Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Persepsi tentang Seks dengan Perilaku Seksual Remaja Kelas X dan XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132009025 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan
antara persepsi tentang seks dengan perilaku seksual dengan arah hubungan yang
positif pada remaja kelas X dan XI SMA Kristen 1 Salatiga. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi r = 0,169** pada arah hubungan positif dengan tingkat
koefisien korelasi sangat rendah dan nilai Sig (2-tailed) p = 0,002 (p < 0,01). Artinya
bahwa jika persepsi tentang seks rendah maka perilaku seksual rendah, sebaliknya jika
persepsi tentang seks tinggi maka perilaku seksualnya juga tinggi.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut :
a. Bagi siswa
Berdasarkan hasil temuan penelitian, penulis menyarankan agar siswa yang
masih tergolong masa remaja ini dapat memahami persepsi tentang seks yang
positif melalui peningkatan layanan informasi atau pengetahuan tentang
seksualitas.
b. Bagi pihak sekolah (khususnya guru BK)
Guru Bimbingan dan Konseling lebih memperhatikan kondisi perkembangan
remaja yang terjadi sekarang sehingga dapat menyusun langkah-langkah untuk dapat
41
mengembangkan dan mengarahkan persepsi siswa terhadap perkembangan perilaku ke
arah yang lebih baik. Selain itu perlu adanya penyaluran kegiatan yang positif untuk
mendalami setiap karakter siswa. Kegiatan itu dapat berupa layanan informasi secara
klasikal tentang pengetahuan seksualitas, layanan bimbingan kelompok tentang
seksualitas, dan layanan konseling baik konseling kelompok maupun konseling
individu bagi siswa yang berperilaku menyimpang.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat melakukan penelitian mengenai perilaku
seksual selain berhubungan dengan persepsi tentang seks bahkan dapat dilakukan
melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga pemilihan sampel yang
berdasarkan tujuan sebagai acuan siswa terhadap perilaku seksualnya.
42
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan
antara persepsi tentang seks dengan perilaku seksual dengan arah hubungan yang
positif pada remaja kelas X dan XI SMA Kristen 1 Salatiga. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi r = 0,169** pada arah hubungan positif dengan tingkat
koefisien korelasi sangat rendah dan nilai Sig (2-tailed) p = 0,002 (p < 0,01). Artinya
bahwa jika persepsi tentang seks rendah maka perilaku seksual rendah, sebaliknya jika
persepsi tentang seks tinggi maka perilaku seksualnya juga tinggi.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut :
a. Bagi siswa
Berdasarkan hasil temuan penelitian, penulis menyarankan agar siswa yang
masih tergolong masa remaja ini dapat memahami persepsi tentang seks yang
positif melalui peningkatan layanan informasi atau pengetahuan tentang
seksualitas.
b. Bagi pihak sekolah (khususnya guru BK)
Guru Bimbingan dan Konseling lebih memperhatikan kondisi perkembangan
remaja yang terjadi sekarang sehingga dapat menyusun langkah-langkah untuk dapat
41
mengembangkan dan mengarahkan persepsi siswa terhadap perkembangan perilaku ke
arah yang lebih baik. Selain itu perlu adanya penyaluran kegiatan yang positif untuk
mendalami setiap karakter siswa. Kegiatan itu dapat berupa layanan informasi secara
klasikal tentang pengetahuan seksualitas, layanan bimbingan kelompok tentang
seksualitas, dan layanan konseling baik konseling kelompok maupun konseling
individu bagi siswa yang berperilaku menyimpang.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat melakukan penelitian mengenai perilaku
seksual selain berhubungan dengan persepsi tentang seks bahkan dapat dilakukan
melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Selain itu juga pemilihan sampel yang
berdasarkan tujuan sebagai acuan siswa terhadap perilaku seksualnya.
42