Mesir Kuno Mesir Kuno Mesir Kuno

Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat
sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru.
Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil.
Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun
Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa
oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan
unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini
secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal
menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi.
Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan
Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang
secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam
dan manusia, ditandai terutama oleh :


Irigasi teratur terhadap Lembah Nil;




Eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;



Perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;



Organisasi proyek kolektif;



Perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta



Aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi
wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.





Kesenian Mesir Kuno
Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal
jenis tulisan yang disebut Hirogli. Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan
berbagai kultus (pemujaan) dan penganut Polytheisme (banyak Dewa). Dari kepercayaan
itulah muncul seni Mesir yang bersifat sakral, penuh magis dan misteri, mulai dari
pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada bangunan yang monumental dan
raksasa, diantaranya :
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk
limas segi empat yang didalamnya terdapat lorong menuju ke kamar Raja (Mummi
Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu
pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagai keajaiban dunia.
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:








Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan
kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
 Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri - cirinya sama dengan kourus hanya
kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain disebut
Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa
 c. Seni relief/Lukis Mesir Kuno
 Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan
bersifat dekoratifilustratif dan simbolis, dengan cara menggambar:
 Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat
sebenarnya
 Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan
ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang
digambarkan.
 d. Seni Musik dan Seni Tari Mesir Kuno
Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari dan
musik. Hal ini berdasarkan pahatan mereka (relief) pada dinding bangunan



(SUMBER: http://redixpd1-sejarah.blogspot.com/2010/06/mengenal-mesir-kuno.html )

1. Kesenian Mesir Kuno
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan
kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan
baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal
jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus
kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak
Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat
sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai
pada bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni
patung dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih
dapat kita lihat sampai sekarang
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi
empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon),
kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di

Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia
Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak
- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu
Simbel

b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
- Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan kanan
dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
- Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya sama dengan kourus hanya kaki kirinya
tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung
berkepala Raja berbadan singa
c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno
Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan bersifat
dekoratifilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar objeknya yaitu:
- Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya
- Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan ditentukan
oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang digambarkan. Misalnya
gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya

d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno
Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari dan
musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka (relief) pada dinding bangunan. Diantaranya terdapat
adegan yang sedang memainkan suling dan harva serta adegan Tari Tarian ritual sesuai dengan
kepercayaan mereka pada saat itu
(SUMBER: http://wwwrv-ragilkrisna69.blogspot.com/p/sejarah-seni-rupa-perkembanganseni.html )
Memberikan pemahaman tentang Mesir kuno
Kebudayaan Mesir termasuk kebudayaan yang tua mulai bangit pada 4000 tahun sebelum
Masehi, pada jaman 3200 sebelum Masehi di Mesir telah ada kerajaan yang diperintah oleh
paraPharao atau Firaun. Kerajaan ini disebut sebagai dinasti awal dari kerajaan Mesir. Raja-raja
yang berkuasa di masa itu dapat dikenal dari fakta-fakta peninggalan antara lain: Raja Manes,
Aha, Jer, Den dan Persibsen (Joyce Milton: 1980, 12-13). Latar belakang dari kerajaan ini adalah
kepercayaan atau agama kuno orng Mesir yang memuja dewa-dewa. Selain itu kepercayaan orng
Mesir pada dinasti awal ini menjadi dasar bagi perkembangan kebudayaan Mesir untuk masa
selanjutnya. Agama mesir percaya bahwa kehidupan itu akan mati, dan sesudah itu akan terjadi
kebangitan kembali. Orang Mesir membangun kuburannya bagaikan rumah atau istana yang
lengkap dengan segala perabotannya. Para raja tentunya juga membangun kuburan yang bersifat
monumental dan mewah. Dalam kehidupan yang baru setelah dibangkitkan dari kematian orang
masih akan membutuhkan keperluan seperti dalam waktu keadaan hidup di dunia. Orang mati
diberi bekal kubur berwujud keperluan seperti layaknya orng hidup. Perlengkapan hidup seharihari, meja, kursi, tempat tidur, tongkat, pakaian, alat makan minum, senjata, perhiasan, jimat dan

lain sebagainya disertakan dalam kubur (Lionel Casson: 1983, 71-92).
Seni rupa Mesir sangat erat hubungannya dengan kekuasaan dan kepercayaan Mesir.
Banyaknya karya seni monumental yang bersifat kekuasaan dan keagamaan hadir memenuhi
lembaran sejarah Mesir. Masa awal dinasti mesir tidak lepas dari masa Pra Sejarah, karena
perkembangan masa-masa itu saling berkaitan yang sebenarnya, masa awal ini tidak begitu jelas

kronologinya, sehingga sulit untuk ditarik garis pemisahnya. Kebudayaan dinasti awal
diperkirakan sudah ada jaman sebelum berdiri tegaknya kuno. Berdasarkan penemuan ahli
arkheolog kebudayaan Mesir telah berkembang baik pada 4000 tahun sebelum Masehi dan
munculnya dinasti awal tidak dapat diketahui hanya secara pikiran saja. Pada masa itu orng
Mesir sudah melampaui jaman batu. Penemuan bukti-bukti ditemukan pada masa peninggalan
purbakala di daerah Badari, Negade, El Amrah, El Gerze, dan Merinde. Penemuan-penemuan ini
merupakan gambaran kebudayaan dan kesenian mesir pada jaman Pra Sejarah sampai dinasti
awal.
B. Memberikan gambaran mengenai Mesir kuno
Kerajaan kuno Mesir muncul dengan penguasa para Firaun dari dinasti ke-3 sampai
dinasti ke 8. Kerajaan kuno Mesir sudah mempunyai ibukota yang tetap dan besar di kota
Memphis sekarng dekat Kairo. Para Firaun yang terkenal adalah Dejoser, Snefru, Khufu, Khafre,
Menkaure, Weserkaf, Sahure, Unas, Pepi I dan Pepi II (Joyce Milton: 1980, 13-14). Pusat
pemerintahan keagamaan, kegiatan sosial, kegiatan kesenian berpusat di ibukota kerajaan

Memphis. Pada kerajaan kuno ini mulai muncul karya seni rupa yang semakin lama semakin
besar dan indah, bertitik tolak dari jaman ini Mesir mencapai puncak-puncak kebesaran seninya.
Peninggalan Mesir jaman kerajaan kuno yang paling banyak adalah arsitektur, terutama
bangunan kuburan. Bangunan kuburan berbentuk Mastaba dan Piramida, bangunan lain adalah
kuil tempat pemujaan dewa. Bangunan ini dibuat dari batu alam yang baik, karna daerah Mesir
kaya dengan batu-batuan. Alam Mesir menghasilkan batu Garnit, Bazalt, Pualam (marmer), batu
kapur, diorit dan lain-lain. Batuan Mesir merupakan batu yang baik dipakai untuk bahan
bangunan. Pada masa ini muncul bangunan besar-besar dengan bahan batu alam yang bersifat
monumental. Karya arsitektur yang besar pada jaman ini adalah kuburan raja Djoser yang
berwujud piramid berjenjang. Dan beberapa kuburan Mastabayang ukuranya cukup besar.
Kuburan-kuburan raja mulai dibangun secara mudah dan megah, tahan lama.
Sebaliknyabangunan istana atau rumah tidak banyak ditemukan, karena dibangun dari bangunan
yang kurang tahan lama seperti kayu, batu yang tidak tahan lama. Maka peninggalan pada
kerajaan kuno ini jarang ditemukan bekas bangunan rumah atau istana. Peninggalan arsitektur
kerajaan kuno sebagian adalah kuburan. Kuburan bagi orang Mesir dianggap penting karena
digunakan untuk mati, berarti tidur yang panjang menunggu saat kebangkitan kembali, kuburan
merupakan rumah yang abadi. Dalam kuburan orang Mesir ini dapat juga diketemukan berbagai
benda seni yang disertakan sebagai bekal kubur. Dalam kuburan terdapat jenasah orang yang
telah meninggal, dimasukan dalam peti mati (Sarchopagus) terbuat dari kayu yang merupakan
patung potret dari orang yang meninggal itu. Peti mati bagi raja-raja dibuat dengan segala

kemewahan, dipalut logam mulia atau dilapis lempengan emas murni. Sarchopagus dipahat
seperti keadaan wujud jenasah manusia yang meninggal (Joyce Milton: 1980, 84-85)
C. Mengetahui peninggalan Mesir kuno
1.1 PIRAMID
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal sebagai
"negeri piramida" sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar di Semenanjung
Yucatan yang merupakan pusat peradaban Maya.

Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal
dengan nama firaun. Namun demikian, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai
sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan
segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam
kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya,
makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya
makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap.
Piramida pun tidak dibuat sembarangan. Para insinyur Mesir kuno menghitung dulu jarak
piramida dengan matahari, karena matahari adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan
masyarakat Mesir kuno. Ilmuwan masa kini pun mengakui kehebatan mereka dalam membangun
piramida yang termasuk tujuh keajaiban dunia ini. Waktu, harta, dan tenaga yang dikeluarkan
demi pembangunan piramida pun luar biasa banyaknya. Pembangunan piramida membutuhkan

waktu sekitar dua puluh tahun dan mempekerjakan lebih dari sepuluh ribu budak, dan banyak
yang nyawanya melayang. Piramida terbesar berada di Giza.
1.2 Lokasi Piramida
Lokasi piramida di Mesir ditemukan di daerah
1.

Giza atau Gizeh,

2.

Abu Simbel

3.

Saqqara

4.

Abusir
2.1 Sphinx (patung manusia berbadan singa)

Sphinx merupakan patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Sphinx
adalah patung monumental, patung kerajaan pertama yang benar-benar kolosal di Mesir, dikenal
sebagai The Great Sphinx of Giza, adalah simbol nasional Mesir, baik kuno dan modern. Ini
telah mengaduk imajinasi penyair, sarjana, petualang dan wisatawan selama berabad-abad dan
telah juga menginspirasi banyak spekulasi tentang umurnya, artinya, dan rahasia yang mungkin
terkandung di dalamnya.
Kata “sphinx”, yang berarti ‘pencekik’, pertama kali diberikan oleh orang Yunani untuk makhluk
luar biasa yang memiliki kepala seorang wanita, tubuh singa dan sayap burung. Di Mesir, ada
banyak patung sphinx, yang biasanya dengan kepala seorang raja mengenakan topi dan tubuh
singa.
The Great Sphinx diyakini menjadi patung batu yang paling besar di putaran abad yang pernah
dibuat oleh manusia. Namun, harus dicatat bahwa Sphinx bukan sebuah monumen terisolasi dan
bahwa hal itu harus diuji dalam konteks lingkungannya. Secara khusus, seperti banyak monumen

Mesir, adalah sebuah kompleks yang terdiri tidak hanya dari patung besar itu sendiri, tetapi juga
kuil tua, sebuah kuil Kerajaan Baru dan beberapa struktur kecil lainnya. Hal ini juga berkaitan
erat dengan Khafre’s Valley Temple, yang tempat itu sendiri memiliki empat patung
kolosal sphinx yang masing-masing lebih dari 26 meter.
Sphinx menghadap ke matahari terbit dengan sebuah kuil ke depan candi yang menyerupai
matahari yang kemudian dibangun oleh raja-raja dari dinasti ke-5. Singa adalah simbol matahari
pada tempat di lebih dari budaya dekat Timur kuno. Kepala manusia melambangkan kerajaan
pada tubuh singa melambangkan kuasa, dan kekuatan, dikendalikan oleh kecerdasan firaun,
penjamin dari tatanan kosmik, atau ma’at. Itu adalah simbolisme bertahan selama dua setengah
milenium dalam ikonografi peradaban Mesir.
Kepala dan wajah Sphinx tentu mencerminkan gaya yang milik Kerajaan Mesir Lama, dan
Dinasti 4 pada khususnya. Bentuk keseluruhan wajahnya lebar, hampir persegi, dengan dagu
yang luas. The hiasan kepala (dikenal sebagai ‘-kain kepala Nemes’), dengan perusahaan lipat
dari atas kepala dan pesawat segitiga di belakang telinga, kehadiran kerajaan ‘kobra uraeus’ pada
alis, perawatan mata dan bibir semua bukti bahwa Sphinx terukir selama periode ini.
Ada sebuah lubang di bagian atas kepala, sekarang diisi, bahwa setelah memberikan dukungan
untuk hiasan kepala tambahan. Penggambaran Sphinx dari akhir zaman Mesir kuno
menunjukkan mahkota atau bulu di atas kepala, tapi ini tidak merupakan bagian dari desain asli.
Bagian atas kepala sphinx lebih datar, bagaimanapun, begitulah bentuk dari patung sphinx Mesir
Tapi tentunya sphinx tidak dirancang untuk tampil tanpa hidung. Sebagai sebuah karya
monumental, dulunya sosok sphinx dibangun lengkap dengan “hidung” dan segala aksesorisnya.
Berkepala manusia (wanita), berbadan singa dan bersayap. Tak diketahui pasti alasan
menghilangnya hidung sphinx. Tetapi beberapa kalangan percaya, sphinx kehilangan hidungnya
sekitar 400 tahun yang lalu.. Antara tahun 1816 – 1817
2.2 Hieroglif
Hieroglif Mesir (pengucapan Hieroglif, dari Yunani = “ukiran suci”, dalam Bahasa Inggris
hieroglyphic) adalah sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno yang terdiri
dari kombinasi elemen logograf dan alfabet. Hieroglif Mesir merupakan salah satu sistem
penulisan paling tua yang dikenal manusia. Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun
3000 sebelum masehi dan telah digunakan oleh bangsa Mesir selama lebih dari 3000 tahun.
Etimologis
Berdasarkan kamus, arti dari hieroglif adalah tulisan dan abjad Mesir Kuno, yang terdiri atas 700
gambar dan lambang dalam bentuk manusia, hewan, atau benda; dan lambang tulisan
(menyerupai gambar paku) yang bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibaca atau dipahami
maknanya.

Disebut hieroglif karena ketika orang Yunani pertama kali melihat tulisan itu, mereka yakin
bahwa tulisan tersebut merupakan tulisan pendeta yang memiliki makna dan tujuan yang suci.
Kata hieroglif berasal dari kata sifat bahasa Yunani yaitu hieroglyphikos, gabungan dari hierós
(keramat atau suci) dan glýpho (ukiran, pahatan, atau glyphs).
Kata glyphs sendiri merujuk pada "tà hieroglyphikà grámmata" (kesusastraan ukir pahat). Kata
hieroglyph dalam bahasa Inggris dijadikan kata benda, menggantikan arti kata hieroglif yang
sebenarnya. Yang seharusnya seperti dalam kalimat sebelumnya, kata hieroglyphic merupakan
sebuah kata sifat, namun sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan kata hieroglyph sebagai
sebuah kata benda.
Sistem Penulisan
Penulisan hieroglif dapat dimulai dari kanan ke kiri, kiri ke kanan, atau dari atas ke bawah dan
dari bawah ke atas, tetapi biasanya dimulai dari kanan ke kiri (seperti dalam penulisan Arab,
walaupun dalam penulisan formal zaman sekarang ini menggunakan kiri ke kanan).
Jenis Hieroglif
Hieroglif terdiri dari tiga macam glyph yaitu phonetic glyphs, termasuk karakter satu konsonan
yang berfungsi seperti abjad, logographs; dan semagram (simbol semantik yang menentukan
makna), yang membatasi arti dari logographic atau kata-kata fonetis.
2.3Kuil
Dari segi arsitektur, sebagai kuil mempunyai elemen-elemen penting, yakni Pylon (tiang batu
besar dan tinggi di depan kuil), pintu masuk dengan bangunan gapura besar yang dilengkapi
tiang bendera, halaman yang dikelilingi tembok, aula dengan deretan kolom besar dan altar.
Sebelum pylon ditempatkan sepasang monumen batu besar yang disebut dengan obelisk.
Pada masa dinasti ke-4 sampai dinasti ke-12, terdapat beberapa kuil yang dibangun, seperti :
1. Kuil Edfu di Tebes
2. Kuil Amen di Luxor
3. Kuil Amen di Karnak
4. Kuil Abu Simbel yang dibangun Raja Ramses II.
Adapun kuil Deir El Bahri yang terletak di lembah di dekat Tebes, kuil ini dilengkapi dengan 3
teras besar, langit-langit di bagian ruang tengah yang luas itu disanggu beberapa tiang dari batu
kapur dan dilengkapi dengan realif dan lukisan. Bentuk bangunan dengan kolom-kolom seperti
kat”Proto-Doric” atau bentuk seni bangun gaya Doria awal.

Dari segi arsitektur yang paling menarik adalah penggunaans kolom dengan bermacam-macam
jenis, yakni jenis menara, kolom bunga lotus, Kolom bunga lotus sederhana, kolom daun palm
dan kolom kepala Hathor.
D. Mengetahui Budaya Mesir Kuno
Seni Bangun dan Seni Lukis Seni bangun, seperti piramida, kuil dan istana serta seni rupa,
seperti pahat dan lukis berkembang mencapai puncaknya. Salah satu seni bangun Mesir kuno
yang sampai sekarang masih terkenal adalah Piramida. Para sarjana mencatat tidak kurang dari
30 piramida yang telah ditemukan tapi hanya 3 buah di wilayah Giza yang relatif masih lengkap.
Piramida besar Kufu, tingginya 480 kaki, atau kira-kira 14,5 meter lebar 750 kaki atau kira-kira
25 Meter. Piramida ini dibangun diatas tanah seluar hampir 5 Ha.
Untuk membangunnya diperlukan 2,3 juta batu dalam bentuk balok yang masing-masing balok
beratnya 2,5 ton.
Bagian dalam piramida yang tersusun dari batu kapur berwarna kekuning-kuningan itu terdapat
dua bilik (bilik untuk makam raja dan untuk makam ratu)
Makam ini juga dibangun dari tumpukan batu-batu yang disebut Mastaba.
Selain Mastaban juga terdapat monumen yang disebut Sphink. Monumen ini dianggap sebagai
simbol kekuasaan raja.
Seni Patung Dan Seni Lukis
Dari kepercayaaan Mesir, muncul bentuk-bentuk patung, dewa, raja dan pendeta. Patung-patung
kolosal masih terus diproduksi. Akan tetapi patung-patung berukuran kecil dengan bahan kayu
atau batu banyak mendapat perhatian. Para seniman patung masa itu menaruh perhatian pada
detail sekitar wajar, misalnya Patung Rohatep dan nofrat.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-5 muncul seni patung kepala dari bahan kayu, patung ini
sekaligus menunjukkan kebebasan seniman patung dalam berekspresi dan menentukan objeknya.
Kehalusan penggarapannya dan diteil sangat jelas terlihat dalam patung ini.
Pada masa kekuasaan dinasti ke-3 muncul patung dada. Pada masa itu para seniman patung tidak
saja memperkenalkan jenis patung baru, akan tetapi juga mulai mempergunakan bermacammacam warna untuk pewarnaan patung batu seperti pada patung ratu Hatseput. Banyak sarjana
barat yang mengakui kelebihan bangsa Mesir kuno. Tulisan Mesir kuno yang berupa gambar
yang masing-masing gambar memiliki arti dan bungi (hieroglif), ilmu ukur (matematika). Sistem
pengairan anatomi, kedokteran, seni bangunan, senirupa dan sistem kalender telah
mempengaruhi kebudayaan Eropa.
Kehidupan sehari-hari

Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat kecil Mesir Kuno. Sebagian besar masyarakat
Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dari tanah liat yang didesain untuk
menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di
dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat
roti Tembok dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi
warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan
tidur.
Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi
di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan kapur. Laki-laki
bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi dan salep untuk
mengharumkan dan menyegarkan kulit Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna
putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan
kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia
sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga
anaknya, sementara sang ayah bertugas mencari nafkah.
Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar
untuk melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga instrumen yang
mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa Mesir memainkan bel, simbal,
tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi dan lira dari Asia. Mereka juga menggunakan
sistrum, instrumen musik yang biasa digunakan dalam upacara keagamaan.
Bangsa Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya
adalah Senet, permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu mereka
juga mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola juga sering dimainkan anakanak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan dalam makam Beni Hasan.[111] Orangorang kaya di Mesir Kuno juga gemar berburu dan berlayar untuk hiburan.
Masakan
Masakan Mesir cenderung tidak berubah selama berabad-abad; Masakan Mesir modern
memiliki banyak persamaan dengan Masakan Mesir Kuno. Makanan sehari-hari biasanya
mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti bawang merah dan bawang putih,
serta buah-buahan berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada
perayaan tertentu, kecuali di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging,
dan unggas dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar.
Arsitektur
Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno. Karya arsitektur bangsa
Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek
pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk
peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu

membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan
presisi yang tinggi.
Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah
hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani
tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa
istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan
tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah. Struktur
penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup
dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek
menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode
Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur
persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya
dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.
SENI
Patung dada Nefertiti, karyaThutmose, adalah salah satu mahakarya terkenal bangsa Mesir Kuno.
Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman
mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran
ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak
mudah berubah dan terpengaruh aliran lain. Standar artistik—garis-garis sederhana, bentuk, dan
area warna yang datar dikombinasikan dengan karakteristik figure yang tidak memiliki
kedalaman spasial—menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya.
Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok makam dan kuil, peti
mati, maupun patung.
Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat.
Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan
hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum
arab sebagai pengikat dan ditekan (press), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak
digunakan. Firaun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan di pertempuran, dekrit
kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat yang
menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer untuk ditambahkan di makam. Sebagai
usaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk
buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer. Meskipun bentuknya hampir homogen, pada
waktu tertentu gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku
politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan gaya Minoa ditemukan
di Avaris. Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya perubahan politik yang menonjol
adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya
pemikiran religius Akhenaten. Gaya ini, yang dikenal sebagai seni Amarna, langsung diganti dan
dibuah ke bentuk tradisional setelah kematian Akhenaten.
Agama dan kepercayaan

Buku Kematian adalah panduan perjalanan untuk kehidupan setelah kematian. Kepercayaan
terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun temurun.
Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk
meminta perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik; orang
mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini
dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
Patung Ka dipercaya dapat menjadi tempat bersemayam bagi mereka yang telah meninggal.
Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah
kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan
hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh
masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing,
dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya. Setelah Kerajaan Baru,
peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan munculnya kebiasaan
untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam mengembangkan sistem
ramalan (oracle) untuk mengkomunikasikan langsung keinginan dewa kepada masyarakat.
Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain
badan, manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan
nama. Jantung dipercaya sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek spiritual
akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan tubuh fisik
mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang. Tujuan utama
mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi "arwah yang
diberkahi." Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang
dengan "bulu kejujuran." Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi
dalam bentuk spiritual. Makam firaun dipenuhi oleh harta karun dalam jumlah yang sangat besar,
salah satunya adalah topeng emas dari mumiTutankhamun.
Adat pemakaman
Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai
kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini
adalah : proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan
mayat bersama barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode
Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan
mengawetkan tubuh mayat melalui proses pengeringan. Kegersangan dan kondisi gurun telah
menjadi keuntungan sepanjang sejarah Mesir Kuno bagi kaum miskin yang tidak mampu
mempersiapkan pemakaman sebagaimana halnya orang kaya. Orang kaya mulai menguburkan
orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan
mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke
dalam sarkofagus berupa batu empat persegi panjang atau peti kayu. Pada permulaan dinasti
keempat, beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam toples kanopik.

Anubis adalah dewa pada zaman mesir kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual
pemakaman. Pada gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.
Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik
terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut
secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung,
dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh
dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung,
mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir
diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik pengawetan mayat asli mulai
menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada zaman ini masyarakat mesir kuno lebih
menitikberatkan pada tampilan luar mumi.
Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi
penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua
masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan Kerajaan Baru, buku kematian ikut
disertakan di kuburan, bersamaan dengan patung shabti yang dipercaya akan membantu
pekerjaan mereka di akhirat. Setelah pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk
sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum.
(SUMBER: http://likkachus.blogspot.com/2013/09/makalah-tentang-seni-mesir-kuno_18.html )
Seni rupa Mesir
Perkembangan seni rupa murni mancanegara di luar Asia berawal dari seni rupa Timur purba
hingga sejarah seni rupa Eropa modern. Seni rupa Timur purba dapat dilihat melalui
perkembangan seni rupa di Mesir. Kurun waktu perkembangannya dapat diuraikan secara
kronologis, yaitu dimulai dari sejarah seni rupa Mesir, seni rupa Eropa Klasik, seni rupa
Renaissance, seni rupa Barok dan Rokoko, hingga seni rupa zaman modern.
Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400
SM). Bentuk karya-karya seni rupa bangsa Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief, seni
lukis, dan seni kriya. Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba, dan candi.
Peninggalan lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan, hieroglif dan
mahkota.
Hieroglief Mesir dari bahasa Yunani “Ukiran Suci”, adalah system tulisan formal yang
digunakan masyarakat Mesir Kuno yang terdiri dari kombinasi komponen elemen logograf dan
alphabet. Hieroglief Mesir merupakan salah satu sistem penulisan paling tua yang dikenal
manusia. Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun 3.000 sebelum Masehi dan telah
digunakan oleh Bangsa Mesir selama lebih dari 3.000 tahun. Masyarakat Mesir menggunakan
Hieroglief Kursif untuk sastra keagamaan pada papyrus dan kayu. Adapula variasi formal tulisan
yang lebih kecil, yang disebut hieratikdan demotic, namun secara teknis tulisan tersebut bukan
merupakan hieroglief.

Berdasarkan kamus, arti dari Hieroglief adalah tulisan dan abjad Mesir Kuno, yang terdiri atas
700 gambar dan lambang dalam bentuk manusia, hewan, atau benda; dan lambang tulisan
(menyerupai gambar paku) yang bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibaca atau dipahami
maknanya. Disebut hieroglief karena ketika orang Yunani pertama kali melihat tulisan itu,
mereka yakin bahwa tulisan tersebut ditulis oleh pendeta yang memiliki makna dan tujuan yang
suci. Kata “Hieroglief” berasal dari kata sifat bahasa Yunani yaitu “hieroglyphikos”, dimana
glypho berarti “ukiran”,”pahatan”, atau glyphs (aksara). Kata hieroglyph dalam bahasa Inggris
dijadikan kata benda, menggantikan arti kata hieroglif yang sebenarnya. Yang seharusnya seperti
dalam kalimat sebelumnya, kata hieroglyphic merupakan sebuah kata sifat, namun sering terjadi
kekliruan dalam penggunaan kata hieroglyph sebagai sebuah kata benda.
(SUMBER: https://senirupasmasa.wordpress.com/2013/10/30/seni-rupa-mesir/ )
SEJARAH SENI RUPA MESIR KUNO
Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400
SM). Bentuk karya-karya seni rupa bangsa Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief, seni
lukis, dan seni kriya. Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba, dan kuil.
Piramida dan mastaba merupakan bangunan yang berfungsi untuk menyimpan mumi, sedangkan
kuil berfungsi sebagai tempat pemujaan. Seni patung Mesir terbuat dari batu granit yang
merupakan penggambarandari Ramses, Chefren, Achnaton, Amenhotep, dan Spinx. Relief dan
seni lukis Mesir banyak ditemukan pada dindingdinding kuburan dan peti mati. Peninggalan
lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan, dan mahkota.
Periode kekuasaan
Mesir kuno menganut sistem dinasti, dimana para penguasa (pharaohs),sebagai penguasa,
pemikir dan juga menganggap dirinya sebagai dewa. Kekuasaan ini dimulai dari Lembah Nil
sekitar 3150 SM, dan bertahan hingga 31 dinasti. Dinasti berakhir setelah Mesir takluk kapada
Kerajaan Romawi pada sekitar abad 30 SM. Pada periode kekuasaan Romawi secara bertahap
terjadi perubahan politik dan agama dan periode inilah yang mengakhiri perkembangan
peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno
berada di bagian timur laut Afrika yang terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil
dan mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, yang disebut periode Kerajaan Baru.
Wilayahnya mencakup Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak. Pada beberapa zaman,
peradaban Mesir meluas hingga ke selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah,
Semenajung Sinai, serta Gurun Barat.

Bentuk peradaban Mesir kuno antara lainberupa bangunan ( Architecture ), tulisan, patung, relief,
painting, mumi dll, yang tinggi dan hingga kini masih bertahan.
Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Piramida Agung Giza
Adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis Giza dan
merupakan satu-satunya bangunan kuno yang masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti keempat Mesir,
Khufu (Χεωψ, Cheops) dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan diperkirakan berlangsung
pada sekitar tahun 2560 SM. Piramida ini kadang-kadang disebut sebagai Piramida Khufu..
Piramida Khafre
Adalah piramida Mesir Kuno terbesar kedua di kompleks piramida Giza. Piramida ini
merupakan makam firaun Khafra dari dinasti ke-4. Piramida Khafre memiliki panjang 215.5 m
dan tinggi 148.5 m. Piramida ini terbuat dari blok-blok batu kapur raksasa yang suangat besar.
Piramida Menkaure
Berlokasi di Dataran Giza pada barat daya pinggiran kota Kairo, Mesir, adalah yang terkecil dari
ketiga Piramida Giza. Piramida ini dibangun untuk menjadi makam Firaun dinasti keempat
Mesir, Menkaure. Letaknya berjarak beberapa meter barat daya dari tetangga terdekatnya,
Piramida Khafre dan Piramida Agung Khufu di nekropolis Giza.
Saqqara (piramida tangga)
Sebuah situs pemakaman Mesir Kuno yang terletak di Mesir. Di situs ini terdapat sebuah piramid
bertangga tertua di dunia. Kompleks saqqara terdiri dari Piramid bertangga Djoser, Piramid Unas
, dan Piramid Userkaf.
Kuil Abu Simbel
Kuil Abu Simbel terletak di ujung Danau Nasser, sejauh 290 kilometer baratdaya kota Aswan.
Saat ini Abu Simbel adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang masuk bagian ke dalam Markah
tanah Nubia, yang melingkupi dari Abu Simbel sampai ke Philae.
Kuil ini sebenarnya dipahat dari tebing batu pasir saat Firaun Ramses II masih berkuasa pada
sekitar tahun 1250SM, sebagai markah tanah terakhir untuknya dan istrinya Nefertari, untuk
memperingati kemenangannya pada Pertempuran Kadesh.
Kuil Luxor

Kuil Luxor adalah kompleks candi kuno yang besar Mesir yang terletak di tepi timur Sungai Nil
dan didirikan pada tahun 1400 SM. Di Luxor terdapat enam kuil besar, empat di tepi kiri sungai
yaitu Goornah, Deir el-Bahri, Ramesseum, dan Medinet Habu, dan dua kuil di tepi kanan sungai
yaitu Karnak dan Luxor .
Dibelakang kuil terdapat kapel yang dibangun oleh Tuthmosis III. Selama era Romawi, kuil dan
sekitarnya digunakan benteng legiun dan rumah dari pemerintah Romawi di daerah Mesir.
Kuil Edfu
Kuil Horus di Edfu adalah kuil yang benar-benar dipertahankan keutuhanya. Dibangun dari batu
blok, kuil ini dibangun di atas lokasi sebuah kuil Kerajaan Baru yang lebih kecil, Kuil ini
menghadap ke barat, ke arah sungai. Struktur kuil ini meninggalkan sisa-sisa reruntuhan tiang
kuil tua yang indah bila dilihat dari sisi timur.
Piramida Djedefre
Piramida Djedefre, adalah piramida yang paling rusak. Djedefre adalah anak dan sekaligus
penerus dari Khufu. Sebelumnya, piramida ini dianggap sebagai piramida yang belum
terselesaikan, tapi menurut konsensus arkeologi, piramida ini telah terselesaikan dan ukuran
sebenarnya hampir sama dengan Piramida Menkaure – piramida Giza terbesar ketiga.
Kuil Karnak
Kawasan Karnak meliputi reruntuhan kuil, tiang dan bangunan-bangunan lainnya, terutama Kuil
Agung Amen dan bangunan besar yang dibangun oleh Firaun Ramesses II (~ 1391–1351 SM),
yang terletak di dekat Luxor, sekitar 500 km sebelah selatan Kairo, Mesir.
Pada tahun 323 AD, Konstantin yang Agung mengakui agama Kristen dan pada tahun 356
memerintahkan penutupan semua kuil. Pada saat itu Karnak hampir sepenuhnya ditinggalkan,
dan gereja-gereja Kristen didirikan di dekat reruntuhanya.
Benteng Buhen
Benteng Buhen dibangun pada masa pemerintahan Senusret III, sekitar tahun 1860 SM (dinasti
ke-12). Benteng ini dibangun untuk mengelilingi sebuah. Situs ini pertama kali didirikan sebagai
sebuah pos di Nubia selama pemerintahan Sneferu (dinasti ke-4). Artefak dan Relief pada
benteng Buhen menunjukkan bahwa orang Mesir tinggal sekitar 200 tahun, sampai akhir dinasti
ke-5, ketika mereka mungkin dipaksa keluar oleh imigrasi dari selatan.
Seni Patung Mesir Kuno
Patung-patung Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Sikap: berjalan dengan sikap kaki kiri di depan, tangan menggenggam. Kalau duduk dengan
sikap berlutut dan jongkok.
Model: raja-raja dan dewa-dewa, sedangkan rakyat jelata bentuknya dibedakan dengan jelas.
Contoh beberapa patung:
Pangeran Rahotep dan Isteri Nya Nofret
Patung dewi kucing
Patung Dewi Selket
Patung Granit Amenemhet III
Patung di kuil Luxor
Patung Raja Akhenaton Dan Ratu Nefertiti
Patung Raja Khafre
Sphink
Seni Relief
DEWA DAN KEHIDUPAN AKHIRAT
Orang mesir prasejarah menaruh hormat bercampur heran kepada eajaiban alam serta
pada ciri hewan menakutkan/mengagumkan. Dan kerap kali dewa-dewi mereka di wujudkan
dalam bentuk binatang. Setelah manusia semakin maju, setelah erasaan takut dan kagum pada
kegaiban alam berkurang dewa-dewi pun mengalamiperalihan dan dari konsep zoomorfik
menuju antropomorfik (manusia). Namun tradisi tidaklah mati hanya saja merubah bentuk tubuh
hewan dengan tubuh manusia dan masih berkepala hewan. Mesir memiliki dewa-dewi yang
terbilang banyak. Bahkan setiap tempat memiliki dewanya sendiri bahkan beberapa di antara di
gabung menjadi keluarga. Orang mesir tidak hanya memiliki banyak dewa-dewi tetapi juga
beberapa kisah mitologi.
Tidak ada kisah mesir yang mengisikan proses penggarapan jenazah menjadi mumi. Teori
pemumian adalah pengulangan perlakuan yang dahulu konon di lakukan pada dewa osiris untuk
kebangkitanya kembali. Setelah pemumian, mumi di masukan dalam makam bersama barang
yang di kehendaki/di perlukan oleh yang mati dalam kehidupan barunya. Dan beberapa di
antaranya di buat miniatur seperti sandal, tongkat, daging/makanan lainya. Hanya sedikit orang
mesir yang mampumelakukan penguburan sedemikian rumit. Bagi orang miskin hanya dapat
mengharapkan kain kafan yang kasar sebagai ganti peti mayat dan pemakaman umum di bawah

timbunan pasir. Pada zaman kerajaan lama tugas penguburan merupakan kewajiban ahli waris,
tapi kemudian timbul kebiasaan menyisihkan sebagian harta untuk membayar imam kematian
yang akan mengambil alih tugas. Hal ini lambat laun membuat para imam mempunyai kekayaan
dan kekuasaanyang cukup besar sehingga kedudukan firaun terancam.
Di mesir ada pula upacara harian di dalam kuil, upacara ini hampir sama dengan upacara
pemakaman. Tidak peduli dewa-dewi mana yang mereka abdi, mulai dari rakyat kecil sampai
imam melakukan upacara padi yang rumit. Saat fajar di lakukan mandi penyucian di kolam suci.
Kemudian rombongan imam beriringan memasuki kuil, berbaris memasuki halaman terbuka dan
memasuki kuil dan masyrakat umum menonton arakan ini di seberang halaman dan tidak boleh
masuk lebih jauh. Para imam yang memimpin upacara di bawah epemimpinan firaun. Hanya
sedikit imam yan mengabdikan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan para dewa-dewi.
Mereka adalah imam yang di perkenankan masuk tempat tersuci dalam kuildan membantu
upacara pemandian dewa-dewi. Adapun imam wanita hanya bertugas menyanyi dan memainkan
musik.
DUNIA ORANG MATI
Hidup setelah mati adalah harapan semua orang mesir. Bahkan mereka mempersiapkan
kehidupan setelah mati dengan menyibukkan diri. Bagi yang kaya pembalsaman rumit serta
makam akan menjamin tenpat tinggal Ka atau jiwa dan Ba yaitu vitalitas fisik yang keluar dari
badan saat ajal.
MEMPERSIAPKAN KEHIDUPAN AKHIRAT
Persiapan initerpusatpada upacara pembalseman yang menurut Herodotus. Pembalseman
di lakukan dengan menggunakan senyawa garam, rempah dan damar untuk mengawekan serta
mengeringkan mayat yang sudah di ambil isi perutnya. Mumi ini lalu di isi dan di gosok dengan
lapisan kain linen halus.
IRING-IRINGAN KEMAKAM
Menurut tata cara penguburan mesir, penguburan harus di lakukan di barat dengan
anggapan perjalaan malamnya melintasi alam akhirat. Di barat pula terdapat kuil maaupun
makam .arak-arakan biasanya di lakukan pada mumi yang di petikan . dengan sampan melintasi
sungai Nil kemudian dengan gerobak sapi melintasi daratan dengan imam berjalan di depan
mengibaskan pedupaan sambil melagukan nyanyian dan berakhir di pintu kuil. Dan yang terakhir
diakakan tarian resmi serta pesta penguburan dalam upacara terakhir.

PENGADILAN DI DUNIA AKHIRAT
Inti agama mesir yang berkiblat pada keatian ialah kepercayaan seluruh umat akan
pengadilan terakhir oleh dewa osiris. Biasanya di gambarkan sebagai mumi yang dingin yang
menimbang hati orang mati dengan kebenaran.
DEWA-DEWI DI LANGIT
Di akhirat ada bagian khusus yang di peruntukan bagi khazanah dewa-dewi yang tak
terhitung. Maka mungkinlah menggambarkan keluarga surgawi yang kumpulkan alam
kelompok.
SANG FIRAUN DAN RAKYATNYA
Hampir seiap masyarakat memiliki struktur piramid firaun sebagai puncak kemudian
kaum bangsawan, pejabat, juru tulis, tukang, pekerja kasar, petani. Semakin rendah derajatnya
semakin banyak jumlah kalanganya. Namun ada masa ketika imam menyamai kedudukan firaun,
pada akhirnya firaun menganggap perlu mendapatkan kepastian dukungan mereka.bukan hanya
kekayaan dan kekuasaan yang menyebabkan tingginya kedudukan tapi juga kekaisaran mesir
yang di dahului meningkatnya kedudukan dewa. Pada dasarnya di dalam dasar piramida sosial
di bawah petani terdapat para budak.
KESENGGANGAN KAUM ELIT
Secara turun temurun golongan elit adalah kalangan imam, tentara,pegawai pemerintah
bahkan penguasa besar menganggap firaun dewa.
KEHIDUPAN MELIMPAH DI RUMAH BESAR
Kediaman bangsawan mesir lebih dari rumah keluarga biasa, di sekitarnya di kelilingi
bengkel, kandang, tempat pemujaan dan ruang pesta.
SENI YANG AGUNG
Seni suatu bangsa adalah pernyataan tentang apa yang mereka yakini,yang di idam-idamkan dan
di junjung tinggi.seni juga menceritakan sejarahena mencerminkan perjalanan nasib suatu bangsa
serta memperlihatkan pergeseran perhatian mereka. Para arsitek, pemahat dan pelukis mencapai
prestasi estetik yang mencerminkan keajaiban teknologi. Dapat di lihat dari karya besar mereka
yang di buat dengan alat sederhana. Piramid merupakan monumen raksasa yang membuar
bangunan mastaba lainya terlihat kecil, ukuranya 124m x 103m dengan tinggi 60meter dengan
kamar bawah tanah, pekaranagn

dan kuil kecil diluar yang di hias cermat. Abad besar

pembuatan piramid sekitar 400tahun sejak zaman wangsa keempat sampai enamkemudian

piramid di dirikan dengan ukuran kecil dan di gunakan sebagai makam. Piramid tertinggi mesir
adalah 135 meter tanpa menutup. Salah satu kuil termasyhur dan paling indah adalah kuil yang
di bangun oleh Hatshepsut dekat sumber ilhamnya. Dengan penempatan dan perancangan variasi
bentuk serta tatanan tiang dan patung dengan jumlah 190 lebih serta relief yang mengagungagungkan kelahiran sri ratu dengan segi estetika.
Kuil ini sangat besar dengan kompleks yang lebih besar lagi yang mencakup bengkel, sekolah,
kolam suci, gudang dengan berbagai kelengkapan. Kuil dewa merupakan sumbangan besar
terakhir yang di wariskan mesir kuno dalam bidang arsitektur. Mengenai patung ,relief ,ukiran
dan lukisan adalah ciri yang paling mencolok. Patung mulanya di buat untuk melukiskan tokoh
untuk selama-lamanya yang kebanykan di temukan di maakm kuno. Patung mesir di buat dengan
hampa perasaan dengan maksud mencerminkan watak keagungan. Biasanya dalam keadaan
duduk dengan tangan di lutut, berdiri dengan satu kaki melangkah kedepan tangan bergatung di
samping atau beredekap di dada.
Menjelang akhir kerajaan lama seni relief mengalami beberapa eksperimen dan perubahan,
tampak lebih hidup. Pada masa akhir kerajaan baru tidak hanya gaya tapijuga suasana jiwa
hiasan makam berubah ke arah lebih suram. Kegembbiraan berubah menjadi kemuraman.
Kerajaan pertengahan mengalami peningkatan seni lukis sebagai sarana utama.dengan bentuk
geometri dan warna pokok pada zaman prasejarah yang di gunakan untuk menghias bejana.
Sebelum wangsa keempat mesir memadukan ukiran dan lukisan di dinding yang juga berkaitan
dengan patung. Lukisan kini menjadi sarana sendiri, cat yang di gunakan meyarupai tempera
yaitu campuran lilin, air dan zat pewarna. Objek lukisanpun makin meluas, dari warisan objek
seperti berburu, bekerja di ladang, menari, bermain,dll. Ada pula objek yang naturalis dengan
aksen Akhenaton yang berpenampilan aneh.
HASIL KARYA PIKIRAN
Orang mesir menyusun ilmu hitung sederhana dan menggunakanya untuk mengukur
ladang menaksir hasil gandum,mengamati langit mengamati pergerakan bintang, mempelajari
anatomi manusia, belajar menangani penyakit dan mencatatan gagasan mereka dengan keahlian
menulis. Heiroglif berasal dari bahasa yunani yang berrti ukiran suci. Tiap huruf melambangkan
seluruh kata atau gagasan. Orang mesir memilih 24 heiroglif untuk 24 bunyi konsonan namun
tidak memiliki vokal. Huruf ini sangat memuaskan bila di pahat di batu. Prasasti pada dinding
kuil, makam dan monumen menyimpan banyak catatan sejarah, biografi mantra serta doa dengan

tulisan. Dalam duni tulis menulis mesir juga memiliki beberapa prosa yang terkenal. Prosa mesir
umumnya lebih sedikit mengalami penghilangan daya terjemahan dibanding dengan syair 2prosa
yang terkenal yaitu berjudul “protes petan fasih” dan “nasihat ipuwer”. Adapun pada bidang
roman yaitu berjudul “kisah tentang sinuhe”. Jenis sastra mesir yang paling di sukai adalah
“sastra kebi