PEMIKIRAN HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH(HAMKA) TENTANG PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN Pemikiran Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) Tentang Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia (1949 – 1963).

PEMIKIRAN HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH
(HAMKA) TENTANG PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN
DI INDONESIA (1949 – 1963)
TESIS

Diajukan kepada
Program Studi Magister Pemikiran Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Pemikiran Islam (MPI)

Oleh:
Sarah Larasati Mantovani
NIM : O 000 130 011

PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015 M/1436 H

MOTTO

Limpapeh rumah nan gadang, umbun puruak pegangan kunci
Kaum wanita di Minangkabau merupakan tiang kokoh di atas rumah tangga dan
negeri, dan kunci tentang kebaikan dan keburukan suatu negeri.
(Pepatah Petitih Minang)
Allah mencintai perempuan karena banyak peran yang dimainkan atau dilakukan
oleh perempuan seperti menjadi seorang Ibu, menjadi madrasah untuk anak-anak,
jadi peran perempuan sangat penting dan Allah sangat mencintai perempuan.
(Dr. Abdul Wahab Zahid Haq, Mufti Korea Selatan)
Al-Nisaa I’madul Bilad
wanita tiang negara, apabila wanitanya baik maka akan selamat pula negara;
sebaliknya jika wanitanya rusak maka negara akan binasa
(Pepatah Arab)
Berbuat baiklah kepada manusia, maka selamanya hati manusia akan menghamba
pada kebaikan
(Sumitro Mangkusasmito)
Women may be oppressed, and so are men; but feminism does not have the tools
or the direction to help either of them - only Islam does
(Zara Huda Faris)

HALAMAN PERSEMBAHAN


Teruntuk para Ibu hebat sepanjang masa yang telah banyak mengajarkan saya
“bagaimana seharusnya menjadi seorang muslimah tangguh dan militan”,

Ibunda Ulfa Walangadi

Para bunda di Komunitas Muslimah untuk Kemashlahatan Islam (KMKI), Cikini
dan Yayasan Al-Khansa, BSD.

Para bunda Aliansi Cinta Keluarga (AILA): bunda Raikaty Panyilie, bunda Rita
Hendrawaty Soebagio, bunda Sri Vira Chandra, ibu Tetraswari Diahingati, bunda
Sabriati Aziz, bunda Khoir A. Chudori, bunda Jessica Savitri, bunda Sri
Roestiningsih, bunda Fitri, mba Dinar Dewi Kania, ummi Suci Susanti, bunda
Diana Widyasari, mba Dian.

Juga teruntuk Keluarga Buya Hamka: Andung Azizah Hamka, Bapak Yousran
Rusydi, Ibunda Siti Mursyidah Arifin dan kedua anaknya, Ali Akbar Hasyemi,
Mohammad Iqbal Asy’ari.

Semoga Allah senantiasa menguatkan hati dan menyatukan langkah kita dalam

dakwah fi sabilillah…..

KATA PENGANTAR

,
.

,

Puji syukur kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, ilmu dan
bimbingan-Nya, tesis yang berjudul “Pemikiran Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA) Tentang Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia (19491963)” ini terselesaikan dengan baik, kemudian shalawat serta salam untuk
junjungan Rasul Allah, Muhammad Saw. yang telah begitu banyak memberikan
inspirasi dan meyakinkan peneliti bahwa hanya Islam satu-satunya agama yang
memuliakan dan melindungi perempuan.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Magister Pemikiran Islam di Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS). Saat mengerjakan tesis ini peneliti sungguh menikmati setiap
detik nafas dan langkah dalam proses pencarian data, penulisan, diskusi maupun
bimbingan yang telah diberikan. Oleh karenanya, ucapan terima kasih tidak lupa

peneliti sampaikan pada:
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, MS, selaku Rektor UMS beserta jajarannya yang
telah memberikan kemudahan dalam menyediakan fasilitas perkuliahan.
2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, selaku Direktur Pascasarjana UMS yang telah
membantu kelancaran studi pascasarjana.

i

3. Dr. Sudarno Shobron, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Magister Pemikiran
Islam UMS sekaligus dosen pembimbing pertama yang telah memberikan
banyak arahan dan masukan berharga selama penyusunan tesis ini.
4. Dr. M. Abdul Fattah Santoso, M.Ag., selaku dosen pembimbing kedua yang
telah banyak memberikan arahan, masukan dan diskusi mencerahkan demi
penyempurnaan tesis.
5. Dr. Adian Husaini, Ir. Aryo Utomo, M. Sc, dan INSISTS (Institute for the
Study of Islamic Thought and Civilization) yang telah memberikan wacanawacana keilmuan yang bermanfaat.
6. Keluarga Buya Hamka, khususnya: Andung Azizah Hamka, Bapak Yousran
Rusydi, Ibu Siti Mursidah Arifin dan kedua anaknya, Ali Akbar Hasyemi dan
Muhammad Iqbal Asy’ari, atas doa dan dukungannya.
7. Ibu Fauziah Fauzan El Muhammadiy – Direktur Diniyyah Puteri School,

Padang Panjang atas keluangan waktunya menceritakan perjuangan Rahmah
El Yunusiyyah dan Bapak Fauzan yang telah memberikan biografi Rahmah El
Yunusiyyah.
8. Segenap asatidz dan ustadzaah Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI), dan the
Center for Gender Studies (CGS) atas segala bimbingan yang telah diberikan.
9. Pegawai Perpustakaan Nasional RI di lantai delapan, tujuh, lima dan tiga atas
segala kemudahan yang telah diberikan selama penelitian.
10. Ayah peneliti, Tom Taruna Utama dan ketiga kakak peneliti: Sandy
Mantovani, Sonny Mantovani, Soraya Febrianti Mantovani, yang telah banyak
memberikan limpahan doa, kasih sayang, motivasi dan kesabaran.

ii

11. Kedua orangtua angkat peneliti, Ayah Sumitro Mangkusasmito dan ummi
Raminah Pallao atas segala doa, nasehat dan motivasi yang telah diberikan.
12. Uni Fahira Fahmi Idris M.H., atas segala bantuan, baik moril maupun materiil
yang telah diberikan.
13. Dosen-dosen di Magister Pemikiran Islam (MPI) UMS yang telah banyak
memberikan ilmu bermanfaat selama masa perkuliahan.
14. Tiga Guru Sejarah terbaik peneliti, ust. Alwi Alatas, ust. Tiar Anwar Bakhtiar

dan ust. Muhammad Isa Anshory, atas segala diskusi yang sangat
mencerahkan, bimbingan, bantuan dan motivasi yang telah diberikan.
15. Segenap kru Kelompok Media Hidayatullah, khususnya: Bapak Mahladi,
Bapak Cholis, Bapak Dadang, Bapak Saiful, Bapak Bambang, Bapak Surya,
Bapak Syafaat, Mas Masykur,Mas Nesky atas segala masukan dan motivasi.
16. Teman-teman Pesantren Mahasiswa Lir Ilir atas pelajaran hidup penuh makna.
17. Qaem Aulassyahied, atas segala diskusi, semangat hidup dan dengan sukarela
telah membantu peneliti dalam menerjemah maupun menerangkan haditshadits yang berkenaan dengan partisipasi politik perempuan dalam Islam.
18. Mas Lukman, admin Toko Buku Cahaya Pustaka Sidoarjo yang telah
memberikan peneliti buku digital Tjemburu (Ghirah)-nya Hamka secara
gratis.
19. Bang Mawardi Ismail dari CISAH (Centre Information for Samudra Pasai
Heritage) Aceh yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk berdiskusi
tentang kesultanan Aceh dan telah memberikan buku tentang Historiografi
Samudra Pasai.

iii

20. Zamzami Shaleh, atas segala diskusinya tentang Minang, motivasi dan
bantuannya dalam mencari buku primer dari penelitian ini.

21. Teman-teman Magister Pemikiran Islam angkatan 2013 yang telah menjadi
teman diskusi terbaik selama masa perkuliahan.
22. Teman-teman Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dan komunitas pecinta sejarah,
Jejak Islam Bangsa (JIB) atas segala diskusi yang sangat mencerahkan.

Tidak lupa ucapan terima kasih peneliti ucapkan pada segenap pihak yang
telah membantu dan tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu per satu di sini.
Tiada gading yang tak retak, peneliti sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diperlukan untuk
lebih menyempurnakan tesis ini ke depannya. Akhirul kalam, semoga bermanfaat.

Surakarta, 20 Mei 2015

Sarah Larasati Mantovani

iv

ABSTRAK
Sejak Mary Wollstonecraft menuntut persamaan hak untuk perempuan di
segala bidang dan mengecam segala bentuk diskriminasi dalam bukunya a

Vindication of the Rights of Women pada tahun 1792, gerakan-gerakan feminisme
mulai bermunculan dan menuntut hal yang sama termasuk hak untuk
berpartisipasi dalam politik. Indonesia yang saat itu masih bernama Nusantara,
sudah dari sejak abad ke 14 memberikan hak bagi perempuan untuk berpartisipasi
dalam politik. Motivasi partisipasi politik yang ada pun berbeda dengan Barat,
yaitu berdasarkan semangat keagamaan, bukan semangat feminisme sebagaimana
yang pernah diungkapkan Hamka dalam buku Tjemburu (Ghirah). Atas dasar
itulah, penelitian ini memfokuskan pemikiran Hamka terhadap partisipasi politik
perempuan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menggalidan menganalisa
pemikiran Hamka, danmengkonstruk pemikirannya kemudian merelevansikannya
dengan partisipasi politik perempuan Indonesia saat ini.
Penelitian dalam tesis ini termasuk jenis penelitian kualitatif, oleh
karenanya penelitian ini mengandalkan penelitian kepustakaan (library research),
yaitu dengan mengkaji, menelusuri, dan menganalisa data-data berupa buku-buku,
arsip-arsip koran yang bersumber dari khazanah kepustakaan. Pendekatan yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan filosofis.
Sumber data penelitian berasal dari sumber data primer dan sekunder. Sumber
data primer yang dipakai terbagi dua: pertama, sumber data primer buku-buku
Hamka yang membicarakan perempuan dan partisipasi politik perempuan secara
umum, dan sumber data primer buku-buku Hamka yang khusus membicarakan

partisipasi politik perempuan Indonesia. Analisa data menggunakan metode
deduktif dan reflektif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hamka melandasi
bangunan pemikiran politiknya dengan menjadikan wahyu ilahi sebagai undangundang tertinggi. Hamka memperkuat bangunan partisipasi politik perempuannya
dengan adanya unsur kesatuan I’tiqad, kesatuan I’tiqad ini bukan hanya ada pada
perempuan, namun juga pada laki-laki, sehingga mereka bisa bekerjasama untuk
membangun masyarakat Islam yang beriman.Hamka sendiri pada dasarnya
membolehkan perempuan (khususnya muslimah) untuk berpartisipasi dalam
politik asalkan paham agama dan berilmu, tidak melupakan tugas utamanya
sebagai istri dan ibu, kritis, mempunyai semangat juang Islam yang tinggi, dan
berani. Kemudian dapat ditemukan pula, dua tipe partisipasi politik perempuan
Indonesia dalam pemikiran Hamka, yaitu berdasarkan motivasi dan aktivitas.
Kata kunci: Hamka, Partisipasi Politik Perempuan, Indonesia

v

ABSTRACT
Since Mary Wollstonecraft demanded equal rights for women in all fields
and denounced all forms of discrimination in her book A Vindication of the Rights
of Women in 1792, feminist movements began to emerge and demand the same

thing, including the right to participate in politics. Indonesia, which was still
called the archipelago, then had given right to women to participate in politics.
The motivation of political participation of women in Indonesia was different
from that of the Westerners. The motivation of the formerwasbased on a religious
spirit, not the spirit of feminism as stated by Hamka in his book Tjemburu
(Ghirah). Based on this, this research focuses on Hamka’s thought onIndonesian
women political participation. The purpose of this study is to explore and analyze
Hamka's thoughts, and construct them, and then associate them with the current
Indonesian women political participation.
This research is qualitative, based on library research, and done by
reviewing, tracking, and analyzing data from the books and newspaper archives.
This study uses historical and philosophical. The research data are derived from
primary and secondary data sources. The primary data ones are divided into two:
first, the primary data sourcesfromHamka's books that tell about women and
women's political participation in general, and, second, the primary data sources
from Hamka's books that specifically discuss about Indonesian women's political
participation. Analysis of data uses deductive and reflective methods.
Based on the results of this research, we can conclude that Hamkahad
underlined his political thought construction by making the divine revelation as
the supreme law. Hamka strengthened the construction of his thought on women's

political participation with the element of unity of I'tiqad.ThisI'tiqad unity was
not only in women but also in men, so that they could work together to build a
religious Muslim community. Hamka himself basically allowed women
(especially a muslim woman) to participate in politics as long as theyhadreligious
understanding, knowledge, and high Islamic morale, did not forget their main
tasks as wives and mothers, were critical, and dare. Then it could be found as
well, the two types of Indonesian women's political participation Hamka's
thought, they were based on motivation and activities.
Keywords: Hamka, Women Political Participation, Indonesia

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Transliterasi yang digunakan dalam karya tulis ini adalah transliterasi yang
telah menjadi keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987,
yang ringkasnya sebagai berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

‫أ‬

Alif

-

tidak dilambangakan

‫ب‬

Ba

B

‫ت‬

Ta

T

‫ث‬

sa

s

s (dengan satu titik di
atas)

‫ج‬

Jim

J

‫ح‬

ha

h

h (dengan satu titik di
bawah)

‫خ‬

Kha

Kh

‫د‬

Dal

D

‫ذ‬

Żal

Ż

z (dengan satu titik di
atas)

vii

‫ر‬

Ra

R

‫ز‬

Zai

Z

‫س‬

Sin

S

‫ش‬

Syin

Sy

sad

s

‫ص‬

s (dengan satu titik di
bawah)

‫ض‬

dad

d

d (dengan satu titik di
bawah)

‫ط‬

ta

t

t (dengan satu titik di
bawah)

‫ظ‬

za

z

z (dengan satu titik di
bawah)

‫ع‬

‘ain

‘...

‫غ‬

Gain

G

Fa

F

Qaf

Q

Kaf

K

Lam

L

‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬

viii

koma tebalik

‫م‬
‫ن‬
‫و‬
‫ه‬

Mim

M

Nun

N

Wau

W

Ha

H

Hamzah

...’

Apostrof (tidak
dipergunakan untuk
hamzah di awal kata)

‫ي‬

Ya

Y

Syaddah (tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydīd, dalam transliterasi tersebut
dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf sama dengan huruf yang diberi tanda
tasydīd.
Contoh:

‫ر ﺑﱠ ﻨَ ﺎ‬

Ditulis

rabbanā

Ta Marbūtah
Transliterasi untuk ta marbūtah ada dua yaitu:
1. Ta marbūtah hidup
2. Ta marbūtah yang hidup atau mendapat harkat fatḥ ah, kasrah, dan
dammah, transliterasinya adalah /t/
ix

3. Ta marbūtah yang mati atau mendapat harkat sukūn, transliterasinya
adalah /h/
Jika pada kata yang terakhir dengan ta marbūtah diikuti oleh kata
yangmenggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
ta marbūtah itu transliterasinya ha.
Contoh:

‫رَ ْو ﺿَ ﺔٌ اْ ﻷَ ﻃْ ﻔَ ﺎ ل‬

Ditulis

raudah al-atfāl

Vokal
1. Vokal Pendek
Tanda

Nama

Huruf Latin

Nama

fathah

A

a

Kasrah

I

i

dammah

U

u

Huruf dan tanda

Nama

َ
ِ

ُ
Contoh: َ‫ َﻛ ﺴَ ﺮ‬ditulis kasara
ditulis yadribu
َ‫ ﺳُ ﺌِ ﻞ‬ditulis su’ila
2. Vokal Panjang
Harakat dan huruf

Nama

x

‫ ى‬.َ.... ‫ ا‬.َ...

Ā

fathah dan alif

a dan garis di
atas

‫ ى‬.ِ...

Ī

kasrah dan ya

i dan garis di
atas

‫ و‬.ُ...

Ū

dammah dan

u dan garis di
atas

wau

Contoh:

َ‫ﻗَ ﺎ ل‬

Ditulis

Qāla

3. Vokal Rangkap
Tanda dan Huruf

Nama

Huruf Latin

Nama

....َ ‫ي‬

fathah

Ai

a dan i

....َ ‫و‬

Kasrah

Au

a dan u

Contoh:

ٌ‫ﺷَ ﻲْ ء‬

Ditulis

syai’un

َ‫ﺣَ ﻮْ ﻗَ ﻞ‬

Ditulis

hauqala

Kata Sandang Alif + Lam (‫) ا ل‬
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif lam
(‫) ﻻ‬. Namun dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang yang
diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf
qamariyyah.
xi

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai
bunyinya, yaitu huruf /1/ diganti dengan huruf yang langsung mengikuti
kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.
Baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah kata sandang
ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sandang.
Contoh:

‫اْ ﻟ ﺸَ ﻤْ ﺲ‬

Ditulis

asy-syamsu

ُ‫اْ ﻟ ﻘَ َﻤ ﺮ‬

Ditulis

al-qamaru

Ditulis

al-badī‘u

Ditulis

al-jalālu

ُ‫اْ ﻟ ﺠَ ﻠَ ﺎ ل‬

Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital dikenal, namun dalam
transliterasi ini huruf tersebut dipergunakan huruf kapital seperti apa yang berlaku
dalam EYD, di antaranya:
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan
permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang
ditulis dengan huruf kapital tetap huruf yang nama diri tersebut, bukan huruf awal
kata sandangnya.
6. Kata dalam Rangkaian Frasa/Kalimat
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‘il, isim maupun ḥ urf, ditulis terpisah.
Hanya kata-kata tertentu yang penyusunannya dengan huruf Arab sudah
lazimdirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang

xii

dihilangkan. Maka dalam transliterasi ini penyusunan kata tersebut dirangkaikan
juga dengan kata yang lain yang mengikutinya.
Contoh:
Ditulis

-wa innallāha lahuwa

Ditulis

-wa
mīzān.

xiii

auful-kaila

wal-

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLITERASI........................................................................... vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................9
D. Telaah Pustaka .....................................................................................9
E. Kerangka Teoritik ...............................................................................23
F. Metode Penelitian................................................................................25
G. Sistematika Pembahasan .....................................................................30

BAB II PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN
A. Definisi Politik dan Partisipasi Politik ................................................32
B. Sejarah dan Perkembangan Partisipasi Politik Perempuan .................38
1. Partisipasi Politik Perempuan Islam...............................................38
a. Hijrah........................................................................................39
b. Baiat .........................................................................................41
c. Terjun ke Medan Perang ..........................................................42
xiv

2. Partisipasi Politik Perempuan Barat ...............................................43
3. Partisipasi Politik Perempuan Indonesia ........................................46
a. Sejarah Partisipasi Politik Perempuan Indonesia ......................46
b. Urgensi Partisipasi Politik Perempuan Indonesia......................62
c. Tipe Partisipasi Politik Perempuan Indonesia ...........................63
d. Bentuk Partisipasi Politik Perempuan Indonesia.......................63
e. Berbagai Pandangan Partisipasi Politik Perempuan ..................72
BAB III HAMKA DAN LATAR BELAKANG SOSIAL POLITIK (1949 – 1963)
A. Masa Kecil Hamka..............................................................................84
B. Hamka dan Keluarganya .....................................................................85
C. Peran Besar Istri ..................................................................................87
D. Hamka Otodidak Multitalenta.............................................................91
E. Berguru Pada Pemikir Besar ...............................................................95
F. Karir Politik Hamka ............................................................................96
G. Wartawan Bicara Itu Hamka...............................................................97
H. Bukan Sekedar Tukang Kaba .............................................................99
I. Dekat dengan Pemimpin ...................................................................101
J. Latar Belakang Sosial – Politik Tahun 1949 – 1963.........................105
K. Melahirkan Banyak Karya ................................................................109
BAB IV PEMIKIRAN HAMKA TENTANG PARTISIPASI POLITIK
PEREMPUAN DI INDONESIA
A. Peran dan Kedudukan Perempuan ....................................................115
1. Hak dan Kewajiban Perempuan ...................................................116
2. Laki-laki Adalah Pemimpin .........................................................125
B. Politik dan Partisipasi Politik Perempuan .........................................129
C. Tujuan Partisipasi Politik Perempuan ...............................................132
D. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Perempuan...................................134
E. Syarat-syarat Perempuan Berpartisipasi Politik................................140
F. Tipe Partisipasi Politik Perempuan ...................................................147
1. Berdasarkan Motivasi..................................................................147

xv

2. Berdasarkan Bidang Aktivitas.....................................................148
BAB V ANALISIS PEMIKIRAN HAMKA TENTANG PARTISIPASI POLITIK
PEREMPUAN INDONESIA
A. Konteks Historis Pemikiran Hamka ................................................158
1. Adat Pingitan .............................................................................159
2. Masa Penjajahan ........................................................................161
3. Zaman Revolusi Hingga Paska Kemerdekaan...........................163
B. Analisis Pemikiran Hamka ..............................................................169
1. Landasaran Pemikiran Politik Hamka .......................................169
2. Kerangka Partisipasi Politik Perempuan Hamka .......................171
a. Pola Pemikiran Partisipasi Politik Perempuan Hamka ........173
b. Tipe dan Bentuk Partisipasi Politik Perempuan ..................179
c. Kepemimpinan Perempuan..................................................181
d. Konsep Hak dan Kewajiban dan Konsep Ma’ruf ................182
C. Relevansi Pemikiran Hamka dengan Partisipasi Politik Perempuan
Indonesia Saat Ini.............................................................................185
1. Bentuk dan Tipe Partisipasi Politik Perempuan ........................186
2. Kualitas Bukan Kuantitas ..........................................................188
D. Kritik Terhadap Hamka ...................................................................190
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................193
B. Rekomendasi atau Saran ...................................................................197
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................199
LAMPIRAN DATA.............................................................................................208
A. Surat Penunjukkan Pembimbing
B. Partisipasi Politik Perempuan Indonesia (1389 – 1949)
C. Daftar Riwayat Hidup
D. Hasil Uji Turnitin

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Sumber Data Primer, 27

Tabel 2

Definisi Politik dan Partisipasi Politik Perempuan Hamka, 126

Tabel 3

Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Perempuan Hamka, 134

Tabel 4

Syarat Perempuan Terjun ke Politik Menurut Hamka, 140

Tabel 5

Tipe Partisipasi Politik Perempuan Hamka, 150

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Surat Penunjukkan Pembimbing

Lampiran II

Partisipasi Politik Perempuan Indonesia (1389 – 1949)

Lampiran III Daftar Riwayat Hidup
Lampiran IV Uji Turnitin

xviii