LEGALISME DALAM PEMERINTAHAN QIN SHIHUANG DI (238-211 SM).

(1)

LEGALISME DALAM PEMERINTAHAN QIN SHIHUANG DI (238-210 SM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Program Studi S-1

Oleh:

Dadan S. Baharsyah (0808391)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2012


(2)

LEGALISME DALAM PEMERINTAHAN

QIN SHIHUANG DI (238-211 SM)

Oleh

Dadan Saripudin Baharsyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dadan Saripudin Baharsyah 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : DADAN S. BAHARSYAH

JUDUL SKRIPSI : LEGALISME DALAM PEMERINTAHAN QIN

SHIHUANG DI (238-210 SM)

Pembimbing I

Dra. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 196207181986012001

Pembimbing II

Drs. R. H. Achmad Iryadi NIP. 196112191988031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M. Pd NIP. 195704081984031003


(4)

ABSTRAK

Dinasti Qin merupakan satu-satunya Dinasti yang menerpakan Legalisme pada pemerintahannya, sedangkan Qin Shihuang Di merupakan raja paling terkenal di era Dinasti Qin, oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di. Untuk lebih mendalam membahas bagaimana penerapan Legalisme dalam Pemerintahan Qin Shihuang Di penulis mengajukan tiga pertanyaan penelitian yaitu: (1) Bagaimana sejarah filsafat Legalisme di negara Qin, (2) Mengapa filsafat Legalisme menjadi dasar pemerintahan Qin Shihuang Di, (3) Bagaimana dampak diterapkannya filsafat Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di terhadap keadaan sosial masyarakat negara Qin. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode metode historis, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner yaitu mengunakan ilmu bantu politik dan filsafat. Beberapa teori politik yang digunakan adalah teori politik Machiavelli, teori sifat hakekat negara, teori pembenaran negara dari sudut kekuatan, teori bentuk-bentuk pemerintahan. Sedangkan dari ilmu filsafat digunakan hubungan politik dan filsafat serta hubungan filsafat dengan hukum. Adapun temuan dari penelitian ini adalah: Pertama, filsafat Legalisme pertama kali masuk ke dalam pemerintahan negara Qin pada saat Shang Yang menjadi wakil dari raja Qin yang bernama bangsawan Xiao, dikarenakan Shang Yang adalah tokoh Legalisme dan hakekat filsafat Legalisme adalah menjadikan Fa (undang-undang) sebagai pedoman bagi seluruh rakyat dan perangkat pemerintahan, maka Shang Yang membuat undang-undang (Fa) yang tegas dengan tujuan menertibkan rakyatnya guna mewujudkan kestabilan politik dan ekonomi. Legalisme dan Fa yang dibuat oleh Shang Yang terus dipertahankan oleh raja-raja Qin hingga muncul tokoh Legalisme lain yang pemikirannya ikut mewarnai pemerintahan negara Qin, tokoh tersebut adalah Han Feizi dan Li Si. Han Feizi adalah tokoh Legalisme dari negara Han yang gemar menuangkan pemikirannya kedalam tulisan, beberapa tulisan Han Feizi menarik perhatian dari Qin Shihuang Di. Tokoh terakhir yang mewarnai sejarah Legalisme pada pemerintahan negara Qin yaitu Li Si, atas kecakapannya selama menjadi pegawai pemerintahan di Negara Qin ditambah dengan petisi yang pernah dibuat oleh Li Si membuat Qin Shihuang Di mengangkat dia menjadi perdana menteri. Kedua, Legalisme menjadi dasar pemerintahan Qin Shihuang Di tidak hanya karena Legalisme sudah menjadi tradisi dari negara Qin tetapi Legalisme juga sesuai dengan ambisi Qin Shihuang Di yang bercita-cita untuk berkuasa secara penuh, intrik yang mewarnai naik tahtanya Qin Shihuang Di telah membongkar kebobrokan aparat pemerintahan. Ketiga, dampak dari penerapan Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di yaitu pada masa praunifikasi Cina, Legalisme membawa negara Qin pada era. Tetapi pada masa pasca unifikasi Legalisme berdampak buruk pada pemerintahan Qin Shihuang Di, ini disebabkan oleh Legalisme disalahgunakan oleh Qin Shihuang Di dengan membuat Fa yang memberatkan rakyat.


(5)

ABSTRAC

Qin Dynasty is the only dynasty that use the Legalism in government. while Qin Shihuang was the king of the most famous in the Qin dynasty, and therefore the authors are interested studying the Legalism on goverment of Qin Shihuang. For more in-depth how the implementation of the Government Legalism Qin Shihuang authors proposed three research questions are: (1) How does the history of philosophy of Legalism in the state of Qin, (2) Why is the philosophy of Legalism became the basis of government Qin Shihuang Di, (3) how the impact of the application of the philosophy of Legalism in the reign of Qin Shihuang in the state of Qin state society. Research by the author using the historical method, while the approaches is using an interdisciplinary approach that aids political science and philosophy. Some political theory used is Machiavelli's political theory, the theory of the nature of the nature of the state, the theory of justification from the point of power, the theory of forms of government. While the philosophy of science and philosophy used political ties and relations with the philosophy of law. The findings of this study are: First, the philosophy of Legalism first entered into the administration of the state of Qin Shang Yang as a representative of the noble king named Qin Xiao, because Shang Yang was a character and essence of the philosophy of Legalism Legalism is made Fa (law ) as a guide for all the people and the government, the Shang Yang to make laws (Fa) a firm with the goal of disciplined people to achieve political and economic stability. Legalism and created by Shang Fa Yang continues to be maintained by the kings of Qin Legalism until the character other thoughts come coloring Qin state government figures are Han Feizi and Li Si. Han Feizi was a character Legalism of Han nation who love pouring his thoughts into writing, some writing Han Feizi attracted the attention of Qin Shihuang Di. Last figure that characterizes the history of the state government Qin Legalism is Li Si, the aptitude for a government official in the State of Qin plus petition ever made by Li Si to make Qin Shihuang appointed him prime minister. Second, a basic rule Legalism in government Qin Shihuang not only because Legalism has become a tradition of the Qin state but also in accordance with the ambition Legalism Qin Shihuang who aspire to full power, intrigue coloring up his throne Qin Shihuang had unpacked depravity government officials. Third, the impact of the application of the rule of Qin Shihuang Legalism ie during praunifikasi China, Qin Legalism brought the country to the era. But in the post-unification Legalism negative impact on the government of Qin Shihuang, is caused by Legalism abused by Qin Shihuang by making Fa that people burdensome.


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Pernyataan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5Penjelasan Judul ... 5

1.6Metode dan Teknik Penelitian ... 7

1.7Sistematika Penulisan ... 9

BAB II Landasan Teoritis dan Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Hubungan Politik dengan Filsafat ... 12

2.1.2 Hubungan Filsafat dengan Hukum ... 13

2.1.3 Teori Filsafat Politik Shang Yang ... 16

2.1.4 Teori Filsafat Politik Han Feizi ... 17

2.1.5 Teori Sifat Hakekat Negara ... 18

2.1.6 Teori Pembenaran Negara dari Sudut ke Tuhanan ... 20

2.1.7 Teori Pembenaran Negara dari Sudut Kekuatan ... 21

2.1.8 Teori Bentuk-bentuk Pemerintahan ... 22

2.1.9 Teori Politik Niccolo Machiavelli... 22

2.2 Sumber-sumber Penelitian 2.2.1 Sumber yang Membahas Mengenai Filsafat Politik Legalisme ... 23


(7)

2.2.2 Sumber yang Membahas Mengenai Pemerintahan Qin Shi Huangdi ... 24

Bab III Metode dan Teknik Penelitian 3.1 Metode, Teknik, dan Pendekatan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian ... 28

3.1.2 Teknik Penelitian ... 29

3.1.3 Pendekatan Penelitian ... 29

3.2 Persiapan Penelitian 3.2.1 Pengajuan Proposal ... 30

3.2.2 Konsultasi dengan Pembimbing ... 31

3.3 Pelaksanaan Penelitian 3.3.1 Heuristik (Pengumpulan Data)... 32

3.3.2 Kritik ... 36

3.3.3 Interpretasi ... 39

3.3.4 Laporan Penelitian ... 34

VI. Penerapan Legalisme dalam Pemerintahan Qin Shihuang Di 4.1 Sejarah Filasafat Legalisme di Dinasti Qin ... 42

4.2 Alasan Qin Shihuang Di Menerapkan Filsafat Legalisme Pada Pemerintahannya ... 65

4.2.1 Keberhasilan Reformasi Shang Yang ... 66

4.2.2 Pola Pikir Qin Shihuang Di ... 67

4.3 Dampak Penerapan Legalisme Pada Pemerintahan Qin Shihuang Di ... 73

4.3.1 Politik ... 74

4.3.2 Sosial Ekonomi ... 86

4.3.3 Militer ... 94


(8)

V. Kesimpulan Dan Rekomendasi

5.1 Kesimpulan ...104

5.2 Rekomendasi ...112

Daftar Pustaka ... 113


(9)

BAB I PEDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk membangun suatu negara dan menjadikan negara tersebut menjadi negara yang maju. Kemajuan negara Cina bisa dilihat dari beberapa indikator, yang paling menonjol ada pada bidang ekonomi, ini bisa dilihat dari banyaknya barang buatan Cina yang masuk ke Indonesia dari barang elektronik hingga barang sederhana seperti mainan anak-anak. Jika berbicara kemajuan ekonomi Cina menurut F. X. Sutopo dalam bukunya Sejarah Singkat China (1999), tentu tidak akan terlepas dari tokoh yang bernama Deng Xiaoping. Deng Xiaoping telah sukses memperbaiki ekonomi Cina melalui kebijakan yang dikenal dengan kaifang atau keterbukaan dalam bidang ekonomi. Keterbukaan ekonomi dilakukan Deng Xiaoping karena ia menilai presiden yang menjabat sebelumnya yaitu Mao Zedong dengan pemerintahan tiraninya telah gagal memajukan ekonomi Cina. Mao Zedong membatasi kebebasan berkarya serta berinovasi rakyatnya dalam kegiatan ekonomi, sehingga ekonomi Cina saat itu sulit berkembang.

Selain hal di atas menurut James C F. Wang dalam buku Contemporary

Chinese Politics (2000), pembentukan karakter orang-orang Cina juga berperan


(10)

Cina ini tidak bisa lepas dari jasa seorang tokoh yang bernama Mao Zedong, slogan-slogan Mao Zedong seperti ”berjalan diatas dua kaki” yang artinya mandiri tanpa bantuan orang lain, menjadi nilai karakter bangsa Cina sampai sekarang. Bahkan kisah perjuangan Mao Zedong bersama partai Komunis pada masa perang saudara dijadikan lagu kebangsaan Republik Rakyat Cina.

Pemerintahan yang didasari oleh pemikiran tokoh kharismatik di Cina seperti Mao Zedong dan Deng Xiaoping, ternyata tidak hanya terjadi di abad ke dua puluh saja, karena jauh sebelum itu pemerintahan yang hampir serupa sudah mewarnai Sejarah Bangsa Cina. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Qin Shihuang Di dengan filsafat pemerintahan yang dikenal dengan Fa Jia atau Legalisme. Bahkan tokoh Mao Zedong dan Deng Xiaoping juga terinspirasi dari Qin Shihuang Di yang berhasil menyatukan seluruh Cina untuk pertama kalinya pada abad 2 SM. Prestasi Qin Shihuang Di tersebut dijadikan alat untuk mananamkan rasa nasionalisme masyarakat Cina, seperti yang dikemukakan oleh F.X. Sutopo (1999: 135)

“ Jika pada masa Mao Zedong nasionalisme dikendalikan bagi kepentingan politik saja, maka di era Deng Xiaoping nasionalisme condong membentuk semangat China baru yang bercita-cita setara dengan

Qin Shihuang Di”

Tidak hanya sampai disana Mao Zedong juga mengadopsi filsafat Legalisme yang digunakan raja Qin Shihuang Di dalam memerintah negara Qin untuk diterapkan dalam pemerintahan Cina modern. Seperti yang dikemukakan oleh Gilissen (2005: 405) bahwa,

“… oleh Mao Tse-Tung dan pimpinan partai komunis pada kampanye mereka terhadap Lin Piao dan Konfusius telah mengandalkan


(11)

postulat-postulat politik dan filsafat kaisar Qin Shihuang Di, yang dianggap sebagai

pendiri negara kesatuan Cina dan monarkhi absolut”.

Kekuatan Fa Jia atau Legalisme yang diterapkan Qin Shihuang Di dalam pemerintahannya telah mampu menembus waktu yang demikian panjang dan masuk dalam kebijakan-kebijakan yang monumental dari tokoh-tokoh penting bagi kemajuan negara Cina seperti Deng Xiaoping dan Mao Zedong. Inilah salah satu fakta yang mampu membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai tokoh Qin Shihuang Di dan politik Fa Jia atau Legalisme. Selain itu alasan penulis mengangkat masalah mengenai Legalisme adalah Legalisme hanya dianut oleh pemerintahan Dinasti Qin saja. Sebagian besar Dinasti-dinasti di Cina menerapkan aliran filsafat lain yaitu filsafat Confusianisme. Penulis tertarik mengapa Pemerintahan Dinasti Qin terutama pemerintahan Qin Shihuang Di memilih menerapkan filsafat Legalisme dibanding filsafat Confusianisme.

Selain hal di atas, alasan penulis mengkaji tokoh Qin Shihuang Di dan filsafat legalisme adalah penulis tidak menemukan penelitian terdahulu yang mengkaji tokoh Qin Shihuang Di maupun mengenai filsafat Legalisme khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Sejarah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengangkat satu permasalahan yang akan dikaji. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji adalah bagaimana penerapan filsafat Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian akan diarahkan kepada tiga pertanyaan penelitian yaitu:


(12)

1. Bagaimana sejarah Filsafat Legalisme di negara Qin.

2. Mengapa Legalisme menjadi dasar pemerintahan Qin Shihuang Di.

3. Bagaimanakah dampak diterapkannya filsafat Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di terhadap keadaan sosial masyarakat negara Qin.

1.3 Tujuan Penulisan

Berikut tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian : 1. Mendeskripsikan awal munculnya aliran filsafat Legalisme.

2. Menganalisis alasan penerapan Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di.

3. Menjelaskan dampak diterapkannya Legalisme pada pemerintahan Qin Shihuang Di terhadap keadaan sosial masyarakat negara Qin.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah adanya penelitian yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis sendiri adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang sejarah Cina yang telah didapat melalui mata kuliah Sejarah Peradaban Asia Timur. Selain itu sebagai calon guru sejarah, penelitian yang akan penulis lakukan juga membantu untuk memperkaya materi Sejarah Kelas X, khususnya Standar Kompetensi “Menganalisa peradaban Indonesia dan Dunia” dengan Kompetensi Standar “Mengidentifikasi peradaban awal


(13)

masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia”, serta materinya adalah Peradaban sungai kuning.

2. Manfaat untuk kalangan umum adalah membantu setiap orang yang ingin mempelajari sejarah Cina khususnya mengenai Dinasti Qin dan aliran Legalisme.

1.5. Penjelasan Judul 1.5.1. Legalisme

Menurut Budiono Kusumohamidjojo (2010:205) :”Legalisme adalah filsafat politik yang pragmatis dan tidak mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan mengenai alam realitas dan tujuan hidup manusia seperti dialami oleh

konfusianisme, Taoisme, dan Mohisme”.

Sedangkan menurut Gilissen dan Gorle (2005:405) “Legalisme adalah ajaran yang mengedepankan fa, yang artinya undang, terutama undang-undang hukum pidana sangat diperlukan bagi rakyat. Pernyataan tadi sejalan dengan pernyataan dari Ivan Taniputera (2008:115) yang menyebutkan bahwa

“Legalisme (fajia) adalah aliran yang menitikberatkan pada sistem pemerintahan. Para penganut Legalisme atau para legalis berpandangan bahwa tabiat manusia pada dasarnya jahat dan egoistis, konflik-konflik antar manusia tidak dapat dihindari dan untuk menjaga ketertiban, maka dengan demikian manusia-manusia ini perlu tunduk pada undang-undang, bahkan para pelanggar aturan-aturan ini harus diwajibkan melaporkan semua kejahatan dan pelanggaran,


(14)

malahan walaupun mereka tidak menderita kerugian karenanya, bahkan merugikan keluarga mereka sendiri.

1.5.2. Pemerintahan

Menurut rumusan Finer (1974), istilah pemerintah dapat kita bagi dalam empat pengertian yaitu:

a Pemerintah mengacu kepada proses memerintah, yakni pelaksanaan kekuasaan oleh yang berwenang.

b Istilah ini dapat pula dipakai untuk menyebutkan keberadaan proses itu sendiri, kepada kondisi adanya tata aturan.

c Pemerintah acap kali berarti orang-orang yang mengisi kedudukan otoritas dalam masyarakat atau lembaga, artinya kantor atau jabatan-jabatan dalam pemerintahan.

d Istilah ini dapat pula mengacu kepada bentuk, metode, atau sistem pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah. Sedangkan menurut Prof. Dr. C.S.T. Kansil, S.H dan Chritine,M.H. (2002:17) Istilah pemerintah dalam arti organ dapat pula dibedakan antara pemerintah arti luas dan pemerintah dalam arti sempit.

a. Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus pada kekuasaan eksekutif.

b. Pemerintah dalam arti luas ialah semua organ negara. Bentuk pemerintahannya berupa kerajaan atau republik.

Dari pernyataan di atas maka arti pemerintahan Qin Shihuang Di mempunyai arti yang luas karena pemerintahannya berbentuk kerajaan.


(15)

1.5.3. Tahun Kajian

Alasan penulis mengkaji mulai dari tahun 238 SM adalah tahun tersebut adalah untuk pertama kalinya Qin Shihuang Di memerintah negara Qin sendirian setelah sebelumnya ia didampingi oleh seorang wali yang tidak lain adalah ayah angkatnya sendiri Lu Buwei. Sedangkan alasan mengambil tahun 210 SM sebagai akhir dari kajian adalah di tahun tersebut Qin Shihuang Di meninggal dan tak lama berselang Dinasti Qin jatuh.

1.6.Metode dan Teknik Penelitian 1.6.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode ini lazim digunakan dalam penelitian sejarah. Melalui metode ini dilakukan suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1985:32). Adapun langkah-langkah penelitian ini mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah, sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50) yang mengandung empat langkah penting yaitu:

Heuristik, merupakan upaya mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam proses mencari sumber-sumber ini, penulis mendatangi berbagai perpustakaan, seperti perpustakaan UPI dan perpustakaan Museum Asia Afrika. Selain itu, penulis pun mencari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang


(16)

dikaji, seperti membeli buku-buku di toko buku Gramedia, Palasari, toko buku Gunung Agung, pameran buku dan penelusuran sumber-sumber melalui situs internet.

Kritik, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber

sejarah, baik isi maupun bentuknya (internal dan eksternal). Kritik internal dilakukan oleh penulis untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan bahan penelitian dan penulisan. Kritik eksternal dilakukan oleh penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut. Dalam tahap ini, penulis berusaha melakukan penelitian terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

Interpretasi, dalam hal ini penulis memberikan penafsiran terhadap

sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafisran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan konsep-konsep dan teori-teori yang telah diteliti oleh penulis sebelumnya. Penulis juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan data yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan proposal ini.

Historiografi, merupakan langkah terakhir dalam penulisan ini. Dalam hal

ini penulis menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang jelas dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan


(17)

yang baik dan benar, sesuai dengan EYD dan sesuai menurut buku pedoman Penulisan karya ilmiah UPI.

1.6.2. Teknik Penelitian

Dalam pengkajian proposal penelitian yang berjudul “ LEGALISME DALAM PEMERINTAHAN QIN SHIHUANG DI (238-210 SM)”, penulis menggunakan studi literatur. Teknik studi literatur ini dilakukan dengan membaca dan mengkaji dari berbagai buku relevan yang dapat membantu penulis dalam memecahkan permasalahan yang dikaji.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini akan dibagi beberapa bab. Bab yang pertama adalah Pendahuluan, bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah yang didalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting, serta memuat alasan peneliti memilih judul peranan Legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di tahun kajian 238-210 SM. Bab ini juga berisi perumusan dan pembatasan masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah penulis mengkaji dan mengarahkan pembahasan. Selain itu, bab ini juga memuat tujuan penulisan, manfaat penelitian, penjelasan judul, metode, teknik pengumpulan data serta pendekatannya, teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah Landasan Teori dan Tinjauan Kepustakaan. Bab ini memuat teori-teori yang menjadi landasan penelitian penulis, selain itu bab ini


(18)

memuat hasil tinjauan kepustakaan serta telaah dari berbagai sumber literatur yang berhubungan dengan penjelasan mengenai latar belakang munculnya aliran filsafat Legalisme, pikiran-pikiran para filsuf Legalisme, tokoh Qin Shihuang Di, kondisi sosial politik kerajaan Qin 238-210 SM, serta dampak yang ditimbulkan dari diterapkannya aliran Legalisme oleh Pemerintahan negara Qin. Selain itu pada bab ini penulis juga mengungkapkan teori-teori yang berhubungan serta menunjang penelitian yang penulis lakukan.

Bab yang ketiga adalah Metodologi Penelitan. Dalam bab ini penulis akan membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber serta analisis dan cara penulisannya. Semua prosedur dalam penelitian akan dijelaskan dalam bab ini.

Bab keempat adalah hasil dari penelitian yang penulis lakukan yang diberi judul Penerapan Legalisme dalam Pemerintah Qin Shihuang Di. Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan mengenai peranan Legalisme terhadap negara Qin. Dalam sub bab pertama dibahas mengenai latarbelakang adanya filsafat Legalisme, seperti apa paham Legalisme itu dan bagaimana sejarah perkembangan paham Legalisme hingga diterapkan oleh Dinasti Qin. Penulis juga akan mendeskripsikan filsafat Legalisme dari sudut pandang dua tokoh Legalisme paling terkenal yaitu Shang Yang dan Han Feizi. Sedangkan pada sub bab selanjutnya akan dibahas mengenai alasan Qin Shihuang Di menerapkan Legalisme dalam pemerintahannya. Pada sub bab ketiga akan dibahas mengenai dampak yang ditimbulkan akibat diadopsinya filsafat Legalisme oleh Dinasti Qin


(19)

pada bidang politik, sosial ekonomi dan sosal budaya masyarakat negara Qin pada masa pemerintahan Qin Shihuang Di.

Bab terakhir adalah Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan. Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan peneliti tentang inti dari pembahasan penulisan serta rekomendasi penulis atas pemanfaatan hasil penelitian penulis bagi bidang pendidikan.


(20)

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1. Metode, Teknik, dan Pendekatan Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode historis. Melalui metode historis, “dilakukan suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau” (Gottschalk, 1985:32). Sedangkan menurut Helius Sjamsudin metode historis adalah “suatu pengkajian, penjelasan

dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau” (2007: 13-14) . Adapun langkah-langkah penelitian dengan menggunakan metode

historis (Sjamsudin. 1996: 57; Ismaun. 2005: 48) adalah sebagai berikut:

Heuristik, merupakan upaya mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

Kritik, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber

sejarah, baik isi maupun bentuknya (internal dan eksternal).

Interpretasi, dalam hal ini penulis memberikan penafsiran terhadap

sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung.

Historiografi, merupakan langkah terakhir dalam penulisan ini.

Historiogrfi merupakan proses penyusunan dan penuangan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan.


(21)

3.1.2. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan penulis adalah studi litertaur, yaitu dengan cara mengumpulakan data-data yang berhubungan dengan Legalisme maupun Qin Shihuang Di. Data-data tersebut dipilah mana yang termasuk fakta, fakta inilah yang akan membantu penulis dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah.

3.1.3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji permasalahan penelitian ini adalah pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan yang menggunakan satu disiplin ilmu (ilmu sosial) yang dominan dan sedikit ditunjang oleh ilmu-ilmu lainnya. Penulis menggunakan ilmu sejarah sebagai disiplin ilmu utama sedangkan ilmu-ilmu lainnya sebagai ilmu bantu sejarah yang berfungsi mempertajam analisis kajian penulis.

Ilmu lain yang digunakan sebagai ilmu bantu sejarah adalah ilmu politik dan ilmu filsafat. Ilmu politik sangat membantu penulis dalam memperdalam kajian mengenai pemerintahan Qin Shihuang Di dan kebijakan-kebijakannya, sedangkan ilmu filsafat membantu dalam memperdalam kajian mengenai filsafat Legalisme itu sendiri.


(22)

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan tahapan yang tidak kalah penting dalam penelitian karena menentukan apakah penelitian yang penulis lakukan layak untuk dijadikan skripsi atau tidak.

3.2.1. Pengajuan Proposal

Judul penelitian yang saya lakukan sudah saya coba susun pada mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah. Pada mulanya saya mengajukan judul Pengaruh Legalisme Terhadap Pemerintahan Dinasti Qin (207-221 SM), tetapi pada saat persentasi di depan kelas dan mendapat banyak masukan baik dari dosen mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah maupun dari teman-teman mahasiswa lain, akhirnya diperoleh beberapa point yang penting untuk penelitian penulis jika judul tersebut akan diajukan untuk menjadi sebuah skripsi. Diantaranya fokus penelitian penulis yang lebih banyak kepada pemerintahan Dinasti Qin dirasa kurang tepat dan lebih baik fokus pada Legalisme.

Penulis sudah mempersiapkan penelitian mengenai Dinasti Qin sejak lama, tepatnya setelah mengontrak mata kuliah Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia dan Sejarah Peradaban Asia. Penulis tertarik dengan penjelasan-penjelasan dari para dosen yang menerangkan tentang besarnya pengaruh Dinasti Qin terhadap kemajuan Cina baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu pada saat mengontrak mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah penulis langsung mencoba menyusun proposal yang berkaitan dengan Dinasti Qin,


(23)

dengan tujuan mempertajam isi dan kualitas penelitian yang akan penulis lakukan sehingga nanti layak untuk diajukan menjadi proposal penulisan skripsi dan mengikuti seminar proposal.

Setelah proposal penelitian penulis matang, penulis mengkonsultasikan dengan Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi yaitu Ibu Murdiyah dan Bapak Ayi Budisantosa. Dan ternyata dari hasil konsultasi tersebut masih banyak kekuarangan dari proposal skripsi saya terutama mengenai judul dan latar belakang. Oleh sebab itu penulis mengganti judul penelitian menjadi Legalisme dalam Pemerintahan Qin Shihuang Di (207-210 SM). Durasi tahun kajian berkurang satu tahun yang asalnya akhir tahun kajian yaitu tahun 211 SM yaitu saat Dinasti Qin mengalami keruntuhan, tahun tersebut diganti menjadi 210 yaitu saat kematian Qin Shihuang Di. Alasan penggantian tahun tersebut dikarenakan kajian penelitian penulis lebih terfokus terhadap tokoh yang bernama Qin Shihuang Di selain tentunya memfokuskan pada ajaran Legalisme beserta tokoh-tokohnya.

Setelah matang untuk diajukan pada seminar proposal, penulis mendaftarkan proposal yang berjudul Legalisme dalam Pemerintahan Qin Shihuang Di kepada pihak Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Penulis melaksanakan Seminar Proposal pada tanggal 17 Maret 2012. Hasil dari Seminar Proposal calon pembimbing I Ibu Dra. Erlina Wiyanarti, M.Pd. dan calon pembimbing II Bapak Drs. R. H. Achmad Iryadi bersedia untuk menjadi pembimbing penulis dalam penelitian skripsi dengan catatan proposal harus direvisi.


(24)

3.2.2. Konsultasi dengan Pembimbing

Pada konsultasi awal dengan pembimbing, baik pembimbing I maupun pembimbing II, penulis mendapat banyak sekali masukan mengenai isi dari penelitian kelak dan juga mendapat masukan mengenai pergantian judul. Judul penelitianpun kembali berubah menjadi Legalisme dalam Pemerintahan Qin Shihuang Di (238-210 SM) tahun kajian diperluas karena tahun kajian yang diajukan penulis dirasa terlalu sedikit. Sanjutnya konsultasi dilanjutkan dengan bab I (pendahuluan), bab II (tinjauan pustaka), bab III (metode penelitian), bab IV (pembahasan) dan bab V (kesimpulan) serta abstrak.

3.3. Pelaksanaan Penelitian

Seperti yang telah disebutkan di atas penulis dalam melakukan pelaksanaan penelitian penulis menggunakan metode Historis. Berikut penjelasan mengenai penggunaan metode Historis dalam penelitian penulis.

3.3.1. Heuristik (Pengumpulan Data)

Seperti yang tertulis pada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia, bahwa penelitian mempunyai ketentuan harus bisa dijangkau oleh peneliti baik dari segi waktu, tempat dan biaya. Oleh karena itu penulis memulai penelusuran data-data mulai dari yang terdekat yaitu dari Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Di Perpustakaan tersebut penulis menemukan beberapa sumber baik yang


(25)

berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. Berikut beberapa sumber yang berhasil penulis temukan:

1. Buku yang berjudul Chinese Thought from Confucius to Mao Tse-tung (1953) karya H. G. Creel. Buku tersebut memuat kebijakan-kebijakan masyarakat Cina dari mulai zaman Confusius sampai zaman Mao Zedong. 2. Buku yang berjudul Sejarah Hukum Suatu Pengantar (2005) karya

Gillisen dan Gorle. Dalam buku tersebut berisi sejarah hukum diberbagai negara termasuk di Cina yang ternyata Hukum banyak berpengaruh dan berkembang pesat pada saat pemerintahan Qin Shihuang Di.

3. Buku yang berjudul Sejarah Filsafat Tiongkok (2010) karya B. Kusumo, sebagian ada yang mengulas tetang filsafat Legalisme.

4. Buku yang berjudul Sastra Cina Sepintas Lalu (2004) karya Nin Jou Lan, berisi sastra-sastra Cina yang berasal dari zaman Dinasti termasuk dari zaman Dinasti Qin.

5. Buku yang berjudul History of China (2008) karya Ivan Taniputera. Berisi sebagian mengenai sejarah Cina pada saat pemerintahan Dinasti Qin, serta sedikit mengulas mengenai Legalisme.

6. Jurnal yang berjudul Qin: Tomb of the Midle Kingdom (1999, volume 122) karya L. Cherly. Mengulas pemerintahan Dinasti Qin khususnya pada saat Pemerintahan Qin Shihuang Di.

7. Jurnal yang berjudul The Spring and Autumn Annals (2010, volume 2) karya R. Eno. Berisi catatan-catatan Confusius yang sedikit mengulas keadaan sosial masyarakat Cina saat pemerintahan Qin Shihuang Di.


(26)

8. Jurnal yang berjudul China's first empire: Michael Loewe looks at the

dynastic, administrative and intellectual background of the Qin empire, which defined how China would be run for more than 2,000 years, and at the life and achievements of the First Emperor Shi Huangdi, one of the greatest state-builders of history, whose tomb was guarded by the famous terracotta army (2007, volume 57) karya M. Loewe.

9. Jurnal yang berjudul A Comparison of the Legitimacy of Power Between

Confucianist and Legalist Philosophies (2000, volume 10) karya L. Ma.

Isinya membandingakan Confusianis dan Legalisme.

10.Jurnal karya Stuurman karya Herodotus and Sima Qian: History and the

Antropological Turn in Acient Grecee and Han China (2008, volume 19).

Membandingkan penulis sejarah pertama yaitu Herodotus dan Sima Qian. Sima Qian sendiri menulis mengenai sejarah Cina termasuk keadaan menjelang keruntuhan Dinasti Qin.

11.Jurnal karya C. Young yang berjudul War and bureaucratization in Qin

China: Exploring an anomalous case (2003, volume 68). Menceritakan

kekuatan Dinasti Qin dalam peperangan yang dilakukannya.

Selain dari Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia penulis juga menulusuri tugas dari media Internet. Penulis mencoba mencari sumber dan mengunduh beberapa file berupa buku maupun jurnal. Dalam proses pengunduhan tersebut ada yang secara berbayar ada juga yang penulis dapatkan secara cuma-cuma. Berikut beberapa data yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Penulis beruntung karena negara Cina mempasilitasi setiap orang


(27)

yang ingin mengetahui atau bahkan mempelajari sejarah Cina melalui situs Internet yang mempunyai domain ctext.org. Melalui situs internet tersebut dicantumkan seluruh peninggalan-peninggalan yang tertulis dari peradaban Cina serta bisa membacanya secara gratis. Hanya saja sebagian dari teks-teks tersebut masih banyak yang berbahasa Cina, keterbatasan penulis akan bahasa Cina diatasi dengan meminta bantuan teman sejawat yang lebih ahli akan bahasa Cina. Berikut beberapa teks yang dianggap penting dalam penelitian yang penulis lakukan:

1. Kumpulan karya-karya Han Feizi yang terdiri dari lima puluh lima chapter yang dibagi kedalam dua belas buku.

2. Karya peninggalan tokoh pendiri aliran Legalisme Shang Yang, yang berjudul Shang Chun Chu.

Penulis juga melakukan pencarian sumber terhadap beberapa tempat penjualan buku yang berada disekitar penulis baik di Sumedang maupun di Bandung. Dan penulis berhasil menemukan beberapa sumber penelitian diantaranya Sejarah Peradaban Cina (2003) karya Rochiati Wiraatmadja, Dasuki serta Dadan Wildan. Selain itu penulis menemukan buku yang berjudul The Best

of Chinese Wisdom (2008) karya Leman dan buku Qin yang Perkasa (2011) karya

Ren Changkong.

Terakhir penulis juga mencoba meminta bantuan beberapa teman yang mempunyai sumber mengenai Legalisme maupun mengenai Qin Shihuang Di. Hasilnya salah seorang teman meminjamkan penulis buku yang berharga bagi penelitian penulis karena buku yang dipinjamkan oleh teman adalah buku yang diterbitkan langsung di Cina ditulis oleh orang Cina. Dengan demikian penulis


(28)

dapat mengetahui sejarah Cina pada saat pemerintahan Qin Shihuang Di dari sudut pandang orang Cina. Buku tersebut berjudul The History and Culture of

China (2008) yang diterbitkan oleh China Intercontinental Press.

3.3.2. Kritik

Setelah melakukan heuristik langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah kritik sumber. Pada tahap ini, penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang diperoleh, baik sumber-sumber utama maupun sumber-sumber penunjang lainnya. Penulis tidak bisa menerima begitu saja seluruh sumber yang telah diperoleh pada proses heuristik karena data dalam sumber-sumber tersebut belum tentu merupakan fakta.

Dalam metode historis kritik sumber dibagi menjadi dua macam yaitu kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal merupakan cara melakukan klasifikasi atau pengujian dilihat dari aspek luarnya. Kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal usul sumber suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapat semua informasi yang mungkin, dan mengetahui apakah pada suatu waktu sejak mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007:134). Penulis dalam melakukan kritik eksternal juga berpedoman pada tiga rumusan yang di ungkapakan Ismaun (2005:50) yaitu:

1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki? 2. Apakah sumber itu asli atau turunan?


(29)

Setelah kritik eksternal selanjutnya dilakukan kritik internal. Kritik internal dilakukan untuk melihat layak atau tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan penelitian dan penulisan skripsi. Kritik internal mencoba melihat atau menguji dari dalam reliabilitas dan kredibilitas isi dari sumber-sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007:143). Selain itu dalam melakukan kritik internal penulis membandingkan sumber satu dengan seumber yang lainnya (Gottschalk, 1985:114). Hal ini dilakukan untuk mencari fakta dari data-data yang tersedia.

Penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber utama berupa tulisan-tulisan peninggalan Shang Yang dan Han Feizi. Penulis yakin bahwa sumber-sumber tersebut adalah fakta, alasannya adalah untuk sumber-sumber peninggalan Shang Yang ini didapat dari situs internet resmi pemerintah Cina. Peninggalan Shang Yang tersebut berjudul Shang Shu Chu ditulis oleh Shang Yang sendiri. Selain itu penulis menemukan buku yang membahas tentang karya peninggalan Shang Yang yang ditulis oleh Duyvendak dengan judul Book Of Lord Shang. Isi dari buku

Book Of Lord Shang dan apa yang dicantumkan pada situs resmi pemerintah Cina

terdapat kecocokan. Mengenai isi dari buku Book Of Lord Shang, buku tersebut menerangkan aturan-aturan, hukum dan sistem pemerintahan dinasti Qin sehingga buku Book Of Lord Shang sangat penting untuk penelitian yang penulis lakukan.

Sedangkan kritik terhadap teks-teks naskah peninggalan Han Feizi penulis yakin menyertakan sumber tersebut kepada penelitian penulis dikarenakan naskah tersebut dicantumkan oleh dua institusi yang terpercaya yaitu dari pemerintah Cina dan Universitas Virginia. Penulis membandingkan isi teks Han Feizi dari


(30)

kedua situs tersebut. Walaupun ada sedikit perbedaan tetapi pada dasarnya intinya ada kecocokan. Sehingga tidak bisa diragukan lagi bahwa sumber tersebut

credibel. Sumber naskah peninggalan Han Feizi sangat penting untuk mendukung

penelitian karena Han Feizi adalah tokoh Legalisme yang sangat berpengaruh di Cina dan dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat Cina serta disegani oleh Qin Shihuang Di, bahkan Qin Shihuang Di terinspirasi oleh beberapa karya dari Han Feizi.

Penulis juga melakukan kritik terhadap sumber-sumber pendukung yaitu sumber-sumber berupa buku yang berhasil ditemukan dalam proses Heuristik. Penulis melakukan kritik eksternal yaitu dengan memperhatikan siapa penulis dari buku yang penulis temukan, apakah merupakan ahli dibidang sejarah khususnya sejarah Cina. Hasil dari kritik eksternal pada buku-buku seperti The Chinese

Classics karya James Ledge, The Civilization of China serta A History of Chinese Literatur yang ditulis oleh H.A. Giles dan buku Lord Of Shang yang ditulis oleh

Duyvendak, penulis percaya buku-buku tersebut relevan dengan penelitian karena tokoh-tokoh di atas sudah diakui di Barat bahkan oleh pihak Cina sendiri. Sedangkan ada juga beberapa buku yang penulis dapatkan secara gratis dari internet diantaranya buku A Short History of China and Southeast Asia Tribute:

Trade and Influence karya Stuart Martin, buku tersebut relevan dengan penelitian

karena buku tersebut diterbitkan oleh istitusi yang terpercaya yaitu Perpustakaan Nasional Australia.


(31)

3.3.3 Interpretasi

Helius Sjamsuddin menjelaskan bahwa terdapat dua macam penafsiran yang ada kaitannya dengan faktor-faktor atau tenaga pendorong sejarah yaitu determinisme dan kemauan bebas manusia serta kebebasan manusia mengambil keputusan. Yang termasuk interpretasi determinisme diantaranya adalah

penafsiaran “orang besar”. Penafsiran “orang besar” digunakan penulis dalam

menyusun penelitian. Alasannya adalah tokoh Qin Shihuang Di yang memiliki otoritas dengan diterapkannya Legalisme dalam pemerintahan di negara Qin. Selain Qin Shihuang Di, terdapat “orang besar” lain seperti Shang Yang, Han Feizi dan Li Si yang berkedudukan sebagai penganut Legalisme yang sangat berpengaruh terhadap pemerintahan Qin Shihuang Di.

3.4 Laporan Penelitian

Tahapan ini disebut juga dengan Historiografi. Dalam Historiografi penulis mencoba menyusun hasil penelitian dengan sistematis berdasarkan fakta-fakta yang telah diperoleh selama penelitian. Penulisan Laporan Penelitian mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia edisi tahun 2011.

Sistematika penulisan penulisan laporan terdiri dari lima Bab. Bab yang pertama adalah Pendahuluan, bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah yang didalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting serta memuat alasan peneliti memilih judul peranan legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di tahun kajian 238-210 SM. Bab ini juga


(32)

berisi perumusan dan pembatasan masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mempermudah penulis mengkaji dan mengarahkan pembahasan. Selain itu, bab ini juga memuat tujuan penulisan, manfaat penelitian, penjelasan judul, metode, teknik pengumpulan data serta pendekatannya, teknik penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah Tinjauan Kepustakaan. Bab ini merupakan hasil tinjauan kepustakaan serta telaah dari berbagai sumber literatur yang berhubungan dengan penjelasan mengenai latar belakang munculnya aliran filsafat legalisme, pikiran-pikiran para filsuf legalisme, kondisi sosial politik kerajaan Qin 238-210 SM, serta dampak yang ditimbulkan dari diterapkannya aliran legalisme oleh Pemerintahan Dinasti Qin. Bab yang ketiga adalah metodologi penelitan. Dalam bab ini penulis akan membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber serta analisis dan cara penulisannya. Semua prosedur dalam penelitian akan dijelaskan dalam bab ini. Bab ke empat adalah peranan legalisme dalam pemerintah Qin Shihuang Di. Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan mengenai peranan Legalisme terhadap Dinasti Qin. Dalam sub bab pertama dibahas mengenai latarbelakang adanya Legalisme, seperti apa paham Legalisme itu dan bagaimana perkembangan paham Legalisme hingga diterapkan oleh Dinasti Qin Penulis juga akan mendeskripsikan filsafat Politik Legalisme dari sudut pandang dua tokoh Legalisme paling terkenal yaitu Shang Yang dan Han Feizi.. Sedangkan pada sub bab selanjutnya akan dibahas mengenai tokoh Qin Shihuang Di, bagaimana latar belakang kehidupannya dan bagimana karakter serta pola pikir Qin Shihuang Di,


(33)

apakah berpengaruh dengan penerapan Legalisme pada pemerintahannya. Pada sub bab ketiga akan dibahas mengenai dampak yang ditimbulkan akibat diadopsinya filsafat Legalisme oleh Dinasti Qin dibidang politik, sosial ekonomi, militer dan sosal budaya masyarakat negara Qin pada masa pemerintahan Qin Shihuang Di.

Teknik Penulisan Laporan menggunakan sistem Harvard. Penggunaan sistem ini dikarenakan lazim dipergunakan oleh para akademisi termasuk di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penggunaan sistem Harvard penulis tetap merujuk pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia edisi tahun 2011.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya dan rekomendasi penulis dalam pemanfaatan penelitian bagi pengembangan materi pembelajaran di sekolah.

5.1. Kesimpulan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Sesuai dengan rumusan masalah bab I, terdapat tiga hal yang penulis simpulkan dalam bab ini sehubungan dengan permasalahan yang dibahas pada skripsi yang

berjudul “Legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di (221-210 SM)” ini. Pertama, Legalisme adalah salah satu filsafat yang lahir pada masa negara-negara berperang, yang membedakan Legalisme dengan filsafat lainnya adalah Legalisme lebih banyak mengatur pemerintahan. Oleh karena itu Legalisme dikategorikan filsafat politik atau filsafat pemerintahan. Legalisme mengedepankan Fa (Undang-undang) dari pada urusan lain, semua tingkah laku pemerintah dan warga negara didasarkan kepada Fa yang sudah ditetapkan oleh raja atau kaisar.

Tokoh Legalisme tidak hanya satu orang, terdapat banyak tokoh Legalisme yang terkenal, dari setiap tokoh terdapat sedikit perbedaan pandangan sehingga melahirkan pengaturan pemerintahan yang sedikit berbeda pula. Tetapi pada hakikatnya para tokoh Legalisme tersebut tetap menjadikan Fa sebagai yang


(35)

utama. Tokoh yang paling berpengeruh terhadap pemerintahan Qin Shihuang Di adalah Shang Yang, Han Feizi dan Li Si. Tokoh-tokoh Legalisme supaya bisa menerapkan pemikirannya pada masyarakat, mereka harus memiliki power. Untuk mendapatkan power mereka memilih terjun langsung pada pemerintahan, karena pemerintahlah yang memiliki power terhadap rakyatnya.

Sejarah Legalisme di negara Qin dimulai pada saat Shang Yang untuk pertamakalinya membawa Legalisme kepada pemerintahan negara Qin. Tepatnya pada pemerintahan negara Qin era Bangsawan Xiao (361 SM). Pada saat itu Shang Yang membuat Fa atau undang-undang yang tidak hanya mengatur pemerintahan tetapi aspek lain yang dianggap sangat penting seperti ekonomi dan militer. Fa yang dibawa Shang Yang menimbulkan tentangan dari para bangsawan feodal, ini berimbas pada konspirasi untuk menjatuhkan Shang Yang. Walaupun para bangsawan feodal berhasil menjatuhkan Shang Yang tetapi tidak berhasil menghapuskan Fa yang dibuat Shang Yang. Nyatanya raja-raja Qin yang berkuasa sesudah bangsawan Xiao termasuk Qin Shihuang Di menyadari bahwa

Fa yang dibuat Shang Yang membuat negara Qin maju disegala bidang,

khususnya ekonomi dan militer. Oleh karena itu mereka tetap mempertahankan pemerintahan yang didasarkan pada Legalisme.

Tokoh Legalisme lain yang berpengaruh terhadap pemerintahan Qin Shihuang Di adalah Han Feizi. Han Feizi adalah pemikir dari negeri Han, dia banyak menuangkan pemikirannya ke dalam tulisan-tulisan. Beberapa pemikiran Han Feizi yang tertera pada tulisan Han Feizi yang berjudul Solitary Indignation dan Five Vermin diterapkan pada pemerintahan Qin Shihuang Di, pemikiran Han


(36)

Feizi tersebut diantaranya adalah tiga konsep yang harus ada pada pemerintahan. Tiga konsep itu adalah Fa, Shi dan Shu. Konsep Shi dan shu yang membedakan pemikiran Han Feizi dengan pemikiran Legalis lainnya. Shi adalah wewenang yang dimiliki oleh perangkat hukum dan perangkat pemerintahan, perangkat hukum yang meliputi hakim, undang-undang dan lain-lain harus benar-benar bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar dan sifatnya konsisten. Sedangakan Shu adalah pengawasan dari pihak tertinggi dalam hal ini seorang kaisar untuk mengawasi kinerja perangkat hukum dan perangkat pemerintahan, apakah baik atau tidak, jika tidak kaisar wajib menghukum siapa saja pejabat di bidang hukum yang terbukti bersalah. Dalam prakteknya konsep Shu dan Shi oleh Qin Shihuang Di lebih dipraktiskan lagi dengan cara memilih pejabat pemeritahan yang mayoritas dari kalangan militer yang kesetiaannya tidak diragukan lagi oleh Qin Shihuang Di. Konsep Shi dan Shu yang diterapkan oleh Qin Shihuang Di berdampak dengan efektifnya sistem birokrasi negara Qin.

Kedua, diterapkannya Legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di tidak lepas dari kepribadian Qin Shihuang Di sendiri. Qin Shihuang Di dikenal sebagai sosok yang ambisius ini terlihat dari beberapa peninggalan Dinasti Qin seperti Terakota dan Tembok Besar maupun dari gelarnya yang mencantumkan nama Tiga Raja (Huang) dan Lima Penguasa (Di). Qin Shihuang Di berambisi menciptakan kedamaian di Cina dengan cara menaklukan seluruh negara di dataran Cina dan menyatukannya di bawah kekuasaan Dinasti Qin. Untuk mewujudkan ambisi-ambisinya Qin Shihuang Di harus memiliki negara yang kuat disegala bidang. Untuk menciptakan negara yang kuat Qin Shihuang Di


(37)

menerapkan Legalisme yang memungkinkan raja mengontrol seluruh perangkat pemerintahan dan masyarakat guna mendorong negara untuk lebih maju disegala bidang utamanya bidang militer.

Kondisi pemerintahan pada awal kekuasaan Qin Shihuang Di banyak diwarnai intrik serta skandal memalukan yang melibatkan para pejabat pemerintahan, hal ini juga mempengaruhi pola pikir Qin Shihuang Di untuk memperketat pengawasan terhadap perangkat pemerintahan. Melalui Legalisme Qin Shihuang Di bisa mengawasi sekaligus menakuti para pejabat pemerintahan dan masyarakat Qin yang berniat membelot dari raja. Karena Fa yang disusun olehnya mencantumkan hukuman berat bagi perangkat pemerintahan yang tidak bekerja dengan baik.

Alasan Qin Shihuang Di menerapkan Legalisme pada pemerintahannya adalah untuk memperkuat legitimasi Qin Shihuang Di terhadap rakyatnya. Di Cina mengenal konsep Tien Ming yang menyebutkan bahwa raja memegang mandat dari langit, sehingga dia harus ditaati oleh rakyatnya. Tetapi untuk menghindari pemberontakan dari rakyatnya, Qin Shihuang Di mempersempit ruang gerak orang-orang yang kemungkinan besar memberontak kepadanya melalui media Fa. Salah satu contohnya adalah Fa yang berisi pemberian kedudukan pejabat daerah pada militer, padahal sebelumnya adat Cina memberikan kedudukan pejabat daerah kepada para bangsawan dan kaum elite istana.

Ketiga, dampak dari penerapan Legalisme bagi pemerintahan Qin Shihuang Di secara garis besar dibagi dua yaitu praunifikasi dan pasca unifikasi.


(38)

Pada saat praunifikasi Qin Shihuang Di terlibat dalam periode negara-negara berperang. Tujuan utama Qin Shiuang Di saat itu adalah mengalahkan enam negara lain yang terlibat dalam peperangan dan menguasai seluruh Cina di bawah kepemimpinannya. Untuk mewujudkan keinginannya Qin Shihuang Di butuh militer yang kuat, untuk mendukung militer yang kuat dibutuhkan ekonomi yang kuat. Tetapi yang lebih penting dari ekonomi adalah menggerakan masyarakat Qin dalam membangun negara. Oleh sebab itu melalui Legalisme Qin Shihuang Di membuat Fa (undang-undang) yang diadaptasi dari Fa yang dibuat oleh Shang Yang dimana Fa tersebut berisi beberapa aturan yang memprioritaskan bidang militer dan ekonomi terutama bidang pertanian.

Melalui Legalisme Qin Shihuang Di berhasil menjadikan negara Qin negara yang kuat dibidang ekonomi dan militer. Ini berdampak pada keberhasilan negara Qin berhasil mengalahkan enam negara lain dan menyatukan seluruh Cina dibawah kekuasaan Qin. Bagi seluruh Cina unifikasi yang dilakukan Qin Shihuang Di berdampak berakhirnya masa peperangan yang telah lama berlangsung, pada akhirnya kedamaian terwujud dibawah kekuasaan Qin Shihuang Di.

Pasca unifikasi terjadi kebimbangan di istana Qin apakah Qin akan menerapkan Fa yang telah berlaku di negara Qin di daerah-daerah baru yang dikuasai oleh negara Qin, dimana daerah-daerah tersebut ada yang masih awam terhadap filsafat Legalisme dan Fa yang berlaku di negara Qin. Ada dua pendapat saat itu, yaitu menyerahkan kekuasaan kepada pangeran dari raja terdahulu dengan syarat negara tersebut menjadi negara bagian dari negara Qin dan yang


(39)

kedua adalah menerapkan Fa yang berlaku di Qin pada daerah yang baru dikuasai. Pendapat yang kedua tersebut diajukan oleh tokoh yang bernama Li Si seorang tokoh Legalisme, dia berpendapat bila kekuasaan di daerah diserahkan kepada pangeran dari negara yang berkuasa sebelumnya maka itu akan memberikan kesempatan bagi negara tersebut untuk menghimpun kekuatan guna melakukan pemberontakan terhadap negara Qin.

Qin Shihuang Di menyetujui pendapat Li Si dan memberikan mandat kepada Li Si untuk menerapkan Fa keseluruh negeri. Fa yang diterapkan Li Si di daerah baru mendapat banyak tentangan karena tidak cocok dengan kebudayaan daerah yang baru dikuasai negara Qin. Pemaksaan penerapan Legalisme melalui

Fa pada daerah yang baru dikuasi oleh negara Qin menyebabkan pamor Qin

Shihuang Di turun dimata masyarakat.

Pamor Qin Shi Huangdi Di semakin turun dengan adanya proyek-proyek besar seperti membangun Tembok Besar dan Istana Epang. Untuk pembangunan Tembok Besar sebenarnya tujuan Qin Shihuang Di cukup baik yaitu strategi pertahanan untuk menghalau suku bar-bar dari utara, tetapi jika ditelaah kembali suku bar-bar dari utara saat itu belum sekuat pada masa Gengkhis Khan kemungkinan negara Qin yang mempunyai militer yang kuat bisa menghalau serangan dari utara, penulis lebih melihat pembangunan Tembok Besar tersebut untuk menunjukan kebesaran seorang Qin Shihuang Di. Pembangunan Tembok Besar sendiri memerlukan biaya dan tenaga kerja yang sangat banyak. Oleh karena itu untuk mendanai pembangunan tembok besar tersebut, Qin Shihuang Di dengan mengatas namakan Fa menaikan pajak dan memerintahkan masyarakat


(40)

termasuk petani untuk ikut serta dalam pembangunan. Dalam hal ini para petani yang paling dirugikan karena selain harus membayar pajak yang tinggi juga harus ikut membangun Tembok Besar yang menyita waktu mereka untuk bekerja di ladang. Wajar bila saat itu banyak petani yang dihukum karena tidak bisa menunaikan kewajibannya membayar pajak. Saat banyak para petani yang memilih untuk membelot dari negara dan lari kepegunungan, sebagaian lagi ada yang bergabung ke para pemberontak.

Hal-hal di atas menjadikan negara Qin menjadi semakin lemah, yang membuat Qin masih bertahan adalah kharisma Qin Shihuang Di yang cakap dalam mengatur anak buahnya dan sangat ditakuti oleh pemberontak, jika dihubungkan dengan pendapat Niccolo Machiavelli yang menyebutkan Pemimpin harus dicintai sekaligus ditakuti oleh rakyatnya, maka sosok Qin Shihuang Di sesuai dengan pendapat Niccolo Machiavelli. Sosok Qin Shihuang Di dicintai rakyatnya karena berhasil mewujudkan perdamaian dengan mengakhiri era peperangan tetapi beberapa kebijakan tegas Qin Shihuang Di menuai kebencian dari rakyatnya dan banyak dari rakyat yang berniat memberontak tetapi dengan kekuatan yang dimiliki Qin Shihuang Di para pemberontak takut untuk menggoyahkan Qin Shihuang Di dari tahta. Maka setelah Qin Shihuang Di meninggal wajar jika timbul kekacauan yang ditandai dengan pemberontakan yang merajalela di berbagai daerah. Kekacauan makin diperparah dengan adanya intrik didalam istana. Walaupun pada akhirnya Dinasti Qin jatuh, tetapi pengaruh Qin Shihuang Di masih dirasakan hingga saat ini, penyeragaman yang dilakukan oleh Qin Shihuang Di ternyata masih dipertahankan oleh Dinasti selanjutnya


(41)

karena diakuai menguntungkan bagi negara, untuk Cina modern unifikasi yang dilakukan oleh Qin Shihuang Di menginsprirasi para tokoh berpengaruh di Cina seperti Sun Yatsen, Mao Zedong dan Deng Xiaoping untuk membangun semangat persatuan warganya. Legalisme yang diterapkan oleh Qin Shihuang Di pada pemerintahannya pada tahun 238-210 SM diyakini menjadi cikal bakal dari Komunis Cina yang sekarang negara Cina terapkan juga dalam pemerintahnya. Ini bisa dilihat dari beberapa poin penting yang sama antara Legalisme dengan Komunis Cina modern, antara lain kepentingan negara lebih diutamakan dibandingan kepentingan pribadi.

5.2. Rekomendasi

Skripsi ini membahas tentang Legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di, Qin Shihuang Di memerintah Dinasti Qin yang merupakan bagian dari peradaban lembah sungai kuning. Materi tentang peradaban sungai kuning dibahas dalam mata pelajaran Sejarah Kelas X SMA Semester II. Materi ini terkait dan relevan dengan Standar Kompetensi “2. Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia”. Pembahasan tentang peradaban sungai kuning dibahas pada Kompetensi dasar “2.2. Mengidentifikasi Peradaban awal masyarakat di

dunia yang berpengaruh terhadap peradaban di Indonesia”. Pembahasan dari penulisan ini direkomendasikan agar dijadikan salah satu materi penunjang untuk memperkaya khazanah wacana pada SK dan KD pada kelas X SMA Semester II.


(42)

Daftar Pustaka

Boulger, D. C. (1983). A Short History of China Being An Account For The General

Reader Of An Ancient Empire And People. London: England and Russia in

Central Asia.

Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Creel, H.G. (1953) .Chinese Thought from Confucius to Mao Tse-tung. Chicago: The University of Chicago Press.

Chung, T. S. (1991). The Saying of Han Feizi, Kitab Undang-Undang yang Tegas

dari Penegak Hukum. Singapore: Asiapac Books PTE LTD.

Duyvendak, J.J.L. (1928). The Book of Lord Shang. San Francisco: Chinese Materials Center.

Giles, H.A. (1923). A History of Chinese Literatur. Cambridge: D. Appleton and Company.

Giles, H.A. (2006). The Civilization of China. Cambridge: D. Appleton and Company.

Gilissen, J dan Gorle, F. (2005). Sejarah Hukum Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama.

Gottschalk, Louis. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.


(43)

Ismaun. (2005). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Johnson, D.P. (1994). Teori Sosiologi: Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia.

Kusumohamidjojo, B. (2010). Sejarah Filsafat Tiongkok. Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI.

Lan, N.J. (2004). Sastra Cina Sepintas Lalu. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Ledge, J. (2002). The Chinese Classics (Prolegomena). Ashigawa: Gutenberg Etexts.

Leman. (2008). The Best of Chinese Wisdoms. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lim. S. (2000). Rise and Fall of Qin Dynasty. Singapore: Asiapac Books PTE LTD.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sutopo, F. X. (1999). China Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi.

Stuart, Martin. (2003). A Short History of China and Southeast Asia Tribute: Trade

and Influence. Victoria: National Library of Australia.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bandung: Bumi Aksara.


(44)

T.n. (2008). The History and Culture of China. Beijing: China Intercontinental Press England.

Wiraatmadja, R., Dasuki, A. dan Wildan, D. (2003). Sejarah dan Peradaban Cina. Bandung: Humaniora.

Sumber Jurnal

Cherly, L. (1999). Qin: Tomb of the Midle Kingdom Dalam Tallent ED. Libra.

Library Journal [Online], Vol 122 (1), 194 halaman. Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/196784186?accountid=35150

Eno. R (2010). “The Spring and Autumn Annals” . Indiana University: Early Chinese Thought. 2, 1-8.

H, Niv dan J, Hyun (2011). Why Coins Turned Round the World Over? A Critical Analysis of the Origins and Transmission of Ancient Metallic Money dalam China Report [Online], Vol 47 (25) 279 halaman. Tersedia:

http://chr.sagepub.com/content/47/4/279

L, Huayin (2005). Family Life Cycle And Peasant Income In Socialist China: Evidence From Qin Village Dalam Journal of Family History. [Online], Vol 30 (19), 121 halaman. Tersedia:

http://jfh.sagepub.com/content/30/1/121

Loewe, M. (2007). China's first empire: Michael Loewe looks at the dynastic, administrative and intellectual background of the Qin empire, which defined how China would be run for more than 2,000 years, and at the life and achievements of the First Emperor Shi Huangdi, one of the greatest state-builders of history, whose tomb was guarded by the famous terracotta army Dalam History Today [Online], Vol 57 (9), 12 halaman. Tersedia :

http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA169024667&v=2.1&u=ptn071& it=r&p=GPS&sw


(45)

Ma, L. (2000). A Comparison of the Legitimacy of Power Between Confucianist and Legalist Philosophies Dalam Asian Filosofy [Online], Vol 10 (1), 29 halaman. Tersedia:

http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA64355807&v=2.1&u=ptn071&it =r&p=GPS&sw=w

Stuurman. (2008). Herodotus and Sima Qian: History and the Antropological Turn in Acient Grecee and Han China Dalam Journal of World History [Online], Vol 19 (1), 1-40. Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/225235120?accountid=35150

Yong, C. (2003). War and bureaucratization in Qin China: Exploring an anomalous case Dalam American Sosiological Review [Online], Vol 68 (4), 511-539. Tersedia:


(1)

termasuk petani untuk ikut serta dalam pembangunan. Dalam hal ini para petani yang paling dirugikan karena selain harus membayar pajak yang tinggi juga harus ikut membangun Tembok Besar yang menyita waktu mereka untuk bekerja di ladang. Wajar bila saat itu banyak petani yang dihukum karena tidak bisa menunaikan kewajibannya membayar pajak. Saat banyak para petani yang memilih untuk membelot dari negara dan lari kepegunungan, sebagaian lagi ada yang bergabung ke para pemberontak.

Hal-hal di atas menjadikan negara Qin menjadi semakin lemah, yang membuat Qin masih bertahan adalah kharisma Qin Shihuang Di yang cakap dalam mengatur anak buahnya dan sangat ditakuti oleh pemberontak, jika dihubungkan dengan pendapat Niccolo Machiavelli yang menyebutkan Pemimpin harus dicintai sekaligus ditakuti oleh rakyatnya, maka sosok Qin Shihuang Di sesuai dengan pendapat Niccolo Machiavelli. Sosok Qin Shihuang Di dicintai rakyatnya karena berhasil mewujudkan perdamaian dengan mengakhiri era peperangan tetapi beberapa kebijakan tegas Qin Shihuang Di menuai kebencian dari rakyatnya dan banyak dari rakyat yang berniat memberontak tetapi dengan kekuatan yang dimiliki Qin Shihuang Di para pemberontak takut untuk menggoyahkan Qin Shihuang Di dari tahta. Maka setelah Qin Shihuang Di meninggal wajar jika timbul kekacauan yang ditandai dengan pemberontakan yang merajalela di berbagai daerah. Kekacauan makin diperparah dengan adanya intrik didalam istana. Walaupun pada akhirnya Dinasti Qin jatuh, tetapi pengaruh Qin Shihuang Di masih dirasakan hingga saat ini, penyeragaman yang dilakukan oleh Qin Shihuang Di ternyata masih dipertahankan oleh Dinasti selanjutnya


(2)

112

karena diakuai menguntungkan bagi negara, untuk Cina modern unifikasi yang dilakukan oleh Qin Shihuang Di menginsprirasi para tokoh berpengaruh di Cina seperti Sun Yatsen, Mao Zedong dan Deng Xiaoping untuk membangun semangat persatuan warganya. Legalisme yang diterapkan oleh Qin Shihuang Di pada pemerintahannya pada tahun 238-210 SM diyakini menjadi cikal bakal dari Komunis Cina yang sekarang negara Cina terapkan juga dalam pemerintahnya. Ini bisa dilihat dari beberapa poin penting yang sama antara Legalisme dengan Komunis Cina modern, antara lain kepentingan negara lebih diutamakan dibandingan kepentingan pribadi.

5.2. Rekomendasi

Skripsi ini membahas tentang Legalisme dalam pemerintahan Qin Shihuang Di, Qin Shihuang Di memerintah Dinasti Qin yang merupakan bagian dari peradaban lembah sungai kuning. Materi tentang peradaban sungai kuning dibahas dalam mata pelajaran Sejarah Kelas X SMA Semester II. Materi ini terkait dan relevan dengan Standar Kompetensi “2. Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia”. Pembahasan tentang peradaban sungai kuning dibahas pada Kompetensi dasar “2.2. Mengidentifikasi Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban di Indonesia”. Pembahasan dari penulisan ini direkomendasikan agar dijadikan salah satu materi penunjang untuk memperkaya khazanah wacana pada SK dan KD pada kelas X SMA Semester II.


(3)

Daftar Pustaka

Boulger, D. C. (1983). A Short History of China Being An Account For The General

Reader Of An Ancient Empire And People. London: England and Russia in

Central Asia.

Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Creel, H.G. (1953) .Chinese Thought from Confucius to Mao Tse-tung. Chicago: The University of Chicago Press.

Chung, T. S. (1991). The Saying of Han Feizi, Kitab Undang-Undang yang Tegas

dari Penegak Hukum. Singapore: Asiapac Books PTE LTD.

Duyvendak, J.J.L. (1928). The Book of Lord Shang. San Francisco: Chinese Materials Center.

Giles, H.A. (1923). A History of Chinese Literatur. Cambridge: D. Appleton and Company.

Giles, H.A. (2006). The Civilization of China. Cambridge: D. Appleton and Company.

Gilissen, J dan Gorle, F. (2005). Sejarah Hukum Suatu Pengantar. Bandung: PT Refika Aditama.

Gottschalk, Louis. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.


(4)

114

Ismaun. (2005). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Johnson, D.P. (1994). Teori Sosiologi: Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia.

Kusumohamidjojo, B. (2010). Sejarah Filsafat Tiongkok. Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI.

Lan, N.J. (2004). Sastra Cina Sepintas Lalu. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Ledge, J. (2002). The Chinese Classics (Prolegomena). Ashigawa: Gutenberg Etexts.

Leman. (2008). The Best of Chinese Wisdoms. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lim. S. (2000). Rise and Fall of Qin Dynasty. Singapore: Asiapac Books PTE LTD.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sutopo, F. X. (1999). China Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi.

Stuart, Martin. (2003). A Short History of China and Southeast Asia Tribute: Trade

and Influence. Victoria: National Library of Australia.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bandung: Bumi Aksara.


(5)

T.n. (2008). The History and Culture of China. Beijing: China Intercontinental Press England.

Wiraatmadja, R., Dasuki, A. dan Wildan, D. (2003). Sejarah dan Peradaban Cina. Bandung: Humaniora.

Sumber Jurnal

Cherly, L. (1999). Qin: Tomb of the Midle Kingdom Dalam Tallent ED. Libra.

Library Journal [Online], Vol 122 (1), 194 halaman. Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/196784186?accountid=35150

Eno. R (2010). “The Spring and Autumn Annals” . Indiana University: Early Chinese Thought. 2, 1-8.

H, Niv dan J, Hyun (2011). Why Coins Turned Round the World Over? A Critical Analysis of the Origins and Transmission of Ancient Metallic Money dalam China Report [Online], Vol 47 (25) 279 halaman. Tersedia:

http://chr.sagepub.com/content/47/4/279

L, Huayin (2005). Family Life Cycle And Peasant Income In Socialist China: Evidence From Qin Village Dalam Journal of Family History. [Online], Vol 30 (19), 121 halaman. Tersedia:

http://jfh.sagepub.com/content/30/1/121

Loewe, M. (2007). China's first empire: Michael Loewe looks at the dynastic, administrative and intellectual background of the Qin empire, which defined how China would be run for more than 2,000 years, and at the life and achievements of the First Emperor Shi Huangdi, one of the greatest state-builders of history, whose tomb was guarded by the famous terracotta army Dalam History Today [Online], Vol 57 (9), 12 halaman. Tersedia :

http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA169024667&v=2.1&u=ptn071& it=r&p=GPS&sw


(6)

116

Ma, L. (2000). A Comparison of the Legitimacy of Power Between Confucianist and Legalist Philosophies Dalam Asian Filosofy [Online], Vol 10 (1), 29 halaman. Tersedia:

http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA64355807&v=2.1&u=ptn071&it =r&p=GPS&sw=w

Stuurman. (2008). Herodotus and Sima Qian: History and the Antropological Turn in Acient Grecee and Han China Dalam Journal of World History [Online], Vol 19 (1), 1-40. Tersedia:

http://search.proquest.com/docview/225235120?accountid=35150

Yong, C. (2003). War and bureaucratization in Qin China: Exploring an anomalous case Dalam American Sosiological Review [Online], Vol 68 (4), 511-539. Tersedia: