PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM : Studi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI.

(1)

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU

TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

(Studi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

ENJEN JAELANI 0901171

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

ENJEN JAELANI 0901171

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU

TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

(Studi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Hendi Suhendi P. NIP. 195803021985111002

Pembimbing II,

Helmy Firmansyah, M.Pd. NIP. 197912282005011002

Diketahui Oleh, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO. NIP. 196106121987031002


(3)

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan Penggunaan Media Alat Bantu Dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam Di Smp Laboratorium Percontohan UPI” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 25 Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan


(4)

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Enjen Jaelani (2013). The Comparison of The Use and Without-Use of Aid Media With The Result of Gymnastics Learning. Minithesis. A Study Program of PJKR, Department of Physical Education. FPOK – UPI.

Adviser I : Drs. Hendi Suhendi P. Adviser II : Helmy Firmansyah, M.Pd.

Many factors leading to the process of learning to be not optimal so that the objective of physical education, specially gymnastic learning, has been not achieved, one of the causes is the lack of the use of aid media for learning in the process of gymnastic learning. By using the aid media, it is expected that the result of gymnastic learning will be improved and the objective of learning will be achieved optimally.

The research method used is an experimental one, the research design is Pretest-Posttest Design. The research population are the students of Lower Secondary School of Sampling Laboratory of UPI. The research sample of Grade-III students amounts at 34. The determination of the sample size has been carried out by using Federer’s formula. The research Instrument used is a gymnastic skill test according to menurut Arkaev, Suchilin (2009:313).

The hypothetic test of research used an average-two similarity test of one party or t test. Based on the result of data processing of the result of hypothetic testing the score data of the use of aid media with significance level α = 0,05, it has been obtained the value of t count = 11,823 the value is larger than the value of t table = 2,473, because the value of t count > t table then Ho is rejected so that H1 is the use of aid media for the result of gymnastic learning. So it can be concluded that the use of aid media for the result of gymnastic learning is more effective in its influence than without using the aid media for the result of gymnastic learning at Lower Secondary School of Sampling Laboratory of UPI.


(5)

vi

Enjen Jaelani

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A.Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

B.Konsepsi Pendidikan Jasmani ... 8

C.Pembelajaran Senam ……... 12

D.Pendekatan Pola Gerak Dominan Senam ... 15

E.Meroda (baling-baling)………... ... 21

F. Guling Lenting……… ... 23

G.Senam Irama……… ... 24


(6)

vii Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Anggapan Dasar ... 27

J.Hipotesis Penelitian……… ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A.Metode Penelitian ... 29

B.Lokasi dan Desain Penelitian ... 30

1. Lokasi……… ... 30

2. Desain………. ... 30

C.Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

D.Instrumen penelitian ... 32

E.Teknik Pengumpulan Data ... 34

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 37

A.Hasil Pengolahan ... 37

B.Analisis Data... 38

1. Uji Randomisasi ... 38

2. Uji Normalitas Liliefors ... 38

3. Uji Homogenitas Populasi ... 39

4. Uji Hipotesis ... 40

5. Perbedaan Prosentase Peningkatan ... 41

C.Diskusi Penemuan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A.Kesimpulan ... 43

B.Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Instrumen Penelitian ... 33

Tabel 3.2. Lembar Tes Hasil Belajar Senam... 33

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Sebelum diberikan Treatment ... 38

Table 4.2. Hasil Pengolahan Data Setelah diberikan Treatment ….. ... 38

Table 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok ... 39

Table 4.4. Hasil Uji Bartlett Penggunaan Media Alat Bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu………... 39


(8)

ix Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Macam-macam posisi statis ... 18

Gambar 2.2. Lari dan jalan sebagai contoh lokomotor ... 19

Gambar 2.3. Menarik dan menurun pada ayunan.. ... 19

Gambar 2.4. Jenis tolakan yang berbeda ... 20

Gambar 2.5 . Posisi tubuh tidak merubah jalur layangan ... 21

Gambar 2.6. Gerakan Baling – Baling (meroda) ... 22

Gambar 2.7. Gerakan Guling Lenting ... 23


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Media Alat Bantu ... 48

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tanpa Media Alat Bantu ... 79

Lampiran 3 Dokumentasi Proses Penelitian.. ... 89

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data... 100

Lampiran 5 Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi ... 114

Lampiran 6 Permohonan Izin Mengadakan Riset ... 119

Lampiran 7 Daftar Hadir Penelitian ... 120

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 122


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia terus dididik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Syaripudin (2007:27) “Pendidikan adalah hidup, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu”. Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas individu agar berkembang secara menyeluruh.

Kaitannya dengan proses pendidikan di sekolah, pendidikan jasmani merupakan bagian penting dan tidak dapat terpisahkan dari program pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas fisik dan permainan sebagai media dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Mahendra (2009:23) dijelaskan bahwa :

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan melalui gerak, permainan, dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah sebagai alat untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan social.

Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan melalui aktivitas gerak tubuh sebagai media utama yaitu dalam upaya membantu, mendorong dan mengarahkan peserta didik agar kualitas fisik, motorik, kemampuan berfikir, keterampilan emosional dan sosialnya dapat berkembang secara optimal.


(11)

2

Seperti dijelaskan dalam Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTs Depdiknas (2008:168) meliputi aspek – aspek sebagai berikut : a). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. b). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainya…..).

Seperti yang telah diketahui aktivitas senam merupakan salah satu pembelajaran yang harus diterapkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Seperti yang disampaikan oleh Mahendra (2009:7) “Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak”. Dalam pembelajaran aktivitas senam banyak jenisnya dan salah satunya adalah senam lantai. Mahendra (2009:177) “Senam Lantai (Flour Exercise) adalah satu bagian dari cabang Senam, yang gerakan – gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras)”. Dalam pembelajaran senam lantai selain membutuhkan peralatan seperti matras, ruangan bebas serta dibutuhkan media pembelajaran lainya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bahagia (2010:4) bahwa :

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Melalui media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Serta dengan adanya media pembelajaran membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. Pembelajaran senam melalui penggunaan media alat bantu merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang dapat diterapkan. Adanya pembelajaran dengan penggunaan media alat bantu seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahaminya dan dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya senam.


(12)

3

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan, proses pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas senam jarang diterapkan, dengan alasan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran aktivitas senam. Selain jarang diterapkan yang menyebabkan hasil belajar tidak tercapai dan pemahaman siswa akan kemampuan senam kurang, tentunya ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani pada umumnya.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membandingkan penggunaan media alat bantu dan tanpa penggunaan media alat bantu dalam proses pembelajaran senam. Melalui penggunaan media alat bantu tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam proses belajar berlangsung dengan kendala – kendala yang dihadapi dalam lingkungan belajar dan tanpa penggunaan media alat bantu tentunya bukan alasan karena tidak lengkapnya sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga kemampuan siswa dalam proses pembelajaran aktivitas senam tetap terlaksana dan para siswa memiliki kemampuan untuk melakukan dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam pembelajaran senam.

Berdasarkan pemaparan, fakta dan teori-teori yang berkaitan peneliti tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul, “Perbandingan Penggunaan Media Alat Bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI”.


(13)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan diatas peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

2. Apakah tanpa penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

3. Manakah yang lebih besar pengaruhnya antara penggunaan media alat bantu dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

3. Pembelajaran mana yang lebih efektif antara penggunaan media alat bantu dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.


(14)

5

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan mempunyai manfaat, berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian antara lain : 1. Bagi guru pendidikan jasmani, dapat dijadikan pedoman untuk menentukan

dan memilih penggunaan media alat bantu atau tanpa penggunaan media alat bantu pembelajaran yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar senam.

2. Bagi siswa, memacu siswa agar lebih berpartisipasi dan berperan serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam pembelajaran senam.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan, saran, dan informasi serta dapat dijadikan pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan, untuk mengembangkan media alat bantu pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Disampaikan oleh Nazir (2005:84) “Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku”. Jadi dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:2) “Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1997:151) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”.

Kaitannya dengan hal tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Disampaikan oleh Sugiyono (2010:72) “Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) bahwa :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa “Penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat”. Mengenai tujuan penelitian eksperimen dijelaskan oleh Nazir (2005:64) adalah “Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen”.


(16)

30

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Lokasi dan Desain Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti yaitu di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau Pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau Treatment. Disampaikan oleh Juliantine, dkk (2007:3.5) “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi belajar atau latihan tiga hari/minggu. Sedangkan lamanya belajar atau latihan paling sedikit empat sampai dengan enam minggu”. Sesuai dengan teori diatas maka peneliti akan memberikan perlakuan sebanyak 12 kali pertemuan dan lamanya belajar atau latihan empat minggu. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau Posttest. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan peneilitan yang telah dilaksanakan. Selanjutya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan.

Rancangan penelitian Pretest-Posttest Design, Sugiyanto (1995:21). Mekanisme penelitian ini sebagai berikut :

X1 Treatment A Posttest

S Pretest

X2 Treatment B Posttest


(17)

31

Keterangan :

S = Subyek

Pretest = Tes awal keterampilan senam X1 = Kelompok 1

X2 = Kelompok 2

Treatment A = Pembelajaran senam dengan penggunaan media alat bantu Treatment B = Pembelajaran senam tanpa penggunaan media alat bantu Posttest = Tes akhir keterampilan senam

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Disampaikan oleh Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Sugiyono (2010:81). Dalam menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Federer (Maryanto dan Fatimah, 2004). Rumus Federer :

(n – 1) x (t – 1) ≥15

Keterangan :

n = Besar sampel tiap kelompok t = Banyaknya kelompok


(18)

32

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(n – 1) x (t –1) ≥ 15 (n – 1) x (2-1) ≥ 15 (n – 1)x (1) ≥15 n –1≥15 n ≥15+1 n ≥ 16

Dengan demikian, setiap kelompok terdapat minimal 16 sampel. Peneliti memilih untuk menggunakan 17 sampel tiap kelompok dengan jumlah kelompok sebanyak dua kelompok sehingga jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 34 sampel.

D. Instrumen Penelitian

Dalam mengukur data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen. Menurut Sugiyono (2010:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”. Sedangkan menurut Arikunto (2002:126) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode”.

Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa hasil belajar senam (meroda, guling lenting, senam irama), digunakan instrumen penelitian berupa tes. Menurut pendapat Nurhasan (2007:3) menjelaskan bahwa “Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”.

Penilaian ini merujuk pada tes keterampilan senam menurut Arkaev, Suchilin (2009:313) lihat tabel 3.1. :


(19)

33

Tabel 3.1. Instrumen Penelitian. Technique assessment in points.

Deduction Total Rank Mark in Points

0.0 1 5 (Excellent)

Up to 0.1 2 4 (Good)

Up to 0.2 3 3 (Satisfactory)

Up to 0.3 4 2 (Unsatisfactory)

From 0.4 and higher 5 1 (Poor)

Keterangan :

Teknik penilaian dalam poin

Total secara umum (skala) Peringkat Poin

0.0 1 5 (Istimewa) Hingga 0.1 2 4 (Sangat Baik) Hingga 0.2 3 3 (Baik)

Hingga 0.3 4 2 (Cukup) Dari 0.4 dan lebih tinggi 5 1 (Kurang)

Tabel 3.2.

Lembar Tes Hasil Belajar Senam.

No Nama Siswa

Poin

Meroda Guling Lenting Senam Irama 1.

2. 3. 4. Dst.


(20)

34

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang telah terkumpul setelah proses penelitian dilaksanakan kemudian dianalisis melalui pendekatan statistik. Menurut Bambang dan Jajat (2010:11) “Statistik merupakan kumpulan fakta dalam bentuk angka atau bilangan yang disusun dalam bentuk tabel atau grafik yang dapat menggambar atau melukiskan adanya suatu persoalan”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, langkah – langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas Data

Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors dari Sudjana (2002:466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2 ………. Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ……… Zn dengan menggunakan rumus :

= Dari variabel masing – masing sampel = Rata-rata

= Simpangan baku

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 ……… Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutkan harga terbesar ini L0.


(21)

35

2. Uji Wilcoxon

Jika data halil penelitian tidak normal hasilnya, maka digunakan Statistika Nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon. Uji ini merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari Uji Tanda. Dalam uji Wilcoxon bukan saja tanda yang diperhatikan, tetapi juga nilai selisih (X-Y).

Uji Wilcoxon dari Abduljabar (2010:368). Prosedur caranya adalah sebagai berikut :

a. Beri nomor urut untuk harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y). c. Hitung nomor urut jumlah yang bertanda positif dan nomor urut jumlah

bertanda negatif.

d. Untuk nomor urut yang didapat di c), ambilah harga mutlaknya paling kecil, sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

H0 =Tidak terdapat pengaruh perbedaan antara keduanya. H1 = Terdapat perbedaan pengaruh antara kedua perlakuan.

Untuk menguji hipotesis diatas dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05, kita bandingkan J diatas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel 39.1. jika J dari perhitungan lebih kecil atau sama dengan J daftar yang berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak, dalam hal ini H1 diterima.


(22)

36

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Signifikansi

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji signifikansi dengan Uji Mann-Whitney U-Test dari Abduljabar (2010:374) sebagai berikut :

1.

2.

Keterangan :

n1 =Jumlah Sampel 1 n2 =Jumlah Sampel 2 U1 =Jumlah Peringkat 1 U2 =Jumlah Peringkat 2

R1 = Jumlah Rangking pada Sampel n1 R2 =Jumlah Rangking pada Sampel n2

Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar senam antara penggunaan media alat bantu dengan tanpa penggunaan media alat bantu menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase peningkatan = X 100% Mean different = mean posttest – mean pretest


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Aktivitas senam merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus disampaikan di sekolah terutama di tingkat SMP. Dalam hal ini, senam lantai dan senam ritmik merupakan salah satu aktivitas dalam senam. Dalam proses pembelajaran pedidikan jasmani di SMP Laboratorium Percontohan UPI dan sesuai kurikulum aktivitas senam lantai baling-baling, guling lenting dan senam ritmik ini disampaikan di kelas VIII.

Banyak faktor yang menyebabkan proses pembelajaran tidak optimal sehingga tujuan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran senam tidak tercapai, salah satu penyebabnya adalah kurangnya penggunaan media alat bantu pembelajaran dalam proses belajar senam. Dengan penggunaan media alat bantu hasil belajar senam akan meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran senam, penggunaan media alat bantu sebagai proses pembelajaran merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis telah lakukan.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di

SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Ada pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

3. Penggunaan media alat bantu berpengaruh signifikan dari pada tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.


(24)

44

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yaitu, sebagai berikut:

1. Bagi lembaga Sekolah dan Dinas Pendidikan, perlu adanya publikasi dan pemahaman tentang penggunaan media alat bantu dalam proses belajar mengajar senam.

2. Bagi rekan mahasiswa peneliti selanjutnya khususnya Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan, agar hasilnya lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaaf bagi perkembangan kualitas pendidikan.


(25)

45

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Jajat (2009). Statistika. FPOK UPI. Bandung

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arkaev, Suchilin. (2009). Gymnastics How to Create Champions, Meyer & Meyer Sport (UK)

Bahagia, Yoyo. (2010). Media Pembelajaran. FPOK UPI. Bandung.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI. Bandung.

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Direkjendasmen. Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.

Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Zain A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ginanjar, Dimas A. (2009). Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Skripsi.

Husdarta dan Yudha S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta. Juliantine, Yudiana dan Subarjah. (2007). Teori Latihan. FPOK UPI. Bandung Kusmaedi, Nurlan. Dkk . (2007). Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan.

FPOK UPI. Bandung.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2009). Senam Artistik. FPOK UPI. Bandung Maryanto dan Fatimah. (2004). Antibiotik Amosilin. Skripsi

Nabisi, L. Dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Depdiknas. Jakarta. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor.

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. FPOK UPI. Bandung.


(26)

46

Enjen Jaelani, 2013

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU DAN TANPA PENGGUNAAN MEDIA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan dan Hasanudin C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung

Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. FPOK UPI. Bandung

Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI. Bandung.

Seba, L. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyanto. (1995). Metode Penelitian . Jakarta : Rienika Cipta.

Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Tim Dosen. MKDU. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : MKDU.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(27)

47


(1)

36

3. Uji Signifikansi

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji signifikansi dengan Uji Mann-Whitney U-Test dari Abduljabar (2010:374) sebagai berikut :

1.

2.

Keterangan :

n1 =Jumlah Sampel 1 n2 =Jumlah Sampel 2 U1 = Jumlah Peringkat 1 U2 =Jumlah Peringkat 2

R1 = Jumlah Rangking pada Sampel n1 R2 = Jumlah Rangking pada Sampel n2

Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar senam antara penggunaan media alat bantu dengan tanpa penggunaan media alat bantu menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase peningkatan = X 100% Mean different = mean posttest – mean pretest


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Aktivitas senam merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus disampaikan di sekolah terutama di tingkat SMP. Dalam hal ini, senam lantai dan senam ritmik merupakan salah satu aktivitas dalam senam. Dalam proses pembelajaran pedidikan jasmani di SMP Laboratorium Percontohan UPI dan sesuai kurikulum aktivitas senam lantai baling-baling, guling lenting dan senam ritmik ini disampaikan di kelas VIII.

Banyak faktor yang menyebabkan proses pembelajaran tidak optimal sehingga tujuan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran senam tidak tercapai, salah satu penyebabnya adalah kurangnya penggunaan media alat bantu pembelajaran dalam proses belajar senam. Dengan penggunaan media alat bantu hasil belajar senam akan meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran senam, penggunaan media alat bantu sebagai proses pembelajaran merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis telah lakukan.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hipotesis yang diajukan dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di

SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Ada pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

3. Penggunaan media alat bantu berpengaruh signifikan dari pada tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.


(3)

44

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yaitu, sebagai berikut:

1. Bagi lembaga Sekolah dan Dinas Pendidikan, perlu adanya publikasi dan pemahaman tentang penggunaan media alat bantu dalam proses belajar mengajar senam.

2. Bagi rekan mahasiswa peneliti selanjutnya khususnya Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan, agar hasilnya lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaaf bagi perkembangan kualitas pendidikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Jajat (2009). Statistika. FPOK UPI. Bandung

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arkaev, Suchilin. (2009). Gymnastics How to Create Champions, Meyer & Meyer Sport (UK)

Bahagia, Yoyo. (2010). Media Pembelajaran. FPOK UPI. Bandung.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI. Bandung.

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Direkjendasmen. Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.

Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Zain A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ginanjar, Dimas A. (2009). Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah

Dasar. Skripsi.

Husdarta dan Yudha S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta. Juliantine, Yudiana dan Subarjah. (2007). Teori Latihan. FPOK UPI. Bandung Kusmaedi, Nurlan. Dkk . (2007). Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan.

FPOK UPI. Bandung.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2009). Senam Artistik. FPOK UPI. Bandung Maryanto dan Fatimah. (2004). Antibiotik Amosilin. Skripsi

Nabisi, L. Dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Depdiknas. Jakarta. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor.

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah


(5)

46

Nurhasan dan Hasanudin C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung

Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. FPOK UPI. Bandung

Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI. Bandung.

Seba, L. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan

Jasmani. FPOK UPI. Bandung.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di

Sekolah Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. (1995). Metode Penelitian . Jakarta : Rienika Cipta.

Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Tim Dosen. MKDU. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : MKDU.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.


(6)