Alih Fungsi Sawah dan Kuntul.

~

I

' >
17
(

18
) .1;1/1

\

,

:;"","

:1 -,
19

I


20
(

il'!!/)

)Mm

,';'/1,1',,1 ,
!)

(J
21

(()

II

22


23

-

( )Mp;

( ) IIpl

, \ I""",s

\ U,r/III

(

!J
24
I.J""

.-


..JI/III/Il
10

---.-

( ) SilllrU

11
25

( ) .1,,/

.

12
27

26
IIII


1 :1
28

(-) Sop

I ) MllIggli
14
11$
29
30

Ii Okl

ONov

."'lWf'"

' "'.....

1a

31

000.

Alih Fungsi Sawah dan Kuntul
-'-"":"-

,"'-.,

-",_.

Oleh

JOHAN

-..~-

adamasa sHam hingga tahun 1970-an di kawasan
Rancabayawak, KelurOOanCisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Bandungtimur, masih ditemukan
kawasan sawOOberawa-rawa membentang luas. Konon kabarnya, menutut informasi penduduk Rancabayawak, kawasan sawOOrawa~rawa tersebut senantiasa digenangi air berlimpOOruOO,terlebih lagi pada musim hujan.


p.

Kawasan Rancabayawak pada
masa lampau terkenal merupakan
salah satu habitat lahan.basah yang
sangat penting di Bandung timur,
yangkaya dihuni olehberaneka rag:im organisme perairan, termasuk ikan dan burung air.Di kawasan sawah Rancabayawak tersebut
biasa ditemukan bermaearn-maearn ikan liar, seperti gabus
(Ophiocephalus striatus), betok
(Anabas testudineus), dan lele
(Clacriasbatrachus).
Karena itu, beraneka ragam
ikan tersebut sangat menguntungkan bagi pemenuhan sumber protein penduduk setempat, dengan
dipanen secara gratis dari alamo
Beraneka ragam jenis burung air,
seperti kuntul blekok (Ardeola
speciosa), kuntul kerbau (Bubulcus ibis), bangau (Egretta alba),
kuak malam (Nycticorax nicticorax),kokondangan (Ixobrychus cinanmomeus), dan belibis (Dendrocygnajavanica)banyakpula ditemukan di sawah rawa-rawa tersebut.
Setiap tahun kawasan sawah

Rancabayawak biasa dijadikan
tempat persinggahan burung migrasi air yang sedang melakukan
penjelajahan dari belahan bumi
utara, seperti Rusia,Mongolia,dan
China, ketika musim dingin di daerah tempat asli pembiakan mereka.Diantaraanekaragamjenis burung migrasi tersebut termasuk

___h_ Kliping
----

"
Beraneka ragam burung
air nonmigrasi, seperti
bangau, belibis, dan
pecuk, cenderung kian
langka di kawasan sawah
Rancabayawak.
hahayaman (Gallicrex cinerea),
blekek (Gallinago stenura), tilil
(Tringa hypoleucos), bekerjder
(Gallinula striatus), dan tututan

(Porzanapusca).
Perubahan habitat
Sejalan dengan adanya pembangunan saluran pengendali banjir
KaliCinambo,yangmelintasi Rancabayawak pada awal 2002, kawasan sawah Rancabayawaktelah
mengalami perubahan lingkungan
yang sangat drastis. Misalnya,kini
lahan-lahan sawah tersebut tidak
berbEmtukrawa-rawa lagi. Lahanlahan sawah tersebut banjir pada
musim hujan, tetapi kekeringan
padamusim kemarau.
Akibatnya, kini kawasan sawah
Rancabayawak hanya biasa ditanami padi oleh penggarap sawah
setahun sekali ketika musim hu-

Humos

-,--,

.;'-'"""-


.

-

ISKANDAR

Unpod

2009-

jan. Sawah yang berdekatan dengan Kali Cinambo dapat pula digar~setahunduakali,rerutama
apabila petani tersebut memiliki
pompa air untuk memompa air dari Kali Cinambo pada musim kemarau.
Perubahan mencolok lainnya
adalah kian maraknya alih fungsi
sawah menjadi lahan permukiman, pabrik, dan lainnya. Maka, tak
heran,kini kawasan sawah di Rancabayawak dan sekitarnya, yang
membentang dari Jalan SoekarnoHatta di utara hingga Tol Padaleunyi di selatan, telah banyak dialihfungsikan menjadi lahan terbangun. Dampaknya bagi petani sawah adalah tidak sekadar air langkapadamusimkemarau, tetapijuga kian parahnya limbah industri
dan rumah tangga yangmencemari sungai dan sawahmereka. Selain
itu, sering timbulnya ledakan hama padi, !!epertikeong emas (Ponacea canaliculatus), juga merusak padi.

Perubahan lingkungantersebut
tidak sekadar menyebabkan gangguan sosial ekonomi dan budaya
penduduk setempat, tetapi juga
menimbulkan gangguan pada kehidupan beraneka ragam organisme air,seperti ikan dan burung air.
Misalnya,kini berbagai ikan liar di
sawah dan sungai hampir punah
akibat teracuni oleh buangan limbah pabrik dan domestik. Pun beraneka ragam burung air nomrugrasi, seperti bangau, belibis, dan
pecuk, cenderung kian langka di
kawasan sawah Rancabayawak.
Kepunahan
Kini dari aneka ragamjenis burung air nqnmigrasi, tampaknya
hanya ada dua jenis kuntul yang
cenderung masih dapat bertahan
di kawasan Rancabayawak, yaitu

.

~

kuntul blekok dan kuntul kerbau.

Pada sianghari keduajenis burung
tersebut biasanya terlihat mencari
makan berupa organisme air di
kawasan
sawah
yang masih tersisa, seperti belut,
katak, dan serangga.Mereka biasanya terlihat di
sawah secara berpasangan
atau dalam kelompok.
Pada sore hari kedua jenis
burungtersebut beristirahat di pohon bambu haur yang masih tersisa di pinggiran Kampung Rancabayawak,misalnya di pepohonan bambu haurmilikkeluarga Haji
Suryana (70), seorang
warga
Rancabayawak
yang mempunyai keinginan
unik: ingin melindungi kedua
jenis kuntul yang !dan terdesak
dan terancam punah di daerahnya.
Di pepohonan bambu haur tersebut biasa tampak ratusan kuntul
blekokdankuntulkerbau menumpang istirahat pada malam hari
dan bersarang serta beranak pinak. Padahal, kondisi habitat mereka untuk mencari makan di sawah-sawah telah !dan sempit. Habitat beristirahatnya berupa
pepohonan bambujuga telah
banyakyang tumpur.
Mes!d kehadiran populasi
kuntul blekok dan kuntul kerbau di bambu haur di pekarangan Haji Suryana menimbulkan bau anyir yang kurang sedap akibat kotoran dan sisapakan,
seperti kodok dan belut yang berjatuhan dari pohon bambu haur,
Haji Suryana dengan segenap keluarganya tetap kokoh ingin melindungi burung tersebut. Burung-burung tersebut biasanya dibiarkan bebas

bertengger, beristirahat, dan bersarang di pohon-pohon bambu miliknya.
Perburuan dengan senapan angin dari orang-orang luar yang datang ke tempat itu dilarangnya.
Namun, bila sekadar mengambil
anaknya hidup-hidup, diizinkannya. Menurut
Haji Suryana,kuntul
blekok dan kuntul
kerbau dilindu.nginya karena di
tempat lain di
Bandung burung
tersebut punah.
Akibatnya, masa depan anakcucunya
kemungkinan tidak bisa lagi menyaksikan burung tersebut di
alam, termasuk juga
mungkin tidak bakal
melihat lagilahan-Iahan
sawah di daerahnya. Sebab, kawasan sawah
punah oleh berbagai
program pembangunan flsik kawasan Bandung timur yang tidak berlandaskan pemban~an
berkelanjutan, seperti mengalihfungsikan sawah
dengan semenamena serta
tidak
propetani sawah
dan tidak prolingkungan.
JOHAN
ISKANDAR
Dosen Biologi
FMIPA
dan StaiPeneliti
PPSDAL
LPPM
Unpad