PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MELALUI PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI.

(1)

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MELALUI PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh: Listia Fuji Lestari

0800755

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Listia Fuji Lestari, 2014

PROFIL KEMAMPUAN SISWA

DALAM MEMECAHKAN MASALAH

FISIKA MELALUI PENDEKATAN

MULTIREPRESENTASI

Oleh Listia Fuji Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Listia Fuji Lestari. 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MELALUI PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI

LISTIA FUJI LESTARI

0800755

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003

Pembimbing II,

Drs. Agus Danawan, M.Si. NIP. 196302221987031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika,

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032001


(4)

Listia Fuji Lestari, 2014

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MELALUI PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI

Listia Fuji Lestari 0800755

Pembimbing I : Drs. Muslim, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Agus Danawan, M.Si.

ABSTRAK

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat dibutuhkan dalam mata pelajaran fisika. Namun mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang konsep-konsepnya harus direpresentasikan ke dalam berbagai representasi agar dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep dan memecahkan masalah fisika. Akan tetapi, pembelajaran yang dilakukan di kelas belum mendukung kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes kemampuan memecahkan masalah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika sebanyak 60% termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dan sebanyak 40% termasuk pada kategori needs some improvement (memerlukan pengembangan). Terdapat empat representasi yang digunakan oleh siswa untuk membantu memecahkan masalah fisika yaitu representasi gambar, free body diagram (FBD), matematis dan verbal. Kata kunci : kemampuan memecahkan masalah, pendekatan multirepresentasi


(5)

PROFILE OF SKILLS PHYSICS PROBLEM SOLVING SKILLS WITH MULTIREPRESENTATION APPROACH

Listia Fuji Lestari 0800755

Pembimbing I : Drs. Muslim, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Agus Danawan, M.Si.

ABSTRACT

Students' skills in problem solving is needed in physics . But the subjects of physics is a subject that the concepts should be represented in a multiple representations in order to help students to better understand concepts and solve physics problems . However , the learning is done in the class does not yet support the ability of the students in solving physics problems . The purpose of this study was to determine the profile of the student's ability in solving physics problems through multirepresentasi approach. The method used is descriptive quantitative method . The research instrument used in the form of problem-solving skills tests . The results showed that students' ability to solve physics problems by 60 % including the inadequate category and as much as 40% belong to the needs some improvement category. There are four representations used by students to help solve the problems of physics , namely the representation of images , free body diagram ( FBD ) , mathematical and verbal .


(6)

Listia Fuji Lestari, 2014

Profil Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Fisika Melalui Pendekatan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Definisi Operasional... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II MULTIREPRESENTASI, KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH, DAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI ... 6

A. Multirepresentasi ... 6

B. Kemampuan Memecahkan Masalah ... 10

C. Pendekatan Multirepresentasi ... 11

D. Materi Hukum Newton ... 12

E. Representasi yang Terdapat pada Materi Hukum Newton ... 19

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Teknik Pengumpulan Data ... 23

D. Prosedur Penelitian... 24


(7)

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Profil Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Fisika dengan Menggunakan Multirepresentasi………….. ... 37

2. Profil Representasi yang Digunakan Siswa untuk Memecahkan Masalah …. ... 39

B. Pembahasan Penelitian ... 42

1. Profil Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Fisika dengan Menggunakan Multirepresentasi ... 42

2. Profil Representasi yang Digunakan Siswa untuk Memecahkan Masalah ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57


(8)

Listia Fuji Lestari, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pada tingkat SMA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan salah satunya karena mata pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari ( Depdiknas, 2006).

Pada tingkat SMA terdapat lima tujuan mata pelajaran fisika yang tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2006), yaitu

1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis 4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif

dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif

5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(9)

Berdasarkan tujuan tersebut, peserta didik harus memiliki beberapa kemampuan, salah satunya yaitu memiliki kemampuan berpikir analisis dan kemampuan memecahkan masalah setelah mendapatkan pembelajaran fisika di SMA. Khaeruddin et al (Suardika, 2012) mengungkapkan bahwa kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan suatu individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang lumrah.

Mata pelajaran fisika bukan hanya mata pelajaran yang berisi konsep-konsep yang dapat divisualisasikan ke dalam persamaan matematis saja, tetapi konsep-konsep tersebut masih harus divisualisasikan kedalam format lain seperti yang telah diungkapkan oleh Angell (Ulfarina, 2010:1) menyatakan bahwa mata pelajaran fisika menuntut siswa untuk menguasai representasi yang berbeda (grafik, konseptual/keterangan lisan/verbal, persamaan, gambar/diagram) secara bersamaan dan mengelola perubahan diantara representasi-representasi ini. Representasi sendiri adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara (Goldin, 2002).

Untuk memecahkan masalah fisika, siswa harus memahami konsep fisika secara mendalam dan menuntut siswa untuk menguasai berbagai representasi secara bersamaan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran fisika seyogyanya disisipi berbagai representasi secara bersamaan.

Namun demikian pada kenyaataannya kondisi pembelajaran fisika di lapangan tidak sepenuhnya mendukung siswa untuk lebih memahami konsep fisika. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi di sekolah yang akan menjadi tempat penelitian. Hasil observasi secara langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas pada salah satu SMA Negeri di Sukabumi, menunjukan bahwa pembelajaran kurang mendukung siswa untuk menguasi kemampuan menggunakan berbagai representasi secara bersamaan. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung lebih banyak mendukung siswa untuk lebih memahami mata pelajaran fisika secara matematis saja. Selain itu, berdasarkan angket yang disebarkan pada saat observasi, sebanyak 33% guru lebih banyak menggunakan


(10)

3

Listia Fuji Lestari, 2014

representasi matematis dan verbal ketika pembelajaran di kelas. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket bahwa sebanyak 30% siswa menggunakan representasi verbal dan 27% siswa menggunakan representasi matematis untuk memahami konsep fisika. Sedangkan untuk membantu dalam memecahkan masalah fisika, 42% siswa menggunakan representasi matematis dan verbal. Kedua representasi tersebut tidak cukup untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah fisika. Jika melihat hasil ujian tengah semester (UTS) siswa, hasil tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Dengan kondisi di lapangan yang menunjukan bahwa baik siswa maupun guru lebih banyak menggunakan representasi verbal dan matematis ketika proses pembelajara di kelas, dan hasil dari nilai UTS siswa lebih banyak dibawah nilai KKM, sedangkan tuntutan atau harapan yang diinginkan oleh Depdiknas dari mata pelajaran fisika yang salah satunya agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah fisika. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Melihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang menimbulkan adanya masalah, maka diperlukan suatu solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang dianjurkan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan pendekatan multirepresentasi pada proses pembelajaran fisika. Pendekatan multirepresentasi yaitu pendekatan dengan menggunakan berbagai representasi (multirepresentasi) dalam proses pembelajarannya (Rosengrant, 2007:3). Untuk membantu memecahkan masalah fisika terdapat lima tahapan yang perlu dilaksanakan seperti diungkapkan oleh Rosengrant (2007) yaitu : (1) gambar dan terjemahkan masalah yang ditanyakan, (2) sederhanakan permasalahan tersebut,(3) gambarkan bentuk fisisnya, (4) gambarkan bentuk matematisnya, dan (5) evaluasi atau selesaikan.

Pendekatan multirepresentasi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya untuk membantu siswa untuk lebih memahami kosep dan membantu memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai representasi secara bersamaan dan sistematis.


(11)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara lebih lanjut mengenai profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika dengan menggunakan berbagai representasi setelah mendapatkan pembelajarandengan menggunakan pendekatan multi representasi. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“ Bagaimana profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi ?”

Permasalahan penelitian diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika dengan menggunakan multirepresentasi?

2. Bagaimana profil representasi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah fisika?

C. Definisi Operasional

Beberapa variabel penelitian yang perlu didefinisikan secara operasional yaitu:

1. Kemampuan memecahkan masalah fisika dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kemampuan siswa dalam menyelesaian permasalahan fisika sesuai dengan konsep fisika.

2. Pendekatan multirepresentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai pendekatan yang menggunakan berbagai representasi pada proses pembelajaran untuk membantu dalam memecahkan masalah. Pendekatan multi representasi ini memiliki tahapan dalam memecahkan masalah fisika. Tahapan-tahapan itu yaitu menggambar dan menerjemahkan masalah yang ditanyakan,


(12)

5

Listia Fuji Lestari, 2014

menyederhanakan permasalahan tersebut, menggambarkan bentuk fisisnya, menggambarkan bentuk matematisnya dan mengevaluasi atau selesaikan.

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah:

“ Mengetahui profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi.”

Secara khusus tujuan penenlitian ini adalah:

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika dengan menggunakan pendekatan multirepresentasi.

2. Mengetahui profil representasi yang muncul dalam pemecahan masalah fisika. E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Untuk siswa

Siswa dapat mengetahui bahwa terdapat tahapan pemecahan masalah fisika terutama dengan menggunakan multirepresentasi.

2. Untuk guru

Penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan untuk guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas terutama ketika memberikan contoh pemecahan masalah fisika.

3. Untuk peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam proses pembelajaran di kelas dan membuat soal evaluasi.

4. Untuk peneliti lain

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan kajian untuk penelitian lebih lanjut.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di ungkapkan sebelumnya, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif menurut Sugiyono (2007:13), dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Dengan metode ini peneliti dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai pengaruh pendekatan multirepresentasi melalui analisis data-data kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 di salah satu SMA yang berada di kota Sukabumi, dan untuk sampelnya adalah siswa-siswi kelas X tahun ajaran 2012/2013 di SMA tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data yag dibutuhkan maka digunaan instrumen. Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Suharsimi, 2010:262). Pada penelitian ini instrumen yang diberikan berupa tes tulis.

Tes tulis pada penelitian ini merupakan tes kemampuan memecahkan masalah. Tes kemampuan memecahkan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Tes kemampuan memecahkan masalah ini berbentuk tes uraian. Bentuk tes ini dipilih karena dengan bentuk tes uraian, siswa akan lebih bebas menggali kemampuan mereka dalam memecahkan


(14)

24

Listia Fuji Lestari, 2014

masalah fisika dan lebih bebas memunculkan representasi yang dapat membantu dalam memecahkan masalah fisika tersebut.

Tes kemampuan memecahkan masalah ini terdiri dari empat soal mengenai penerapan hukum Newton yang setiap soalnya memberi kesempatan untuk siswa menggunakan berbagai representasi (multirepresentasi) untuk menyelesaikan permasalaha fisika tersebut. Representasi-representasi yang dapat terukur dalam soal-soal tersebut hanya representasi gambar, Free body Diagram (FBD), persamaan matematis dan verbal saja. Untuk penskoran dalam kemampuan siswa dalam membuat representasi mengacu pada rubrik multiple ways yang dikembangkan oleh David Rosengrant (PAER Rutgers Universiry, 2008).

D. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahap yang dijalani dalam penelitian ini yakni tahap persiapan (tahap I), tahap pelaksanaan (tahap II) dan tahap akhir (tahap III). Tahap I adalah kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung, tahap II yaitu tahapan yang menyangkut kegiatan saat berlangsungnya penelitian dan tahap III dilakukan setelah peneliti memperoleh data dari tahap II.

1. Tahap persiapan : pada tahapan ini dilakukan studi pendahuluan ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, pemilihan materi pokok yang akan digunakan, menyusun perangkat pembelajaran, membuat instrument penelitian, melakukan uji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrumen, mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.

2. Tahap pelaksanaan : pada tahapan ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran multirepresentasi di kelas X, dan memberikan tes kemampuan multirepresentasi pada siswa kelas X.

3. Tahap Akhir : pada tahapan ini dilakukan pengolahan data hasil penelitian, menganalisis data hasil temuan, menarik kesimpulan dan pembuatan laporan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.1.


(15)

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Pengolahan Data

Menganalisis Data

Menarik Kesimpulam

Pembuatan Laporan Tahap Akhir

Tahap Persiapan

Studi Pendahuluan

Penentuan Materi

Menyusun Perangkat Pembelajaran

Membuat Instrumen Penelitian

Melakukan Uji Coba Intrumen

Menganalisis Hasil Uji Coba Instrumen

Mempersiapkan dan Mengurus Surat Izin Penelitian

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Multirepresentasi Eksplisit

Tes Kemampuan Memecahkan Masalah


(16)

26

Listia Fuji Lestari, 2014

E. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Secara garis besar validitas ini terbagi menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Pada penelitian ini, peneliti hanya meninjau kevalidan butir soal berdasarkan validitas logis.

Validitas logis memandang suatu instrumen valid apabila intrumen tersebut sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada (Arikunto, 2009 : 65). Validitas logis ini terbagi menjadi dua macam yaitu validitas isi dan validitas kontruksi. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajara yang diberikan. Suatu tes juga dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengkur tiap aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional (Arikunto, 2009 : 67)

Validitas logis ini diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan butir soal dengan setiap aspek dalam tujuan intruksional khusus. Dengan demikian validitas logis ini tidak perlu diuji kondisinya tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen itu selesai disusun.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Karena soal yang diberikan berupa uraian maka rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebaga berikut :

(Arikunto, 2009: 109) Dengan

r11 = reliabilitas yang dicari


(17)

= varians total

Sama halnya pada uji reliabilitas ini, setelah diperoleh hasil uji reliabilitasnya, kemudian di interpretasikan pada kritria koefisien korelasi yang terdapat pada tabel 3.1 seperti berikut ini:

Tabel 3.1

Tabel Kriteria Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Kriteria 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 < r ≤ 0,60 Cukup 0,21 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009:75)

3. Daya pembeda

Daya pembeda berfungsi mengukur kemampuan intrumen dalam membedakan siswa yang menguasai konsep dengan siswa yang tidak menguasai konsep. Untuk menentukan daya pembeda D, digunakan persamaan berikut :

Dengan,

D : Daya Pembeda

: Rata-rata kelompok atas : Rata-rata kelompok bawah : Skor maksimum total


(18)

28

Listia Fuji Lestari, 2014

Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.2

Tabel Kriteria Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda (D) Keterangan Soal

Negatif Tidak baik, harus di buang

0,0 D 0,20 Jelek

0,20<D 0,40 Cukup

0,40<D 0,70 Baik

0,70<D 1,0 Sangat Baik

(Arikunto, 2009 : 218) 4. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran atau tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu instrumen. Untuk menentukan tingkat kesukaran pada instrumen yang berupa tes uraian maka digunakan rumusan berikut ini:

Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.3

Tabel Tingkat Kesukaran Butir Soal

P Klasifikasi

0,00 – 0,29 0,30 – 0, 69 0,70 – 1,00

Soal sukar Soal sedang Soal mudah (Arikunto, 2009 : 210)


(19)

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data penelitian, tahap selanjutnya adalah mengolah data penelitian tersebut sesuai dengan fungsi dari setiap intrumen penelitian. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan pengolahan data statistik untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan menggunakan multirepresentasi.

Data yang diolah merupakan data yang diperoleh dari jawaban siswa mengenai materi penerapan hukum Newton. Kemudian, jawaban siswa tersebut diberikan penskoran sesuai dengan rubrik kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan kemampuan membuat representasi seperti yang di ungkapkan oleh Rosengrant (2007) dengan skor tertinggi 3 dan skor terendah 0.

Setelah melakukan penskoran pada jawaban siswa, kemudian dilakukan perhitungan skor rata-rata dengan rumusan sebagai berikut :

Dengan:

:Skor rata-rata

X : Skor yang di peroleh : Skor maksimum

Setelah dihitung nilai rata-rata masing-masing siswa, kemudian dengan menggunakan pembulatan angka siswa dikelompokan seperti Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Ketercapaian kemampuan siswa

Skor rata-rata) Kritria

0 Missing (Salah)

1 Inadequate (Kurang mampu)

2 Needs some improvement (Memerlukan pengembangan)

3 Adequate (Mampu)


(20)

30

Listia Fuji Lestari, 2014

G. Hasil Uji Coba Instrumen

Untuk melihat suatu intrumen itu layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian, maka dilakukanlah uji kelayakan intrumen atau biasa disebut dengan uji instrumen. Uji instrumen ini dilakukan pada siswa yang pernah mendapatkan pembelajaran mengenai materi yang akan diujikan dan pada siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan sampel penelitian. Untuk itu uji instrumen dilakukan pada sekolah yang sama pada kelas XI.

Untuk lebih jelas mengeni analisis uji intrumen yang dilakukan pada peneletian ini, dipaparkan sebagai berikut:

1. Validitas

Pada penelitian ini validitas suatu instrumen ditinjau berdasarkan validitas logis nya, sehingga tidak diperlukan dilakuan uji kondisinya tetapi dengan meminta penilaian pada orang yang dianggap ahli dalam penilaian intrumen. Hasil penilaian intrumen disajikan seperti pada Tabel 3.5.


(21)

Tabel Hasil Penilaian Intrumen

Nomor Soal

Penilai 1 Penilai 2

Keterangan Kesesuai soal

dengan indikator

Kesesuai soal dengan representasi yang dapat dibuat oleh siswa

Kesesuai soal dengan indikator

Kesesuai soal dengan

representasi yang dapat dibuat oleh siswa

S TS S TS S TS S TS

1 √ √ √ √

Baik penilai 1 maupun penilai 2 memberikan penilaian “sesuai” untuk kesesuai soal dengan indikator dan kesuaian soal dengan representasi yang dapat dibuat oleh siswa, sehingga pada butir soal nomor 1 dianggap valid secara validitas logis.

2 √ √ √ √

Baik penilai 1 maupun penilai 2 memberikan penilaian “sesuai” untuk kesesuai soal dengan indikator dan kesuaian soal dengan representasi yang dapat dibuat


(22)

Nomor Soal

Penilai 1 Penilai 2

Keterangan Kesesuai soal

dengan indikator

Kesesuai soal dengan representasi yang dapat dibuat oleh siswa

Kesesuai soal dengan indikator

Kesesuai soal dengan

representasi yang dapat dibuat oleh siswa

S TS S TS S TS S TS

oleh siswa, sehingga pada butir soal nomor 2 dianggap valid secara validitas logis.

3 √ √ √ √

Baik penilai 1 maupun penilai 2 memberikan penilaian “sesuai” untuk kesesuai soal dengan indikator dan kesuaian soal dengan representasi yang dapat dibuat oleh siswa, sehingga pada butir soal nomor 3 dianggap valid secara validitas logis.

4 √ √ √ √

Baik penilai 1 maupun penilai 2 memberikan penilaian “sesuai” untuk kesesuai soal dengan indikator dan kesuaian soal dengan representasi yang dapat dibuat


(23)

Nomor

Soal Keterangan

Kesesuai soal dengan indikator

Kesesuai soal dengan representasi yang dapat dibuat oleh siswa

Kesesuai soal dengan indikator

Kesesuai soal dengan

representasi yang dapat dibuat oleh siswa

S TS S TS S TS S TS

oleh siswa, sehingga pada butir soal nomor 4 dianggap valid secara validitas logis. Keterangan :

S =Sesuai


(24)

34

Listia Fuji Lestari, 2014

Hasil perhitungan terhadap reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran intrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Tabel Hasil Uji Intrumen No Kode Siswa

Nomor Soal Skor

1 2 3 4 X X2

1 HR 5 3 4 1 13 169

2 GS 3 4 4 1 12 144

3 DW 4 3 4 1 12 144

4 RM 5 3 3 1 12 144

5 AR 3 4 4 1 12 144

6 SS 4 3 3 1 11 121

7 NF 4 4 2 1 11 121

8 GH 4 4 2 1 11 121

9 MF 5 2 2 1 10 100

10 MA 5 2 2 1 10 100

11 SN 3 3 3 1 10 100

12 AL 4 1 3 1 9 81

13 RN 2 3 2 2 9 81

14 ML 3 2 3 1 9 81

15 GN 3 2 3 1 9 81

16 LA 1 1 3 0 5 25

17 VS 2 1 2 0 5 25

18 AZ 2 1 1 0 4 16

19 LPU 2 1 1 0 4 16

20 BRT 1 1 1 0 3 9

21 LW 2 1 0 0 3 9

22 TCN 1 1 1 0 3 9

23 CWN 2 0 0 0 2 4

24 EL 2 0 0 0 2 4

25 FS 2 0 0 0 2 4

26 HD 2 0 0 0 2 4

27 K 2 0 0 0 2 4

28 W 2 0 0 0 2 4

29 YRZ 2 0 0 0 2 4

30 YYG 2 0 0 0 2 4

jumlah 84 50 53 16 203 1873


(25)

No Kode Siswa

Nomor Soal Skor

1 2 3 4 X X2

jml kl atas 57 43 44 16

jml kl bwh 27 7 9 0

rata2 kl atas 3.8 2.87 2.93 1.07

rata2 kl bwh 1.8 0.46667 0.6 0

Daya Pembeda 0.40 0.48 0.47 0.21

Kategori Baik Baik Baik Cukup

Tingkat

Kesulitan 0.56 0.33 0.35 0.11

Kategori Sedang Sedang Sedang Sulit (∑X)^2 7056 2500 2809 256 41209

∑X2 113 52 154 1

varian 1.545 2.03 2.12 0.32 6.01

varian total 16.65

reliabilitas 0.85

2. Reliabilitas

Setelah melakukan perhitungan kemudian peneliti melakukan perhitungan reliabilitaas intrumen. Dari hasil pengolahan uji intrumen yang terdapat pada Tabel 3.6, maka reliabilitas intrumen termasuk kategori tinggi dengan nilai sebesar 0,85.

3. Daya pembeda

Selain melakukan perhitungan reliabilitas, peneiliti juga melakukan perhitungan daya pembeda intrumen. Dari hasil pengolahan uji intrumen yang terdapat pada Tabel 3.6, maka sebanyak 75% soal pada kategori baik, dan 25% soal pada kategori cukup.

4. Tingkat kesukaran

Berdasakan hasil pengolahan data uji intrumen yang terdapat pada Tabel 3.6, maka sebanyak 75% soal termasuk kategori sedang dan 25% soal termasuk kategori sukar.


(26)

36


(27)

(28)

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang peneliti peroleh dari penelitian yang dilakukan di salah satu SMA Negeri di Sukabumi kelas X mengenai profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika dengan menggunakan pendekatan multirepresetasi, didominasi oleh dua kelompok kemampuan yaitu Inadequate (Kurang mampu) dan Needs

some improvement (Memerlukan pengembangan). Kategori

Inadequate (Kurang mampu) memiliki persentase sebesar 60%,

sedangkan pada kategori Needs some improvement (Memerlukan pengembangan) dengan persentase sebesar 40%. Jika berdasarkan tahapan pemecahan masalah fisika, sebanyak 31% siswa baru mampu melakukan tahapan 1 yaitu menggambarkan dan menerjemahkan permasalahan.

2. Representasi-representasi yang muncul atau representasi yang siswa gunakan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah fisika adalah representasi gambar, free body diagram (FBD), matematis dan verbal dengan 39% siswa menggunakan representasi gambar saja, 3% siswa menggunakan representasi matematis saja, 19% siswa menggunakan representasi verbal saja, 11% siswa menggunakan representasi dua representasi yaitu representasi gambar dan FBD, 11% siswa menggunakan tiga representasi yaitu gambar, FBD dan matematis dan 3% siswa menggunakan empat representasi gambar, FBD, matematis dan verbal. Kemampuan siswa dalam membuat


(30)

53

Listia Fuji Lestari, 2014

representasi gambar didominasi pada kategori needs some

improvement (memerlukan pengembangan) dengan persentase sebesar

63%. Selain itu, sebanyak 40% siswa termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dalam membuat representasi free body

diagram (FBD), 67% siswa termasuk pada kategori inadequate

(kurang mampu) dalam membuat representasi matematis dan 60% siswa termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dalam membuat representasi verbal.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lebih banyak memberikan latihan-latihan dalam memecahkan masalah fisika yang menuntut siswa menggunakan multirepresentasi dalam memecahkan masalahnya.

2. Pemberian konsep fisika harus lebih matang dan jelas pada pembelajaran sangat penting untuk membantu pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep fisika.

3. Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan multirepresentasi dapat digunakan sebagai alternatif dalam membantu memecahkan masalah fisika.

4. Pemberian retang waktu yang lebih banyak pada siswa ketika menggunakan tahapan pemecahan masalah fisika saat tes.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments.ESRC Center or Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/tech_58.pdf.[18

September 2011]

Ainsworth, S. (1999).“The Function of Multiple Reprsentation”. Computers and

Education.33,131-152. [On Line] Tersedia: http: //www.cs.pitt.edu/ ~chopin/references/tig/ainsworth.pdf.pdf [18September 2011]

Akkus, O dkk. (2009). The Effects of Multiple Representations-Based Instruction on Seventh Grade Students’ Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg4-01-akkus

cakiroglu.pdf [16 September 2011]

Angell, C, O dkk. (2007) “Multiple representations as a framework for a modeling approach to physics education”. [on line] [23 Januari 2009] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : BumiAksara Djaali, M. (200). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta : Pps UNJ

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Permen no 22-2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Goldin, G. A (2002).“Representation in Mathematical Learning and Problem


(32)

55

Listia Fuji Lestari, 2014

in Mathematics Education (IRME). New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates

Handayani, H, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Hikmat. (2011). Representasi Impuls dan Momentum melalui Diagram. [OnLine]. Tersedia:

file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../26PFis_Hikmat.pdf. [16

Desember 2013]

Karyono, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Marzuki.(2012). Perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran langsung. Tesis pada Universitas Medan. . [On Line]. Tersedia : : http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-250098/22972. [07 Januari 2014]

Purwadaminta. (1994).Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Rosengrant, D, dkk.(2006).An Overview of Recent Research on Multiple

Representations. Rutgers, The State University of New Jersey/ [ on line] [ 12 agustus 2012]

Rosengrant, D, dkk. (2007). Comparing Explicit and Implicit Teaching of Multiple Representation Use in Physics Problem Solving. Physics Education Research

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations And Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From Using Them?. Disertasi Doktor pada State


(33)

http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Dissertation.pdf. [12 November 2011]

Rosengrant, D.et al. ____.Scientific Abilities and Their Asessment.[On Line] Tersedia:paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/FormAssessTasks/ MultiRep.pdf. [20 Desember 2011]

Suardika, K. (2012). Kemampuan Memecahkan Masalah. [On Line]. Tersedia :

http://kmsuardika.files.wordpress.com/2013/08/kemampuan-pemecahan-masalah.pdf. [08 Desember 2013]

Sudjono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada

Sugiyono (2010).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung :Alfabeta Sugiyono.(2011). Statistika Untuk Penelitian.Bandung :Alfabeta.

Sumarmno, J, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Suhandi, A. (2012). Pendekatan Multirepresentasi Dalam Pembelajaran

Usaha-Energi Dan Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. [On

Line] Tersedia: journal.unnes.ac.id › Home › Vol 8, No 1 (2012) › Suhandi. [12 September 2013]

Ulfarina, L. (2011). Penggunaan pendekatan Multi Representasi pada Pembelajaran Konsep Gerak untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP .[On Line].[18 September 2011]

Waldrip, B, dkk. (2006). “An Exploratory Study of Teachers’ and Students’ Use of Multi-modal Representations of Concepts in Primary Science” . International Journal of Science Education. 28, (15), 1843-1896


(34)

57

Listia Fuji Lestari, 2014

Waldrip, B, dkk. (2010). “Using Multi-Modal Representation to Improve Learning in Junior Secondary Science”. Research Science Education.

40, 65-80.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/download/formAssesTask/Multi Rep.pdf. (22 Agustus 2012)

Wasis, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII (BSE). Jakarta : Pusat Perbukuan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang peneliti peroleh dari penelitian yang dilakukan di salah satu SMA Negeri di Sukabumi kelas X mengenai profil kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika melalui pendekatan multirepresentasi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika dengan menggunakan pendekatan multirepresetasi, didominasi oleh dua kelompok kemampuan yaitu Inadequate (Kurang mampu) dan Needs

some improvement (Memerlukan pengembangan). Kategori

Inadequate (Kurang mampu) memiliki persentase sebesar 60%, sedangkan pada kategori Needs some improvement (Memerlukan pengembangan) dengan persentase sebesar 40%. Jika berdasarkan tahapan pemecahan masalah fisika, sebanyak 31% siswa baru mampu melakukan tahapan 1 yaitu menggambarkan dan menerjemahkan permasalahan.

2. Representasi-representasi yang muncul atau representasi yang siswa gunakan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah fisika adalah representasi gambar, free body diagram (FBD), matematis dan verbal dengan 39% siswa menggunakan representasi gambar saja, 3% siswa menggunakan representasi matematis saja, 19% siswa menggunakan representasi verbal saja, 11% siswa menggunakan representasi dua representasi yaitu representasi gambar dan FBD, 11% siswa menggunakan tiga representasi yaitu gambar, FBD dan matematis dan 3% siswa menggunakan empat representasi gambar, FBD, matematis dan verbal. Kemampuan siswa dalam membuat


(2)

representasi gambar didominasi pada kategori needs some improvement (memerlukan pengembangan) dengan persentase sebesar 63%. Selain itu, sebanyak 40% siswa termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dalam membuat representasi free body diagram (FBD), 67% siswa termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dalam membuat representasi matematis dan 60% siswa termasuk pada kategori inadequate (kurang mampu) dalam membuat representasi verbal.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lebih banyak memberikan latihan-latihan dalam memecahkan masalah fisika yang menuntut siswa menggunakan multirepresentasi dalam memecahkan masalahnya.

2. Pemberian konsep fisika harus lebih matang dan jelas pada pembelajaran sangat penting untuk membantu pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep fisika.

3. Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan multirepresentasi dapat digunakan sebagai alternatif dalam membantu memecahkan masalah fisika.

4. Pemberian retang waktu yang lebih banyak pada siswa ketika menggunakan tahapan pemecahan masalah fisika saat tes.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. (1999). Designing Effective Multi-Representational Learning Enviroments.ESRC Center or Research in Development, Instruction and Training Departement of Pshycology. [On Line].Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/tech_58.pdf.[18

September 2011]

Ainsworth, S. (1999).“The Function of Multiple Reprsentation”. Computers and Education.33,131-152. [On Line] Tersedia: http: //www.cs.pitt.edu/ ~chopin/references/tig/ainsworth.pdf.pdf [18September 2011]

Akkus, O dkk. (2009). The Effects of Multiple Representations-Based Instruction on Seventh Grade Students’ Algebra Performance. Proceedings of CERME. [On Line] Tersedia: http://ife.ens-lyon.fr/publications/edition-electronique/cerme6/wg4-01-akkus

cakiroglu.pdf [16 September 2011]

Angell, C, O dkk. (2007) “Multiple representations as a framework for a modeling approach to physics education”. [on line] [23 Januari 2009] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : BumiAksara

Djaali, M. (200). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.Jakarta : Pps UNJ

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Permen no 22-2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Goldin, G. A (2002).“Representation in Mathematical Learning and Problem Solving.” Dalam L. D English (Ed). Handbook of International Research


(4)

in Mathematics Education (IRME). New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates

Handayani, H, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Hikmat. (2011). Representasi Impuls dan Momentum melalui Diagram. [OnLine]. Tersedia:

file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.../26PFis_Hikmat.pdf. [16 Desember 2013]

Karyono, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Marzuki.(2012). Perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran langsung. Tesis pada Universitas Medan. . [On Line]. Tersedia : : http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-250098/22972. [07 Januari 2014]

Purwadaminta. (1994).Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Rosengrant, D, dkk.(2006).An Overview of Recent Research on Multiple Representations. Rutgers, The State University of New Jersey/ [ on line] [ 12 agustus 2012]

Rosengrant, D, dkk. (2007). Comparing Explicit and Implicit Teaching of Multiple Representation Use in Physics Problem Solving. Physics Education Research

Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations And Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From Using Them?. Disertasi Doktor pada State Univerisity of Jersey. [On Line]. Tersedia:


(5)

http://science.kennesaw.edu/~drosengr/Rosengrant_Dissertation.pdf. [12 November 2011]

Rosengrant, D.et al. ____.Scientific Abilities and Their Asessment.[On Line] Tersedia:paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/FormAssessTasks/ MultiRep.pdf. [20 Desember 2011]

Suardika, K. (2012). Kemampuan Memecahkan Masalah. [On Line]. Tersedia :

http://kmsuardika.files.wordpress.com/2013/08/kemampuan-pemecahan-masalah.pdf. [08 Desember 2013]

Sudjono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada

Sugiyono (2010).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung :Alfabeta

Sugiyono.(2011). Statistika Untuk Penelitian.Bandung :Alfabeta.

Sumarmno, J, dkk. (2009). Fisika untuk SMA/MA kelas X (BSE).Jakarta : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS.

Suhandi, A. (2012). Pendekatan Multirepresentasi Dalam Pembelajaran Usaha-Energi Dan Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. [On Line] Tersedia: journal.unnes.ac.id › Home › Vol 8, No 1 (2012) › Suhandi. [12 September 2013]

Ulfarina, L. (2011). Penggunaan pendekatan Multi Representasi pada Pembelajaran Konsep Gerak untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP .[On Line].[18 September 2011]

Waldrip, B, dkk. (2006). “An Exploratory Study of Teachers’ and Students’ Use of Multi-modal Representations of Concepts in Primary Science


(6)

Waldrip, B, dkk. (2010). “Using Multi-Modal Representation to Improve Learning in Junior Secondary Science”. Research Science Education.

40, 65-80.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/download/formAssesTask/Multi Rep.pdf. (22 Agustus 2012)

Wasis, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII (BSE). Jakarta : Pusat Perbukuan


Dokumen yang terkait

Pengaruh kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memecahkan masalah terhadap kepuasan pernikahan wanita yang melakukan pernikahan dini

1 6 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH BELAJAR IPS TERPADU MELALUI Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Belajar Ips Terpadu Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Bas

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH BELAJAR IPS TERPADU MELALUI Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Belajar Ips Terpadu Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Bas

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BENTUK CERITA MELALUI Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Bentuk Cerita Melalui Pendekatan Scientific Terintegrasi Pada Problem Based Learning (PBL) (PTK Pada S

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BENTUK CERITA MELALUI Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Bentuk Cerita Melalui Pendekatan Scientific Terintegrasi Pada Problem Based Learning (PBL) (PTK Pada S

0 3 11

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KELOMPOK KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA.

9 47 46

Profil literasi kuantitatif siswa dalam memecahkan masalah aljabar ditinjau dari kemampuan numerik.

1 15 166

PENERAPAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN FISIKA ISOMORFIK - repository UPI S FIS 1005288 Title

0 0 3

View of PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI BRUNER

0 0 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOSIOLOGI MELALUI MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 10