PENGGUNAAN MEDIA MANIK - MANIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA MANIK - MANIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

BILANGAN BULAT

SKRIPSI

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri H. Agus Salim Kecamatan ciparay Kabupaten Bandung)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Tahun Ajaran 2011-2012

Oleh Fatima Dwi Ratna

NIM 0806305

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

============================================================= =====

PENGGUNAAN MEDIA MANIK - MANIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

BILANGAN BULAT

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri H. Agus Salim Kecamatan ciparay Kabupaten Bandung)

Oleh Fatima Dwi Ratna

NIM 0806305

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fatima Dwi Ratna2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

ABSTRACT

MEDIA USE OF BEADS IN MATHEMATICS LEARNING TO IMPROVE UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF INTEGER

By

Fatima Dwi Ratna 0806305

This study is based on the results of the study and direct observation experienced grade students of SDN IVB H. Agus Salim Bandung regency which suggests that student learning outcomes in mathematics remains low that as many as 12 students scored above the criterion of data KKM,which minimum score is 59, mean while, the remaining 14 students scored below the KKM. Based on observations in SDN H. Agus Salim learning of mathematics in general using the traditional way, students have difficulty in understanding the concept, less active in learning, not accustomed to discussing, learning less enjoyable. Therefore, it it necessary in learning mathematics learning approach which trains students to find answers to the problems experienced by these students. One approach that is able to overcome this problem is by using the media beads that can foster the ability to think, work, and be scientific.

Based on these problems, the study aims to describe the planning sub integer math learning through the medium of the beads, to describe the implementation of sub-integer math learning approach beads, and to describe the increase in students understanding of this concepts through application of integer me

dia beads. In this study, researchers used a method of Classroom Action Research (CAR) with a research model that was developed by John Elliot, this study uses three cycles each cycle consists of three acts. In the first cycle, the average value of the results of student achievement at 58, with a passing grade the student reaches 53%, the second cycle the average value of the results of student achievement reached 61.5 students achieve mastery learning with 61.5% and the average value of the third cycle the average student achievement results is 75 with mastery learning students reached 88%. It can be concluded that learning by using media beads can enhance student skills and understanding in understanding the operation integer addition and subtraction of integers and can enhance students' creativity in scientific activities.


(5)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

BILANGAN BULAT Oleh

Fatima Dwi Ratna 0806305

Penelitian ini berdasarkan hasil kajian dan pengamatan langsung yang dialami siswa kelas IVB SDN H. Agus Salim Kabupaten Bandung yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah yaitu sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai di atas KKM dengan kriteria data KKM sebesar 59, sisanya sebanyak 14 orang mendapatkan nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil observsi di SDN H. Agus Salim pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan cara tradisional, siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep, kurang aktif dalam belajar, tidak terbiasa dalam berdiskusi, pembelajaran kurang menyenangkan. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika diperlukan pendekatan pembelajaran yang melatih siswa untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dialami siswa tersebut. Salah satu pendekatan yang mampu untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan media manik-manik yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan perencanaan pembelajaran matematika sub bilangan bulat melalui media manik-manik, untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika sub bilangan bulat dengan pendekatan manik-manik, dan untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan bulat melalui penerapan media manik-manik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian yang dikembangkan oleh Jhon Elliot, penelitian ini menggunakan tiga siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan.

Pada siklus I nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa mencapai 58, dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 53%, siklus II nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa mencapai 61,5 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 61,5% dan siklus III nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa mencapai 75 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 88%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam memahami bilangan bulat dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat serta dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam melakukan kegiatan ilmiahnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….……… 1

B. Rumusan Masalah……….………. 6

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Definisi Operasional……….……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat dan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar…… 9

B. Teori Belajar yang Berkaitan dengan Pembelajaran Matematika... 11

C. Media Pembelajaran ………. 15

D. Pembelajaran Bilangan Bulat……….……… 17

E. Langkah- Langkah Penggunaan Media Manik- Manik Dalam Bilangan Bulat………. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 33

B. Model Penelitian………... 34

C. Prosedur Penelitian………... 37


(7)

E. Instrument Penelitian ………... 40

F. Pengolahan dan Analisis Data………... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 45

1. Siklus I (kesatu)………..………. 46

2. Siklus II (kedua) ………..……... 60

3. Siklus III (ketiga) ………... 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian..………. 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………... 96

B. Saran ……… 99

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, yang tentunya memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Pada pembelajaran matematika yang diterapkan saat ini merupakan dasar yang sangat penting dalam keikutsertaannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mata pelajaran matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan kreatifitas manusia dalam berfikir secara rasional. Menurut Nahrowi (2009:35), bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. 2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Matematika memberikan nilai yang sangat penting bagi siswa sekolah dasar, karena memberikan kontribusi yang posistif bagi perkembangan intelektual demi menghadapi perubahan yang semakin maju. Selain itu matematika juga merupakan mata pelajaran yang mutlak harus ada di sekolah dasar. Dilihat dari kegunaannya matematika sangatlah penting karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa matematika merupakan dasar dari semua ilmu teknologi di dunia.


(9)

Mata pelajaran matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan, karena banyak

permasalahan yang harus dipecahkan dalam kehidupan sehari – hari yang

diselesaikan dengan matematika.

Oleh karena itu, sangat diperlukan sekali peran guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran matematika dengan tepat. Disamping itu juga, diperlukan perbaikan, inovasi, metoda, dan strategi untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan kompetensi matematis siswa sekolah dasar.

Konsep pembelajaran menuntut adanya perubahan peran guru, pada umumnya guru lebih berperan sebagai transformator artinya guru berperan hanya sebagai penyampai pesan dengan menggunakan komunikasi langsung, pola ini membuat siswa kurang aktif hanya menerima materi saja. Kondisi ini tidak sesuai dengan konsep pembelajaran, diantara tugas guru membuat desainer pembelajaran dalam kata lain mampu merancang sebuah pembelajaran yang baik dan termasuk didalamnya merancang media pembelajaran. Menurut Hernawan (2007: 129) bahwa

sebaik-baiknya media yang digunakan dalam pembelajaran adalah memiliki tingkat relevasi dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Dilihat dari wewenang dan interaksinya dalam pembelajaran, guru adalah orang yang paling mengusai materi, mengetahui tujuan apa yang mesti dibuat dan mengenali betul kebutuhan siswanya. Dengan demikian, alangkah baiknya kalau media juga dibuat oleh guru karena guru yang mengetahui secara pasti kebutuhan untuk pembelajarannya, termasuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa pada materi yang diajarkannya. Disinilah peran guru sebagai creator yaitu menciptakan media yang tepat, efisien dan menyenangkan bagi siswa.

Implikasi dari perubahan itu adalah bahwa ukuran keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas adalah adanya peningkatan kompetensi. Adanya perubahan tuntunan kondisi kelas agar proses pembelajaran lebih berkualitas, guru perlu mengetahui bagaimana menerapkan metoda,strategi pembelajaran, dan pemilihan media yang cocok dalam sebuah pembelajaran di dalam kelas.


(10)

Pada dasarnya matematika bagi sebagian siswa di sekolah dasar dianggap pelajaran yang sulit dan memberatkan, mungkin juga anggapan ini berlaku bagi siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anggapan siswa mengenai matematika tersebut dapat disebabkan oleh pemahaman konsep yang lemah.

Untuk itu perlu upaya guru dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika diperlukan guru yang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran guna meningkatkan pemahaman secara maksimal. Adanya perubahan tuntutan kondisi kelas agar proses belajar mengajar lebih berkualitas, maka guru perlu mengetahui metode, strategi pembelajaran, pemilihan media, dan pendekatan yang cocok dalam sebuah pembelajaran di dalam kelas. Dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 1, tentang pendidikan nasional disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.

Fenomena sekarang ini, banyak siswa yang mendapatkan nilai matematika yang relatif tinggi, tetapi nilai yang didapat tidak mewakili dari kemampuan dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang sebenarnya. Pada umumnya apabila siswa menghadapi permasalahan yang penyelesaiaanya menggunakan materi pelajaran matematika yang diperolehnya, siswa masih banyak mengalami kesulitan bahkan belum dapat menyelesaikannya. Demikian pula kesulitan yang banyak dialami siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran materi bilangan bulat.

Banyak usaha perbaikan pembelajaran matematika sekolah di Indonesia telah dilaksanakan, namun belum menampakan hasil yang menggembirakan. Hal ini merupakan suatu isyarat bahwa ada kesulitan di banyak siswa, bahkan cukup mengkhawatirkan juga menakutkan bagi beberapa siswa.

Hal ini mungkin karena matematika memiliki sifat abstrak. Penyebab kesulitan tersebut bisa bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran atau pembelajaran yang dilaksanakan


(11)

atau pola belajar siswa dalam menyelesaikan soal bilangan dapat dilihat dari tahapan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal soalnya.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib harus diajarkan disetiap sekolah baik tingkat dasar maupun sekolah lanjutan, yang tentunya memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-undang. Tujuan pendidikan matematika sebagaimana yang

tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pelajaran matematika diperlukan dalam kehidupan sehari hari dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam menyelesaikan permasalahan sehari hari. Untuk itu salah satu materi yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah materi bilangan bulat. Hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah ketidakpahaman siswa dalam memahami bilangan bulat

sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal –soal bilangan bulat.

Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat beberapa permasalahan atau kendala yang dialami siswa pada pembelajaran matematika khususnya tentang bilangan bulat diantaranya: 1). Siswa banyak yang mengobrol saat pembelajaran


(12)

berlangsung. 2). Siswa kurang bergairah dalam belajar matematika dan kurang kreatif. 3).siswa kurang memahami konsep bilangan bulat 4). Siswa kurang berminat terhadap matematika. 5). Siswa masih rendah pengetahuannya untuk memahami bilangan bulat 6). Siswa kurang aktif selama proses belajar. Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan penelitian yang berfokus pada peningkatan pemahaman konsep bilangan bulat.

Berdasarkan hasil temuan yang di dapat di SDN. H. Agus Salim, bahwa penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika yang mengakibatkan pemahaman yang rendah tentang bilangan bulat adalah kurang keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

Sebagai gambaran, rendahnya hasil belajar matematika di SDN. H. Agus Salim khususnya pada kelas IVB bisa dilihat dari nilai rata-rata Ujian Akhir Semester (UAS) pada semester 1 tahun ajaran 2011/2012 nilai yang diperoleh dari setiap mata pelajaran, yaitu: Pendidikan Agama: 72, PKn: 66, Bahasa Indonesia: 73, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): 71, Bahasa Inggris: 73, Karawitan: 70, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS): 73, Bahasa Sunda: 71, dan nilai rata-rata untuk mata pelajaran matematika adalah 59.

Dari jumlah siswa 26 orang yang mendapatkan nilai di atas 60 sebanyak 12 orang, sedangkan yang mendapatkan nilai dibawah 60 sebanyak 14 orang dengan rata-rata nilai sebesar 48,3, sedangkan untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar yang harus dicapai oleh setiap siswa pada mata pelajaran matematika di SDN. H. Agus Salim sebesar 59.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa rendah dalam memahami pelajaran mamtematika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu diperlukan cara yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran tentang bilangan bulat. Penggunaan manik - manik diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran matematika khususnya mengenai bilangan bulat, penggunaan manik-manik dalam pembelajaran bilangan bulat diperlukan untuk membantu menemukan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan memperbaiki pembelajaran. Salah satu solusi dalam permasalahan yang dihadapi


(13)

siswa untuk memahami bilangan bulat untuk sekolah dasar kelas IVB yaitu penggunaan manik-manik.

Penggunaan model manik-manik merupakan salah satu alternatif pendekatan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami konsep bilangan bulat. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis

menetapkan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Manik-Manik untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat pada Pembelajaran

Matematika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika sub bahasan bilangan

bulat melalui penerapan media manik-manik di kelas IVB SDN. H. Agus Salim?

2. Bagaimana pelaksanan pembelajaran matematika sub bahasan bilangan

bulat melalui penerapan media manik-manik di kelas IVB SDN. H. Agus Salim?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

bulat melalui penerapan media manik-manik di kelas IVB SDN. H. Agus Salim?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran siswa kelas IVB di

SDN. H. Agus Salim dalam pembelajaran matematika sub bilangan bulat melalui media manik - manik.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas

IVB di SDN. H. Agus Salim dalam bahasan bilangan bulat dengan pendekatan media manik - manik.


(14)

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan bulat melalui penerapan media manik-manik di kelas IVB di SDN. H. Agus Salim sub bahasan bilangan bulat melalui penerapan media manik - manik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

a. Dapat mengetahui salah satu cara pengembangan pendekatan

kontekstual dan penggunaan bilangan bulat melalui media manik-manik sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar (pembelajaran)

b. Terbiasa melakukan inovasi dengan mencoba menggunakan media,

model-model atau pendekatan-pendekatan pembelajaran guna

meningkatkan kualitas pembelajaran

c. Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan oleh guru dalam

upaya meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar

d. Membina dan menumbuhkan budaya meneliti dalam upaya

meningkatkan kegiatan pembelajaran matematika.

2. Bagi siswa

a. Siswa/peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih

menarik

b. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar

c. Meningkatkan penguasaan dan pemahaman suatu konsep

pembelajaran.

3. Bagi lembaga/ instansi

a. Bahan sumbangan dan masukan atas temuan-temuan yang didapati

dari hasil penelitian

b. Meningkatkan kualitas sekolah secara intuisi


(15)

E. Definisi Operasional

Untuk memahami maksud penulis, beberapa istilah dalam penelitian ini yang disampaikan atau disesuaikan sebagai berikut:

1. Bilangan Bulat

Bilangan bulat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bilangan yang merupakan penggabungan dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan-bilangan bulat.negatif.

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menyelesaikan masalah matematik yang berkaitan dengan memahami dan menyelesaikan masalah matematik tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Media Manik-Manik

Media manik-manik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat peraga yang terbuat dari anting plastik yang berdiameter kira-kira 7cm yang berwarna hitam dan berwarna putih yang ditempelkan pada Styrofoam(gabus) sebagai papan peragaannya.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar- ketergantungan materi-subyek, pembelajar, dan pengajar yang diwujudkan melalui observasi langsung/tak langsung, dan interview. Penelitian tindakan kelas ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan propesionalisme guru dalan proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, penelitian terhadap siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran, penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran reflektif di kelas, penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan.

Penelitian tindakan kelas mencoba mewujudkan keingintahuan peneliti secara utuh mengenai apa sebenarnya yang terjadi di dalam kelas melalui observasi kegiatan PBM. terdapat dua tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian tindakan kelas (Ruswandi,dkk, 2010: 71), yaitu :

1). Mencoba mengatasi kesulitan yang dialami oleh studi tindakan (action research) dengan menjaga pekerjaan tetap konsistensi terhadap dasar teori tertentu.

2). Mengembangkan penelitian yang tidak terjangkau oleh penelitian standar, yaitu kehidupan nyata didalam kelas sebagai dunia mikro pendidikan yang dicoba diungkapkan menggunakan metodologi tertentu dengan melihatnya sebagai upaya mengkonstruksi pengetahuan.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran


(17)

di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran dan tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.

Dengan penelitian tindakan kelas melalui bentuk dimana guru sebagai peneliti terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas, meneliti siswa dari segi interaksinya dalam proses pembelajarannya, sehingga guru maupun peneliti dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan demikian, guru atau peneliti akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif, sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru.

Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya peneltian tindakan kelas terutama dalam komponen pendidikan yaitu inovasi pembelajaran,

dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk

mengubah,mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.

Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan kelas, penelitian tindakan kelas dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakekat secara empiric dan bukan hanya sekedar pemahaman yang bersifat teoritik. Disamping itu juga dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian sudah selayaknya penelitian tindakan kelas dijadikan sebuah acuan untuk memperbaiki dan memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan secara umum.

B. Model Penelitian

Desain penelitian yang dilakukukan menggunakan model penelitian tindakan kelas (action recersh) yang diadaptasi dari model teori John Elliot (Ruswandi dkk: 145). Model ini diawali dari mengidentifikasi masalah, yang pada hakekatnya bagaimana pernyaatan yang menghubungkan antara gagasan atau ide dengan pengambilan tindakan.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari tiga tahap yaitu:


(18)

2. Melakukan tindakan dan observasi

3. Refleksi

Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan, tanpa rencana kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah, rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat.

Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah menjadi kenyaataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita lakukan dapat kita ketahui kualitasnya, maka kita perlu melakukan pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal – hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.

Dan yang terakhir adalah refleksi, dimana peneliti akan melihat atau merenungkan kembali apa yang telah peneliti lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan cara ini peneliti dapat dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari tindakan yang dilakukan di kelas.

Penelitian tindakan kelas mencoba mewujudkan keingintahuan peneliti secara utuh mengenai apa sebenarnya yang terjadi di dalam kelas melalui observasi kegiatan. Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai oleh peniliti yaitu :

1. Mencoba mengatasi kesulitan yang dialami oleh studi tindakan dengan

menjaga pekerjaan tetap konsisten terhadap dasar teori tertentu.

2. Mengembangkan penelitian yang tidak terjangkau oleh peneliti standar yaitu kehidupan nyata didalam kelas sebagai dunia mikro pendidikan yang dicoba diungkapkan menggunakan metodologi tertentu dengan melihatnya sebagai upaya mengkonstruksi pengetahuan.

Untuk memperjelas pola penelitian tindakan pada setiap siklus maka digambarkan sebagai berikut :


(19)

S I K L U S I S I K L U S II S I K L U S III PENGKAJIAN

- Teori Pembelajaran Matematika - Penelitian Tindakan Kelas - Hasil Penelitian dan Observasi

RUMUSAN MASALAH

Observasi Pelaksanaan Tindakan I Mengenal bilangan bulat

ANALISIS DAN REFLEKSI TINDAKAN I

Observasi Pelaksanaan Tindakan II

Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat

ANALISIS DAN REFLEKSI TINDAKAN II

Observasi Pelaksanaan Tindakan III

Operasi hitung pengurangan bilangan bulat

ANALISIS DAN REFLEKSI TINDAKAN III

HASIL

RENCANA TINDAKAN I -Menyusun Rencana Pembelajaran -Menyusun LKS dan Evaluasi -Pembagian Kelompok

TINDAKAN I

- Mengenal bilangan bulat positif dan negatif

- Membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat

positif dan bilangan bulat negatif

- Menentukan letak bilangan bulat positif dan

bilangan bulat negatif pada media manik-manik

RENCANA TINDAKAN II

PELAKSANAAN TINDAKAN II - Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan

bulat positif dengan menggunakan media manik-manik - Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan media manik-manik - Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan media manik-manik - Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan media manik-manik

-RENCANA TINDAKAN III

PELAKSANAAN TINDAKAN III - Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

positif dengan menggunakan media manik-manik - Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif dengan menggunakan media manik-manik - Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

positif dengan menggunakan media manik-manik - Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat


(20)

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi dan Identifikasi Masalah

Tahap observasi dilaksanakan di kelas IVB seputar pembelajaran yang dilakukan dan menemukan permasalahan selama ini yang dihadapi di kelas. Berdasarkan hasil observasi peneliti bersama dengan guru SDN H.Agus Salim, mengidentifikasi permasalahan pokok yang dihadapi dan segera dicari pemecahannya. Hasilnya bahwa masalah selama ini yang selalu menjadi pokok guru yaitu merancang dan melaksanakan pembelajaran matematika yang berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

2. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan adalah menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Perencanaan disusun secara reflektif dan kolaboratif antara peneliti dan guru kelas berdasarkan hasil temuan yang ada di lapangan, yang akan digunakan untuk mengatasi tindakan berikutnya.

a. Pra Tindakan

Hal – hal yang dilakukan adalah :

1) Mendiskusikan dengan guru tentang rencana penelitian sebagai

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Materi yang telah disepakati yaitu tentang penggunaan media manik – manik terhadap bilangan bulat untuk sekolah dasar kelas IV.

2) Mendiskusikan dasar-dasar teori bilangan bulat dengan

menggunakan model manik – manik serta penerapannya dalam

pembelajaran di kelas.

3) Merancang RPP dengan model bilangan bulat menggunakan manik

– manik dan disertai dengan LKS, yang berisi langkah – langkah, hasil pengamatan dan kesimpulan. Selain itu juga dirancang alat – alat untuk percobaan atau media pembelajaran matematika yang akan digunakan.


(21)

b. Persiapan Tindakan

Persiapan pada tahap ini terdiri dari: penentuan pelaku observasi, penentuan fokus observasi, penetapan pengumpulan data, penetapan cara pelaksanaan refleksi, penetapan waktu ulang untuk merencanakan kembali pada siklus selanjutnya.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan tindakan sesuai

dengan langkah – langkah yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan

berorientasi untuk mengupayakan perubahan pembelajaran ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan.

Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan media manik – manik

dalam pemahaman terhadap bilangan bulat dimulai dengan pemberian pretes, selanjutnya dengan pengajuan pertanyaan (ask), melakukan penyelidikan melalui percobaan (investigate), tahap menghasilkan (create), berdiskusi (discuss), tahap (reflect), terakhir tahap penutup yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan pemberian postes untuk mengukur tercapainya indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan peneliti yaitu terdiri dari : Tes, Lembar Observasi Guru dan Lembar Observasi Kegiatan.

Adapun pelaksanaan yang akan ditempuh dalam penelitian ini direncanakan dibagi menjadi tiga siklus yang disesuaiakan dengan materi.

4. Observasi

Observasi terhadap tindakan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat peneliti di SDN H Agus Salim dengan alat bantu lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa. Tujuan dari adanya observasi ini untuk mengetahui gambaran aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. 5. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Salah satu aspek


(22)

penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

Aspek penting lainnya dari kegiatan refleksi adalah terjadinya peningkatan dalam propesionalisasi guru, karena salah satu indikasi guru yang profesional adalah adanya keinginan untuk perubahan demi perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan dan pelayanan yang diberikan secara berkelanjutan.

Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting seperti :

1) Merenungkan kembali mengenai kekuarangan dan kelebihan dari

tindakan yang telah dilaksanakan.

2) Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

3) Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul.

4) Mengidentifikasi kendala atau rintangan yang mungkin dihadapi

5) Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang

direncanakan.

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan observasi dikumpulkan dan dibahas untuk dianalisis, penafsiran dan memberikan penjelasan terhadap semua data yang diperoleh. Pada kegiatan refleksi ini, peneliti mengadakan diskusi dan konsultasi dengan observer, untuk memberikan masukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tersebut, guru melakukan refleksi yaitu refleksi terhadap proses dan hasil tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan berikutnya, tindakan tambahan yang perlu dilakukan, dan sebagainya melalui siklus kegiatan pengajaran berikutnya.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN. H. Agus Salim Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung dan yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IVB, dimana jumlah seluruh siswa murid kelas IVB adalah 26 orang yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.


(23)

Pemilihan Sekolah Dasar Negeri H. Agus Salim sebagai lokasi penelitian ini, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Sekolah Dasar Negeri H. Agus Salim merupakan tempat peneliti

melaksanakan tugas sehari hari dalam mengajar, sehingga peneliti mudah untuk memperoleh data.

2. Tempat sekolah tersebut tidak jauh dari rumah, sehingga mempermudah

dalam kegiatan penelitian, disamping itu juga mempermudah untuk mendapatkan data-data yang ada di sekolah.

3. Peneliti mendapatkan dukungan dan dorongan yang positif dari pihak

sekolah, baik dari kepala sekolah maupun rekan-rekan kerja seprofesi yang ada di lingkungan SDN H. Agus Salim Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk pengumpulan data tentang proses pelaksanaan tindakan, pengaruh dan hasil pelaksanaan tindakan. Untuk dapat mengetahui perkembangan pembelajaran siswa dengan menerapkan pendekatan model manik – manik terhadap bilangan bulat, dirancang beberapa instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Tes

Tes dimaksudkan untuk melihat perkembanagan kemampuan siswa secara individu terhadap materi yang telah dipelajarinya. Alat pengumpul data tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu. Instrumen yang berisi skala jawaban benar – salah, pilihan jamak, menjodohkan, jawaban singkat dan tes isian. Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan kemampuan pada akhir siklus tindakan. Tes ini sangat beragam, dari tes sederhana yang dikenal dengan kuis, sampai dengan bentuk tes lengkap. Tes dilakukan secara tertulis, lisan, tes kinerja.


(24)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah pengumpulan data tentang aktivitas siswa dan guru (peneliti) selama pembelajaran berlangsung oleh observer atau peneliti. lembar observasi adalah alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kejadian yang diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Fungsi dari diadakannya observasi yaitu :

a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana

tindakan yang telah disusun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dalam melakukan wawancara, perlu diingat bahwa pewawancara ingin mengetahui sikap dan pendapat responden .

Ini berarti bahwa pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau tanggapan responden. Adapun persyaratan pewawancara yaitu :

a. Bersikap simpatik, menarik, dan perhatian terhadap pendengar, tanpa mengambil bagian aktif dalam wawancara.

b. Bersikap netral terhadap suatu masalah.

c. Harus rileks.

F. Pengolahan dan Analisa Data

Pengumpulan data merupakan langkah penelitian yang dilaksanakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Agar data tersebut dapat diolah dan dianalisis sehingga peneliti dapat menemukan jawaban dari penelitian yang dilaksanakannya. Teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberara instrument berupa lembar observasi,


(25)

pedoman wawancara, lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi (tes hasil belajar). Instrument-instrumen ini digunakan peneliti pada setiap siklus pembelajaran. setiap data yang sudah diolah kemudian dianalisis, analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Adapun analisis deskripsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis pengamatan aktivitas siswa

Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan media manik-manik pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, maka data yang diperoleh adalah data dari hasil observasi tentang aktivitas siswa. Data-data yang diperoleh adalah data dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dianalisis, dideskripsikan, dan diberikan skor pada setiap aktivitas siswa. Cara untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik persentase (%), yakni banyaknya frekwensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas, dikalikan dengan 100 (Trianto 2010: 63).

Persentase respon siswa = Dimana:

A = Proporsi siswa yang memilih B = Jumlah siswa (responden) Berikut ini pengkategorian untuk aktivitas siswa:

a. 80% - 100% = Sangat baik

b. 60 % - 79.99% = Baik

c. 40% - 59,99% = Cukup baik

d. 20% - 39,99% = Kurang

e. 0% - 19,99% = sangan kurang

Cara yang digunakan untuk pengkategorian aktifitas guru dengan menggunakan rumus:

Skor rata-rata=


(26)

Berikut ini pengkategorian untuk aktifitas denagn rentang nilai 0 – 4.

1) 3,50 – 4,00 = sangat baik

2) 2.50 – 3,49 = cukup baik

3) 1,50 – 2,49 = kurang baik

4) 0,50 – 1,49 = tidak baik

5) 0,00 – 0, 49 = sangat tidak baik

2. Analisis tes hasil belajar

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa digunakan instrument tes hasil belajar siswa yang meliputi produk dan proses. Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa yang b\menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya (Trianto 2010: 63).

Rumusnya adalah :

KB =

Keterangan:

KB = Ketuntasan belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh siswa

T = Jumlah skor total

Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal berdasarkan kurikulum 1994 (Alhamid, 2006: 41) adalah belajar secara klasikal dikatakan baik apabila sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai ketuntasan dalam belajarnya. Apabila siswa yang belajarnya mencapai 75% secara klasikal dikatakan cukup.

Kemampuan belajar yang dikuasai siswa atau prestasi belajar siswa, dapat juga dihitung melalui penskoran yaitu dengan menghitung skor hasil belajar. Berikut ini penskoran hasil belajar siswa yang diadaptasi dari Depdikbud (1995) dan Depdiknas(2006).


(27)

Keterangan: N = nilai dengan rentang 1 – 100

∑ = jumlah skor yang diperoleh siswa

∑ =jumlah skor maksimum yang akan diperoleh

Nilai prestasi belajar yang diperoleh siswa dikategorikan sebagai berikut:

a. >95,0 = istimewa

b. 80,0 – 94,9 = amat baik

c. 65,0 – 79,9 = baik

d. 50,0 – 64,9 = cukup

e. 35,4 – 49,9 = kurang


(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Haji Agus Salim, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Bahwa pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik ternyata lebih efektif dan lebih bisa dipahami oleh siswa dalam memahami materi bilangan bulat dalam pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaan media manik-manik untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan bulat pada pembelajaran matematika, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran matematika pada penelitian tindakan kelas di SDN

Haji Agus Salim meliputi tiga siklus, dimana pada siklus pertama dilakukan persiapan untuk melaksanakan tindakan dalam pembelajaran yaitu dengan menercanakan untuk membentuk siswa menjadi 5 kelompok diskusi yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang didalamnya terdapat laki-laki dan perempuan (heterogen). Perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari

langkah-langkah mempersiapkan instrumen penelitain dan perangkat

pembelajaran berupa RPP, LKS, lembar observasi, pedoman wawancara dan lembar evaluasi. Pada siklus ke II penelitian perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari langkah-langkah perencanaan pembelajaran dengan media manik-manik, menyiapkan lat praga manik-manik-manik, mempersiapkan instrumen penilaian dan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, alat peraga dan buku sumber. Untuk siklus ke III , penelitian yang dilakukan pada siklus II dijadikan bahan rujukan untuk refleksi pada siklus yang ke III. Peneliti melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam merencanakan untuk siklus ke III ini melakukan diskusi dengan guru observer guna membahas kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada


(29)

siklus II sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hasil kemampuan belajar dan meningkatkan kegiatan belajar pada siklus III. Perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan media manik-manik, mempersiapkan instrumen penilaian dan perangkat pembelajaran berupa RPP,LKS, alat peraga dan buku sumber.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada penelitian tindakan kelas di SDN H.

Agus Salim meliputi tiga siklus, dimana Aktivitas belajar tersebut dilihat pada kategori : antusias dalam diskusi kelompok, senang dalam memahami bilangan bulat menggunakan media manik-manik, aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok, mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Pada siklus I aktivitas belajar siswa menunjukkan suasana sedikit ribut, disamping itu juga dalam pengerjaan lembar kerja siswa masih didominasi siswa pandai begitu juga dalam kegiatan praktek, Aktivitas belajar siswa pada siklus I tindakan ke satu menunjukkan perolehan rata-rata persentase aktivitas belajar sebesar 68% tindakan ke dua sebesar 71,7%,. Pada siklus ke II siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang aktif dalam melaksanakan praktek kegiatan melalui alat peraga menggunakan media manik-manik yang terbuat dari stereopom dan kancing. Dalam mengerjakan soal siswa sangat tertib dan tenang, walaupun dalam pengerjaan tugas kelompok masih didominasi oleh siswa pandai, rata-rata porsentase siswa mengalami peningkatan sebesar 75,7%, dan tindakan ke dua sebesar 77,7%. Untuk siklus ke III pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang signifikan, ini bisa dilihat dari siswa sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran melalui kegiatan siswa dalam melaksanakan praktek melalui alat peraga, aktif mengemukakan pendapat dalam diskusis kelompok yang biasanya pada siklus I dan II masih kelihatan malu-malu untuk mengeluarkan pendapatnya, dalam hal mengerjakan tugas kelompok siswa tidak lagi didominasi oleh siswa pandai tetapi


(30)

porsentase sebesar 79,7% dan tindakan ke dua mengalami peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 86,5%.

3. Belajar matematika dengan pendekatan media manik-manik pada materi bilangan

bulat dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, kemampuan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan prestasi yang didapat oleh siswa tersebut. Pada siklus I hasil penelitian yang dilakukan di SDN H. Agus Salim menunjukkkan hasil kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui tes evaluasi masih banyaknya siswa yang belum memenuhi KKM, ini disebabbkan karena siswa belum paham dalam memahami materi yang diberikan dan belum terbiasa menggunakan alat peraga, rata-rata hasil kemampuan atau prestasi belajar siswa mencapai 58,% dengan prosentase ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM sebanyak 53%,. Pada siklus II mulai ada perubahan pada hasil belajar siswa, ini bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi dan sudah terbiasa dalam menggunakan alat peraga yaitu menggunakan media manik - manik untuk menjawab soal bilangan bulat. Adanya peningkatan hasil prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang tuntas dalam memenuhi KKM, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 61,5%, dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 61,5%. Untuk siklus ke III, siswa

sudah terbiasa dalam menggunakan alat peraga yaitu media manic – manic untuk

menjawab bilangan bulat, sehingga dalam tes evaluasi yang diberikan oleh guru siswa dengan mudah untuk menjawab soal – soal pertanyaan, sehingga hasil prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan sedikitnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, rata-rata hasil kemampuan atau prestasi belajar siswa pada siklus ke III mencapai 75% dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 88%.

Dengan demikian hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik pada setiap siklus di kelas IV SDN Haji Agus Salim Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.


(31)

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, maka peneliti menyampaiakan saran kepada pihak pengmabil keputusan dalam hal ini sekolah atau lembaga pendidikan antara lain :

1. Kepada kepala sekolah khususnya SDN Haji Agus Salim yang mempunyai

wewenang di lingkungan sekolah bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan model manic-manik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, untuk itu sudah seharusnya diterapkan pendekatan tersebut guna kepentingan siswa-siswa untuk memahami matematika.

2. Kepada guru kelas atau guru matematika dalam melakukan pembelajaran

matematika diharapkan dapat menerapkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan model manic-manik, karena pembelajaran dengan model tersebut dapat memotivasi siswa dalam belajar dan melatih siswa belajar sendiri untuk menemukan cara memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar dan mengajar.

3. Bagi peneliti sendiri, dengan penelitian media manic-manik untuk meningkatkan

pemahaman konsep bilangan bulat pada pembelajaran matematika sebaiknya tidak hanya diterapkan pada kelas tinggi saja, tetapi perlu dicoba pada kelas rendah. Dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik, sehingga siswa dapat terpacu untuk meningkatkan kreativitas dalam belajar serta meningkatkan hasil kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Herman, T., Karlimah, Komariah. (2008). Pendidikan Matematika I.

Bandung: UPI PRESS.

Hernawan Herry, A., Zaman. (2007) Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Hermawan, R., Mujono, Suherman, A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI PRESS.

Nahrowi,A., Maulana. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung:

UPI PRESS.

Prabawanto, S. (2008). Bahan Guru Kelas MATEMATIKA SD: Bandung: UPI.

Prabawanto,S. dan Rahayu, P. (2009). Bilangan. Bandung: UPI PRESS.

Ruhiat, J. (2012). Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Realistik. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sukirman, D., Kasmad, M. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI PRESS.

Suwangsih, E., Tiurlina. (2010). Model Pembelajaran Matematika.

Bandung: UPI PRESS.

Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Warco. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas V pada Topic Gaya. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

http://kbbiOnline.web.id/manik.


(1)

Keterangan: N = nilai dengan rentang 1 – 100 ∑ = jumlah skor yang diperoleh siswa

∑ =jumlah skor maksimum yang akan diperoleh Nilai prestasi belajar yang diperoleh siswa dikategorikan sebagai berikut:

a. >95,0 = istimewa b. 80,0 – 94,9 = amat baik c. 65,0 – 79,9 = baik d. 50,0 – 64,9 = cukup e. 35,4 – 49,9 = kurang f. <35,0 = amat kurang


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Haji Agus Salim, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Bahwa pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik ternyata lebih efektif dan lebih bisa dipahami oleh siswa dalam memahami materi bilangan bulat dalam pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaan media manik-manik untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan bulat pada pembelajaran matematika, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran matematika pada penelitian tindakan kelas di SDN Haji Agus Salim meliputi tiga siklus, dimana pada siklus pertama dilakukan persiapan untuk melaksanakan tindakan dalam pembelajaran yaitu dengan menercanakan untuk membentuk siswa menjadi 5 kelompok diskusi yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang didalamnya terdapat laki-laki dan perempuan (heterogen). Perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari langkah-langkah mempersiapkan instrumen penelitain dan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, lembar observasi, pedoman wawancara dan lembar evaluasi. Pada siklus ke II penelitian perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari langkah-langkah perencanaan pembelajaran dengan media manik-manik, menyiapkan lat praga manik-manik-manik, mempersiapkan instrumen penilaian dan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, alat peraga dan buku sumber. Untuk siklus ke III , penelitian yang dilakukan pada siklus II dijadikan bahan rujukan untuk refleksi pada siklus yang ke III. Peneliti melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam merencanakan untuk siklus ke III ini melakukan diskusi dengan guru observer guna membahas kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada


(3)

siklus II sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hasil kemampuan belajar dan meningkatkan kegiatan belajar pada siklus III. Perencanaan kegiatan tersebut dimulai dari langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan media manik-manik, mempersiapkan instrumen penilaian dan perangkat pembelajaran berupa RPP,LKS, alat peraga dan buku sumber.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada penelitian tindakan kelas di SDN H. Agus Salim meliputi tiga siklus, dimana Aktivitas belajar tersebut dilihat pada kategori : antusias dalam diskusi kelompok, senang dalam memahami bilangan bulat menggunakan media manik-manik, aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok, mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Pada siklus I aktivitas belajar siswa menunjukkan suasana sedikit ribut, disamping itu juga dalam pengerjaan lembar kerja siswa masih didominasi siswa pandai begitu juga dalam kegiatan praktek, Aktivitas belajar siswa pada siklus I tindakan ke satu menunjukkan perolehan rata-rata persentase aktivitas belajar sebesar 68% tindakan ke dua sebesar 71,7%,. Pada siklus ke II siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang aktif dalam melaksanakan praktek kegiatan melalui alat peraga menggunakan media manik-manik yang terbuat dari stereopom dan kancing. Dalam mengerjakan soal siswa sangat tertib dan tenang, walaupun dalam pengerjaan tugas kelompok masih didominasi oleh siswa pandai, rata-rata porsentase siswa mengalami peningkatan sebesar 75,7%, dan tindakan ke dua sebesar 77,7%. Untuk siklus ke III pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang signifikan, ini bisa dilihat dari siswa sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran melalui kegiatan siswa dalam melaksanakan praktek melalui alat peraga, aktif mengemukakan pendapat dalam diskusis kelompok yang biasanya pada siklus I dan II masih kelihatan malu-malu untuk mengeluarkan pendapatnya, dalam hal mengerjakan tugas kelompok siswa tidak lagi didominasi oleh siswa pandai tetapi semua siswa memberikan kontribusinya pada kelompok masing-masing. rata-rata


(4)

porsentase sebesar 79,7% dan tindakan ke dua mengalami peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 86,5%.

3. Belajar matematika dengan pendekatan media manik-manik pada materi bilangan bulat dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, kemampuan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan prestasi yang didapat oleh siswa tersebut. Pada siklus I hasil penelitian yang dilakukan di SDN H. Agus Salim menunjukkkan hasil kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui tes evaluasi masih banyaknya siswa yang belum memenuhi KKM, ini disebabbkan karena siswa belum paham dalam memahami materi yang diberikan dan belum terbiasa menggunakan alat peraga, rata-rata hasil kemampuan atau prestasi belajar siswa mencapai 58,% dengan prosentase ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM sebanyak 53%,. Pada siklus II mulai ada perubahan pada hasil belajar siswa, ini bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi dan sudah terbiasa dalam menggunakan alat peraga yaitu menggunakan media manik - manik untuk menjawab soal bilangan bulat. Adanya peningkatan hasil prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang tuntas dalam memenuhi KKM, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 61,5%, dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 61,5%. Untuk siklus ke III, siswa sudah terbiasa dalam menggunakan alat peraga yaitu media manic – manic untuk menjawab bilangan bulat, sehingga dalam tes evaluasi yang diberikan oleh guru siswa dengan mudah untuk menjawab soal – soal pertanyaan, sehingga hasil prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan sedikitnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, rata-rata hasil kemampuan atau prestasi belajar siswa pada siklus ke III mencapai 75% dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebanyak 88%.

Dengan demikian hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik pada setiap siklus di kelas IV SDN Haji Agus Salim Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.


(5)

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, maka peneliti menyampaiakan saran kepada pihak pengmabil keputusan dalam hal ini sekolah atau lembaga pendidikan antara lain :

1. Kepada kepala sekolah khususnya SDN Haji Agus Salim yang mempunyai wewenang di lingkungan sekolah bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan model manic-manik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, untuk itu sudah seharusnya diterapkan pendekatan tersebut guna kepentingan siswa-siswa untuk memahami matematika.

2. Kepada guru kelas atau guru matematika dalam melakukan pembelajaran matematika diharapkan dapat menerapkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan model manic-manik, karena pembelajaran dengan model tersebut dapat memotivasi siswa dalam belajar dan melatih siswa belajar sendiri untuk menemukan cara memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar dan mengajar.

3. Bagi peneliti sendiri, dengan penelitian media manic-manik untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan bulat pada pembelajaran matematika sebaiknya tidak hanya diterapkan pada kelas tinggi saja, tetapi perlu dicoba pada kelas rendah. Dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik, sehingga siswa dapat terpacu untuk meningkatkan kreativitas dalam belajar serta meningkatkan hasil kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Herman, T., Karlimah, Komariah. (2008). Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI PRESS.

Hernawan Herry, A., Zaman. (2007) Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Hermawan, R., Mujono, Suherman, A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI PRESS.

Nahrowi,A., Maulana. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Prabawanto, S. (2008). Bahan Guru Kelas MATEMATIKA SD: Bandung: UPI. Prabawanto,S. dan Rahayu, P. (2009). Bilangan. Bandung: UPI PRESS.

Ruhiat, J. (2012). Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Pendekatan

Realistik. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sukirman, D., Kasmad, M. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI PRESS.

Suwangsih, E., Tiurlina. (2010). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Warco. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar kelas V pada

Topic Gaya. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

http://kbbiOnline.web.id/manik.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 BANTARBOLANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

13 106 102

PENGGUNAAN MEDIA MANIK MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN NGLEBAK 03 TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 100

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK WARNA Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Menggunakan Media Manik-Manik Warna Dalam Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas I SD Negeri 02 Demaka

0 1 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK–MANIK BERANTAI TERHADAP Studi Komparasi Penggunaan Media Congklak Dengan Menggunakan Media Manik–Manik Berantai Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas II Di

0 3 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK–MANIK BERANTAI TERHADAP Studi Komparasi Penggunaan Media Congklak Dengan Menggunakan Media Manik–Manik Berantai Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas II Di

0 2 11

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 1 15

PENDAHULUAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 7

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 2 14

Penggunaan Alat Peraga Manik-manik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat di SD Negeri Jamasih 01 Brebes.

0 0 2

PENERAPAN MEDIA MANIK – MANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA GEMPOL KURUNG MENGANTI - GRESIK

0 1 15