Pemikiran Hamka tentang pendidikan secar
Pemikiran Hamka tentang pendidikan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Urgensi Pendidikan Bagi Manusia
Hakekat pendidikan menurut beliau terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : pertama, pendidikan
jasmani, yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani serta kekuatan jiwa
dan akal. Kedua, pendidikan ruhani, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia dalam
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didasarkan kepada agama. Kedua unsur jasmani dan
ruhani tersebut memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan untuk menumbuh kembangkan
keduanya adalah melalui pendidikan karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat
dalam menentukan perkembangan secara optimal kedua unsur tersebut.
2. TerminologidantujuanPendidikan Islam
Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran,menurutnyapendidikan
merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk watak, budi
pekerti, akhlak, dan kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana yang baik,
dan mana yang buruk. Sedangkan pengajaran adalah upaya untuk mengisi intelektual peserta
didik dengan sejumlahi lmu pengetahuan.1[6]
Perbedaan kedua pengertian tersebut sebetulnya hanya pada maknanya saja, namun secara
esensi ia tidak membedakannya. Kedua kata tersebut memuat makna yang integral dan saling
melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Sebab, setiap proses pendidikan, di
dalamnya terdapat proses pengajaran. Tujuan dan misi pendidikan akan tercapai melalui proses
pengajaran. Demikian pula sebaliknya, proses pengajaran tidak akan banyak berarti apabila tidak
dibarengi dengan proses pendidikan.
Buya Hamka juga berpendapat bahwa: ”berdasarkan akalnya manusia dapat menciptakan
peradaban dengan baik”,fenomena ini dapat dilihat dari sejarah manusia di muka bumi. Di
samping
itu
fungsi
pendidikan
tidak
pengembanganintelektualdankepribadianpesertadidiksaja,
hanya
sebagai
akantetapi
proses
proses
sosialisasipesertadidikdenganlingkungandimanatempatiaberada.
Adapun tujuan pendidikan menurut Hamka memiliki dua dimensi; bahagia di dunia dan di
akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
beribadah. Oleh karena itu segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju
dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah yang baik.
3. Tugas Dan TanggungJawabPendidik
1[6]Ramdani Muslim, 72 Tokoh Muslim Indonesia, (Jakarta : RestuIllahi, 2005), hal.265
MenurutBeliautugasdantanggungjawabseorangpendidikadalahmemantau,
mempersiapkandanmenghantarkanpesertadidikuntukmemilikipengetahuan
berakhlakmulia,
yang
danbermanfa’atbagikehidupanmasyarakat.Untukmelaksanakanhaliniada
luas,
3
institusi yang bertugasdanbertanggungjawab :
a. LembagaPendidikan Informal (Keluarga)
b. LembagaPendidikan Formal (Sekolah)
c. LembagaPendidikan Non Formal (Masyarakat)
IV.ANALISIS
Pendidikan merupakan proses pembelajaran kepada peserta didik (manusia) dalam upaya
mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut
Islam memandang peserta didik sebagai makhluk Allah dengan segala potensinya yang
sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik diantara makhluk lainnya. Kelebihan manusia
tersebut bukan hanya sekedar berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu, manusia memilki
kelebihan pada aspek psikisnya. Kedua aspek manusia tersebut memiliki potensinya masingmasing yang sangat mendukung bagi proses aktualisasi diri pada posisinya sebagai makhluk
yang mulia. Dengan potensi fisik dan psikis, atau dengan kata lain potensi material dan spiritual
tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbaik.
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Dan dijelaskan
pula bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah,dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama.
Jelaslah bahwa pendidikan yang dikemukakan oleh Hamka sangat dapat diterapkan di
zaman sekarang ini, yakni pendidikan agama dan pendidikan umum saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan, dari mulai tingkat Pendidikan Dasar hingga ke tingkat Pendidikan Tinggi.
V. DAFTAR PUSTAKA
Shadily, Hassan.EnsiklopediUmum. (Yogyakarta :Kanisius, 2008).
Iskandar, Salman. 99 Tokoh Muslim Indonesia.(Bandung :MizanPustaka, 2009).
Muhammad, Herry.Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 (Jakarta: GemaInsani, 2006).
Muslim, Ramdani. 72 Tokoh Muslim Indonesia. (Jakarta :RestuIllahi, 2005).
Purna, Assep. 101 KisahInspiratif. (Jakarta :Gagas Media, 2011).
2
[1]Herry Muhammad, dkk, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta:
GemaInsani, 2006), hal.60
3
[2] Prof. Hassan Shadily, EnsiklopediUmum, (Yogyakarta :Kanisius, 2008), hal. 4
4
[3]AssepPurna, 101 KisahInspiratif, (Jakarta :Gagas Media, 2011), hal.208
5
[4] Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Indonesia, (Bandung :MizanPustaka, 2009), hal. 19
6
[5]Herry Muhammad, dkk, Op.Cit, hal.60
DiposkanolehAhmad Wagitodi Sabtu, April 27, 2013
KirimkanInilewatEmailBlogThis!BerbagikeTwitterBerbagikeFacebookBagikankePinterest
http://itok609.blogspot.co.id/2013/04/studi-tokoh-filsafat-pendidikan-islam.html
2
3
4
5
6
1. Urgensi Pendidikan Bagi Manusia
Hakekat pendidikan menurut beliau terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : pertama, pendidikan
jasmani, yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani serta kekuatan jiwa
dan akal. Kedua, pendidikan ruhani, yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia dalam
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didasarkan kepada agama. Kedua unsur jasmani dan
ruhani tersebut memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan untuk menumbuh kembangkan
keduanya adalah melalui pendidikan karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat
dalam menentukan perkembangan secara optimal kedua unsur tersebut.
2. TerminologidantujuanPendidikan Islam
Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran,menurutnyapendidikan
merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk watak, budi
pekerti, akhlak, dan kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana yang baik,
dan mana yang buruk. Sedangkan pengajaran adalah upaya untuk mengisi intelektual peserta
didik dengan sejumlahi lmu pengetahuan.1[6]
Perbedaan kedua pengertian tersebut sebetulnya hanya pada maknanya saja, namun secara
esensi ia tidak membedakannya. Kedua kata tersebut memuat makna yang integral dan saling
melengkapi dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Sebab, setiap proses pendidikan, di
dalamnya terdapat proses pengajaran. Tujuan dan misi pendidikan akan tercapai melalui proses
pengajaran. Demikian pula sebaliknya, proses pengajaran tidak akan banyak berarti apabila tidak
dibarengi dengan proses pendidikan.
Buya Hamka juga berpendapat bahwa: ”berdasarkan akalnya manusia dapat menciptakan
peradaban dengan baik”,fenomena ini dapat dilihat dari sejarah manusia di muka bumi. Di
samping
itu
fungsi
pendidikan
tidak
pengembanganintelektualdankepribadianpesertadidiksaja,
hanya
sebagai
akantetapi
proses
proses
sosialisasipesertadidikdenganlingkungandimanatempatiaberada.
Adapun tujuan pendidikan menurut Hamka memiliki dua dimensi; bahagia di dunia dan di
akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
beribadah. Oleh karena itu segala proses pendidikan pada akhirnya bertujuan agar dapat menuju
dan menjadikan anak didik sebagai abdi Allah yang baik.
3. Tugas Dan TanggungJawabPendidik
1[6]Ramdani Muslim, 72 Tokoh Muslim Indonesia, (Jakarta : RestuIllahi, 2005), hal.265
MenurutBeliautugasdantanggungjawabseorangpendidikadalahmemantau,
mempersiapkandanmenghantarkanpesertadidikuntukmemilikipengetahuan
berakhlakmulia,
yang
danbermanfa’atbagikehidupanmasyarakat.Untukmelaksanakanhaliniada
luas,
3
institusi yang bertugasdanbertanggungjawab :
a. LembagaPendidikan Informal (Keluarga)
b. LembagaPendidikan Formal (Sekolah)
c. LembagaPendidikan Non Formal (Masyarakat)
IV.ANALISIS
Pendidikan merupakan proses pembelajaran kepada peserta didik (manusia) dalam upaya
mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut
Islam memandang peserta didik sebagai makhluk Allah dengan segala potensinya yang
sempurna sebagai khalifah fil ardh dan terbaik diantara makhluk lainnya. Kelebihan manusia
tersebut bukan hanya sekedar berbeda susunan fisik, tetapi lebih jauh dari itu, manusia memilki
kelebihan pada aspek psikisnya. Kedua aspek manusia tersebut memiliki potensinya masingmasing yang sangat mendukung bagi proses aktualisasi diri pada posisinya sebagai makhluk
yang mulia. Dengan potensi fisik dan psikis, atau dengan kata lain potensi material dan spiritual
tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbaik.
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Dan dijelaskan
pula bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah,dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama.
Jelaslah bahwa pendidikan yang dikemukakan oleh Hamka sangat dapat diterapkan di
zaman sekarang ini, yakni pendidikan agama dan pendidikan umum saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan, dari mulai tingkat Pendidikan Dasar hingga ke tingkat Pendidikan Tinggi.
V. DAFTAR PUSTAKA
Shadily, Hassan.EnsiklopediUmum. (Yogyakarta :Kanisius, 2008).
Iskandar, Salman. 99 Tokoh Muslim Indonesia.(Bandung :MizanPustaka, 2009).
Muhammad, Herry.Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 (Jakarta: GemaInsani, 2006).
Muslim, Ramdani. 72 Tokoh Muslim Indonesia. (Jakarta :RestuIllahi, 2005).
Purna, Assep. 101 KisahInspiratif. (Jakarta :Gagas Media, 2011).
2
[1]Herry Muhammad, dkk, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta:
GemaInsani, 2006), hal.60
3
[2] Prof. Hassan Shadily, EnsiklopediUmum, (Yogyakarta :Kanisius, 2008), hal. 4
4
[3]AssepPurna, 101 KisahInspiratif, (Jakarta :Gagas Media, 2011), hal.208
5
[4] Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Indonesia, (Bandung :MizanPustaka, 2009), hal. 19
6
[5]Herry Muhammad, dkk, Op.Cit, hal.60
DiposkanolehAhmad Wagitodi Sabtu, April 27, 2013
KirimkanInilewatEmailBlogThis!BerbagikeTwitterBerbagikeFacebookBagikankePinterest
http://itok609.blogspot.co.id/2013/04/studi-tokoh-filsafat-pendidikan-islam.html
2
3
4
5
6