HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung).

(1)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh Novi Adelina

0901320

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh Novi Adelina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Novi Adelina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA

(Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung, Tahun 2014)

Oleh:

Novi Adelina

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Novi Adelina

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(4)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA”, sepenuhnya merupakan karya sendiri, tidak ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

Novi Adelina


(5)

(6)

(7)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Novi Adelina (0901320). Hubungan Antara Gaya Kelekatan (Attachment Style) Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja. Skripsi, Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran attachment style pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung, gambaran perilaku seksual pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung, dan hubungan antara attachment style dengan perilaku seksual pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung. Attachment style ikatan emosional yang terus menerus ditandai dengan kecenderungan untuk mencari dan memantapkan kedekatan terhadap tokoh tertentu, khususnya ketika sedang berada dalam kondisi yang menekan. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenis mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan, bercumbu sampai dengan bersenggama. Subjek dalam penelitian ini diambil secara simple random sampling, yaitu 200 siswa SMA Pasundan 1 Bandung. Data dikumpulkan dengan teknik penyebaran kuesioner, serta divalidasi dan skoring menggunakan skala likert serta di analisis menggunakan correlation Spearman Rho. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa SMA Pasundan 1 Bandung memiliki attachment style dengan insecure attached avoidant attachment (Type A) sebanyak 4,5%, securely attached infant (Type B) sebanyak 81%, insecurely attached resinstant infant (Type C) sebanyak 10,5% dan disorganized / disoriented attached (Type D) sebanyak 4%. Sedangkan untuk gambaran perilaku seksual yaitu 5 orang (2,5%) memiliki perilaku seksual yang tinggi dan 195 orang (97,5%) memiliki perilaku seksual yang rendah. Sementara itu hubungan antara attachment style dengan perilaku seksual adalag signifikan namun lemah, artinya dari setiap tipe attachment style dengan perilaku seksual memiliki hubungan yang rendah, hal ini bisa dijelaskan bahwa attachment style bukan salah satu ha yang paling kuat hubungannya dengan perilaku seksual pada remaja.


(8)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Novi Adelina (0901320). Novi Adelina (0901320). The Relation Between Attachment Style And Sexual Behavior In Teens. S1 Thesis, Department of Psychology FIP UPI, Bandung (2014).

This research aims to know the description of attachment style on the high school students of Pasundan Bandung 1, description of sexual behavior in high school students of Pasundan 1 Bandung, and the relationship between attachment style and sexual behavior in high school students of Pasundan 1 Bandung. Attachment style continuous emotional bond is characterized by a tendency to seek and establish the proximity of certain figures, particularly when the conditions are pressing. Sexual behaviour is any behaviour by sexual desire with the opposite sex ranging from feeling interested up to date, flirt behaviour up to sexual intercourse. The subject in this study is taken by simple random sampling, namely 200 high school students of Pasundan 1 Bandung . The Data collected with a questionnaire, as well as the spread of the technique is validated using likert scale scoring and as well as in the analysis using the Spearman Rho correlation. The results obtained showed that the high school students of Pasundan Bandung 1 have insecure attachment style with attached avoidant attachment (Type A) as much as 4.5%, securely attached infant (Type B) as much as 81%, insecurely attached infant resistant (Type C) as much as 10.5% and disorganized/disoriented attached (Type D) as much as 4%. As for the depiction of sexual behavior that is 5 people (2.5%) and have a high sexual behaviour and 195 people (97.5 percent) had low sexual behavior. Meanwhile the relationship between attachment styles with sexual behaviour is significant but weak, meaning any type of attachment style with sexual behavior have a low relation, it means the attachment style is not one of the most powerful factor has to do with sexual behavior in teens.


(9)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL . ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian…... D. Manfaat Penelitian... E. Struktur Organisasi Skripsi...

1 7 9 9 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Remaja………

B. Attachment Style……….

C. Perilaku Seksual……….

D. Kerangka Pemikiran………...

11 16 24 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian……….

B. Desain Penelitian………

C. Metode Penelitian………...

D. Definisi Operasional………...

E. Instrumen Penelitian………...

F. Proses Pengembangan Instrumen………...

38 39 39 40 41 48


(10)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Analisis Data…….……….

H. Teknik Pengumpulan Data………...………... I.Prosedur Pelaksanaan Penelitian………

58 64 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………..

B. Pembahasan………

67 78

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi...

87 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 93


(11)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Remaja dalam arti adolescence (Inggris) berasal dari kata latin adolscere yang artinya tumbuh ke arah kematangan (Muss, 1986). Beberapa penulis Indonesia berpendapat bahwa remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral, dan agama (Latifah, 2008). Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja adalah perkembangan fisik/biologis. Secara fisik masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual dimana remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ testis dan kelenjar prostart, matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah, sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium yang bisa menghasilkan sel telur yang membuat remaja putri mengalami haid.

Seiring dengan matangnya organ-organ seksual pada remaja, menjadi salah satu pemicu remaja berperilaku seksual. Perilaku seksual menurut adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis (Sarwono, 2010:174). Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas fisik yang menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi (Amalia, 2007:28). Di Indonesia perilaku seksual pada remaja masih sangat tabu, baik dari pendidikan maupun pengetahuan tentang seks. Hal ini karena negara Indonesia memiliki norma dan budaya yang berbeda dari negara lain.


(12)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Indonesia terdapat perilau seksual nyata di daerah S yaitu tempat tinggal peneliti dimana perilaku seksual pada remaja menjadi masalah yang sangat penting saat ini, karena seiring negara berkembang informasi yang didapat para remaja mengenai perilaku seksual semakin mudah sehingga para remaja tidak sungkan lagi untuk berpegangan tangan dengan lawan jenis, berkencan, berpelukan bahkan hingga melakukan intercourse diluar pernikahan menjadi hal yang biasa. Orangtua dari remaja dengan perilaku seks pranikah hanya bisa pasarah dan menikahkan anaknya setelah mengetahui hal tersebut. Meskipun hal ini sudah jelas dianggap aib, namun tidak ada tindak lanjut atau tindak pencegahan di daerah S ini baik itu dari pemerintah, ataupun dari warga masyarakat sendiri.

Aspek seksualitas sangat rentan pada masa remaja saat ini, contoh kasus yang lain terjadi di Kota Bandung salah satunya adalah kasus video porno yang dilakukan oleh sepasang remaja berasal dari SMA Pasundan 1 pada tahun 2010. Wakil Kepala Sekolah SMA Pasundan 1, Memo Maksun, Jumat 23 April 2010 mengatakan pihak sekolah telah mengetahui adanya video mesum itu sejak tiga bulan setelah video tersebut tayang (Kurniawan, 2010). Kasus ini tidak ada tindak lanjutnya, mengingat dalam wawancara yang dibuat oleh beberapa media menghasilkan jawaban bahwa siswi yang ada dalam video memang mengenakan batik SMA Pasundan 1 akan tetapi wajah sisiwi tersebut tidak ada dalam database pihak sekolah.

Berdasarkan wawancara awal yang peneliti lakukan pada Guru Bimbingan dan Konseling yaitu Dian Gaman di SMA Pasundan 1 Bandung menghasilkan fenomena baru, teradapat kasus mengenai perilaku seksual tahun 2013 lalu. Kasus tersebut dianalisa oleh Dian Gaman. Kasus yang terjadi ternyata bertentangan dengan asumsi peneliti, Dian Gaman menjelaskan bahwa dalam kasus terbaru mengenai perilaku seksual yang ada di sekolah tersebut hubungan antara kedua remaja dengan orangtua termasuk dalam kategori secure. Akan tetapi menurut Dian Gaman perilaku tersebut muncul ketika pengetahuan tentang seks yang


(13)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki remaja sangat terbatas, pergaulan bebas yang sulit dihindari, dan ada kesempatan untuk melakukan perilaku seksual tersebut.

Selain kasus yang terjadi di SMA Pasundan 1, hasil penelitian Klinik Mawar PKBI melalui data Collections Project Achievement (DCPA) dengan sampel 100 Wanita Penjajak Seks (WPS) yang telah dijangkau di Kota Bandung, 49% merupakan remaja. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) (2011) Jawa Barat mencatat 57% remaja Kota Bandung telah melakukan hubungan seksual di luar nikah (inilahkoran.com). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa perilaku seksual pada remaja sulit dicegah karena dalam proses perkembangan yang dialami remaja salah satunya adalah perubahan fisik dalam dirinya.

Seringkali terjadi masalah perilaku pada remaja seperti terlibat dalam perkelahian, tawuran, penggunaan obat-obatan, perilaku seksual sampai pada kenakalan remaja (Laursen, dalam Ciariano, Rabaglietti, Roggero, Bonino & Beyers, 2007). Dalam hal ini gaya kelekatan (attachment style) dari tiap remaja akan memiliki perbedaan yang tampak terhadap perilaku seksualnya (Bartholomew dan Horowitz 1991).

Dewasa ini, remaja lebih bebas untuk mengekspresikan dirinya dan mengembangkan kebudayaan khusus teman sebayanya, terlihat dalam sikap-sikap mereka terhadap cara berpakaian, musik, film, makanan maupun seksualitas. Remaja seringkali menerima informasi yang salah bahkan menyesatkan misalnya dari cerita teman, melihat dari film atau video porno, tayangan televisi, membaca buku, majalah yang lebih banyak menyajikan seks secara vulgar dibandingkan pengetahuan pendidikan seksual yang benar. (Burgess et al, 2005).

Perilaku seksual telah menjadi bagian yang umum dalam hubungan diantara remaja. Keterlibatan dengan kelompok teman sebaya dan ketertarikan terhadap identifikasi kelompok teman sebaya meningkat. Remaja menghadapi


(14)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tuntutan untuk membentuk hubungan baru dan lebih matang dengan lawan jenisnya.

Pengaruh dari dalam diri individu itu berasal dari perubahan hormonal yang terjadi secara alamiah dan berakibat pada peningkatan hasrat seksual seseorang (Sarwono, 1991). Hal ini kemudian tidak dapat tersalurkan karena adanya aturan hukum tentang batas usia tertentu untuk perkawinan. Kondisi remaja yang mengalami masa puber pada hormon-hormon seksualnya juga akan meningkatkan keinginan individu untuk melakukan aktivitas seksual (Faturochman, 1992). Sementara pengalaman dari luar dirinya dapat diperoleh melalui pengalaman kencan, informasi yang diperoleh dari teman, orangtua, pengalaman masturbasi, tontonan porno, serta pacaran (Hurlock,1992).

Hubungan dengan lawan jenis yang sering kita ketahui dengan berkencan mengarah pada perilaku seksual. Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja saat ini dipengaruhi banyak faktor menurut Sarwono (2000) faktor yang mempengaruhi remaja berperilaku sekusal yaitu fisik, pola asuh orangtua, attachment style dengan orangtua, pergaulan bebas, pergaulan teman sebaya, media dan alat kontrasepsi.

Keluarga adalah tempat yang penting dimana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang berhasil di masyarakat. Dapat diketahui bahwa keluarga menjadi tempat yang paling penting bagi remaja untuk pembentukkan sosial dan emosional remaja khususnya kondisi remaja yang sedang memasuki masa perubahan atau transisi (Gunarsa & Gunarsa, 2004).

Remaja dalam keluarga tentu tidak akan lepas dari masalah, karena remaja pasti akan berhubungan dengan anggota lain dalam keluarga yang tentunya berbeda-beda kebutuhannya. Ada masalah akibat hubungan anak-orang tua,


(15)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah karena hubungan ayah-ibu, masalah dengan saudara, masalah dengan sanak keluarga lain dan masalah-masalah sosiokultural seperti masalah keuangan. Masalah dalam keluarga juga dipengaruhi faktor lain seperti masalah seksual, penyalahgunaan obat dan alkohol serta kenakalan remaja (Sarwono, 2006).

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa disamping faktor hormon-hormon seksual yang meningkat terdapat beberapa faktor yang paling mempengaruhi terbentuknya perilaku seksual, yaitu faktor pengalaman dari luar dirinya yang diperoleh dari pengalaman berkencan, informasi yang diperoleh dari teman, hubungan dengan orang tua, pengalaman masturbasi, tontonan porno dan juga pacaran. Peneliti akan mengambil satu faktor eksternal penyebab perilaku seksual yaitu hubungan dengan orang tua yang bisa dilihat dari sisi kelekatan (attachment).

Attachment pada manusia pertama kali terbentuk dari hubungan antara orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan bayinya. Teori attachment yang diformulasikan oleh John Bowlby adalah teori yang paling berpengaruh pada zaman sekarang ini dalam membahas hubungan antara orang tua dengan anak maupun hubungan dekat lainnya. Menurut Shaffer (2005), Attachment adalah konstruk yang berlangsung sepanjang rentang kehidupan, yaitu dari bayi, masa kanak-kanak, remaja dan sampai dewasa, jadi attachment tidak hanya terjadi pada masa bayi (Bowlby dalam Doyle, Moretti, Voss, & Margolese 2000) .

Intensitas dan frekuensi dari perilaku attachment berkurang sejalan dengan bertambahnya usia, tapi kualitas terhadap ikatan attachment relatif stabil (Bowlby dalam Anna, 2000). Terdapat banyak perubahan yang kompleks dalam hubungan orangtua dan anak selama masa remaja. Beberapa studi menunjukkan bahwa secure attachment terhadap kedua orang tua menurun selama masa pubertas (Papini, Roggmann, & Anderson dalam Anna dkk, 2000). Hal ini menunjukkan bahwa intensitas kelekatan anatara remaja dengan orangtua telah


(16)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menurun, sehingga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi anak berperilaku menyimpang atas dasar dorongan dan hasrat yang kuat dalam mencoba suatu hal baru.

Kemampuan seorang remaja untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan untuk memperoleh kemandirian dengan keinginan untuk tetap berhubungan dengan orang tua merupakan perwujudan dari attachment security (Alan, Moore, & Kuperminc dalam Doyle dkk 2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi Yunita di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo (2009) menunjukkan bahwa sebesar 27,3%, artinya identitas diri remaja sebesar 27,3% ditentukan oleh kelekatan pada orangtua dan 72,7% sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini dan diduga turut berperan dalam pencapaian identitas diri remaja.

Kemudian attachment yang dialami oleh seseorang di masa kecilnya akan berpengaruh kepada kepribadian di masa dewasanya. Kepribadian anak yang insecure di masa depannya akan tidak mudah untuk mengungkapkan kekurangan – kekurangan dalam dirinya (Cassidy, 1988 dalam Cassidy, 1999 ).

Pembentukan attachment pada masa kecil mempengaruhi kemampuan anak menjalin persahabatan pada masa dewasa (Jeremy Holmes 1996). Hasan dan Shaver (1994) mengungkapkan tentang tipologi attachment hubungan orang tua anak dan relasi interpersonal pada masa dewasa yang ditulis sebagai berikut:

“…the attachment typology of infant-parent relationship to explore

intimate relationships between adults. They see Bowlby’s key elements of secure

parenting – proximity and responsiveness – as equally applicable to successful


(17)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dapat dikatakan bahwa, kesuksesan menjalin relasi interpersonal atau persahabatan pada masa dewasa seiring dengan pola relasi orang tua-anak dari mulai masa anak tersebut masih bayi. Kemudian Allen & Kuperminc dkk dalam Santrock, 2003) mengungkapkan kedekatan remaja dengan orangtua akan mampu memfasilitasi remaja dalam kecakapan dan kesejahteraan spasial seperti yang tercermin dalam beberapa ciri seperti harga diri, penyesuaian emosi, dan kesehatan fisik. Kedekatan dengan orangtua mampu menghasilkan hubungan yang baik dengan teman sebaya pacar atau kekasih dan juga lingkungan sosialnya.

Bagi remaja laki-laki maupun perempuan, teman seusia dan sejenis sangat berarti. Persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri dengan sikap kelompok sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status afiliasinya dengan teman-teman, menjaga agar ia tidak dianggap “asing” dan menghindari agar tidak dikucilkan oleh kelompok. Teman sebaya juga merupakan salah satu sumber informasi tentang seks yang cukup signifikan dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku remaja (BKKBN, 2002)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Intan Puspitadesi dkk di SMAN 11 Yogyakarta (2012) mengungkap bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara figur kelekatan orangtua dan intimacy dengan perilaku seksual pada remaja. Figur kelekatan orangtua sebanyak 15,5% berpengaruh sebagai faktor remaja berperilaku seksual. Sedangkan 84,5% merupakan faktor lain yang mempengaruhi remaja berperilaku seksual seperti media pornografi dan pergaulan.

Dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel yaitu, kelekatan, intimacy dan perilaku seksual. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kelekatan dan intimacy dengan perilaku seksual. Dari penelitian tersebut peneliti ingin mengambil hal yang lebih spesifik yaitu mengenai salah satu faktor pendukung remaja melakukan perilaku seksual yaitu gaya kelekatan dengan orantua. Tujuan peneliti disini untuk mengetahui ada hubungan antara gaya


(18)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelekatan dengan perilaku seksual di SMA Pasundan 1 Bandung terkait dengan norma-norma yang berbeda dengan Kota Yogyakarta.

Berdasarkan paparan diatas, gaya kelekatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anak melakukan perilaku seksual maka hal ini membuat peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai perilaku seksual pada remaja, dengan mengambil variabel lain yaitu gaya kelekatan dengan orangtua. Peneliti memiliki asumsi bahwa perilaku remaja salah satunya perilaku seksual memiliki hubungan dengan gaya kelekatan anak dengan orangtuanya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Perilaku seksual remaja dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan remaja tentang seks dan karena kurangnya informasi. Menurut hasil penelitian para dokter di Jakarta seperti yang dikutip oleh Dr. Boyke bahwa 10-12% remaja dijakarta pengetahuan seksnya sangat kurang (Yudana, 2009). Bentuk – bentuk berperilaku seksual umumnya bertahap di mulai dari tingkat yang kurang intim sampai berhubungan seksual , tahap-tahap perilaku seksual dapat dirinci sebagai berikut: berfantasi, masturbasi, meraba atau diraba daerah erogen (payudara, alat kelamin), mencium atau bersentuh pipi dan pipi, pipi dengan bibir, bibir dengan bibir, mencium leher, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa pakaian, hubungan seksual (Soetjiningsih, 2004).

Perilaku seksual ini merupakan salah satu dari perkembangan pada masa remaja. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seksual ini salah satunya adalah hubungan dengan orangtua. Pola relasi antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak sangat menentukan pola kepribadian dan relasi antar-pribadi pada masa dewasa Jeremy Holmes (1996) . Seperti pendapat Arnold Gesel (1940) , sejak usia satu tahun, anak memiliki pengenalan akan identitas dirinya


(19)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendalam juga akan menjadi benih pertumbuhan kepribadiannya di masa dewasa. Salah satu unsur pola relasi yang penting antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak disebut pola pertautan (attachment).

Berdasarkan hal ini, fokus penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana gambaran gaya kelekatan (attachment style) pada remaja SMA Pasundan 1 Bandung ?

2. Bagaimana gambaran perilaku seksual yang muncul pada remaja SMA Pasundan 1 Bandung?

3. Apakah terdapat hubungan antara gaya kelekatan (attachment style) terhadap perilaku seksual pada remaja SMA Pasundan 1 Bandung? C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya kelekatan (attachment style) terhadap perilaku seksual pada remaja.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Gambaran gaya kelekatan (attachment style) pada remaja SMA Pasundan 1 Bandung.

b. Gambaran Perilaku seksual pada SMA Pasundan 1 Bandung. c. Terdapat hubungan antara gaya kelekatan (attachment style)

terhadap perilaku seksual pada remaja SMA Pasundan 1 Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis


(20)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tataran teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa informasi mengenai hubungan antara gaya kelekatan (attachment style) terhadap perilaku seksual pada remaja sehingga dapat menambah literatur penelitian tentang tema dalam ilmu psikologi seperti kajian gaya kelekatan dan kajian tentang perilaku seksual pada remaja.

2. Manfaat praktis

Pada tataran praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu:

a) Bagi sekolah, sebagai informasi dan penunjang untuk melakukan pendidikan seks pada siwa.

b) Bagi lembaga (Jurusan Psikologi), sebagai informasi dan gambaran mengenai gaya kelekatan (attachment style) pada remaja, dan pemahaman atas perilaku seksual pada remaja.

c) Bagi peneliti-peneliti selanjutnya, agar penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi dalam melakukan setiap penelitiannya yang berkaitan dengan gaya kelekatan (attachment style) dan perilaku seksual pada remaja.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan sampel penelitian, definisi


(21)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan penutup yang terdiri atas simpulan dan rekomendasi.


(22)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah salah satu sekolah menengah akhir di Kota Bandung yaitu SMA Pasundan 1 Bandung.

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Untuk mendapatkan sampel representatif dan layak dijadikan sumber data dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

(Umar, 2008: 65)

Keterangan:

: ukuran sampel

: ukuran populasi

: persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%.

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diambil dari SMA Pasundan 1 Bandung sebanyak 200 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013: 120).


(23)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan peneitian yang digunakan merupakan kuantitatif . Menurut Idrus (2009: 29-30), penelitian kuantitaif bersifat terinci, luas, banyak menggunakan literatur yang terkait dengan tema penelitian sebagai pendukung memiliki prosedur terinci yang jelas, hipotesis telah sejak awal dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum melakukan peelitian di lapangan. Penelitian kuantitaif akan menggambarkan fenomena teori yang dimilikinya. Data yang dihasilkan banyak di dominasi angka sebagai hasil suatu pengukuran berdasarkan pada variabel yang telah di operasionalkan. Data penelitian kuantitaif diperoleh dengan melakukan pengukuran atas variabel yang sedang ditelitinya.

Penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2013: 148).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga data penelitiannya berupa angka-angka dan datanya dianalisis dengan menggunakan statistika (Sugiyono, 2012: 7). Sedangkan jenis penelitiannya adalah korelasional dengan metode Ex Post Facto. Penelitian dengan metode Ex Post Facto ini merupakan penelitian yang menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu X dan Y, namun dalam penelitian ini tidak ada manipulasi terhadap variabel independent (Sugiyono, 2007).

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan tanpa harus memberikan treatment karena gaya kelekatan merupakan suatu perilaku yang telah dialami setiap remaja dan peneliti hanya membandingkan perilaku seksual yang ada pada remaja dengan gaya kelekatan yang dimiliki oleh tiap remaja tersebut. Jadi, adakah perbedaan antara gaya kelekatan secure dan insecure dengan perilaku seksual yang ditunjukkan pada remaja.


(24)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

1. Gaya kelekatan(Attachment Style)

Gaya kelekatan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah gaya kelekatan menurut Ainsworth (dalam Collin, 1996).Gaya kelekatan (attachment style) merupakan ikatan emosional yang terus menerus ditandai dengan kecenderungan untuk mencari dan memantapkan kedekatan terhadap tokoh tertentu, khususnya ketika sedang berada dalam kondisi yang menekan.

Gaya kelekatan yang akan diukur dalam penelitian inidibagi menjagi dua bagian utama yaitu secure dan insecure attachment. Selanjutnya insecure attachment dibagi lagi menjadi tiga tipe, yaituinsecure attached avoidant attachment (Type B), insecurely attachedresinstant infant (Type C) dan disorganized / disoriented attached

(Type D) dan secure attchment dalam satu kelompok yaitusecurely

attached infant (Type A). 2. Perilaku Seksual

Perilaku seksual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aktivitas seksual yang dilakukan oleh remaja baik itu dilakukan sendiri maupun dengan lawan jenis.

Aktivitas seksual yang dimaksud dalam penelitian ini berupa perilaku autoerotic (dialami seorang diri) dan sosioseksual (melibatkan orang lain/ lawan jenis). Perilaku autoretic diantaranya yaitu berfantasi seksual dan masturbasi sedangkan perilaku sosioseksual diantaranya yaitu berpegangan tangan, berciuman, necking, meraba anggota tubuh, petting, dan intercourse.


(25)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Variabel Gaya Kelekatan

Instrumen yang digunakan untuk mengukur gaya kelekatan, disusun dari 4 macam gaya kelekatan yang dikemukakan oleh Ainsworth (dalam Collin, 1996). Adapun kisi-kisi yangdigunakan adalah sebagai berikut :


(26)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen gaya kelekatan (attachment style)

Dimensi Indikator Jumlah Item

Favorable

1.Insecure Attached Avoidant Attachment (Type A)

1.1 Remaja menilai orangtua menunjukkan tanda – tanda menghindar

6

1.2 Remaja memandang orangtua mengabaikan dirinya sehingga remaja kurang memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap suatu tekanan

4

1.3 Remaja menilai orangtua menolak dirinya sehingga remaja kurang mampu dalam mengekspresikan emosi negatif terhadap orangtua

6

1.4 Remajamemandang kehadiran orangtua sebagai gangguan sehingga remaja menghindar jika berada dekat dengan orangtua

3

2.Securely Attached Infant (Type B)

2.1 Remaja memandang orangtua sebagai orang yang paling berharga bagi dirisnya sehingga remaja memiliki rasa percaya diri di hadapan orangtua


(27)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Remaja menilai orangtua sebagai orang yang bersahabat, dapat dipercaya dan responsif

3

2.3 Remaja merasa bahwa komunikasi dengan orangtua menimbulkan perasaan aman dan nyaman

9

3.Insecurely Attached Resinstant Infant (Type C)

3.1 Remaja menilai orangtua tidak konsisten memberikan perhatian pada dirinya sehingga remaja merasatidak berdaya dan bertindak sesuka hatinya

5

3.2 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak dapat diandalkan dan menimbulkan respon emosi negatif yang berlebihan pada remaja

4

3.3 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak akan meninggalkan dirinya

2

4.Disorganized/ Disorieted Attached (Type D)

4.1 Remaja menilai bahwa orangtua mersepon negatif terhadap emosinya

2

4.2 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak konsisten dalam pengasuhan dirinya

3

4.3 Remaja menganggap bahwa orangtua sebagai sosok menakutkan 3


(28)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala yang digunakan dalam instrumen gaya kelekatan ini adalah skala likert yaitu suatu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2003; 107).

Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Alterbatif jawabannya adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Tabel 3.2

Skoring skala gaya kelekatan

Pilihan Jawaban Nilai

Favorable

SS (Sangat Sesuai) 4

S (Sesuai) 3

TS (Tidak Sesuai) 2

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1

1. Instrumen Variabel Perilaku Seksual

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku seksual disusun berdasarkan 9 aktivitas seksual yang dikemukakan oleh Katchadourian (dalam Steinberg 1993). Adapun kisi-kisi instrumen yang dipergunakan sebagai berikut:


(29)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung


(30)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrumen perilaku seksual

Dimensi Sub-Dimensi Jumlah Item

Favorable 1.Perilaku autoerotic (Katchadourian dalam Steinberg,

1993)

1.Berfantasi(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 2

2.Masturbasi (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 4

2. Perilaku Sosioseksual (Katchadourian dalam Steinberg, 1993)

1. Berpegangan tangan dan memeluk (Katchadourian dalam Steinberg, 1993)

2

2.Berciuman(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 7

3. Necking (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 1 4. Meraba anggota tubuh (Katchadourian dalam

Steinberg, 1993)

3

5. Petting (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 3 6. Intercourse(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 1 Jumlah 23


(31)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala yang digunakan dalam instrumen gaya kelekatan ini adalah skala likert yaitu suatu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2003; 107).

Pada skala tersebut subjek diminta untuk memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek. Alterbatif jawabannya adalah Sangat Sering (SS), Selalu (S), Pernah (P) dan Tidak Pernah (TP).

Tabel 3.4

Skoring skala perilaku seksual

Pilihan Jawaban Nilai

Favorable

SS (Sangat Sering) 4

S (Selalu) 3

P (Pernah) 2

TP(Tidak Pernah) 1

A. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012: 147). Kategorisasi skala ini bersifat relatif. Pengkategorisasian tersebut dilakukan sesuai dengan hasil masing-masing responden.

1. Kategorisasi Skala Attachment Style

Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam lima kategori skala untuk instrumen Attachment Style dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(32)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Rumus lima kategori skala

Kategori Rentang

Sangat Tinggi T > + 1,5

Tinggi + 0,5 <T≤ + 1,5

Sedang – 0,5 <T≤ +0,5

Rendah 1,5 <T≤ 0,5

Sangat Rendah T ≤ – 1,5

(Ihsan, 2009:77)

Keterangan:

T = Skor total subjek μ = Rata-rata baku σ = Deviasi standar baku

2. Kategorisasi Skala Perilaku Seksual

Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam empat kategori skala untuk instrumen perilaku seksualdengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(33)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Rumusan empat kategori skala perilaku seksual

Kategori Rentang

Sangat Tinggi T μ + 1 σ

Tinggi μ T μ + 1 σ

Rendah μ –1 σ T μ

Sangat Rendah T μ –1 σ

(Ihsan, 2009:77) Keterangan:

T = Skor total subjek μ = Rata-rata baku σ = Deviasi standar baku F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari item yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam pengujian ini dihitung validitas dann reliabilitas dari instrumen

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011:173).


(34)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam instrumen mencakup keseluruhan kawasan yang hendak diukur. Pengujian validitas ini dilakukan melalui analisis rasional atau melalui judgement expert untuk memeriksa apakah masing-masing item telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya (Azwar, 2011:175).

Setelah instrumen attacchment style dan perilaku seksual, kemudian dikonsultasikan pada para ahli (judgement expert). Dalam penelitian ini, melibatkan 2 orang judgement expert, yaitu satu orang dosen ahli dalam bidang Psikologi Perkembangan dan satu dosen ahli dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Hasil konsultasi dengan para doesen ahli tersebut, terdapat 54 item dalam instrumen attachment style dan 23 item dalam instrumen perilaku seksual.

2. Analisis Item

Setelah dilakukan expert judgement, instrumen yang telah disusun tersebut diuji cobakan kepada 100 orang responden. Hasil dari uji coba intrumen tersebut digunakan untuk analisis item dengan melakukan pengujian daya diskriminasi, untuk mengetahui item yang layak. Menurut Azwar (2012: 80) daya beda atau daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri dimana komputasinya akan menghasilkan koefisien korelasi item total (Azwar, 2012: 80-81).

Menurut Ihsan (2009: 68), analisis item ini dapat dilakukan dengan melihat corrected item-total correlation, yaitu korelasi antara


(35)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekor item dengan sekor total dari sisa item yang lainnya (jadi sekor item yang dikorelasikan tidak termasuk di dalam sekor total). Teknik yang digunakan untuk menghitung corrected item-total correlation tersebut adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009: 110)

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah responden

Menurut Riduwan (2009: 110), jika instrumen itu layak, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria penafsiran indeks korelasi

Indeks Korelasi Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup Tinggi

r

hitung =


(36)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Tidak Layak)

a) Analisis Item Instrumen Attachment Style

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 terhadap 54 item pada instrumen Attachment Style, diperoleh 53 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item yang dianggap layak. Hasil analisis item pada instrumen Attachment Style, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8

Hasil Analisis Item Instrumen Attachment Style

Item Layak Item Tidak Layak

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,

52, 54

53.

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, item-item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak tersebut dihapus dan tidak dipergunakan kembali karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun kisi-kisi instrumen Attachment Style setelah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel 3.9.


(37)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Kisi-kisi instrumen attachment style setelah uji coba

Dimensi Indikator Jumlah Item

Favorable

1.Insecure Attached Avoidant Attachment (Type A)

1.1 Remaja menilai orangtua menunjukkan tanda – tanda menghindar

6

1.2 Remaja memandang orangtua mengabaikan dirinya sehingga remaja kurang memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap suatu tekanan

4

1.3 Remaja menilai orangtua menolak dirinya sehingga remaja kurang mampu dalam mengekspresikan emosi negatif terhadap orangtua

6

1.4 Remajamemandang kehadiran orangtua sebagai gangguan sehingga remaja menghindar jika berada dekat dengan orangtua

3

2.Securely Attached Infant (Type B)

2.1 Remaja memandang orangtua sebagai orang yang paling berharga bagi dirisnya sehingga remaja memiliki rasa percaya diri di hadapan orangtua


(38)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Remaja menilai orangtua sebagai orang yang bersahabat, dapat dipercaya dan responsif

3

2.3 Remaja merasa bahwa komunikasi dengan orangtua menimbulkan perasaan aman dan nyaman

8

3.Insecurely Attached Resinstant Infant (Type C)

3.1 Remaja menilai orangtua tidak konsisten memberikan perhatian pada dirinya sehingga remaja merasatidak berdaya dan bertindak sesuka hatinya

5

3.2 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak dapat diandalkan dan menimbulkan respon emosi negatif yang berlebihan pada remaja

4

3.3 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak akan meninggalkan dirinya

2

4.Disorganized/ Disorieted Attached (Type D)

4.1 Remaja menilai bahwa orangtua mersepon negatif terhadap emosinya

2

4.2 Remaja menilai orangtua sebagai sosok yang tidak konsisten dalam pengasuhan dirinya

3

4.3 Remaja menganggap bahwa orangtua sebagai sosok menakutkan 3


(39)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Analisis Item Instrumen Perilaku Seksual

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 terhadap 23item pada instrumen Perilaku Seksual, diperoleh 23 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item yang dianggap layak. Hasil analisis item tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10

Hasil analisis item instrumen perilaku seksual

Item Layak

5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, item-item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya. Adapun kisi-kisi instrumen Perilaku Seksual setelah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel 3.11.


(40)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11

Kisi-kisi instrumen perilaku seksual setelah uji coba

Dimensi Sub-Dimensi Jumlah Item

Favorable 1.Perilaku autoerotic (Katchadourian dalam Steinberg,

1993)

1.Berfantasi(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 2

2.Masturbasi (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 4

2. Perilaku Sosioseksual (Katchadourian dalam Steinberg, 1993)

1. Berpegangan tangan dan memeluk (Katchadourian dalam Steinberg, 1993)

2

2.Berciuman(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 7

3. Necking (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 1 4. Meraba anggota tubuh (Katchadourian dalam

Steinberg, 1993)

3

5. Petting (Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 3 6. Intercourse(Katchadourian dalam Steinberg, 1993) 1 Jumlah 23


(41)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2011:180).

Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan bantuan software SPSS.

Berikut adalah rumusAlpha Cronbach yang digunakan.

(Riduwan, 2009 :125)

Keterangan:

= Nilai/Koefisien Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians skor total

= Jumlah item

Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori, yaitu sebagai berikut:


(42)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12

Koefisien reliabilitas alpha cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700 – 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700 Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

Tidak Reliabel <0,200

(Guilford dalam Sugiyono, 2007: 183)

a) Reliabilitas Instrumen Attachment Style

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen Attachment Styledengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,932. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen Attachment Styletermasuk dalam kriteria reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil yang diperoleh tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.13

Hasil statistik reliabilitas instrumen attachment style

Alpha Cronbach 0,932


(43)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Reliabilitas Instrumen Perilaku Seksual

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen Perilaku Seksualdengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,950. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen Perilaku Seksual termasuk dalam kriteria reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.14

Hasil statistik reliabilitas instrumen perilaku seksual

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebelumnya peneliti menguji normalitas data untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan digunakan pada pengolahan selanjutnya.

Alpha Cronbach 0,950


(44)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.15 Tabel Tes Normalitas Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Kelekatan Tipe A ,077 200 ,005

Kelekatan Tipe B ,081 200 ,003

Kelekatan Tipe C ,101 200 ,000

Kelekatan Tipe D ,124 200 ,000

Berfantasi ,305 200 ,000

Masturbasi ,325 200 ,000

Berpegangan dan

Berpelukan ,196 200 ,000

Berciuman ,262 200 ,000

Necking ,512 200 ,000

Meraba ,467 200 ,000

Petting ,522 200 ,000

Intercourse ,534 200 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap variabel memiliki nila Sig. yang kurang dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, maka setiap


(45)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel tersebut tidak berdistribusi normal. Akibatnya, uji-uji statistik yang akan dilakukan selanjutnya tidak dapat menggunakan uji statistik parametrik (dalam skripsi ini uji korelasi Pearson) sehingga untuk mengetahui hubungan antara masing-masing tipe kelekatan dengan tiap-tiap subdimensi perilaku seksual akan digunakan uji nonparametrik yaitu korelasi spearman rank.

Setelah melakukan uji normalitas, langkah selanjutnya yang peneliti lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Gambaran Attachment Style

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang pertama dan kedua, yaitu bagaimana gambaran attachment style siswa dengan orangtua di SMA Pasundan 1 Bandung dilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik statitistik persentase. Rumus umum persentase adalah sebagai berikut:

(Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007) Keterangan :

X = presentase jumlah responden n = jumlah responden

N = jumlah total responden

Diaplikasikan pada peneltian ini, maka rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Persentase attachment style type A

Keterangan:

Xa = persentase jumlah responden pada attachment style type A n = jumlah responden yang memilih attachment style type A N = jumlah total responden


(46)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Persentase attachment style type B

Keterangan:

Xc = persentase jumlah responden pada attachment style type B n = jumlah responden yang memilih attachment style type B N = jumlah total responden

c. Presentase attachment style type C

Keterangan:

Xm= presentase jumlah reponden pada attachment style type C n = jumlah responden yang memilih attachment style type C N = jumlah total responden

d. Presentase attachment style type D

Keterangan:

Xm= presentase jumlah reponden pada attachment style type D n = jumlah responden yang memilih attachment style type D N = jumlah total responden

Kategori presentase dapat diinterpretasikan sesuai besar presentase (Kuntjaraningrat dalam Efendi, 2007), yaitu:


(47)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.17

Interpretasi kategori presentase

Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76%-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

2. Gambaran Perilaku Seksual

Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu bagaimana gambaran perilaku seksual siswa SMA Pasundan 1 Bandung, maka dilakukan perhitungan statistik dengan langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor total masing-masing responden

b. Menghitung skor rata-rata instrument perilaku seksual, dengan rumus:

=

= = 57,5


(48)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengelompokkan responden ke dalam kategorisasi perilaku seksual berdasarkan tinggi rendahnya perilaku seksual. Kategorisasi perilaku seksual digolongkan pada kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.18

Rumusan dua kategori

Kriteria Kategori

Rendah Tinggi

Keterangan:

X = skor total jawaban responden

= Besaran skor rata-rata instrument perilaku seksual

d. Menghitung persentase jumlah responden pada masing-masing kategori, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Xmo = presentase jumlah reponden pada perilaku seksual n = jumlah responden yang memiliki perilaku seksual

tinggi/rendah

N = jumlah total responden


(49)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan siswa pada guru dengan perilaku seksual siswa di SMA Pasundan 1 Bandung, maka dilakukan uji korelasi.

Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan karena data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan data yang dihubungkan berpola linear. Berikut adalah rumus korelasi Pearson Product Moment:

(Riduwan,2009: 217) Koefesien korelasi menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel. Koefesien korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan (-1 r 1). Sedangkan harga (r) akan diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.19 sebagai berikut:

Tabel 3.19

Interpretasi koefesien korelasi r Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 – 0, 199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat


(50)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2013: 199), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Dalam penelitian ini, digunakan dua buah kuesioner (angket). Untuk mengukur attachment style digunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori attachment styledisusun oleh Mary S Ainsworth (Davies, 1999).Sedangkan untuk mengukur perilaku Seksualdigunakan kuesioner yang diturunkan dari teroi perilaku seksualyang dikemukakan oleh Katchadourian (Steinberg,1989)

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

a) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b) Membuat proposal penelitian berdasarkan pada landasan teori yang

diperoleh.

c) Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah seminar Psikologi Perkembangan.

d) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

e) Membuat surat izin penelitian dan menyerahkan surat tersebut kepada perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.


(51)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Melengkapi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

g) Membuat instrumen penelitian sesuai dengan teori yang digunakan. h) Melakukan judgment expert instrumen dengan dua orang dosen ahli. i) Melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk dilakukan

analisis item dan mengetahui kelayakan item serta reliabilitas instrumen yang telah peneliti buat.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada perusahaan terkait serta meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang akan dijaga kerahasiaannya.

b) Melakukan penyebaran kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data mengenai Attachment Style dan Perilaku Seksual.

c) Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden. d) Menyusun data, mengklasifikasi data, mengolah data, dan

melakukan interpretasi hasil pengolahan data. 3) Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dalam penelitian. Pada tahap ini, hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi untuk dipertanggung-jawabkan.


(52)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Attachment Style yang paling dominan di SMA Pasundan 1 yaitu Type B securely attached infant yaitu kelekatan aman. Hal ini menunjukkan bahwa siswa/I SMA Pasundan 1 Bandung mayoritas memiliki hubungan yang lekat dengan orangtuanya artinya sebagian besar siswa/i SMA Pasundan 1 Bandung memiliki ikatan emosional, yang tinggi dengan orangtuanya dan juga memiliki perasaan dekat dengan orangtua.

2. Perilaku Seksual yang dimiliki siswa/i SMA Pasundan 1 Bandung adalah rendah. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa/i SMA Pasundan 1 Bandung sebagian besar tidak melakukan perilaku – perilaku seksual seperti berfantasi seksual, masturbasi, berpegangan dan berpelukan, berciuman, necking, petting, meraba dan intercourse. Sebagian kecil dari siswa/i SMA Pasundan 1 Bandung pernah melakukan perilaku seksual, terutama pada perilaku berfantasi, berpegangan dan berpelukan.

3. Hubungan antara tiap kategori attachment style dengan perilaku seksual adalah sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan yang positif dan lemah antara attachment style Type A dengan salah satu sub dimensi perilaku seksual pada siswa/i di SMA Pasundan 1 Bandung yaitu intercourse.


(53)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Terdapat hubungan yang positif dan lemah antara attachment

style Type B dengan sub dimensi perilaku seksual yaitu

petting pada siswa/i di SMA Pasundan Bandung.

c. Terdapat dua hubungan positif tertinggi namun masih dalam kategoi rendah antara Type C terhadap perilaku seksual yaitu Masturbasi dan Petting.

d. Hampir setiap hubungan antara attachment style Type D terhadap setiap subdimensi perilaku seksual adalah signifikan. Hanya masturbasi dan berpegangan tangan dan berpelukan yang tidak signifikan.

B. Rekomendasi

Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh dari penelitian, berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi yang dapat peneliti berikan, yaitu: 1. Bagi Pihak Sekolah

Guru BK

Hendaknya guru BK di SMA Pasundan 1 Bandung dapat memberikan edukasi pada siswa/i mengenai perntingnya hubungan kelekatan dengan orangtua dan informasi tentang perilaku seksual. Sehingga siswa/i SMA Pasundan 1 Bandung dapat memberikan pendidikan seks yang layak agar siswa/i mencari melalui media lain yang seperti kita ketahui media di Indonesia sudah terlalu banyak memberikan informasi yang kurang pantas untuk disampaikan pada publik terutama pada remaja.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti mengenai perilaku seksual akan tetapi dengan faktor-faktor lain untuk lebih digali


(54)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dapat diketahui seberapa jauh faktor-faktor lain seperti pola asuh orangtua, attachment style dengan orangtua, pergaulan bebas, pergaulan teman sebaya dan media yang dapat lebih mempengaruhi terhadap aspek perilaku seksual.


(55)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adiyanti. M.G., (1990). Anak dalam keluarga : Perkembangan kelekatan anak. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ainsworth, M.D.S. (1978). Patterns of Attachment: A Psychological Study of The Strange Situation. New York: Halsted Press.

Ainsworth, M. D. S., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (1978). Patterns of attachments : a psychological study of the strange situation. Hillsdale, N. J, : Erlbaum.

Ali, M., & Asrori, M.. (2006). Psikologi remaja : Perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

AN, (2010). Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah. Artikel [Online] Tersedia: kesehatan.kompas.com

Ascha, Iis (2010). Attachment (Pertautan) Pada Anak Usia 0-5 Tahun Dan Kemampuan Berelasi Pada Masa Dewasa. Artikel. [Online]. Tersedia: perkantasjatim.org [10 Oktober 2013]

Awalludin. (2011). 65 % Siswa di Ciawi bogor pernah berhubungan seks. Artikel. [Online] Tersedia di: news-okezone.com

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Baradja, A. (2005). Psikologi perkembangan : Tahapan-tahapan dan aspek-aspeknya. Jakarta : Studia Press.


(56)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Blatt, S. J. (1996). Representational structures in psychopatology, development and vulnerabilites in close relationships. New Jersey : Erlbaum.

Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Volume 1 Attachment. New York: Penguin Group.

Burhani, Ruslan. (2010). BKKBN: 51 Persen Remaja Jabodetabek Tidak Perawan. Artikel. [Online]. Tersedia: antaranews.com

Cicchetti, D. & Linch, M. (1995). Failure in expectable environment and their impact on individual development : The case of child maltreatment psychopatology. Risk disorder and adaptation. Volume 2. John Willey and Sons Inc.

Collin, V. L. (1996). Human attachment. USA : McGraw Hill.

Collins, N. L. & Feeney, B. C. (2004). Working models of attachment shape

perceptions of social support : Evidence from experimental and observational studies. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 87, 363-383.

Crowell, J. A., Treboux, D., & Waters, E. (2002). Stability of attachment

representations: The trasition to marriage. Journal of Development Psychology. Volume 38, 467-479

Davies, D. (1999). Child development : A practitioner’s guide. New York : The Guildford Press.

Durkin, K. (1995). Developmental Social Psychology. Massachussets : Blackwell Publisher Inc

Ervika, E. (2000). Kualitas Kelekatan dan Kemampuan Berempati pada Anak. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.


(57)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.

Hetherington & Parke. (1999). Chid psychology : A cntemporary view point (4thed). USA : Mcgraww-Hill College Companies, Inc.

Helmi, A.F. (1999). Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Jurnal Psikologi 1999, no, 1, 19-17. [Online]. Tersedia: gayakelekatan_avin.pdf [10 Oktober 2013]

Holmes, Jeremy.(1996). Attachment, Intimacy, Autonomy, London : Jason Aronson Inc.

Intan, Dewi dkk. (2012). Hubungan Antara Figur Kelekatan Orangtua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pada Remaja SMA 11 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Kesumaratih, Hamanda.(2008) Attachment Style and Addiction. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Komariah, Wanti dkk. (2010). Gambaran Perilaku Seksual Dengan Orientasi

Heteroseksual Mahasiswa Kos Di Kecamatan Jatinangor – Sumedang.

Jurnal-Pustaka Unpad. [Online]. Tersedia di: Jurnal-Pustaka.unpad.ac.id

Langer, M. (2004). Attachment and perfectionism : A structural equation analysis. The University of North Carolina.

Lanolius, M (2009) Fenomena Seksualitas Pranikah (Studi Kualitatif) Remaja Pada Siswa SMA Negeri 1 Tanjung Bunga Flores, NTT. Artikel [Online]. Tersedia: fenomena_seksual.pdf [8 Oktober 2013]

Liliana, A.W. (2009). Gambaran Kelekatan Remaja Akhir Putri Dengan Ibu. Skripsi, Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadharma.


(1)

89

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga dapat diketahui seberapa jauh faktor-faktor lain seperti pola asuh orangtua, attachment style dengan orangtua, pergaulan bebas, pergaulan teman sebaya dan media yang dapat lebih mempengaruhi terhadap aspek perilaku seksual.


(2)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanti. M.G., (1990). Anak dalam keluarga : Perkembangan kelekatan anak. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ainsworth, M.D.S. (1978). Patterns of Attachment: A Psychological Study of The Strange Situation. New York: Halsted Press.

Ainsworth, M. D. S., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (1978). Patterns of attachments : a psychological study of the strange situation. Hillsdale, N. J, : Erlbaum.

Ali, M., & Asrori, M.. (2006). Psikologi remaja : Perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

AN, (2010). Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah. Artikel [Online] Tersedia: kesehatan.kompas.com

Ascha, Iis (2010). Attachment (Pertautan) Pada Anak Usia 0-5 Tahun Dan Kemampuan Berelasi Pada Masa Dewasa. Artikel. [Online]. Tersedia: perkantasjatim.org [10 Oktober 2013]

Awalludin. (2011). 65 % Siswa di Ciawi bogor pernah berhubungan seks. Artikel. [Online] Tersedia di: news-okezone.com

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Baradja, A. (2005). Psikologi perkembangan : Tahapan-tahapan dan aspek-aspeknya. Jakarta : Studia Press.


(3)

90

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belsky, J. (1988). Infancy, childhood and adollescene : Clinical implication of attachment. Lawrence Erlbaum Associate.

Blatt, S. J. (1996). Representational structures in psychopatology, development and vulnerabilites in close relationships. New Jersey : Erlbaum.

Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Volume 1 Attachment. New York: Penguin Group.

Burhani, Ruslan. (2010). BKKBN: 51 Persen Remaja Jabodetabek Tidak Perawan. Artikel. [Online]. Tersedia: antaranews.com

Cicchetti, D. & Linch, M. (1995). Failure in expectable environment and their impact on individual development : The case of child maltreatment psychopatology. Risk disorder and adaptation. Volume 2. John Willey and Sons Inc.

Collin, V. L. (1996). Human attachment. USA : McGraw Hill.

Collins, N. L. & Feeney, B. C. (2004). Working models of attachment shape

perceptions of social support : Evidence from experimental and observational studies. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 87, 363-383.

Crowell, J. A., Treboux, D., & Waters, E. (2002). Stability of attachment

representations: The trasition to marriage. Journal of Development Psychology. Volume 38, 467-479

Davies, D. (1999). Child development : A practitioner’s guide. New York : The Guildford Press.

Durkin, K. (1995). Developmental Social Psychology. Massachussets : Blackwell Publisher Inc

Ervika, E. (2000). Kualitas Kelekatan dan Kemampuan Berempati pada Anak. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.


(4)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. (2004). Psikologi praktis : Anak, remaja dan keluarga. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.

Hetherington & Parke. (1999). Chid psychology : A cntemporary view point (4thed). USA : Mcgraww-Hill College Companies, Inc.

Helmi, A.F. (1999). Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Jurnal Psikologi 1999, no, 1, 19-17. [Online]. Tersedia: gayakelekatan_avin.pdf [10 Oktober 2013]

Holmes, Jeremy.(1996). Attachment, Intimacy, Autonomy, London : Jason Aronson Inc.

Intan, Dewi dkk. (2012). Hubungan Antara Figur Kelekatan Orangtua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pada Remaja SMA 11 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Kesumaratih, Hamanda.(2008) Attachment Style and Addiction. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Komariah, Wanti dkk. (2010). Gambaran Perilaku Seksual Dengan Orientasi

Heteroseksual Mahasiswa Kos Di Kecamatan Jatinangor – Sumedang. Jurnal-Pustaka Unpad. [Online]. Tersedia di: Jurnal-Pustaka.unpad.ac.id

Langer, M. (2004). Attachment and perfectionism : A structural equation analysis. The University of North Carolina.

Lanolius, M (2009) Fenomena Seksualitas Pranikah (Studi Kualitatif) Remaja Pada Siswa SMA Negeri 1 Tanjung Bunga Flores, NTT. Artikel [Online]. Tersedia: fenomena_seksual.pdf [8 Oktober 2013]

Liliana, A.W. (2009). Gambaran Kelekatan Remaja Akhir Putri Dengan Ibu. Skripsi, Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadharma.


(5)

92

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mar’at, S. (2006). DESMITA. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Meins, E. (1997). Security of attachment and the social development of cognition. Psychology Press Ltd, UK.

Nur Anganthi, Nisa dkk (2009) Teenagers’ Sexuality: The Difference Between Non And Practitioners Of Premarital Sexual Intercourse. Jurnal Psikologi. [Online]. Tersedia: Academia.edu [16 Desember 2013]

Oedin, Ryn. (2011). Astaghfirullah 63 % remaja indonesia berbuat zina. Artikel. [Online]. Tersedia: nahimunkar.com

Permana, Jaka. (2013). Duh, 57% Remaja di Bandung Sudah Berhubungan Seks. Artikel. [Online]. Tersedia: Inilahkoran.com.

Qanun, Abu. (2012). Astaghfirullah 60% remaja Indonesia lakukan seks di rumah Sendiri. Artikel. [Online]. Tersedia: detikhealth.com

Sahabat Remaja. (2009) Fenomena Seksualitas Pranikah Pada Remaja. Artikel. [Online]. Tersedia: Kompas.com

Santrock, J. W. (2004). Adolescence 6th Edition (Alih bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, W. S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Steinberg, Laurence. (1996). Adolescene (4th ed). New York: McGraw Hill.

Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Novi Adelina, 2014

HUBUNGAN ANTARA GAYA KELEKATAN (ATTACHMENT STYLE) DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA :Studi Korelasi pada siswa SMA Pasundan 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.