Analisis dan Desain Balok Bentang 18 m Pada Gedung 9 Lantai Dengan Beton Prategang dan Baja Profil Khusus.
vii
ANALISIS DAN DESAIN BALOK BENTANG 18 M
PADA GEDUNG 9 LANTAI DENGAN
BETON PRATEGANG DAN BAJA PROFIL KHUSUS
CAECILIA ELEONORA
NRP : 0921051
Pembimbing : Dr. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T, M.T.
ABSTRAK
Balok bentang panjang perlu mendapatkan perhitungan khusus dalam mempertahankan bangunan agar tetap stabil. Beberapa solusi mengatasi balok bentang panjang dengan menggunakan beton prategang atau dengan menggunakan balok baja profil khusus.
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisis dan desain balok bentang 18 meter pada gedung 9 lantai dengan balok beton prategang dan baja profil khusus dan pembahasannya meliputi waktu getar alami, gaya geser dasar akibat beban gempa dengan analisis dinamik respons spektrum, peralihan dan drift, dan perencanaan meliputi balok, kolom, dan sambungan balok induk dengan kolom.
Dapat disimpulkan bahwa waktu getar alami bangunan A lebih besar daripada bangunan B, gaya geser dasar bangunan A lebih besar daripada bangunan B, diikuti dengan hasil drift bangunan A yang lebih besar, jumlah tulangan balok B153 pada bangunan B membutuhkan tulangan lebih banyak daripada balok B153 pada bangunan A. Desain beton prategang, didapat tipe strands 5-37, jumlah tulangan non-prategang 5D25, tipe angkur E. Satu balok beton prategang 7 kali lebih berat dari balok baja profil khusus.
Kata kunci : SNI 1726-2002, Baja profil khusus, Beton prategang, Balok bentang panjang, Gempa
(2)
viii
ANALYSIS AND DESIGN OF 18-M PRESTRESSED
CONCRETE AND SPECIAL PROFILE STEEL BEAMS
ON 9-STOREY BUILDING
CAECILIA ELEONORA
NRP : 0921051
Supervisor : Dr. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T, M.T.
ABSTRACT
Slender beams need to get a special calculation to maintain the building in order to remain stable. Some solutions to overcome long-span beams using prestressed concrete box beams or by using a special profile.
The purpose of writing this final project is the analysis and design of beams span 18 meters on 9 floors with the building of prestressed concrete beams and steel special profiles and discussion include natural vibration period, base shear force due to earthquake loads with dynamic response spectrum analysis, transfer and drift, and planning includes beams, columns, and main beam to column connections.
It can be concluded that the natural vibration period building A is greater than B building, building a base shear force is greater than building B, followed by the results of drift A larger building, the amount of reinforcement beams in buildings B B153 require more reinforcement than beams B153 on building A. Design of prestressed concrete, 5-37 strands derived type, the number of non-prestressed reinforcement 5D25, anchor type E. One non-prestressed concrete beam 7 times more weight than one special profile steel beam.
Keywords: SNI 1726-2002, Special profile steel, Prestressed concrete, Slender
(3)
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Pernyataan Orisinalitas Laporan Tugas Akhir ... iii
Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Gambar ... xii
Daftar Tabel ... xviii
Daftar Notasi ... xxi
Daftar Lampiran ... xxvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN LITERATUR... . 5
2.1 Material Penyusun Struktur ... ... 5
2.1.1 Beton... ... 5
2.1.2 Baja Tulangan... ... 7
2.1.3 Baja ... 7
2.1.3.1 Tipe Profil Struktur Baja ... 8
2.1.3.2 Perilaku Tegangan Regangan Baja ... 9
2.1.4 Beton Prategang ... 11
(4)
x
2.2.1 Bangunan Beton Bertulang Tahan Gempa ... 18
2.2.2 Bangunan Baja Tahan Gempa... 18
2.3 Beban ... 19
2.3.1 Beban Gravitasi ... 19
2.3.2 Beban Gempa ... 22
2.4 Peraturan Beton Berdasarkan SNI 2847-2002 ... 23
2.4.1 Ketentuan Khusus untuk Perencanaan Gempa……….. ... 23
2.4.2 Komponen Struktur Lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ……… ... 25
2.4.3 Komponen Struktur yang Menerima Kombinasi Lentur dan Beban Aksial pada SRPMK……….. ... 32
2.4.4 Beton Prategang ... 40
2.5 Peraturan Beban Gempa Indonesia SNI 1726-2002... ... 67
2.5.1 Pengertian Analisis Statik dan Analisis Dinamik Spektrum Respons 67 2.5.2 Gempa Rencana dan Kategori Gedung………. 68
2.5.3 Wilayah Gempa dan Spektrum Respons……… 69
2.5.4 Struktur Gedung Beraturan dan Tidak Beraturan……….. 73
2.5.5 Pembatasan Waktu Getar Alami Fundamental ... 74
2.5.6 Lantai Tingkat Sebagai Diafragma... 80
2.5.7 Pembatasan Penyimpangan Lateral ... 80
2.5.8 Kekakuan Struktur ... 81
2.5.9 Analisis Dinamik Respons Spektrum ... 82
2.6 Sambungan... ... 84
2.6.1 Desain Baut terhadap Geser……….. 85
2.6.2 Desain Baut terhadap Tumpu……… 85
2.6.3 Baut yang Memikul Gaya Tarik……… 85
2.6.4 Angkur Baja……….. 86
2.6.5 Sambungan Las………. 87
2.8 Perangkat Lunak ETABS……….. . 90
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN... ... 91
(5)
xi
3.1.1 Data Struktur ... 91
3.1.2 Data Material... 93
3.2 Pemodelan Gedung... ... 93
3.3 Analisis Dinamik Respon Spektrum... ... 117
3.3.1 Faktor Skala dan Arah Utama ... 123
3.3.2 Pembahasan Hasil Analisis Dinamik Respon Spektrum ... 127
3.4 Analisis Dinamik Respon Spektrum Akibat Balok Profil Khusus ... 130
3.4.1 Faktor Skala dan Arah Utama ... 136
3.4.2 Pembahasan Hasil Analisis Dinamik Respon Spektrum ... 139
3.5 Desain Penulangan Balok ... 142
3.5.1 Desain Tulangan Balok Pada Bangunan Beton Bertulang ... 143
3.5.2 Desain Tulangan Balok Pada Bangunan dengan Profil Baja Khusus……… 164
3.6 Desain Penulangan Kolom ………... ... 183
3.6.1 Desain Tulangan Kolom Pada Bangunan Beton Bertulang ... 183
3.6.2 Desain Tulangan Kolom Pada Bangunan dengan Profil Baja Khusus……… ... 194
3.7 Desain Balok Prategang……….. 205
3.8 Sambungan Balok Induk-Kolom……… 234
3.9 Pembahasan Hasil Analisis... 237
3.9.1 Waktu Getar Alami dan Gaya Geser Dasar ... 237
3.9.2 Peralihan dan Drift ... 238
3.9.3 Penulangan Balok Beton Bertulang ... 240
3.9.4 Penulangan Kolom Beton Bertulang ... 241
3.9.5 Balok Bentang 18 meter ... 241
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... .... 243
4.1 Kesimpulan ... 243
4.2 Saran ... .... 244
Daftar Pustaka ... 245
(6)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerusakan bangunan mesjid akibat gempa bumi di
Yogyakarta pada tahun 2006……… 1
Gambar 1.2 Bagan Alir Studi……… 4
Gambar 2.1 Profil-profil Standar... ... 9
Gambar 2.2 Diagram Tegangan-Regangan Baja... 10
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Beton Prategang Pratarik………. 12
Gambar 2.4 Proses Pembuatan Beton Prategang Pascatarik………. 12
Gambar 2.5 Balok Prategang dengan Tendon Parabola……… 13
Gambar 2.6 Beban Imbang wb……….. 14
Gambar 2.7 Tegangan Serat pada Beton dengan Tendon Lurus………... 15
Gambar 2.8 Diagram freebody balok beton bertulang dan balok beton prategang……… 17
Gambar 2.9 Kedudukan gaya tekan pada C-line……….. 17
Gambar 2.10 Penampang dengan Tulangan Ganda……… 28
Gambar 2.11 Desain Penulangan Lentur Balok Berdasarkan SRPMK…... 30
Gambar 2.12 Desain Penulangan Geser Balok Berdasarkan SRPMK…... 31
Gambar 2.13 Distribusi Tegangan yang Sesuai denga Titik pada Diagram Interaksi……….. 33
Gambar 2.14 Contoh Tulangan Transversal pada Kolom………... 36
Gambar 2.15 Desain Penulangan Lentur Kolom Berdasarkan SRPMK…... 38
Gambar 2.16 Desain Penulangan Geser Kolom Berdasarkan SRPMK…... 39
Gambar 2.17 Skema Penampang Balok………... 40
Gambar 2.18 Skema Penampang dalam Keadaan Lentur Batas………….. 44
Gambar 2.19 Bagan Alir Perencanaan Geser dan Torsi………... 53
Gambar 2.20 Bagan Alir Perencanaan Geser dan Torsi(lanjutan) ………... 54
Gambar 2.21 Daerah Angkur……… 58
Gambar 2.22 Pengaruh dari Perubahan Potongan Penampang……… 59
(7)
xiii
Gambar 2.24 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Batuan Dasar
dengan Periode Ulang 500 Tahun……….. 71
Gambar 2.25 Respons Spektrum Gempa Rencana……….. 71
Gambar 2.26 Respons Spektrum Gempa Rencana (lanjutan) ……….. 72
Gambar 2.27 Tipe-tipe Sambungan Las……….. 88
Gambar 2.28 Jenis-jenis Sambungan Las……… 89
Gambar 3.1 Profil Baja Khusus... 92
Gambar 3.2 Tampilan New Model Initialization……… 93
Gambar 3.3 Tampilan Pembuatan Grid………. 94
Gambar 3.4 Input Plan Grid Secara Manual………. 94
Gambar 3.5 Tampilan Grid Data Sesuai Ukuran……….. 95
Gambar 3.6 Mendefinisikan Material……… 95
Gambar 3.7 Input Data Properti Material Beton……… 96
Gambar 3.8 Input Data Properti Material Baja……….. 96
Gambar 3.9 Mendefinisikan Jenis Balok dan Kolom……… 97
Gambar 3.10 Input Dimensi Balok Induk……… 98
Gambar 3.11 Input Dimensi Balok Induk 2………. 98
Gambar 3.12 Input Dimensi Balok Induk 3………. 99
Gambar 3.13 Input Dimensi Balok Anak……… 99
Gambar 3.14 Input Dimensi Balok Anak Lift………. 100
Gambar 3.15 Input Dimensi Balok Anak Tangga………... 100
Gambar 3.16 Input Dimensi Kolom Lantai 1-5……….. 101
Gambar 3.17 Input Dimensi Kolom Lantai 1-5 (Circle)………. 101
Gambar 3.18 Input Dimensi Kolom Lantai 6-9……….. 102
Gambar 3.19 Input Dimensi Kolom Lantai 6-9 (Circle)………. 102
Gambar 3.20 Reinforcement Data Untuk Balok………. 103
Gambar 3.21 Reinforcement Data Untuk Kolom……… 103
Gambar 3.22 Section Properties Untuk Balok Profil Baja Khusus……… 104
Gambar 3.23 Mendefinisikan Jenis Pelat……… 104
Gambar 3.24 Input Dimensi Ukuran Pelat Lantai Kantor..……….. 105
Gambar 3.25 Input Dimensi Ukuran Pelat Lantai Showroom…………... 105
(8)
xiv
Gambar 3.27 Model Struktur Gedung Tiga Dimensi……….. 106
Gambar 3.28 Potongan Struktur Gedung Portal E………. 107
Gambar 3.29 Denah Lantai Atap……… 107
Gambar 3.30 Denah Lantai 2, 4, 6, dan 8……… 108
Gambar 3.31 Denah Lantai 1, 3, 5, dan 7……… 108
Gambar 3.32 Input Perletakan………. 109
Gambar 3.33 Membuat Rigid Diaghragm Pada Pelat……… 109
Gambar 3.34 Rigid Diaghragm Pada Tiap Pelat……… 110
Gambar 3.35 Mendefinisikan Static Load Case………... 110
Gambar 3.36 Input Beban Super Dead Load Pada Pelat Atap…………... 112
Gambar 3.37 Input Beban Super Dead Load Pada Pelat Lantai 1-8…….. 113
Gambar 3.38 Input Beban Live Load Pada Pelat Atap……….. 113
Gambar 3.39 Input Beban Live Load Pada Pelat Lantai 1-9……….. 113
Gambar 3.40 Input Beban Super Dead Load Pada Balok……….. 114
Gambar 3.41 Tampilan Input Kombinasi Pembebanan……….. 114
Gambar 3.42 Modification Factors……… 119
Gambar 3.43 Response Spectrum Function……… 120
Gambar 3.44 Response Spectrum Cases……… 121
Gambar 3.45 Input Kombinasi Pembebanan……….. 121
Gambar 3.46 Special Seismic Load Effects………. 122
Gambar 3.47 Dynamic Analysis Parameters……….. 122
Gambar 3.48 Run Analysis……….. 122
Gambar 3.49 Response Spectra……….. 125
Gambar 3.50 Hasil Response Spectrum Base Reaction……….. 126
Gambar 3.51 Nilai α (-57,3890) Untuk Vdx dan Vdy Saling Mendekati… 126
Gambar 3.52 Letak Point 45 pada Denah……… 127
Gambar 3.53 Modification Factors……… 132
Gambar 3.54 Response Spectrum Function……….. 133
Gambar 3.55 Response Spectrum Cases……… 134
Gambar 3.56 Input Kombinasi Pembebanan………. 134
Gambar 3.57 Special Seismic Load Effects………. 135
(9)
xv
Gambar 3.59 Run Analysis……….. 135
Gambar 3.60 Response Spectra……….. 138
Gambar 3.61 Hasil Response Spectrum Base Reaction……….. 139
Gambar 3.62 Nilai α (-10,1520) Untuk Vdx dan Vdy Saling Mendekati… 139
Gambar 3.63 Letak Point 45 pada Denah……… 140
Gambar 3.64 Balok dan Kolom yang Ditinjau pada Lantai 3………. 142
Gambar 3.65 Diagram Momen M3-3 Balok B153 (kN.m). ……… 143
Gambar 3.66 Diagram Momen M3-3 Lapangan Balok B153……….. 150
Gambar 3.67 Diagram Shear V2-2 Balok B153………... 153
Gambar 3.68 Daerah Sendi Plastis Balok………... 154
Gambar 3.69 Diagram Gaya Geser pada Jarak 6m….……… 159
Gambar 3.70 Letak Gaya Torsi pada Jarak 0 m…….………. 160
Gambar 3.71 Diagram Torsion pada Jarak 0 m….……….. 160
Gambar 3.72 Dimensi Penampang yang menghasilkan Acp dan pcp…… 161
Gambar 3.73 Gambar Penulangan Balok……….……… 163
Gambar 3.74 Diagram Momen M3-3 Balok B153………. 164
Gambar 3.75 Diagram Momen M3-3 Lapangan Balok B153……… 170
Gambar 3.76 Diagram Shear V2-2 Balok B153………. 173
Gambar 3.77 Daerah Sendi Plastis Balok………. 174
Gambar 3.78 Letak Gaya Geser pada Jarak 6 m…….………. 179
Gambar 3.79 Diagram Gaya Geser pada Jarak 6m….……… 179
Gambar 3.80 Letak Gaya Torsi pada Jarak 0 m…….………. 179
Gambar 3.81 Diagram Torsion pada Jarak 0 m….……….. 180
Gambar 3.82 Dimensi Penampang yang menghasilkan Acp dan pcp…… 181
Gambar 3.83 Gambar Penulangan Balok……….……… 183
Gambar 3.84 General Information……… 184
Gambar 3.85 Material Properties………. 184
Gambar 3.86 Circular Section………... 185
Gambar 3.87 All Sides Equal……… 185
Gambar 3.88 Factored Loads………. 185
Gambar 3.89 P-M Diaghram……….. 186
(10)
xvi
Gambar 3.91 General Information……… 195
Gambar 3.92 Material Properties………. 195
Gambar 3.93 Rectangular Section………... 196
Gambar 3.94 All Sides Equal……… 196
Gambar 3.95 Factored Loads………. 197
Gambar 3.96 P-M Diaghram……….. 197
Gambar 3.97 Gambar Penulangan Kolom………. 205
Gambar 3.98 Diagram Geser dan Momen Pada Jarak x1 = 0,1 m…….. 220
Gambar 3.99 Diagram Geser dan Momen Pada Jarak x2 = 0,7 m……… 221
Gambar 3.100 Diagram Geser dan Momen Pada Jarak x3 = 0,635 m…….. 221
Gambar 3.101 Penulangan Beton Prategang Potongan (a), Memanjang (b) 228
Gambar 3.102 Diagram Gaya Geser pada Jarak 18 m (V2)……….. 229
Gambar 3.103 Diagram Gaya Geser pada Jarak 18 m (V3)……….. 229
Gambar 3.104 Diagram Torsion pada Jarak 13,5 m……….. 229
Gambar 3.105 Dimensi Penampang yang Menghasilkan nilai Acp dan pcp……… 231
Gambar 3.106 Diagram Gaya Geser pada Jarak 13,5 m……….. 231
Gambar 3.107 Diagram Torsion pada Jarak 13,5 m……….. 232
Gambar 3.108 Detail Sambungan Balok Induk-Kolom (a), Potongan 1 (b) 234
Gambar 3.109 Diagram Tarik dan Tekan Angkur………... … 236
Gambar L.3.1 Denah Lantai 1, 3, 5, 7 dan 9……… 249
Gambar L.3.2 Denah Lantai 2, 4, 6, dan 8………. 250
Gambar L.3.3 Tampak Samping Struktur……… … 251
Gambar L.3.4 Model 3D Bangunan ……… 251
Gambar L.3.5 Denah Struktur Lantai 1, 3, 5, 7, dan 9……… 252
Gambar L.4.1 Profil Beton Prategang………. 254
Gambar L.4.2 Profil Baja Khusus ………... 254
Gambar L.5.1 Detail Penulangan Balok dan Kolom (Bangunan A)……... 256
Gambar L.5.2 Detail Penulangan Balok dan Kolom (Bangunan B) ..………. 257
Gambar L.6.1 Tabel Profil Baja IWF……….. 259
Gambar L.6.2 Tabel Profil Pipe……….... 260
(11)
xvii
Gambar L.8.1 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Besar……… 264
Gambar L.8.2 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Kecil ………... 264
Gambar L.8.3 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Berongga……….. 265
Gambar L.9.1 Gambar Portal………... 270
Gambar L.9.2 Gambar Portal dengan Kelebihan Gaya Hc =1………. 270
Gambar L.9.3 Hasil ETABS... 273
Gambar L.10.1 Lendutan pada Lantai 9……… 275
Gambar L.10.2 Lendutan pada Lantai 9……… 275
Gambar L.10.3 Lendutan pada Lantai 9……… 275
Gambar L.10.4 Lendutan pada Lantai 9……… 276
(12)
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja Struktural (SNI 1729-2002)……... 8
Tabel 2.2 Perbedaan Beton Bertulang vs Beton Prategang…………. 16
Tabel 2.3 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung.... 20
Tabel 2.4 Beban Hidup pada Lantai Gedung………. 22
Tabel 2.5 Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan tidak Dihitung………... 26
Tabel 2.6 Faktor Keutamaan (I) untuk berbagai Kategori Gedung dan Bangunan……….. 69
Tabel 2.7 Percepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah untuk Masing-masing Wilayah Gempa Indonesia……….. 70
Tabel 2.8 Koefisien ζ yang Membatasi Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung………. 75
Tabel 2.9 Faktor Daktilitas Maksimum, Faktor Reduksi Gempa Maksimum……… 75
Tabel 2.10 Ukuran Minimum Las Sudut……… 89
Tabel 3.1 Modal Participating Mass Ratio……….. 117
Tabel 3.2 Center Mass Rigidity……… 118
Tabel 3.3 Berat Struktur……… 118
Tabel 3.4 Response Spectrum Base Reaction………... 124
Tabel 3.5 Point Displacement………... 127
Tabel 3.6 Kinerja Batas Layan Arah x………. 128
Tabel 3.7 Kinerja Batas Layan Arah y………. 128
Tabel 3.8 Kinerja Batas Ultimit Arah x……… 129
Tabel 3.9 Kinerja Batas Ultimit Arah y……… 129
(13)
xix
Tabel 3.11 Center Mass Rigidity……… ….... 131
Tabel 3.12 Berat Struktur………... …… 131
Tabel 3.13 Response Spectrum Base Reaction………... 137
Tabel 3.14 Point Displacement……….. 140
Tabel 3.15 Kinerja Batas Layan Arah x……….. 140
Tabel 3.16 Kinerja Batas Layan Arah y………. …… 141
Tabel 3.17 Kinerja Batas Ultimit Arah x……….. 141
Tabel 3.18 Kinerja Batas Ultimit Arah y……….. 142
Tabel 3.19 Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Ganda Balok……... …… 152
Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Ganda Balok……... …… 153
Tabel 3.21 Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Ganda Balok……... …… 173
Tabel 3.22 Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Ganda Balok……... …… 173
Tabel 3.23 Perhitungan Luas Tulangan……... …… 188
Tabel 3.24 Perhitungan Momen Nominal Balok……... …… 188
Tabel 3.25 Perhitungan Momen Kapasitas Kolom……… …… 193
Tabel 3.26 Perhitungan Momen Kapasitas Balok………. …… 193
Tabel 3.27 Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat Kombinasi 3 …… 193
Tabel 3.28 Jarak Tulangan Geser yang Digunakan………... …… 194
Tabel 3.29 Perhitungan Luas Tulangan……... …… 199
Tabel 3.30 Perhitungan Momen Nominal Balok……... 199
Tabel 3.31 Perhitungan Momen Kapasitas Kolom……… …… 203
Tabel 3.32 Perhitungan Momen Kapasitas Balok………. …… 204
Tabel 3.33 Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat Kombinasi 3 …… 204
Tabel 3.34 Jarak Tulangan Geser yang Digunakan………... …… 204
Tabel 3.35 Hasil Waktu Getar………... …… 237
Tabel 3.36 Hasil Gaya Geser Dasar………... …… 237
Tabel 3.37 Hasil Displacement Arah x……….. …… 238
Tabel 3.38 Hasil Displacement Arah y……….. …… 238
Tabel 3.39 Hasil Drift ∆s antar tingkat (mm) Arah x……… …… 238
Tabel 3.40 Hasil Drift ∆s antar tingkat (mm) Arah y……… …… 239
Tabel 3.41 Hasil Drift ∆m antar tingkat (mm) Arah x……….. …… 239
(14)
xx
Tabel 3.43 Hasil Penulangan Ganda Balok……… 240 Tabel 3.44 Hasil Penulangan Kolom…..………...…… 241 Tabel 3.45 Perbandingan Berat Balok Prategang & Balok Baja………… 242
(15)
xxi
DAFTAR NOTASI
a Tinggi balok persegi ekivalen Ac Luas penampang bruto beton
Am Percepatan respons maksimum atau Faktor Respons Gempa Maksimum pada Spektrum Respons Gempa Rencana
Ao Percepatan puncak muka tanah akibat pengaruh Gempa Rencana yang bergantung pada Wilayah Gempa dan jenis tanah tempat struktur gedung berada
Aps Luas tulangan prategang di daerah tarik A’s Luas tulangan tekan
As Luas tulangan tarik nonprategang
As max Luas tulangan maksimum yang diperlukan As min Luas tulangan minimum yang diperlukan Ast Luas total tulangan longitudinal (mm2) Av Luas tulangan (mm2)
b Lebar balok (mm)
C Faktor Respons Gempa dinyatakan dalam percepaan gravitasi yang nilainya bergantung pada waktu getar alami struktur gedung dan kurvanya ditampilkan dalam Spektrum Respons Gempa Rencana Cv Faktor Respons Gempa vertical untuk mendapatkan beban gempa vertikal nominal statik ekuivalen pada unsure struktur gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi.
Ca Faktor Respons Gempa dinyatakan dalam percepatan gravitasi yang nilainya bergantung pada waktu getar alami struktur gedung dan kurvanya ditampilkan dalam Spektrum Respons Gempa Rencana.
Cv Faktor Respons Gempa vertikal untuk mendapatkan beban gempa vertikal nominal statik ekuivalen pada unsur struktur gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi.
cb Jarak garis berat ke tepi bawah
ct Jarak garis berat penampang ke tepi atas d Tinggi efektif penampang
(16)
xxii
d Jarak dari serat terluar ke pusat berat tulangan tarik db Diameter nominal batang tulangan (mm)
d’ Jarak dari serat terluar ke pusat berat tulangan tekan
dp Jarak dari serat tekan terluar ke pusat berat tulangan prategang dps Diameter tulangan prategang
e Eksentrisitas beban sejajar dengan sumbu komponen struktur diukur dari pusat berat penampang
Ec Modulus Elastisitas beton Es Modulus elastisitas baja fc’ Kuat tekan beton (MPa)
Fi Beban gempa nominal statik ekuivalen lantai ke-i
fps Tegangan di batang prategang pada kondisi kuat nominal fpu Kuat tarik tendon prategang
fpy Kuat leleh tendon prategang
fy Kuat leleh tulangan lentur yang disyaratkan, MPa fys Kuat leleh tulangan geser yang disyaratkan, Mpa G Modulus elastis geser baja = 80.000 Mpa
g Percepatan gravitasi H Tinggi total
hi Tinggi lantai gedung ke-i
I Faktor Keutamaan gedung, faktor pengali dari pengaruh Gempa Rencana pada berbagai kategori gedung, untuk menyesuaikan perioda ulang gempa yang berkaitan dengan penyesuaian probabilitas dilampauinya pengaruh tersebut selama umur gedung itu dan penyesuaian umur gedung itu.
Ln Bentang bersih, mm
lo Panjang minimum, diukur dari muka join sepanjang sumbu komponen struktur dimana harus disediakan tulangan transversal
MDL Momen akibat beban mati Mu Momen
n Jumlah lantai P Gaya Prategang
(17)
xxiii Pi Tegangan prategang awal
Pu Beban aksial terfaktor (kg)
r Radius girasi komponen struktur tekan
R Faktor reduksi gempa, rasio antara beban gempa maksimum akibat pengaruh Gempa Rencana pada struktur gedung elastic penuh dan beban gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana pada struktur gedung daktail, bergantung pada faktor daktilitas struktur gedung tersebut, faktor reduksi gempa representative struktur gedung tidak beraturan
s jarak antar sengkang (mm)
Sb Modulus penampang dari garis berat ke tepi bawah St Modulus penampang dari garis berat ke tepi atas
sx spasi longitudinal tulangan transversal dalam rentang panjang lo (mm) smax Spasi maksimum tulangan geser (mm)
T Waktu getar alami struktur gedung dinyatakan dalam detik yang menentukan besarnya Faktor Respons Gempa Struktur Gedung dan kurvanya ditampilkan dalam Spektrum Respons Gempa Rencana
Vc Kuat geser nominal yang dipikul oleh beton
Ve Beban (gaya) geser dasar nominal statik ekuivalen akibat pengaruh Gempa Rencana yang bekerja di tingkat dasar struktur gedung beraturan dengan tingkat daktilitas umum, dihitung berdasarkan waktu getar alami fundamental struktur gedung beraturan tersebut (kg)
Vn Kuat geser nominal,N Vs,max Gaya geser maksimum, N
Vu Gaya geser terfaktor pada penampang, N wb Beban imbang per unit panjang
Wi Berat lantai tingkat ke-i
Wt Massa gedung dikalikan gravitasi (kg)
Δs batasan drift sesuai kinerja batas layan
Δm batasan drift sesuai kinerja batas ultimit
ρ Rasio tulangan tarik non-prategang
ρ’ Rasio tulangan tekan non-prategang Ø Faktor reduksi lentur
(18)
xxiv
ζ (zeta) Koefisien pengali dari jumlah tingkat struktur gedung yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung bergantung pada wilayah gempa
Σ (sigma) Tanda penjumlahan
fy Tegangan leleh minimum yang disyaratkan, Mpa. Seperti yang digunakan dalam spesifikasi ini, ”tegangan leleh” menunjukan baik titik leleh minimum yang disyaratkan ( untuk baja yang mempunyai titik leleh) atau kekuatan leleh yang disyaratkan ( untuk baja yang tidak mempunyai titik leleh.
fu Kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, Mpa. DL beban mati nominal, Kg
L beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin,hujan,dan lain-lain. Ex / Ey beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau
penggantinya. Rn kuat nominal.
ϕRn kuat rencana.
L Panjang komponen struktur, (mm)b b Lebar elemen penampang, mm tw Tebal badan baja, mm
tf Tebal sayap baja, mm Mn Kuat lentur nominal MP Momen lentur plastis
Zx Modulus penampang plastis di sumbu x, (mm3)
Mu Momen lentur terfaktor
ФMn Kuat lentur rencana / momen desain Vn Kuat geser nominal
h untuk penampang tersusun yang dilas, jarak bersih antara sayap (mm) fb Tegangan normal/ lentur, MPa
L panjang komponen struktur lentur di antara titik-titik dengan momen nol (mm).
(19)
xxv b lebar komponen struktur (mm) fv tegangan geser,MPa
d Diameter baut
Vd kuat geser rencana baut,N fub Tegangan tarik putus baut, MPa
Фf Faktor reduksi kekuatan saat fraktur
ri 0.5 untuk baut tanpa ulir dan 0.4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
Ab Luas penampang bruto, mm2 Rd Kuat rencana, N
Db Diameter baut nominal pada daerah tak berulir, mm tp Tebal pelat, mm
fu Tegangan tarik putus pelat, MPa Td Kuat tarik rencana, N
Zu Tahanan perlu sambungan
n jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada baris ke i
γ modulus beban atau modulus gelincir untuk satu alat pengencang
σa Tegangan pada tepi serat atas beton prategang
σa Tegangan pada tepi serat bawah beton prategang εs Regangan tulangan tarik
η Rasio gaya prategang efektif dengan gaya prategang awal
ρp Rasio penguat prategang
ρ Rasio penguat tegangan nonprategang
ρ ' Rasio penguat tekan nonprategang
ωt Rasio tulangan tarik
(20)
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
L.1 Surat Keterangan Tugas Akhir…….………. 246
L.2 Surat Keterangan Selesai Tugas Akhir………. 247
L.3 Denah Bangunan & Denah Struktur………. 248
L.4 Gambar Penampang Material……… 253
L.5 Gambar Detail Penulangan ……….. 255
L.6 Tabel Baja IWF dan Profil Pipe……….... 258
L.7 Spesifikasi Stressing Anchorage VSL Type E………... 261
L.8 Perhitungan Luas dan Momen Inersia Baja Profil Khusus… 263 L.9 Verifikasi Software……… 269
(21)
(22)
(23)
248
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 3
(24)
249
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 3
L.3 Denah Bangunan
(25)
250
Universitas Kristen Maranatha(26)
251
Universitas Kristen MaranathaGambar L.3.3 Tampak Samping Struktur
(27)
252
Universitas Kristen Maranatha(28)
253
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 4
(29)
254
Universitas Kristen MaranathaL.4 Gambar Penampang Material
Gambar L.4.1 Profil Beton Prategang
(30)
255
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 5
(31)
256
Universitas Kristen Maranatha(32)
257
Universitas Kristen Maranatha(33)
258
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 6
(34)
259
Universitas Kristen Maranatha(35)
260
Universitas Kristen Maranatha(36)
261
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 7
(SPESIFIKASI STRESSING ANCHORAGE VSL
TYPE E)
(37)
262
Universitas Kristen Maranatha(38)
263
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 8
(PERHITUNGAN LUAS DAN
(39)
264
Universitas Kristen MaranathaL.5
Perhitungan Luas dan Momen Inersia Baja Profil Khusus
Gambar L.8.1 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Besar
Rumus :
Luas ½ lingkaran, A
1= ½.
.R
2Titik berat x,
x
1= 0
Titik berat y,
y
1=
3 4R
Gambar L.8.2 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Kecil
Luas ½ lingkaran, A
2= ½.
.r
2Titik berat x,
x
2= 0
Titik berat y,
y
2=
3 4r
(40)
265
Universitas Kristen MaranathaMaka, titik berat ½ lingkaran berongga seperti pada gambar di bawah:
Gambar L.8.3 Letak Titik Berat ½ Lingkaran Berongga
p
x
= 0
p y
=
2 1 2 2 11. .
A A y A y A
=
2 2 2 2 . . 2 1 . . 2 1 3 4 . . . 2 1 3 4 . . . 2 1 r R r r R R
=
2 2
3 3 . . 2 1 3 2 3 2 r R r R
=
2 2
3 3 . . 2 1 3 2 r R r R
=
2 2
3 3 . . 3 4 r R r R
Dan rumus momen inersia penampang ½ lingkaran berongga ;
I
xp=
0,1098.( )
0,283. . .( )/( )
2 2 4 4 r R r R r R r
R
I
yp=
.( )/84 4
r R
(41)
266
Universitas Kristen MaranathaMaka, perhitungan luas (A
0) dan momen inersia dari profil, sebagai berikut :
A
ix
i1
½.
.(R
2–
r
2)
0
2
B.t
f0
3
(H - 2.t
f).t
w0
4
(H - 2.t
f).(R
–
r)
0
5
(H - 2.t
f).(R
–
r)
0
6
B.t
f0
7
½.
.(R
2–
r
2)
0
Dari tabel di atas, didapat nilai titik berat profil baja khusus, x
0, dengan rumus
sebagai berikut :
0x
=
i i i
A x A
.
= 0
Dan rumus luas profil baja khusus, A
0sebagai berikut :
(42)
267
Universitas Kristen MaranathaA
iy
i1
½.
.(R
2–
r
2)
) ( ) ( . . 3 4 2 2 3 3 r R r R R H
2
B.t
f
H tf
R
2 1
3
(H - 2.t
f).t
w R H2 1
4
(H - 2.t
f).(R
–
r)
R H2 1
5
(H - 2.t
f).(R
–
r)
6
B.t
f R .tf2 1
7
½.
.(R
2–
r
2)
) ( ) ( . . 3 4 2 2 3 3 r R r R R
Dari tabel di atas, didapat nilai titik berat profil baja khusus, y
0, dengan rumus
sebagai berikut :
0y
=
i i i A y A .
R H
2 1
(43)
268
Universitas Kristen MaranathaPerhitungan momen inersia I
xdari profil baja khusus :
I
xiA
i.(y
i-y
0)
21
0,1098.(R4r4)
0,283.R2.r2.(Rr)/(Rr)
2 0 2 2 3 3 2 2 ) ( ) ( . . 3 4 ) .( . 2 1 y r R r R R H r R
2
12 1.B.t
f32 0 2 1 . .
H t y
R t
B f f
3
12 1
.t
w.(H
–
2t
f)
3
2 0 2 1 .. . 2
t t R H y
H f w
4
12 1
.(R-r).(H
–
2t
f)
3
2 0 2 1 ). .( . 2
t R r R H y
H f
5
12 1
.(R-r).(H
–
2t
f)
3
2 0 2 1 ). .( . 2
t R r R H y
H f
6
12 1
.B.t
f32 0 2 1 . .
R t y
t
B f f
7
0,1098.( )
0,283. . .( )/( )
2 2 4 4 r R r R r R rR
2 0 2 2 3 3 2 2 ) ( ) ( . . 3 4 ) .( . 2 1 y r R r R R r R
Maka, I
x= I
xi+ A
i.(y
i-y
0)
2Perhitungan momen inersia I
ydari profil baja khusus :
I
yiA
i.(x
i-x
0)
21
.(R4r4)/80
2
12 1
.B
3.t
f0
3
12 1
.t
w3.(H
–
2t
f)
0
4
12 1
.(R-r)
3.(H -2t
f)
0
5
121
.(R-r)
3.(H
–
2t
f)
0
6
12 1
.B
3.t
f0
(44)
269
Universitas Kristen MaranathaMaka, rumus I
y= I
yi+ A
i.(x
i-x
0)
2 =I
yiLAMPIRAN 9
(45)
270
Universitas Kristen MaranathaGambar L.9.1 Gambar Portal
Penyelesaian :
Gambar L.9.2 Gambar Portal Dengan Kelebihan Gaya Hc =1
Struktur primer :
0
Mc
V
A.5
–
8.5.
.2 5
= 0
V
A= 20 kN
0
V
V
A+ Vc
–
8.5= 0
(46)
271
Universitas Kristen MaranathaKelebihan Gaya Hc = 1 kN
0 MA
-V
C.5
–
1.4= 0 ; V
C= -0,8 kN
0
V
V
A+ Vc = 0
V
A= -0,8 kN
0
H
H
A+ 1 = 0 ; H
A= -1 kN
5
1
0
x
M
1= V
A.x1
–
q.x1.
2 1
x
= 20.x1 -4x1
24
2
0
x
M
2= 0
5
1
0
x
m
1= V
A.x1 = 0,8.x1
4
2
0
x
m
2= Hc .x2 = 1.x2
Persamaan Kompatibilitas
ccc c
H .
f
0
Menghitung
c
5 0 4 0 2 2 1 1 0 . . . . . . dx EI m M dx EI m M dx EI m M l c
5 0 4 0 2 21
4
1
)(
0
,
8
.
1
)
.
1
(
0
).(
1
.
)
.
2
.
20
(
dx
EI
x
dx
EI
x
x
x
=
5 0 3 1 20
1
.
)
.
2
,
3
1
16
(
dx
EI
x
x
(47)
272
Universitas Kristen Maranatha EI x x EI c 555 , 165 1 8 , 0 1 3 16 1 5 0 4 3
5 0 4 0 2 2 1 1 0 . . . . . . dx EI m m dx EI m m dx EI m m f l cc=
5 0 4 0 2 2 11
).(
0
,
8
)
.
1
(
1
.
).(
1
.
)
.
2
8
,
0
(
dx
EI
x
x
dx
EI
x
x
=
5 0 4 0 2 2 21
)
.
1
.
2
.
64
,
0
(
dx
EI
x
dx
EI
x
4 0 3 5 0 3 2 3 1 1 1 3 64 , 0 1 x EI x EI fcc=
EI
48
0
c
H .
cf
cc0 =
EI
H
EI
c48
.
555
,
165
H
c= -3,448 kN
0
H
H
A–
H
c= 0
H
A= 3,448 kN
0
MA
-V
c.5 + H
c.4 +8.5.
2 5
= 0
V
c= 22,758 kN
0
V
V
A+ V
c–
8.5 = 0
V
A= 17,242 kN
Manual ETABS
V
A17,242
17,24
H
A3,448
3,45
V
C22,758
22,76
(48)
273
Universitas Kristen Maranatha(49)
274
Universitas Kristen MaranathaLAMPIRAN 10
(50)
275
Universitas Kristen MaranathaL.10 Lendutan pada Balok Baja Profil Khusus
Lendutan ijin (
Δ
ijin) = L/ 240 = 18000/240 = 75 mm
Gambar L.10.1 Lendutan pada Lantai 9
Δ = 8,440 mm < Δ
ijin= 75 mm (OK)
Gambar L.10.2 Lendutan pada Lantai 7
Δ = 17,943 mm < Δ
ijin= 75 mm (OK)
Gambar L.10.3 Lendutan pada Lantai 5
(51)
276
Universitas Kristen MaranathaGambar L.10.4 Lendutan pada Lantai 3
Δ = 16,009 mm < Δ
ijin= 75 mm (OK)
Gambar L.10.5 Lendutan pada Lantai 1
(52)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan potensi gempa yang sangat besar. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat. Ini disebabkan Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian Utara, lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Filipina dan Samudera Pasifik di bagian Timur. [Krishna, 2011].
Salah satu peristiwa gempa yang banyak menimbulkan kerusakan struktur adalah Gempa Yogyakarta yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 dan gempa-gempa susulan beberapa hari berikutnya yang telah menghancurkan infrastruktur-infrastruktur yang ada pada daerah tersebut. Banyak rumah dan gedung perkantoran yang rubuh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik. Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu. Kerugian material yang diakibatkan gempa tersebut sangat besar. Oleh sebab itu, infrastruktur infrastruktur yang ada di Indonesia mesti direncanakan terhadap beban gempa [Wikipedia, 2012].
Gambar 1.1 Kerusakan bangunan mesjid akibat gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006
(53)
2 Universitas Kristen Maranatha Gempa bumi yang terjadi di Indonesia banyak menimbulkan kerusakan struktur bangunan. Sangat tidak realistis jika dalam merencanakan bangunan, tidak mendesain bangunan dengan mempertimbangkan pengaruh beban gempa terhadap bangunan. Struktur yang diharapkan adalah struktur dengan material dari berbagai jenis, yang dapat mengurangi resiko runtuhnya bangunan dan mampu mempertahankan integritas komponen struktural dan non-struktural terhadap gempa kuat.
Seperti yang kita ketahui, material struktur yang sering digunakan,dalam kasus balok bentang panjang adalah beton, profil baja, ataupun beton prategang. Material beton kuat dalam menahan tekan, namun lemah dalam menahan tarik. Oleh karena itu, retak lentur umum terjadi pada beton bahkan pada tahapan awal pembebanan. Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya retak-retak tersebut, dapat dilakukan pretensioning terhadap tulangan baja yang ada sehingga beton menjadi tertekan sebelum gaya tarik bekerja. Dengan cara ini diperoleh struktur beton prategang.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisis dan desain balok bentang 18 meter dengan beton prategang dan baja profil modifikasi berdasarkan perhitungan beban gempa sesuai peraturan beban gempa Indonesia SNI 1726-2002.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bangunan yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah bangunan beton prategang dan baja, dengan balok bentang panjang, dengan fungsi untuk kantor dan showroom mobil.
2. Jumlah lantai adalah 10 (sepuluh) lantai.
3. Bangunan terletak di wilayah gempa 6 di Indonesia, dengan jenis tanah sedang.
(54)
3 Universitas Kristen Maranatha 4. Peraturan beban gempa yang digunakan adalah peraturan gempa SNI
1726-2002.
5. Perangkat lunak yang digunakan adalah ETABS.
6. Pembahasan meliputi perilaku struktur bangunan gedung akibat adanya beban gempa.
7. Gedung direncanakan agar memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai peraturan gempa Indonesia.
8. Peraturan beton yang digunakan adalah SNI 2847-2002 9. Peraturan baja yang digunakan adalah SIN 1729-2002.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I, berisi Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BABII, berisi tinjauan literatur terkait yang berhubungan dengan penelitian/penulisan Tugas Akhir.
BAB III, berisi studi kasus dan pembahasan penelitian/penulisan Tugas Akhir. BAB IV, berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian/penulisan Tugas Akhir.
1.5 Metodologi Penelitian
Secara umum, tahapan penelitian Tugas Akhir ini dimulai dari studi literatur yang berkaitan dengan penelitian terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data struktur. Dari data struktur yang ada, kemudian dilakukan perhitungan analitis. Kemudian dilanjutkan pemodelan numerik menggunakan perangkat lunak bantu. Setelah itu baru dapat dibuat pembahasan dan terakhir disimpulkan. Gambar bagan alir studi ditampilkan pada Gambar 1.2.
(55)
4 Universitas Kristen Maranatha Mulai
Studi Literatur
Data Struktur
Analisis Dinamik Bangunan dengan Balok Prategang
Analisis Dinamik dengan Balok Baja Profil Khusus
Cek Kinerja Batas Layan dan Ultimit
Kesimpulan
Selesai Tidak
Memenuhi
Tidak Memenuhi
Cek Waktu Getar Cek Waktu Getar
Cek Kinerja Batas Layan dan Ultimit
Penulangan Balok Tunggal & Ganda
Penulangan Kolom
Perhitungan Tendon dan Penulangan Balok
Prategang
Penulangan Balok Tunggal & Ganda
Penulangan Kolom
Sambungan Balok Induk dan Kolom
Pembahasan:
1. Waktu Getar dan Gaya Geser Dasar 2. Peralihan dan drift 3. Penulangan Balok Beton Bertulang 4. Penulangan Kolom Beton Bertulang
5. Balok bentang 18 meter
Tidak Tidak
Ya Ya
Memenuhi Memenuhi
(56)
243 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Dari hasil analisis bangunan A dan B , didapat perbedaan nilai waktu getar
berkisar 0,33 -2,66%. Dalam studi kasus ini, waktu getar alami bangunan A
lebih besar daripada bangunan B. Artinya bangunan dengan balok bentang
panjang dengan baja profil khusus lebih kaku dibandingkan dengan
bangunan dengan balok bentang panjang beton prategang. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pengaruh dari berat material dimana balok beton
prategang jauh lebih berat dibandingkan balok baja profil khusus.
2. Dari hasil analisis bangunan A dan B, didapat perbedaan nilai gaya geser
dasar 2,36%. Dalam studi kasus ini, gaya geser dasar bangunan A
(715788,197 kg) lebih besar daripada bangunan B (698913,522 kg). Dari
hasil drift bangunan A dan B pada point 45, didapat perbedaan hasil drift
berkisar 0,04 – 6,81%. Dalam studi kasus ini, nilai gaya geser dasar
berhubungan dengan hasil drift dimana gaya geser dasar bangunan A lebih
besar daripada bangunan B, diikuti dengan hasil drift bangunan A yang
lebih besar pula.
3. Dari hasil analisis desain balok B153, tidak terdapat perbedaan jumlah
tulangan antara bangunan A dan bangunan B, kecuali pada daerah lapangan,
untuk tulangan bawah balok B153 pada bangunan B membutuhkan tulangan
20% lebih banyak.
4. Dari hasil perhitungan desain balok beton prategang, didapatkan tipe strands
5-37, jumlah tulangan non-prategang sejumlah 5D25, dengan tipe angkur E.
(57)
244 Universitas Kristen Maranatha
5. Dari hasil analisis perbandingan berat balok beton prategang dan balok baja,
dapat disimpulkan satu balok beton prategang 7 kali lebih berat dari balok
baja profil khusus.. Jika dikalikan banyaknya balok bentang panjang maka
balok beton prategang 35x lebih berat dari balok baja profil khusus. Secara
umum, berat bangunan mempengaruhi gaya geser dasar gempa, di mana
bangunan yang lebih berat akan memiliki gaya geser dasar yang besar pula.
4.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan
studi serupa dengan menganalisis balok bentang panjang terhadap gaya gempa.
(58)
245 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Hibbeler, R.C. (2011). “Structural Analysis 8th Edition”, Pearson Prentice- Hall Inc.
2. http://www.hilti.com/holcom/page/module/product/prca_catnavigation.jsf? lang=en&nodeId=-8995 diakses tanggal 18 juni 2012
3. http://gadabinausaha.wordpress.com/2012/03/16/perhitungan-anchorboltdynabolt/ diakses tanggal 18 juni 2012
4. http://fasteningbeton.indonetwork.co.id/1413229/chem-anchor-mip-300.html diakses tanggal 18 juni 2012
5. http://jurnal.unikom.ac.id/2012/12/20/jurnal/studi-numerik.../volume-91 artikel-12.pdf diakses tanggal 20 desember 2012
6. http://www.toyota.co.id/company/mediarelations/media/article.php?article_ i=2633 diakses tanggal 29 September 2012
7. Imran, I., Hendrik, F.(2010), ” Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa”, ITB, Bandung, Indonesia.
8. Nawy, Edward G., “Prestressed Concrete a Fundamental Approach”, Pearson Education.Inc., Upper Saddle River , New Jersey.
9. SNI 03-1726–2002, 2003, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 10. SNI 03-2847–2002, 2003, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung.
11. SNI 03-1729–2002, 2003, Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
12. Wight, J.K., MacGregor, J.G. 2009. Reinforced Concrete 5th. Edition, Pearson Education, Inc., Pearson Prentice Hall, New Jersey, USA.
(1)
2 Universitas Kristen Maranatha Gempa bumi yang terjadi di Indonesia banyak menimbulkan kerusakan struktur bangunan. Sangat tidak realistis jika dalam merencanakan bangunan, tidak mendesain bangunan dengan mempertimbangkan pengaruh beban gempa terhadap bangunan. Struktur yang diharapkan adalah struktur dengan material dari berbagai jenis, yang dapat mengurangi resiko runtuhnya bangunan dan mampu mempertahankan integritas komponen struktural dan non-struktural terhadap gempa kuat.
Seperti yang kita ketahui, material struktur yang sering digunakan,dalam kasus balok bentang panjang adalah beton, profil baja, ataupun beton prategang. Material beton kuat dalam menahan tekan, namun lemah dalam menahan tarik. Oleh karena itu, retak lentur umum terjadi pada beton bahkan pada tahapan awal pembebanan. Untuk mengurangi atau mencegah terjadinya retak-retak tersebut, dapat dilakukan pretensioning terhadap tulangan baja yang ada sehingga beton menjadi tertekan sebelum gaya tarik bekerja. Dengan cara ini diperoleh struktur beton prategang.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisis dan desain balok bentang 18 meter dengan beton prategang dan baja profil modifikasi berdasarkan perhitungan beban gempa sesuai peraturan beban gempa Indonesia SNI 1726-2002.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bangunan yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah bangunan beton prategang dan baja, dengan balok bentang panjang, dengan fungsi untuk kantor dan showroom mobil.
2. Jumlah lantai adalah 10 (sepuluh) lantai.
3. Bangunan terletak di wilayah gempa 6 di Indonesia, dengan jenis tanah sedang.
(2)
3 Universitas Kristen Maranatha 4. Peraturan beban gempa yang digunakan adalah peraturan gempa SNI
1726-2002.
5. Perangkat lunak yang digunakan adalah ETABS.
6. Pembahasan meliputi perilaku struktur bangunan gedung akibat adanya beban gempa.
7. Gedung direncanakan agar memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai peraturan gempa Indonesia.
8. Peraturan beton yang digunakan adalah SNI 2847-2002 9. Peraturan baja yang digunakan adalah SIN 1729-2002.
1.4 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I, berisi Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BABII, berisi tinjauan literatur terkait yang berhubungan dengan penelitian/penulisan Tugas Akhir.
BAB III, berisi studi kasus dan pembahasan penelitian/penulisan Tugas Akhir. BAB IV, berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian/penulisan Tugas Akhir.
1.5 Metodologi Penelitian
Secara umum, tahapan penelitian Tugas Akhir ini dimulai dari studi literatur yang berkaitan dengan penelitian terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data struktur. Dari data struktur yang ada, kemudian dilakukan perhitungan analitis. Kemudian dilanjutkan pemodelan numerik menggunakan perangkat lunak bantu. Setelah itu baru dapat dibuat pembahasan dan terakhir disimpulkan. Gambar bagan alir studi ditampilkan pada Gambar 1.2.
(3)
4 Universitas Kristen Maranatha Mulai
Studi Literatur
Data Struktur
Analisis Dinamik Bangunan dengan Balok Prategang
Analisis Dinamik dengan Balok Baja Profil Khusus
Cek Kinerja Batas Layan dan Ultimit Kesimpulan Selesai Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Cek Waktu Getar Cek Waktu Getar
Cek Kinerja Batas Layan dan Ultimit
Penulangan Balok Tunggal & Ganda
Penulangan Kolom
Perhitungan Tendon dan Penulangan Balok
Prategang
Penulangan Balok Tunggal & Ganda
Penulangan Kolom
Sambungan Balok Induk dan Kolom
Pembahasan:
1. Waktu Getar dan Gaya Geser Dasar 2. Peralihan dan drift 3. Penulangan Balok Beton Bertulang 4. Penulangan Kolom Beton Bertulang
5. Balok bentang 18 meter
Tidak Tidak
Ya Ya
Memenuhi Memenuhi
(4)
243 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Dari hasil analisis bangunan A dan B , didapat perbedaan nilai waktu getar
berkisar 0,33 -2,66%. Dalam studi kasus ini, waktu getar alami bangunan A
lebih besar daripada bangunan B. Artinya bangunan dengan balok bentang
panjang dengan baja profil khusus lebih kaku dibandingkan dengan
bangunan dengan balok bentang panjang beton prategang. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pengaruh dari berat material dimana balok beton
prategang jauh lebih berat dibandingkan balok baja profil khusus.
2. Dari hasil analisis bangunan A dan B, didapat perbedaan nilai gaya geser
dasar 2,36%. Dalam studi kasus ini, gaya geser dasar bangunan A
(715788,197 kg) lebih besar daripada bangunan B (698913,522 kg). Dari
hasil drift bangunan A dan B pada point 45, didapat perbedaan hasil drift
berkisar 0,04 – 6,81%. Dalam studi kasus ini, nilai gaya geser dasar
berhubungan dengan hasil drift dimana gaya geser dasar bangunan A lebih
besar daripada bangunan B, diikuti dengan hasil drift bangunan A yang
lebih besar pula.
3. Dari hasil analisis desain balok B153, tidak terdapat perbedaan jumlah
tulangan antara bangunan A dan bangunan B, kecuali pada daerah lapangan,
untuk tulangan bawah balok B153 pada bangunan B membutuhkan tulangan
20% lebih banyak.
4. Dari hasil perhitungan desain balok beton prategang, didapatkan tipe strands
5-37, jumlah tulangan non-prategang sejumlah 5D25, dengan tipe angkur E.
(5)
244 Universitas Kristen Maranatha
5. Dari hasil analisis perbandingan berat balok beton prategang dan balok baja,
dapat disimpulkan satu balok beton prategang 7 kali lebih berat dari balok
baja profil khusus.. Jika dikalikan banyaknya balok bentang panjang maka
balok beton prategang 35x lebih berat dari balok baja profil khusus. Secara
umum, berat bangunan mempengaruhi gaya geser dasar gempa, di mana
bangunan yang lebih berat akan memiliki gaya geser dasar yang besar pula.
4.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan
studi serupa dengan menganalisis balok bentang panjang terhadap gaya gempa.
(6)
245 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Hibbeler, R.C. (2011). “Structural Analysis 8th Edition”, Pearson Prentice- Hall Inc.
2. http://www.hilti.com/holcom/page/module/product/prca_catnavigation.jsf? lang=en&nodeId=-8995 diakses tanggal 18 juni 2012
3. http://gadabinausaha.wordpress.com/2012/03/16/perhitungan-anchorboltdynabolt/ diakses tanggal 18 juni 2012
4. http://fasteningbeton.indonetwork.co.id/1413229/chem-anchor-mip-300.html diakses tanggal 18 juni 2012
5. http://jurnal.unikom.ac.id/2012/12/20/jurnal/studi-numerik.../volume-91 artikel-12.pdf diakses tanggal 20 desember 2012
6. http://www.toyota.co.id/company/mediarelations/media/article.php?article_ i=2633 diakses tanggal 29 September 2012
7. Imran, I., Hendrik, F.(2010), ” Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa”, ITB, Bandung, Indonesia.
8. Nawy, Edward G., “Prestressed Concrete a Fundamental Approach”, Pearson Education.Inc., Upper Saddle River , New Jersey.
9. SNI 03-1726–2002, 2003, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 10. SNI 03-2847–2002, 2003, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung.
11. SNI 03-1729–2002, 2003, Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
12. Wight, J.K., MacGregor, J.G. 2009. Reinforced Concrete 5th. Edition, Pearson Education, Inc., Pearson Prentice Hall, New Jersey, USA.