PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL PADA SUBTOPIK PEMBUATAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI UNTUK SMP/MTS.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penjelasan Istilah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Metode Praktikum ... 10

B. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia SMP... 11

C. Metode Praktikum Kimia Skala Kecil ... 12

D. Penuntun Praktikum ... 14


(2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 21

B. Metode Penelitian ... 21

C. Alur Penelitian ... 22

1. Studi Pendahuluan ... 2. Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen ... 3. Uji Coba Penuntun Praktikum ... 25 26 26 D. Instrumen Penelitian ... 27

1. Angket ... 27

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum ... 28

3. Lembar Observasi ... 28

E. Prosedur Pengolahan Data ... 29

1. Angket ... 29

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum ... 29

3. Lembar Observasi ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Studi Pendahuluan ... 31

1. Hasil Analisis Kurikulum KTSP ... 32

2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum ... 33

3. Hasil Survei Ketersediaan Bahan ... 35

B. Hasil Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil ... 36


(3)

1. Pengembangan Penuntun Praktikum ... 37

2. Hasil Uji Coba Terbatas Penuntun Praktikum ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Indikator asam basa alami beserta perubahannya ... 20

3.1 Skor angket skala Likert ... 27

3.2 Contoh tabel pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Penuntun Praktikum ... 28

3.3 Skor lembar observasi keterlaksanaan praktikum ... 28

3.4 Kategori rentang skor menurut Arikunto ... 29

4.1 Bahasan kimia di SMP menurut kurikulum KTSP ... 32

4.2 Buku yang memiliki penuntun praktikum pembuatan indikator asam basa alami ... 33

4.3 Data pengamatan optimasi identifikasi bahan alam ... 39

4.4 Data pengamatan optimasi pengukuran waktu pelaksanaan penuntun praktikum.. ... 45

4.5 Data pengamatan keterlaksanaan penuntun praktikum ... 47

4.6 Poin penuntun praktikum kimia skala kecil pada angket respon siswa 51 4.7 Pernyataan mengenai pengantar percobaan pada penuntun praktikum 52 4.8 Pernyataan mengenai alat dan bahan pada penuntun praktikum ... 53

4.9 Pernyataan mengenai langkah kerja pada penuntun praktikum ... 54

4.10 Pernyataan mengenai gambar pada penuntun praktikum ... 54

4.11 Pernyataan mengenai tabel pengamatan pada penuntun praktikum ... 55 4.12 Poin penuntun praktikum kimia skala kecil pada angket respon guru . 56


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Langkah-langkah penggunaan metode R&D ... 22 3.2 Alur penelitian ... 24 4.1 Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat indikator asam basa

alami ... 38 4.2 Warna ekstrak bunga pacar air merah pada larutan asam dan basa 41 4.3 Warna ekstrak bunga tapak dara ungu pada larutan asam dan basa 42 4.4 Warna ekstrak bunga anggrek tanah pada larutan asam dan basa ... 42 4.5 Warna ekstrak daun rhoeo pada larutan asam dan basa ... 43 4.6 Warna ekstrak kunyit pada larutan asam dan basa... 44 4.7 Hasil optimasi menggunakan pelarut alkohol 96% ... 44 4.8 Grafik persentase respon siswa terhadap penuntun praktikum kimia


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian ... 63

Lampiran 2. Kurikulum KTSP IPA untuk SMP/MTs ... 65

Lampiran 3. Hasil wawancara guru mengenai praktikum pada subtopik indikator asam basa alami ... 71

Lampiran 4. Lembar optimasi penuntun praktikum ... 74

Lampiran 5. Hasil optimasi ... 76

Lampiran 6. Penuntun yang tersedia pada kit praktikum kimia skala kecil .... 102

Lampiran 7. Penuntun praktikum kimia skala kecil hasil pengembangan ... 105

Lampiran 8. Penuntun praktikum kimia skala kecil revisi ... 108

Lampiran 9. Angket respon siswa dan guru ... 111

Lampiran 10. Hasil pengolahan data angket respon siswa dan guru ... 115

Lampiran 11. Lembar observasi keterlaksanaan penuntun praktikum ... 118

Lampiran 12. Rubrik observasi keterlaksanaan penuntun praktikum ... 119


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai metode maupun model dalam pembelajaran pun dikembangkan agar dapat lebih menarik minat, meningkatkan kreativitas serta meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan PP No. 19 Thn 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1): Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kimia merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berawal dari fakta berdasarkan penemuan para ilmuwan yang dijadikan suatu teori. Teori-teori tersebut akan jatuh bila munculnya teori baru yang lebih kuat. Salah satu cara untuk membuktikan teori-teori tersebut yang dapat dilakukan saat ini ialah dengan merancang ulang sebuah fenomena atau cara kerja yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut. Ternyata cara tersebut bukan hanya untuk membuktikan fakta, namun dapat pula menimbulkan motivasi siswa untuk menarik minat serta mengembangkan sebuah keterampilan proses yang sering disebut dengan keterampilan proses IPA. “Untuk menimbulkan motivasi siswa dalam mempelajari kimia terutama untuk menarik minat siswa dalam mengembangkan


(8)

konsep-konsep, maka setiap siswa diperkenalkan dengan cara para ilmuwan bekerja untuk mendapatkan teorinya. Cara kerja para ilmuwan ini dikenal sebagai metode ilmiah yang meliputi langkah-langkah yang disebut keterampilan proses IPA” (Dahar, et al,1986.

Oleh sebab itu, tidak sedikit para peneliti di bidang pendidikan terus mengembangkan metode serta model pembelajaran. Salah satunya ialah metode praktikum yang banyak dikembangkan dalam pembelajaran kimia. Seperti yang telah dilakukan oleh Heinz Neber dan Michael Anton mengenai pertanyaan

epistemic dalam kegiatan pre-eksperimental (2008), Ian Abrahamsa dan Robin

Millar mengenai studi keefektifan praktikum sebagai metode belajar dan pembelajaran (2008), Mulyono HAM mengenai model praktikum berwawasan lingkungan/praktikum kimia skala kecil (2002), atau Susiwi et al, mengenai keterampilan proses sains siswa SMA pada model pembelajaran praktikum diskriptif-empiris-induktif-hipotesis dedukatif (MPP D-E-H) (2009), serta masih banyak peneliti lainnya yang melakukan penelitian mengenai metode praktikum di berbagai negara.

Berdasarkan paparan di atas, metode eksperimen atau praktikum menjadi salah satu metode yang menjadi sorotan banyak peneliti. Namun sebagian besar orang beranggapan bahwa praktikum membutuhkan keterampilan yang tinggi, dan tidak sedikit pula yang tersandung oleh biaya dalam pelaksanaan praktikum. Hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Praktikum hanyalah rangkaian dari kegiatan yang telah kita kenal sebagai keterampilan-keterampilan proses IPA yang meliputi: mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan,


(9)

menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan (Dahar et al, 1986).

Pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP/MTs kompetensi dasar 2.1, salah satu kegiatan pembelajarannya ialah melakukan percobaan sederhana untuk menentukan sifat asam dan basa. Berdasarkan survei pada empat SMP di kota Bandung, percobaan yang banyak dilakukan ialah mengenai indikator asam basa alami. Salah satunya ialah pembuatan indikator asam basa alami dengan bahan yang banyak digunakan ialah kembang sepatu, kunyit dan kol ungu. Namun, praktikum pembuatan indikator alami asam basa yang terlaksana pada umumnya membutuhkan waktu yang cukup banyak, sedangkan waktu yang tersedia hanya sedikit. Selain itu, keterbatasan alat dan bahan di laboratorium sekolah menyebabkan beberapa guru memberikan penugasan pada siswa untuk membuat ekstrak indikator asam basa alami tersebut di rumah. Sedangkan kegiatan praktikum di sekolah hanya sebatas pengujian pada larutan asam dan basa. “Hal ini menunjukkan bahwa metode praktikum memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal” (Sastradinata, 2009). Salah satu cara untuk mengantisipasi berbagai kendala tersebut ialah dengan melaksanakan praktikum kimia skala kecil.

Dengan praktikum kimia skala kecil, berbagai kendala tersebut dapat teratasi. Praktikum kimia skala kecil mampu memecahkan permasalahan mengenai jumlah alat dan bahan, serta fasilitas yang mengacu pada biaya. Kelebihan lainnya ialah efektivitas waktu yang digunakan dalam percobaan. Dengan peralatan yang tersedia dalam kit praktikum kimia skala kecil, jumlah


(10)

bahan yang digunakan untuk percobaan berkurang, karena alat-alat tersebut hanya mampu menampung bahan dalam jumlah yang sedikit. Hal ini mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan. Kelebihan lainya ialah kit praktikum kimia skala kecil yang praktis dan tidak memerlukan tempat luas untuk penyimpanan. Oleh sebab itu model praktikum kimia skala kecil ini dapat menjadi sebuah alternatif dalam penggunaan metode praktikum.

Dalam pelaksanaan sebuah metode praktikum, salah satu hal yang penting untuk dipersiapkan adalah penuntun praktikum. Setiap percobaan memiliki penuntun praktikum masing-masing. Begitu pula pada praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Menurut survei, pada percobaan pembuatan indikator asam basa alami, guru memperoleh penuntun praktikum atau berupa lembar kerja siswa, berasal dari buku teks. Namun selain dari buku teks, adapula guru yang membuat sendiri dengan buku teks sebagai acuan. Penuntun ini tidak dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil.

Menurut survei dari 10 buku teks yang beredar di kalangan SMP, hanya ada 6 buku yang di dalamnya terdapat penuntun praktikum pembuatan indikator asam basa alami. Dari keenam penuntun tersebut, tidak ada satu pun buku yang menyediakan untuk model praktikum kimia skala kecil. Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami yang menggunakan kit praktikum kimia skala kecil hasil pengembangan Mulyono HAM sudah tersedia, namun masih terdapat beberapa kekurangan (akan dibahas lebih lanjut pada bab 4 halaman 33), sehingga perlu dilakukan pengembangan


(11)

lebih lanjut. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami untuk SMP/MTs”.

B. Penjelasan Istilah

1. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada (Sugiyono, 2010).

2. Penuntun praktikum merupakan instruksi atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan dengan maksud agar peserta didik (praktikan) dapat bekerja mandiri (individual atau berkelompok) dalam melangsungkan prosedur percobaan (eksperimen) untuk mencapai tujuan percobaan (Manan, 2010).

3. Praktikum kimia skala kecil merupakan praktikum kimia sederhana berwawasan lingkungan dengan jumlah bahan yang lebih sedikit, serta dengan memodifikasi teknik, alat-alat, dan instruksi (Delta College, 2000). 4. Indikator asam basa alami adalah zat yang dapat menunjukkan sifat atau

derajat keasaman/kebasaan suatu senyawa, yang berasal dari bahan alam (Manan, 2009).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah secara umum dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah


(12)

pengembangan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami di SMP/MTs?“.

Namun rumusan masalah yang dipaparkan di atas masih bersifat umum. Oleh sebab itu, untuk memperjelas penelitian maka dirumuskan masalah-masalah yang lebih spesifik, yaitu:

1. Bahan alam apa sajakah yang baik untuk digunakan sebagai indikator asam basa alami?

2. Jenis pelarut apakah yang dapat memberikan hasil optimal dalam pembuatan indikator asam basa alami?

3. Berapakah jumlah pelarut yang optimal untuk digunakan dalam melarutkan ekstrak bahan alam pada pembuatan indikator asam basa alami?

4. Bagaimanakah keterbacaan penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator alami asam basa di SMP?

5. Bagaimanakah penilaian guru terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami?

D. Pembatasan Masalah

1. Bahan alam berasal dari tumbuh-tumbuhan di lingkungan sekitar dan dipilih berdasarkan kesamaan jumlah yang digunakan untuk membuat indikator asam basa alami. Selain itu, bahan alam dimasukkan ke dalam kategori baik untuk digunakan sebagai indikator asam basa alami bila memiliki kriteria yang akan dijelaskan lebih lanjut di halaman 16.


(13)

2. Pelarut yang digunakan ialah pelarut yang memberikan hasil optimal, dengan data awal ialah yang biasa digunakan dalam penuntun praktikum. 3. Penuntun praktikum kimia skala kecil ini hanya dikembangkan hingga

tahap uji coba terbatas untuk mengetahui keterbacaan penuntun praktikum.

4. Keterbacaan penuntun praktikum dilihat dari dua aspek, yaitu keterlaksanaan penuntun serta respon siswa terhadap penuntun. Keterlaksanaan diperoleh melalui lembar observasi selama uji coba terbatas. Respon siswa diperoleh melalui angket setelah pelaksanaan uji coba terbatas.

5. Tanggapan guru terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami diperoleh melalui angket respon guru secara terbatas.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang dapat digunakan untuk praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami di SMP/MTs.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, diantaranya:


(14)

1. Bagi Sekolah

a. Mengurangi pengeluaran biaya untuk bahan-bahan yang digunakan b. Tidak memerlukan tempat yang luas untuk penyimpanan kit praktikum

kimia skala kecil

c. Kit praktikum kimia skala kecil praktis untuk dibawa ke dalam kelas, bila di sekolah tersebut belum memiliki laboratorium.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan guru IPA SMP untuk menggunakan penuntun praktikum kimia skala kecil

b. Efisiensi waktu, baik dalam hal persiapan sebelum praktikum maupun selama kegiatan praktikum berlangsung, namun tujuan dari penggunaan metode ini tetap dapat tercapai

c. Mengurangi resiko kecelakaan selama pelaksanaan praktikum. 3. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar mengenai kegiatan praktikum dalam ruang lingkup kimia

b. Melatih siswa agar memiliki kemampuan keterampilan proses sains, dan lebih mandiri

c. Melatih siswa untuk tanggap dan lebih peduli terhadap lingkungan d. Memperkenalkan siswa terhadap bahan kimia yang terdapat pada

kehidupan sehari-hari

e. Meningkatkan motivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran IPA terpadu, khususnya kimia.


(15)

4. Bagi Peneliti Lainnya

Diharapkan menjadi suatu acuan bagi peneliti selanjutnya dalam membuat suatu penuntun praktikum kimia skala kecil baik pada subtopik yang sama maupun berbeda.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di Laboratorium Pembelajaran Kimia UPI. Sedangkan pengujian penuntun praktikum dilakukan pada salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Subjek pengujian penuntun praktikum ialah siswa kelas VII semester 1 yang sedang mempelajari subtopik Indikator Asam dan Basa. Jumlah siswa sebanyak 37 orang, pembagian kelompok beranggotakan 4-5 orang secara acak.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan atau R&D (Research and Development). Menurut Sukmadinata (2010) penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Sedangkan menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono, adalah sebagai berikut:


(17)

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D

Pendekatan R&D tepat digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut ditunjang berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam metode R&D bertujuan untuk mengembangkan suatu produk baru atau untuk menyempurnakan produk yang telah ada. Metode R&D yang digunakan dalam penelitian ini ialah menurut Sugiyono.

C. Alur Penelitian

Menurut Sugiyono (2010), tahapan yang dilakukan dalam metode R&D ialah:

1. Potensi dan Masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Namun masalah juga dapat dijadikan sebagai potensi, apabila dapat didayagunakan.

Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi Desain Ujicoba Pemakaian Revisi

Produk Produksi Masal

Batas penelitian, uji coba terbatas


(18)

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan aktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam R&D bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk divalidasi, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

6. Uji Coba Produk

Pada uji coba produk, terjadi siklus yaitu tahap uji coba produk, dan revisi produk yang selanjutnya dilakukan produksi secara masal bila sudah tidak ada lagi revisi. Untuk memperjelas alur dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 3.2.


(19)

Studi Pendahuluan

Gambar 3.2. Alur Penelitian

dilakukan survei lapangan dianalisis

Buku Teks yang Beredar di SMP

Praktikum Indikator Asam Basa Alami Subtopik Indikator Asam Basa

SK dan KD KTSP di SMP/MTs dianalisis

Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen

Instrumen Pengujian Penuntun Praktikum

Hasil Validasi Instrumen Pengujian Penuntun dioptimasi

dan validasi

Perbaikan

Penuntun Praktikum

Hasil Optimasi dan Validasi Penuntun Praktikum

diuji Penuntun Praktikum

Temuan Penelitian, Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan Pengembangan Produk


(20)

Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan yang telah dilakukan ialah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

a. Analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar KTSP SMP/MTs dan subtopik indikator asam basa alami

Langkah ini berfungsi untuk mengetahui topik kimia yang dipelajari di SMP/MTs. Kemudian setelah dipilih topik asam dan basa, diperkirakan waktu pembelajaran topik ini. Jumlah pertemuan pada topik asam dan basa ditentukan, serta menentukan alokasi waktu pada pertemuan yang menggunakan metode praktikum untuk subtopik indikator asam basa alami.

b. Pengumpulan informasi

Pengumpulan informasi ini berupa survei lapangan mengenai pelaksanaan praktikum pada bahasan indikator asam basa alami di SMP, serta studi kepustakaan mengenai lks atau penuntun praktikum yang terdapat dalam buku teks IPA SMP. Selain itu informasi mengenai indikator alami asam basa dari berbagai sumber pun dikumpulkan, sehingga didapatkan referensi untuk pengembangan penuntun.


(21)

2. Penyusunan Penuntun Praktikum dan Instrumen a. Penuntun Praktikum

Penuntun praktikum disusun berdasarkan data yang diperoleh pada studi pendahuluan. Penyusunan penuntun yang dilakukan ialah identifikasi bahan alam, serta identifikasi jenis dan jumlah pelarut. Kemudian dilakukan optimasi serta validasi secara berulang sehingga dihasilkan produk yang dapat diuji coba. Setelah itu akan dilakukan revisi terhadap penuntun praktikum setelah tahap uji coba.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen disusun untuk mengamati uji coba (optimasi) di laboratorium, mengetahui keterlaksanaan penuntun praktikum kimia skala kecil serta respon siswa dan guru terhadap penuntun praktikum hasil optimasi. Setelah instrumen divalidasi, serta penuntun praktikum awal telah siap digunakan, maka dilakukan uji coba terbatas kepada siswa SMP kelas VII. Mengenai instrumen penelitian akan dibahas lebih lanjut di halaman 26.

3. Uji Coba Penuntun Praktikum

Uji coba penuntun praktikum berupa uji coba terbatas yang dilaksanakan menggunakan satu kelas. Temuan yang muncul selama pengujian ini kemudian dianalisis hingga mencapai suatu kesimpulan. Pada uji coba terbatas diamati tingkat keterlaksanaan penuntun praktikum kimia skala


(22)

kecil, lalu dilihat respon siswa dan guru terhadap penuntun praktikum. Setelah diketahui kelemahannya, penuntun praktikum diperbaiki sesuai dengan kekurangan yang didapatkan dari temuan tersebut, sehingga di akhir penelitian diperoleh penuntun praktikum yang lebih baik.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Angket

Pedoman angket digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru (lampiran 9), terhadap penuntun praktikum kimia skala kecil. Skala yang digunakan adalah Likert scales dengan pernyataan positif (Dhindsa and Chung 1999; Menis 1983) yang dimodifikasi menggunakan empat jawaban. Jawaban tersebut ialah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan keterangan skor masing-masing pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor angket skala Likert Jawaban Item Instrumen Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Data yang diperoleh dari angket berupa skor, kemudian dicari rata-rata setiap poinnya. Rata-rata setiap poin tersebut diubah menjadi persentase.


(23)

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum

Lembar optimasi penuntun praktikum (lampiran 3) ialah lembar yang digunakan untuk pengamatan selama optimasi penuntun praktikum.

Bahan :

Perlakuan awal : Data Pengamatan :

Tabel 3.2. Contoh Tabel Pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Penuntun Praktikum

Pelarut Warna Ekstrak

Warna Ekstrak pada Larutan Uji Intensitas Warna pada Larutan Uji Asam Kuat Basa Kuat Asam Lemah Basa

Lemah Garam

Pada lembar optimasi penuntun praktikum, data yang diperoleh ialah jenis serta jumlah bahan alam dan pelarut. Data ini akan digunakan untuk penyusunan penuntun praktikum.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan penuntun praktikum (lampiran 11). Lembar observasi ini menggunakan nilai sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan praktikum. Keterangan skor yang diberikan terdapat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3. Skor lembar observasi keterlaksanaan praktikum Jawaban Item Instrumen Skor

Dilakukan dengan benar 2

Dilakukan dengan kurang benar 1


(24)

Kriteria nilai pada lembar observasi lebih jelasnya pada rubrik observasi (lampiran 12). Skor yang diperoleh diubah menjadi persentase skor untuk mengukur sejauh mana penuntun praktikum dapat terlaksana.

E. Prosedur Pengolahan Data

1. Angket

Untuk menarik kesimpulan pada angket respon siswa maupun guru, skor yang didapatkan pada angket dicari rata-rata dari seluruh butir pernyataan. Kemudian diubah menjadi persentase skor. Selanjutnya persentase skor dimasukkan ke dalam kategori menurut Arikunto (2009) pada tabel 3.4.

% � = � �ℎ �� � � ℎ

� � ��� ×� �ℎ × 100%

Tabel 3.4. Kategori rentang skor menurut Arikunto Rentang Persentase Skor Kategori

81-100% Baik sekali

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

< 21% Kurang sekali

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum

Dari lembar optimasi penuntun praktikum, diambil hasil optimasi yang optimum. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan intensitas warna yang dihasilkan setelah ekstrak yang telah diencerkan diuji pada larutan asam maupun basa, serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum secara keseluruhan.


(25)

3. Lembar Observasi

Skor yang diperoleh setiap pernyataannya diubah terlebih dahulu menjadi persentase skor.

% � = � �ℎ �� � � ℎ

� � ��� ×� �ℎ × 100%

Setelah diperoleh persentase skor, diambil kesimpulan mengenai keterlaksanaan praktikum, mengacu pada kategori skor menurut Arikunto (2009) pada tabel 3.4.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik indikator asam basa alami yang diperoleh setelah melalui tahap optimasi, menggunakan bahan alami berupa bunga anggrek tanah, bunga pacar air, bunga tapak dara (sebagai alternatif), umbi kunyit dan daun rhoeo. Pelarut yang digunakan ialah alkohol 96%. Hasil pengukuran waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan praktikum ialah 17-17,5 menit.

Keterbacaan penuntun praktikum dapat dilihat dari keterlaksanaan penuntun dan respon siswa. Penuntun praktikum yang diperoleh dari optimasi setelah diuji cobakan secara terbatas kepada 37 orang siswa memiliki keterlaksanaan yang sangat baik. Respon siswa terhadap penuntun praktikum juga termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan kedua data hasil uji coba terbatas, maka keterbacaan penuntun praktikum termasuk ke dalam kategori sangat baik. Respon guru terhadap penuntun praktikum tergolong dalam kategori sangat baik karena berada pada rentang 81-100%.

Adapun revisi yang dilakukan terhadap penuntun praktikum setelah tahap uji coba penuntun ialah penambahan poin pengecekan alat pada langkah kerja, serta penambahan gambar bahan alam yang akan dijadikan indikator asam basa alami.


(27)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pengembangan penuntun praktikum pada subtopik indikator asam basa alami menggunakan bahan alami lainnya, sehingga pengetahuan mengenai bahan indikator alami lebih luas.

2. Perlu dilakukan uji coba lebih luas sebagai pengembangan dari penuntun praktikum hasil penelitian ini dengan menggunakan metode R&D agar efektivitas penuntun dapat teruji.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook

(Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Bagi

Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bhowmik, P.K., et al. (2009). Advances in Biotechnology. Sharjah: Bentham Science Publishers.

Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dahar, R.W., et al. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Lohachoompol, V., et al. (2004). “The Change of Total Anthocyanins in Blueberries and Their Antioxidant Effect After Drying and Freezing”.

Journal of Biomedicine and Biotechnology. 248–252

Manan, MHA. (2002). Pengembangan dan Implementasi Model Praktikum

Kimia Berwawasan Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU di Bandung. Laporan Penelitian: tidak diterbitkan.

. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Hand-out perkuliahan: tidak diterbitkan.

. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mujanugraha, A. (2008). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa SMP Kelas IX

dalam Pembelajaran Materi Asam Basa Melalui Praktikum Skala Kecil. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kimia: tidak diterbitkan.

Nuryanti, B.L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri.


(29)

Onslow, M.W. (1916). The Anthocyanin Pigments of Plant. Cambridge: Cambridge University Press.

. (1920). Practical Plant Biochemistry. Cambridge: Cambridge University Press.

Silberberg, M.S. (2007). Principles of general chemistry (1st Edition). New

York: McGraw-Hill.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taiz, L. dan Zeiger, E. (2010). Plant Physiology (5th Edition). Sunderland:

Sinauer Associates.

Winarsih, A, et al. (2008). IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

Kriteria nilai pada lembar observasi lebih jelasnya pada rubrik observasi (lampiran 12). Skor yang diperoleh diubah menjadi persentase skor untuk mengukur sejauh mana penuntun praktikum dapat terlaksana.

E. Prosedur Pengolahan Data

1. Angket

Untuk menarik kesimpulan pada angket respon siswa maupun guru, skor yang didapatkan pada angket dicari rata-rata dari seluruh butir pernyataan. Kemudian diubah menjadi persentase skor. Selanjutnya persentase skor dimasukkan ke dalam kategori menurut Arikunto (2009) pada tabel 3.4.

% � = � �ℎ �� � � ℎ

� � ��� ×� �ℎ × 100%

Tabel 3.4. Kategori rentang skor menurut Arikunto

Rentang Persentase Skor Kategori

81-100% Baik sekali

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

< 21% Kurang sekali

2. Lembar Optimasi Penuntun Praktikum

Dari lembar optimasi penuntun praktikum, diambil hasil optimasi yang optimum. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan intensitas warna yang dihasilkan setelah ekstrak yang telah diencerkan diuji pada larutan asam maupun basa, serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum secara keseluruhan.


(2)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

3. Lembar Observasi

Skor yang diperoleh setiap pernyataannya diubah terlebih dahulu menjadi persentase skor.

% � = � �ℎ �� � � ℎ

� � ��� ×� �ℎ × 100%

Setelah diperoleh persentase skor, diambil kesimpulan mengenai keterlaksanaan praktikum, mengacu pada kategori skor menurut Arikunto (2009) pada tabel 3.4.


(3)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik indikator asam basa alami yang diperoleh setelah melalui tahap optimasi, menggunakan bahan alami berupa bunga anggrek tanah, bunga pacar air, bunga tapak dara (sebagai alternatif), umbi kunyit dan daun rhoeo. Pelarut yang digunakan ialah alkohol 96%. Hasil pengukuran waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan praktikum ialah 17-17,5 menit.

Keterbacaan penuntun praktikum dapat dilihat dari keterlaksanaan penuntun dan respon siswa. Penuntun praktikum yang diperoleh dari optimasi setelah diuji cobakan secara terbatas kepada 37 orang siswa memiliki keterlaksanaan yang sangat baik. Respon siswa terhadap penuntun praktikum juga termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan kedua data hasil uji coba terbatas, maka keterbacaan penuntun praktikum termasuk ke dalam kategori sangat baik. Respon guru terhadap penuntun praktikum tergolong dalam kategori sangat baik karena berada pada rentang 81-100%.

Adapun revisi yang dilakukan terhadap penuntun praktikum setelah tahap uji coba penuntun ialah penambahan poin pengecekan alat pada langkah kerja, serta penambahan gambar bahan alam yang akan dijadikan indikator asam basa alami.


(4)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pengembangan penuntun praktikum pada subtopik indikator asam basa alami menggunakan bahan alami lainnya, sehingga pengetahuan mengenai bahan indikator alami lebih luas.

2. Perlu dilakukan uji coba lebih luas sebagai pengembangan dari penuntun praktikum hasil penelitian ini dengan menggunakan metode R&D agar efektivitas penuntun dapat teruji.


(5)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Common Textbook (Edisi Revisi). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Bhowmik, P.K., et al. (2009). Advances in Biotechnology. Sharjah: Bentham Science Publishers.

Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dahar, R.W., et al. (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Lohachoompol, V., et al. (2004). “The Change of Total Anthocyanins in Blueberries and Their Antioxidant Effect After Drying and Freezing”. Journal of Biomedicine and Biotechnology. 248–252

Manan, MHA. (2002). Pengembangan dan Implementasi Model Praktikum Kimia Berwawasan Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Pada SMU di Bandung. Laporan Penelitian: tidak diterbitkan.

. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Hand-out perkuliahan: tidak diterbitkan.

. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mujanugraha, A. (2008). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa SMP Kelas IX dalam Pembelajaran Materi Asam Basa Melalui Praktikum Skala Kecil. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Kimia: tidak diterbitkan.

Nuryanti, B.L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Bandung: Bina Tugas Mandiri.


(6)

Nurul Fatimah, 2012

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecil Pada Subtopik Pembuatan Indikator Asam Basa Alami Untuk SMP/MTs

Onslow, M.W. (1916). The Anthocyanin Pigments of Plant. Cambridge: Cambridge University Press.

. (1920). Practical Plant Biochemistry. Cambridge: Cambridge University Press.

Silberberg, M.S. (2007). Principles of general chemistry (1st Edition). New York: McGraw-Hill.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taiz, L. dan Zeiger, E. (2010). Plant Physiology (5th Edition). Sunderland: Sinauer Associates.

Winarsih, A, et al. (2008). IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.