PENGELOLAAN KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DALAM PEMBERDAYAAN WARGA BELAJAR BUDIDAYA IKAN NILA:Studi Kasus di Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERSEMBAHAN... RIWAYAT HIDUP... PERNYATAAN PENULIS ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK ... BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi masalah ... C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... D. Pertanyaan Penelitian... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian... G. Anggapan Dasar ... H. Definisi Operasional ... I. Kerangka Pikir ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
A. Hakikat Pendidikan Luar Sekolah ... 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 2. Kedudukan Pendidikan Luar Sekolah dalam Pendidikan Nasional ... 3. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 4. Ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 5. Komponen Pendidikan Luar Sekolah ... B. Hakikat Pengelolaan (Manajemen) ... 1. Pengertian Penglolaan (Manajemen) ... 2. Fungsi Pengelolaan (Manajemen) ... a. Perencanaan ... b. Pengorganisasian ... c. Pelaksanaan ... d. Pembinaan ... e. Penilaian ... f. Pengembangan ... C. Hakikat Pemberdayaan ... 1. Pengertian Pemberdayaan ... 2. Pendekatan Dalam Pemberdayaan ... 3. Karakteristik Pendekatan dalam Upaya Pemberdayaan ...
i ii iii iv v vi vii x xiii xiii xiii 1 1 6 7 8 8 9 10 11 13 15 15 15 17 19 20 21 23 23 26 26 29 30 32 33 34 35 35 39 42
(2)
2. Rumpun Kegiatan Belajar Usaha ... 3. Adanya Kebutuhan dan Usaha yang Sama ... 4. Adanya Pengorganisasian untuk Saling Memberi dan Menerima ... 5. Program Belajar Disusun Bersama ... 6. Adanya Dana Belajar Usaha ... 7. Tujuan Kelompok Belajar Usaha ... 8. Fungsi Kelompok Belajar Usaha ... 9. KBU sebagai Wadah Pembelajaran Usaha Mandiri ... E. Penelitian Terdahulu ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... B. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... C. Subjek Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ……... E. Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Deskripsi Profil dan Pelaksanaan Program Kegiatan YPM ... 1. Sejarah Singkat YPM ………..………... 2. Visi dan Misi YPM .….………... 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi YPM ... 4. Struktur Organisasi YPM ... 5. Program Kelompok Belajar Usaha (KBU) ... 6. Analisis Usaha Budidaya …... B. Deskripsi Hasil Penelitian ...
1. Data Keseluruhan Warga Belajar KBU ... 2. Identitas Responden Penelitian ... 3. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Perencanaan Program KBU ... b. Identifikasi Kebutuhan Belajar ... c. Perumusan Tujuan Program KBU ... d. Rencana dan Jadwal Belajar ... e. Pengadaan Sarana dan Prasarana Belajar ………... f. Rekrutmen Warga Belajar dan Tutor ... g. Penyusunan Kurikulum Program KBU Budidaya Ikan Nila ... 4. Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam rangka pemberdayaan warga belajar di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Program KBU ... b. Strategi Pembelajaran Sebagai Proses Pemberdayaan ... c. Proses Pembelajaran KBU ... d. Pembinaan Usaha Warga Belajar ... 5. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat …... a. Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan ...
47 47 48 49 49 50 51 51 53 58 58 61 62 63 69 74 74 75 76 76 78 79 83 84 84 85 86 86 87 88 89 90 90 92 93 93 94 96 98 100 101
(3)
b. Evaluasi Sebelum Pelaksanaan Program KBU ... c. Evaluasi Pada Saat Pelaksanaan Program KBU ... d. Evaluasi Akhir Pelaksanaan Program KBU …... e. Hasil atau Indikator Keberhasilan ... f. Hasil Pelaksanaan Program KBU ... g. Tingkat Pendapatan Warga Belajar ... 6. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... C. Pembahasan Hasil Penenlitian ... 1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ...
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A. Kesimpulan ………... B. Rekomendasi ………...
DAFTAR PUSTAKA
105 106 106 107 108 112
121 124
127
132
134
138
141
141 145
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian ………. Tabel 4.1 Data Warga Belajar Budidaya Ikan Nila ……… Tabel 4.2 Identitas Responden ………... Tabel 4.3 Materi Pembelajaran Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.4 Jadwal Pembelajaran Bulan Oktober ………. Tabel 4.5 Jadwal Pembelajaran Bulan November ………. Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ……… Tabel 4.7 Wawancara dengan WB mengenai Tujuan Mengikuti Program
KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.8 Pendapat WB Mengenai Manfaat yang Dirasakan dengan
Mengikuti Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.9 Pendapatan Total Tiap Kelompok ……….. Tabel 4.10 Data Pendapatan Kelompok Pendederan ………... Tabel 4.11 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pengindukan ……… Tabel 4.12 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………. Tabel 4.13 Data Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ………... Tabel 4.14 Jumlah Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Tabel 4.15 Keadaan Ekonomi WB Sebelum Mengikuti KBU ………...
67 84 85 92 98 98 109 110 111 112 113 114 115 115 117 119 DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ……….………. Gambar 2.1 Persepsi Penulis (Penjabaran UU No 20 Th 2003 pasal 13)……. Gambar 2.2 Hubungan Fungsional antar Komponen Pendidikan Luar
Sekolah ………... Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisa Data ………...
14 18 21 71
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Warga Belajar Berdasarkan Usia ……….…. Grafik 4.2 Data Warga Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin ………... Grafik 4.3 Histogram Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ………... Grafik 4.4 Persentase Pendapatan Total Tiap Kelompok ……… Grafik 4.5 Persentase Pendapatan Kelompok Pendederan ……….. Grafik 4.6 Persentase Pendapatan Kelompok Pengindukan ……… Grafik 4.7 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………... Grafik 4.8 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ……… Grafik 4.9 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Grafik 4.10 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ………... Grafik 4.11 Histogram Keadaan Ekonomi Warga Belajar Sebelum Mengikuti
KBU Budidaya Ikan Nila ………... 84 85 109 112 114 114 115 116 118 118 120
(5)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal mendasar bagi pembangunan. Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari pendidikan, di mana pendidikan mempunyai makna sebagai proses yang menjadikan manusia memiliki kemampuan, memiliki sains dan teknologi keterampilan, serta kepandaian. Hal tersebut termuat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, yaitu berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia, yaitu :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembangunan agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepandaian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam konteks lain, pembangunan berkaitan dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia memegang peran penting dalam pembangunan. Carlzon dan Macauley, sebagaimana dikutip oleh Wasistiono (1998 : 46) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah sebagai berikut "membebaskan seseorang dari kendali yang kaku dan memberi orang tersebut
(6)
kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusankeputusannya dan tindakan-tindakannya”.
Pendidikan bagi setiap Warga Negara Indonesia bertujuan untuk menjadikan manusia Indonesia, manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Tujuan umum pendidikan Nasional Indonesia secara jelas dan tegas dirumuskan dalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Pasal 4 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebebasan
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang penting baik bagi negara maupun perorangan, karena pendidikan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (human potential development), sehingga lebih fungsional dalam menjawab semua tantangan yang datang pada dirinya (Abdulhak, 1990; Suryadi, 2005). Investasi melalui pendidikan perlu diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti oleh setiap orang yang membutuhkannya. Melalui kegiatan pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk melahirkan perubahan tingkah laku yang bermakna. Disamping itu, kegiatan pendidikan dapat mencetuskan harapan, karena memang harapan itu sendiri terdapat pada pendidikan (Santoso S. Hamijoyo dalam Abdulhak, 1990).
(7)
Dalam Sisdiknas Tahun 2003, menjelaskan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai suatu tujuan Pendidikan Nasional”. Keseluruhan komponen yang terkait secara terpadu merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur Formal, Nonformal/Pendidikan Luar Sekolah dan Informal. Adapun satuan Pendidikan Luar Sekolah meliputi : Lembaga Kursus, Pelatihan, Pokjar, PKBM dan Majelis Ta’lim serta satuan pendidikan sejenis (UU RI No.20 Tahun 2003).
Sebagaimana tercantum dalam pengertian Pendidikan Luar Sekolah yang dikemukakan oleh Philip H. Coombs (1973) dalam Sudjana (2004:22) bahwa :
Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar.
Pendidikan sebagai proses perubahan masyarakat, menuntut adanya upaya setiap satuan pendidikan, salah satunya Pendidikan Nonformal. Untuk mengejar percepatan perubahan masyarakat dibutuhkan peningkatan kualitas SDM yang sangat cepat, dengan kata lain proses penetapan perubahan itu tidak memakai waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM itu adalah melalui pendidikan dan latihan berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat, sebagai suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain secara sadar, dengan terencana dan sistematis, membangun manusia seutuhnya dengan memberdayakan potensi mereka, dan sebagai strategi perubahan sosial yang didasari dengan motivasi masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Kindervatter
(8)
upaya pemberdayaan, yaitu community organization yaitu karakter yang mengacu kepada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomi mereka.
Dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat, aspek pengelolaan merupakan hal penting, karena pengelolaan adalah serangkaian aktivitas dapat dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, partisipatif dan kooperatif didalam memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien. Dengan pengelolaan maka tujuan atau hasil yang diharapkan dari program yang diselenggarakan akan tercapai secara maksimal.
Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu menghasilkan karya yang bermanfaat, inovatif, dan mandiri maka perlu diadakan program pemberdayaan yang berbasis kepada keterampilan berwirausaha, yang memilki fungsi dalam mewujudkan/mengarahkan keinginan, minat, dan kemauan untuk melakukan aktivitas keterampilan kewirausahaan.
Salah satu bentuk layanan pendidikan keterampilan kewirausahaan berbasis pemberdayaan masyarakat adalah melalui program Kelompok Belajar Usaha (KBU), karena dalam program ini terjadi keterpaduan bidang pembelajaran dan bidang usaha secara langsung, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung proses usaha sudah mulai berjalan. Jadi program ini dinilai sangat efektif untuk membantu masyarakat yang tertinggal dalam pengetahuan dan ekonomi.
Dengan memperhatikan pernyataan tersebut nampak jelas bahwa keberhasilan Negara kita di dalam pembangunan akan sangat ditentukan oleh peranan pendidikan yang mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif, inovatif, produktif dan profesional dalam mengembangkan dan
(9)
memberdayakannya, sehingga memperoleh hasil kegiatan belajar, hasil keterampilan warga belajar, dan pemasaran hasil keterampilan yang memiliki aspek efektivitas pada masukan yang merata, keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, ilmu dan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, pendapatan tamatan serta keluaran yang memadai. Karena kajian efektivitas merupakan suatu usaha yang panjang dan berkesinambungan mulai dari masalah input, proses, output dan outcome dengan indikator yang tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif.
Sehubungan dengan itu, Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) yang beralamatkan di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, telah melaksanakan program KBU Budidaya Ikan Nila di lokasi binaan Yayasan, yaitu di Kecamatan Cimaung Kab.Bandung yang diorganisir dalam bentuk pendidikan kewirausahaan. KBU yang dilaksanakan oleh YPM merupakan wadah pemberdayaan masyarakat dan warga belajar yang menjadi pilihan strategis untuk mewujudkan usaha pemberdayaan masyarakat dalam proses pembelajaran.
Program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan YPM dirancang untuk melatih, membelajarkan dan membimbing warga belajar agar mempunyai keterampilan dan bekal menghadapi masa depan dengan memanfaatkan peluang dan potensi yang ada, serta meningkatkan kualitas hidupnya. Sasaran dari program KBU budidaya ikan nila adalah masyarakat yang memiliki pendapatan rendah, namun memiliki motivasi untuk bekerja atau berwirausaha.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan dari program pendidikan Non Formal sangat ditentukan oleh faktor bagaimana seseorang atau lembaga mengelola dan
(10)
sangat menentukan sejauhmana program tersebut berjalan secara efisien dan efektif. Dalam hal ini keberhasilan program KBU budidaya ikan nila akan berhasil apabila pengelolaan program KBU berjalan dengan optimal.
Keberhasilan dalam pengelolaan program sangat menentukan pula terhadap hasil yang diperoleh. Selain dirancang untuk melatih, membelajarkan dan membimbing warga belajar agar mempunyai keterampilan dan bekal menghadapi masa depan, program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan oleh YPM bertujuan untuk memperoleh atau meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengelolaan kelompok belajar usaha (KBU) yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Pengembangan Masyarakat dengan model pelatihan dan kemandirian warga belajar, dengan kasus program yang diteliti adalah keterampilan budidaya ikan nila.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti, secara empiris dapat diidentifikasi bahwa pendidikan luar sekolah menyajikan berbagai pendidikan keterampilan yang dapat dipilih masyarakat untuk diikuti. Hal yang teridentifikasi adalah persoalan yang menyangkut :
1. KBU yang diselenggarakan telah berdiri cukup lama sejak tahun 2010, belum menunjukan kemandirian warga belajar yang berarti.
2. Tutor memiliki keterampilan budidaya ikan nila secara alamiah, tetapi belum mengikuti pelatihan sejenis yang lebih formal.
(11)
3. Mencukupinya sumber daya alam yang dimiliki di daerah tersebut. Dimana terdiri dari 40% kolam ikan, 30% persawahan, 20% perkebunan palawija dan 10% pemukiman.
4. KBU Belum memiliki jaringan kemitraan yang tetap, khususnya dari user atau penerima hasil produksi.
5. Kurangnya kemampuan warga belajar untuk membangnun relasi atau membangun jejaring kemitraan, masih mengandalkan yayasan.
6. Program pemberdayaan menggunakan metode partisipatif
7. Terdapat kolam-kolam yang mendukung program pemberdayaan, warga belajar memiliki kolam secara individual yang dikoordinir oleh KBU.
8. Dari hasil analisa penelitian sebelumnya yang relevan, diperoleh gambaran bahwa pencapaian pemberdayaan masyarakat belum dianalisis dari faktor penerapan fungsi pemberdayaan masyarakat, terutama dalam meningkatkan motivasi belajar warga belajar secara kontinu.
9. Menelaah terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan terutama penelitian KBU.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan karya tulis tesis ini, maka peneliti memberikan pembatasan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat. 2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan
(12)
3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Agar pemikiran ini dapat dilakukan lebih spesifik, maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengelolaan KBU sebagai upaya memberdayakan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan nila”?.
D. Pertanyaan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah tersebut, secara umum dapat dijabarkan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya :
1. Bagaimana perencanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
2. Bagaimana pelaksanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
3. Bagaimana Evaluasi dan hasil program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
(13)
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat
2. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang Evaluasi dan hasil program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat
4. Untuk memperoleh gambaran tentang faktor pendukung dan penghambat program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti tidak terlepas dari tujuan utama dari pembatasan masalah, selain itu penulis memiliki tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diantaranya :
(14)
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang Pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Belajar Usaha (KBU).
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan kajian instansi pengambil kebijakan dalam rangka penataan program keaarah yang lebih baik
b. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi Pendidikan Luar Sekolah UPI.
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyelidik. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menurut Botkin (1983) dalam Sudjana (2010 : 391), kegiatan belajar yang dipandang cocok di masa depan adalah belajar secara inovatif (innovative learning) yang memadukan belajar mengantisipasi (anticipative learning) dan belajar bersama orang lain (participative learning) dengan cara berpikir dan bertindak di dalam dan terhadap lingkungannya.
2. Masyarakat yang berencana (planning society), menurut Graham (1975) dalam Sudjana (2001 : 271), adalah masyarakat yang amat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan kemungkinan-kemungkinan perubahan yang akan terjadi di masa depan.
(15)
3. Pertama pengertian pembelajaran dari Sudjana (2000:8) mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa, peserta didik, peserta pelatihan, dsb) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, tutor, pelatih, dsb) yang melakukan kegiatan membelajarkan. 4. Carver dan Clatter Back (1995) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), pemberdayaan
adalah upaya memberi keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan cara kerja mereka dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi”.
H. Definisi Operasional 1. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan sedangkan menurut Sudjana (2000:1) pengelolaan didefinisikan Sebagai kegiatan bekerjasama atau melalui orang lain, baik perorangan maupun kelompok untuk mencapai tujuan organisasi
Adapun yang dimaksud dalam pengelolaan ini adalah upaya sistematis yang dilakukan pengelola dan tutor kelompok belajar usaha dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan program pemberdayaan yang diharapkan.
(16)
2. Pembelajaran
Menurut Corey dalam Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subset khusus pendidikan.
Adapun yang dimaksud pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi edukasi yang dilakukan tutor atau pengelola dengan warga belajar sehingga terjadi proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran didalam kelompok belajar usaha yang sebagian besar adalah orang dewasa.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Shardlow (1998 : 32) dalam Roesmidi dkk (2006 : 3), mengatakan pada intinya “pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka”.
Adapun yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat dalam penelitian ini, adalah sebagai upaya penyelenggara KBU dalam melaksanakan keterampilan budidaya ikan nila dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga belajar.
4. Kelompok Belajar Usaha
Menurut Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat (1979 :1) yang dikutip Sutaryat Trinamansyah (1986:23) bahwa: Kelompok belajar adalah suatu rumpun kegiatan belajar pendidikan luar sekolah yang terdiri dari lima sampai dengan limabelas orang dan memiliki kebutuhan yang sama, dan diorganisasikan untuk saling memberi dan menerima dimana program belajarnya disusun bersama
(17)
antara warga belajar dan dilaksanakan pada saat yang disetujui bersama untuk mencapai tujuan belajar dalam rangka meningkatkan taraf hidup.
Adapun yang dimaksud dengan kelompok belajar usaha dalam penelitian ini adalah kelompok belajar usaha rumpun budidaya ikan nila, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan warga belajar budidaya ikan nila.
5. Hasil Pemberdayaan
Menurut Rappaport (1987) dalam Harry Hikmat (2003 : 3), Pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh control individu terhadap keadaan sosial, kekuatan politik dan hak-haknya menurut undang-undang.
Adapun yang dimaksud dengan hasil pemberdayaan dalam penelitian ini adalah upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan warga belajar, umumnya bagi masyarakat sekitar Kecamatan Cimaung yang berpenghasilan rendah. Yang dimaksud strategis (unggulan) di sini tidak hanya produksi yang ada di masyarakat laku di pasaran, tetapi juga unggul dalam hal bahan baku dan teknis produksinya, serta memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi.
6. Faktor Pendukung
Yang dimaksud dengan faktor pendukung dalam penelitian ini adalah keadaan/pristiwa yang mempengaruhi dan memberikan peluang program Kelompok Belajar Usaha Budidaya Ikan Nila yang berasal dari dalam lembaga seperti:pelatihan, interaksi dengan instruktur, ketersediaan peralatan dan sarana prasarana, kepemilikan modal dan kepuasan peserta pelatihan KBU.
(18)
7. Faktor Penghambat
Yang dimaksud dengan faktor penghambat dalam penelitian ini adalah keadaan/pristiwa yang mempengaruhi program Kelompok Belajar Usaha Budidaya Ikan Nila yang berasal dari luar lembaga seperti: kondisi geografis atau iklim, kesulitan pemasaran, sulitnya modal dan respon masyarakat.
I. Kerangka Berfikir
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Sumber: Analisis Peneliti, 2012
INPUT PROSES OUTPUT OTHER INPUT
Perencanaan Pelaksanaan Hasil
Sasaran beserta karakteristik
Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha
Outcome Meningkatkan
pendapatan dan kemandirian WB
Instrumental dan Enviromental
Bahan Ajar dan Sumber Belajar
Kualitas dan
Kuantitas Dampak
(19)
Pemberdayaan (sebagai terjemahan empowerment) adalah konsep yang telah diterima secara luas dan dipergunakan dalam kaegiatan pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dalam program KBU telah menjadi jawaban atas teori-teori pembangunan yang berpihak kepada kaum lemah, miskin dan tidak berdaya. Konsep pemberdayaan dalam program KBU, berusaha menyempurnakan konsep pembangunan yang hanya berpihak pada elite, kekuasaan, dan ikut dalam kemapanan.
Pemberdayaan rnasyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan tuntutan otonomi daerah sekaligus menjadi jawaban atas tantangan untuk membuat masyarakat berdaya dan mengoptimalkan peransertanya dalam penyelenggaraaan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) sudah dilakuknan namun belum optimal. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan banyak terjadinya tingkat kemiskinan yang tinggi, dan upaya peningkatan mutu pendidikan tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu, diperlukan penerapan fungsi manajemen dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi program Kelompok Belajar Usaha (KBU) di YPM.
Fungsi-fungsi manajemen dalam pemberdayaan masyarakat pada program KBU antara lain: 1) perencanaan (planning) meliputi kegiatan penentuan tujuan, anggaran dan pengelolaan. 2) pelaksanaan, meliputi kegiatan penyusunan personil, penentuan tugas dan tanggung jawab, hubungan komunikasi, kepengawasan, koordinasi, kegiatan pemberian motivasi dan pemecahan masalah, serta 3) evaluasi meliputi kegiatan mengawasi dan menilai seluruh aspek kegiatan yang dilakukan
(20)
disimpulkan bahwa dalam upaya pemberdayaan masyarakat ada model manajemen yang digunakan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan hasil.
Selain itu, untuk penguatan program pemberdayaan masyarakat di YPM, maka dibentuk program rintisan koperasi. Kegiatan ini bertujuan agar pelaksanaan kegiatan berjalan kontinu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh peserta didik. Pemberdayaan sumber daya manusia melaui koperasi maka yang perlu diperhatikan adalah mempromosikan dan membangun koperasi agar mempunyai kemampuan untuk menembus, memperluas dan menguasai pangsa pasar kegiatan ekonomi rakyat guna memberikan pelayanan usaha yang maksimal dan efisien kepada anggota. Untuk itu koperasi perlu dikembangkan melalui arsitektur ekonomi rakyat.
Adapun yang dimaksudkan dengan arsitektur ekonomi rakyat yang berbasis koperasi adalah suatu kerangka dasar sistem perkoperasian Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan ekonomi rakyat untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan perkoperasian di masa datang yang dirumuskan dalam arsitektur ini dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perkoperasian yang sehat, kuat, dan efisien guna mempercepat terwujudnya koperasi sebagai soko-guru ekonomi rakyat dan memperkukuh struktur perekonomian nasional.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka arsitektur ekonomi rakyat berbasisi koperasi dibentuk melalui keterkaitan antara tiga variabel pokok, yang meliputi : sumber daya manusia koperasi, keunggulan daya saing dan jaringan usaha. Dalam kerangka dasar pemikiran tadi maka upaya pemberdayaan sumber daya manusia koperasi secara spesifik perlu selalu dikaitkan dengan upaya peningkatan
(21)
keunggulan daya saingb koperasi dan jaringan usahanya. Hal ini dilatar-belakangi oleh pandangan bahwa tinggi rendahnya produktifitas sumber daya manusia koperasi merupakan hasil dari kemampuan manajemen koperasi dalam menghasilkan barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing. Sehingga akan meningkatkan pelayanan, pendapatan dan kesejahteraan anggota.
(22)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik kualitatif. Metode penelitian yang digunakan didasarkan pada pertimbangan situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba menggambarkan situasi dan kondisi. sehingga metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kasus lebih tepat dipakai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Arah penelitian disini lebih ditekankan pada studi kasus yang kenyataannya mempelajari suatu kenyataan yang terintegrasi dengan tujuan mengembangkan pengetahuan lebih mendalam mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti mengkaji dan menganalisa secara fokus pada potensi dan cara menyelesaikan masalah. Metode deskriptif pada umumnya mempunyai tujuan untuk memberi gambaran yang rinci mengenai latar belakang, sifat, karakter yang khas dari kasus yang diteliti. Kemudian berdasarkan data-data hasil dari lapangan dijadikan satu kesimpulan yang bersifat umum.
(23)
Kegiatan dan pertimbangan pada prosedur penelitian yang dilakukan peneliti meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Sebelum penyusunan proposal penelitian, peneliti mempertimbangkan beberapa judul yang menjadi alternative. Setelah mengamati fokus dan masalah penelitian serta mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian peneliti menyusun proposal penelitian dengan topik bahasan mengenai Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam Pemberdayaan Warga Belajar Budidaya Ikan Nila, dan mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. pada bagian ini peneliti menetapkan judul tesis yang akan didalami dan diteliti, termasuk metode penelitian yang akan digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap awal pelaksanaan peneliti mengumpulkan data/informasi dari berbagai sumber yang ada di lapangan, serta difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil perolehan data, selanjutnya dianalisis dan dikontribusikan sebagai kegiatan yang memiliki tujuan penelitian.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini peneliti menyusun konsep atau draf laporan berdasarkan hasil analisa data/informasi yang telah dibahas dan disimpulkan. Dalam tahap ini, dilakukan penyaringan terhadap kesimpulan
(24)
sementara yang telah dibuat sebelumnya sesuai dengan hasil bimbingan dan masukan-masukan berharga dari dosen pembimbing sebagai perbaikan dalam penyusunan berikutnya.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan panduan, garis dan arah bagi kegiatan penelitian yang akan dilakukan dengan pola atau cara yang teratur dan bersistem, sehingga tujuan yang ditentukan dapat dicapai dengan baik. Penggunaan metode penelitian sangat penting untuk memenuhi kriteria-kriteria ilmiah, objektif, terukur, dan terobservasi secara faktual.
Selanjutnya Moleong (2010: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui partisipatif dalam kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah untuk meneliti latar ilmiah yang sesungguhnya terjadi di lapangan dan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian. Seperti menurut Nasution
(25)
penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, yang aplikasinya dapaat berupa studi kasus atau multi-kasus. Menurut Bohar Suharto (1993:80), “Studi kasus ini sarinya dapat dirangkum sebagai penelitian status subyek penelitian berkenaan suatu fase yang khas dari kesseluruhan personalitas”. Tujuan untuk memberi gambaran yang rinci latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter yang khas dari kasus yang ada. Kemudian dari sifat-sifat yang khas dijadikan sesuatu yang bersifat umum.
Alasan lain pemakaian metode tersebut di atas adalah lebih mudah bila berhadapan dengan fakta ganda yang ada di lapangan, menyajikan secara langsung hakikat hubungan peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Kasus yang diselidiki dapat diselami, dan didalami secara mendalam.
B. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber data yang ditetapkan sebelumnya, melalui beberapa pertimbangan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi pengelolaan program KBU yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan pengaruhnya kepada peningkatan pendapatan dan kemandirian warga belajar.
Penelitian dalam ini meliputi seluruh aspek manusia maupun non-manusia termasuk lingkungan psikis yang tersebar di lingkungan objek penelitian. Selanjutnya yang menjadi objek dalam penelitian ini diantaranya
(26)
pengelola Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM), penyelenggara Kelompok Belajar Usaha (KBU), sumber belajar, dan warga belajar KBU.
Dalam penelitian ini data-data yang akan dikumpulkan terdiri dari : 1) kata-kata atau ucapan-ucapan merupakan pendapat, sikap, pandangan, penafsiran dari seluruh nara sumber; 2) waktu yang disediakan; 3) sarana dan prasarana yang menunjang; 4) tujuan yang dirumuskan dalam proses Pengelolaan Program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan keterampilan fungsional.
C. Subyek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berbeda dengan proses sampling sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini berkenaan dengan subyek penelitian yang dilakukan secara terus menerus dan sifatnya tergantung pada tujuan penelitian setiap saat. Nasution (1988:29),
mengemukakan :”Tidak ada pengertian populasi dalam penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah aspek-aspek dari peristiwa apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus menerus sepanjang penelitian. Subjek penelitian bersifat purposif yakni tergantung pada tujuan fokus pada suatu saat”. Selanjutnya pada bagian lain Nasution (1988:95-96) menambahkan bahwa : “Sampling dalam penelitian naturalistic ialah menggambarkan keputusan untuk mengadakan pilihan dan populasi manusia dan non-manusia”.
(27)
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dipaparkan batas-batas yang tegas. Tetapi, menentukan suatu aspek dari lingkungan organisasi di lingkungan Lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat yang melaksanakan program di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, merupakan sampling pada tahap awal.
Tahap selanjutnya diambil berdasarkan teknik purposive sampling, baik terhadap proses maupun substansi lembaga sesuai tujuan penelitian. Oleh karena itu, dari jumlah warga belajar 20 orang dan penyelengga 4 orang, maka yang menjadi obyek penelitian diantaranya: 1 orang sebagai penyelenggara KBU, 1 orang sebagai sumber belajar/tutor, dan 4 orang warga belajar dari masing-masing KBU yang terdiri dari: 1 orang ketua kelompok pedederan, 1 orang ketua kelompok pengindukan, 1 orang ketua kelompok pembesaran, dan 1 orang ketua kelompok produksi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif sangat mengandalkan peneliti sebagai alat pengumpulan data. Peneliti harus kreatif, inovatif dalam menyusun rencana penelitian, dalam pelaksanaannya, dalam berhubungan dan beradaptasi, mengolah dan mengembangkan model dan cara bertanya. Sehingga mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga menggunakan keterampilan dalam menyusun analisa dan menafsirkan data yang didapatkan.
(28)
Menurut Moleong (2001 : 117-123), “dapat dirangkum bahwa ciri khas dalam penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari peran dan
kedudukan peneliti sebagai instrument penelitian”. Di sini peneliti berperan
majemuk, karena sekaligus menjadi perencana, pelaksana pengumpul data, penyusun analisa, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Pengertian instrument penelitian di sini sangatlah tepat, karena peneliti menjadi segalanya dalam seluruh proses penelitian. Ciri-ciri peneliti sebagai instrument antara lain : responsive pada lingkungan, adaptasi inggi, memproses data secara cepat.
Teknik pengumpulan data berkaitan dengan alat-alat atau instrument sarana untuk memperoleh data. Instrumen yang paling utama sebenarnya adalah peneliti itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan Nasution (1988 :
55) adalah “Dalam penelitian naturalistic tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama”. Ini mengandung arti bahwa, instrument yang utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti. Dengan demikian, alat-alat yang dipaparkan di bawah ini merupakan pelengkap. Keputusan pengguna instrument pelengkap ini didasarkan pada pendekatan, metode penelitian dan jenis data yang diperlukan.
Ada tiga jenis data yang dipergunakan, yaitu teknik wawncara, teknik observasi dan teknik telaah dokumen. Teknik wawncara langsung digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari pikiran, perasaan, pendapat,
(29)
pengetahuan dari orang-orang yang terlibat proses-proses pengelolaan di lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang efektif di dalam penelitian yang menggunakan kualitatif. Wawancara menggunakan komunikasi lisan dua arah, antara peneliti dan responden. Melalui wawancara ini peneliti akan lebih mudah mendapatkan data yang diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan kepada pihak responden, yaitu data yang berkenaan dengan peran dan pandangan responden mengenai proses pengelolaan program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan bebagai aspeknya.
Teknik observasi partisipatif adalah upaya aktif peneliti dalam pengmpulan data dengan berbuat sesuatu dan terlibat di dalamnya. Sebagaimana S.J Taylor dan Bogdan (1985 : 15) dalam Ade Kusmiadi (2000 :
74) menyebutkan bahwa “Pada saat observasi peneliti terlibat dalam interaksi sosial dengan responden selama data dikumpulkan lebih objektif sesuai dengan setting yang sesungguhnya, yaitu data dan informasi yang berkenaan
dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian observasi partisipatif digunakan
untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks nyata proses pengelolaan program KBU yang sedang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup perilaku manusia dalam organisasi, baik perilaku tugas (task behavior relation), situasi dan tempat terjadinya proses pengelolaan program KBU.
(30)
Teknik studi dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan menelusuri, mempelajari, dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat permanent dan tercatat agar data yang diperoleh lebih absah/dapat dipertanggungjawabkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program. Teknik ini, banyak berkaitan dengan upaya memperoleh data mengapa dokumen itu dibuat, latar belakang apa dokumen itu dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu bagi proses pelaksanaan program. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari setiap dokumen, berkaitan dengan bentuk dan rumusan kebijakan yang menyangkut fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem dan organisasi penyelenggaraan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, serta hasil-hasil penelitian yang relevan. Dengan demikian, data program KBU yang menjadi sasaran studi dokumentasi meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil, faktor pendukung dan penghambat program KBU yang dilaksanakan Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.
Dokumentasi tersebut menurut Moleong (2001 : 161) ”Sangat penting dan bermanfaat dalam penelitian, karena dapat berfungsi unutk menguji, menafsirkan dan membuat satu ramalan. Ia menjadi bahan yang kaya, stabil,
alamiah, kontekstual, murah dan dapat sebagai bukti bagi suatu penelitian”.
Oleh dicari dan ditemukan oleh peneliti dalam penelitiannya. Sehingga hasil pengkajiannya akan membuka kesempatan untuk lebih terbuka pada
(31)
pewawancara untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan, penjelasan, penemuan dan pendalaman yang berkaitan dengan fokus penelitian,, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba yang dikutif dari buku Moleong (2004 : 135) antara lain : sebab itu, dalam penelitian kualitatif, bahan-bahan tertulis tersebut perlu, yaitu
Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebutuhan; merekonstruksikan kebutuhan-kebutuhan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun non-manusia (triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Pada akhirnya, hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dicatat sebagai catatan harian penelitian yang dibuat dengan memperhatikan tujuan penelitian yang dibutuhkan. Hasil catatan tersebut akan menjadi bukti sebagai data penelitian. Adapun aspek yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian
No Tujuan
penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Mendeskripsikan profil Yaysan Pengembangan Masyarakat profil yayasan pengembangan masyarakat (YPM)
1. Nama dan Status Yayasan
2. Legalitas Yayasan 3. Sejarah Yayasan 4. Visi dan Misi
Yayasan
5. Struktur Organisasi 6. Pembiayaan 7. Model dan Jenis
Kerjasama 8. Keberadaan 1. Pengelola Yayasan 2. Pimpinan Formal (instansi terkait) 1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara
(32)
No Tujuan penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Lembaga 9. Aset Yayasan Jenis Kegiatan
yang
dikembangkan
1. Tempat kegiatan 2. Rencana kegiatan 3. Pihak yang terlibat
4. Kegiatan yang
dilakukan
5. Waktu yang
digunakan
6. Tujuan yang
diusahakan 7. Hasil kegiatan
1. Pengelola Yayasan 2. Pimpinan Formal (instansi terkait) 3. Tokoh Masyarakat Idem
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Memperoleh
gambaran perencanaan program Kelompok Belajar Usaha
(KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat
Perencanaan program KBU
1. Persiapan yang
dilakukan sebelum program KBU 2. Pendekatan
pemberdayaan yang
digunakan agar
masyarakat tertarik 3. Mekanisme
pengalokasian materi waktu dan
tempat Sasaran
program 4. Cara identifikasi
1. Pengelola 2. Tutor 3. Warga Belajar
Idem Memperoleh gambaran pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha
(KBU) dalam
memberdayakan warga belajar di Yayasan
Pengembangan Masyarakat
Pelaksanaan program KBU
1. Penetapan strategi pemberdayaan
2. Media yang
digunakan dalam program KBU 3. Peran tutor 4. Peran WB
5. Jenis metode yang digunakan
6. Langkah-langkah
metode yang
digunakan
1. Pengelola 2. Tutor 3. Warga Belajar
Idem
Memperoleh gambaran evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha
(KBU) dalam
memberdayakan warga belajar di Yayasan Pengembangan Masyarakat Evaluasi dan hasil program KBU
1. Bentuk evaluasi
2. Pihak yang
mengevaluasi
3. Komponen yang
dievaluasi
4. Frekuensi penilaian 5. Hasil evaluasi 6. Hasil program KBU
yang dipandang
peningkatan
pendapatan dan
kemandirian WB 7. Barang/produk yang
dihasilkan
1. Pengelola 2. Tutor 3. Warga Belajar
(33)
No Tujuan penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Bagi warga belajar
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan 2. Peluang bekerja 3. Peluang berwirausaha 4. Kemandirian/Produ ktif 1. Pengelola 2. Tutor
3. Warga Belajar
Idem
Bagi Lingkungan Sosial
1. Tertampungnya angkatan kerja 2. Adanya peningkatan
penghasilan 3. Pemasaran hasil 4. Partisipasi masyarakat 5. Berkembangnya kelompok 6. Terjalinnya kemitraan 1. Pengelola 2. Tutor
3. Warga Belajar
Idem
Pendidikan lebih lanjut
1. Pendidikan berkelanjutan 2. Peningkatan kualitas 3. Pengembangan
usaha 4. Studi banding
1. Pengelola 2. Tutor
3. Warga Belajar
Idem
Untuk memperoleh gambaran faktor pendukung dan penghambat program Kelompok Belajar Usaha dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila
Faktor Pendukung dan
Penghambat
1. Bagi warga belajar 2. bagi lingkungan
sosial
3. bagi pendidikan lanjutan
1. Pengelola 2. Tutor
3. Warga Belajar
Idem
E. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini didasarkan pada paradigma dan metodologi penelitian yang dipakai, yaitu menggunakan teknik pendalaman kajian dengan analisis berpikir kritis-induktif. Prosesnya dilakukan terus menerus sejak penulis berupaya memahami data sampai
(34)
seluruh data terkumpul. Setiap perolehan data kemudian direduksi, dan dilakukan dengan tahapan :
1. Tahap penyajian data dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi, yang diambil dari catatan lapangan dan lembar rangkuman.
2. Tahap proses analisis keseluruhan data yang telah dideskripsikan, dan diarahkan kepada interpretasi data untuk menjawab problematic penelitian yang diajukan.
3. Tahap penyajian hasil penelitian yang dilakukan setelah analisis deskripsi, dan kemudian dirangkum dan diarahkan pada jawaban problematic penelitian.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang – ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan pertanyaan penelitian tersebut berdasarkan data yang terkumpul.
(35)
1. Proses Analisis Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis dituntukan pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisa Data
2. Data Collection (Pengumpulan Data)
Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke dalam lapangan.
Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu mencari latar belakang permasalahan di Yayasan Pengembangan Masyarakat, profil, jumlah warga belajar, tutor, struktur keorganisasian serta
program-Data Collection
Data Display
Data Redution
Conclusions:drawing /verifying
(36)
program yang bergerak didalamnya. Peneliti menganggap penerapan pengelolaan program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, merupakan hal yang menarik dipandang dari Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dalam meningkatkan kemandirian beriwrausaha.
3. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapanga, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
4. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada kategori-kategori pada program kelompok belajar usaha budidaya ikan nila yang dihubungkan dengan tingkat kemandirian warga belajar dalam berwirausaha. Dalam hal ini peneliti membuat hubungan dan narasi pada komponen strategi tersebut, sehingga akan ditemukan kesimpulannya.
5. Conclusion Drawing/Verification
Menurut Miles and Huberman adalah tahapan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
(37)
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
(38)
BAB V
KASIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara keseluruhan hasil penelitian dan memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
KBU budidaya ikan nila sebagai salah satu program PLS yang mampu meningkatkan pendapatan dan keterampilan, yang berbasis kepada pemberdayaan masyarakat, atas dasar pemenuhan kebutuhan warga belajar dalam aktvitas pendidikan dan bidang usaha. Sesuai dengan proses awal identifikasi, merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi warga belajar.
Dalam perencanaan program KBU budidaya ikan nila selalu menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan pemberdayaan, yaitu: Pertama, aspek sumber daya dan anggaran yang merupakan proses menentukan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana malakukannya, kapan dilakukan, dimana dilakukan dan darimana pembiayaan terhadap berbagai program pendidikan masyarakat yang akan dilaksanakan, dengan
(39)
maksud supaya pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Kedua, pendekatan partisipatif, yaitu setiap melakukan tahap perencanaan program KBU, setiap tokoh masyarakat dilibatkan sebagai penggerak program, dilibatkan dalam struktur organisasi pelaksana program. Ketiga, analisis kelemahan dan potensi, yaitu setiap calon warga belajar diwawancarai tentang keminatan, keahlian awal dan kepemilikan modal, selain itu tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Keempat, aspek pengendalian dan pengawasan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan program tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Dalam proses pembelajaran dalam program pemberdayaan masyarakat melalu KBU dilaksanakan secara mandiri (individu), secara tatap muka atau tutorial, dan dalam kelompok kecil. Dengan model ini membiasakan warga belajar mampu mengutarakan pikirannya secara runtut. Mampu mengkomunikasikan dengan orang lain, dan menanamkan solideritas setia kawan.
Dalam menetapkan metode dan teknik pemberdayaan lebih diarahkan pada nilai kepraktisan dalam menunjang proses pemberdayaan, karena sebagaimana diketahui bahwa proses pemberdayaan dalam KBU sifatnya terpadu dan sinergi dengan kegiatan usaha. Maka metode dan teknik
(40)
pemberdayaan yang partisipatif lebih dipilih dan diutamakan dengan pertimbangan metode dan teknik tersebut menjadi lebih mengarah, menggali pengalaman, membangkitkan minat dan partisipasi warga belajar, untuk terus belajar dan berusaha.
Dalam proses pemberdayaan, tidak terlepas dari prinsip pembinaan. Karena pembinaan dalam KBU ini, merupakan langkah pendampingan bekerja warga belajar, melakukan supervise dan monitoring kepada warga belajar secara langsung, melalui pendekatan pemberdayaan.
Dalam pelaksanaan program KBU masih mengalami kelemahan dari aspek kemitraan terutama mitra yang mampu memberikan modal/investasi dalam kegiatan produksi. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh YPM, hanya mampu memberikan stimulus program atau rintisan usaha kepada warga belajar, sedangkan tindak lanjut program masih mengalami kesulitan, hal ini diakibatkan lemahnya hubungan external yang dibangun oleh lembaga penyelenggara, sejauh ini eksistensi program KBU hanya dirasakan oleh internal lembaga saja.
3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Dalam menentukan langkah evaluasi program KBU, pihak Yayasan menggunakan pendekatan pemberdayaan dan berorientasi kepada tindak lanjut program wirausaha yang selanjutnya dikembangkan oleh warga belajar. Hasil
(41)
pemberdayaan pada KBU, yaitu berupa : a) pengetahuan dan pemahaman tentang budidaya ikan nila, b) keterampilan berwirausaha, c) teknik pemasaran, d) kemandirian berusaha dan produksi.
Adapun prosedur yang ditempuh dalam melakukan pengkuran kemajuan program sesuai dengan rencana yang telah dilakukan, penentuan tahap evaluasi dirancang sebelum pelaksanaan pemberdayaan KBU. Kegiatan evaluasi ini dilakukan secara berkala, baik berupa rapat pengurus maupun dalam bentuk pemeriksaan langsung/pengawasan pada awal, pertengahan, dan akhir pemberdayaan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang dimiliki warga belajar yang kemudian dapat digunakan sebagai koreksi dan perbaikan terhadap kegiatan selanjutnya.
Hasil dari pemberdayaan KBU ini, mampu membangun kemandirian berusaha warga belajar, mempunyai dampak positif dalam meningkatkan taraf hidup warga belajar yang dibinanya. Dampak pemberdayaan tersebut berupa : a) meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan usaha, khususnys budidaya ikan nila, b) meningkatkan produktifitas usaha, c) membuka peluang lapangan usaha, dan d) meningkatkan penghasilan.
4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program KBU, tergolong kedalam dua jenis yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor
(42)
internal cenderung kepada personal warga belajar, diantaranya motivasi, minat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama, kedisiplinan, keterampilan dan etos kerja yang dimiliki. Sedangkan faktor external dipengaruhi oleh lingkungan ataupun kondisi diluar dari penyelenggaraan program KBU, diantaranya dukungan keluarga warga belajar, dukungan tokoh masyarakat, pemasaran, dan dukungan aparatur pemerintah.
Upaya menimalisir dari faktor penghambat adalah dengan adanya pengawasan dan pembinaan yang continue, agar nampak adanya kontroling program, peningkatan kualitas produksi, pemasaran dan bidang administrasi atau keuangan yang stabil menyangkut peningkatan manajemen usaha, perkembangan Dana Belajar Usaha untuk memperluas usaha yang memiliki daya dukung dan daya saing di bidang usaha budidaya ikan nila.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang akan disampaikan, antara lain :
1. Bagi Pengelola
Untuk pengelolaan kegiatan KBU, agar pimpinan dapat mengetahui semua kebutuhan dan mau mendengar aspirasi dari bawah yang menjadi binaan dari YPM, oleh karena itu dalam rangka meningkatkan proses pemberdayaan, maka perlu : a) setiap KBU hendaknya dibentuk berdasarkan atas kebutuhann masyarakat, sehingga masyarakat yang membentuk dan menentukan perlu tidaknya program KBU diselenggarakan; b) setiap KBU
(43)
hendaknya mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga belajar yang memiliki usaha andalan yang kompetitif di dunia pasar; c) setiap KBU hendaknya dimotivasi dan dibina untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan pelaku ekonomi yang ada di sekitarnya seperti Bank, Koperasi dan lain sebagainya; d) setiap KBU hendaknya membangun manajemen pasar yang baik, seperti ruko atau toko atau jongko untuk memasarkan produknya.
2. Bagi Warga Belajar
Bagi warga belajar KBU Budidaya ikan nila, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan diantaranya: a) Warga belajar harus lebih meningkatkan semangat dan kedisiplinan dalam mengikuti program KBU, b) berusaha untuk mencari relasi atau kemitraan yang mampu mendukung usaha warga belajar, c) meningkatkan budaya membaca, mencari sumber-sumber informasi untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pengembangan usaha, d) berusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk pengembangan usaha seperti ikut serta dalam lembaga koperasi.
3. Bagi para peneliti lainnya
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih dalam diantaranya adalah : a) Variabel lain yang diduga turut mempengaruhi terhadap peningkatan kemandirian dan pendapatan warga belajar sebagai
(44)
dampak dari manajemen pemberdayaan pada KBU, serta b) Objek penelitian harus lebih menyentuh problem area ekonomi kreatif yang dikembangkan didalam program KBU.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2000), Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung: AGTA Manunggal Utama.
Abdulhak, I. (1995), Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa, Bandung: Cipta Intelektual.
Abdulhak, I. (1990). Program Kerja Paket A Hubungannya dengan Motivasi Meningkatkan Pendapatan dan Motivasi Mengikuti Pendidikan Lanjutan. Disertasi Sekolah Pascasarjana IKIP Jakarta. Tidak diterbitkan Abidin, S.Z. (2000). Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Arif, Z., (1983), Andragogi, Bandung: Angkasa.
Brookfield, S.D., (1987), Understanding and Facilitating Adult Learning, San Fransisco: Josey-Bass Publishers.
Darkenwald, G.G. & Merriam, S.B., (1982), Adult Education, Foundations of Practice, New York: Harper & Row Publishers.
Depdikbud. (1991). Penarapan Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Gagi Semua untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dasar di Indonesia. Jakarta : Ditjen Diklusepora
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Golo, W.(2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.
Hikmat, H. (2003). PRA : Strategi Pemberdayaan Mayarakat, Bandung : Humaniora Utama Press
Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.
Kartasasmita, G. (1997). Kemiskinan, Jakarta : Balai Pustaka.
Kartasapoetra, G. (2004). Budidaya Tanaman Berkhasiat. Jakarta : Rineka Cipta. Kartika, I. (2006). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bandung : LPPM Uninus. Kindervatter, S. (1997). Nonformal Education As An Emporing Process,
(46)
Knowles, M. (1990), The Adult Learner A Neglected Species, Houston: Gulf Publishing Company.
Knowles, M. (1997), The Modern Practice of Adult Education, New York: Association Press.
Muda. (1981). Kejar Usaha Pemuda Tingkat Perintis.Depdikbud.
Musa, S. (2005), Seni dan Teknik Fasilitasi Pendidikan Orang Dewasa, Bandung, Y-PIN Indonesia
Moleong, L. J. 2010. Metodelogi Penelitiaan Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Onny S., Priyono dan A. M. W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : CSIS.
Purwanto, M. N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Rosdakarya.
Ratnasari, J. (2007). Galeri Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.
Redaksi Agro Media. (2007). Membidik Peluang Usaha Tanaman Hias. Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Roesmidi, dkk. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Alqaprint Jatinangor
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sallis, E. (2006). Manajemen Mutu Pendidikan. Jogyakarta: IRCiSod.
Saptari, N. (2002). Manajemen Pembelajaran KBU PKBM bagi Peningkatan Pendapatan Warga Belajar. (Tesis, Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung)
Satuan Pengendali Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi
Sihombing, U. (2000). Manajemen Strategi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PD. Mahkota.
Srinivasan, L., (1979), Beberapa Pandangan Mengenai Pendidikan Non Formal bagi Orang Dewasa (Terjemahan), Bandung: BPKB Jayagiri.
(47)
Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Asas, Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Penerbit Nusantara Press.
Sudjana, D. (2000). Filsafat dan Dasar-dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, D. (2010), Manajemen Program Pendidikan : untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production.
Suryadi, A. (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Suryadi, A. (2007). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Ditjen PNFI Depdiknas.
Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tabrani, R.A. (1992).Manajemen Kependidikan. Bandung : Media Pustaka. Tamat, T. (2004). Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakrta : Pustaka Dian.
Trisnamansyah, S. (1986). Pengantar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Universitas Terbuka.
Trisnamansyah, S. (2004). Metode Penelitian II. Bandung.
Umberto, S. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD Mahkota.
Undang-undang RI. NO.20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokusmedia.
(48)
Referensi Internet :
Hikamawan, Rusydi, 2007. Andragogi, pendidikan untuk pendewasaan « pelajar islam indonesia nusa tenggara barat.htm
Margana, Osa, 2010. Analisis James Burham. Tersedia :
http://osamargana.blogspot.com/2010/05/analisis-james-burham.html [diakses 25 juni 2012]
Regar, Opung. 2008. Pengenalan andragogi + pedagogi. Tersedia :
http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/
Sidjabat, 2008, Prinsip pedagogi dan andragogi. Tersedia :
http://pendidikan.infogue.com/prinsip_pedagogi_dan_andragogi Sam, Arianto. 2010. Konsep Pemberdayaan. Tersedia :
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/konsep-pemberdayaan.html [diakses 25 juni 2012]
Tarbiyah, Adzjio. 2012. Pendekatan Proses Kelompok Group. Tersedia : http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-group.html [diakses 25 juni 2012]
Warisman, Neno. Aplikasi andragogi dalam pembelajaran pendidikan non formal - jugaguru.com.htm
Yusuf, Adi. 2008. Organisasi Kelompok Belajar. Tersedia :
(1)
hendaknya mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga belajar yang memiliki usaha andalan yang kompetitif di dunia pasar; c) setiap KBU hendaknya dimotivasi dan dibina untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan pelaku ekonomi yang ada di sekitarnya seperti Bank, Koperasi dan lain sebagainya; d) setiap KBU hendaknya membangun manajemen pasar yang baik, seperti ruko atau toko atau jongko untuk memasarkan produknya.
2. Bagi Warga Belajar
Bagi warga belajar KBU Budidaya ikan nila, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan diantaranya: a) Warga belajar harus lebih meningkatkan semangat dan kedisiplinan dalam mengikuti program KBU, b) berusaha untuk mencari relasi atau kemitraan yang mampu mendukung usaha warga belajar, c) meningkatkan budaya membaca, mencari sumber-sumber informasi untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pengembangan usaha, d) berusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk pengembangan usaha seperti ikut serta dalam lembaga koperasi.
3. Bagi para peneliti lainnya
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih dalam diantaranya adalah : a) Variabel lain yang diduga turut mempengaruhi terhadap peningkatan kemandirian dan pendapatan warga belajar sebagai
(2)
harus lebih menyentuh problem area ekonomi kreatif yang dikembangkan didalam program KBU.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2000), Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung: AGTA Manunggal Utama.
Abdulhak, I. (1995), Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa, Bandung: Cipta Intelektual.
Abdulhak, I. (1990). Program Kerja Paket A Hubungannya dengan Motivasi Meningkatkan Pendapatan dan Motivasi Mengikuti Pendidikan Lanjutan. Disertasi Sekolah Pascasarjana IKIP Jakarta. Tidak diterbitkan Abidin, S.Z. (2000). Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Arif, Z., (1983), Andragogi, Bandung: Angkasa.
Brookfield, S.D., (1987), Understanding and Facilitating Adult Learning, San Fransisco: Josey-Bass Publishers.
Darkenwald, G.G. & Merriam, S.B., (1982), Adult Education, Foundations of Practice, New York: Harper & Row Publishers.
Depdikbud. (1991). Penarapan Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Gagi Semua untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dasar di Indonesia. Jakarta : Ditjen Diklusepora
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Golo, W.(2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.
Hikmat, H. (2003). PRA : Strategi Pemberdayaan Mayarakat, Bandung : Humaniora Utama Press
Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.
Kartasasmita, G. (1997). Kemiskinan, Jakarta : Balai Pustaka.
Kartasapoetra, G. (2004). Budidaya Tanaman Berkhasiat. Jakarta : Rineka Cipta. Kartika, I. (2006). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bandung : LPPM Uninus. Kindervatter, S. (1997). Nonformal Education As An Emporing Process,
(4)
Knowles, M. (1990), The Adult Learner A Neglected Species, Houston: Gulf Publishing Company.
Knowles, M. (1997), The Modern Practice of Adult Education, New York: Association Press.
Muda. (1981). Kejar Usaha Pemuda Tingkat Perintis.Depdikbud.
Musa, S. (2005), Seni dan Teknik Fasilitasi Pendidikan Orang Dewasa, Bandung, Y-PIN Indonesia
Moleong, L. J. 2010. Metodelogi Penelitiaan Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Onny S., Priyono dan A. M. W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : CSIS.
Purwanto, M. N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Rosdakarya.
Ratnasari, J. (2007). Galeri Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.
Redaksi Agro Media. (2007). Membidik Peluang Usaha Tanaman Hias. Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Roesmidi, dkk. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Alqaprint Jatinangor
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sallis, E. (2006). Manajemen Mutu Pendidikan. Jogyakarta: IRCiSod.
Saptari, N. (2002). Manajemen Pembelajaran KBU PKBM bagi Peningkatan Pendapatan Warga Belajar. (Tesis, Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung)
Satuan Pengendali Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi
Sihombing, U. (2000). Manajemen Strategi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PD. Mahkota.
Srinivasan, L., (1979), Beberapa Pandangan Mengenai Pendidikan Non Formal bagi Orang Dewasa (Terjemahan), Bandung: BPKB Jayagiri.
(5)
Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Asas, Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Penerbit Nusantara Press.
Sudjana, D. (2000). Filsafat dan Dasar-dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, D. (2010), Manajemen Program Pendidikan : untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production.
Suryadi, A. (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Suryadi, A. (2007). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Ditjen PNFI Depdiknas.
Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tabrani, R.A. (1992).Manajemen Kependidikan. Bandung : Media Pustaka. Tamat, T. (2004). Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakrta : Pustaka Dian.
Trisnamansyah, S. (1986). Pengantar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Universitas Terbuka.
Trisnamansyah, S. (2004). Metode Penelitian II. Bandung.
Umberto, S. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD Mahkota.
Undang-undang RI. NO.20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokusmedia.
(6)
Referensi Internet :
Hikamawan, Rusydi, 2007. Andragogi, pendidikan untuk pendewasaan « pelajar islam indonesia nusa tenggara barat.htm
Margana, Osa, 2010. Analisis James Burham. Tersedia :
http://osamargana.blogspot.com/2010/05/analisis-james-burham.html [diakses 25 juni 2012]
Regar, Opung. 2008. Pengenalan andragogi + pedagogi. Tersedia :
http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/
Sidjabat, 2008, Prinsip pedagogi dan andragogi. Tersedia :
http://pendidikan.infogue.com/prinsip_pedagogi_dan_andragogi Sam, Arianto. 2010. Konsep Pemberdayaan. Tersedia :
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/konsep-pemberdayaan.html [diakses 25 juni 2012]
Tarbiyah, Adzjio. 2012. Pendekatan Proses Kelompok Group. Tersedia : http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-group.html [diakses 25 juni 2012]
Warisman, Neno. Aplikasi andragogi dalam pembelajaran pendidikan non formal - jugaguru.com.htm
Yusuf, Adi. 2008. Organisasi Kelompok Belajar. Tersedia :