INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA BATAK TOBA PADA KARANGAN NARASI BAHASA INDONESIA SISWA SMA NEGERI 1 KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

(1)

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA BATAK TOBA PADA

KARANGAN NARASI BAHASA INDONESIA SISWA SMA NEGERI 1

KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Fourmey Rindu Marito NIM 8136191005

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

s


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Fourmey Rindu Marito, NIM 8136191005, Interferensi Gramatikal Bahasa Batak Toba pada Karangan Narasi Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Tesis Pascasarjana Univesitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan: (1) Jenis interferensi kata dasar dan kata turunan BBT dalam karangan narasi BI, (2) Jenis interferensi struktur kalimat BBT dalam karangan narasi BI, (3) Penyebab terjadinya interferensi BBT dalam karangan narasi BI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini, metode tersebut dapat memberikan gambaran yang lengkap khususnya pada interferensi gramatikal bahasa BBT dalam karangan narasi BI. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Sabjek penelitian ini adalah siswa kelas X-a dan X-b yang berjumlah 62 orang. Data diambil dari karangan narasi yang dituliskan oleh siswa. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik wawancara, untuk mengetahui latar belakang siswa satu persatu, setelah mengetahui latar belakang siswa, dari 62 siswa SMA Negeri 1 Simanindo Kabupaten Samosir ke-62 siswa tersebut berlatar belakang suku Batak Toba, kemudia siswa ditugaskan untuk menulis sebuah karangan narasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua bentuk interferensi dan faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi BBT pada karangan narasi BI, yaitu interferensi morfologi dan sintakasis. Adapun bentuk-bentuk interferensi yang terdapat pada karangan narasi adalah kata dasar dan kata Turunan diantaranya bentuk prefiks, sufiks, konfiks, dan pengulangan, sedangkan pada bentuk infiks tidak dijumpai. Pada tataran sintaksis interferensi terjadi pada pola susunan struktur kalimat BBT pada struktur kalimat BI.

Kata kunci: interferensi gramatikal, bahasa Batak Toba, karangan narasi, faktor penyebab.


(6)

ii

ABSTRACT

Fourmey Rindu Marito, 8136191005, Batak Toba Language Gramatical Interference in Indonesia narration composition student of SMA Negeri 1 Simanindo Samosir Regency. This thesis is as a requirement in magister at state University Medan.

This researchis used to describe kinds of interference main word and discent words. Batak Toba language in Indonesia language narration composition. Kinds of structure interference sentence Batak Toba langguage in Indonesia narration composition. The caves of interference Batak Toba language in bahasa narration composition. The method that used in this research. The method can give complet description especially in Batak Toba language grammatical interference in bahasa narration composition. This research is held at SMA Negeri 1 Simanindo Samosir regency. The subject of this research is Xa and Xb class which is about 62 students. The data is taken from narration composition which is written by the students. The research instrument is prepared by researcher self. The technic that used in this research is interview technic, this to know the background 62 student of SMA Negeri 1 Simanindo, Samosir regency. The background of 62 students are from Batak Toba etnics. Then tae students are asked to write narration composition. The result of research show two from of interference and factor which is cause the interference Batak Toba language in bahasa narration composition namely morphologi interference and set taxis. And also kinds of interference that indude in narration composition are main word and discent word which forms preti, suffi, and confi. While the form of in fi not found. On interference syntaxes stnicture happened at the struktucture arrangement pattern sentences Batak Toba language on the sentences structur Indonesia language.

Keywords: Gramatical Interference, Batak Toba language, narration composition, causative factor.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, atas kasih serta karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan syarat memperoleh gelar magister pendidikan pada program pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul “Interferensi Gramatikal Bahasa Batak Toba pada Karangan Narasi Bahasa Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir”.

Dengan rasa bangga dan hormat penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ibu Prof. Dr. Lince Sihombing, M.Pd., dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keiklasan membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulisan juga mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua Program Studi Megister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta semua dosen dan staf administrasi yang telah membimbingan dan membantu penulisan selama perkulihan di Program Meagister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan.

Penulis juga mengucapkan trimakasih kepada para penguji Bapak Dr. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum., Ibu Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., yang sudah banyak memberikan masukan dalam penyusunan tesis ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo


(8)

iv

Kabupaten Samosir yang telah memberikan izin serta bantuannya kepada penulis dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

Ucapan terimakasih yang tulus dan tiada terhingga kepada kedua orang tua yang penulis cintai dan kasihi Ayahanda A.B. Pakpahan, S.Pd., dan Ibunda M. Pasaribu, yang memberikan doa, semangat, arahan bimbingan dan material dalam menyelesaikan tesis ini, serta kepada seluruh keluarga penulis kakak Yanti Pakapahan, Ervina Pakpahan, Yustina Pakpahan, dan kepada adik daniel pakpahan, Samuel pakpahan, serta kepada keponaan Cindry Pakpahan, Gracio Panjaitan, Gabriel Sinurat dan kepada abang Ipar berserta Eda, yang selalu memberikan dukungan dan cinta yang begitu berarti dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada kekasih hati Vritz Hutagalung yang memberikan cinta kasihnya yang tulus, semangat, doa serta harapan-harapan baru kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat beserta rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia khususnya kelas reguler A yang memberikan bantuan dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masi banyak kekurangan. Dengan segala kerendahan hati penulis megharapkan kritik dansaran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2016 Penulis


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Peneliti ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 9

1.5.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1. Dasar Teoretis... 11

2.1.1 Hakikat Sosiolinguiatik ... 11

2.1.2 Hakikat Kedwibahasaaan ... 13

2.1.3 Pola-pola Kedwibahasaan ... 21

2.1.4 Faktor Terjadi Kedwibahasaan ... 21

2.1.5 Bahasa Batak Toba ... 25


(10)

vi

2.1.7 Hakikat Interferensi ... 19

2.1.8 Jenis-jenis Interferensi ... 35

2.1.9 Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi ... 36

2.1.10 Hakikat Morfologi Bahasa Indonesia ... 43

2.1.11 Leksem atau Kata Dasar ... 46

2.1.12 Kata Turunan atau Afiksasi ... 47

2.1.13 Pengulangan atau Reduplikasi ... 51

2.1.14 Ciri-ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi ... 56

2.1.15 Hakikat Morfologi Bahasa Batak Toba ... 57

2.1.16 Interferensi Pada Tataran Morfologi ... 59

2.1.17 Hakikat Sintaksis Bahasa Indonesia ... 63

2.1.18 Hakikat Sintaksis Bahasa Batak Toba ... 72

2.1.19 Interferensi Pada Tataran Sintaksis... 77

2.1.20 Pengertian Karangan ... 78

2.1.21 Fungsi, Tujuan dan Manfaat Karangan ... 81

2.1.22 Ciri-ciri Karangan yang Baik ... 82

2.1.23 Karangan Narasi ... 84

2.1.24 Bentuk-Bentuk Narasi ... 85

2.2 Dasar Konseptual ... 85

2.3 Penelitian yang Relevan ... 87

2.4 Defenisi Operasional ... 92

BAB III METODE PENELITIAN ... 94

3.1 Desain Penelitian ... 94


(11)

vii

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 95

3.4 Populasi dan Sampel ... 95

3.4.1 Populasi ... 95

3.4.2 Sampel ... 95

3.5 Instrumen Penelitian ... 96

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 96

3.7 Teknik Analisis Data ... 97

3.6 Teknik Penyajian Data ... 98

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 100

4.1 Paparan Data ... 100

4.1.1 Interferensi pada BBT ke dalam BI pada Kata Dasar dan Kata Turun ... 102

4.1.1.1 Interferensi pada Kata Dasar ... 102

4.1.1.2 Interferensi Kata Turunan ... 103

4.1.1.2.1 Interferensi Bentuk Prefiks ... 104

4.1.1.2.2 Interferensi Bentuk Sufiks ... 106

4.1.1.2.3 Interferensi Bentuk Konfiks ... 108

4.1.1.2.4 Interferensi Bentuk Pengulangan ... 110

4.1.2 Interferensi pada Tataran Sintakasis ... 111

4.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi terjadinya Interferensi BBT pada Karangan BI ... 117

4.2 Hasil Penelitian ... 125


(12)

viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 128

5.1 Simpulan ... 128

5.2 Saran ... 129


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

Tes Menulis Karangan Narasi ... 134 Lampiran II

Data Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir ... 135 Lampiran III

Lembar Wawancara ... 136 Lampiran IV

Tabel Interferensi BBT pada Karangan Narasi BI Siswa

SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo ... 137 Lampiran V


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Guru menejelaskan kembali mengenai karangan narasi 144 Gambar 2 Siswa menuliskan karangan narasi ... 144 Gambar 4 Penelitian melakukan tes wawancara kepada siswa ... 145 Gambar 5 Siswa menuliskan angket yang telah diberikan peneliti .. 145


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi menunjukkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Namun, masih cukup banyak pemakaian bahasa nasional yang belum dapat mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar yang sesuai dengan konteks pemakaiannya. Bahasa Indonesia tidak semata-mata sebagai alat komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama serta alat pokok fundamental dalam proses pendidikan Indonesia.

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa seseorang tidak dapat berinteraksi dengan baik antar sesama. Tidak sebatas pada kemampuan berbicara saja, bahasa juga merupakan alat komunikasi antar penulis dan pembaca melalui sebuah tulisan. Sebuah tulisan berfungsi menyempurnakan informasi kepada pembaca, tanpa bahasa yang baik dalam sebuah tulisan, maka informasi yang diharapkan pembaca dalam suatu tulisan tidak akan tercapai. Seseorang yang bahasa tulisannya baik, biasanya cara bicaranya pun baik. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan oleh penutur seharus baik dan benar agar informasi yang di dapat oleh pendengar maupun pembaca dapat berjalan dengan baik. Bahasa merupakan salah satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari etnis ataupun kebudayaan kehidupan manusia, sehingga dapat


(16)

2

dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya.

Bahasa dapat diartikan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dilakukan oleh alat ucap manusia. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis suku bangsa tidak dapat lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang mereka gunakan dapat berupa bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi antar suku, sedangkan bahasa daerah digunakan sebagai alat komunikasi untuk warga sesuku (Keraf, 2000:9). Keanekabahasaan menjadi perhatian para peneliti dan guru bahasa. Ketika seseorang melanggar kaidah berbahasa Indonesia dengan memasukkan bahasa asing ataupun bahasa daerah dalam tuturan bahasa Indonesia, tuturan mereka dianggap menyalahi kaidah dalam berbahasa.

Salah satu bahasa daerah yang mengalami kontak bahasa tersebut adalah Bahasa Batak Toba (BBT), yang berada di daerah Kabupaten Samosir. Kontak bahasa daerah (dalam hal ini bahasa Batak Toba) dengan bahasa Indonesia tersebut diakibatkan adanya bilingualisme atau penguasaan dua bahasa.

Bilingualisme adalah kebiasaan menggunakan dua ragam bahasa atau lebih dalam situasi bertutur. Bilingualisme merupakan fenomena yang tejadi diseluruh dunia. Menurut pengamatan yang dilakukan di Indonesia fenomena bilingualisme merupakan salah satu fenomena yang banyak terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, adanya kontak bahasa, adanya


(17)

3

bahasa yang saling berdampingan, pendidikan bahasa asing, pekerjaan, migrasi, dan urbanisasi (Ibrahim dan Suparno, 2009).

Aktualisasi bilingualisme tercermin dalam tindak tuturnya. Pengaruh bahasa Batak Toba tidak dapat diabaikan begitu saja oleh masyarakat Toba Samosir. Bahasa Batak Toba yang dipakai sejak kecil di rumah, lingkungan, keluarga, dan masyarakat telah demikian meresap pada pemakai bahasa tersebut.

Seperti yang di kemukan oleh (Chaer, 1993:50) Setiap masyarakat dalam kehidupan berinteraksi dengan sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, baik terhadap manusia, peristiwa, norma-norma, gejala-gejala sosial, atau aktivitas-aktivitas tertentu. Sampai akhir tahun lima puluhan banyak golongan intelektual di Indonesia yang masih bersifat negatif terhadap bahasa Indonesia di samping mereka yang besifat positif.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat sering menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang harus digunakan di lingkungan formal atau hanya kalangan-kalangan tertentu yang kedengarannya akan janggal jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Di Sumatera Utara khususnya di daerah Samosir banyak sekali ditemukan penutur bilingual. Penutur yang bilingual biasanya menggunakan bahasa daerah agar lebih terlihat akrab dan kekeluargaan dalam situasi tidak resmi , dan menggunakan bahasa Indonesia ketika berada pada situasi resmi. Mereka menggunakan kedua bahasa tersebut secara bergantian. Berarti banyak pula masyarakat yang tidak menggunakan bahasa bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satunya adalah masyarakat yang berbahasa pertamanya adalah bahasa Batak Toba dan bahasa keduanya bahasa Indonesia.


(18)

4

Di daerah samosir masyarakat disana dikenal dengan suku Batak Toba. Masyarakat samosir mencampurkan bahasa Batak Toba dalam struktur kalimat bahasa indonesia. Dalam penggunaan bahasa indoensia yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Contoh kasus kecilnya seperti kalimat berikut “na boa nama ho, ga bisa lagi kamu di bilangi”. Munculnya kata na boa nama ho adalah suatu penyimpangan berbahasa dari segi struktur bahasa Indonesia dan unsur bahasa asing ataupun bahasa daerah tersebut telah masuk ke dalam bahasa indonesia. Seharusnya kalimat tersebut adalah “kamu tidak bisa dibilangi harus bagaimananya”.

Perubahan seperti ini juga terjadi pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Mereka menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa formal yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu.

Padahal bahasa Indonesia lazim digunakan oleh siapa saja (masyarakat Indonesia). Namun, kenyataan yang terjadi di SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo di Kabupaten Samosir, bahwa siswa lebih suka menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa pengantar sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi (penjajakan awal) ternyata siswa bangga jika berbahasa Batak Toba (bahasa daerah). Hal ini sejalan dengan (penemuan Somantri dalam Sugiono, 2010:179) disimpulkan bahwa pemakaian bahasa siswa di sekolah ditentukan oleh bahasa ibu mereka sehari-hari. Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir adalah salah satu contoh pengguna bahasa yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang menggunakan dua bahasa


(19)

5

sekaligus sebagai alat untuk berkomunikasi atau sering disebut sebagai dwibahasawan yang biasanya menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa ibu (B1) dan bahasa indonesia sebagai bahasa kedua. Meskipun ada kecenderungan siswa menggunakan dua bahasa (B2) dalam kehidupan sehari-hari, namun bahasa Indonesia juga dipakai dalam lingkungan formal.

Jika dilihat dari proses pengajaran dalam hal penugasan-penugasan keterampilan berbahasa yang di berikan tenaga pengajar dalam proposes pembelajaran di ruang belum dikuasai baik oleh siswa. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya kesalahan yang terjadi seperti kesalahan struktur bahasa daerah yang masih banyak masuk dalam menulis sebuah karangan dalam bahasa indonesia. Masuknya bahasa Batak Toba (BBT) dalam struktur bahasa indonesia (BI) dianggap sebagai penyimpangan dalam berbahasa Indonesia, karena melanggar kaidah gramatikal bahasa Indonesia (BI) itu sendiri. Pelanggaran itu disebut sebagai interferensi dalam berbahasa.

Interferensi merupakan fenomena penyimpangan kaidah kebahasaan yang terjadi akibat seseorang menguasai dua bahasa atau lebih. Suwito (1983:54) berpendapat bahwa Interferensi sebagai penyimpangan karena unsur yang diserap oleh sebuah bahasa sudah ada padanannya dalam bahasa penyerap. Jadi, manifestasi penyebab terjadinya interferensi adalah kemampuan penutur dalam menggunakan bahasa tertentu.

Siswa yang berlatar belakang BBT kerap kali melakukan interferensi baik secara lisan maupun tulisan. Interferensi kerap dilakukan oleh siswa pengguna bahasa Batak Toba (BBT), meraka memasukkan unsur bahasa daerahnya dalam


(20)

6

struktur bahasa indonesia. Interferensi ini terjadi pada proses pembelajaran pada bidang menulis sebuah karangan.

Kegiatan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi murid. Keterampilan menulis dapat digunakan untuk menyatakan keinginan, intelektual, emosional, dan moral. Pentingnya keterampilan menulis dalam kegiatan pembelajaran sangat jelas terlihat dalam banyaknya kegiatan menulis murid, seperti: keterampilan menulis karangan, pantun, sajak, surat pribadi, pengalaman, surat resmi, teks, dan pengumuman. Keterampilan menulis karangan meliputi karangan narasi, deskripsi, argumentasi, dan eksposisi. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis murid. Kenyataan yang ada di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran BI yang diberikan selama ini ternyata masih kurang. Hal ini terjadi karena guru lebih sering menekankan pada aspek pengetahuan berbahasa. Upaya pembelajaran yang ada juga belum cukup dalam menghasilkan karangan yang berkualitas. Dengan adanya kesalahan berbahasa pada tulisan, akan terhambat proses komunikasi sehingga gagasan yang akan disampaikan oleh penulis tidak dapat dipahami oleh pembaca.

Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu sebagai (1) keterampilan berbahasa, (2) keterampilan penyajian, dan (3) keterampilanperwajahan. Keterampilan berbahasa sangat diperlukan sebab dalam keterampilanini penulis harus dapat menggunakan ejaan, tanda baca, pemilihan kata,pembentukan kata, penggunaan kalimat yang efektif, serta penyusunan paragrafyang baik. Penulis diharapkan mampu


(21)

7

menyusun tulisan secara sistematis dalammenyajikan sebuah keterampilan menulis. Adapun keterampilan perwajahan yang meliputi penyusunan format, pemilihan ukuran kertas, tipe huruf, penjilidan,penyusunan tabel, dan lain-lain ini diperlukan untuk mendukung kesempurnaanserta kerapian tulisan. Penguasaan siswa terhadap ketiga keterampilan dasar dalam menulis tersebut diharapkanakan siswa mampu mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Sebab hasil tulisanyang baik akan mempermudah orang lain untuk memperoleh informasi yang disajikan (Semi 2003:12).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Interferensi Gramatikal Bahasa Batak Toba ke dalam Bahasa Indonesia Pada Karangan Narasi Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir”.

1.2Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah interferensi gramatikal BBT pada karangan narasi bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, subfokus penelitan ini, interferensi pada tataran morfologi dalam bidang bentuk kata, afiks yang meliputi prefiks, sufiks, infiks, serta konfiks, dan pengulangan, dan interferensi pada tataran sintaksis dalam bidang penyusunan kata dengan benar dalam kalimat.


(22)

8

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(1) Bagaimana interferensi BBT ke dalam BI pada kata dasar dan kata turunan dalam karangan narasi BI siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupataten Samosir?

(2) Bagaimana interferensi struktur kalimat BBT ke dalam BI pada karangan narasi siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir?

(3) Faktor Apa sajakah yang menyebabkan terjadinya interferensi BBT dalam karangan narasi BI siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini ialah:

(1) Mendeskripsikan jenis interferensi kata dasar dan kata turunan BBT dalam karangan narasi BI .

(2) Mendeskripsikan jenis interferensi struktur kalimat BBT dalam karangan narasi BI.

(3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya interferensi BBT dalam karangan narasi BI.


(23)

9

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini sebagai berikut:

(1) Dapat menambah wawasan dalam bidang sosiolinguistik pada umumnya, dan interferensi pada khususnya, terutama untuk calon guru bahasa dan sastra Indonesia.

(2) Bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan masalah interferensi kebahasaan, khususnya interferensi BBT dalam BI pada penulisan karangan. (3) Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian mengenai interferensi kebahasaan.

(4) Bagi pemerhati bahasa, Sebagai bahan perbandingan terhadap bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia serta pelestarian bahasa tersebut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Bagi Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang gramatikal khususnya mengenai interferensi, sehingga penelitian ini mempermudah mempelajari mengenai interferensi Gramatikal bahasa Batak Toba ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa lainnya pada sebuah karangan.


(24)

10

(2) Bagi Siswa penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi perkembangan strategi pengajaran bahasa di SMA dalam pembinaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang baik.

(3) Bagi Balai Bahasa penelitian ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam memperbaiki pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

dalam menggunakan bahasa yang baik. Sehingga siswa dapat memahami serta mengurangi kesalahan yang ada pada penggunaan bahasa tulis serta sebagai acuan untuk sekolah dalam pembelajaran bahasa, sehingga terlaksana pembelajaran secara optimal.


(25)

128 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pembahasan dapat diketahui bahwa dalam karangan narasi siswa SMA Negeri 1 Kecamana Simanindo Kabupaten Samosir terjadi interferensi bahasa Batak Toba (BBT) dilihat dari segi bentuk morfologi dan sintaksis.

2. Interferensi BBT pada karangan narasi yang di tuliskan oleh siswa, terjadi pada tataran morfologi dilihat dari segi bentuk afiksasi yaitu, dari bentuk kata (kata dasar), sedangkan pada kata turunan di lihat dari segi bentuk prefiks pada bahasa Batak Toba ma- , di- , meng- , tar- , mam- , mar- , bentuk sufiks yaitu, -na , -hon , -i , -on , bentuk konfiks yaitu, mam- + -i , pa- + -on , mar- + -an , par- + -an , sedangkan pada bentuk infiks tidak terdapatnya interferensi bahasa Batak Toba. Intefrensi bahasa Batak Toba pada karangan narasi siswa terlihat juga pada bentuk reduplikasi atau pengulangan.

3. Interferensi BBT pada karangan narasi BI pada tataran sintaksis terjadi pada struktur atapun pola kalimat bahasa Indonesia. Pada bahasa Batak Toba pola struktur kalimat V-O-T-S-K sedangkan pada pola struktur


(26)

129

kalimat pada bahasa Indonesia adalah S-P-O-K. Pada pola bahasa Batak Toba diawal kalimat keberdaan sabjek tidaklah mutlak melainkan predikat yang di awal kalimat, lain halnya dengan pola kalimat bahasa Indonesia sabjeklah yang menjadi tolak ukur atau sabjeklah yang menentukan tujuan kalimat tersebut.

4. Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi gramatikal BBT dalam pemakaian BI pada karangan siswa disebabkan oleh faktor interna,l penutur bilingual berbahasa pertama atau bahasa ibu bahasa Batak Toba, kebiasaan penutur menggunakan bahasa Batak Toba dalam berkomunikasi antar sesamanya, dan keterbatasan penutur dalam menggunakan bahasa Indonesia. Sedang pada faktor eksternal dilihat dari, kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan keluarga, kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan masyarakat tutur, dan kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan sekolah.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas, maka disampaikan sasaran-sasaran sebagai berikut :

1. Sebaiknya siswa lebih sering berlatif dalam menggunakan bahasa Indonesia, mengetahui struktur gramatikal bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun formal. Dengan demikian siswa


(27)

130

akan mampu berkomunikasi dengan orang-orang di luar komunitasnya, baik di lingkungan sekitar ataupun tempat tinggalnya maupun pada saat disekolah.

2. Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga terbebas dari interferensi, memperhatikan situasi kebahasaan dalam proses pembelajaran dan situasi kebahasaan siswa.

3. Pada saat menulis karangan narasi, hendaknya siswa dibiasakan untuk menulis karangan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika terdapat guru sebaiknya terus melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan tulisan baik langsung maupun tidak langsung. Sehingga memperkecil tingkat interferensi bahasa ibu ketika menggunakan bahasa Indonesia.

4. Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran sosiolinguistik di pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan.


(28)

131

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Amral, Sainal. Interferensi Leksikal Bahasa Melayu Jambi dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Lisan. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Tahun 10/1 januari 2011

Bloomfield, L. 1933. Language. New York: Henrry Holt.

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. (1995). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. ---2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Fishman, Joshua A. 1972. Reading in The Sosioly of Language. Paris: Mounton The Hague

Grosjean, Francois. 1982. Life with Two Languages. Cambridge: Harvard University Press.

Gusti Yanti, Prima. 2011. Interferensi Bahasa Betawi dalam Pemakaian Bahasa Indonesia di Dalam Surat Kabar Pos Kota. Jakarta: Jurnal Bahasa Dan Sastra volume I/1 Juni-September 2011.

http://motivasipendidikancunul.blogspot.com/2012/01/makalahbilingualisme.html Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta : Gramedia.

---2001. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia, 2005.

Mackey, W.F. 1968. The Description of Bilingualism. Dalam Fishman (ed) 1972. Reading in the Sociology of Language. The Hague: Mounton

Mustakim. 1994. Interferensi Bahasa Jawa dalam Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.


(29)

132

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yokyakarta: BPFE, 2013.

Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. ---2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono Sibarani, Robert. 2012. Sintaksis: Bahasa Batak Toba. Medan: Bina Media. Sinaga, Anicatus. 2002. Tata Bahasa Batak Toba: Meresap Jiwa dan Darah

Batak. Medan: Bina Media

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset. ---Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta: Henary Offset Solo.

Semi, Atar. 2003. Teknik Penulisan Berita, Featur, dan Artikel. Bandung: Megantara.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suprihati, Laila. 2013. Interferensi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa Pada Karangan Siswa Kelas X SMA Mojotengah Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Pembelajaran 201/201. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Volume 03/5 November 2013

Weinreich, Uriel. 1968, 1970. Language in Contact: Finding and Problem. Paris: Mounton The Hauge.


(1)

(2) Bagi Siswa penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi perkembangan strategi pengajaran bahasa di SMA dalam pembinaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang baik.

(3) Bagi Balai Bahasa penelitian ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam memperbaiki pengembangan dan pembinaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

dalam menggunakan bahasa yang baik. Sehingga siswa dapat memahami serta mengurangi kesalahan yang ada pada penggunaan bahasa tulis serta sebagai acuan untuk sekolah dalam pembelajaran bahasa, sehingga terlaksana pembelajaran secara optimal.


(2)

128 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pembahasan dapat diketahui bahwa dalam karangan narasi siswa SMA Negeri 1 Kecamana Simanindo Kabupaten Samosir terjadi interferensi bahasa Batak Toba (BBT) dilihat dari segi bentuk morfologi dan sintaksis.

2. Interferensi BBT pada karangan narasi yang di tuliskan oleh siswa, terjadi pada tataran morfologi dilihat dari segi bentuk afiksasi yaitu, dari bentuk kata (kata dasar), sedangkan pada kata turunan di lihat dari segi bentuk prefiks pada bahasa Batak Toba ma- , di- , meng- , tar- , mam- , mar- , bentuk sufiks yaitu, -na , -hon , -i , -on , bentuk konfiks yaitu, mam- + -i , pa- + -on , mar- + -an , par- + -an , sedangkan pada bentuk infiks tidak terdapatnya interferensi bahasa Batak Toba. Intefrensi bahasa Batak Toba pada karangan narasi siswa terlihat juga pada bentuk reduplikasi atau pengulangan.

3. Interferensi BBT pada karangan narasi BI pada tataran sintaksis terjadi pada struktur atapun pola kalimat bahasa Indonesia. Pada bahasa Batak Toba pola struktur kalimat V-O-T-S-K sedangkan pada pola struktur


(3)

kalimat pada bahasa Indonesia adalah S-P-O-K. Pada pola bahasa Batak Toba diawal kalimat keberdaan sabjek tidaklah mutlak melainkan predikat yang di awal kalimat, lain halnya dengan pola kalimat bahasa Indonesia sabjeklah yang menjadi tolak ukur atau sabjeklah yang menentukan tujuan kalimat tersebut.

4. Faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi gramatikal BBT dalam pemakaian BI pada karangan siswa disebabkan oleh faktor interna,l penutur bilingual berbahasa pertama atau bahasa ibu bahasa Batak Toba, kebiasaan penutur menggunakan bahasa Batak Toba dalam berkomunikasi antar sesamanya, dan keterbatasan penutur dalam menggunakan bahasa Indonesia. Sedang pada faktor eksternal dilihat dari, kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan keluarga, kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan masyarakat tutur, dan kebiasaan pemakaian bahasa Batak Toba di lingkungan sekolah.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas, maka disampaikan sasaran-sasaran sebagai berikut :

1. Sebaiknya siswa lebih sering berlatif dalam menggunakan bahasa Indonesia, mengetahui struktur gramatikal bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun formal. Dengan demikian siswa


(4)

130

akan mampu berkomunikasi dengan orang-orang di luar komunitasnya, baik di lingkungan sekitar ataupun tempat tinggalnya maupun pada saat disekolah.

2. Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga terbebas dari interferensi, memperhatikan situasi kebahasaan dalam proses pembelajaran dan situasi kebahasaan siswa.

3. Pada saat menulis karangan narasi, hendaknya siswa dibiasakan untuk menulis karangan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika terdapat guru sebaiknya terus melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan tulisan baik langsung maupun tidak langsung. Sehingga memperkecil tingkat interferensi bahasa ibu ketika menggunakan bahasa Indonesia.

4. Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran sosiolinguistik di pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan demikian mutu pendidikan dapat ditingkatkan.


(5)

131

Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Amral, Sainal. Interferensi Leksikal Bahasa Melayu Jambi dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Lisan. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Tahun 10/1 januari 2011

Bloomfield, L. 1933. Language. New York: Henrry Holt.

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. (1995). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. ---2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Fishman, Joshua A. 1972. Reading in The Sosioly of Language. Paris: Mounton The Hague

Grosjean, Francois. 1982. Life with Two Languages. Cambridge: Harvard University Press.

Gusti Yanti, Prima. 2011. Interferensi Bahasa Betawi dalam Pemakaian Bahasa Indonesia di Dalam Surat Kabar Pos Kota. Jakarta: Jurnal Bahasa Dan Sastra volume I/1 Juni-September 2011.

http://motivasipendidikancunul.blogspot.com/2012/01/makalahbilingualisme.html Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta : Gramedia.

---2001. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia, 2005.

Mackey, W.F. 1968. The Description of Bilingualism. Dalam Fishman (ed) 1972. Reading in the Sociology of Language. The Hague: Mounton

Mustakim. 1994. Interferensi Bahasa Jawa dalam Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.


(6)

132

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yokyakarta: BPFE, 2013.

Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. ---2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono Sibarani, Robert. 2012. Sintaksis: Bahasa Batak Toba. Medan: Bina Media. Sinaga, Anicatus. 2002. Tata Bahasa Batak Toba: Meresap Jiwa dan Darah

Batak. Medan: Bina Media

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset. ---Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta: Henary Offset Solo.

Semi, Atar. 2003. Teknik Penulisan Berita, Featur, dan Artikel. Bandung: Megantara.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suprihati, Laila. 2013. Interferensi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa Pada Karangan Siswa Kelas X SMA Mojotengah Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo Tahun Pembelajaran 201/201. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Volume 03/5 November 2013

Weinreich, Uriel. 1968, 1970. Language in Contact: Finding and Problem. Paris: Mounton The Hauge.