Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Modified Smarter Spotter terhadap Hasil Belajar Sikap Kayang (.

(1)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

(Penelitian Eksperimen pada siswa kelas X di SMA Pribadi Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana (S-1) Pendidikan Olahraga

oleh

GALIH PERMANA 1104307

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG


(3)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

(Penelitian Eksperimen pada siswa kelas X di SMA Pribadi Bandung)

LEMBAR HAK CIPTA

oleh Galih Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Galih Permana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Galih Permana NIM : 1104307

Judul :

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

(Penelitian Eksperimen pada siswa kelas X SMA Pribadi Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi P. NIP 195803021985111002

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S.Pd NIP 197405202001121001

Mengetahui Ketua Program Studi


(5)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Drs. Mudjihartono, M.Pd


(6)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

Galih Permana. NIM 1104307. Judul Skripsi: Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Modified Smarter Spotter terhadap Hasil Belajar Sikap Kayang (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Pribadi Bandung). Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurusan Pendidikan Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Pembimbing I Drs, Hendi Suhendi.P. Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd.

Latar belakang peneliti mengambil judul Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Modified

Smarter Spotter terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sikap Kayang karena banyak siswa

SMA mengalami kesulitan dalam melakukan sikap kayang. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti perbedaan tinggi, berat badan, dan kelenturan. Peneliti bermaksud untuk membuat alat bantu untuk mengatasi kesulitan tersebut dan memberikan pembelajaran yang aman bagi siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh dalam penggunaan alat bantu Modified Smarter Spotter terhadap hasil belajar keterampilan sikap kayang. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan adalah One group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pribadi, sedangkan sampel adalah siswa kelas X-A SMA Pribadi yang diambil dengan random sampling sebanyak 15 orang. Hasil pengujian data-data tersebut diperoleh angka Thitung 3,96 lebih besar dari Ttabel 1,74 pada tingkat kepercayaan α=0,05 dengan dk(n-1)=14. Kriteria pengujian Ho ditolak jika Thitung>Ttabel. Thitung ada pada daerah penolakan, maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat bantu Modified Smarter Spotter berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan sikap kayang pada siswa kelas X SMA Pribadi. Untuk meningkatkan keterampilan sikap kayang, peneliti menyarankan Guru Pendidikan Jasmani agar menggunakan alat bantu yang aman dan teruji.

Kata Kunci :


(7)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

Galih Permana. Student’s number 1104307. Research Title: The Influence of Used “Modified Smarter Spotter” on Students Performance of Bridge Motion (An Experimental Research of 10th grade Pribadi Bilingual Boarding School’s Students). Physical Education Study Program. Sport Education. Sport and Health Education Faculty. This research is supervised by Supervisor I Drs, Hendi Suhendi.P. Supervisor II Arif Wahyudi, S.Pd.

The reason why the current researcher chose the title “The Influence of Used „Modified Smarter Spotter‟on Students‟ Performance of Bridge Motion” is because there are still lots of students who find difficulties in performing bridge motion. The difficulties faced by the students are caused by some differences in terms of height, weight and flexibility between students. The researcher aims to create the available standardized tool to solve the difficulties and to provide a safe learning for the students. The purpose of the current experimental research is to discover the influence of used „Modified Smarter Spotter‟ on students performance in performing bridge motion. The research was designed to be One group pretest-posttest design. The population of the current research is the 10th grade of Pribadi

Bilingual Boarding School‟s students, while the research samples are 15 students of X-A class at Pribadi Bilingual Boarding School Bandung who are taken by random sampling technique. In accordance with the analysis of the data, it is revealed that Tcount 3,96 is bigger than Ttable 1,74 on confidence level α=0,05 with dk(n-1)=14. By the test criteria, Ho is rejected if Tcount>Ttable. In fact, Tcount is at the level of rejection. Therefore, Ho is rejected. Based on the analysis of the data, it can be concluded that the used of „Modified Smarter Spotter‟ influences the 10th grade Pribadi school Bandung students performance of bridge motion. According to the result of the analysis, it is recommended that the teacher at the

school should utilize the safe and reliable tool to improve students‟ performance on

gymnastics, particularly bridge motion.

Keywords:


(8)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I – PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 5

BAB II – KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani ... 6

2. Senam ... 7

3. Sikap Kayang ... 9

4. Media... 12

5. Modified Smarter Spotter ... 15

6. Spesifikasi Alat ... 16

B. Kerangka Berpikir ... 18

C. Hipotesis ... 19

BAB III – METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 20


(9)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

C. Alur Penelitian ... 23

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

E. Instrumen Penelitian... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 33

B. Diskusi Penemuan ... 36

BAB V –SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 38

B. Implikasi ... 38

C. Saran ... 38


(10)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 – Sikap kayang ... 10

Gambar 2.2 – Alat Bantu Smarter Spotter ... 15

Gambar 2.3 – Gambaran Alat Bantu ... 16

Gambar 2.4 – Modifikasi Alat Bantu Smarter Spotter ... 16

Gambar 2.5 – Siswa melakukan Sikap Kayang pada Alat Bantu ... 17

Gambar 3.1 – Desain Penelitian ... 22


(11)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penilaian Schembri ... 27

Tabel 3.2 Penafsiran dari Penilaian Schembri ... 27

Tabel 3.3 Konversi Penilaian Schembri dalam Sikap Kayang ... 28

Tabel 3.4 Penyederhanaan Instrumen Penilaian di Lapangan ... 29

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 33

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 34

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 34


(12)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Data Awal Penelitian... 40

Data Hasil Pretest – Posttest ... 41

Uji Normalitas Pretest ... 42

Uji Normalitas Posttest ... 43

Uji Homogenitas ... 44

Perhitungan Pengujian Hipotesis Statistika ... 45

Format Penilaian Pretest ... 47

Format Penilaian Posttest ... 48

Absensi Penelitian ... 49

RPP Penelitian ... 50

Dokumentasi ... 87

Surat Balasan Penelitian ... 88


(13)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan psikomotor, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, keterampilan kognitif, stabilitas emosional, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani dalam pembelajaran Penjas di sekolah. Dimana hal ini direncanakan secara sistematis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (mental, emosional, sportifitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang seimbang. Sebagaimana diungkapkan oleh Field dalam Abduljabar (2009, hlm.7) bahwa

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuskular, intelektual, social, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Melalui Pendidikan Jasmani, siswa juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya baik itu kemampuan dalam pemahaman tugas gerak dan bagaimana bersikap saat pembelajaran berlangsung. Sebagaimana dikemukakan oleh Abduljabar (2009, hlm.9) bahwa


(14)

2

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan seseorang terdidik fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan total manusia. Seperti diketahui, dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan pada tiga domain kependidikan. Yaitu psikomotor, afektif, dan kognitif.

Dalam proses pembelajaran Penjas, guru diharapkan dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertanggung jawab) dan pembiasaan pola hidup sehat. Dimana dalam pelaksanaannya lebih melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial. Abduljabar (2009, hlm.6) mengemukakan bahwa “Ketika aktivitas jasmani dipandu oleh para guru yang kompeten, maka hasil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikalnya”. Maka dari itu, aktivitas yang diberikan kepada siswa harus mengandung didaktik-metodik pembelajaran, sehingga aktivitas yang dilakukan bisa mencapai tujuan pengajaran. Pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA, terdapat beberapa Standar Kompetensi yang dituntut kepada guru agar tercapainya tujuan silabus tersebut. Dalam silabus pembelajaran SMA kelas X pada Standar Kompetensi nomor ke tiga, bertuliskan “Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.” Artinya, senam lantai memiliki banyak bentuk keterampilan gerak yang dituntut kepada siswa.

Senam merupakan cabang olahraga yang melibatkan gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Gerakan pada senam sesuai untuk mendukung pembelajaran Pendidikan Jasmani. Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Sebagaimana dikemukakan oleh Hidayat (dalam Mahendra 2001, hlm.1) bahwa „kata

Gymnastic dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan

keluasan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang‟.


(15)

3

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu indikator pencapaian kompetensi pada keterampilan rangkaian senam lantai terdapat pencapaian yang diharapkan yaitu “Melakukan latihan

gerakan kayang dengan koordinasi yang baik”. Artinya, ada tuntutan kepada siswa

untuk dapat melakukan gerakan sikap kayang dengan baik.

Namun kenyataan di sekolah, guru penjas hanya mengajarkan beberapa gerakan saja yang termasuk kedalam senam lantai seperti roll depan, roll belakang, dan sikap lilin. Mengingat gerak sikap kayang ini merupakan bentuk gerakan yang dapat menunjukkan tingkat kelentukkan seorang siswa, untuk menghadapi beberapa gerakan senam lantai selanjutnya yang semakin kompleks.

Tidak hanya itu, perbedaan tinggi badan dan berat badan siswa menjadi pertimbangan yang amat penting dalam memberikan materi ajar gerak sikap kayang. Ditambah dengan tingkat kelenturan siswa yang berbeda, menjadikan kesulitan tersendiri dalam melakukan gerak sikap kayang. Pembelajaran dengan cara dibantu oleh teman saja tidak cukup untuk menuju tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat bantu yang bertujuan untuk membantu mengatasi beberapa kesulitan dalam melakukan gerak sikap kayang dengan harapan perbedaan karakter kesulitan setiap siswa dapat diatasi dengan bantuan modifikasi alat bantu yang diberikan.

Alat bantu merupakan alat peraga yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan siswa. Hamzah (1988, hlm.110) mengemukakan bahwa:

Penekanan alat bantu belajar terdapat pada visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi yang hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan grafik) sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga dimensi ukuran yaitu, panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang contoh).

(https://mediadanperaga.wordpress.com/2013/02/24/definisi-media-dan-alat-peraga-pendidikan/)

Alat bantu yang dimaksudkan untuk mengatasi beberapa kesulitan siswa dalam melakukan gerak sikap kayang adalah alat bantu Smarter Spotter yang berasal dari Amerika. Alat bantu ini digunakan dengan pertimbangan tinggi


(16)

4

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

badan, berat badan, dan tingkat kelenturan siswa yang variatif, agar semua siswa dapat menggunakannya.

Oleh karena itu, penulis merumuskan penelitian dengan judul “Pengaruh penggunaan alat bantu Modified Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap

kayang”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdarsakan apa yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

Apakah terdapat pengaruh dalam penggunaan alat bantu Modified

Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis merumuskan tujuan penelitian yaitu:

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dalam penggunaan alat bantu

Modified Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang.

D. Manfaat Penelitian

1. Membantu melaksanakan tuntutan dari Standar Kompetensi Penjasorkes SMA Kelas X pada silabus pembelajaran yang bertuliskan “3.Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya”.

Indikator pencapaian kompetensi yang dimaksud yaitu “Melakukan latihan gerakan kayang dengan koordinasi yang baik”.

2. Memberikan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan gerakan kayang. Memperhatikan kesulitan siswa yang beragam, seperti tingkat kelentukan, tinggi badan, dan berat badan yang variatif.


(17)

5

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa untuk menggunakan alat bantu. Karena alat ini dapat digunakan oleh setiap siswa dengan aman yang merupakan treatment untuk memberikan hasil yang lebih baik dalam keterampilan sikap kayang.

4. Memberikan bentuk latihan dasar untuk melakukan gerakan senam lantai pada tahap gerak lanjutan atau yang lebih kompleks melalui hasil belajar sikap kayang.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang, maka penulis merumuskan batasan penelitian sebagai berikut:

1. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah alat bantu Modified Smarter

Spotter yang diberikan dalam pembelajaran sebagai bentuk dari treatment.

2. Hasil belajar yang dilihat dari hasil pembelajaran adalah keterampilan sikap kayang, dengan menggunakan instrumen berbentuk tes.

3. Populasi dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Pribadi Bandung.

4. Sampel dalam penelitian ini, penulis mengambil dengan random sampling yaitu kelas X-A, dengan jumlah 15 orang siswa.


(18)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat dan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Secara umum metode merupakan cara yang hendak dilakukan oleh setiap peneliti dalam melakukan penelitiannya. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting. Sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapakan. Untuk itu peneliti harus terlebih dahulu menentukan metode apa yang hendak dipakai, dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian menurut Sugiyono (2010: hlm.2) bahwa “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya dari suatu kelompok sampel yang diteliti melalui suatu percobaan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran sikap kayang terhadap hasil belajar siswa.

Sehubungan dengan metode yang digunakan yaitu metode eksperimen, penulis mengutip pendapat Arikunto (2007: hlm.107) yang menyatakan bahwa “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik”.

Dengan kata lain, penelitian eksperimen adalah meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2010: hlm.107) bahwa “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.


(19)

21

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan diteliti.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menerapkan program pembelajaran kepada satu kelompok sampel. Kelompok sampel ini diberikan treatment dengan menggunakan alat bantu selama 16 pertemuan. Pembelajaran yang diberikan yaitu selama empat minggu. Setiap satu minggu diberikan tiga kali pertemuan untuk melaksanakan program pembelajarannya. Habbelinck (1978) yang dikutip oleh Bahagia dalam (http:file.upi.edu/JUR._PEND._OLAHRAGA) mengemukakan bahwa

Penelitian menyebutkan bahwa frekuensi latihan paling sedikit tiga hari setiap minggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 40 jam tidak melakukan latihan.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh Harre (Bompa, 1994) dalam Juliantine, dkk (2007: 2.28) bahwa “mesocycle adalah suatu jenis siklus jangka menengah yang lamanya 3-6 minggu”. Adapun mengenai frekuensi latihan oleh Juliantine (2007: 3.9) berpendapat bahwa “para pelatih telah sepakat, latihan 3 kali seminggu akan meningkatkan kekuatan tanpa ada resiko yang kronis”.

Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian eksperimen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran Smarter Spotter terhadap hasil belajar siswa di SMA Pribadi Bandung. Dan dapat menggambarkan bawha eksperimen merupakan suatu kegiatan dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta atau informasi dari data yang terkumpul serta menguji hipotesis yang dirumuskan sehingga mendapatkan data yang akurat dari persoalan yang diteliti.


(20)

22

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan. Desain penelitian dibutuhkan sebagai alur yang dapat dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditentukan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan desain eksperimen yaitu One-group pretest and posttest design. Arifin (2011: hlm.77) menggambarkannya sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian One-group pretest and postest desgin Sumber: Arifin (2011: hlm.77)

 O1 = Pretest  X = Treatment  O2 = Posttest

X adalah perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam eksperimen tersebut. Perlakuan yang dimaksud berupa penggunaan alat bantu Smarter Spotter yang disesuaikan dengn kebutuhan siswa. O1 adalah pretest yang berupa tes awal sebelum diberikan treatment atau perlakuan, sedangkan O2 adalah postest yang dilakukan setelah teratment atau perlakuan diberikan.

Desain penelitian ini digunakan mengingat alat bantu Smarter Spotter baru digunakan dalam pembelajaran Penjas di Indonesia. Sejalan dengan ungkapan Ali (2013, hlm.149) bahwa “Desain ini hanya tepat dilakukan sebagai percobaan


(21)

23

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendahuluan (preliminary experiment) dalam langkah studi pendahuluan

(preliminary study)”.

C. Alur Penelitian

POPULASI

SAMPEL

KESIMPULAN TES AWAL

TES KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

ANALISIS DATA PENGOLAHAN DATA Sampel (TREATMENT)

Modifikasi alat bantu Smarter Spotter

TES AKHIR


(22)

24

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2


(23)

25

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan alur penelitian diatas, dapat dijabarakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Populasi

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam penelitian dengan statistika adalah populasi. Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas sehingga generalisasi dari hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, oarang atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik yang sama.

Menurut Sugiyono (2010, hlm.117) bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Pribadi Bandung.

2. Sampel

Mengenai pengertian sampel, Sugiyono (2010, hlm.118) berpendapat bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Arikunto (2006, hlm.131) juga berpendapat bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan diatas, maka sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi yang ada.

Untuk mengetahui besar kecilnya sampel penelitian, peneliti mengacu pada pendapat Arikunto (2006, hlm.134) yang menjelaskan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.


(24)

26

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan random sampling. Arifin (2011, hlm.217) menjelaskan bahwa “random sampling adalah cara pengambilan sampel secara acak (random), dimana semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Asumsinya adalah populasi mempunyai karakteristik yang sama (homogen). Pada siswa kelas X di SMA Pribadi Bandung, terdiri dari dua kelas saja dan masing-masing kelas berjumlah 15 orang. Peneliti mengambil sampel pada siswa kelas X-A, karena kemampuan dalam melakukan gerakan sikap kayang pada kedua kelas tersebut dianggap homogen. Sampel yang diambil hanya pada satu kelas karena menyangkut dengan desain penelitian yang menggunakan one group pretest posttest design. Artinya hanya memerlukan satu kelompok untuk dijadikan sampel.

D. Waktu dan Tempat

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan pada:

Tempat : Lapangan olaharaga dan aula SMA Pribadi Bandung Waktu : Akhir bulan April sampai akhir bulan Mei

Intensitas Pertemuan : 3x dalam seminggu Jumlah Pertemuan : 16x pertemuan

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan suatu alat ukur sebagai media pengumpul data tersebut karena kualitas data tergantung pada kualitas alat ukurnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes keterampilan sikap kayang yang diberikan pada siswa baik pada pretest maupun posttest.

Dalam hal ini, pemberian treatment juga disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabus yang dibuat oleh SMA Pribadi Bandung. Dan penjelasan tersebut merujuk pada peraturan pemerintah Nomor 19


(25)

27

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa sekolah mempunyai kewenangan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabusnya. Karena suatu alat ukur harus sesuai dengan apa yang diukur.

Dalam proses pengumpulan data, diperlukan alat ukur yang disebut instrumen. Pemilihan instrumen penelitian yang tepat sangat diperlukan agar mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Seperti dijelaskan oleh Arikunto (2010: hlm.203) bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah”.

Pada pelaksanaan pembelajarannya, bentuk instrumen dan cara peniaian dijelaskan sebagai berikut:

Dalam melakukan tes pada keterampilan gerak sikap kayang, baik itu pretest maupun posttest dilakukan dengan awalan berdiri. Posisi-posisi yang dinilai saat melakukan sikap kayang adalah

1. Badan terlihat melenting saat melentingkan badan dari posisi berdiri menuju ke posisi sikap kayang. Dalam posisi sikap kayang, badan tetap harus terlihat melenting.

2. Kedua lengan harus kuat menopang badan saat dalam posisi sikap kayang dan terlihat dapat mengangkat posisi badan hingga melenting. 3. Kedua kaki harus kuat menopang badan saat dalam posisi kayang.

Posisi kaki dibuka kurang lebih selebar bahu.

4. Posisi kepala harus mengadah saat melakukan sikap kayang. Pandangan harus mengarah kearah telapak tangan saat kepala mengadah kearah belakang. Kepala dilarang menempel ke permukaan matras, artinya harus terlihat melayang.


(26)

28

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan penilaian yang dikemukakan oleh Schembri (1989: hlm.16) dalam Australian Gymnastic Federation INC dengan judul buku “Gym Skill”,

Score Characteristics

5 Performed with completed assurance and control. Excellent technique and form. Fluid movement.

4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text. Good control.

3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe, even though minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the requirements of the written text

1 Not recognisable due to poor execution or omissions. Unsafe. Tabel 3.1 Penilaian Schembri (1989: hlm.16)

Keterangan:

Nilai Karakteristik

5 Pelaksanaan gerakan sempurna dan terkendali. Teknik dan bentuk gerakan sempurna. Gerakan lancar

4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi gerakan yang sedikit. Tidak ada pelanggaran dari peraturan gerakan. Pengendalian gerakan yang baik.

3 Baik. Gerakan-gerakan yang pokok terlaksana dan terlihat aman, walaupun terlihat sedikit kesalahan dalam pelaksanaannya.


(27)

29

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kesalahan yang melanggar ketentuan gerakan.

1 Gerakan tidak dapat dikenali karena dalam pelaksanaannya ada gerakan yang hilang. Tidak aman.

Tabel 3.2 Penafsiran dari penilaian Schembri

Konversi pada penilaian sikap kayang

Nilai Karakteristik

5

Badan terlihat melenting. Kaki dibuka selebar bahu dan terlihat kuat menopang badan. Tangan terlihat kuat mengangkat badan, sehingga posisi kepala mendongak, pandangan mata ke arah telapak tangan, dan posisi kepala terlihat melayang tidak menempel pada permukaan matras. Gerakan terkendali dengan sempurna

4

Badan terlihat melenting. Kaki dibuka selebar bahu dan terlihat kuat menopang badan. Tangan lerlihat kuat mengangkat badan, tetapi posisi kepala tidak terlalu mendongak, pandangan mata hanya ke arah belakang, posisi kepala tidak menempel pada permukaan matras. Gerakan terkendali dengan baik

3

Badan cukup melenting. Kaki terlihat kuat menopang badan. Tangan masih kuat mengangkat badan walaupun terlihat gemetar. Posisi kepala masih terlihat mendongak walaupun hampir menempel pada permukaan matras. Gerakan cukup terkendali

2

Badan terlihat tidak melenting. Kaki terlihat tidak kuat menopang badan. Tangan terlihat tidak kuat untuk mengangkat badan. Posisi kepala masih menempel pada permukaan matras. Gerakan tidak terkontrol

1 Gerakan tidak menggambarkan dalam melakukan sikap kayang. Tidak mampu mengangkat badan. Gerakan sangat buruk dan tidak terkendali Tabel 3.3 Konversi penilaian Schembri dalam posisi sikap kayang


(28)

30

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melakukan penilaian yang lebih mudah di lapangan, peneliti menyederhanakan proses penilaiannya dengan memberikan tanda check dari angka satu hingga lima. Tetapi penilaian ini hanya untuk menyederhanakan, tanpa lepas dari proses penilaian yang sudah dijelaskan diatas. Bentuk penilaiannya yaitu sebagai berikut:

Nama siswa Posisi badan Posisi kaki Posisi lengan Posisi kepala Nilai (1-5) A B C D E

*berikan tanda check pada setiap item yang dipenuhi siswa saat melalukan kayang Tabel 3.4 Penyederhanaan instrumen penilaian di lapangan

Dari kolom penilaian diatas, dapat dilihat bahwa nilai tetap berada diantara 1-5. Dengan memberikan tanda check pada setiap item yang dipenuhi siswa pada saat melakukan sikap kayang, memberikan penglihatan yang lebih mudah bagi peneliti saat melakukan proses penilaian.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Data dan cara pengambilannya

a. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa b. Jenis data : Hasil belajar, catatan lapangan, foto kegiatan 2. Data yang diambil yaitu dengan mempergunakan pembelajaran sikap kayang 3. Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan pada


(29)

31

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat penelitian berlangsung di lapangan, dimana dokumentasi berupa foto.

G. Teknik Analisis Data

Agar peneliti dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, maka data yang telah terkumpul dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik

1. Menghitung nilai rata-rata, dengan rumus (Sudjana, 2005: hlm.67)

 = jumlah sampel suatu kelompok  = nilai data

 = jumlah sampel

 = rata-rata suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku, dengan rumus (Sudjana, 2005: hlm.93)

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

 S = Simpangan baku yang dicari  n = Banyaknya sampel

 ∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menguji Normalitas

Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008: hlm.118) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:


(30)

32

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors, dengan taraf nyata α = 0,05.

 Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal  Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal 4. Uji Homogenitas

Menguji homogenitas dengan dua variansi, yaitu variansi pada pretest dan variansi pada postest. Menguji homogenitas data dengan rumus:

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, dengan α=0,05

5. Uji Kesamaan

Uji kesamaan ini bermaksud untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara pretest dan posttest. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Jika data berdistribusi normal, maka bisa dilanjutkan dengan uji T. Yaitu kesamaan dua rata-rata dengan uji satu pihak.


(31)

33

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menghitung simpangan baku gabungan (s gab) dengan rumus:

s gab =

keterangan : S gab = Simpangan baku gabungan S12 = variansi pada pretest S22 = variansi pada postest n = jumlah sampel/siswa b. Mencari nilai t hitung dengan rumus:

t =

Keterangan : t = distribusi t

S gab = simpangan baku gabungan x1 = rata-rata skor pretest x2 = rata-rata skor posttest n1 = jumlah sampel pada pretest n2 = jumlah sampel pada posttest

c. Membandingkan nilai thitung yang telah dicari dengan ttabel, dengan derajat kebebasan n1+n2dan taraf nyata α=0,05.

d. Untuk kriteria pengujian, Ho diterima jika ttabel < thitung. Dengan kata lain, jika nilai thitung berada diantara –ttabel dan ttabel maka Ho diterima. Artinya treatment tidak memberikan pengaruh.

e. Sebaliknya, jika nilai thitung tidak terletak diantara –ttabel dan ttabel maka Ho tidak diterima, artinya treatment memberikan pengaruh.


(32)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam penggunaan alat bantu Modified

Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang yang dilakukan pada siswa

kelas X SMA Pribadi Bandung.

Artinya, alat bantu Modified Smarter Spotter memberikan pengaruh dalam pembelajaran senam lantai yang diberikan di sekolah, khususnya mengenai keterampilan gerak sikap kayang.

B. Implikasi

Berdasarkan alat bantu yang dirancang menyerupai Smarter Spotter, alat bantu ini berimplikasi untuk dapat lebih dikembangkan oleh guru Penjas dalam rangka pengembangan aktivitas jasmani khususnya senam lantai.

Setelah dilakukan penelitian dan memberikan hasil yang berupa pengaruh terhadap hasil belajar sikap kayang pada siswa, alat ini diharapkan dapat dirancang oleh setiap sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga hasil dari penelitian ini, bisa lebih dikembangkan dan bermanfaat bagi pihak yang terkait dengan pendidikan jasmani.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh penggunaan alat bantu Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang, peneliti mengemukakan saran kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang pendidikan jasmani sebagai berikut:

1. Pembelajaran senam harus lebih diperhatikan, terutama pada senam lantai. Karena senam lantai memiliki kesulitan tersendiri bagi setiap siswa.


(33)

39

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penggunaan alat bantu disarankan untuk membantu pembelajaran yang sulit dan beresiko bagi siswa. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan saat pembelajaran dan memberikan kemudahan bagi siswa dalam melakukan pembelajaran.

3. Alat bantu Modified Smarter Spotter sangat bermanfaat bagi pembelajaran sikap kayang. Karena memang alat ini sudah digunakan di Negara Amerika dengan standar alat yang mereka miliki. Dengan eksperimen yang peneliti lakukan pada penelitian ini, diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan pada sikap kayang. Alat ini disarankan kepada setiap sekolah untuk memilikinya, mengingat alat ini juga mudah dibuat dengan bahan yang ada tanpa mengurangi bentuk dan manfaat tersebut. Alat lain yang serupa juga bisa dibuat untuk keterampilan gerak yang lainnya, seperti handsring dan walkover.

4. Alat bantu yang berupa Modified Smarter Spotter ini merupakan tindakan awal yang perlu ditindak lanjuti.

5. Dalam penelitian yang lebih lanjut, seharusnya rancangan desain penelitian menggunakan Two Groups Pretest Posttest Experimental Design. Karena dalam penelitian ini, penggunaan desain One Group menyebabkan hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk situasi yang berbeda.


(34)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 95

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009), Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: RedPoint

Abduljabar, B. (2010), Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung : Rizki Press

Abduljabar, B. (2010), Pedagogi Olahraga. Bandung: RedPoint

Abduljabar, B. (2013), Aplikasi Stasitika dalam Penjas. Bandung

Agusta, H. (2009). Pola Gerak dalam Senam 1. Jakarta : IPA ABONG

Agusta, H. (2009). Pola Gerak dalam Senam 2. Jakarta : IPA ABONG

Ali, M. (2013). Metodologi Penelitian. Bandung : Angkasa

Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Depok : Rajawali Pers

Bahagia, Y. (2010). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas. Bandung: RedPoint

Juliantine, dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Lutan, R (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Sepanjang Hayat. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Depdiknas

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Nurhasan, dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia


(35)

96

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: Alfabeta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta

Uhamisastra. (2010) Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indoenesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

(https://mediadanperaga.wordpress.com/2013/02/24/definisi-media-dan-alat-peraga-pendidikan/)


(1)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0

ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji

Leliefors, dengan taraf nyata α = 0,05.  Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal

 Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal

4. Uji Homogenitas

Menguji homogenitas dengan dua variansi, yaitu variansi pada pretest dan variansi pada postest. Menguji homogenitas data dengan rumus:

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, dengan α=0,05

5. Uji Kesamaan

Uji kesamaan ini bermaksud untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara pretest dan posttest. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Jika data berdistribusi normal, maka bisa dilanjutkan dengan uji T. Yaitu kesamaan dua rata-rata dengan uji satu pihak.


(2)

33

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menghitung simpangan baku gabungan (s gab) dengan rumus:

s gab =

keterangan : S gab = Simpangan baku gabungan

S12 = variansi pada pretest

S22 = variansi pada postest

n = jumlah sampel/siswa b. Mencari nilai t hitung dengan rumus:

t =

Keterangan : t = distribusi t

S gab = simpangan baku gabungan x1 = rata-rata skor pretest

x2 = rata-rata skor posttest

n1 = jumlah sampel pada pretest

n2 = jumlah sampel pada posttest

c. Membandingkan nilai thitung yang telah dicari dengan ttabel, dengan derajat

kebebasan n1+n2dan taraf nyata α=0,05.

d. Untuk kriteria pengujian, Ho diterima jika ttabel < thitung. Dengan kata lain,

jika nilai thitung berada diantara –ttabel dan ttabel maka Ho diterima. Artinya

treatment tidak memberikan pengaruh.

e. Sebaliknya, jika nilai thitung tidak terletak diantara –ttabel dan ttabel maka Ho


(3)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam penggunaan alat bantu Modified Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang yang dilakukan pada siswa kelas X SMA Pribadi Bandung.

Artinya, alat bantu Modified Smarter Spotter memberikan pengaruh dalam pembelajaran senam lantai yang diberikan di sekolah, khususnya mengenai keterampilan gerak sikap kayang.

B. Implikasi

Berdasarkan alat bantu yang dirancang menyerupai Smarter Spotter, alat bantu ini berimplikasi untuk dapat lebih dikembangkan oleh guru Penjas dalam rangka pengembangan aktivitas jasmani khususnya senam lantai.

Setelah dilakukan penelitian dan memberikan hasil yang berupa pengaruh terhadap hasil belajar sikap kayang pada siswa, alat ini diharapkan dapat dirancang oleh setiap sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga hasil dari penelitian ini, bisa lebih dikembangkan dan bermanfaat bagi pihak yang terkait dengan pendidikan jasmani.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh penggunaan alat bantu Smarter Spotter terhadap hasil belajar sikap kayang, peneliti mengemukakan saran kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang pendidikan jasmani sebagai berikut:

1. Pembelajaran senam harus lebih diperhatikan, terutama pada senam lantai. Karena senam lantai memiliki kesulitan tersendiri bagi setiap siswa.


(4)

39

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penggunaan alat bantu disarankan untuk membantu pembelajaran yang sulit dan beresiko bagi siswa. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan saat pembelajaran dan memberikan kemudahan bagi siswa dalam melakukan pembelajaran.

3. Alat bantu Modified Smarter Spotter sangat bermanfaat bagi pembelajaran sikap kayang. Karena memang alat ini sudah digunakan di Negara Amerika dengan standar alat yang mereka miliki. Dengan eksperimen yang peneliti lakukan pada penelitian ini, diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan pada sikap kayang. Alat ini disarankan kepada setiap sekolah untuk memilikinya, mengingat alat ini juga mudah dibuat dengan bahan yang ada tanpa mengurangi bentuk dan manfaat tersebut. Alat lain yang serupa juga bisa dibuat untuk keterampilan gerak yang lainnya, seperti handsring dan walkover.

4. Alat bantu yang berupa Modified Smarter Spotter ini merupakan tindakan awal yang perlu ditindak lanjuti.

5. Dalam penelitian yang lebih lanjut, seharusnya rancangan desain penelitian menggunakan Two Groups Pretest Posttest Experimental Design. Karena dalam penelitian ini, penggunaan desain One Group menyebabkan hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk situasi yang berbeda.


(5)

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

95

Abduljabar, B. (2010), Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizki Press

Abduljabar, B. (2010), Pedagogi Olahraga. Bandung: RedPoint Abduljabar, B. (2013), Aplikasi Stasitika dalam Penjas. Bandung Agusta, H. (2009). Pola Gerak dalam Senam 1. Jakarta : IPA ABONG Agusta, H. (2009). Pola Gerak dalam Senam 2. Jakarta : IPA ABONG Ali, M. (2013). Metodologi Penelitian. Bandung : Angkasa

Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta. Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta. Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Depok : Rajawali Pers

Bahagia, Y. (2010). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas. Bandung: RedPoint Juliantine, dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Lutan, R (2001). Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Sepanjang Hayat. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Depdiknas Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Nurhasan, dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

96

GALIH PERMANA, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta

Uhamisastra. (2010) Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung : FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indoenesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

(https://mediadanperaga.wordpress.com/2013/02/24/definisi-media-dan-alat-peraga-pendidikan/)