UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK UNTUK MENCIPTAKAN INTENSITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DI DAERAH TERPENCIL.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PANGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batas Penelitian ... 10

F. Penjelasan istilah ... 11

G. Metodologi Penelitian ... 12

H. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 15

A. Karakteristik Sepak Bola ... 15

B. Latihan Kondisi Fisik ... 17

1. Pengertian Latihan Fisik ... 17

2. Komponen Fisik Yang Dibutuhkan Pemain Sepak Bola ... 19


(2)

D. Cara Meningkatkan VO2max ... 27

E. Karakteristik Latihan dan Umur ... 31

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

C. Langkah-Langkah Penilitian ... 37

D. Instrumen Penelitian ... 40

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Deskripsi dan Analisis Data... 48

1. Deskripsi Hasil Tes Masing-Masing Kelompok Umur... 49

2. Kemampuan VO2max Secara Keseluruhan ... 57

B. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Biomotor Yang Bisa Dilatihkan Untuk BerbagiKelompok

Umur ... 32 Tabel 2.2 Tahapan Latihan Dengan Rentang Waktu Pembinaan,

Kekerapan Latihan, Elemen Fisik, dan Usia ... 33 Tabel 3.1 Nilai Standar VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 43 Tabel 3.3 Formulir Catatan Tes Lari Multi Tahap ... 44 Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung

Medal Usia 13, 15, 17, dan 21 Tahun ... 48 Tabel 4.2 Nilai Simpangan Baku VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola


(4)

Tanjung Medal Usia 13, 15, 17, dan 21 Tahun ... 49 Tabel 4.3 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 50 Tabel 4.4 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 51 Tabel 4.5 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola

Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 53

Tabel 4.6 Data Prosentase Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 55 Tabel 4.7 Data Keseluruhan Kemampuan Daya Tahan (VO2max) Siswa

Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13, 15, 17, dan

21 Tahun Hasil Analisis Deskriptif Prosentase ... 57 Tabel 4.8 Nilai VO2max Dalam Buku Kumpulan Materi Pelatihan

Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat ... 60 Tabel 4.9 Nilai VO2max http://www.baymasters.org/vo2maxnorms.html. 61 Tabel 4.10 Nilai VO2max http://www.brianmac.co.uk/vo2max.htm ... 62


(5)

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Kesegaran Jasmani dan Usia ... 23

Gambar 2.2 Kaitan antara Metabolisme Aerob dan Anaerob ... 26

Gambar 2.3 Metode Latihan Ekstensif ... 30

Gambar 2.4 Metode Latihan Intensif ... 30

Gambar 2.5 Metode Latihan Repetisi ... 31

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 13 Tahun Dalam Diagram Batang ... 50

Gambar 4.2 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 15 Tahun Dalam Diagram Batang ... 52

Gambar 4.3 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 17 Tahun Dalam Diagram Batang ... 54

Gambar 4.4 Hasil Tes VO2max Siswa Usia 21 Tahun Dalam Diagram Batang ... 56

Gambar 4.5 Data Keseluruhan Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Dalam Diagram Batang ... 58

DAFTAR LAMPIRAN Halaman A. Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 68

B. Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 69 C. Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal


(6)

Usia 17 Tahun ... 70

D. Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 71

E. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 13 Tahun ... 72

F. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 15 Tahun ... 74

G. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 17 Tahun ... 76

H. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes VO2max Siswa Sekolah Sepak Bola Tanjung Medal Usia 21 Tahun ... 78

I. Tabel Nilai VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap ... 80

J. Surat Penelitian ... 71

K. Surat Balasan Penelitian ... 82


(7)

155

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Motivasi dalam belajar adalah upaya untuk mendorong keadaan warga belajar untuk melakukan belajar. Upaya tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk menciptakan intensitas pembelajaran adalah segala daya yang dilakukan oleh tutor untuk mendorong peserta didik untuk melakukan sesuatu usaha yang lebih besar lagi agar hasil pembelajaran lebih banyak manfaatnya. Hasil dari penelitian ini secara garis besar adalah mengungkapkan upaya tutor meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk menciptakan intensitas pembelajaran pada Pendidikan Kesetaraan paket B di daerah terpencil PKBM Kuntum Mekar.

Dalam melaksanakan tugas mengajar, para tutor didorong oleh motif-motif dari dalam dirinya (motivasi intrisik) maupun dorongan dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Motif tutor dalam bekerja kadang-kadang kuat kadang lemah, karena itu tutor-tutor memerlukan rangsangan dari luar agar termotivasi dalam bekerja.

Upaya tutor dalam merumuskan materi pembelajaran, adalah dengan memberikan handout yang merupakan garis besar dari modul pembelajaran, menerjemahkan materi yang disampaikan dalam bahasa Indonesia ke bahasa Gorontalo sehingga memicu antusias peserta didik dalam menyerap materi, memberikan janji hadiah, berupa buku tulis, melakukan diskusi perorangan atau pun kelompok, mengulang mata pelajaran yang lalu,


(8)

156

memberikan penanganan yang berbeda kepada peserta didik dalam usia wajar untuk belajar (15-17 tahun) adapun kepada peserta didik yang sudah tidak wajar untuk belajar (20 tahun ke atas atau sudah berkeluarga serta melakukan pendekatan agama.

Upaya tutor dalam menyusun strategi dan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan keinginan belajar pada peserta didik dengan proses pembukaan 5 menit, menyampaikan pentingnya materi untuk dipelajari, penyampaian materi selama 25 menit, pengantar materi dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik sehingga terlihat partisipasi aktif dari peserta kelas dan dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk menilai kreatifitas dalam pembelajaran, kemudian penutupan 15 menit serta memberikan motivasi berupa pendekatan duniawi dengan disertai sedikit pendekatan agama. Tutor lebih memilih kehadiran dan keaktifan kelas sebagai nilai yang paling dominan.

Upaya tutor dalam melaksanakan tindak lanjut penilaian prestasi belajar peserta didik. Tutor memupuk keberanian para peserta didik untuk dapat tampil berbicara di depan forum-forum desa, selain itu peserta didik senantiasa dimotivasi untuk melanjutkan studi jika usianya masih memungkinkan. Adapun yang sudah lewat usia sekolah, maka dianjurkan untuk mengikuti program Paket C. Hal lainnya yang dilakukan oleh para tutor adalah memberikan motivasi dengan memberikan iming-iming berupa hadiah. Upaya yang lain yang dilakukan oleh para tutor adalah dengan mengikutsertakan peserta didik yang berprestasi dalam acara-acara


(9)

157

pertandingan pada hari Aksara, seperti mengikuti kegiatan pertandingan cerdas cermat, lomba lari 100 M, engrang, sepak takraw, dan hadang. Tutor juga mengarahkan peserta didiknya yang memenuhi syarat untuk bisa bekerja di perkantoran. Bagi peserta didik yang memiliki usaha, tutor membeikan perhatian khusus dalam pembinaan agar usahanya dapat berkembang lebih maju.

Intensitas pembelajaran yang dilakukan oleh tutor dengan peserta didik Pendidikan Kesetaraan Paket B di daerah terpencil PKBM Kuntum Mekar. Tutor menyampaikan bagaimana cara menyuburkan suasana positif dalam diri setiap peserta didik untuk tahu mengapa setiap mata pelajaran perlu dipelajari, misalnya: (1). menggambarkan target yang akan dicapai peserta didik; (2). Memberikan contoh keberhasilan seseorang yang berasal dari daerah terpencil; (3). Memberikan motivasi dengan pendekatan agama seperti menyampaikan ayat dan hadist menuntut ilmu; (4). Mendatangi rumah peserta didik yang tidak hadir dan memberikan langkah persuasif supaya mau hadir kembali; (5) pendekatan secara personal yang bersifat tentatif, contoh bila berpapasan, seperti memberikan semangat kepada mereka supaya tetap belajar.

Faktor pendorong dan penghambat yang dihadapi tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik Pendidikan Kesetaraan Paket B di daerah terpencil PKBM Kuntum Mekar adalah Hal yang dapat menjadi faktor pendorong tutor untuk bersemangat meningkatkan motivasi belajar peserta didik Pendidikan Kesetaraan Paket B di daerah terpencil adalah : a) Tanggung jawab sosial adalah hal yang tidak dapat dihindarkan dalam


(10)

158

melaksanakan tugas bagi orang yang membutuhkan; b) Tanggung jawab profesi didapat karena sudah merasa menjadi seorang tutor yang profesional, yang harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan hal yang telah ditentukan oleh juklak dan juknisnya tutor pendidikan kesetaraan; c) Tuntutan hati nurani, berhubungan dengan rasa tanggung jawab yang telah dipikul untuk membantu orang yang membutuhkan; d) Kemampuan dan keinginan yang memenuhi kriteria tutor lebih tinggi tuntutannya untuk memberikan yang terbaik dalam proses pendidikan anak bangsa. Sedangkan faktor penghambat bagi tutor untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di daerah terpencil adalah : 1) Lokasi daerah yang terpencil, cukup sulit untuk ditempuh sendiri, sehingga setiap tutor mengajar harus berangkat bersamaan, karena jalan yang tersedia belum memenuhi syarat untuk dilalui oleh mobil, para tutor hanya dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor, sebelum sampai tujuan, tutor juga harus menyebrangi sungai agar dapat memasuki wilayah desa Suka Makmur; 2). Waktu Tutor dalam melaksanakan pembelajarannya tidak banyak, karena kendala wilayah yang terpencil, maka tutor harus mengatur waktu tiga hari berturut-turut untuk tinggal dan mengajar Pendidikan Kesetaraan Paket B di wilayah desa Suka Makmur ini; 3) Sarana Transportasi yang sulit didapatkan menjadi salah satu kendala. Karena jika sarana transportasi kendaraan roda dua tidak ada, maka daerah terpencil itu tidak dapat dicapai dengan mobil.


(11)

159

B.Rekomendasi

Penelitian tersebut dirasakan masih memiliki beberapa kekurangan, maka direkomendasikan adanya penelitian lebih lanjut yang sebaiknya dilakukan melalui studi dan diskusi yang lebih dalam dengan bahan pustaka maupun temuan penelitian lainnya yang relevan, karena penelitian ini masih bersifat studi deskriptif kualitatif sederhana, maka masih perlu adanya penelitian tindak lanjut mengenai upaya tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk menciptakan intensitas pembelajaran pada program Pendidikan Kesetaraan Paket B di Daerah terpencil PKBM Kuntum Mekar. 1. Rekomendasi juga disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi

Gorontalo yang secara langsung memiliki andil besar dalam pendidikan di daerah terpencil, hendaknya menyiapkan tutor untuk Pendidikan Kesetaraan dengan pelatihan dan bekal keterampilan yang memadai agar kebutuhan tutor tersebut tidak terabaikan, dapat juga dengan pemberian kompensasi yang menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan tutor selama bertugas. Kemudian diharapkan dapat mengakomodir keluhan transportasi dan akses jalan menuju daerah terpencil tersebut, agar lebih memudahkan tugas belajar mengajar.

2. Rekomendasi khusus ditujukan kepada pengelola program yang akan merekrut tutor, agar lebih memahami kesiapan tutor tersebut secara fisik dan mentalnya, apalagi jika harus ditugaskan di daerah terpencil, maka harus diperhatikan bagaimana pemenuhan kebutuhna dasar sarana transportasi,


(12)

160

akomodasi, dan juga konsumsinya, agar tutor melaksankaan tugasnya tanpa harus berfikir mengenai kesulitan akses untuk memenuhi kebutuhannya. 3. Rekomendasi selanjutnya ditujukan khusus kepada tutor pendidikan

kesetaraan yang bertugas di daerah terpencil, berhubungan dengan keterbatasan kemampuan tutor secara finansial, diharapkan dapat membuat keputusan yang bijak dalam kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung efektif dan dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik dengan baik.


(13)

161

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (1996). Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Agta Manunggal Utama.

---. (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

A.M, Sadirman. (2005). Belajar dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Falah. Bogdan, R., Taylor, S.J. (1992). (alih bahasa Arief Fuchan) Introduction to

Qualitative Research Methods A Phenomenological Approach to the Social Science.New York :John Willey & Sons

Botkin, J.W., Elmandjra,M., and Malitza, M. (1979). No Limits to Learning. Bridging the Human Gap. A Report to The Club of Rome. Oxford: Pergamon Press.

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosfis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

--- (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Campbell, T. (1994). Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan.

Jogjakarta : Kanisius.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Coombs. W. Timothy. 2007. Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing, and Responding. Terjemahan Chapter 7: Crisis Recognition hal 103 – 126. USA. Sage Publications, In

Dimyati, M dan Moedjiono. (1992/1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Drucker, P.F Alih bahasa Rusjdi Naib. (1985). Inovasi dan pembelajaran Praktek dan Dasar-dasar. Jakarta:Erlangga


(14)

162

Gall, M.D., J. P dan Borg, W.R. (2003). Educational Research An Introduction. Boston: Pearson Education,Inc.

Garna, K.J. (1992). Teori-teori Perubahan Sosial. Bandung: Program Pasca Sarjana UNPAD.

Hamalik, O. (2000). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Motivasi Pendekatan Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

---. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Hamijoyo, S.S. (1974). Inovasi Pendidikan. (Meninjau beberapa Kerangka

Analisa untuk Penelitian dan Pelaksanaannya). Bandung : IKIP Bandung Harsojo. (1986). Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta.

Havelock, R,G. & Zlotolow, S. (1995). The Change Agents Guide. New Jersey: Educational Technology Publications

Hikmat, H. (2005). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama

Johnson, D.P., (1986) (alih bahasa Robert MZ Lawang). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia

Kindervatter, S. (1979). Nonformal Education as an Empowering Process. Amherst, Massachussets: Center for International Education

Knowles, M. S (1990). The Adult Learner A Neglected Species. Houston : Gulf Publishing

---, (1979). The Modern Practice of Adult Education. Newyork : Holt, Rinehart, Winston.

Lynton, R dan Pareek, U. (1992). Pelatihan dan Pengembangan Motivasi. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo

Mueller, J.D. (1996). Mengukur Sikap Sosial. Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara.

McMillan, James H., and Sally Schumacher. (2001). Research in Education; A Conceptual Introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Purwanto, Ng. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rakhmat, J. (1988). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.


(15)

163

Rogers, M.E. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press of Macmillan Publishing Co. Inc.

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah Teori Pendukung dan Asas. Bandung : Falah Production.

---. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production. ---. (2005). Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah.

Bandung: Falah Production.

---. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. dan Rivai,A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

---. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesino. Siagian, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sumaatmadja, N. H. (2000). Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta

Soehartono, I. (1995). A Quality Research System For Education. Milwaukee, Wisconsin: ASQC Quality Press.

Soekanto, S. (1997). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Uno, H.B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

158

melaksanakan tugas bagi orang yang membutuhkan; b) Tanggung jawab profesi didapat karena sudah merasa menjadi seorang tutor yang profesional, yang harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan hal yang telah ditentukan oleh juklak dan juknisnya tutor pendidikan kesetaraan; c) Tuntutan hati nurani, berhubungan dengan rasa tanggung jawab yang telah dipikul untuk membantu orang yang membutuhkan; d) Kemampuan dan keinginan yang memenuhi kriteria tutor lebih tinggi tuntutannya untuk memberikan yang terbaik dalam proses pendidikan anak bangsa. Sedangkan faktor penghambat bagi tutor untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di daerah terpencil adalah : 1) Lokasi daerah yang terpencil, cukup sulit untuk ditempuh sendiri, sehingga setiap tutor mengajar harus berangkat bersamaan, karena jalan yang tersedia belum memenuhi syarat untuk dilalui oleh mobil, para tutor hanya dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor, sebelum sampai tujuan, tutor juga harus menyebrangi sungai agar dapat memasuki wilayah desa Suka Makmur; 2). Waktu Tutor dalam melaksanakan pembelajarannya tidak banyak, karena kendala wilayah yang terpencil, maka tutor harus mengatur waktu tiga hari berturut-turut untuk tinggal dan mengajar Pendidikan Kesetaraan Paket B di wilayah desa Suka Makmur ini; 3) Sarana Transportasi yang sulit didapatkan menjadi salah satu kendala. Karena jika sarana transportasi kendaraan roda dua tidak ada, maka daerah terpencil itu tidak dapat dicapai dengan mobil.


(2)

B.Rekomendasi

Penelitian tersebut dirasakan masih memiliki beberapa kekurangan, maka direkomendasikan adanya penelitian lebih lanjut yang sebaiknya dilakukan melalui studi dan diskusi yang lebih dalam dengan bahan pustaka maupun temuan penelitian lainnya yang relevan, karena penelitian ini masih bersifat studi deskriptif kualitatif sederhana, maka masih perlu adanya penelitian tindak lanjut mengenai upaya tutor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk menciptakan intensitas pembelajaran pada program Pendidikan Kesetaraan Paket B di Daerah terpencil PKBM Kuntum Mekar. 1. Rekomendasi juga disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi

Gorontalo yang secara langsung memiliki andil besar dalam pendidikan di daerah terpencil, hendaknya menyiapkan tutor untuk Pendidikan Kesetaraan dengan pelatihan dan bekal keterampilan yang memadai agar kebutuhan tutor tersebut tidak terabaikan, dapat juga dengan pemberian kompensasi yang menyeluruh dan sesuai dengan kebutuhan tutor selama bertugas. Kemudian diharapkan dapat mengakomodir keluhan transportasi dan akses jalan menuju daerah terpencil tersebut, agar lebih memudahkan tugas belajar mengajar.

2. Rekomendasi khusus ditujukan kepada pengelola program yang akan merekrut tutor, agar lebih memahami kesiapan tutor tersebut secara fisik dan mentalnya, apalagi jika harus ditugaskan di daerah terpencil, maka harus diperhatikan bagaimana pemenuhan kebutuhna dasar sarana transportasi,


(3)

160

akomodasi, dan juga konsumsinya, agar tutor melaksankaan tugasnya tanpa harus berfikir mengenai kesulitan akses untuk memenuhi kebutuhannya. 3. Rekomendasi selanjutnya ditujukan khusus kepada tutor pendidikan

kesetaraan yang bertugas di daerah terpencil, berhubungan dengan keterbatasan kemampuan tutor secara finansial, diharapkan dapat membuat keputusan yang bijak dalam kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung efektif dan dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik dengan baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (1996). Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Agta Manunggal Utama.

---. (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

A.M, Sadirman. (2005). Belajar dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Falah. Bogdan, R., Taylor, S.J. (1992). (alih bahasa Arief Fuchan) Introduction to

Qualitative Research Methods A Phenomenological Approach to the Social Science.New York :John Willey & Sons

Botkin, J.W., Elmandjra,M., and Malitza, M. (1979). No Limits to Learning. Bridging the Human Gap. A Report to The Club of Rome. Oxford: Pergamon Press.

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosfis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

--- (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Campbell, T. (1994). Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan.

Jogjakarta : Kanisius.

Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Coombs. W. Timothy. 2007. Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing, and Responding. Terjemahan Chapter 7: Crisis Recognition hal 103 – 126. USA. Sage Publications, In

Dimyati, M dan Moedjiono. (1992/1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Drucker, P.F Alih bahasa Rusjdi Naib. (1985). Inovasi dan pembelajaran Praktek dan Dasar-dasar. Jakarta:Erlangga


(5)

162

Gall, M.D., J. P dan Borg, W.R. (2003). Educational Research An Introduction. Boston: Pearson Education,Inc.

Garna, K.J. (1992). Teori-teori Perubahan Sosial. Bandung: Program Pasca Sarjana UNPAD.

Hamalik, O. (2000). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Motivasi Pendekatan Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

---. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Hamijoyo, S.S. (1974). Inovasi Pendidikan. (Meninjau beberapa Kerangka

Analisa untuk Penelitian dan Pelaksanaannya). Bandung : IKIP Bandung Harsojo. (1986). Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta.

Havelock, R,G. & Zlotolow, S. (1995). The Change Agents Guide. New Jersey: Educational Technology Publications

Hikmat, H. (2005). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama

Johnson, D.P., (1986) (alih bahasa Robert MZ Lawang). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia

Kindervatter, S. (1979). Nonformal Education as an Empowering Process. Amherst, Massachussets: Center for International Education

Knowles, M. S (1990). The Adult Learner A Neglected Species. Houston : Gulf Publishing

---, (1979). The Modern Practice of Adult Education. Newyork : Holt, Rinehart, Winston.

Lynton, R dan Pareek, U. (1992). Pelatihan dan Pengembangan Motivasi. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo

Mueller, J.D. (1996). Mengukur Sikap Sosial. Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara.

McMillan, James H., and Sally Schumacher. (2001). Research in Education; A Conceptual Introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Purwanto, Ng. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rakhmat, J. (1988). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.


(6)

Rogers, M.E. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press of Macmillan Publishing Co. Inc.

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah Teori Pendukung dan Asas. Bandung : Falah Production.

---. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production. ---. (2005). Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah.

Bandung: Falah Production.

---. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. dan Rivai,A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

---. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesino. Siagian, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sumaatmadja, N. H. (2000). Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta

Soehartono, I. (1995). A Quality Research System For Education. Milwaukee, Wisconsin: ASQC Quality Press.

Soekanto, S. (1997). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Uno, H.B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM UBAYA MUKTI KELURAHAN PURBALINGGA KULON KECAMATAN PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA

20 220 235

IKLIM KELAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KEJAR PAKET B PADA LEMBAGA PENDIDIKAN KESETARAAN KEJAR Iklim Kelas Pembelajaran Matematika Program Kejar Paket B Pada Lembaga Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A-B-C “LASKAR PELANGI".

0 0 14

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI.

0 1 38

LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B.

0 0 36

PERAN TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KEBERLANJUTAN BELAJAR PESERTA DIDIK KESETARAAN PAKET B DI PKBM SUKABARU DESA CIGUGUR KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 33

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MANDIRI PESERTA DIDIK PAKET B SETARA SMP : Pengembangan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mandiri Peserta Didik Paket B Setara SMP di PKBM Al-Ishlah Rangkasbitung.

0 1 48

Peran Pamong Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Warga Belajar Program Paket B

0 0 20

MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DAN PAKET C DI KOTA SEMARANG ipi136481

0 2 11

PENYULUHAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET A, PAKET B DAN PAKET C

0 0 42

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR UNGARAN -

0 0 53