JURNAL DEVI C0612013

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

VISUALISASI GAJAH SIRKUS DALAM KARYA SENI LUKIS
Oleh:
Defi Nurmalita, Narsen Afatara, Yayan Suherlan
Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret,
Jln. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah, 57126.
e-mail: devinurmlita@ymail.com, Hp: 089639022490
Abstract
This journal serves informations about visualizing process from the writer”s reinterpret in the
form of painting artwork using acrylic paint on canvas, and using circus elephant as the main idea.
The problem that will be discussed among others about circus elephant attractions. Circus elephant
attractions then becomes subject matter. Elephant is one of animal that has big-sized body. Other
then it’s big body size, elephant also has a smart brain. The smartness the elephant have gives
elephant the abilities to learn many things. This ability has been used by some people as one of
entertainment object, they were taught attractions that can draw attention and entertain people.With
the circus elephant as the main idea, the writer reinterpreted circus elephant attraction and visualized
it as the result of writer’s reinterpret using painting art as the media. The writer used soft stroke
technique, with acrylic paint on canvas as the media. With the writer;s mastery technique of art, the

writer hopes this artwork could be appreciated by everyone.

Keywords: elephan, circus, painting.
1. Pendahuluan
Gajah merupakan hewan darat
terbesar di dunia. Terdapat dua spesies
gajah di dunia yaitu Gajah Asia (dulu
dikenal dengan nama Gajah India) dan
Gajah Afrika. Periode kehamilan gajah
adalah 22 bulan, terlama dibandingkan
hewan darat lainnya. Berat anak gajah
pada umumnya 120 kilogram. Seekor
gajah bisa hidup selama 70 tahun. Gajah
memiliki ciri-ciri khusus,
yang paling
mencolok adalah belalai atau proboscis
yang digunakan untuk banyak hal,
terutama untuk bernapas, menghisap air,
mengambil benda dan menjangkau dan
mengangkut makanan kemulutnya. Gajah

adalah salah satu diantara hewan
terpandai dan memiliki otak yang sangat
berkembang. Gajah memiliki memori yang
tajam. Pada saat pertunjukan sirkus
banyak sekali tingkah laku gajah yang
menarik jika diamati. Dengan bentuknya
yang besar, belalainya yang panjang dan
lentur membuat gajah lebih menarik.
Gajah mempunyai otak cerdas. Berkat
2.
bakat
kepandaian
gajah,
gajah
disimbolkan sebagai simbol kecerdasan.
Banyak sekali tingkah laku gajah sirkus
yang membuat kita tertarik untuk
melihatnya. Penulis tertarik dengan tema
sirkus gajah karana dari pengalamancommit to
ketika melihat sirkus gajah, dari situ gajah

terlihat lucu dan cerdas.
1

Pada karya Moh Yusof Bin Ismail
menggambarkan dunia hewan gajah, dan
berbagai
bentuk
hewan.
Serta
menambahkan teks dan pidato yang
ditampakkan
untuk
menandakan
percakapan macam antara objek dan
lukisan. Karya kedua Edi Harra yang
menggambarkan
dunia
hewan
phantasmical, ikan, gajah, dan berbagai
bentuk hewan, seperti cumi-cumi kecil

begitu sering ditampilkan atau mickey
mouse, menambahkan teks dan pidato
yang ditampakkan untuk menandakan
percakapan macam antara objek dalam
lukisan.
Perbedaan karya penulis dengan
yang lain ialah mengambilan gambar
dunia hewan yaitu tingkah laku gajah
pada saat sirkus. Dalam mewujudkan
karya seni agar terlihat lebih menarik dan
beda dari karya-karya sebelumnya penulis
mengangkat tema gajah sirkus ke dalam
karyanya seni lukis.
Pembahasan
a. Gajah
Gajah merupakan hewan darat
terbesar di dunia. Gajah memiliki ciriciri khusus, dengan yang paling
user mencolok adalah belalai atau
proboscis yang digunakan untuk
banyak hal, terutama untuk bernapas,


perpustakaan.uns.ac.id
menghisap air, mengambil benda,
menjangkau
dan
mengangkut
makanan
kemulutnya.
Indera
penciuman gajah empat kali lebih
sensitif dari anjing pemburu darah.
Kemampuan belalai untuk melintir
dan
melingkar
memungkinkan
pengambilan
makanan,
bergelut
dengan sesamanya, dan mengangkat
beban dengan massa hingga 350 kg.


Gambar 1. Gajah Asia
(Sumber: http://www.pulsk.com)
01/09/2015/20.45WIB
Belalai
gajah
dapat
pula
digunakan untuk menyeka mata dan
memeriksa lubang pada tubuh, serta
untuk membuka kulit kacang tanpa
memecahkan
isinya.
Belalainya,
gajah dapat menjangkau ketinggian
hingga 7 m dan menggali untuk
menemukan air dibawah lumpur atau
pasir.
Individu
gajah

dapat
menunjukkan preferensi lateralnya
saat sedang menggapai sesuatu
dengan
menggunakan
belalai.
Beberapa cenderung melintirkan
belalainya ke arah kiri, sementara
yang lain ke arah kanan. Gajah dapat
menghisap air untuk diminum atau
disiramkan ke tubuh mereka. Gajah
Asia dewasa dapat menampung 8.5 L
air
dibelalainya.
Mereka
juga
menyemprotkan debu atau rumput
pada diri mereka sendiri. Saat berada
dibawah air, gajah menggunakan
belalainya untuk bernapas. (Nurlailah,

2013:1)
b. Sirkus
Sirkus adalah sekelompok orang
yang berkelana untuk menghibur
penonton dengan atraksi akrobat,
badut, binatang terlatih, aksi trapeze,
berjalan diatas tali, juggling, sepeda
roda satu, dan hiburan-hiburan
lainnya.
Kata
ini
juga
mendeskripsikan
kegiatan
yang
mereka lakukan, yang biasanyacommit to
merupakan atraksi.

digilib.uns.ac.id2
Keberadaan gajah di kebun binatang

telah
menjadi
subjek
kontroversi.
Pendukung kebun binatang meyakini
bahwa keberadaan gajah memberikan
kemudahan akses bagi para peneliti dan
menyediakan uang dan keahlian untuk
melestarikan habitat alami mereka. Selain
itu, kebun binatang dikatakan dapat
mengamankan spesies. Sementara itu,
kritikus mengklaim bahwa gajah-gajah
dikebun binatang mengalami tekanan fisik
dan
mental.
Selain
itu,
gajah
dipenangkaran
menunjukkan

perilaku
stereotipi
(perilaku
repetitif
karena
kurangnya stimulasi untuk hewan) dengan
bergerak maju mundur atau menggoyanggoyangkan belalai. Perilaku seperti ini
telah diamati pada 54% gajah dikebun
binatang di Britania Raya. Lebih lagi,
gajah-gajah di kebun binatang tampaknya
memiliki jangka waktu kehidupan yang
lebih pendek dari gajah di alam bebas,
yaitu 17 tahun. Namun, penelitian lain
menunjukkan bahwa gajah di kebun
binatang hidup sama lamanya dengan
gajah
di
alam
bebas
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah).

Dengan memiliki otak yang cedas
gajah dapat dilatih untuk pertunjukan
sirkus. Beberapa tingkah laku gajah yang
biasanya dilakukan di dalam pertujukan
sirkus. Gajah dapat dilatih untuk berdiri
menggunakan dua kaki dan di latih duduk.
Selain itu banyak sekali permainan yang
dilakukan gajah dalam pertunjukan sirkus
seperti bermain bola, melukis, menghitung,
dan berjoget.
Sekolah gajah di Indonesia,
didirikan pertama kali pada tahun 1995 di
suaka mergasata (sekarang Taman
Nasional) Lampung Tengah. Gajah
pengganggu ditangkap dengan senapan
bius. Gajah ini kemudian diangkut dengan
truk ke sekolah gajah terdekat. Disitu,
gajah dari hasil penangkapan dengan
perlakuan dan pengamanan khusus
diadaptasikan dengan lingkungan baru
selama kurang lebih 20 hari. Gajah
diperkenalkan dengan lingkungan para
calon pelatihnya. Setelah masa adaptasi
selesai, gajah dimasukkan ke tempat
penjinakan. Ditempat penjinakan, gajah
diajari mengangkat kaki kanan dan kiri,
berhenti, lari dan sebagainya. Masa
penjinakan memakan waktu 3 sampai 6
bulan, dan disebut latihan tingkat dasar.
Seterusnya gajah naik ketingkat
lanjutan.
Disini diajarkan keterampilan
user
umum. Kemudian memasuki tingkat
spesialisasi, gajah-gajah dilatih sesuai

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id3

4. ESTETIKA DAN KEHIDUPAN PADA
GAJAH
Istilah
keindahan
tidak
lagi
mempunyai tempat yang terpenting dalam
estetika karena bersifat taksa untuk
menyebut berbagai hal, bersifat longgar
untuk dimuati bermacam ciri dan juga
subjektif untuk menyatakan penilaian
pribadi. Orang dapat menilai indah sebuah
patung yang bentuknya tengkurep, sebuah
lagu yang nadanya selaras atau sebuah
sajak yang isinya menggugah perasaan.
Orang menyebut setangkai bunga yang
warna-warni sebagai hal yang indah dan
suatu pemandangan alam yang indah.
Konsep yang besifat demikian itu sulit
dijadikan dasar untuk menyusun suatu
teori dalam estetik (Dharsono, 2004:12).
Setiap orang memiliki penilaian
keindahan tersendiri dalam melihat
sesuatu. Keindahan yang dirasakan
seseorang setiap kali melihat bisa berasal
dari pengalaman atau kesenangan batin
tersendiri. Louis Kattsof, menyatakan
bahwa estetika adalah cabang filsafat
3. ATRAKSI GAJAH SIRKUS
yang berkaitan dengan batasan rakitan
(structure) dan perasaan (role) dari
Bayak sekali tingkah laku gajah sirkus
keindahan,
khususnya
dalam
seni.
yang menarik jika diamati. Bentuknya
Estetika diartikan secara sempit menurut
yang besar, belalainya yang panjang dan
Louis sebagai filsafat yang memperhatikan
lentur membuat gajah lebih menarik.
atau berhubungan dengan segala sesuatu
Gajah mempunyai otak cerdas. Banyak
yang indah pada alam dan seni (Dharsono
sekali tingkah laku gajah sehari-hari yang
2004: 10). Sesuatu dapat dikatakan indah
membuat tertarik untuk melihatnya.
tidak hanya
dilihat dari satu sudut
Seperti mengibas-ngibas telinganya untuk
pandang saja,
karena keindahan
membantu mengeluarkan panas tubuh
biasanya berasal dari pengalaman batin
yang berlebih. Belalai gajah atau
seseorang.
proboscis yang digunakan untuk banyak
Setiap orang memiliki sudut pandang
hal, mengambil benda dan menjangkau,
tentang estetika seperti halnya penulis
minum
dan
mengangkut
makanan
menganggap gajah memiliki suatu yang
kemulutnya. Pada saat pertujukan sirkus
indah. Penulis melihat sisi keindahan pada
gajah tidak kalah menariknya, yaitu
dengan bermain hula hoop, menari,
gajah pada saat gajah sedang makan
menggunakan belalainya yang lentur
berinteraksi
dengan
temannnya,
yang seolah-olah belalainya adalah
menunjukan kemampuannya di atas
tangannya. Selain itu keindahan yang
panggung, bermain kereta api dan lain
dilihat pada tekstur keras dan kasar pada
sebagainya.
tubuh gajah. Gading yang terletak didekat
Disaat pertunjukan sirkus dimulai,
mulut gajah menambah kesan gagah pada
orang-orang mulai memasuki tenda sirkus.
hewan bertubuh besar ini. Hal seperti ini
Di
tengah-tengah
berdirilah
sang
yang di anggap penulis sebuah keindahan.
pemimpin sirkus. Pemain band mulai
Karena
keindahan
manyangkut
memainkan musik dan Parade Masuk
pengalaman estetis dari seseorang dalam
dimulai. Semua pemain berjalan masuk
hubungan dengan segala sesuatu yang di
dan mengelilingi lingkaran. Ketika parade
serapnya.
berakhir, sang pemimpin meniup peluit
Penulis mengangkat tema gajah
dan lingkarang sirkus menjadi hidup.
berdasarkan dari sebuah pengalaman.
Keluarlah gajah yang menari waltz, gajah
bermain, dan pertunjukan hewan lainnya.
Bentuk gajah yang menarik menjadikan
(https://id.m.Wikipedia.org)
ide dalam pembuatan karya seni lukis.
commit to user
Dari sebuah pengalaman penulis ingin
menggambarkan bentuk gajah yang tidak
dengan
kebutuhan
manusia.
Guna
memeriahkan pembukaan acara. Misalnya
gajah dilatih bermain sepak bola guna
untuk pembukaan acara Visit Indonesia,
gajah dilatih sebagai atraksi wisata. Gajah
juga di latih untuk pengamanan di hutan.
Untuk menarik kayu tebangan menuju
tempat pengumpulan. Gajah
pemburu
yang di manfaatkan untuk mengiringi atau
menangkap gajah liar, juga di latih
disekolah gajah ini. Ternyata gajah juga
memiiliki daya ingat dan kepandaian lebih
dari hewan-hewan lainnya. Gajah mudah
menyerap apa yang diajarkan manusia.
Gajah yang sudah terlatih disekolah
gajah
banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan rekreasi atau pariwisata di
kebun binatang, sirkus, taman hutan raya
di Jawa dan di Sumatra. Dengan cara ini,
gajah menjadi sahabat yang dapat
membantu aktifitas manusia. Gajah yang
semula dianggap sebagai penggangu
dapat hidup damai berdampingan dengan
manusia.

perpustakaan.uns.ac.id
hanya bisa dinikmati secara langsung
namun bisa juga dinikmati lewat sebuah
lukisan. Untuk mewujudkan karya seni
agar telihat lebih menarik dan unik, penulis
menggunakan cat air dengan warna-warna
yang cerah atau pastel. Perubahan yang
dilakukan bentuk proposional menjadi
perubahan bentuk menjadi sesuatu yang
bisa disebut karya lukis.
a. Konsep Perwujudan Gajah Sirkus
Subject Matter dalam seni adalah
sesuatu (persoalan) yang akan diungkap
pada suatu karya dan oleh karena itu
sering kali juga disebut pokok – soal atau
tema. Dengan kata lain, subject metter
adalah apa–apa yang diungkapkan dalam
suatu karya (P. Mulyadi, 1998: 15).
Subject Matter merupakan pokok
masalah dan dengan masalah ini
seniman berkarya. Gajah sirkus sebagai
subjek
matter
perupa
dalam
mengekspresikan menggunakan bahas
simbol yang divisualisasika bentuk dan
medium yang di sesuaikan. Lewat
interaksi simbolisme yang baik, bentuk
yang dihadirkan dapat diapresiasi dengan
baik pula oleh penikmat, sesuai dengan
kepekaan dan pengalaman estetiknya
masing-masing. Dalam karya ini terdapat
unsur-unsur seni rupa, berupa garis,
bidang, warna, dan tekstur
Perpaduan sejumlah titik-titik yang
sejajar dan sama besar. Garis memiliki
dimensi memanjang juga punya arah,
bisa panjang, pendek, halus, tebal,
berombak melengkung, serta lurus. Hal
inilah yang menjadi ukuran garis. Garis
memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni
ukuran yang panjang-pendek, tinggirendah,
besar-kecil,
tebal-tipis.
Sedangkan arah garis ada tiga:
horizontal, vertikal, diagonal, meskipun
garis bisa melengkung, bergerigi maupun
acak (Mikke Susanto, 2011: 148). Garis
yang dimunculkan dalam karya penulis
adalah garis-garis seperti garis lengkung,
garis zig-zag, dan garis gabungan.
Warna umumnya sering digunakan
sebagai sebuah estetika dan media
komunikasi. Tanpa disadari, warna
memberikan banyak identifikasi khusus
tertentu untuk hal-hal yang menjelaskan
waktu, tempat, dan situasi. Salah satu
peran terbesar dari permainan warna
adalah untuk mempengaruhi jiwa dan
pemikiran manusia, bahwa warna mampu
membangkitkan emosi kita. Walaupuncommit to
banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari secara praktis, warna di

digilib.uns.ac.id4
Indonesia masih bersifat simbolis dan
dekoratif (Darmaprawira, 2002:103-104).
Penulis memanfaatkan beberapa warna
sebagai simbol.
Bidang
iseometric
dan
non
iseometric, selain kedua bidang tersebut
terdapat bidang yang bersifat maya, yaitu
bidang yang seolah meliuk, bentuk
bidang yang seolah miring membentuk
sudut, bentuk bidang yang seolah
bersudut-sudut, dan bentuk bidang
gabungan (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009:
104). Pada karya penulis yang sering
dimunculkan adalah bidang geometrik
dsn bidang biomorfik.
Tekstur adalah kesan halus dan
kasarnya suatu permukaan lukisan atau
gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya
permukaan suatu lukisan atau gambar.
Tekstur juga merupakan rona visual yang
menegaskan karakter suatu benda yang
dilukis atau digambar. Ada dua macam
jenis tekstur atau barik. Pertama adalah
tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya
nyata atau cocok antara tampak dengan
nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan
menampakkan tekstur yang kasar, ketika
lukisan tersebut diraba, maka yang
dirasakan adalah rasa kasar sesuai
tekstur lukisan tersebut. Sebaliknya
kedua, tekstur semu memberikan kesan
kasar karena penguasaan teknik gelap
terang pelukisnya, ketika diraba maka
rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru
sangat halus. (Nooryan, 2008:101).
Tekstur dalam karya penulis adalah
tekstur semu, yang terjadi karena penulis
mengkombinasikan
warna
sehingga
membuat kesan bertekstur.
Kesatuan atau keutuhan merupakan
salah satu prinsip dasar seni rupa.
Kesatuan dapat juga disebut keutuhan
seluruh bagian-bagian atau semua unsur
menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya
satu kesatuan, sebuah karya seni tidak
sempurna atau tidak enak untuk dilihat.
Prinsip kesatuan sesungguhnya "adanya
saling hubungan" antar unsur yang
disusun di dalam karya seni (Sadjiman,
2009: 213). Kesatuan dalam karya
penulis adalah penggabungan objek
karakter dengan unsur lain seperti
penggambaran benda-benda yang ada di
alam,
juga
penulis
menampilkan
background pada karya penulis.
Persesuaian
materi-materi
dari
ukuran berat dan memberi tekanan pada
stabilitas suatu komposisi karya (Mikke,
user
2011: 46). Keseimbangan merupakan
suatu keadaan, semua bagian sebuah

digilib.uns.ac.id5

perpustakaan.uns.ac.id
karya seni tidak ada yang lebih dibebani.
Sebuah karya seni dikatakan seimbang
manakala di semua bagian pada karya
bebannya sama, sehingga pada karya
tersebut akan membawa rasa tenang dan
enak dilihat, di dalam keseimbangan ada
keseimbangan
simetri
(symmetrical
balance),
keseimbangan
memancar
(radial balance), keseimbangan sederajat
(obvious balance) (Sadjiman, 2009: 237).
Karya penulis akan menggunakan
perpaduan
antara
keseimbangan
simetris, asimetris dan keseimbangan
sederajat, agar karya tersebut terlihat
dinamis, tidak kaku, dan terkesan hidup.
Ritme (keselarasan) suatu istilah
yang biasanya dipakai di dalam musik
dan puisi. Ritme pada seni rupa berarti
suatu susunan teratur yang ditimbulkan
dari pengulangan sebuah atau beberapa
unsur sehingga menimbulkan gerak
karena pengulangan objek yang satu ke
objek yang lainnya (Arfial, 1997: 18).
Pada karya penulis juga menggunakan
ritme, yang muncul dari penggunaan
warna dan garis yang berulang-ulang
atau
pengulangan
yang
bersifat
konsisten.
5. Deskripsi Karya
Karya yang sudah selesai kemudian
dikelompokan menjadi 13 judul beberapa
di antaranya ialah Gajah Sirkus, Imajinasi
Gajah,
Gajah
dan
Atraksinya,
Kecerdasan Gajah, Payung Gajah dan
Kerea Gajah.
Berikut beberapa contoh karya dan
diskripsinya:
a. Karya 1

Gambar 2. Gajah Sirkus
Sumber: (Dokumentasi Devi, 2016)
Karya pertama yang berjudul
“GAJAH SIRKUS” dengan menunjukkan
suasana pertunjukan sirkus. Gajah yangcommit to
seakan-akan muncul dari dalam tenda
menujukkan tingkah laku gajah memberi

salam selamat datang. Terdapat dua
gajah yang dimunculkan pada karya,
yaitu gajah laki-laki dan perempuan.
Simbol yang diberikan pada kelamin
gajah yaitu dengan memberikan asesoris
pada gajah yaitu pita dan topi. Topi dan
pita yang digukan gajah terkesan lebih
menarik. Suasana di dalam area
pertujukkan sirkus dimunculkan dalam
karya ini, yaitu dengan terlihat terdapat
tenda sirku, badut, pawang sirkus, biang
lala, dan komedi putar. Tenda sirkus
bermotif garis ini tampak nyata dan tidak
menambahkan
ornamen
sedikitpun.
Warna yang digunakan tenda yaitu warna
merah, orange, dan biru. Terlihat di
samping kiri terlihat badut yang sedang
menggenggam balon. Badut yang cukup
menarik berkostum sangat meriah. Balonbolon yang di genggam juga tidak kalah
meriah yaitu menggunakan warna-warna
cerah, kuning merah dan hijau. Pawang
gajah yang menggunakan kostum seperti
pesulap atau terkesan gelap. Warna yang
digunakan yaitu warna hitam dan coklat.
Biang lala yang ditumbulkan hanyalah
bayangan, atau terlihat tampak seperti
jauh. Biang lala terlihat jauh cukup terlihat
dengan pengunaan pada warna, yaitu
menggunakan satu warna yaitu warna
biru tua dan hanya menggunakan garis.
Komedi putar yang dimunculkan yang
seolah- olah sedang berputar. Warna
yang digunakan pada komedi putar
terkesan menarik karena menggukan
warna-warna cerah.
Teknik yang digunakan dalam
pembutan karya ini menggunakan teknik
sapuan halus. Penulis memilih teknik ini
karena dengan teknik ini dapat mewakili
ide
dan
konsep
penulis
yang
menggunakan banyak warna dalam
karyanya.
Selain
itu
teknik
ini
membutuhkan
banyak
campuran
warnaagar dapat menghasilkan banyak
warna.
Proses pembutan karya dilakukan
dalam 3 hari dimana 2 hari proses satu
karya dan 1 hari pengeringan karya.
Penyajian merupakan tahap terakhir pada
proses pembuatan karya. Penyajian ini
disajikan dengan menggunakan bingkai
spanram setebal 4-5 cm. Bingkai
spanram yang digunakan adalah bingkai
minimalis dengan warna asli pada kayu
atau kayu mentah yang sesuai dengan
konsep visual karya.

user

digilib.uns.ac.id6

perpustakaan.uns.ac.id
c. Karya 3

b. Karya 2

Gambar 3. Kereta Gajah
Sumber: (Dokumentasi Devi, 2016)

Gambar 3. Imajinasi Gajah
Sumber: (Dokumentasi Devi, 2016)
Karya yang berjudul “Imajinasi
Gajah”. Visualisasi denganmenekankan
bentuk karakter gajah ini mengambil ide
berdasarkan
pengalaman
penulis
terhadap sirkus gajah. Gajah yang
sedang berimajinasi.
Pemilihan warna pada karya tidak
terlalu terang.warna hijau tosca, biru
muda, abu-abu muda, ungu tua, ungu
muda, hijau tua, kuning, merah hati, dan
kuning muda. warna-warna tersebut
dapat memberikan kesan senang serta
simbol dari petualangan optimisme.
Karakter inilah yang sesuai dengan
konsep “Imajinasi Gajah”.
Karya
“Imajinasii
Gajah”
ini
berukuran 60x60cm. Teknik dalam
pembuatan karya ini mengunakan teknik
sapuhan halus. Teknik ini dipilih karena
disesuaikan dengan karya yang dibuat
yaitu bentuk lukisan 2 dimesi. Bentuk 2
dimensi cendurung menggunakan teknik
sapuahan
halus
untuk
menjaga
persefektif serta terjadi distorsi pada
bentuk karya. Proses pembuatan karya
dilakukan dalam 3 hari. Sementara
pengeringan dilakukan 1 hari.
Proses selanjutnya penyajian karya
menggunakan bingkai spanram setebal 45 cm. Bingkai spanram yang digunakan
adalah bingkai minimalis dengan asli
pada kayu atau kayu alam.

Karya yang berjudul “Kereta Gajah”.
Visualisasi dengan menekankan bentuk
karakter gajah ini mengambil
ide
berdasarkan
pengalaman
penulis
terhadap sirkus gajah. Gajah dan anak
gajah yang sedang bermain kereta
mengelilingi area sirkus. Kostum gajah
yang menarik dengan ornamen-ornamen
yang sesuai dan memberi kesan meriah.
Dalam karya “ Kereta Gajah” ini seperti
menunjukkan keluarga gajah yaitu bapak,
ibu, dan anak gajah. Objek-obek
pendukung karakter gajah, dengan gajah
tambahan topi, mahkota, payung, bola,
hula hoop, dan kalung yang di gunakan
gajah. Keceriaan tampak sekali dalam
karya ini melalui warna-warna yang cerah
dan selaras. Warna-warna yang di
gunakan yaitu biru hijau merah muda,
coklat tua, coklat muda dan putih tulang.
Teknik yang digunakan dalam
pembutan karya ini menggunakan teknik
sapuan halus. Penulis memilih teknik ini
karena dengan teknik ini dapat mewakili
ide
dan
konsep
penulis
yang
menggunakan banyak warna dalam
karyanya.
Selain
itu
teknik
ini
membutuhkan
banyak
campuran
warnaagar dapat menghasilkan banyak
warna.
Proses pembutan karya dilakukan
dalam 3 hari dimana 2 hari proses satu
karya dan 1 hari pengeringan karya.
Penyajian merupakan tahap terakhir pada
proses pembuatan karya. Penyajian ini
disajikan dengan menggunakan bingkai
spanram setebal 4-5 cm. Bingkai
spanram yang digunakan adalah bingkai
minimalis dengan warna asli pada kayu
atau kayu mentah yang sesuai dengan
konsep visual karya.

commit to user

digilib.uns.ac.id7

perpustakaan.uns.ac.id
d. Karya 4

Gambar 3. Kecerdasan Gajah
Sumber: (Dokumentasi Devi, 2016)

6. Penutup
Ketertarikan
penulis
dengan
pertujukan sirkus mempertemukan penulis
dengan gajah sirkus yang menurut penulis
menarik karena kecerdasannya dalam
melakukan berbagai atraksi, sehingga
penulis ingin menggunakan tokoh tersebut
menjadi
subject
matter
dan
menvisulisasikannya ke dalam bentuk
lukisan,
penulis mengangkat macammacam atraksi gajah pada sirkus, dalam
hal
ini
penulis
berharap
dan
memberikansaran kepada pembaca untuk
lebih memperhatikan gajah sebagai salah
satu hewan yang memiliki tingkat
kecerdasan tinggi dan sebagai salah satu
hewan yang terancam punah yang perlu
dilestarikan, selain dari sekedar hewan
sirkus yang melakukan atraksi yang
menarik dan menghibur.

Pemilihan visual pada karya ini
disesuaikan dengan hewan gajah yang
berasa di ruang lingkup pertunjukan
sirkus dimana karya ini menunjukan
pemikiran otak gajah sirkus. Terdapat
tenda sirkus yang berada diatas kepala
gajah yang menceritakan pemikiran gajah
sirkus di dalam tenda. Di dalam karya
“Kecerdasan Gajah” cukup banyak
memunculkan banyak ornamen-ornamen
yang membuat karya semakin menarik.
Ornamen yang digunakan dalam karya
“Kecerdasan Gajah” menggunakan garis
lurus,
lengkung,
dan
lingkaran.
Pemilihan warna pada karya pada karya
“Kecerdasan Gajah” yaitu warna abu-abu,
hitam, coklat tua, biru, dan merah.
Teknik yang digunakan dalam
pembutan karya ini menggunakan teknik
sapuan halus. Penulis memilih teknik ini
karena dengan teknik ini dapat mewakili
ide
dan
konsep
penulis
yang
menggunakan banyak warna dalam
karyanya.
Selain
itu
teknik
ini
membutuhkan banyak campuran warna
agar dapat menghasilkan banyak warna.
Proses pembutan karya dilakukan
dalam 3 hari dimana 2 hari proses
pengerjaan karya dan 1 hari pengeringan
karya. Penyajian merupakan tahap
terakhir pada proses pembuatan karya.
Penyajian
ini
disajikan
dengan
menggunakan bingkai spanram setebal 45 cm. Bingkai spanram yang digunakan
adalah bingkai minimalis dengan warna
asli pada kayu atau kayu mentah yangcommit to
sesuai dengan konsep visual karya.

Dengan
keindahan
gajah
menggugah masyarakat untuk lebih
mencintai keberadaan gajah. Dalam upaya
pelestarian hewan gajah melalui explorasi
visual, kepandaian, dan kemampuan gajah
perlu dilakukan penelitian atau kajian
yang lebih mendalam.
Daftar Pustaka
Arfial Arsad Hakim. 1997. Nirmana
Dwimatra. Surakarta: UNS Press.
B.S. Myers. 1961. Understanding the Art.
New York: Reinhart & Winston.
Darmaprawira, S. 2002. Warna Teori dan
Kreatifitas
Penggunaannya.
Bandung: ITB.
Darsono Sony Kartika, Nanang Ganda
Prawira. 2004. Pengantar Estetika.
Bandung: Rekayasa Sains.
Mikke Susanto. 2011. Diksi Rupa.
Yogyakarta: DictiArt Lab, Yogyakarta
& Jagad Art Space, Bali.
Nurlailah.
2013.
Hewan
Mamalia.
Bandung: Penerbit Yrama Widya
Nooryan Bahari. 2008. Kritik Seni Wacana,
Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
P. Mulyadi. 1997. Pengetahuan Seni.
Surakarta: UNS Press.
Sadjiman Ebdi Sanyoto. 2009. Nirmana,
Elemen-elemen Seni dan Desain.
Yogyakarta: Jalasutra.
Sumber lain :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah/ di akses
user
pada tgl 14/04/2016 22:02 WIB

digilib.uns.ac.id8

perpustakaan.uns.ac.id
http://www.pulsk.com/GajahAsia.jpg
diunduh pada 14/04/2016 22:30 WIB
https://id.m.Wikipedia.org/di akses pada tgl
20/04/2016 21:02 WIB

commit to user