Interferensi gramatikal bahasa jawa ke dalam bahasa indonesia dalam karangan siswa smp negeri 1 Surakarta Studi Kasus di SMP Negeri 1 Surakarta JURNAL TESIS

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
1

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA JAWA KE DALAM
BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA
SMP NEGERI 1 SURAKARTA
(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Surakarta)

ARTIKEL ILMIAH

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:
ROCHWATI
S8404011

PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

Seorang

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia adalah bangsa

bilinguis.

dwibahasawan

memiliki


atau

kemampuan

multikultural dan multilingual. Ada

menggunakan dua bahasa ––bahasa

beratus-ratus suku bangsa dengan

daerah

bahasa lokal atau bahasa daerah.

sekaligus pada satu kesempatan yang

Dalam pemetaan bahasa oleh Pusat

sama secara bergantian (Mackey


Pembinaan

dan

dalam Chaer dan Agustina 1995:

Bahasa,

Indonesia

di

Pengembangan
setidaknya

dan

bahasa


nasional––

115).
Komunikasi

terdapat 726 bahasa daerah. Jumlah

dengan

penutur bahasa daerah ini sangat

menggunakan

beragam, dari kisaran ratusan orang,

seorang dwibahasawan sangat rawan

seperti bahasa daerah di suku-suku

menimbulkan


pedalaman

interferensi dalam ilmu linguistik

Papua,

hingga

yang

dua

bahasa

interferensi.

Istilah

memiliki populasi penutur mencapai


pertama

tak kurang dari 50 juta penutur,

Weinreich (1968: 1) sebagai suatu

seperti bahasa Jawa (Chaer dan

gambaran adanya perubahan sistem

Agustina 1995: 294).

suatu

Terkait
bahasa

dengan


Indonesia

keberadaan

selaku

bahasa

nasional, keberadaan bahasa-bahasa

kali

oleh

bahasa

dikenalkan

yang


oleh

disebabkan

persentuhan bahasa tersebut dengan
unsur dari bahasa lain oleh penutur
dwibahasawan.

untuk

Interferensi atau penyimpangan

menimbulkan penyimpangan. Salah

bisa juga terjadi karena adanya

satu gejala penyimpangan yang bisa

penutur


merusak bahasa adalah interferensi

multibahasawan

bahasa. Fenomena interferensi bahasa

Dalam suatu peristiwa kontak antara

potensial terjadi pada masyarakat

bahasa, adalah sesuatu yang mungkin

penutur dwibahasa atau bilingualis

untuk terjadi suatu bahasa menjadi

yang

daerah


memiliki

biasa

masyarakat
Indonesia.

potensi

banyak

bahasa

atau

(multilinguis).

ditemukan

dalam


bahasa

multikultural

seperti

kejadian lain yang berbeda, suatu

commit tobahasa
user

donor,

menjadi

sementara

bahasa

dalam

resipien.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

Adanya

peristiwa

saling

serap

menjadi suatu yang umum dalam
suatu

kontak

bahasa

atau karangan siswa di SMP Negeri 1
Surakarta.

pada

dwibahasawan atau multibahasawan.
Masyarakat Jawa adalah salah

Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah untuk: (1) Mendeskripsikan
wujud-wujud

atau

bentuk-bentuk

satu suku bangsa di Indonesia yang

interferensi

cukup

bahasa Indonesia dalam karangan

dominan

dan

memiliki

bahasa

populasi penutur dwibahasawan dan

siswa

multibahasawan.

Mendeskripsikan

Penutur

beretnis

SMPN

1

Jawa

dalam

Surakarta,

(2)

faktor-faktor

Jawa yang menguasai bahasa lokal

penyebab

(bahasa Jawa) dan bahasa nasional

bahasa

(bahasa Indonesia) memiliki potensi

Indonesia dalam

besar

gejala

SMPN 1 Surakarta, (3) Mengetahui

interferensi. Gejala interferensi ini

persepsi guru terhadap terjadinya

kini

karena

interferensi bahasa Jawa ke dalam

teknologi

bahasa Indonesia dalam karangan

untuk

semakin

adanya

menciptakan

meningkat

perkembangan

munculnya

Jawa

ke

interferensi

dalam

bahasa

karangan

siswa

komunikasi yang sangat pesat yang

siswa

memudahkan kontak antar bahasa

Mengetahui persepsi siswa terhadap

dan

terjadinya interferensi bahasa Jawa ke

budaya

dalam

masyarakat

berbahasa Jawa.

dalam

SMPN

bahasa

1

Surakarta,

Indonesia

(4)

dalam

Melihat gejala besarnya potensi

karangan siswa SMPN 1 Surakarta,

interferensi bahasa lokal ke dalam

dan (5) Mengetahui jenis upaya guru

bahasa Indonesia sebagai bahasa

dalam

nasional,

akan

interferensi bahasa Jawa ke dalam

menelaah gejala-gejala interferensi

bahasa Indonesia dalam karangan

bahasa daerah dalam bahasa nasional

siswa SMPN 1 Surakarta.

penelitian

ini

mengatasi

terjadinya

tersebut. Interferensi bahasa yang
dikaji

secara

khusus

adalah

interferensi Bahasa Jawa ke dalam

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan

Bahasa Indonesia pada karya tulis
teknik pengumpulan data melalui
commit to user
dokumen, wawancara, perekaman,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

dan pengamatan. Subjek penelitian

Tipe III: Pembentukan kata ulang

adalah karya tulis atau karangan

(reduplikasi)

siswa SMPN 1 Surakarta beserta

Tipe IV

: Pembentukan
dengan sufiks (an-).

siswa dan guru terkait di sekolah
yang sama pada rentang waktu bulan

kata

Tipe V

: Pembentukan

kata

Januari 2014 hingga Juni 2014.

dengan konfiks (ke-/-

Semua data direduksi sesuai dengan

an).

proses

Untuk kategori interferensi

pengambilan sampel dan diuji demi

sintaksis terbagi dalam 5 (lima) tipe,

validitas

yakni:

tujuan

penelitian

data

dalam

dengan

proses

Tipe I

triangulasi data.

: Penggunaan

bentuk

(-

nya)
Tipe II

HASIL PENELITIAN

: Penggunaan kata hubung
‘kalau’ dan ‘maka.

Berikut disajikan hasil dari
penelitian

setelah

menelaah

dan

Tipe III

: Penggunaan kata depan
‘di’

mencermati data di lapangan. Di sini
akan ditampilkan jenis interferensi

Tipe IV

kekerabatan

morfologi dan inteferensi sintaksis
dalam

karangan

siswa

yang

terkategorikan dalam beberapa tipe.
Jenis interferensi morfologis

: Penggunaan kata sapaan

Tipe V : Penggunaan klausa
Adapun
terjadinya

tentang

interferensi

penyebab
gramatikal

terbagi dalam 5 (lima) tipe, yakni:

bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia

Tipe I

kata

dalam karya karangan siswa adalah

(N-)

sebagai berikut:

: Pembentukan
dengan
serta

prefiks

kemungkinan

a. Proses

pembelajaran

bahasa

dengan

Indonesia disampaikan dengan

beralomorf /m-/, /n-/.

bahasa Indonesia kadang-kadang

/ng/, /ny/

bahasa Jawa. Hal ini disebabkan

kombinasinya

Tipe II: Pembentukan kata dengan
ater-ater (Q) zero.

adanya

kebiasaan

siswa

berkomunikasi
menggunakan
commit to user
bahasa Jawa di lingkungannya

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
5

baik dalam keluarga, masyarakat
dan sekolah.

Jawa

b. Kebiasaan siswa menggunakan
bahasa

Jawa

dalam

berkomunikasi sehari-hari dengan
lingkungannya.

ke

dalam

bahasa

Indonesia terjadi secara tidak
sengaja atau tidak disadari.
c. Interferensi gramatikal terjadi
karena akibat dari kebiasaan

c. Kebiasaan siswa menggunakan
bahasa Jawa terbawa pada waktu
proses

b. Interferensi gramatika bahasa

pembelajaran

bahasa

siswa

berkomunikasi

menggunakan bahasa Jawa
d. Interferensi

berdampak

Indonesia sehingga terjadi kontak

negatif kaena menyebabkan

bahasa dan transfer negatif.

terjadinya

d. Penggunaan

bahasa

Jawa

ke

kerusakan

berbahasa dan skill berbahasa

dalam bahasa Indonesia dalam

serta

mengakibatkan

proses

kemampuan

atau

pembelajaran

lebih

komunikatif dan efektif sehingga
pencapaian

pembelajaran

bisa

tercapai.

siswa tidak maksimal.
Sementara itu dalam persepsi
siswa, gejala interferensi gramatikal

Sementara
terhadap

tentang
gejala

persepsi
interferensi

gramatikal dalam karangan siswa
dijumpai

prestasi

di

lapangan

terdapat

berbedaan antara persepsi guru dan
siswa. Berikut adalah persepsi guru

dipahami sebagai berikut:
a) Pada

hakikatnya

merupakan suatu kesalahan.
b) Siswa belum mengerti kesalahan
itu disebut interferensi.
c) Kebiasaan siswa menggunakan

terkait dengan interferensi karangan

bahasa

siswa:

berkomunikasi

a. Transfer

gramatika

yang

hari

yang

transfer

penyebab
interferensi.

merupakan
terjadinya

Jawa

dalam
dengan

lingkunganya dalam hidup sehari-

berbeda dalam satu ke bahasa
lain

interferensi

menyebabkan
negatif

munculnya
ketika

menggunakan bahasa Indonesia.

d) Interferensi berdampak negatif
commit to user
karena menyebabkan terjadinya

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

kerusakan berbahasa dan skill

pembentukan kata bahasa Indonesia

berbahasa serta mengakibatkan

menyerap unsur bahasa asing (daerah).

kemampuan atau prestasi siswa

Penyerapan unsur bahasa Jawa ke

tidak maksimal.

dalam

Sementara cara atau langkah

pembentukan

Indonesia

kata

akan

bahasa

menciptakan

untuk mengatasi interferensi, ada

interferensi. Persentuhan unsur kedua

beberapa strategi atau beberapa cara

bahasa tersebut dapat menyebabkan

yang diupayakan guru, yakni:

perubahan

a) Membetulkan
interferensi
siswa

kesalahan

atau

yang dibuat

oleh

dengan

menunjukkan

b) Mengarahkan

siswa

untuk

yang

Sebagaimana diungkap Suwito
(1983:

55)

interferensi

terjadi

pembentukan

morfologi

apabila
kata

suatu

dalam
bahasa

membiasakan diri menggunakan

menyerap afiks-afiks bahasa lain.

bahasa yang sesuai sistem dalam

Afiks suatu bahasa digunakan untuk

bahasa Indonesia.

membentuk kata dalam bahasa lain.

c) Upaya

untuk

atau

Afiks adalah morfem imbuhan yang

mencegah terjadinya interfernsi

berupa awalan, akhiran, sisipan, serta

masing-masing

kombinasi

tergantung

mengatasi

guru

pada

kesabaran,

berbeda,

pemahaman,

pengetahuan,

ketekunan,
dan

keterampilan

Selain

afiks,

interferensi

morfologi

berupa

gejala-gejala
dapat

pula

berupa reduplikasi dan pemajemukan.
Berikut ini dipaparkan wujud
Inteferensi

PEMBAHASAN

yang dibahas dalam pembahasan ini
adalah jenis interferensi morfologis
interferensi

morfologis

berdasarkan

sesuai tipe-tipenya.

Dalam interferensi gramatikal

interferensi

afiks.

penambahan

guru.

dan

bahasa

bersangkutan.

dapat

kesalahannya.

sistem

sintaksis.

morfologis

Baik

Tipe I: Pembentukan kata dengan
prefiks

{N-}

memiliki

empat

kombinasi dalam karangan siswa,
yakni dengan alomorf /m-/:

maupun

sintaksis dapat terjadi apabila dalam
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

Indonesia. Interferensi terjadi dengan
Dulu dia sering minjam gitarku
ketika belum dibelikan ayahnya.
Kata minjam adalah kata
dalam bahasa Jawa dari kata pinjam +
prefiks

{N-}

Pembentukan

beralomorf
kata

/m-/.

minjam

ini

menunjukkan pengaruh bahasa Jawa
pada

siswa

dalam

berbahasa

Indonesia. Pada bahasa Indonesia

sangat jelas di sini. Adapun menurut
gramatika

bahasa

Indonesia

yang

baku, pembentukan kata yang benar
adalah fonem awal /t/ pada kata tonton
+ prefiks (me-) menjadi menonton.
Jadi, kalimat yang benar adalah:
Aku pernah menonton festival tari
meski pamanku sering
menceritakan itu.

yang baku fonem /p/ pada kata pinjam
+ prefiks (me-) menjadi meminjam.
Karena itulah, kalimat yang benar
dalam kaidah bahasa Indonesia baku
adalah:

Tipe I: Pembentukan kata dengan
prefiks {N-} memiliki empat
kombinasi dalam karangan siswa,
yakni dengan alomorf /ng /:

Dulu dia sering meminjam gitarku
ketika belum dibelikan ayahnya.

Kedua pamanku datang dari Yogya
dan nginep di rumah….

Tipe I: Pembentukan kata dengan
prefiks {N-} memiliki empat

Kata nginep berasal dari kata
inap + prefiks {N} dengan alomorf

kombinasi dalam karangan siswa,
yakni dengan alomorf /n/:

/ng-/.

meski pamanku sering

ini

dalam bahasa Indonesia. Penggunaan
kata ini ke dalam bahasa Indonesia

menceritakan itu.

merupakan bentuk interferensi dan
tidak

Kata nonton berasal dari kata
tonton + prefix {N-} beralomorf /n/.
Pola pembentukan kata dari bahasa
Jawa ini kurang tepat atau tidak sesuai
kaidah

kata

mempengaruhi pembentukan kalimat

Aku pernah nonton festival tari

dengan

Pembentukan

dalam

baku

dalam

tata

bahasa

Indonesia. Adapun menurut bahasa
Indonesia kata dasar inap + prefiks
{meng-} menjadi menginap. Kata inap

juga terpengaruh bahasa Jawa karena
bahasa
commit tovokal
user /a/ menjadi /e./ yang -tidak

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

sesuai

dengan

kaidah

bahasa

Akhirnya kami melanjutkan jalan-

Indonesia yang benar. Jadi, kalimat

jalan dan melihat-lihat barang di

yang benar adalah:

dalam mall.

Kedua pamanku datang dari Yogya
dan menginap di rumah….

Pembentukan

kata

dengan

ater-ater {O} = zero merupakan salah

Tipe I: Pembentukan kata dengan

satu wujud interferensi morfologis

prefiks

bahasa

{N-}

memiliki

empat

Jawa

ke

dalam

Bahasa

kombinasi dalam karangan siswa,

Indonesia. Pembentukan kata dengan

yakni dengan alomorf /ny/:

ater-ater {O} = zero berpengaruh

Untuk mengisi liburan saya dan

terhadap bentuk kata dalam bahasa

teman-teman nyari kegiatan….

Indonesia

yang

berprefiks

(ber-),

sehingga bentuk kata yang digunakan
Kata nyari berasal dari kata

tidak menggunakan prefiks (ber-).

dasar cari + prefiks {N} dengan

Tidak munculnya prefiks (ber-) karena

alomorf /ny-/. Pembentukan kata ini

dalam bahasa Jawa tidak memiliki

mempengaruhi pembentukan kalimat

prefiks

dalam bahasa Indonesia. Penggunaan

merupakan kata bahasa Jawa dengan

kata ini ke dalam bahasa Indonesia

ater-ater

merupakan bentuk interferensi dan

mempengaruhi tata kalimat dalam

merupakan

baku.

karangan siswa. Dengan demikian

Adapun menurut bahasa Indonesia

penggunaan kata jalan-jalan dalam

fonem awal /c/ pada kata dasar cari +

konteks bahasa Indonesia adalah salah

prefiks {meng-} menjadi mencari.

atau bukan kalimat baku. Dalam tata

Jadi, kalimat yang benar adalah:

bahasa Indonesia yang baku, kata

kalimat

tidak

(ber-).

{O}

Kata

=

jalan-jalan

zero

yang

jalan-jalan + perfiks {ber} akan
Untuk mengisi liburan saya dan

menjadi berjalan-jalan. Jadi, kalimat

teman-teman mencari kegiatan….

yang benar dan yang baku untuk
kalimat di atas adalah:

Tipe II: Pembentkan kata dengan
commit to user
ater-ater {O} = Zero.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

Akhirnya kami melanjutkan

tanda notasi /-/ sebagai penyambung.

berjalan-jalan dan melihat-lihat

Dalam pengulangan ini, interferensi

barang di dalam mall.

bahasa Jawa masuk atau diterapkan
dalam bahasa Indonesia. Jadi, kalimat

Tipe III: Pembentukan kata ulang

yang benar dan yang baku untuk

(reduplikasi).

kalimat

Dia hanya dudak-duduk dengan

Dia hanya duduk-duduk dengan

santainya….

santai….

di

atas

adalah:

Kata dudak-duduk berasal dari
kata dasar duduk. Pola pembentukan

Tipe IV: Pembentukan kata dengan

kata dudak-duduk jelas tidak baku

sufiks {-an}

karena dipengaruhi oleh kaidah sistem

...sambil menunggu kedatangan

pengulangan

omku tiba di Mojokerto karena

dalam

bahasa

Jawa.

Dalam pandangan bahasa Indonesia

masih ada kerjaan .

yang benar dan baku kata ulang
dilakukan dengan pengulangan penuh

Pembentukan

kata

dengan

tanpa perubahan vokal. Dalam kasus

sufiks (-an) bahasa Jawa ke dalam

ini,

bahasa Indonesia merupakan suatu

terjadi

pengulangan

interferensi
mengubah

karena

vokal

/u/

kesalahan atau interferensi. Meskipun

menjadi /a/. Pengulangan yang benar

bahasa Jawa dan bahasa Indonesia

dalam kaidah bahasa Indonesia adalah

memiliki sufiks (-an) dengan bentuk

duduk-duduk.

Pembentukan

kata

dan fungsi yang hampir sama, tetapi

terjadi

untuk

penerapannya tidaklah sama. Sebagai

menggambarkan suatu aktivitas yang

contoh pada kata benda dalam bahasa

dilakukan dalam frekuensi tinggi pada

Indonesia tidak mengenal sufiks (-an).

ulang

ini

suatu kata kerja. Kata ulang penuh

Kata

kerjaan

merupakan

dikenal dalam bahasa Indonesia dalam

bentuk interferensi dari bahasa Jawa,

wujud pengulangan kata dasar yang

yakni gawean yang diterapkan ke

sama,

dalam bahasa Indonesia. Ini adalah

baik seluruhnya maupun

sebagian (Rahman 1985:63). Jadi, kata
pilihan kata dan pola pembentukan
commit tokata
useryang salah dan tidak baku dalam
dasar akan diulang dua kali dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

sistem bahasa Indonesia. Kalimat yang

Semoga Cleo akan mendapatkan

benar seharusnya adalah:

jodohnya secepat mungkin.

....sambil

menunggu

kedatangan
Penggunaan

omku tiba di Mojokerto karena

bentuk

–nya

merupakan interferensi bahasa Jawa

masih bekerja.

berasal dari bentuk -ne atau –e (nipun
Tipe V: Pembentukan kata dengan

/ ipun dalam krama inggil) yang

konfiks { ke-/-an }

menyatakan hubungan makna posesif

....ternyata

ada

orang

yang

atau kepemilikan. Hubungan makna
posesif

kecopetan .

Seperti pada gejala prefiks (ke-

menurut

Sudaryanto

(1991:185) ialah hubungan makna

), konfiks (ke-/-an) bahasa Jawa

sebagai

diterapkan ke dalam bahasa Indonesia

memiliki antar ruas yang satu dengan

baku merupakan interferensi

atau

ruas

suatu

kata

Indonesia,

hasil

dinyatakan oleh hubungan dua kata

pembentukan kata dari bahasa Jawa

benda yang dinyatakan sehingga tidak

dari kata dasar copet + konfiks {ke-/-

perlu

an}. Pembentukan kata ini jelas tidak

lain/pronomina.

sesuai

gramatika

bentuk dan makna pemilikan tersebut,

bahasa Indonesia yang benar dan

maka penerapan sistem bahasa Jawa

baku. Menurut bahasa Indonesia yang

ke

baku, kata dasar copet

menimbulkan interferensi.

kesalahan.

kecopetan

Bentuk

merupakan

dengan

kaidah

mestinya

diberikan prefiks {di-}. Jadi, kalimat

yang

yang

dimiliki

lain.

dan

Dalam

bahasa

hubungan

posesif

ditambah

dalam

bentuk

Dengan

bahasa

yang

adanya

Indonesia

Kalimat contoh di atas berasal

yang benar adalah:

dari kalimat dalam bahasa Jawa:

....ternyata ada orang yang dicopet.

Mugo-mugo Cleo cepet entuk jodone.

Selanjutnya,
dipaparkan

wujud

ini

Bentuk –ne menyatakan posesi, yakni

Inteferensi

jodoh (milik) Cleo. Dalam bahasa

berikut

morfologis berdasarkan sesuai tipe-

Indonesia

baku

hubungan

yang

menyatakan milik dinyatakan oleh
Tipe I: Penggunaan bentuk –nya . commit to user
tipenya.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

hubungan dua kata benda. Dengan

Sebelum pulang saya berpamitan

demikian, kalimat yang benar adalah:

dengan om dan tanteku bahwa jam

Semoga Cleo akan mendapatkan

9 mau berangkat pulang ke Solo.

jodoh secepat mungkin.
Tipe III: penggunaan kata depan di:
Tipe II: Penggunaan kata hubung.

Di

Sebelum pulang saya berpamitan

keluargaku

saat

liburan

aku

pergi

bersama

ke

Jogja.

dengan om dan tanteku kalau jam 9
Penggunaan kata depan di

mau berangkat pulang ke Solo.

pada kalimat tersebut salah. Dalam
Kesalahan penggunaan kata
hubung

sebagai

kalau

interferensi

bahasa

akibat

dan

bahasa

Indonesia

bercampur.

yang

Terjadi penyerapan struktur kalimat

diterapkan dalam kalimat di atas tidak

dari bahasa Indonesia pada kata ’di’

tepat, karena sulitnya mencari padanan

yang mesti ’pada’ menurut struktur

kata Jawa yang tepat dalam bahasa

baahsa

Indonesia. Kata hubung- kalau berasal

Interferensi sintaksis dapat terlihat

dari bahasa Jawa ‘yen’. Kata hubung

pada penggunaan serpihan kata, frasa

‘kalau’

dan klausa dalam kalimat (Chaer dan

dalam

Jawa

kalimat ini struktur antara bahasa Jawa

bahasa

Indonesia

Indonesia

yang

maupun ‘yen’ dalam bahasa Jawa

Leonie, 1995:162).

menyatakan penanda syarat (Hasan

yang benar adalah:

Alwi

Pada saat liburan aku bersama

dkk,

1998:299,

Sudaryanto,

1991:119). Kalimat tersebut tidak
menyatakan

baku.

Adapun kalimat

keluargaku pergi ke Jogja.

hubungan

syarat/konjungtur subordinatif syarat,

Tipe IV: Penggunaan kata sapaan

tetapi

kekerabatan

sebagai

penanda

hubungan

penerangan, maka kata hubung yang

Awalnya keluargaku singgah dulu

tepat adalah ‘bahwa’. Jadi, kalimat

sementara

yang benar adalah:

ke rumah budheku di Mojokerto…..

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

Sementara itu, tentang proses

Wujud interferensi sintaksis
bahasa

Jawa

ke

dalam

bahasa

terjadinya

Interferensi
Jawa

Indonesia dalam kalimat di atas

Bahasa

terletak pada pengaruh pembentukan

Indonesia dalam Karangan Siswa

kata sapaan kekerabatan. Kata budhe

disebabkan oleh adanya kontak bahasa

atau bude dipakai oleh siswa. Kata

dan transfer bahasa yang dilakukan

sapaan kekerabatan budhe atau bude

oleh penutur bahasa Jawa sebagai

adalah kata sapaan kekerabatan dalam

dwibahasawan. Kontak bahasa secara

masyarakat Jawa. Kata ini tidak baku

langsung maupun tak langsung yang

dalam bahasa Indonesia, karena dalam

terjadi pada seorang dwuibahasawan

bahasa Indonesia dikenal kata ‘bibi’.

menyebabkan saling mempengaruhi

Jadi, kalimat yang benar adalah:

sistem maupun unsur bahasa yang

Awalnya keluargaku singgah dulu

berkontak

sementara ke rumah bibiku di

menimbulkan penyimpangan bahaas

Mojokerto…..

bahasa.
Dari

ke

Gramatikal

dalam

sehingga

penelaahan

Bahasa

dapat

terhadap

Tipe V: Penggunaan klausa :

karangan dan hasil wawancara ini

Berangkatnya jam 6 pagi.

terungkap adanya kontak bahasa yang

Kalimat di atas menunjukkan

terjadi pada karangan siswa. Ada

struktur kalimat yang salah. Adanya

gejala interferensi dalam karangan

penyimpangan unsur struktur kalimat

siswa, yakni interferensi bahasa Jawa

karena pengaruh struktur bahasa Jawa.

yang

Kalimat di atas berasal dari bahasa

dalam karangan berbahasa Indonesia

Jawa

yang merupakan bahasa keduanya.

Budhale

jam

enem

esuk.

merupakaan

Bahasa

(kami

bahasa

sasaran atau bahasa target terpengaruh

Indonesia berubah menjadi kata benda

oleh pemakaian bahasa pertama, yakni

(berangkatnya). Jadi kalimat yang

bahasa Jawa. Hal ini relevan dab

benar untuk kalimat di atas adalah:

selaras

dalam

Kami berangkat jam 6 pagi.

dengan

sebagai

ibunya

Semestinya struktur subjek + predikat
berangkat)

Indonesia

bahasa

pendapat

bahasa

Mackey

(dalam Pranoro, 1996: 6) bahwa
commit tokontak
user bahasa adalah pengaruh bahasa

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

satu kepada bahasa lain, baik secara

Bahasa

langsung

tidak

Indonesia dalam Karangan Siswa

langsung terjadi pada penutur yang

ditarik suatu kesimpulan bahwa: Siswa

dwibahasawan atau bilinguis yang

mempunyai

memicu

interferensi gramatikal bahasa Jawa

maupun

secara

terjadinya

interferensi.

Jawa

ke

dalam

Bahasa

persepsi

bahwa

Berdasar pada pembahasan mengenai

ke

bagaimana

merupakan kesalahan. Persepsi ini

bahasa

terjadinya

Jawa

Indonesia

ke

dalam

interferensi

dalam

dalam

bahasa

akan

karangan

siswa,

terhadap

bahasa

menumbuhkan

Indonesia

sikap

bahasa

positif

Indonesia

dan

maka sebuah proposisi kiranya bisa

optimalisasi belajar siswa untuk mata

diajukan, yakni bahwa: Terjadinya

pelajaranbahsa Indonesia.

Terkait dengan upaya guru dalam

interferensi gramatikal bahasa Jawa
ke dalam bahasa Indonesia dalam

mengatasi

karangan siswa bermula dari adanya

Bahasa

kontak bahasa dan transfer negatif

Indonesia dalam Karangan Siswa,

bahasa

bahasa

secara garis besar upaya ini adalah

Indonesia pada proses pembelajaran

sesuatu yang penting, positif dan

bahasa Indonesia.

strategis.

Jawa

Sementara

ke

itu,

dalam

terkait

denga

Interferensi

Jawa

ke

Upaya

mengisyaratkan

Gramatikal

dalam

itu
dan

Bahasa

adalah:

(1)

mensyaratkan

persepsi guru tentang Interferensi

siswa

Gramatikal Bahasa Jawa ke dalam

menggunakan bahasa Indonesia seusai

Bahasa Indonesia dalam Karangan

dengan

siswa

Indonesia,

disimpulkan

mempunyai

bahwa

persepsi

Guru
bahwa

agar

system

bertuliskan

(2)

membiasakan

dalam
memajang

“Gunakan

bahasa
slogan
Bahasa

merupakan

Indonesia dengan Baik dan Benar!”

suatu kesalahan kabahasaan akibat

yang dipasang di setiap ruang keas

terbawa

dan

interferensi

gramatikal

kebiasaan

menggunakan

tempat

strategis

lainnya

di

bahasa pertama ke dalam bahasa

kawasan sekolah. Adapun upaya untuk

kedua.

mengatasi

terjadinya

gejala

Terkait dengan persepsi siswa
interferensi gramatikal bahasa Jawa ke
commit todalam
user
tentang
Interferensi
Gramatikal
bahasa Indonesia dalam

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

karangan siswa, dikemukakan oleh

ke dalam bahasa Indonesia dalam

guru dengan metode menunjukkan dan

karangan siswa.

mengoreksi kesalahan atau interferensi
yang dibuat oleh siswa. Namun
demikian

masing-masing

guru

mempunyai kiat yang berbeda-beda
dalam

mencegah

atau

mengatasi

terjadi gejala interferensi ini.

interferensi gramatikal bahasa Jawa ke
bahasa

Indonesia

dalam

karangan siswa memnerikan juga
petunjuk bagi pembelajaran bahasa
Indonesia. Meskipun belajar bahasa
pada

hakikatnya

berkomunikasi,
tetaplaj

adalah

system

harus

belajar
gramatika

dipatuhi

oleh

penggunanya.
pembahasan

tentang upaya guru mencegah dan

bahasa

interferensi

Jawa

dalam

penelitian ini, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut: Wujud
interferensi

gramatikal

dalam

morfologis yang terbagi dalam 5
(lima)

tipe,

yakni

(1)

Tipe

I

Pembentukan kata dengan prefiks {N} serta kemungkinan kombinasinya
dengan

{-i}

dan

{-ake}

dengan

alomorf /m-/, /n-/ng/, /ny/, (2) Tipe II
pembentukan kata tanpa ater-ater, (3)
Tipe III pembentukan kata ulang
(reduplikasi),

(4)

Tipe

IV

pembentukan kata dengan sufiks {-

Berdasarkan

mengatasi

temuan

karangan siswa meliputi interferensi

Upaya guru dalam mengatasi

dalam

SIMPULAN
Berdasarkan

dengan

konfiks

{ke-/-an}

dan

interferensi sintaksis yang meliputi 4

dalam

bahasa

karangan

siswa,

Penggunaan bentuk –nya , (2) Tipe II

dapat dirumuskan sebuah proposisi

Penggunaan kata hubung‘kalau’ dan

bahwa:

dan

‘maka’, (3) Tipe III Penggunaan kata

kemampuan profesionalitasnya akan

depan (preposisi) ‘di’, (4) Tipe IV

Indonesia

semakin

ke

gramatikal

an}, dan (5) Tipe V Pembentukan kata

dalam

peran

ganda

mempertinggi

profesionalitas

guru

guru

kompetensi
dan

akan

semakin efektif dan optimallah upaya
untuk

mencegah

dan

(empat)

tipe,

yakni

(1)

Tipe

I

penggunaan kata sapaan kekerabatan,
(5) Tipe V Penggunaan klausa .
Faktor yang menjadi penyebab

mengatasi
terjadinya interferensi gramatikal
commit
to
user
interferensi gramatikal bahasa Jawa
bahasa Jawa ke dalam bahasa

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

siswa

dalam kehidupan sehari-hari siswa

adalah penggunaa bahasa Jawa dan

dengan lingkungannya yang terbawa

bahasa

proses

dalam konteks praktik keterampilan

pembelajaran bahasa Indonesia secara

berbahasa dalam wujud keterampilan

bersamaan. Penggunaan bahasa Jawa

menulis atau mengarang.

Indonesia

dalam

karangan

Indonesia

dalam

secara

Guru-guru bahasa Indonesia

bersamaan ini disebabkan oleh: (a)

memiliki dan melakukan sejumlah

kebiasaan siswa menggunakan bahasa

upaya untuk mencegah interferensi

Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari

gramatikal

dengan lingkungannya, (b) usaha guru

seperti (1) Membetulkan kesalahan

agar proses pembelajaran lebih efektif,

atau interferensi yang dibuat oleh

efisien

siswa

dan

bahasa

Indonesia

dan

komunikatif

belum

dengan

beragam

dengan

cara

menunjukkan

tercapai (c) banyak dari keluarga

kesalahannya, (2) Mengarahkan siswa

siswa yang masih mempertahankan

untuk membiasakan diri menggunakan

adat dan tata karma.

bahasa yang sesuai sistem dalam

Terkait fenomena interferensi

bahasa Indonesia, (3) Upaya untuk

gramatikal, guru mempunyai persepsi

mengatasi

bahwa interferensi gramatikal bahasa

masing-masing

Jawa ke dalam bahasa Indonesia

tergantung

adalah suatu kesalahan. Kesalahan ini

pengetahuan, ketekunan, kesabaran,

terjadi

karena

dan keterampilan guru itu sendiri.

sistem

tata

adanya

bahasa

perbedaan

atau

berpendapat

bahwa
bahwa

siswa

guru
pada

berbeda,
pemahaman,

SARAN

Indonesia. Hal yang sama juga terjadi
siswa

interferensi

kaidah

gramatika bahasa Jawa dan bahasa

pada

terjadinya

juga

interferensi

Berdasarkan hasil penelitian ini
pula

bisa

langkah

disarankan
seperti

(1)

proses

gramatikal bahasa Jawa ke dalam

pembelajaran

bahasa Indonesia merupakan suatu

menggunakan ragam bahasa baku, (2)

kesalahan.

harus ada pembatasan pemakaian

karena

Kesalahan
kebiasaan

ini

terjadi

menggunakan
bahasa
Jawa
commit tomenggunakannya
user
bahasa Jawa dalam berkomunikasi

siswa

beberapa

atau
sama

harus

tanpa
sekali

di

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
16

Nababan,

lingkungan kelas, dan (3) siswa harus

P.W.J.

1984.

didorong untuk dapat mengurangi

Sosiolinguistik. Jakarta: Penerbit P.T.

kebiasaan

Gramedia.

waktu

berbahasa

Jawa

menggunakan

pada

mempelajari bahasa Indonesia,

(4)

guru harus senantiasa meningkatkan
kompetensi
dengan

Nazir,

maupun

1983.

Metode

Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia.
Parawansa, Paturunggi. 1981.

profesionalitasnya
mempelajari

Moh.

ilmu

Kajian Interferensi Morfologi pada

pengetahuan yang dapat menunjang

Dwi-bahasawan Anak Murid Sekolah

pembelajaran bahasa Indonesia, dan

Dasar di Daerah Kabupaten Gowa

(5) perlunya tindakan kelas (PTK)

Propinsi Sulawesi Selatan. Disertasi

terkait dengan upaya menghilangkan

tidak diterbitkan. Malang: Program

interferensi kepada para guru maupun

Pascasarjana IKIP Malang.
Soewito. 1983. Sosiolinguistik:

peneliti.
Teori

dan

Problema .

Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

DAFTAR PUSTAKA

Daniele

Huda, Nuril. 1981. Interferensi

Allard,

Addressing

Gramatikal Bahasa Madura terhadap

Cultural

Bahasa Indonesia Murid Kelas VI

Interference in Second Language

Sekolah Dasar Jawa Timur . Jakarta:

Acquisition, Calico Journal, Vol. 28,

Pusat

2012.

Pembinaan

dan

and

Native

Language

Pengem¬bangan Bahasa, Departe-

Pairote Bennui, A Study of L1

men Pendidikan dan Kebudayaan

Interference in The Writing of Thai

Republik Indonesia.

EFL Students, Malaysian Journal of

Maryanto,
Interferensi
Melayu

Sandi.

1990.

Gramatikal

Bahasa

Kupang

pada

ELT Researc, Vol. 4, 2011.

Bahasa

Indonesia Tulis Murid SLTA Kota
Administratif Kupang. Malang: Tesis

Pascasarjana IKIP Malang.

commit to user

Dokumen yang terkait

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA JAWA TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 SEMPU BANYUWANGI TAHUN 2013/2014

0 8 13

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA MADURA KE DALAM BAHASA INDONESIA TULIS SISWA KELAS II SLTP NEGERI 2 ROWOKANGKUNG LUMAJANG

0 7 71

INTERFERENSI KOSAKATA BAHASA MANDAILING KE DALAM BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA SMP NEGERI 1 BATANG ANGKOLA.

0 3 25

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA BATAK TOBA PADA KARANGAN NARASI BAHASA INDONESIA SISWA SMA NEGERI 1 KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

1 7 29

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 4 16

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 2 14

PENDAHULUAN Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 2 5

INTERFERENSI PENGGUNAAN BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA ETNIK ARAB DI KELURAHAN Interferensi Penggunaan Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Etnik Arab Di Kelurahan Semanggi Surakarta (Tinjauan Morfologi).

0 0 16

INTERFERENSI PENGGUNAAN BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA ETNIK ARAB DI KELURAHAN Interferensi Penggunaan Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Pada Etnik Arab Di Kelurahan Semanggi Surakarta (Tinjauan Morfologi).

0 0 17

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 19