Krisis Keuangan Mesir Mengancam.

Krisis Keuangan Mesir Mengancam
Oleh : Sulaeman Rahman Nidar *)
Krisis Mesir saat ini berawal dari krisis di Tunisia kemudian merembet ke Mesir yang
mengakibatkan gelombang demonstrasi besar-besaran terjadi di Mesir dalam seminggu ini.
Kejadian demonstrasi ini telah menimbulkan beberapa prediksi para ekonom dan pelaku bisnis
terhadap keuangan Mesir, bahwa Negara tempat para Firaun akan mengalami kesulitan terhadap
pencapaian besaran ekonomi yang telah ditargetkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya
dan merusak bisnis diseluruh kawasan akibat krisis keuangan yang saat ini mengancam.
Managing Editor Banker Middle East, Robin Amlot, menyatakan kekhawatirannya, bila
demonstrasi di Mesir masih berlangsung maka akan berdampak pada kondisi lembaga keuangan
yang ada di Mesir. Seperti baru-baru ini , lembaga pemeringkat internasional telah menurunkan
surat utang pemerintah Mesir dari Ba1 menjadi Ba2 dan mengubah outlook-nya dari stabil
menjadi negative.
Ekonom OECD (Organization Economic Cooperation and Development) memperkirakan
Mesir mengalami kerugian ekonomi yang cukup besar hingga 90 miliar dolar akibat terhentinya
jaringan telepon seluler dan internet akibat krisis politik atau demonstrasi. Ekonom Banque
Saudi Fransi , John Sfakianakis , mempunyai temuan bahwa akibat demonstrasi yang
berkepanjangan akan menyebabkan kondisi fiskal Mesir menjadi kian sulit bagi pertumbuhan
ekonomi Mesir.
Ekonomi Mesir berdasarkan lokasi merupakan pusat ekonomi dikawasan Timur Tengah
dan Afrika. Terutama adanya Terusan Suez yang menyebabkan traffic yang sangat padat dalam

bidang perdagangan, salah satunya adalah pengiriman minyak yang dilakukan oleh Negara –
negara Timur Tengah dan Afrika ke seluruh dunia, dan diperkirakan per hari ada 2 juta barrel
yang dilayarkan lewat terusan tersebut.
Terusan Suez mengatur distribusi 10 % perdagangan dunia. Betapa pentingnya posisi
Terusan yang ada di Mesir ini sebagai urat nadi perdagangan dunia. Bila kawasan ini tidak aman
akan menyebabkan perubahan harga minyak, yang akan berpengaruh terhadap perekonomian
dunia. Hal ini sudah terasa pada masyarakat Indonesia dampak adanya demonstrasi di Mesir
telah menyebabkan naiknya harga pertamax menjadi Rp 8.050, walaupun kemudian disesuaikan
menjadi Rp 7.950. Bisa dibayangkan bila terjadi krisis yang berkepanjangan di Mesir.