PELAKSANAAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PT KAHATEX DENGAN ALASAN KESALAHAN BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DAN SURAT EDARAN MENAKERTRANS NOMOR SE-13/MEN/SJ-HK/1/2005.
ABSTRAK
PELAKSANAAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PT KAHATEX
DENGAN ALASAN KESALAHAN BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DAN SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI NOMOR SE-13/MEN/SJ-HK/1/2005
MARGARETA DEWI
110110100423
Pemutusan Hubungan Kerja oleh pengusaha dengan alasan
kesalahan berat memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis
PHK lainnya, yaitu hanya dapat dilakukan setelah adanya putusan
hakim pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap .
Meskipun ketentuan tersebut telah diatur dalam Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.13/Men/SJHK/1/2005, hingga saat ini tidak semua perusahaan menunggu
adanya putusan hakim pidana yang berkekuatan hukum tetap
sebelum melakukan PHK karena kesalahan berat seperti yang
terjadi di PT Kahatex. Adanya prosedur yang dilewatkan oleh PT
Kahatex inilah yang pada akhirnya menimbulkan perselisihan antara
pihak pengusaha dan pekerja. Tujuan adanya penelitian ini adalah
menganalisis pelaksanaan PHK karena kesalalahan berat oleh PT
Kahatex dan untuk mengetahui hak - hak pekerja yang di PHK
karena alasan kesalahan berat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif
dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Teknik pengumpulan
data yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research)
untuk mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder dan
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer untuk menjawab
rumusan masalah yang diajukan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan PHK karena kesalahan berat oleh PT Kahatex
meskipun jenis kesalahan yang dilakukan pekerja telah sesuai
dengan Pasal 158 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, namun prosedur
pelaksanaannya belum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No.SE.13/Men/SJ-HK/1/2005 sehingga
Majelis Hakim PHI memutus PHK bukan karena kesalahan berat
melainkan karena melanggar PKB. Hak pekerja yang di PHK oleh
PT Kahatex sejalan dengan putusan Hakim PHI adalah berhak atas
pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 UU No 13 Tahun 2003
dengan jumlah totalnya senilai Rp 28.029.600,00.
iv
PELAKSANAAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PT KAHATEX
DENGAN ALASAN KESALAHAN BERAT DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN DAN SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI NOMOR SE-13/MEN/SJ-HK/1/2005
MARGARETA DEWI
110110100423
Pemutusan Hubungan Kerja oleh pengusaha dengan alasan
kesalahan berat memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis
PHK lainnya, yaitu hanya dapat dilakukan setelah adanya putusan
hakim pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap .
Meskipun ketentuan tersebut telah diatur dalam Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.13/Men/SJHK/1/2005, hingga saat ini tidak semua perusahaan menunggu
adanya putusan hakim pidana yang berkekuatan hukum tetap
sebelum melakukan PHK karena kesalahan berat seperti yang
terjadi di PT Kahatex. Adanya prosedur yang dilewatkan oleh PT
Kahatex inilah yang pada akhirnya menimbulkan perselisihan antara
pihak pengusaha dan pekerja. Tujuan adanya penelitian ini adalah
menganalisis pelaksanaan PHK karena kesalalahan berat oleh PT
Kahatex dan untuk mengetahui hak - hak pekerja yang di PHK
karena alasan kesalahan berat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif
dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Teknik pengumpulan
data yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research)
untuk mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder dan
penelitian lapangan untuk memperoleh data primer untuk menjawab
rumusan masalah yang diajukan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelaksanaan PHK karena kesalahan berat oleh PT Kahatex
meskipun jenis kesalahan yang dilakukan pekerja telah sesuai
dengan Pasal 158 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, namun prosedur
pelaksanaannya belum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No.SE.13/Men/SJ-HK/1/2005 sehingga
Majelis Hakim PHI memutus PHK bukan karena kesalahan berat
melainkan karena melanggar PKB. Hak pekerja yang di PHK oleh
PT Kahatex sejalan dengan putusan Hakim PHI adalah berhak atas
pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 UU No 13 Tahun 2003
dengan jumlah totalnya senilai Rp 28.029.600,00.
iv