Prosedur Penghapusan Barang Di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo bab 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan atau instansi baik swasta maupun pemerintah
pasti memiliki aset/barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda. Benda
terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud serta
yang tidak berwujud, yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan
dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu perorangan.
Barang-barang yang dimiliki instansi baik pemerintah maupun swasta
wajib dilakukan inventarisasi secara mandiri oleh masing–masing instansi. Begitu
pula barang yang berada di instansi pemerintah, dan secara berkala dilaporkan
kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai pelaksana
pengelolaan barang di tingkat pusat pada Pengelola Barang. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 yang
bertujuan untuk menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan
barang di instansi pemerintah.

Barang di instansi pemerintah sendiri memiliki fungsi yang sangat
strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan karena barang merupakan salah
satu unsur penting penyelenggaraan pemerintahan. Maksud dari penyelenggaran
pemerintahan yaitu adanya ketersediaan barang di instansi pemerintah yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraaan masyarakat.
Barang yang dimiliki oleh organisasi pemerintah bisa berupa barang
bergerak dan barang tidak bergerak. Barang bergerak yaitu segala barang yang
dapat berpindah tempat atau dapat digerakkan misalnya, alat tulis kantor,
kendaraan bermotor, meja, kursi dll. Sedangkan barang tidak bergerak yaitu
barang yang tidak dapat dipindahkan atau digerakkan misalnya bangunan dan
tanah.
Sesuai ketentuan yang berlaku, barang milik instansi pemerintah yang
commit tohilang,
user maupun rusak harus dihapuskan
sudah melampaui batas waktu pemakaian,

1

2

digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dari Daftar Inventaris Barang. Barang perlu dihapuskan karena barang memiliki
batas waktu penggunaan dan akan lebih efisien serta menghemat biaya
operasional. Begitu pula di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
merupakan organisasi dibawah Kementerian Pekerjaan Umum yang menangani
rawa dan sungai, kegiatan penghapusan barang merupakan kegiatan yang rutin
dilakukan setiap tahunnya. Hal ini dilakukan karena banyaknya barang yang
sudah tidak terpakai dan memenuhi syarat penghapusan. Barang yang dihapuskan
dapat dilihat pada tabel sbb:
Tabel 1.1
Daftar Barang yang dihapuskan di BBWS Bengawan Solo Tahun 2011 s.d. 2013
No

Tahun
1. 2011

2. 2012


Barang yang Dihapuskan

Jumlah

1) Kendaraan Dinas Operasional Roda 4

12 unit

2) Kendaraan Dinas Operasional roda 2

16 unit

1) PenghapusanAlat

Kantor,

Alat

Rumah 2399


Tangga, Alat laboratorium, Alat Hidrologi, buah
Geologi, dan Alat Bantu
2) Penghapusan Bongkaran BMN berupa Pilar 1 paket
Jembatan Besi

3. 2013

3) Kendaraan Dinas Operasional Roda 4

7 unit

4) Kendaraan Dinas Operasional Roda 2

40 unit

1) Kendaran Dinas Operasional Roda 4

8 unit


2) Peralatan / Alat Berat

6 unit

3) Bongkaran BMN berupa Instalasi Bendung

1 paket

sumber : PBMN BBWS Bengawan Solo

Dari data diatas dapat diketahui, jumlah kendaraan dinas operasional
merupakan barang yang sering dihapuskan selama tiga tahun terakhir ini jika
dibandingkan dengan barang yang lain. Jumlah kendaraan dinas operasional yang
dihapuskan selama tiga tahun terakhir sebanyak 83 unit dengan rincian roda
empat 27 unit dan roda dua 56 unit.
Penghapusan barang yang dilakukan oleh Subbag PBMN BBWS
commit tomaupun
user barang tidak bergerak harus
Bengawan Solo baik barang bergerak


3
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

melalui prosedur yang baik sesuai yang tertuang pada tata cara penghapusan
Barang Milik Negara diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 96/PMK.06/2007. Prosedur sendiri penting dalam segala kegiatan
perkantoran karena dengan adanya prosedur pengeluaran waktu, usaha, dan uang
yang terbuang hanya sedikit (Winardi, 1990:216).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan pengamatan
terhadap “Prosedur Penghapusan Barang di Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo”.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Prosedur Penghapusan Barang di Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo?”

C. Tujuan Pengamatan
1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui secara jelas prosedur penghapusan Barang di Balai
Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo,
2. Tujuan Fungsional
Hasil pengamatan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi organisasi–
organisasi pemerintah lainnya baik sebagai pengetahuan, masukan, dan
bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan pelaksanaan prosedur penghapusanbarang di Balai Besar Wilayah
Sungai Bengawan Solo.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Ahli Madya di bidang
Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

4
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id


D. Manfaat Pengamatan
Dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi instansi pemerintah lain untuk
meningkatkan efektivitas dan profesionalitas kerja dalam penyelesaian pekerjaan
dan untuk menentukan keputusan yang akan datang.

commit to user