PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK SEKTOR NON AGRIBIS.

Susantiningrum, Penyusunan Manual layanan Pengembangan Bisnis UKMK Sektor Non Agribis
PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK
SEKTOR NON AGRIBIS
Oleh :
Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB
Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si
Drs. Edy Legowo, M.Pd
Ir. Joko Sutrisno, MP
Ir. Martina Andriani, MS

ABSTRAK
Usaha kecil merupakan salah satu penunjang perekonomian Negara, banyak nya
pengusaha kecil yang turut memperkuat perekonomian Negara merupakan tantangan
bagi pemerintah untuk memajukan mereka agar mampu bersaing dan mampu bertahan
di tengah arus perdagangan bebas Negara-negara Asia. Untuk memperkuat permodalan
pengusaha kecil, pemerintah telah mencanangkan berbagai skim kredit dan mewajibkan
perbankan untuk turut membiayai pengusaha kecil. Kemampuan permodalan sendiri
bagi UKMK sektor non agribis relatif masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan
kesadaran dan kemampuan ekonomi UKMK sektor non agribis yang masih rendah.
Sejalan dengan hal tersebut Menteri BUMN mengeluarkan SK No. 236 Tahun 2003
tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan. Tujuan Program Kemitraan adalah meningkatkan kemampuan usaha
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN.
Kata Kunci : Pengusaha kecil, UKMK, Agribis

Masyarakat

PENDAHULUAN

Universitas

Sebelas

adalah

Maret (2005) menyatakan UKMK

salah satu masalah utama yang

memiliki permasalahan pula dalam :


dihadapi usaha kecil, menengah dan

a) Menangkap peluang bisnis, b)

koperasi

itu

Melakukan pemasaran yang efektif,

masalah pemasaran dan manajemen

c) melakukan akses permodalan

pengelolaan usaha serta budaya

usaha yang murah, d) Kurangnya

berwirausaha adalah masalah yang


kualitas produk dan desain produk,

tak

Hasil

e) Kurangnya kerjasama jaringan

Pengembangan

antar pengusaha hulu dan hilir.

Kewirausahaan (PPKwu) Lembaga

Dampak dari kelemahan tersebut

Penelitian dan Pengabdian Kepada

tentu saja sangat berpengaruh pada


Permodalan

(UKMK).

kalah

penelitian

usaha

Selain

pentingnya.
Pusat

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

37


Susantiningrum, Penyusunan Manual layanan Pengembangan Bisnis UKMK Sektor Non Agribis
kinerja dan kontinuitas usaha yang

pada tahun 2003 dan kontribusi

bersangkutan.

terhadap

Padahal

nasional,

UKMK

penyangga

utama

nasional


yang

dalam

badai

secara

nasional berkisar 2 – 4% (Dipo

perekonomian

Alam, 2005). Dengan demikian

bertahan

perekonomian

dikaji


pemerintah
layanan

penyerap

UKMK.

kerja

di

terbesar,

pihak

ulang

kebijakan


dalam

pemberian

pengembangan

Kemampuan

lain

bisnis

permodalan

UKMK

sendiri bagi UKMK sektor non

sangatlah riskan dalam kontinuitas


agribis relatif masih sangat terbatas.

usahanya. Negara-negara lain telah

Hal ini disebabkan kesadaran dan

berhasil

mengembangkan

kemampuan ekonomi UKMK sektor

usaha kecil dan menengah sehingga

non agribis yang masih rendah. Di

mampu membantu perekonomian

lain pihak, akses UKMK pada


nasional negaranya. Di Indonesia

sumber-sumber

menurut data BPS tahun 2003

permodalan/pembiayaan juga masih

menunjukkan bahwa terdapat 42,4

sangat

juta unit usaha kecil dimana jumlah

berkembangnya

ini merupakan 99,9% dari total unit

pengusaha


usaha di Indonesia. Dominasi unit

kelayakan ekonomi dan rendahnya

usaha

kredibilitas

keterbatasan-keterbatasan

dalam

ini

berimplikasi

pada

terbatas,

kecil

akibat

belum

usaha

dari

yang

pengusaha

memiliki

kecil

di

dalam

hadapan para debitur. Oleh sebab itu

yang

pemerintah harus membantu para

proporsinya sekitar 99,5% dari total

pengusaha kecil dalam menciptakan

pekerja di Indonesia. Peran UKM

berbagai

macam

kebijakan

yang sangat besar dalam penyerapan

program

kredit

dalam

tenaga kerja diatas, tidak sejalan

meningkatkan permodalan bagi para

dengan

pengusaha kecil.

besarnya

peran

penyerapan

UKM

tenaga

kerja

perannya

dalam

modal

nasional.

pembentukan

Untuk

terhadap

permodalan

pembentukan GDB sekitar 54,2%

pemerintah

Sumbangannya

38

harus

Indonesia. Di satu sisi merupakan

sementara

ekonomi

merupakan

mampu

tenaga

pertumbuhan

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

dan

rangka

memperkuat
pengusaha
telah

kecil,

mencanangkan

Susantiningrum, Penyusunan Manual layanan Pengembangan Bisnis UKMK Sektor Non Agribis
berbagai

skim

kredit

Banyak

dan

BUMN

telah

mewajibkan perbankan untuk turut

menjalin kemitraan dengan UKMK,

membiayai pengusaha kecil minimal

dalam rangka memperkuat struktur

sebesar

permodalan

20%

dari

portofolio

kreditnya dalam bentuk kredit usaha

kredit

kecil

kepedulian

(KUK),

mengembangkan

melalui

lunak

pemberian

sebagai
mereka

upaya
terhadap

asuransi kredit (PT. Askrindo) dan

pembinaan UKMK di Indonesia.

lembaga penjaminan (Perum PKK

Pemberian kredit ini dimaksudkan

dan

agar

PT.

Penjaminan

Pengusaha

Kredit

Indonesia),

mengembangkan

lembaga

modal

UKMK

mampu

mengembangkan usahanya baik dari
segi

permodalan,

menajemen,

ventura di setiap propinsi dan

produksi maupun pemasaran. Akan

mewajibkan setiap BUMN untuk

tetapi pemberian kredit tersebut

membantu pengusaha kecil melalui

belum diikuti dengan pendampingan

penyisihan laba usahanya. Sejalan

secara intensif terhadap UKMK

dengan hal tersebut Menteri BUMN

tersebut, sehingga setiap UKMK

mengeluarkan SK No. 236 Tahun

penerima

2003 tentang Program Kemitraan

mengembangkan usahanya secara

BUMN dengan Usaha Kecil dan

terarah. Studi yang telah dilakukan

Program

PPKwu

Kemitraan

Lingkungan.
Kemitraan

menjadi

LPPM

UNS

mampu

(2005)

sebagaimana dipaparkan di bagian

meningkatkan

awal dari laporan pendahuluan ini,

usaha

tangguh

Bina

lunak

Program

Tujuan
adalah

kemampuan

dan

kredit

agar

menunjukkan bahwa betapa masih

mandiri,

rapuhnya pengetahuan, sikap dan

kecil
dan

dari

wawasan manajemen bisnis UKMK.

bagian laba BUMN. Sementara,

Menyadari hal tersebut maka agar

program bina lingkungan bertujuan

UKMK

memberdayakan

kondisi

sosial

mengembangkan usahanya, maka

masyarakat

wilayah

usaha

kepada

melalui

pemanfaatan

di

dana

mampu

mereka

mengelola

perlu

dan

diberikan

BUMN melalui pemanfaatan dana

layanan pengembangan bisnis yang

dari bagian Laba BUMN.

memadai. Untuk keperluan tersebut,
maka perlu disusun manual layanan

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

39

Susantiningrum, Penyusunan Manual layanan Pengembangan Bisnis UKMK Sektor Non Agribis
pengembangan
sebagai

bisnis

UKMK

pedoman

dalam

memberikan layanan pengembangan
bisnis,

khususnya

UKMK

non

B. Tujuan
Melakukan

UKMK
pedoman

penyusunan

manual

pengembangan

bisnis

Non

Agribis

lembaga

pengembangan

C. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan

bisnis

adalah

tersusunnya

manual

layanan

pengembangan

bisnis

UKMK

non

pedoman

agribis

lembaga

layanan

pengembangan

layanan

memberikan layanan pengembangan

dalam

bisnis UKMK khususnya UKMK
Non Agribis.

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

bisnis

sebagai

sebagai

memberikan layanan pengembangan

40

Non Agribis.

ini

agribis.

layanan

bisnis UKMK khususnya UKMK

dalam