LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B.

(1)

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR

PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B (Studi Deskriptif Di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh ASEP MULYADI

0709017

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Layanan Bimbingan oleh Tutor pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan sebuah pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ataupun apabila ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan

Asep Mulyadi 070901


(3)

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN ASEP MULYADI

0709017

LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR

PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B (Studi Deskriptif Di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing: Pembimbing I

Drs. Nunu Heryanto, M.Si NIP. 19560810 198101 1 001

Pembimbing II

Dr. Sardin, S.Pd, M.Si NIP. 19710817 199802 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Layanan bimbingan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan bimbingan dapat melibatkan semua personil yang ada termasuk tutor. Pengenalan fungsi dan pelayanan bimbingan termasuk salah satu kemampuan dasar dari seorang tutor. Tutor memiliki peranan yang amat besar dibidang bimbingan dan dapat berperan sebagai pembimbing. Peranan tutor tersebut dapat diwujudkan dalam pendekatan kepada warga belajar yang manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkrit, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa syarat dan berorientasi pada pengembangan warga belajar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dengan merumuskan masalah penelitian

seperti “Bagaimana Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Kepada Warga Belajar

Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten?”. Dari rumusan masalah tersebut terdapat beberapa hal yang diungkap pada penelitian ini yaitu: (1) Peran tutor dalam layanan bimbingan pada program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten, (2) Bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor, (3) Kebermaknaan Layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada warga belajar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif sederhana dengan metode deskriptif. Alat pengumpul data utama yang digunakan adalah angket. Populasi penelitian berjumlah 105 orang warga belajar program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Geger Sunten Kecamatan Lembang dengan pengambilan sampel sebanyak 40 orang warga belajar menggunakan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) tutor memiliki peran yang baik dalam kegiatan layanan bimbingan pada program pembelajaran Paket B di PKBM Gegersunten; (2) Tutor memberikan layanan bimbingan dengan kategori baik, yaitu mampu membantu mengorientasikan warga belajar dari situasi lama kepada situasi baru, memberi pengaruh kepada warga belajar dalam memahami informasi, memberikan bantuan dalam penempatan dan penyaluran warga belajar secara tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya, membantu warga belajar mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik serta cukup mampu membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam suatu kelompok; (3) Layanan bimbingan oleh tutor memberikan makna atau dampak yang baik terhadap warga belajar.


(5)

v

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II LAYANAN BIMBINGAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B A. Konsep Bimbingan ... 7

1. Pengertian Bimbingan ... 7

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ... 8

3. Landasan Bimbingan ... 10

B. Orientasi Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dalam PLS ... 18

C. Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan ... 20

D. Kebermaknaan Layanan Bimbingan Bagi Warga Belajar ... 22

1. Konsep Diri ... 22

2. Pengembangan Karir ... 23

3. Minat Belajar ... 24

E. Konsep Pendidikan Kesetaraan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian... 37

C. Definisi Operasional... 38

D. Instrumen Penelitian... 41


(6)

vi

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian... 42

2. Penyusunan Angket ... 45

3. Uji Coba Instrumen ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Tahap Persiapan ... 45

2. Tahap Pelaksanaan ... 46

3. Tahap Pengumpulan Angket ... 46

G. Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 49

1. Profil PKBM Geger Sunten ... 49

2. Status Kelembagaan (Legalitas) ... 51

3. Mitra Kerja ... 52

B. Data Hasil Penelitian ... 53

1. Identitas Responden ... 53

2. Gambaran Umum Peran Tutor dalam kegiatan layanan bimbingan. . 54

3. Bentuk Layanan Bimbingan Yang Diberikan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B. ... 66

4. Dampak atau Kebermaknaan Layanan Bimbingan. ... 75

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Peran tutor dalam layanan bimbingan warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B ... 85

2. Layanan Bimbingan yang diberikan tutor dalam Program Pendidikan Kesetaraan Paket B ... 90

3. Kebermaknaan Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN


(7)

vii

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Penyebaran Angket... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 3.3 Nilai Proporsi Menurut Guillford... 48

Tabel 4.1 Identitas Lembaga PKBM Gegersunten... 50

Tabel 4.2 Mitra kerja Lembaga PKBM Gegersunten ... 52

Tabel 4.3 Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan Program Paket B 55 Tabel 4.4 Bentuk Layanan Bimbingan Pada Program Paket B... 66

Tabel 4.5 Dampak Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Pada Program Paket B terhadap Warga Belajar ... 75

Tabel 4.6 Dampak Peran Tutor Tutor Dalam Layanan Bimbingan Terhadap Konsep Diri, Pengembangan Karir dan Minat Belajar Warga Belajar Paket B ... 82

Tabel 4.7 Kebermaknaan atau Dampak Layanan Bimbingan Terhadap Warga Belajar Paket B ... 84


(8)

viii

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia

dan Jenis Kelamin ... 53

Grafik 4.2 Tingkat Capaian Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan 56

Grafik 4.3 Tingkat Capaian Aspek Peran Tutor Sebagai Organisator 58 Grafik 4.4 Peran Tutor Sebagai Informator ... 59

Grafik 4.5 Peran Tutor Sebagai Motivator ... 60

Grafik 4.6 Peran Tutor Sebagai Fasilitator ... 61

Grafik 4.7 Peran Tutor Sebagai Mediator ... 62

Grafik 4.8 Peran Tutor Sebagai Direktor ... 63

Grafik 4.9 Peran Tutor Sebagai Evaluator ... 65

Grafik 4.10 Sebaran Tingkat Capaian Layanan Bimbingan ... 67

Grafik 4.11 Gambaran Indikator Layanan Orientasi ... 68

Grafik 4.12 Gambaran Indikator Layanan Informasi ... 70

Grafik 4.13 Gambaran Indikator Layanan Bimbingan Penempatan ... 72

Grafik 4.14 Gambaran Indikator Layanan Bimbingan Belajar ... 73

Grafik 4.15 Gambaran Indikator Bimbingan Individual dan Kelompok 74 Grafik 4.16 Tingkat Capaian Kebermaknaan Layanan Bimbingan .... 76

Grafik 4.17 Gambaran Indikator Konsep Diri ... 77

Grafik 4.18 Gambaran Indikator Pengembangan Karir ... 79


(9)

ix

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan Paket B PKBM Geger Sunten Kelas VII

Lampiran 2 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan Paket B PKBM Geger Sunten Kelas VIII

Lampiran 3 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan Paket B PKBM Geger Sunten Kelas IX

Lampiran 4 Daftar Tutor PKBM Geger Sunten Lembang Lampiran 5 Hasil Ujicoba Instumen

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 9 foto-foto Lampiran 10 Riwayat Hidup


(10)

1

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa.

Pendidikan nasional memainkan peranan yang sangat penting, khususnya bagi pembangunan kehidupan intelektual nasional. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas mengamanatkan pentingnya pendidikan nasional. Pada Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan pada Pasal 31 Ayat (2) berbunyi bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Amandemen ini hasil dari pengakuan bahwa pendidikan adalah institusi sosial utama yang harus didukung oleh institusi sosial lainnya termasuk hukum, sosial-budaya, ekonomi, dan politik sebagai suatu kesadaran kolektif.

Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. 3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat

adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. 4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

berhak memperoleh pendidikan khusus.

5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan hanya melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh


(11)

2

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.

Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademik, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Oleh karena itu, pendidikan yang bermutu merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif. Para peserta didik adalah orang-orang yang sedang mangalami proses perkembangan yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Pencapaian standar kemampuan akademis dan tugas-tugas perkembangan warga belajar memerlukan kerjasama yang harmonis antara para pengelola atau manajemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan.

Dalam proses pendidikan, semua stakeholder yang terkait dengan proses tersebut mempunyai peran dan tanggungjawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran tersebut harus berjalan secara sinergis saling melengkapi sehingga membentuk sustu sistem yang harmonis.

Dalam kegiatan pendidikan nonformal, tutor memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kecakapan dan kepribadian peserta didik. Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan program akademik, tuntutan sosial dan tuntutan psikologis di lembaga pendidikan tempat ia mengembangkan dirinya. Menurut Dirjen PLSPO (1980:31) bahwa “tutor adalah seseorang yang dipilih atau ditunjuk oleh satgas PLS desa untuk membimbing warga belajar dalam kelompok belajar”.

Dalam lembaga pendidikan, guru atau tutor berupaya menstimulasi peserta didik agar potensinya berkembang seoptimal mungkin. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1998) seorang guru ideal dapat bertugas dan berperan antara lain sebagai: (1) konservator (pemelihara) sistem nilai; (2) transmittor


(12)

3

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(penerus) sistem nilai tersebut pada sasaran didik; (3) transformator (penerjemah) sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilakunya. Peran-peran tersebut diwujudkan melalui proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang Maha Pencipta).

Keberhasilan tutor mendidik warga belajar banyak ditentukan oleh kemampuan tutor itu sendiri dalam mengembangkan interaksi edukatif yang kondusif dan berorientasi pada dinamika sosial budaya serta tantangan masa depan sebagai perwujudan dari kompetensi profesional yang dimilikinya. Diantara profesi-profesi profesional yang harus dimiliki oleh para tutor ialah mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dan mampu membimbing warga belajar untuk terlibat dalam proses belajar secara produktif.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam program pendidikan kesetaraan penyelenggaraan bimbingan menjadi hal penting terutama kaitannya dengan permasalahan yang dihadapai dalam pendidikan kesetaraan khususnya pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan dan sebagai alat pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yakni kedewasaan anak. Betapapun baiknya sistem pendidikan tanpa dijalankan bimbingan dengan baik, maka program yang baik itu tidak akan berguna secara optimal.

Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan nonformal akan berjalan secara terpadu dengan program pengajaran. Oleh karena itu kegiatan bimbingan belajar terkait erat dengan tugas dan peranan tutor.

Penyusunan program bimbingan dan melaksanakan konseling khusus, memang tugas para ahli. Akan tetapi tidak semua tugas bimbingan adalah tugas para ahli. Dalam tugas-tugas tertentu wali kelas dan guru/tutor lebih menonjol. Mengingat luasnya tujuan bimbingan, tidak dapat dibantah bahwa pengelola lembaga pendidikan dan tutor memiliki peranan yang amat besar


(13)

4

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibidang bimbingan maka tutor dapat berperan sebagai pembimbing. Artinya dalam pendekatan kepada warga belajar harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkrit, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa syarat. Karena itu strategi pengajaran haruslah berorientasi pengembangan warga belajar bukan membuat warga belajar pasif.

Layanan bimbingan yang diberikan tutor pada program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten cukup mampu mengembangkan potensi warga belajar, Warga belajar cenderung bisa aktif dalam kegiatan belajar dengan adanya ketertarikan, perhatian, kegembiraan dalam belajar, sikap belajar yang positif.

Untuk itu, penulis bermaksud mengkaji lebih jauh melalui suatu kajian penelitian mengenai “Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten” yang berlokasi di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Layanan bimbingan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan bimbingan dapat melibatkan semua personil yang ada termasuk tutor. Pengenalan fungsi dan pelayanan bimbingan termasuk salah satu kemampuan dasar dari seorang tutor. Artinya, tutor yang profesional itu harus memiliki kompetensi. yang semestinya dikuasai diantaranya adalah pemahaman tentang bimbingan. Tutor adalah personil lembaga pendidikan yang paling sering bertatap muka langsung dengan warga belajar. Dengan demikian tutor lebih banyak kesempatan untuk dapat mengamati dan mengenali kekuatan dan kelemahan warga belajar serta berbagai faktor yang mendorong dan menghambat pencapaian tujuan belajar.

Secara lebih khusus, permasalahan yang berhasil diidentifikasi di PKBM Gegersunten berkaitan dengan program pendidikan kesetaraan Paket B diantaranya adalah sebagai berikut:


(14)

5

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pendekatan yang dilakukan tutor dalam proses pembelajaran kepada warga belajar cukup bersahabat, ramah, mendorong dan menghargai potensi yang dimiliki warga belajar.

2. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada pengembangan siswa dan orientasi layanan bimbingan yang diberikan mendorong pada pengembangan potensi untuk mencapai kreativitas dan produktivitas. 3. Warga belajar menunjukkan antusias yang cukup baik dalam belajar,

berani bertanya, berpendapat dan dapat merespon pertanyaan selama proses pembelajaran serta memiliki kepercayaan diri dan dorongan untuk meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Kepada Warga Belajar Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten?”

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peran tutor dalam layanan bimbingan yang diberikan kepada warga belajar pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten? 2. Bagaimana bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor

kepada warga belajar pendidikan kesetaraan paket B PKBM Gegersunten? 3. Bagaimana kebermaknaan atau dampak Layanan bimbingan yang

diberikan tutor kepada warga belajar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai:

1. Peran tutor dalam layanan bimbingan yang diberikan kepada warga belajar pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten

2. Bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada warga belajar pendidikan kesetaraan paket B PKBM Gegersunten


(15)

6

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kebermaknaan Layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada warga belajar

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini diantaranya:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan konsep, teori dan wawasan pendidikan luar sekolah khususnya yang berkenaan dengan bimbingan pendidikan luar sekolah. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi atau

peneliti dalam pengembangan Pendidikan Kesetaraan Paket B khususnya di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

E. Sistematika Penelitian

Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika penelitian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Layanan Bimbingan Program Pendidikan Kesetaraan berisikan tentang konsep bimbingan, Orientasi Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dalam PLS, konsep pendidikan kesetaraan, konsep diri, pengembangan karir dan konsep minat belajar.

Bab III Metode penelitian berisikan lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(16)

7

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan gambaran umum lokasi penelitian, pemaparan data hasil penelitian dan pembahasan data hasil penelitian.


(17)

35

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di Kelompok Belajar Paket B PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sifat-sifat atau karakteristik dari kelompok subjek, gejala atau objek. Sifat dan karakteristik tersebut dijaring melalui instrumen yang telah dipilih dan dipersiapkan oleh peneliti (Nana Sudjana, 1989:71).

Menurut Sugiono, (2011: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah warga belajar program Paket B di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang sebanyak 105 orang. Warga belajar Paket B yang dijadikan populasi dengan rentang usia antara 14 tahun sampai dengan usia 30 tahun atau berada pada kategori usia produktif. Dilihat dari jenis kelamin, jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah perempuan namun dengan perbedaan yang tidak mencolok atau cukup berimbang. Secara geografis, warga belajar yang dijadikan populasi penelitian berada diwilayah sekitar desa Suntenjaya dan beberapa desa sekitar yang masih berdekatan dan memiliki jam belajar yang sama.

Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua kelas populasi diteliti karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu


(18)

36

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili sifat-sifat dari keseluruhan populasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:73) yang menyatakan:

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dan populasi harus benar-benar mewakili.

Menurut Arikunto (2002:107) yang dimaksud dengan sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan dalam pengambilan besarnya sampel, Kartini Kartono (1990:135) menyatakan bahwa “Pada prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan berapa besar sampel tersebut harus diambil dari populasi”.

Berdasarkan karakteristik populasi penelitian, maka penulis mengambil sampel dengan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel. Adapun besarnya sampel dalam penelitian untuk memperoleh data tentang layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor terdiri dari 40 orang.

Pengambilan sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

xn N N

N  1

(Moh. Natsir, 1999 : 351) Keterangan:

N = Besar sampel n = Besar Populasi


(19)

37

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N1= Besar sub populasi stratum ke-i

Dengan rincian perhitungan sampel untuk tiap panti rehabilitasi sebagai berikut: n1 = 40 10,28

105 27

x

n2 = 40 9,14 105

24  x

n3 = 40 20,57 105

54  x

Dengan distribusi penyebaran angketnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1

Distribusi Penyebaran Angket

No Kelas Populasi (N) Sampel (n)

1. Kelas VII 27 10

2. Kelas VIII 24 9

3. Kelas IX 54 21

Jumlah 105 40

B. Metode Penelitian

Penggunaan metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode merupakan cara atau teknik tertentu yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan penelitian. Penggunaan metode penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti menjadikan penelitian yang dilakukan memiliki tingkat kecermatan yang tinggi dan akan mendapatkan hasil yang akurat.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan layanan bimbingan yang diberikan tutor dalam proses pembelajaran paket B. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala yang terjadi pada saat sekarang dengan pendekatan kuantitatif sederhana.


(20)

38

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini ditujukan pada masalah yang terjadi pada masa sekarang dan dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, akan tetapi lebih jauh lagi dianalisis setiap data yang terkumpul. Analisia data dalam penelitian ini bersifat permukaan atau gambaran umum yang dibuat secara sistematis, faktual dan akurat dan menjelaskan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan demikian, maka metode deskriptif dianggap sebagai metode yang paling relevan untuk digunakan dalam penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:86) bahwa: ”Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”.

Sejalan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1990:140) menjelaskan ciri-ciri metode deskriptif, yaitu: (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa serta menginterpretasikan hasil data. Oleh sebab itu metode ini sering dikenal dengan metode analitik.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut.

Untuk menghindari kesalahan persepsi mengenai masalah yang akan diteliti, maka diperlukan penjelasan mengenai pengertian dan makna dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Layanan Bimbingan merupakan bagian dari bimbingan yaitu proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya. Bantuan tersebut


(21)

39

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya agar ia dapat memahami dirinya, mengarahkan diri, dan kemudian merealisasikan dirinya dalam kehidupan nyata serta untuk membantunya agar tercapai penyesuaian diri yang baik terhadap diri dan lingkungan di rumah, sekolah dan masyarakat. (Sofyan willis, 2009) Layanan bimbingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan yang diberikan oleh tutor dalam pendekatan pembelajaran kepada siswa secara manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkrit, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa syarat. Indikator layanan bimbingan yang dimaksud adalah:

a. Layanan orientasi

Layanan bimbingan yang bertujuan membantu mengorientasikan (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa dari situasi lama kepada situasi baru seperti siswa baru

Kegiatan yang dilakukan dapat berupa layanan yang berkaitan dengan keterangan tentang berbagai hal bekenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar, tutor, dan sarana prasarana.

b. Layanan informasi

Layanan bimbingan memungkinkan warga belajar dan pihak-pihak lain yang dapat memberi pengaruh besar kepada warbga belajar (terutama orang tua) dan memahami informasi seperti informasi pendidikan dan jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.

c. Layanan bimbingan penempatan

Layanan bimbingan yang memungkinkan warga belajar memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat (misalnya penempatan kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.


(22)

40

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Layanan yang memungkinkan warga belajar mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

e. Bimbingan individual dan kelompok

Layanan bimbingan yang membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam suatu kelompok.

2. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (Fadli dalam Kozier Barbara, 2008).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peran tutor adalah tingkah laku tutor yang diharapkan sebagai pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan pada kegiatan pembelajaran paket B.

Indikator peran tutor dalam penelitian ini yaitu:

a. Informator, tutor diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator, tutor sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

c. Motivator, tutor harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. d. Director, tutor harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Fasilitator, tutor akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.


(23)

41

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Evaluator, tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana warga belajar berhasil atau tidak.

3. Dampak yaitu benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dampak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh yang datang dari tujuan diadakannya layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor yaitu dilihat dari indikator berikut:

a. Konsep diri

Warga belajar harus mampu memahami diri, mengenal lingkungan, dan mampu merancang masa depannya, mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya di masa depan.

b. Pengembangan Karir

Warga belajar harus mengetahui berbagai peluang usaha/kerja, jenjang pendidikan yang ditempuhnya, memiliki semangat motivasi serta memahami Prasyarat dan tugas pekerjaan

c. Minat Belajar

Warga belajar yang berminat dalam belajar dapat dilihat dari dari: kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati serta lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya dan dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.


(24)

42

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dianalisis, dalam penelitian ini yang digunakan sebagai instrument penelitian adalah kuesioner dan pedoman wawancara. Kuesioner sebagai alat pengumpul data disusun dalam butir-butir pertanyaan berdasarkan definisi operasional untuk masing-masing variable penelitian.

Sugiyono (2011: 102) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Pengumpulan data adalah suatu prosedur untuk memperoleh data permasalahan yang akan dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan penelitian. Berdasarkan pada masalah penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini Angket.

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan penggunaan (Suharsimi Arikunto, 2005: 103)

Teknik ini digunakan dengan mengadakan pengajuan pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada warga belajar. Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban atas pertanyaan yang diajukan telah tersedia dan responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia. Pemberian skor dalam instrumen penelitian ini didasarkan pada skala likert dan jawaban yang diperoleh diberi skala 4, 3, 2, 1 untuk pertanyaan yang bersifat positif ke arah negative dan skala 1, 2, 3, 4 untuk pertanyaan yang bersifat negative ke arah positif.

E. Pengembangan Instrumen

Dalam penyusunan alat pengumpul data ini dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan pengumpulan data. Dalam bagian ini


(25)

43

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibahas mengenai instrumen yang akan dipakai dan langkah-langkah penyusunannya.

1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian dilakukan secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan variabel penelitian yang sudah dijabarkan. Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian yang merupakan acuan pembuatan alat pengumpul data berupa angket dan studi dokumentasi.

Kisi-kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pertanyaan

penelitian Aspek yang diteliti Indikator

No. Item Bagaimana peran tutor dalam layanan bimbingan warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B a. Organisator b. Informator c. Motivator d. Fasilitator e. Mediator f. Director

 Pembelajaran yang ramah  Jadwal pembelajaran

 Informasi akademik  Penghargaan terhadap

prestasi

 Dorongan berprestasi  Pemberian kesempatan

belajar diluar  Pemberian fasilitas  Pertemuan dengan WB

yang membutuhkan bantuan

 Hubungan dengan orangtua

 Penerimaan terhadap WB  Arahan bakat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(26)

44

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Evaluator

 Prestasi akademik  Prestasi non akademik

12 13 Bagaimana bentuk layanan bimbingan yang diberikan tutor pada program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten

a. Layanan orientasi

b. Layanan informasi c. Layanan bimbingan penempatan d. Layanan bimbingan belajar e. Bimbingan individual dan kelompok  Pembelajaran  Tenaga pendidik dan

kependidikan  Kurikulum  Sarana prasarana  Studi lanjutan

 Kursus dan pelatihan  Peluang kerja dan usaha  Tata tertib dan sanksi  Penyusunan Kelompok  Kegiatan ekstrakurikuler  Dorongan belajar

 Penyampaian materi  Bahan ajar

 Penanganan masalah belajar

 Bantuan masalah individual  Bantuan masalah

kelompok 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bagaimana kebermaknaan layanan bimbingan yang diberikan tutor bagi warga belajar pada program pendidikan kesetaraan paket B

a. Konsep diri

b. Pengembangan

 Potensi diri

 Penerimaan perbedaan `individu

 Kepercayaan diri  Kepedulian pada orang

lain

 Peluang usaha/kerja

30 31

32 33


(27)

45

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karir

c. Minat belajar

 Jenjang pendidikan  Semangat meraih cita-cita  Aktifitas mencapai objek

minat

 Pengerjaan tugas  Rasa senang  Manfaat

35 36

37 38 39 40

2. Penyusunan Angket

Item pernyataan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator-indikator yang akan dijadikan pernyataan. Penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket

b. Membuat daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket (terlampir), disusun secara singkat, jelas dan sederhana untuk memudahkan responden memberikan jawaban yang sesuai dengan pernyataan yang telah disediakan.

c. Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari lima alternatif pilihan. d. Membuat petujuk pengisian angket yaitu untuk menghindari kesalahan

dalam pengisian angket.

e. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari pengisian angket tersebut.

3. Uji Coba Instrumen

Angket yang telah disusun diujicobakan kepada responden yang dianggap identik dengan sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang akurat. Uji coba ini dilakukan terhadap 30 orang warga belajar pendidikan kesetaraan paket B PKBM Al-Amin Bandung, dengan alasan


(28)

46

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik responden sama dengan karakteristik responden yang sesungguhnya. Uji coba instumen dilakukan untuk melihat tingkat keterbacaan.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Pengumpulan data ini dilakukan melalui tahap persiapan, pada tahap ini dipersiapkan antara lain dengan memperbanyak angket dan pengurusan izin penyebaran angket dari lembaga terkait.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dimaksud adalah tahap penyebaran angket kepada sejumlah responden dengan cara mendatangi tempat pelaksanaan. Penulis memberikan keterangan dan petunjuk cara pengisian angket. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan penulis. Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan antara lain:

a. Menyebarkan angket kepada responden

b. Memberi pengarahan mengenai pengisian angket,

c. Peneliti membimbing responden selama proses pengisian angket, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman tentang pengisian angket.

3. Tahap Pengumpulan Angket

Pada tahap ini angket yang sudah diisi oleh responden kemudian diambil dari setiap peserta. Kegiatan ini dilakukan untuk meyakini bahwa data yang masuk benar-benar memenuhi persyaratan sehingga dapat diolah dan dianalisis.


(29)

47

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang terkumpul merupakan data mentah dan belum merupakan hasil yang berarti, sehingga belum dapat menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dan diperlukan pengolahan data dan analisa data.

Pengolahan data hasil penelitian ini, dilakukan dengan mempergunakan prosedur sebagai berikut:

1. Seleksi data, yaitu penulis melakukan seleksi atau memilih data yang telah terkumpul dengan maksud untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian

2. Klasifikasi data, yaitu data yang telah diseleksi dikelompokan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga pengolahannya dapat dengan mudah dilaksanakan

3. Tabulasi data, yaitu kegiatan mentabulasi data dengan maksud mengetahui frekuensi dari setiap alternativ jawaban yang satu dengan yang lainnya. 4. Analisis penafsiran data, yaitu kegiatan untuk menganalisa dan

menafsirkan data hasil penelitian.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif yakni menggunakan perhitungan persentase dengan berbagai tafsiran. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan variable-variabel yang diteliti dan menganalisis perhitungan statistik sederhana.

Menurut Sugiyono, (2011: 147) bahwa “teknik analisis deskriptif adalah teknik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.

Analisis data yang dilakukan untuk menemukan arti yang sebenarnya dan bermakna dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Untuk mempermudah penganalisaan dari hasil penelitian, maka pengolahan data menggunakan teknik persentase, yaitu untuk mengetahui besar kecilnya proporsi pada setiap alternatif jawaban.


(30)

48

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai cara penghitungannya dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel atau grafik dengan kolom alternatif jawaban, frekuensi yang diobservasi dan persentasenya

2. Membuat frekuensi yang diobservasi (f) dengan jalan menjumlahkan tally dari setiap alternatif jawaban

3. Mencari frekuensi seluruhnya (n) dengan jalan menjumlahkan frekuensi-frekuensi yang diobservasi dari setiap alternatif jawaban

4. Mencari perhitungan kecenderungan umum

Perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan cara sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P = Proporsi skor rata-rata yang dicari

∑X = jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban x bobot kategori) n = jumlah skor total

100% = bilangan tetap

Setelah diketahui nilai proporsi, kemudian dikonsultasikan dengan Tabel Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.3

Nilai Proporsi Menurut Guillford

PROPORSI KETERANGAN

90-100 Sangat tinggi

70-89,9 Tinggi

40-69,9 Sedang

20-39,9 Rendah


(31)

49

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(32)

100

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:

1. Peran tutor dalam kegiatan layanan bimbingan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Paket B di PKBM Gegersunten berada pada kategori baik. Tutor memiliki kemampuan sebagai pengelola kegiatan akademik, dan administratif, melaksanakan pembelajaran yang informatif, dan menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Tutor sudah cukup mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi warga belajar, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. Tutor sudah mampu berperan baik dalam memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. Sebagai mediator, tutor cukup mampu berperan sebagai penengah dalam kegiatan belajar warga belajar, mampu memberikan perhatian terhadap warga yang mengalami kesulitan dan membangun hubungan dengan orang tua warga belajar. Tutor juga dapat dengan baik membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar wargabelajar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dan dapat dengan baik melaksanakan penilaian terhadap prestasi belajar maupun tingkah laku warga belajar selama pembelajaran. 2. Layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor cukup baik yang

ditunjukkan oleh kemampuan: membantu mengorientasikan warga belajar dari situasi lama kepada situasi baru, memberi pengaruh kepada warga belajar dalam memahami informasi, memberikan bantuan dalam penempatan dan penyaluran warga belajar secara tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya, membantu warga belajar mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan


(33)

101

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar yang baik serta mampu membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam suatu kelompok.

3. Layanan bimbingan yang dilaksanakan oleh tutor memiliki makna atau dampak yang baik terhadap konsep diri, pengembangan karir dan minat belajar warga belajar, yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas warga belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibuat masukan untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga Penyelenggara

Untuk meningkatkan kemampuan daya saing lulusan, pihak penyelenggara program harus lebih professional dalam melaksanakan programnya sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan.

2. Bagi Tutor

Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan merupakan termasuk salah satu kemampuan dasar seorang tenaga pendidik, sehingga tutor harus senantiasa meningkatkan kompetensinya terutama berkaitan dengan bimbingan agar dapat melaksanakan strategi pengajaran yang berorientasi pada pengembangan.

3. Bagi Warga Belajar

Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman, oleh karenanya warga belajar diharapkan dapat terus belajar baik selama mengikuti program kesetaraan ataupun ketika di luar program. Kesadaran diri akan pentingnya kebutuhan belajar merupakan kunci sukses dalam meraih keberhasilan.


(34)

102

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Masyarakat

Pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, swasta dan juga masyarakat. Oleh karenanya keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan tidak akan lepas dari peran serta dan partisipasi masyarakat di dalamnya. Untuk itu diharapkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam program pendidikan kesetaraan khususnya dalam mendukung layanan bimbingan yang diberikan tutor semakin meningkat.


(35)

103

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Bina Aksara.

Hamalik, O. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hurlock, Elizabeth. B. (1997). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju Nurihsan, J dan Yusuf, S. (2006). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prayitno. (2007). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas Poerwadarminta. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Riduan. (2003). Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rustanti. (2009). Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.

Tersedia: http://re-searchengines.com/rustanti40708.html (11 Maret 2013)

Sardiman. (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Kota

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat A. (2008). Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam Bimbingan Konseling.

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/

(Desember 2012).

Sudjana, D. (2004). Wawasan, Sejarah perkembangan, falsafah dan Teori Pendukung, Azas Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.


(36)

104

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad. W. (1994) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Surya. M. (1989). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani

Willis, S. (2009). Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.


(1)

49

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

100

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:

1. Peran tutor dalam kegiatan layanan bimbingan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Paket B di PKBM Gegersunten berada pada kategori baik. Tutor memiliki kemampuan sebagai pengelola kegiatan akademik, dan administratif, melaksanakan pembelajaran yang informatif, dan menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Tutor sudah cukup mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi warga belajar, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. Tutor sudah mampu berperan baik dalam memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. Sebagai mediator, tutor cukup mampu berperan sebagai penengah dalam kegiatan belajar warga belajar, mampu memberikan perhatian terhadap warga yang mengalami kesulitan dan membangun hubungan dengan orang tua warga belajar. Tutor juga dapat dengan baik membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar wargabelajar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dan dapat dengan baik melaksanakan penilaian terhadap prestasi belajar maupun tingkah laku warga belajar selama pembelajaran. 2. Layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor cukup baik yang

ditunjukkan oleh kemampuan: membantu mengorientasikan warga belajar dari situasi lama kepada situasi baru, memberi pengaruh kepada warga belajar dalam memahami informasi, memberikan bantuan dalam penempatan dan penyaluran warga belajar secara tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya, membantu warga belajar mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan


(3)

101

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar yang baik serta mampu membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam suatu kelompok.

3. Layanan bimbingan yang dilaksanakan oleh tutor memiliki makna atau dampak yang baik terhadap konsep diri, pengembangan karir dan minat belajar warga belajar, yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas warga belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibuat masukan untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga Penyelenggara

Untuk meningkatkan kemampuan daya saing lulusan, pihak penyelenggara program harus lebih professional dalam melaksanakan programnya sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan.

2. Bagi Tutor

Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan merupakan termasuk salah satu kemampuan dasar seorang tenaga pendidik, sehingga tutor harus senantiasa meningkatkan kompetensinya terutama berkaitan dengan bimbingan agar dapat melaksanakan strategi pengajaran yang berorientasi pada pengembangan.

3. Bagi Warga Belajar

Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman, oleh karenanya warga belajar diharapkan dapat terus belajar baik selama mengikuti program kesetaraan ataupun ketika di luar program. Kesadaran diri akan pentingnya kebutuhan belajar merupakan kunci sukses dalam meraih keberhasilan.


(4)

102

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Masyarakat

Pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, swasta dan juga masyarakat. Oleh karenanya keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan tidak akan lepas dari peran serta dan partisipasi masyarakat di dalamnya. Untuk itu diharapkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam program pendidikan kesetaraan khususnya dalam mendukung layanan bimbingan yang diberikan tutor semakin meningkat.


(5)

103

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Bina Aksara.

Hamalik, O. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hurlock, Elizabeth. B. (1997). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju

Nurihsan, J dan Yusuf, S. (2006). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prayitno. (2007). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas

Poerwadarminta. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Riduan. (2003). Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rustanti. (2009). Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.

Tersedia: http://re-searchengines.com/rustanti40708.html (11 Maret 2013)

Sardiman. (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Kota

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat A. (2008). Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam Bimbingan Konseling.

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/

(Desember 2012).

Sudjana, D. (2004). Wawasan, Sejarah perkembangan, falsafah dan Teori Pendukung, Azas Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.


(6)

104

Asep Mulyadi, 2013

Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad. W. (1994) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Surya. M. (1989). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani

Willis, S. (2009). Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.