapat
dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan
dunia. Berbagai paradigma pembelajaran yang lebih inovatif banyak
dikembangkan oleh para ahli bidang pendidikan. Semua lembaga pendidikan
dari tingkat bawah sampai pendidikan tinggi juga mulai menerapkan modelmodel pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran inovatif yang akhir-akhir ini
banyak dikembangkan dan mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PPR dalam definisinya kepanjangan dari Paradigma Pedagogi Reflektif,
memiliki sebuah style/ciri khas pendidikan dan proses belajar mengajarnya yaitu
menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam
kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan
utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh
unggul dan berkarakter
secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
yang disusun oleh guru. Dimana didalamnya termuat makna pengalaman,
refleksi, aksi.
PPR sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran yang bertujuan
supaya siswa memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Proses
pembelajaran mengikuti pola pendekatan yang biasanya dirumuskan dalam
sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur pokok: Context – Experience –
Reflection – Action – Evaluation (Tim Redaksi Kanisius, 2010:65).
POLA: PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)
Keterangan:
a. Konteks: yang dimaksud dengan konteks di sini adalah (1) Konteks siswa,
meliputi: latar belakang keluarga, lingkungan, pengalaman hidup siswa. (2)
Konteks masyarakat dimana siswa itu tumbuh dan berkembang. (3) Konteks
sekolah, meliputi: lingkungan dan situasi sekolah tempat dimana siswa belajar,
hubungan antar pribadi (siswa dengan pendidik maupun siswa dengan
temannya), kurikulum. (4) Konteks pendidik: latar belakang pendidikannya,
harapan-harapannya, komitmennya untuk mendampingi siswa supaya memiliki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pandangan-pemahaman-perasaan
berdasarkan
nilai-nilai
tertentu
9
yang
diinternalisasikannya).
b. Pengalaman: Maksudnya keterlibatan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi
siswa untuk mengalami sendiri segala hal yang ia pelajari (jadi ada keterkaitan
antara ilmu yang dipelajarinya dengan situasi hidup nyata kesehariannya).
c. Refleksi: Siswa diajak mencari makna dan nilai-nilai pengalaman, dalam
kaitannya dengan: diri sendiri, bersama orang lain, alam/lingkungan, Allah.
Misalnya: untuk apa arti..... bagiku? Jika aku menjelaskan ....... apa yang akan
kukatakan?
d. Aksi: Pilihan dan komitmen pada kebaikan yang lebih besar (magis).Pilihanpilihan diungkapkan secara nyata dalam bentuk tindakan.
e. Evaluasi: (1) apakah tujuan tercapai? (2) Mana yang baik dan mana yang
kurang? (3) Apa dampak pada suasana di kelas, rumah? (4) Apakah rasa puas
orang tua terhadap perilaku anak mereka terpenuhi atau tidak?
Pedagogi reflektif dikembangkan oleh Sekolah-sekolah yang berada di
bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD Kanisius
Sorowajan-Yogyakarta. Model pembelajaran ini mengembangkan 3 kompetensi
siswa yang meliputi aspek kognitif (competence), suara hati (conscience) dan
bela rasa (compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C.
Competencemerupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau
kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan
siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan pendidik dengan nilai yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
baik. Consciencemerupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan
ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini dapat berupa kesadaran untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Compassion
kemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui proses yang
unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat
berkembang secara optimal.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Masidjo (2006: 1) “merupakan suatu proses perubahan
aktivitas mental yang sadar tujuan, yang terjadi dalam interaksi aktif dengan
lingkungan jangka waktu tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru atau
penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap atau membekas”.
pengertian belajar diatas mengandung artibahwa belajar itu adalah sebuah
perubahan untuk memperoleh tingkah laku baru setelah melakukan aktivitas
dalam belajar tersebut. Sejalan dengan itu, Djamarah(2011: 14) mengungkapkan
bahwa belajar itu akan menghasilkan sebuah perubahan atau change dimana di
akhir aktivitas belajarnya seseorang akan mendapat pengalaman baru sebagai
wujud dari perubahan tersebut. tetapi perubahan yang dimaksudkan disini adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku.
Menurut Tanlain (2007: 6) belajar adalah latihan-latihan yang
dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan,
pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku. Sejalan dengan
hal tersebut, Hilgard dalamTanlain (2007: 6) mengatakan bahwa belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
(leraning) adalah sebagai proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau
terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menemukan perubahan perilaku
yang baru secara menyeluruh melalui pengalaman yang diperoleh dari
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan dari pendapat para
ahli daiatas menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah
laku. Traver dalam Agus Suprijono (2009: 2) juga mengemukakan hal yang
sama yaitu belajar adalah proses penghasilan penyesuaian tingkah laku.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan dimana perubahan tersebut terjadi dalam aktivitas-aktivitas
ataupun latihan-latihan. Dapat diartikan pula bahwa proses atau aktivitas
terstruktur dalam sebuah lingkungan yang dilakukan seseorang dan kemudian
akan menghasilkan sebuah pengalaman baru ataupun sebuah tingkah laku baru
yang menjadi tujuan adanya aktivitastersebut.
a. Ciri-ciri Belajar
Belajar yang pada hakikatnya adalah sebagai proses perubahan
tingkah laku, memiliki beberapa ciri terkait dengan perubahan tingkah
laku tersebut. Menurut Djamarah (2011: 15-17) ada beberapaciri-ciri
belajar yang merupakan sebuah perubahan-perubahan tertentu yang
kemungkinan muncul setelah melakukan aktivitas belajar. Ciri-ciri
tersebut antara lain:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Hal ini berarti perubahan yang terjadi dalam belajar
dirasakan oleh individu yang melakukan kegiatan belajar.Individu
secara sadar tahu dan merasakan ada perubahan yang terjadi dalam
dirinya setelah melakukan kegiatan belajar.Tingkah laku yang tidak
disadari atau yang muncul ketika keadaan tidak sadar berarti bukan
kategori perubahan dalam belajar, karena individu tidak menyadari
perubahan itu.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan akan menyebabkan ataupun
membantu perubahan berikutnya yang akan berguna untuk proses
belajar selanjutnya. Misalnya ketika seorang anak belajar menulis,
perubahan yang terjadi akan berlangsung terus menerus dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis dan terus mengalami
perkembangan yang selanjutnya kemampuan menulisnya akan
mendekati sempurna
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang terjadi dalam aktivitas belajar akan selalu
bertambah dan tertuju untuk mendapat sesuatu yang lebih baik.
Banyaknya aktivitas belajar akan menentukan kualitas dan semakin
baiknya perubahan yang terjadi. Perubahan bersifat aktif berarti
perubahan yang terjadi tidak berlangsung dengan sendirinya, tetapi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
membutuhkan usaha dari individu untuk memperoleh sebuah
perubahan.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tidak bersifat
sementara berarti perubahan bersifat permanen dan menetap.
Menetap artinya tingkah laku yang didapat akan terus dilakukan
ataupun dapat dikeluarkan kembali diluar aktivitas belajar tersebut.
disini akan ada kemungkinan perkembangan dari perubahan ynag
terjadi karena sifatnya menetap dan dapat dipakai terus-menerus.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Artinya perubahan tingkah laku terjadi karena ada nya tujuan
yang akan dicapai. Perubahan yang terjadi akan terarah pada
perubahan tingkah laku yang dikehendaki ataupun disadari. Ketika
aktivitas belajar sudah memiliki tujuan atau terarah pada sebuah
tingkah laku, maka aktivitas tersebut akan berfokus pada tujuan itu
sehingga keberlangsungkannya aktivitas belajar akan terarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Biasanya perubahan yang terjadi setelah melalui suatu proses
belajar meliputi keseluruhan tingkah laku. perubahan yang terjadi
biasanya akan menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya. Namun biasanya perubahan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
terjadi akan nampak jelas hanya pada satu aspek saja, aspek yang
lain kurang begitu nampak. Akan tetapi ada keterkaitan antara satu
aspek dengan aspek lain yang menjadikan adanya perubahan
seluruh aspek tingkah laku.
Ciri-ciri di atas tidak dapat dipisahkan dari perubahan-perubahan
dalam aktivitas belajar.Akan ada banyak hal yang dapat membuktikan
bahwa ciri-ciri belajar tersebut memang barasal dari hasil aktivitas
belajar yaitu berupa perubahan nyata yang dapat dilihat melalui tingkah
laku individu. Sehingga sebuah proses belajar dapat dinilai melalui ciriciri belajar yang sudah dibahas diatas dan akan terlihat mana aktivitas
belajar dan mana yang bukan merupakan aktivitas belajar.
b. Prestasi Belajar
Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dibahas mengenai prestasi. Prestasi menurut kamus besar bahasa
Indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Dapat diartikan pula prestasi
adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar.
Belajar dapat diamati melalui praktek atau latihan sehingga terbentuk
tingkah laku baru sebagai hasil dari aktivitas belajar tersebut.
Prestasi belajar sering dikaitkan dengan kegiatan belajar, karena
prestasi belajar disini adalah sebagai hasil dari sebuah proses belajar
yang dilakukan individu. Prestasi belajar (achivement) berbeda dengan
hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
berkaitan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi
aspek pembentukan watak siswa (Zaenal Arifin, 2009: 12).
Menurut Winkel (dalam Hartanto, 2011), prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan dalam aktivitas belajar yang dilakukan
individu/siswa yang sesuai dengan bobot yang dicapainya. Menurut
Hartanto (2011) prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasiinformasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor.
Berdasarkan uraian diatas, secara garis besar prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat
berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku
baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
Muhibbin Syah (2001: 132) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar. berikut penjelasan dari ketiga
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
i.
Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Faktor ini
membuktikan adanya peningkatan prestasi menjadi lebih baik atau
tinggi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
antara lain (1) Bakat, kemampuan siswa untuk belajar. (2)
Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. (3)
Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian padasuatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang. Dan (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga atau keinginan yang
mendorong individu bertindak atau berbuat sesuatu untuk tujuan
tertentu. Keempat faktor ini memiliki penegaruh kuat dalam
peningkatan prestasi belajar individu karena dalam keempat faktor
interen ini lebih berkaitan dengan keadaan diri individu, bagaimana
dia belajar, ketertarikan terhadap sesuatu, kemampuan yang
dimiliki, dan keinginan akan belajar yang menjadi kekuatan besar
untuk menjadikan prestasi belajar lebih baik.
ii.
Faktor Eksternal
Berbeda dengan faktor internal yang memiliki pengaruh besar
terhadap prestasi belajar individu, faktor eksternal hanya memiliki
sedikit pengaruh terhadap prestasi. Faktor eksternal tersebut antara
lain: (1) Kualitas guru dalam penguasaan materi, (2) metode yang
digunakan dalam mengajar, (3) fasilitas mengajar, dan (4)
lingkungan yang mendukung. Walaupaun pengaruhnya tidak
terlalu besar tetapi terkadang faktor eksternal ini ikut menentukan
prestasi belajar individu.Oleh karena itu faktor ekstern ini tetap
memiliki bagian penting dalam pengembangan kemampuan anak
terutama prestasi belajarnya. Apabila dilihat faktor ekstern yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
mempengaruhi prestasi belajar berkaitan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran. Akan lebih baik keempat
faktor tersebut dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar individu, sehingga pencapaiannya
akan lebih optimal.
C. Pengertian Bahasa Indonesia
1. Hakekat Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa anak diperoleh secara bertahap, diawali dari fase
perolehan bahasa sampai belajar berbahasa (Widharyanto, 2008). Perolehan
bahasa diawali sejak lahir sampai usia pra sekolah (0-4 tahun). Pada masa ini
anak merekam semua ucapan orang dewasa, membedakan atau memilahnya
berdasar fungsi dan keterkaitannya dengan sesuatu yang lain, menirunya,
mencoba merangkai dan menerapkannya untuk berkomunikasi sederhana.
Secara alami, anak-anak yang normal akan mencapai khazanah bahasa yang
memadai untuk tahap berbahasa selanjutnya.
Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang arbitrer, digunakan
oleh
suatu
masyarakat
untuk
bekerja
sama,
berkomunikasi,
dan
mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam system bahasa adalah
berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkaan oleh alat ucap manusia( Abdul
Chaer 1986 : 1). Karena lambang yang digunakan itu berupa bunyi, maka
yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau
sering disebut bahsa lisan.Sedangkan bahasa yang sekunder adalah bahasa
tulisan. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain daripada rekaman visual,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Lambanglambang bahasa berupa bunyi itu bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada
ketentua, atau hubungan antara suatu lambang bunyi benda atau konsep yang
dilambangkan ( Abdul Chaer 1986 : 1)
Bahasa adalah sistem dari lambang (tanda / bunyi), bersifat
konvensional (persetujuan bersama), untuk melahirkan pikiran dan perasaan
(kekayaan batin seseorang), dan bernilai komunikatif (Samana, 1982: 1).
Bahasa merupakan hal paling penting yang dapat digunakan manusia untuk
bersosialisasi dengan orang lain. Seperti dikemukakan oleh Arsajad (1988:
10-11) bahwa bahasasebagai sarana komunikasi, bahasa merupakan sarana
berpikir, dan manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki
bahasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana
berpikir yang pertama dan mungkin yang utama.
Menurut Samana (1982: 1-2), bahasa Indonesia mempunyai beberapa
makna, yaitu (1) bahasa Indonesia (juga bahasa lain) adalah pengetahuan
alat untuk belajar; (2) bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan pemuasan
hasrat keindahan (kesusasteraan) beik secara pasif maupun aktif; (3) bahasa
Indonesia sebagai objek belajar (sebagai ilmu pengetahuan) menarik untuk
didalami.
Menurut pengertian
bahasa yang sudah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu lambang tanda atau bunyi yag
dipergunakan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia lain, yang
memiliki makna.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Dalam berbahasa ada beberapa aspek yang digunakan seperti,
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan, membaca,
dan keterampilan menulis. Aspek-aspek yanga ada ini dikemukan oleh
beberapa ahli bahasa, diantaranya :
1. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang
melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam kegiatan menyimak
diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya
dipahami. Djago Tarigan (1993:4) mengemukakan bahwa “menyimak
pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan
simakan”.
2. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa
dalam bentuk lisan. Keterampilan ini melatih siswa untuk mengeluarkan
ide/pendapat melalui alat ucapnya. H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk,
2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
3. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan reseptif
dalam kegiatan berbahasa. Keterampilan membaca dapat melatih
kecepatan mata dalam membaca simbol-simbol grafis, sehingga bahan
bacaan dapat dipahami isinya.
Wilson dan Peters (Resmini, Novi dan Hartati, Tatat, 2006: 107)
mendefinisikan bahwa membaca merupakan suatu proses menyusun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
makna melalui interaksi dinamis diantara pengetahuan pembaca yang
telah ada, informasi yang dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi
pembaca.Miles Tinker dan Constance Mc Cullough (Iswara, Prana
Dwija dan Harjasujana, Ahmad Slamet, 1996: 2) memandang bahwa
membaca sebagai kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang
tertulis atau lambang percetak yang berperan sebagai stimuli untuk
mengingat makna yang dibangun berdasar pada pengalaman yang lalu dan
penyusunan makna-makna baru dengan jalan memanipulasi konsepkonsep yang telah dimiliki oleh pembaca. Kegiatan aspek membaca
meliputi: membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, denah,
berbagai teks, membaca nyaring, membaca intensif, membaca memindai,
membaca pengumuman, kamus, ensiklopedia, membaca petunjuk,
membaca puisi, pantun, cerita anak dan sebagainya.
4. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang bersifat
produktif. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan
ide/gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafis) agar dapat
dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh
pembaca.Robert Lado (Suriamiharja, Agus dkk, 1996: 1) mengartikan
menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh
orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol
grafisnya. Kegiatan dalam aspek menulis meliputi menulis permulaan,
menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, karangan, menulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
pengumuman, menulis surat, menulis puisi dan menulis pantun.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu Ketrampilan menyimak merupakan keterampilan yang
pertama kali diperoleh sejak manusia dilahirkan, dilanjutkan dengan
keterampilan berbicara.Untuk keterampilan membaca dan menulis biasanya
diperoleh setelah memasuki jenjang pendidikan.
Aspek – aspek keterampilan berbahasa ini secara tidak langsung dapat
merangsang daya pikir atau kemampuan bahasa si anakdalam menuliskalimat
yang utuh dan benar. Hingga akhirnya si anak dapat dengan lancar menulis
dengan standar penulisan yang tepat saat menuangkannya dalam bentuk sebuah
rangkaian kalimat atau karangan.
D. Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang)
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran
Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan
berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.Keempat keterampilan berbahasa disajikan
secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah
satu keterampilan, misalnya keterampilan menulis.Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan.Menulis secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Sebagai suatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena
penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam
formulasi ragam bahasa tulis.Di balik kerumitannya, menulis mengandung
banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa.
Selanjutnya Suparno dan Mohammad (2007:4) juga mengungkapkan jika
melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomunikasikan ide/gagasan
dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain: (1) peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan
keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi. Menulis merupakan modal pokok untuk belajar pada tingkat
selanjutnya. Pengetahuan dan kemampuan menulis akan menjadi dasar pada
pembelajaran, peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada kelas
lanjut. Apabila dasar itu baik, kuat maka hasil pengembangannya juga akan baik
pula. Sebaliknya, apabila dasar itu kurang, maka hasil pengembangannya juga
tidak akan maksimal. Penguasaan bahasa tulis diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapatkan
perhatian.
Tulisan dari Suparno dan Mohammad tersebut di atas juga dikuatkan oleh
pendapat Pelly, 1992 (Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) yang mengatakan bahwa
pelajaran menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang
mendapat perhatian dari para siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
sebagai salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya
keterampilan menulis kurang ditangani secara sungguh-sungguh.
Badudu, 1985 (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) berpendapat bahwa
rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa
pengajaran mengarang dianaktirikan. Penggunaan tanda baca sangatlah penting
dalam menyusun karangan dengan maksud agar penulis atau pengarang dapat
lebih mudah dalam menyampaikan isi karangannya kepada pembaca sehingga
pembaca dapat memahami isi karangan dengan cepat.
Selain itu, dapat mengenal dan mengetahui tanda baca yang digunakan dan
penempatannya dalam sebuah karangan.Tanda baca
merupakan unsur yang
sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi
seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan
pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini,
penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat.
Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat,
pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu.
Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan
tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca
memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu
kalimat.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan fra
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG SISWA KELAS III SD
KANISIUS SOROWAJAN DENGAN PENDEKATAN PPR TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh :
Nama
: Kristianingsih
Nomor Mahasiswa : 101134246
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang siswa kelas
III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran tematik. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti
berpendapat guru merupakan motor penggerak utama dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana
merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai, karena tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru
sebagai pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai unsur meliputi
kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital yang tepat, merangkai
kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, mengaitkan paragraf
yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang benar, dan menerapkan tanda-tanda baca
dengan tepat, sehingga tersusun suatu karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik
yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan
tepat dalam penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan.
Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam mengarangnya
kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk mengatasi kesulitan
siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah mengambil data dengan
menggunakan tteknik pengumpulan data, metode wawancara, observasi, dan dokumentasi
dengan penyusunan instrumen berupa kisi - kisi soal, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi, dan lembar penilaian.
Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi awal dan
target akhir yang ingin dicapai. pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil kemampuan
mengarang siswa sebesar 69,28. sedangkan target akhir yang ingin dicapai sebesar 85.
Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS
SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014
By:
Name: Kristianingsih
Student number: 101134246
The purpose of this research is to increase the writing ability of students of class III SD
Canisius Sorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve these objectives, the
research done by using Action Research (PTK) with research subjects third grade students of SD
Canisius Sorowajan. Investigators believe the teacher is the main driving force in improving the
quality of education in Indonesia. One of the capabilities that must be held by teachers is how to
design a learning strategy that is consistent with the objectives or competencies to be achieved,
because not all objectives can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of
learning contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a
comfortable and productive.
Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning
fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the words,
using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence into a paragraph,
linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and punctuation marks apply to
the right, thus composed a good bouquet. There is a tendency of students who have difficulties in
learning fabricated, as evidenced by the less scrupulous and precise in the use of punctuation,
capitalization and spelling usage.
Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and
meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these students.
How to start by researchers was retrieving data using data collection techniques, interviews,
observation, and documentation with the preparation of the instruments in the form of lattice lattice matter, syllabus, lesson plan, student worksheets, sheets about the evaluation and
assessment sheets.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial and final
target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing ability of students
amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.
keywords: PPR in thematic learning
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Kristianingsih
101134246
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
TuhanYesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menolongku
Kedua orangtuaku dan kakak-kakakku yang selalu membantu dan selalu ada untukku
Sahabat- sahabat yang selalu menolongku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
You can if you want
Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh cinta kasih
Karena dengan cinta kasih, semua keraguan akan punah
Dan keyakinan akan menyelimuti
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
SISWA KELAS III SD KANISIUS SOROWAJAN DENGAN
PENDEKATAN PPR TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Nama
: Kristianingsih
Nomor Mahasiswa : 101134246
Tujuan dari penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan mengarang
siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR dalam pembelajaran
tematik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas
III SD Kanisius Sorowajan. Peneliti berpendapat guru merupakan motor penggerak
utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena
tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi tertentu saja. Guru sebagai
pengelola pembelajaran berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan nyaman dan produktif.
Mengarang merupakan salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang sangat penting, di dalam pembelajaran mengarang terdapat berbagai
unsur meliputi kemampuan siswa dalam memilih kata-kata, menggunakan huruf kapital
yang tepat, merangkai kata menjadi sebuah kalimat, menyusun kalimat menjadi sebuah
paragraf, mengaitkan paragraf yang satu dengan yang lain, menggunakan ejaan yang
benar, dan menerapkan tanda-tanda baca dengan tepat, sehingga tersusun suatu
karangan yang baik. Ada kecenderungan dari anak didik yang mengalami kesulitan
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dalam pembelajaran mengarang, terbukti dengan kurang teliti dan tepat dalam
penggunaan tanda-tanda baca, huruf kapital serta penggunaan ejaan.
Melihat hal tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa dalam
mengarangnya kurang tepat dan teliti. Oleh karena itu, peneliti mempunyai solusi untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut. Cara awal yang yang dilakukan peneliti adalah
mengambil data dengan menggunakan teknik pengumpulan data, metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi dengan penyusunan instrumen berupa kisi–kisi soal,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar soal evaluasi,
dan lembar penilaian.
Peneliti merencanakan data dianalisa dengan langkah mendeskripsikan kondisi
awal dan target akhir yang ingin dicapai. Pada kondisi awal peneliti, mendapatkan hasil
kemampuan mengarang siswa sebesar 69,28. Sedangkan target akhir yang ingin dicapai
sebesar 85.
Kata kunci : PPR dalam pembelajaran tematik
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
IMPROVEMENT EFFORTS WRITING ABILITY CLASS III SD KANISIUS
SOROWAJAN PPR APPROACH TO STUDY IN 2013/2014
By:
Name
: Kristianingsih
Student number : 101134246
The purpose of this research is to increase the writing ability of students of
class III SD CanisiusSorowajan with PPR in thematic learning approach. To achieve
these objectives, the research done by using Action Research (PTK) with research
subjects third grade students of SD CanisiusSorowajan. Investigators believe the teacher
is the main driving force in improving the quality of education in Indonesia. One of the
capabilities that must be held by teachers is how to design a learning strategy that is
consistent with the objectives or competencies to be achieved, because not all objectives
can be achieved only with a certain strategy. Teachers as managers of learning
contribute to create a climate of learning that enables students can learn with a
comfortable and productive.
Making up one of skill in learning Indonesian language is very important in the learning
fabricate there are various elements include the ability of the students in choosing the
words, using capital letters right, stringing words into a sentence, construct a sentence
into a paragraph, linking paragraphs one with the other, using the correct spelling, and
punctuation marks apply to the right, thus composed a good bouquet. There is a
tendency of students who have difficulties in learning fabricated, as evidenced by the
less scrupulous and precise in the use of punctuation, capitalization and spelling usage.
Seeing this the researchers concluded that students in all up less precise and
meticulous. Therefore, researchers have a solution to overcome the difficulties these
students. How to start by researchers was retrieving data using data collection
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
techniques, interviews, observation, and documentation with the preparation of the
instruments in the form of lattice - lattice matter, syllabus, lesson plan, student
worksheets, sheets about the evaluation and assessment sheets.
Researchers analyzed the data plan with steps describe the condition of initial
and final target to be achieved. the initial conditions of researchers, getting the writing
ability of students amounted to 69.28. while the final target to be achieved by 85.
Keywords: PPR in thematic learning
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program SI PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1.
Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah
yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan selama
menjadi mahasiswa.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA.Kaprodi program studi PGSD
yang sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Wakaprodi program studi PGSD yang
sudah banyak memberikan pendampingan dan bimbingan selama menjadi
mahasiswa.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,MA. dan Apri Damai Sagita Krissandi,
S.,S.,M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dengan tulus,
untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Dosen penguji yang telah banyak memberikan saran
dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma, terkhusus Dra. Ignatia Esti
Sumarah, M. Hum. Yang baik langsung atau tidak langsung memberikan
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………..
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………… viii
ABSTRAC…………………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR……………………………………………………...... xii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………........ 4
4. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 4
5. Definisi Operasional……………………………………………………... 5
A. BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 7
1. Paradigma Pedagogi Reflektif…………………………………………… 7
2. Prestasi Belajar…………………………………………………………... 10
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Pengertian Bahasa Indonesia………………………………………….. 17
4. Pentingnya Penggunaan Tanda Baca PadaKemampuan Menulis……… 21
5. Pembelajaran Tematik…………………………………………………. 26
6. Penelitian Sebelumnya…………………………………………………
32
7. HasilPenelitian Yang Relevan…………………………………………
38
8. Kerangka Berpikir……………………………………………………...
39
9. Hipotesis Tindakan……………………………………………………..
40
B. BAB III METODE PENELITIAN…………………………………...
41
1. Jenis Penelitian…………………………………………………………. 41
2. Setting Penelitian………………………………………………………
44
3. Rencana Tindakan………………………………………………….......
45
4. Penyusunan Instrumen Penelitan……………………………………….. 49
5. Instrument Kemampuan Mengarang…………………………………… 50
6. Uji Validitas…………………………………………………………….
51
7. Reliabilitas……………………………………………………………...
52
8. Teknik Analisa Data……………………………………………………. 52
9. Perhitungan Kemampuan Mengarang………………………………….. 53
10. Kriteria Keberhasilan…………………………………………………… 55
C. BAB IV PENUTUP…………………………………………………… 57
1. Rencana Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….
57
2. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
60
LAMPIRAN………………………………………………………………
62
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Silabus………………………………………………………………….
63
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….......
68
3. Lemba Kerja Siswa …………………………………………………….
76
4. Soal Evaluasi…………………………………………………………… 78
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti sudah menjadi guru kelas III SD Kanisius Sorowajan selama 4
tahun. Penurut pengamatan peneliti, siswa kelas III mengalami kesulitan dalam
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya memahami tanda-tanda baca, misalnya:
siswa masih belum memahami penggunaan titik dan koma pada kalimat. Mereka
juga kurang memahami penggunaan huruf
kapital pada suatu kalimat atau
paragraf dalam karangan. Peneliti merasa prihatin sebab kemampuan
menggunakan tanda-tanda baca merupakan hal paling mendasar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Akibat kesalahan yang dilakukan siswa
berkaitan dengan ketidakmampuannya menggunakan tanda-tanda baca tersebut,
berakibat pada menurunnya hasil belajar mereka pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kemampuan memahami penggunaan tanda-tanda baca mendukung
salah satu aspek dalam Bahasa Indonesia yaitu aspek menulis, pada materi
“Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda- baca yang tepat. Bukti jika siswa
kurang memahami penggunaan tanda baca adalah nilai yang didapat siswa
kurang dari KKM yaitu 72. Dari 25 siswa, 19 siswa (76 %). Dengan demikian
kompetensi siswa dalam
materi “Menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tandabaca yang tepat” belum maksimal. Hal tersebut jika dilihat dari Paradigma
Pedagogi Reflektif ( PPR ), berkaitan dengan Competence.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi ”Menulis karangan sederhana
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital, dan tanda- baca yang tepat” belum
mencapai KKM. Menurut
pengamatan peneliti siswa mengalami kesulitan tidak teliti saat mengerjakan
tugas pada kedua materi tersebut. Selain itu mereka sulit berkejasama dalam
mengerjakan tugas kelompok, yang mengakibatkan tidak dapat mengumpulkan
tugas secara tepat waktu. Apabila, dilihat dari Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR) keteidakseriusan siswa berkaitan dengan Conscience, sedangkan
kerjasama berkaitan dengan Compassion.
PPR adalah Paradigma Pedagogi
Reflektif, memiliki sebuah ciri atau kekhasan pendidikan dan proses belajarnya
yaitu menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan kepribadian ke dalam
kurikulum yang sudah ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru.
Tujuan utama dari PPR adalah menciptakan manusia-manusia muda yang
sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang ada RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran)
yang disusun oleh guru. Dimana dalam RPP itu terdapat makna pengalaman
yaitu melibatkan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi siswa untuk mengalami
sendiri segala hal yang siswa pelajari ( jika ada keterkaitan antara ilmu yang
dipelajari siswa dengan situasi kehidupan yang nyata dalam kesehariannya),
refleksi yaitu siswa dapat meyakini maknanilai-nilai yang terkandung dalam
pengalaman, dalam kaitannya dengan: diri sendiri, orang lain, alam/lingkungan,
dan Allah, sedangkan aksi yaitu siswa dapat membangun keinginan atau niat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Peneliti menggunakan pendekatan
PPR ini karena PPR merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif.
Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan oleh sekolah-sekolah yang
berada di bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Dalam
praktik pembelajaran, metode
pembelajaran PPR ini menerapkan lima tahapan kegiatan yang berupa siklus,
terdiri dari (1) Konteks, (2) Pengalaman, (3) Reflektif, (4) Aksi, (5) Evaluasi..
Tujuan PPR adalah meningkatkan 3 C, yaitu kompetensi siswa secara utuh
(competence), suara hati (conscience), dan bela rasa (compassion). Penelitian ini
dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi siswa dalam materi Bahasa
Indonesia supaya dapat mencapai KKM. Semuanya itu hanya dapat terjadi
apabila siswa dapat teliti ( conscience ) dan dapat bekerjasama mengerjakan
tugas dalam kelompok (compassion), yang pada akhir mendapatkan hasil yang
memuaskan (competence) .
Alasan peneliti menggunakan pendekatan tersebut karena merupakan
kekhasan dari SD Kanisius Sorowajan dan juga sekolah-sekolah Kanisius yang
lain. Peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan mengarang Bahasa
Indonesia kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan pendekatan PPR tersebut.
Oleh karena itu judul skripsi ini adalah ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Mengarang
Siswa
kelas III SD Kanisius Sorowajan dengan
Pendekatan PPR Tahun Pelajaran 2013/2014”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah dengan pendekatan PPR dapat meningkatkan kemampuan
mengarang siswa kelas III SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 /
2014 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2013 / 2014 dengan pendekatan
PPR.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia dan IPA siswa kelas III SD
Kanisius Sorowajan.
b. Lebih mengetahui tanda-tanda baca yang ada pada sebuah karangan
sederhana.
2. Bagi guru
a.
Dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang sedang dihadapi.
b.
Dapat dijadikan motivasi dan referensi untuk memilih metode dan
strategi pembelajaran yang tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
5
Dapat memberikan contoh sebagai model pembelajaran yang dapat
dikembangkan mengajarkan pada materi tertentu dan dapat dikembangkan
pada materi pokok lain, mata pelajaran lain dan di kelas lain.
E. Definisi Operasional
1. Penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan
untuk memperbaiki pekerjaannya memahami pekerjaan ini dilakukan atau
suatu penelitian yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang
ada pada kelas tersebut.
2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang direncanakan untuk seseorang agar
bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
3. Pendekatan
PPR
adalah
menyaturagakan
pendidikan
nilai
dan
pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menambah
pelajaran/mata pelajaran baru.
4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas
belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan
tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
5. Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang memadukan
beberapa materi pembelajaran sehingga memberikan pengalaman yang
bermaknabagi siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
6. Mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang
dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraf supaya
gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Paradigma Pedagogi Reflektif
Kegiatan pembelajaran dalam lingkup pendidikan formal merupakan
salah satu proses yang penting dalam membentuk manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu paradigma pembelajaran selalu mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu dengan tujuan agar melalui proses pembelajaran dapat
dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan perkembangan
dunia. Berbagai paradigma pembelajaran yang lebih inovatif banyak
dikembangkan oleh para ahli bidang pendidikan. Semua lembaga pendidikan
dari tingkat bawah sampai pendidikan tinggi juga mulai menerapkan modelmodel pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran inovatif yang akhir-akhir ini
banyak dikembangkan dan mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PPR dalam definisinya kepanjangan dari Paradigma Pedagogi Reflektif,
memiliki sebuah style/ciri khas pendidikan dan proses belajar mengajarnya yaitu
menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam
kurikulum yang ada dan bukan menambah pelajaran/mata pelajaran baru. Tujuan
utama dari PPR ini adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh
unggul dan berkarakter
secara manusiawi. Jika diterapkan pada dunia
pendidikan proses tadi tertuang pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
yang disusun oleh guru. Dimana didalamnya termuat makna pengalaman,
refleksi, aksi.
PPR sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran yang bertujuan
supaya siswa memiliki kecerdasan pikiran dan hati secara integral. Proses
pembelajaran mengikuti pola pendekatan yang biasanya dirumuskan dalam
sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur pokok: Context – Experience –
Reflection – Action – Evaluation (Tim Redaksi Kanisius, 2010:65).
POLA: PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)
Keterangan:
a. Konteks: yang dimaksud dengan konteks di sini adalah (1) Konteks siswa,
meliputi: latar belakang keluarga, lingkungan, pengalaman hidup siswa. (2)
Konteks masyarakat dimana siswa itu tumbuh dan berkembang. (3) Konteks
sekolah, meliputi: lingkungan dan situasi sekolah tempat dimana siswa belajar,
hubungan antar pribadi (siswa dengan pendidik maupun siswa dengan
temannya), kurikulum. (4) Konteks pendidik: latar belakang pendidikannya,
harapan-harapannya, komitmennya untuk mendampingi siswa supaya memiliki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pandangan-pemahaman-perasaan
berdasarkan
nilai-nilai
tertentu
9
yang
diinternalisasikannya).
b. Pengalaman: Maksudnya keterlibatan pikiran, perasaan, kehendak, imajinasi
siswa untuk mengalami sendiri segala hal yang ia pelajari (jadi ada keterkaitan
antara ilmu yang dipelajarinya dengan situasi hidup nyata kesehariannya).
c. Refleksi: Siswa diajak mencari makna dan nilai-nilai pengalaman, dalam
kaitannya dengan: diri sendiri, bersama orang lain, alam/lingkungan, Allah.
Misalnya: untuk apa arti..... bagiku? Jika aku menjelaskan ....... apa yang akan
kukatakan?
d. Aksi: Pilihan dan komitmen pada kebaikan yang lebih besar (magis).Pilihanpilihan diungkapkan secara nyata dalam bentuk tindakan.
e. Evaluasi: (1) apakah tujuan tercapai? (2) Mana yang baik dan mana yang
kurang? (3) Apa dampak pada suasana di kelas, rumah? (4) Apakah rasa puas
orang tua terhadap perilaku anak mereka terpenuhi atau tidak?
Pedagogi reflektif dikembangkan oleh Sekolah-sekolah yang berada di
bawah naungan yayasan pendidikan Kanisius, salah satunya SD Kanisius
Sorowajan-Yogyakarta. Model pembelajaran ini mengembangkan 3 kompetensi
siswa yang meliputi aspek kognitif (competence), suara hati (conscience) dan
bela rasa (compassion); atau yang biasa dikenal dengan istilah 3C.
Competencemerupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh atau
kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif dalam hal ini adalah kemampuan
siswa untuk menyelesaikan soal yang diberikan pendidik dengan nilai yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
baik. Consciencemerupakan kemampan afektif, kemampuan kepekaan dan
ketajaman hati nurani.Ketajaman hati nurani ini dapat berupa kesadaran untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Compassion
kemampuan membentuk pribadi manusia secara utuh melalui proses yang
unggul, sehingga bakat dan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan dapat
berkembang secara optimal.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Masidjo (2006: 1) “merupakan suatu proses perubahan
aktivitas mental yang sadar tujuan, yang terjadi dalam interaksi aktif dengan
lingkungan jangka waktu tertentu, sehingga diperoleh tingkah laku baru atau
penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap atau membekas”.
pengertian belajar diatas mengandung artibahwa belajar itu adalah sebuah
perubahan untuk memperoleh tingkah laku baru setelah melakukan aktivitas
dalam belajar tersebut. Sejalan dengan itu, Djamarah(2011: 14) mengungkapkan
bahwa belajar itu akan menghasilkan sebuah perubahan atau change dimana di
akhir aktivitas belajarnya seseorang akan mendapat pengalaman baru sebagai
wujud dari perubahan tersebut. tetapi perubahan yang dimaksudkan disini adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku.
Menurut Tanlain (2007: 6) belajar adalah latihan-latihan yang
dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan,
pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku. Sejalan dengan
hal tersebut, Hilgard dalamTanlain (2007: 6) mengatakan bahwa belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
(leraning) adalah sebagai proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau
terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menemukan perubahan perilaku
yang baru secara menyeluruh melalui pengalaman yang diperoleh dari
pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan dari pendapat para
ahli daiatas menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah
laku. Traver dalam Agus Suprijono (2009: 2) juga mengemukakan hal yang
sama yaitu belajar adalah proses penghasilan penyesuaian tingkah laku.
Jadi berdasarkan pengertian-pengertian belajar diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan dimana perubahan tersebut terjadi dalam aktivitas-aktivitas
ataupun latihan-latihan. Dapat diartikan pula bahwa proses atau aktivitas
terstruktur dalam sebuah lingkungan yang dilakukan seseorang dan kemudian
akan menghasilkan sebuah pengalaman baru ataupun sebuah tingkah laku baru
yang menjadi tujuan adanya aktivitastersebut.
a. Ciri-ciri Belajar
Belajar yang pada hakikatnya adalah sebagai proses perubahan
tingkah laku, memiliki beberapa ciri terkait dengan perubahan tingkah
laku tersebut. Menurut Djamarah (2011: 15-17) ada beberapaciri-ciri
belajar yang merupakan sebuah perubahan-perubahan tertentu yang
kemungkinan muncul setelah melakukan aktivitas belajar. Ciri-ciri
tersebut antara lain:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Hal ini berarti perubahan yang terjadi dalam belajar
dirasakan oleh individu yang melakukan kegiatan belajar.Individu
secara sadar tahu dan merasakan ada perubahan yang terjadi dalam
dirinya setelah melakukan kegiatan belajar.Tingkah laku yang tidak
disadari atau yang muncul ketika keadaan tidak sadar berarti bukan
kategori perubahan dalam belajar, karena individu tidak menyadari
perubahan itu.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan akan menyebabkan ataupun
membantu perubahan berikutnya yang akan berguna untuk proses
belajar selanjutnya. Misalnya ketika seorang anak belajar menulis,
perubahan yang terjadi akan berlangsung terus menerus dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis dan terus mengalami
perkembangan yang selanjutnya kemampuan menulisnya akan
mendekati sempurna
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang terjadi dalam aktivitas belajar akan selalu
bertambah dan tertuju untuk mendapat sesuatu yang lebih baik.
Banyaknya aktivitas belajar akan menentukan kualitas dan semakin
baiknya perubahan yang terjadi. Perubahan bersifat aktif berarti
perubahan yang terjadi tidak berlangsung dengan sendirinya, tetapi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
membutuhkan usaha dari individu untuk memperoleh sebuah
perubahan.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tidak bersifat
sementara berarti perubahan bersifat permanen dan menetap.
Menetap artinya tingkah laku yang didapat akan terus dilakukan
ataupun dapat dikeluarkan kembali diluar aktivitas belajar tersebut.
disini akan ada kemungkinan perkembangan dari perubahan ynag
terjadi karena sifatnya menetap dan dapat dipakai terus-menerus.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Artinya perubahan tingkah laku terjadi karena ada nya tujuan
yang akan dicapai. Perubahan yang terjadi akan terarah pada
perubahan tingkah laku yang dikehendaki ataupun disadari. Ketika
aktivitas belajar sudah memiliki tujuan atau terarah pada sebuah
tingkah laku, maka aktivitas tersebut akan berfokus pada tujuan itu
sehingga keberlangsungkannya aktivitas belajar akan terarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Biasanya perubahan yang terjadi setelah melalui suatu proses
belajar meliputi keseluruhan tingkah laku. perubahan yang terjadi
biasanya akan menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya. Namun biasanya perubahan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
terjadi akan nampak jelas hanya pada satu aspek saja, aspek yang
lain kurang begitu nampak. Akan tetapi ada keterkaitan antara satu
aspek dengan aspek lain yang menjadikan adanya perubahan
seluruh aspek tingkah laku.
Ciri-ciri di atas tidak dapat dipisahkan dari perubahan-perubahan
dalam aktivitas belajar.Akan ada banyak hal yang dapat membuktikan
bahwa ciri-ciri belajar tersebut memang barasal dari hasil aktivitas
belajar yaitu berupa perubahan nyata yang dapat dilihat melalui tingkah
laku individu. Sehingga sebuah proses belajar dapat dinilai melalui ciriciri belajar yang sudah dibahas diatas dan akan terlihat mana aktivitas
belajar dan mana yang bukan merupakan aktivitas belajar.
b. Prestasi Belajar
Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dibahas mengenai prestasi. Prestasi menurut kamus besar bahasa
Indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Dapat diartikan pula prestasi
adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar.
Belajar dapat diamati melalui praktek atau latihan sehingga terbentuk
tingkah laku baru sebagai hasil dari aktivitas belajar tersebut.
Prestasi belajar sering dikaitkan dengan kegiatan belajar, karena
prestasi belajar disini adalah sebagai hasil dari sebuah proses belajar
yang dilakukan individu. Prestasi belajar (achivement) berbeda dengan
hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
berkaitan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi
aspek pembentukan watak siswa (Zaenal Arifin, 2009: 12).
Menurut Winkel (dalam Hartanto, 2011), prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan dalam aktivitas belajar yang dilakukan
individu/siswa yang sesuai dengan bobot yang dicapainya. Menurut
Hartanto (2011) prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasiinformasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor.
Berdasarkan uraian diatas, secara garis besar prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat
berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku
baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
Muhibbin Syah (2001: 132) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar. berikut penjelasan dari ketiga
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
i.
Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Faktor ini
membuktikan adanya peningkatan prestasi menjadi lebih baik atau
tinggi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
antara lain (1) Bakat, kemampuan siswa untuk belajar. (2)
Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. (3)
Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian padasuatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang. Dan (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga atau keinginan yang
mendorong individu bertindak atau berbuat sesuatu untuk tujuan
tertentu. Keempat faktor ini memiliki penegaruh kuat dalam
peningkatan prestasi belajar individu karena dalam keempat faktor
interen ini lebih berkaitan dengan keadaan diri individu, bagaimana
dia belajar, ketertarikan terhadap sesuatu, kemampuan yang
dimiliki, dan keinginan akan belajar yang menjadi kekuatan besar
untuk menjadikan prestasi belajar lebih baik.
ii.
Faktor Eksternal
Berbeda dengan faktor internal yang memiliki pengaruh besar
terhadap prestasi belajar individu, faktor eksternal hanya memiliki
sedikit pengaruh terhadap prestasi. Faktor eksternal tersebut antara
lain: (1) Kualitas guru dalam penguasaan materi, (2) metode yang
digunakan dalam mengajar, (3) fasilitas mengajar, dan (4)
lingkungan yang mendukung. Walaupaun pengaruhnya tidak
terlalu besar tetapi terkadang faktor eksternal ini ikut menentukan
prestasi belajar individu.Oleh karena itu faktor ekstern ini tetap
memiliki bagian penting dalam pengembangan kemampuan anak
terutama prestasi belajarnya. Apabila dilihat faktor ekstern yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
mempengaruhi prestasi belajar berkaitan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran. Akan lebih baik keempat
faktor tersebut dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar individu, sehingga pencapaiannya
akan lebih optimal.
C. Pengertian Bahasa Indonesia
1. Hakekat Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa anak diperoleh secara bertahap, diawali dari fase
perolehan bahasa sampai belajar berbahasa (Widharyanto, 2008). Perolehan
bahasa diawali sejak lahir sampai usia pra sekolah (0-4 tahun). Pada masa ini
anak merekam semua ucapan orang dewasa, membedakan atau memilahnya
berdasar fungsi dan keterkaitannya dengan sesuatu yang lain, menirunya,
mencoba merangkai dan menerapkannya untuk berkomunikasi sederhana.
Secara alami, anak-anak yang normal akan mencapai khazanah bahasa yang
memadai untuk tahap berbahasa selanjutnya.
Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang arbitrer, digunakan
oleh
suatu
masyarakat
untuk
bekerja
sama,
berkomunikasi,
dan
mengidentifikasi diri. Lambang yang digunakan dalam system bahasa adalah
berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkaan oleh alat ucap manusia( Abdul
Chaer 1986 : 1). Karena lambang yang digunakan itu berupa bunyi, maka
yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau
sering disebut bahsa lisan.Sedangkan bahasa yang sekunder adalah bahasa
tulisan. Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain daripada rekaman visual,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
dalam bentuk huruf-huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Lambanglambang bahasa berupa bunyi itu bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada
ketentua, atau hubungan antara suatu lambang bunyi benda atau konsep yang
dilambangkan ( Abdul Chaer 1986 : 1)
Bahasa adalah sistem dari lambang (tanda / bunyi), bersifat
konvensional (persetujuan bersama), untuk melahirkan pikiran dan perasaan
(kekayaan batin seseorang), dan bernilai komunikatif (Samana, 1982: 1).
Bahasa merupakan hal paling penting yang dapat digunakan manusia untuk
bersosialisasi dengan orang lain. Seperti dikemukakan oleh Arsajad (1988:
10-11) bahwa bahasasebagai sarana komunikasi, bahasa merupakan sarana
berpikir, dan manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki
bahasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana
berpikir yang pertama dan mungkin yang utama.
Menurut Samana (1982: 1-2), bahasa Indonesia mempunyai beberapa
makna, yaitu (1) bahasa Indonesia (juga bahasa lain) adalah pengetahuan
alat untuk belajar; (2) bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan pemuasan
hasrat keindahan (kesusasteraan) beik secara pasif maupun aktif; (3) bahasa
Indonesia sebagai objek belajar (sebagai ilmu pengetahuan) menarik untuk
didalami.
Menurut pengertian
bahasa yang sudah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu lambang tanda atau bunyi yag
dipergunakan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia lain, yang
memiliki makna.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Dalam berbahasa ada beberapa aspek yang digunakan seperti,
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan, membaca,
dan keterampilan menulis. Aspek-aspek yanga ada ini dikemukan oleh
beberapa ahli bahasa, diantaranya :
1. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang
melibatkan indera pendengaran. Selain itu dalam kegiatan menyimak
diperlukan konsentrasi yang baik agar bahan simakan dapat seluruhnya
dipahami. Djago Tarigan (1993:4) mengemukakan bahwa “menyimak
pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan
simakan”.
2. Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa
dalam bentuk lisan. Keterampilan ini melatih siswa untuk mengeluarkan
ide/pendapat melalui alat ucapnya. H. G. Tarigan (Resmini, Novi dkk,
2006: 18) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.
3. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan reseptif
dalam kegiatan berbahasa. Keterampilan membaca dapat melatih
kecepatan mata dalam membaca simbol-simbol grafis, sehingga bahan
bacaan dapat dipahami isinya.
Wilson dan Peters (Resmini, Novi dan Hartati, Tatat, 2006: 107)
mendefinisikan bahwa membaca merupakan suatu proses menyusun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
makna melalui interaksi dinamis diantara pengetahuan pembaca yang
telah ada, informasi yang dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi
pembaca.Miles Tinker dan Constance Mc Cullough (Iswara, Prana
Dwija dan Harjasujana, Ahmad Slamet, 1996: 2) memandang bahwa
membaca sebagai kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang
tertulis atau lambang percetak yang berperan sebagai stimuli untuk
mengingat makna yang dibangun berdasar pada pengalaman yang lalu dan
penyusunan makna-makna baru dengan jalan memanipulasi konsepkonsep yang telah dimiliki oleh pembaca. Kegiatan aspek membaca
meliputi: membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, denah,
berbagai teks, membaca nyaring, membaca intensif, membaca memindai,
membaca pengumuman, kamus, ensiklopedia, membaca petunjuk,
membaca puisi, pantun, cerita anak dan sebagainya.
4. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang bersifat
produktif. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan
ide/gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafis) agar dapat
dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh
pembaca.Robert Lado (Suriamiharja, Agus dkk, 1996: 1) mengartikan
menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh
orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol
grafisnya. Kegiatan dalam aspek menulis meliputi menulis permulaan,
menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, karangan, menulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
pengumuman, menulis surat, menulis puisi dan menulis pantun.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu Ketrampilan menyimak merupakan keterampilan yang
pertama kali diperoleh sejak manusia dilahirkan, dilanjutkan dengan
keterampilan berbicara.Untuk keterampilan membaca dan menulis biasanya
diperoleh setelah memasuki jenjang pendidikan.
Aspek – aspek keterampilan berbahasa ini secara tidak langsung dapat
merangsang daya pikir atau kemampuan bahasa si anakdalam menuliskalimat
yang utuh dan benar. Hingga akhirnya si anak dapat dengan lancar menulis
dengan standar penulisan yang tepat saat menuangkannya dalam bentuk sebuah
rangkaian kalimat atau karangan.
D. Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang)
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran
Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan
berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.Keempat keterampilan berbahasa disajikan
secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah
satu keterampilan, misalnya keterampilan menulis.Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan.Menulis secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Sebagai suatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena
penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam
formulasi ragam bahasa tulis.Di balik kerumitannya, menulis mengandung
banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa.
Selanjutnya Suparno dan Mohammad (2007:4) juga mengungkapkan jika
melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomunikasikan ide/gagasan
dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain: (1) peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan
keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi. Menulis merupakan modal pokok untuk belajar pada tingkat
selanjutnya. Pengetahuan dan kemampuan menulis akan menjadi dasar pada
pembelajaran, peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada kelas
lanjut. Apabila dasar itu baik, kuat maka hasil pengembangannya juga akan baik
pula. Sebaliknya, apabila dasar itu kurang, maka hasil pengembangannya juga
tidak akan maksimal. Penguasaan bahasa tulis diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapatkan
perhatian.
Tulisan dari Suparno dan Mohammad tersebut di atas juga dikuatkan oleh
pendapat Pelly, 1992 (Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) yang mengatakan bahwa
pelajaran menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang
mendapat perhatian dari para siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
sebagai salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya
keterampilan menulis kurang ditangani secara sungguh-sungguh.
Badudu, 1985 (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) berpendapat bahwa
rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa
pengajaran mengarang dianaktirikan. Penggunaan tanda baca sangatlah penting
dalam menyusun karangan dengan maksud agar penulis atau pengarang dapat
lebih mudah dalam menyampaikan isi karangannya kepada pembaca sehingga
pembaca dapat memahami isi karangan dengan cepat.
Selain itu, dapat mengenal dan mengetahui tanda baca yang digunakan dan
penempatannya dalam sebuah karangan.Tanda baca
merupakan unsur yang
sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi
seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan
pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini,
penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat.
Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat,
pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu.
Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan
tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca
memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu
kalimat.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan fra