Pola Pertumbuhan Siswa SD - SMP di Kota Denpasar dan Kecamatan Kintamani, Berdasarkan Berat dan Tinggi Badan.

TESIS

POLA PERTUMBUHAN SISWA SD-SMP DI KOTA
DENPASAR DAN KECAMATAN KINTAMANI, BALI
BERDASARKAN BERAT DAN TINGGI BADAN

IDA AYU MANIK DAMAYANTI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

POLA PERTUMBUHAN SISWA SD-SMP DI KOTA
DENPASAR DAN KECAMATAN KINTAMANI, BALI
BERDASARKAN BERAT DAN TINGGI BADAN

IDA AYU MANIK DAMAYANTI
NIM 1492261001


PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

POLA PERTUMBUHAN SISWA SD-SMP DI KOTA
DENPASAR DAN KECAMATAN KINTAMANI, BALI
BERDASARKAN BERAT DAN TINGGI BADAN

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biologi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

IDA AYU MANIK DAMAYANTI
NIM 1492261001

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii

PERILAKU KAWIN DAN HISTOLOGI TESTIS TIKUS
(Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIBERI TEPUNG DAUN
LAMTORO (Leucaena leucocephala Lamk. de Wit)
HASIL PERENDAMAN

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biologi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

ANAK AGUNG ISTRI MAS PADMISWARI
NIM 1492261005

PROGAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 22 AGUSTUS 2016

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Dra. Ngurah Intan Wiratmini, M.Si. Prof. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc., Ph.D
NIP. 19680228 199412 2 001
NIP. 19460703 198011 1 001


Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Ilmu Biologi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19680327 199302 2 00 1

Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).
NIP. 19590215 198510 2 001

iii

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas berkat, rahmat karunia dan penyertaan-Nya sehingga dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Perilaku Kawin dan Histologi Testis Tikus
(Rattus norvegicus) Jantan yang Diberi Tepung Daun Lamtoro (Leucaena
leucocephala Lamk. de Wit) Hasil Perendaman”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dra. Ngurah Intan
Wiratmini, M.Si., selaku pembimbing pertama dan sebagai ketua panitia ujian
tesis yang telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama
penulis menyelesaikan tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis
sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc., selaku pembimbing
kedua dan juga sebagai sekretaris panitia ujian tesis yang dengan penuh perhatian
dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas
Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini
juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang
dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada

Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga menyampaikan rasa
terima kasih kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Biologi Ir. Ida Ayu
Astarini, M.Sc., Ph.D. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada

vi

para penguji tesis, yaitu Drs. I. B. Made Suaskara, M.Si., Dra. Ni Gusti Ayu
Manik Ermayanti, M.Si., dan Dr. Dra. Ni Putu Adriani Astiti, M.Si., yang telah
memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat
terwujud seperti ini. Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada Dr. Dra. Ni
Putu Adriani Astiti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan
dan nasehatnya. Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada keluarga dan
teman-teman yang telah memberikan doa dan motivasi positif kepada penulis.
Tesis ini akan menjadi panduan bagi pembaca dalam melaksanakan
penelitian. Semoga tesis ini dapat memberi ide bagi pembaca. Atas perhatiannya,
penulis mengucapkan terima kasih.
Denpasar, Juni 2016

Penulis


vii

ABSTRAK

PERILAKU KAWIN DAN HISTOLOGI TESTIS TIKUS (Rattus norvegicus)
JANTAN YANG DIBERI TEPUNG DAUN LAMTORO
(Leucaena leucocephala Lamk. de Wit) HASIL PERENDAMAN

Lamtoro (Leucaena leucocephala Lamk. de Wit) merupakan salah satu
tanaman yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu berkisar antara
25-35%. Namun, pemanfaatan lamtoro menjadi terbatas karena mengandung zat
antinutrisi seperti mimosin. Kandungan mimosin dapat diturunkan melalui
beberapa metode salah satunya adalah melalui perendaman dalam air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian tepung daun lamtoro
hasil perendaman terhadap perilaku kawin dan histologi testis tikus jantan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari empat kelompok dengan masing-masing delapan ulangan.
Perlakuan berupa pemberian tepung daun lamtoro hasil perendaman yang
dicampur dengan pelet komersial dengan aras 100% pakan komersial (tanpa
TDLP) sebagai kontrol (P0), 92,5% pakan komersial + 7,5% TDLP sebagai

perlakuan 1 (P1), 85% pakan komersial + 15% TDLP sebagai perlakuan 2 (P2)
dan 77,5% pakan komersial + 22,5% TDLP sebagai perlakuan 3 (P3). Perlakuan
diberikan pada tikus jantan selama 30 hari. Variabel yang diamati pada penelitian
ini adalah jumlah kissing vagina, jumlah mount, jumlah intromission, diameter
tubulus seminiferus dan jumlah sel spermatogenik. Data hasil penelitian diolah
dan disajikan dalam bentuk tabel menggunakan program statistik komputer (SPSS
16.0 for Windows) dengan menggunakan uji One Way Anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan TDLP dalam ransum tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap perilaku kawin dan histologi testis tikus jantan. Penambahan
TDLP hingga aras 22,5% tidak menurunkan jumlah perilaku kawin dan histologi
testis tikus jantan.
Kata kunci: tepung daun lamtoro, perendaman, reproduksi jantan, tikus putih

viii

ABSTRACT

MATING BEHAVIOR AND TESTIS HISTOLOGY OF
ALBINO RATS (Rattus norvegicus) FED SOAKED LAMTORO
(Leucaena leucocephala Lamk. de Wit) LEAVES MEAL


Lamtoro (Leucaena leucocephala Lamk. de Wit) is one of the plants that
have high protein contents ranging from 25 to 35%. However, it used is restricted
due to its anti nutrition factors such as mimosine. The mimosine can be reduced
by several methods, one of them is by soaking. This research aims to determine
the efffect of soaked lamtoro leaf meal on the mating behavior and testis histology
of albino rats. The experimental design used within study was a Completely
Randomised Design (CRD) with four groups and each group consisted of eight
albino rats. The treatments was fed by pellets made from water soaked lamtoro
leaf meal (SLLM) combined with commercial feed. The control treatment (P0)
was feeding group with commercial feed, the first treatment (P1) 92.5%
commercial feed + 7.5% SLLM, the second treatment (P2) 85% commercial feed
+ 15% SLLM and the third treatment (P3) 77.5% commercial feed + 22.5%
SLLM. Treatments was given to albino rats everyday for 30 days. Variables
observed is the amount of kissing vagina, amount of mount, amount of
intromission, diameter of seminiferous tubular and amount of spermatogenic cells.
Data were analysed with statistic program (SPSS 16.0 for Windows) with One
Way Annova. The result showed that additional of SLLM into commercial feed
diet did not significantly difference (P>0.05) in mating behavior and testis
histology of albino rats. It was concluded that the additional amount of SLLM up

to 22.5% did not decrease amount of mating behavior and testis histology of
albino rats.
Keywords: lamtoro leaf meal, soaked, male reproduction, albino rats

ix

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM........................................................................................
i
PRASYARAT GELAR .................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..............................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..............................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................

vi
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
ABSTRACT...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. Latar Belakang .............................................................................
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................

1
1
4
4

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
2.1. Klasifikasi dan Deskripsi Tikus Putih ..........................................
2.2. Tanaman Lamtoro Sebagai Hijauan Ternak .................................
2.3. Kandungan Nutrien dan Zat Antinutrisi Daun Lamtoro...............
2.4. Upaya Penurunan Kadar Mimosin Pada Lamtoro........................
2.5. Perilaku Kawin Tikus Jantan........................................................
2.6. Perilaku Kawin Tikus Betina........................................................
2.7. Testis.............................................................................................
2.7.1. Struktur Anatomi Testis........................................................
2.7.2. Struktur Histologi Testis.......................................................

6
7
6
11
14
16
18
20
20
21

BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ................................................................................
3.1. Kerangka Berpikir .......................................................................
3.2. Konsep .........................................................................................
3.3. Hipotesis ......................................................................................

25
22
27
28

x

BAB IV. METODE PENELITIAN ...............................................................
4.1. Rancangan Percobaan....................................................................
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................
4.3. Sampel ...........................................................................................
4.3.1. Sampel .................................................................................
4.3.2. Aklimatisasi.........................................................................
4.4. Variabel Penelitian ........................................................................
4.4.1. Variabel bebas .....................................................................
4.4.2. Variabel tergantung .............................................................
4.4.3. Variabel kontrol...................................................................
4.5. Bahan Penelitian ............................................................................
4.6. Instrumen Penelitian ......................................................................
4.7. Prosedur Penelitian ........................................................................
4.7.1. Tahap Persiapan...................................................................
4.7.1.1. Pembuatan tepung daun lamtoro............................
4.7.1.2. Pembuatan pellet campuran tepung daun lamtoro
dan pakan komersial ...............................................
4.7.1.3. Pemeriksaan Siklus Estrus .....................................
4.7.2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................
4.7.2.1. Konsumsi Ransum .................................................
4.7.2.2. Pertambahan Bobot Badan.....................................
4.7.2.3. Pengamatan Perilaku Kawin ..................................
4.7.2.4. Pembuatan Sayatan Histologi Testis......................
4.7.2.5. Pengamatan Histologi Testis..................................
4.8. Analisis Data .................................................................................

29
29
30
30
30
30
31
31
31
31
31
32
32
32
32

BAB V HASIL...............................................................................................
5.1. Perilaku Kawin Tikus Jantan.........................................................
5.2. Histologi Testis Tikus Jantan ........................................................
5.3. Konsumsi Ransum.........................................................................
5.4. Bobot Badan Harian ......................................................................

41
41
46
54
56

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................
6.1. Simpulan........................................................................................
6.2. Saran ..............................................................................................

59
59
59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

60

xi

33
34
34
35
35
35
36
37
40

DAFTAR TABEL

Halaman
2.1. Biologi Tikus Putih .................................................................................
7
2.2. Kandungan Nutrien Daun Lamtoro ........................................................
12
4.1. Komposisi Nutrien Pakan Komersial......................................................
33
5.1. Rata-rata Perilaku Kawin Tikus Jantan yang Diberi Perlakuan
Tepung Daun Lamtoro Hasil Perendaman…………………………….... 41
5.2. Rata-rata Diameter Tubulus Seminiferus dan Sel Spermatogenik Tikus
Jantan yang Diberi Perlakuan Tepung Daun Lamtoro Hasil
Perendaman……………………………………………………………... 46
5.3. Rata-rata Konsumsi Ransum Tikus Jantan yang Diberi Perlakuan
Tepung Daun Lamtoro Hasil Perendaman……………………………...
54
5.4. Rata-rata Bobot Badan Harian Tikus Jantan yang Diberi Perlakuan
Tepung Daun Lamtoro Hasil Perendaman………………………………. 56

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1. Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala Lamk. de Wit) ..................
2.2. Struktur Anatomi Testis ..........................................................................
2.3. Proses Spermatogenesis ..........................................................................
3.1. Kerangka Konsep Penelitian...................................................................
4.1. Pakan perlakuan dalam bentuk pellet .....................................................
4.2. Bagan Alur Penelitian .............................................................................
5.1. Perilaku Kawin Tikus Jantan ..................................................................
5.2. Gambaran Diameter Tubulus Seminiferus pada Kontrol (400x)
(100% pakan komersial (tanpa TDLP)…………………………………
5.3. Gambaran Diameter Tubulus Seminiferus pada Perlakuan 1 (400x)
(92,5% pakan komesial + 7,5% TDLP)………………………………..
5.4. Gambaran Diameter Tubulus Seminiferus pada Perlakuan 2 (400x)
(85% pakan komesial + 15% TDLP)…………………………………..
5.5. Gambaran Diameter Tubulus Seminiferus pada Perlakuan 3 (400x)
(77,5% pakan komesial + 22,5% TDLP)……..………………………..
5.6. Gambaran Histologi Sel Spermatogenik pada kontrol (400x)…………
5.7. Gambaran Histologi Sel Spermatogenik pada perlakuan 1 (400x)……
5.8. Gambaran Histologi Sel Spermatogenik pada perlakuan 2 (400x)……
5.9. Gambaran Histologi Sel Spermatogenik pada perlakuan 3 (400x)……

xiii

10
21
24
27
34
39
45
50
50
51
51
52
52
53
53

DAFTAR SINGKATAN

DHP

=

Dihydroxy Pyridone

DNA

=

Deoxyribonucleid Acid

FSH

=

Folikel Stimulating Hormone

GnRH

=

Gonadotropin Releasing Hormone

LH

=

Lutein Hormone

mRNA

=

Messenger Ribonucleic Acid

PBBH

=

Pertambahan Bobot Badan Harian

RAL

=

Rancangan Acak Lengkap

TDLP

=

Tepung Daun Lamtoro Hasil Perendaman

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Analisis ragam jumlah kissing vagina .......................................................
2. Analisis ragam jumlah mount ....................................................................
3. Analisis ragam jumlah intromission ..........................................................
4. Analisis ragam diameter tubulus seminiferus ............................................
5. Analisis ragam jumlah sel spermatogonium ..............................................
6. Analisis ragam jumlah sel spermatosit.......................................................
7. Analisis ragam jumlah sel spermatid .........................................................
8. Analisis ragam konsumsi ransum tikus jantan...........................................
9. Analisis ragam bobot badan harian tikus jantan ........................................
10. Foto pelaksanaan penelitian .....................................................................

xv

68
70
72
74
76
78
80
82
84
86

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hewan ternak merupakan salah satu sumber makanan hewani penting
yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sumber nutrsi. Protein pada hewan
memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan. Pemenuhan akan protein
hewani pada masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas
ternak. Produktivitas ternak sangat tergantung dengan cara pemeliharaan hewan
tersebut, mulai dari menjaga kesehatan ternak agar bebas dari gangguan penyakit,
pemenuhan nutrisi yang cukup serta kemampuan bereproduksi, sehingga
pelaksanaan pemeliharaan hewan ternak merupakan salah satu upaya penting
untuk meningkatkan produktivitas ternak.
Pemberian pakan yang berkualitas dengan jumlah pemberian sesuai
dengan kebutuhan ternak merupakan salah satu aspek yang penting dalam
menunjang keberhasilan usaha peternakan. Kondisi pakan (kualitas dan kuantitas)
yang tidak mencukupi kebutuhan, menyebabkan produktivitas ternak menjadi
rendah yang ditunjukkan dengan laju pertumbuhan yang lambat dan bobot badan
rendah sedangkan pemberian pakan yang berkualitas dapat meningkatkan bobot
badan, hormon reproduksi dan siklus birahi (Socheh, 2012). Ternak jantan
membutuhkan pakan selain untuk pemenuhan nutrisi juga untuk dapat
meningkatkan kualitas reproduksi sehingga dapat menjadi pejantan yang unggul.
Oleh karena itu, ternak jantan harus diberikan pakan dalam jumlah yang cukup
dan berkualitas baik.
1

Ketersediaan pakan pada usaha peternakan di Indonesia pada umumnya
mengalami kendala pada aspek ketersediaan sumber pakan, kualitas bahan pakan
serta keberadaan dari sumber pakan tersebut. Pemanfaatan tanaman lamtoro dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menutup kekurangan jumlah
maupun mutu hijauan pada musim kemarau. Tanaman lamtoro dapat diberikan
kepada ternak berupa hijauan segar, kering, tepung, silase dan pelet, atau ternak
tersebut langsung merumput di lapangan (Suprayitno, 1981). Daun lamtoro
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu mencapai 25-35%
berdasarkan bahan kering dibandingkan dengan hijauan lainnya (Gosh dan
Bandyopadhyay, 2007). Kandungan asam amino pada daun lamtoro hampir sama
dengan kandungan asam amino yang terkandung pada tepung ikan (Siswati dkk.,
2010).
Pemanfaatan daun lamtoro sebagai pakan ternak perlu dibatasi karena
lamtoro mengandung zat anti nutrisi yaitu asam amino non protein yang disebut
mimosin. Mimosin dapat menimbulkan keracunan atau gangguan kesehatan
apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus dalam jangka
waktu yang cukup lama (Haryanto, 1993).
Pemberian tepung daun lamtoro pada beberapa jenis ternak juga
menimbulkan pengaruh yang merugikan seperti pada babi dapat menimbulkan
keterlambatan seksual (Hammond, 1995), pada kelinci dapat menyebabkan
kerontokan rambut serta mortalitas yang tinggi pada kelinci prasapih (Muir dan
Massaete, 1995), pada sapi menyebabkan penurunan berat badan, gondok, serta
penurunan fertilitas (Radostits et al., 2000), pada kambing dapat menyebabkan

2

abortus, penurunan konsepsi, pembesaran kelenjar tiroid pada induk dan fetus
(Sastry et al., 2008). Pada hewan jantan pemberian tepung daun lamtoro juga
menyebabkan penurunan produksi dan kualitas semen dari kelinci jantan (Herbert
et al., 2005) serta menyebabkan nekrosis pada tubulus seminiferus kambing dan
domba jantan yang diberikan daun lamtoro sebanyak 400 g (Woldemeskel et al.,
2001).
Ternak ruminansia yang mengkonsumsi pakan yang mengandung mimosin
dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pengaruh buruk bagi ternak. Akan tetapi
ternak ruminansia memiliki sistem cerna yang komplek (poligastrik) karena
mikroba yang terdapat pada rumen mampu mendegradasi mimosin menjadi 3hydroxy, 4 (IH) pyridine (DHP) sehingga tingkat keracunannya lebih rendah
(Hammond, 1995). Berbeda halnya pada ternak monogastrik yang tidak memiliki
mikroba di dalam lambungnya sehingga tidak mampu menurunkan pengaruh
negatif mimosin pada lamtoro. Oleh karena itu pemanfaatan daun lamtoro pada
pakan ternak monogastrik dibatasi secara kuantitatif yaitu tidak lebih dari 10 %
(Chanchay dan Poosaran, 2009). Pemberian pakan tepung daun lamtoro pada
hewan coba juga menunjukkan pengaruh negatif yang sama seperti pada ternak
yaitu gangguan estrus, penurunan konsepsi serta kematian fetus (Joshi, 1968).
Upaya penurunan kadar mimosin daun lamtoro dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan, salah satunya adalah perendaman dengan air. Perendaman
daun lamtoro dengan air selama 12 jam pada suhu 18-190C dapat mereduksi
mimosin sebesar 52,24% (Laconi dan Widiyastuti, 2010). Cara ini dianggap
paling efektif untuk mereduksi mimosin pada daun lamtoro. Pemanfaatan daun

3

lamtoro yang direndam selama 12 jam juga tidak menghambat pertumbuhan fetus
tikus pada saat prenatal (Wiratmini et al, 2014). Namun, sampai saat ini pengaruh
pemberian daun lamtoro hasil perendaman terhadap perilaku kawin dan histologi
testis belum ada yang melaporkannya. Salah satu hewan percobaan yang sering
digunakan pada penelitian tersebut adalah tikus. Tikus digunakan karena memiliki
daya adaptasi yang baik, mudah dalam penanganannya serta memiliki
kemampuan reproduksi yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian mengenai perilaku
kawin dan histologi testis tikus jantan yang diberi tepung daun lamtoro hasil
perendaman perlu dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang perlu dirumuskan dalam pelaksanaan penelitian
antara lain:
1. Bagaimana

pengaruh

pemberian

tepung

daun

lamtoro

hasil

perendaman pada ransum terhadap perilaku kawin tikus jantan?
2. Bagaimana

pengaruh

pemberian

tepung

daun

lamtoro

hasil

perendaman pada ransum terhadap histologi testis tikus jantan?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun lamtoro hasil
perendaman pada ransum terhadap perilaku kawin tikus jantan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun lamtoro hasil
perendaman pada ransum terhadap histologi testis tikus jantan.

4

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Memberikan informasi bahwa tepung daun lamtoro hasil perendaman
dengan air dapat mengurangi kadar mimosin sehingga dapat digunakan
sebagai suplemen protein bagi ternak monogastrik.
2. Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian tepung daun
lamtoro hasil perendaman pada ransum terhadap perilaku kawin tikus
jantan.
3. Memberikan informasi tentang pengaruh pemberian tepung daun
lamtoro hasil perendaman pada ransum terhadap histologi testis tikus
jantan.

5