PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Materi Kepadatan Populasi Dan Pengelolaan Lingkungan Dengan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisio

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

EVAN RESTYAWAN A420090228

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, 719483 Fax. 715448 Surakarta

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Sumanto

NIP/NIK : -

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Evan Restyawan

NIM : A. 420 090 228

Program Studi : Biologi

Judul Skrpsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI

DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya.

Surakarta, 27 Juni 2013 Pembimbing

Drs. Sumanto NIP/NIK: -


(3)

MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2012/2013

Evan Restyawan, A420090228, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 125 halaman.

ABSTRAK

Tujuan penelitian meningkatkan hasil belajar materi kepadatan populasi dan pengelolaan lingkungan melalui metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) pada siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division yang dilakukan dalam tiga siklus. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Metode yang dipakai adalah metode wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Parameter yang diukur dalam penilaian afektif dan kognitif dalam setiap siklusnya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rerata kognitif siswa pada siklus I tidak meningkat menjadi 49,69 dari nilai awal sebesar 51,54; sedangkan nilai rerata afektif sebesar 6,49 (termasuk kategori kurang berminat). Nilai rata-rata kognitif pada siklus II meningkat menjadi 59,38 dari siklus I 49,69; sedangkan nilai rerata-rata afektif meningkat menjadi 14,00 (termasuk kategori cukup berminat). Nilai rata-rata kognitif pada siklus III meningkat menjadi 70,93 dari siklus I 59,38; sedangkan nilai rerata afektif meningkat menjadi 15,34 (termasuk kategori berminat). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui penerapan Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kepadatan populasi dan pengelolaan lingkungan siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.


(4)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2012/2013

A. Pendahuluan

Pada dasarnya manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah SWT paling sempurna yang dibekali dengan akal dan pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kgiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kea rah mana kegiatan iu akan dibawa. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normative. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah, 2010).

Akan tetapi, aktualisasi di lapangan bisa berkata lain. Hal itu dikarenakan upaya atau metode yang ditempuh dalam memberikan asupan ilmu tentang biologi dari pendidik pada peserta didik dalam jenjang pendidikan SMP dan kelas VII khususnya memang sulit. Sulit dalam hal ini adalah berhubungan aktualisasi pendidik untuk menilik metode ataupun strategi yang sekiranya cocok dengan peserta didik kelas VII terhadap materi –


(5)

materi yang akan disampaikan perlu tinjauan yang lebih. Karena, pada kelas VII jenjang pendidikan SMP konsentrasi dan perhatian yang seharusnya sudah muncul, tetapi belum sepenuhnya muncul. Siswa kelas VII SMP tersebut memang belum mencapai tingkat kedewasaan yang matang, dan rata – rata masuk ke dalam peralihan dari fase kanak – kanak menuju ke fase remaja. Kendala – kendala yang muncul pada saat observasi terhadap proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada kelas VII SMP N 2 Gatak antara lain: (1) tidak adanya kesadaran terhadap pentingnya belajar, sebab sebagian besar tingkat kesadaran mengikuti pelajaran ketika sudah masuk jam pelajaran masih banyak peserta didik yang di luar kelas yang berjumlah 15,63%, (2) keaktifan peserta didik masih kurang dalam bertanya, menjawab pertanyaan pendidik, tercermin dengan adanya nilainya yang masih ada di bawah KKM yang berjumlah 78,13%, (3) peserta didik kurang memperhatikan penjelasan pendidik pada saat proses pembelajaran yang berjumlah 62,05%. Sementara untuk proses pembelajaran biologi di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo pendidik hanya menggunakan metode ceramah, jarang dan bahkan hampir tidak pernah menggunakan strategi ataupun metode tertentu dalam penyampaian materi untuk mempermudah peserta didik memahami materi biologi yang disampaikan oleh pendidik di kelas. Hal tersebut yang mengakibatkan kurangnya pencapaian KKM yang maksimal. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk senatiasa menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap penyampaian materi kepada peserta didik, agar supaya, minat dan keaktifan peserta didik dapat terbangun dengan baik sehingga KKM dapat tercapai dengan semaksimal mungkin.

Untuk itu solusi dari permasalahan di atas penulis memilih strategi pembelajaran STAD untuk diterapkan pada proses pembelajaran biologi di kleas VII SMP Negeri 2


(6)

Gatak Sukoharjo, strategi ini dipilih karena dinilai merupakan metode yang paling relevan diterapkan di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo. STAD merupakan strategi pembelajaran yang menuntut agar komunikasi edukatif dapat terjalin antara peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan peserta didik dalam suatu diskusi kelas. Penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) diharapkan dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai salah satu indikator kualitas pembelajaran.STAD (Studen Team Achievement Division) adalah salah satu pendekatan model cooperative learning dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang siswa yang memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama-sama dengan dibimbing oleh guru (Nurhadi, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian tentang

: “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gatak terletak di Kelurahan Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 – Mei 2013.


(7)

1. Hasil penelitian

Untuk proses pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut: Tahap awal guru memberikan siswa penjelasan secara ringkas poin-poin utama dari materi pelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah. Untuk pertemuan pertama materi yang dibahas adalah komponen-komponen tentang kepadatan populasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk. Untuk pertemuan kedua tentang pertumbuhan penduduk, faktor-faktor yang menyebabkan kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan, dan usaha-usaha untuk mengontrol ledakan populasi. Tahap kedua mengkosongkan sebagian poin-poin yang penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan terbimbing. Tahap ketiga membagikan soal unjuk kerja kepada siswa yang secara terlebih dahulu membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil yang mana tiap-tiap kelompok diberi soal unjuk kerja, guru menjelaskan bahwa soal unjuk kerja dibagikan untuk dapat dipecahkan bersama-sama dengan anggota kelompok yang lain dengan tujuan agar siswa dapat memahami dengan baik materi pembelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. Tahap keempat setelah selesai menyelesaikan soal unjuk kerja, meninta perwakilan siswa pada tiap kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. Tahap terakhir guru memberikan ulasan dari pelajaran pertama sampai terakhir untuk memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran.

Dalam proses penerapan strategi Student Team Achievement Division dilakukan 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali proses pembelajaran dan tiga kali postes. Untuk pertemuan pertama proses pembelajarn berjalan kurang sesuai dengan rencana proses pembelajaran. Dengan banyaknya siswa yang belum sadar akan tugasnya untuk mengerjakan soal unjuk kerja, sebagian siswa cenderung tidak mendengarkan penyampaian materi dari guru, suasana kelas belum kondusif. Untuk akhir pertemuan pertama guru mengadakan postes pertama untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Berapa hal yang sudah dievaluasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk dapat menentukan bagaimana nantinya pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agar supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang digunakan sebagai acuan penilaian evaluasi belajar dapat meningkat dari siklus I dan


(8)

dapat adanya peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II. Hal- hal yang menyebabkan kurang baiknya hasil belajar dari siklus I dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, hal itu antara lain:

a) Guru membuat aturan dengan penerapan, dan sanksi yang tegas terhadap siswa agar supaya dapat sedikit demi sedikit menumbuhkan rasa displin dan tanggung jawab pada setiap siswa.

b) Penjelasan yang jelas agar supaya siswa dapat memahami poin-poin dari materi pembelajaran dengan baik.

c) Pembelajaran diupayakan lebih menarik.

Untuk pertemuan kedua proses pembelajaran sudah mulai berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran akan tetapi belum tercipta suasana kelas yang kondusif dengan masih adanya siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal unjuk kerja yang dibagikan oleh guru, untuk alokasi waktu dapat berjalan dengan baik. Untuk akhir pertemuan kedua guru mengadakan postes kedua untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Beberapa hal yang sudah dievaluasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk dapat menentukan bagaimana nantinya pelaksanaan pembelajaran pada siklus III agar supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang digunakan sebagai acuan penilaian evaluasi belajar dapat meningkat dari siklus II dan dapat adanya peningkatan nilai hasil belajar pada siklus III. Hal- hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, hal itu antara lain:

a) Guru membuat aturan dengan penerapan, dan sanksi yang tegas terhadap siswa agar dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab pada setiap siswa dan apabila masih ada yang membandel dicatat dan dilaporkan kepada pihak BK agar diberi konseling dan pembinaan.

b) Pembelajaran diupayakan lebih menarik dan mendorong siswa untuk semakin giat belajar.

Untuk pertemuan ketiga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran, dibuktikan dengan siswa lebih aktif mendengarkan penyampaian dari guru dan secara aktif berkerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan


(9)

soal unjuk kerja yang diberikan oleh guru dapat terisi dengan baik dan benar, suasana kelas sudah jauh lebih kondusif dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan siswa mendengarkan penyampaian materi dari guru, untuk alokasi waktu dapat berjalan dengan baik. Untuk akhir pertemuan ketiga guru mengadakan postes ketiga untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Tabel 1. Hasil belajar siswa kelas VII C aspek kognitif siklus I, II, dan III dengan penerapan pembelajaran model STAD.

Keterangan :

Belum tuntas : Nilai (X) < KKM (70) Tuntas : Nilai (X) ≥ KKM (70)

Tabel 2. Hasil belajar siswa kelas VII C aspek afektif siklus I, II, dan III dengan penerapan pembelajaran model STAD.

No Siklus I Siklus II Silus III

(1) (2) (3) (4)

1 Aspek Penilaian Aspek Penilaian Aspek Penilaian

2 Disiplin 7,25 Disiplin 11,55 Disiplin 14,45

Nilai (X)

Siklus I Siklus II Siklus III

Frekuens i F

F (X) Belum tuntas % Tuntas % Frekuensi F F (X) Belum tuntas % Tuntas % Frekuensi F

F (X) Belum tuntas %

Tuntas %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

0 2 0 2 - - - -

10 2 20 2 - - - -

20 2 40 2 - - - -

30 3 90 3 - 3 90 3 - 0 0 0 -

40 1 40 1 - 3 120 3 - 1 40 1 -

50 9 450 9 - 6 300 6 - 0 0 0 -

60 12 720 12 - 9 540 9 - 8 480 8 -

70 1 70 - 1 5 350 - 5 16 1120 - 16

80 - - - - 4 320 - 4 6 480 - 6

90 - - - - 2 180 - 2 1 90 - 1

100 - - - - 0 0 - - 0 10 - -

Jumlah 32 1590 31 1 32 1900 21 11 32 2270 9 23

Rata-rata


(10)

3 Kerjasama

7,50 Kerjasama 10,80 Kerjasama 15,75

4 Tanggung jawab 6,22 Tanggung jawab 12,00 Tanggung jawab 16,20

5 Keaktifan 5,00 Keaktifan 11,67 Keaktifan 14,90

Jumlah 25,97

(Kurang)

56,02 (Cukup)

61,30 (Baik)

Rata-rata 6,49 14,00 15,34

Keterangan kriteria penilaian aspek afektif : Skor 5-8 : Kurang

Skor 9-12 : Cukup Skor 13-16 : Baik Skor 16-20 : Sangat baik

Data hasil belajar dalam penelitian ini yang diteliti adalah aspek kognitif, karena aspek kognitif erat kaitannya dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengelohan dala otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak beruoa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah.

Hasil belajar siswa pada siklus II belum mengalami peningkatan dari sikus I, ahsil belajar belum mencapai indeks ketercapaian prestasi yang direncanakan yaitu sebesar 71% mencapai target pencapaian dengan KKM 70. Dan pada siklus III sudah mengalami peningkatan dari silus II, hasil belajar yang meningkat membuktikan strategi Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif. Hasil belajar siswa 71% telah mencapai target pencapaian dengan KKM 70.

2. Pembahasan


(11)

Dari hasil postes untuk strategi pembelajaran STAD yang diterapkan pada kelas VII C pada siklus I dengan KKM 70 memiliki rata-rata kognitifnya 44,91 dengan jumlah seluruh nilai 1437 dengan prosentase ketuntasan 1

32 (3,13%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 3132 (96,88%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 1 siswa. Dalam penelitian ini pada siklus I didapat hasil yang kurang baik dan belum tercapai indikator yang ada, maka perlu diadakan penelitian lanjut (siklus II). Pada hasil belajar siklus II dengan KKM 70 memiliki rata-rata kognitifnya 59,38 dengan jumlah seluruh nilai 1900 dengan prosentase ketuntasan 11

32,(34,38%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 23

32 (71,88%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 11 siswa. Dalam penelitian ini dari siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan yang baik akan tetapi indikator belum tercapai, jadi perlu diadakan penelitian lanjut (siklus III). Pada hasil belajar siklus III dengan KKM 70 memiliki rata-rata nilai aspek kognitifnya 70,78 dengan jumlah seluruh nilai 2270 dengan prosentase ketuntasan 23

32,(71,88%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 11

32 (34,38%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 23 siswa. Dalam penelitian ini dari siklus II ke siklus III telah mengalami peningkatan yang baik dan tetapi indikator telah tercapai, jadi tidak perlu diadakan penelitian lanjut (siklus IV). Pada materi pengelolaan lingkungan banyak sekali materi yang sukar untuk langsung diterima, dimana banyak poin-poin yang saling berkaitan dimana siswa belum mengerti tanpa penjelasan dari guru, sehingga siswa harus lebih fokus terhadap penjelasan guru.

D. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini

dapat disimpulkan: “Pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar materi kepadatan populasi dan pengelolaan lingkungan


(12)

Daftar Pustaka

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi. 2004. Kurikulum2004 Pertanyaan Dan Jawaban. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia


(1)

1. Hasil penelitian

Untuk proses pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut: Tahap awal guru memberikan siswa penjelasan secara ringkas poin-poin utama dari materi pelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah. Untuk pertemuan pertama materi yang dibahas adalah komponen-komponen tentang kepadatan populasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk. Untuk pertemuan kedua tentang pertumbuhan penduduk, faktor-faktor yang menyebabkan kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan, dan usaha-usaha untuk mengontrol ledakan populasi. Tahap kedua mengkosongkan sebagian poin-poin yang penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan terbimbing. Tahap ketiga membagikan soal unjuk kerja kepada siswa yang secara terlebih dahulu membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil yang mana tiap-tiap kelompok diberi soal unjuk kerja, guru menjelaskan bahwa soal unjuk kerja dibagikan untuk dapat dipecahkan bersama-sama dengan anggota kelompok yang lain dengan tujuan agar siswa dapat memahami dengan baik materi pembelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. Tahap keempat setelah selesai menyelesaikan soal unjuk kerja, meninta perwakilan siswa pada tiap kelompok untuk membacakan hasil pekerjaannya. Tahap terakhir guru memberikan ulasan dari pelajaran pertama sampai terakhir untuk memberikan kesimpulan dari hasil pembelajaran.

Dalam proses penerapan strategi Student Team Achievement Division dilakukan 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali proses pembelajaran dan tiga kali postes. Untuk pertemuan pertama proses pembelajarn berjalan kurang sesuai dengan rencana proses pembelajaran. Dengan banyaknya siswa yang belum sadar akan tugasnya untuk mengerjakan soal unjuk kerja, sebagian siswa cenderung tidak mendengarkan penyampaian materi dari guru, suasana kelas belum kondusif. Untuk akhir pertemuan pertama guru mengadakan postes pertama untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Berapa hal yang sudah dievaluasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk dapat menentukan bagaimana nantinya pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agar supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang digunakan sebagai acuan penilaian evaluasi belajar dapat meningkat dari siklus I dan


(2)

dapat adanya peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II. Hal- hal yang menyebabkan kurang baiknya hasil belajar dari siklus I dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, hal itu antara lain:

a) Guru membuat aturan dengan penerapan, dan sanksi yang tegas terhadap siswa agar supaya dapat sedikit demi sedikit menumbuhkan rasa displin dan tanggung jawab pada setiap siswa.

b) Penjelasan yang jelas agar supaya siswa dapat memahami poin-poin dari materi pembelajaran dengan baik.

c) Pembelajaran diupayakan lebih menarik.

Untuk pertemuan kedua proses pembelajaran sudah mulai berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran akan tetapi belum tercipta suasana kelas yang kondusif dengan masih adanya siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal unjuk kerja yang dibagikan oleh guru, untuk alokasi waktu dapat berjalan dengan baik. Untuk akhir pertemuan kedua guru mengadakan postes kedua untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Beberapa hal yang sudah dievaluasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk dapat menentukan bagaimana nantinya pelaksanaan pembelajaran pada siklus III agar supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang digunakan sebagai acuan penilaian evaluasi belajar dapat meningkat dari siklus II dan dapat adanya peningkatan nilai hasil belajar pada siklus III. Hal- hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, hal itu antara lain:

a) Guru membuat aturan dengan penerapan, dan sanksi yang tegas terhadap siswa agar dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab pada setiap siswa dan apabila masih ada yang membandel dicatat dan dilaporkan kepada pihak BK agar diberi konseling dan pembinaan.

b) Pembelajaran diupayakan lebih menarik dan mendorong siswa untuk semakin giat belajar.

Untuk pertemuan ketiga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran, dibuktikan dengan siswa lebih aktif mendengarkan penyampaian dari guru dan secara aktif berkerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan


(3)

soal unjuk kerja yang diberikan oleh guru dapat terisi dengan baik dan benar, suasana kelas sudah jauh lebih kondusif dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan siswa mendengarkan penyampaian materi dari guru, untuk alokasi waktu dapat berjalan dengan baik. Untuk akhir pertemuan ketiga guru mengadakan postes ketiga untuk mengevaluasi sejauh mana siswa dapat menyerap materi yang sudah diberikan guru.

Tabel 1. Hasil belajar siswa kelas VII C aspek kognitif siklus I, II, dan III dengan penerapan pembelajaran model STAD.

Keterangan :

Belum tuntas : Nilai (X) < KKM (70) Tuntas : Nilai (X) ≥ KKM (70)

Tabel 2. Hasil belajar siswa kelas VII C aspek afektif siklus I, II, dan III dengan penerapan pembelajaran model STAD.

No Siklus I Siklus II Silus III

(1) (2) (3) (4)

1 Aspek Penilaian Aspek Penilaian Aspek Penilaian 2 Disiplin 7,25 Disiplin 11,55 Disiplin 14,45

Nilai (X)

Siklus I Siklus II Siklus III

Frekuens i F

F (X) Belum tuntas % Tuntas % Frekuensi F F (X) Belum tuntas % Tuntas % Frekuensi F

F (X) Belum tuntas %

Tuntas %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

0 2 0 2 - - - -

10 2 20 2 - - - -

20 2 40 2 - - - -

30 3 90 3 - 3 90 3 - 0 0 0 -

40 1 40 1 - 3 120 3 - 1 40 1 -

50 9 450 9 - 6 300 6 - 0 0 0 -

60 12 720 12 - 9 540 9 - 8 480 8 -

70 1 70 - 1 5 350 - 5 16 1120 - 16

80 - - - - 4 320 - 4 6 480 - 6

90 - - - - 2 180 - 2 1 90 - 1

100 - - - - 0 0 - - 0 10 - -

Jumlah 32 1590 31 1 32 1900 21 11 32 2270 9 23

Rata-rata


(4)

3 Kerjasama

7,50 Kerjasama 10,80 Kerjasama 15,75 4 Tanggung jawab 6,22 Tanggung jawab 12,00 Tanggung jawab 16,20

5 Keaktifan 5,00 Keaktifan 11,67 Keaktifan 14,90

Jumlah 25,97 (Kurang)

56,02 (Cukup)

61,30 (Baik)

Rata-rata 6,49 14,00 15,34

Keterangan kriteria penilaian aspek afektif : Skor 5-8 : Kurang

Skor 9-12 : Cukup Skor 13-16 : Baik Skor 16-20 : Sangat baik

Data hasil belajar dalam penelitian ini yang diteliti adalah aspek kognitif, karena aspek kognitif erat kaitannya dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengelohan dala otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak beruoa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah.

Hasil belajar siswa pada siklus II belum mengalami peningkatan dari sikus I, ahsil belajar belum mencapai indeks ketercapaian prestasi yang direncanakan yaitu sebesar 71% mencapai target pencapaian dengan KKM 70. Dan pada siklus III sudah mengalami peningkatan dari silus II, hasil belajar yang meningkat membuktikan strategi Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif. Hasil belajar siswa 71% telah mencapai target pencapaian dengan KKM 70.

2. Pembahasan


(5)

Dari hasil postes untuk strategi pembelajaran STAD yang diterapkan pada kelas VII C pada siklus I dengan KKM 70 memiliki rata-rata kognitifnya 44,91 dengan jumlah seluruh nilai 1437 dengan prosentase ketuntasan 1

32 (3,13%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 3132 (96,88%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 1 siswa. Dalam penelitian ini pada siklus I didapat hasil yang kurang baik dan belum tercapai indikator yang ada, maka perlu diadakan penelitian lanjut (siklus II). Pada hasil belajar siklus II dengan KKM 70 memiliki rata-rata kognitifnya 59,38 dengan jumlah seluruh nilai 1900 dengan prosentase ketuntasan 11

32,(34,38%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 23

32 (71,88%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 11 siswa. Dalam penelitian ini dari siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan yang baik akan tetapi indikator belum tercapai, jadi perlu diadakan penelitian lanjut (siklus III). Pada hasil belajar siklus III dengan KKM 70 memiliki rata-rata nilai aspek kognitifnya 70,78 dengan jumlah seluruh nilai 2270 dengan prosentase ketuntasan 23

32,(71,88%) siswa yang sudah mencapai KKM 70, dan siswa yang belum mencapai KKM 11

32 (34,38%) dimana siswa yang tuntas dari KKM 23 siswa. Dalam penelitian ini dari siklus II ke siklus III telah mengalami peningkatan yang baik dan tetapi indikator telah tercapai, jadi tidak perlu diadakan penelitian lanjut (siklus IV). Pada materi pengelolaan lingkungan banyak sekali materi yang sukar untuk langsung diterima, dimana banyak poin-poin yang saling berkaitan dimana siswa belum mengerti tanpa penjelasan dari guru, sehingga siswa harus lebih fokus terhadap penjelasan guru.

D. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan: “Pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar materi kepadatan populasi dan pengelolaan lingkungan siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013”.


(6)

Daftar Pustaka

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi. 2004. Kurikulum2004 Pertanyaan Dan Jawaban. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Student Team Achievement Division) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSIKELOMPOK DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 BATU

0 3 24

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (Student Teams Achievement Divisions) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-ESMP NEGERI 01 PURWOSARI- PASURUAN

0 3 1

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

ABSTRAK Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung

0 9 1

Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung

1 7 63

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY LEARNING DENGAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF SISWA (Studi Komparatif pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan Siswa Kelas VII SM

0 8 70

80 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Metode Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa SMA Negeri 1 Labuapi Tahun Pelajaran 20152016 Juraini1 , Muhammad Taufi

0 0 6

Meningkatkan Aktivitasdan Hasil Belajar Siswa Materi Panca Indra Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) di Kelas V SDN Hariang

0 0 10

Upaya Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

0 0 17