Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB Di SLB Sumber Sari.

(1)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

ABSTRAK

Noviani Wulan Sari dengan NIM 1001949 tahun 2015 “Hubungan Antara

Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari”

Penelitian ini berangkat dari lapangan hasil observasi ditemukan adanya nilai prestasi belajar matematika siswa yang berbeda-beda. Sementara itu, di lembaga pendidikan sering ditemukan siswa tunarungu yang tidak meraih prestasi belajar yang tidak sesuai dengan tingkat inteligensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kecerdasan emosi, besarnya korelasi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika, serta hubungan antara keceradasan emosi dengan prestasi belajar matematika. Subjek penelitian berjumlah 7 siswa tunarungu kelas VII di SLB-B Sumbersari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada guru untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosi siswa dan tes prestasi belajar matematika kepada siswa untuk mengetahui gambaran prestasi belajar matematika. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pedoman wawancara kecerdasan emosi mencakup mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, membina hubungan dan instrumen soal tes prestasi belajar matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional dimana untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan pengujian statistik parametrik dengan menggunakan metode uji korelasi Pearson product moment, dengan menetapkan taraf sinifikansi sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika siswa tuanrungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari. Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosi yang berperan dalam keberhasilan siswa guru harus lebih kreatif dalam membuat kegiatan pembelajaran matematika yang menyenangkan, memperhatikan tingkah laku siswa, menumbuhkan semangat dan motivasi siswa, serta menghilangkan rasa jenuh siswa yang memicu siswa mengalami ketidakstabilan emosi.


(2)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

ABSTRACT

Noviani Wulan Sari with NIM 1001949 2015 "Correlation Of Emotional Intelligence And Math Academic Achievement On Students With Hearing Impaired Class VII SMPLB AT SLB-B Sumbersari"

This departs from the field Research results obsevasion discovered the value of the achievements of the different students learn math. Meanwhile, at the Institute of education of student with often found that no academic achievements that do not correspond to the level of intellignce. This research aims to uncover the emotional intelligence, emotional intelligence correlation with the magnitude of the accomplishment of Math Academic achievement, as well as the relationship of emotional intelligence with math academic achievement. The subject of research students with hearing impaired class VII in SLB-B Sumbersari. Engineering data collection is done with the interview to the teacher to find out students ' emotional intelligence picture and math academic achievement tests to the students to know the description of the math academic achievement.. The instruments used are emotional intelligence interview guide instruments include recognizing the emotions themselves, managing emotions, motivating oneself, empathy, fostering relationships and instrument math academic achievemen test. The research method used was a quantitative research method with the korelasional technique in which to test the hypothesis in this study performed statistical parametric testing using the test method correlation Pearson product moment, by setting the significance level of 0.05. Results of the study indicate that there is a significant correlation of emotional intelligence and math academic achievement on students with hearing impaired class VII in SLB-B Sumbersari. To develop and optimize the emotional intelligence plays a role in student success teachers should be more creative in making learning a fun math activity, paying attention to the behaviour of students, foster a spirit and motivation of students, as well as eliminating saturated flavor students that sparked students experiencing emotional instability.


(3)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Batasan Masalah... Error! Bookmark not defined. D. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan PenelitianError! Bookmark not defined. F. Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Konsep Dasar Ketunarunguan... Error! Bookmark not defined. B. Konsep Dasar Kecerdasan Emosi ... Error! Bookmark not defined. C. Konsep Dasar Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. D. Konsep Dasar Matematika ... Error! Bookmark not defined. E. Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .. Error! Bookmark not defined.


(4)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

E. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined. B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data . Error! Bookmark not defined. C. Analisi Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ...


(5)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Kerangka Pemikiran... 33

TABEL 3.1 Subyek Penelitian... 38

TABEL 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosi... 40

TABEL 3.3 Rumusan Kategori Kecerdasan Emosi... 42

TABEL 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Pertemuan Ke-1... 43

TABEL 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Pertemuan Ke-2... 43

TABEL 3.6 Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Pertemuan Ke-3... 43

TABEL 3.7 Rumusan Kategori Prestasi Belajar Matematika... 44

TABEL 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Emosi... 47

TABEL 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar Matematika.. 49

TABEL 3.10 Kriteria Realibilitas... 54

TABEL 3.10 Kriteria Penilaian Korelasi... 56

TABEL 4.1 Perolehan Skor Kecerdasan Emosi... 59

TABEL 4.2 Deskripsi Data Mengenali Emosi Diri... 60

TABEL 4.3 Hasil Penggolongan Tingkat Mengenali Emosi Diri Siswa.. 61

TABEL 4.4 Deskripsi Data Mengelola Emosi... 62

TABEL 4.5 Hasil Penggolongan Tingkat Mengelola Emosi Siswa... 63

TABEL 4.6 Deskripsi Data Memotivasi Diri Sendiri... 64

TABEL 4.7 Hasil Penggolongan Tingkat Memotivasi Diri Sendiri Siswa... 65

TABEL 4.8 Deskripsi Data Empati... 66

TABEL 4.9 Hasil Penggolongan Tingkat Empati Siswa... 67

TABEL 4.10 Deskripsi Data Membina Hubungan... 68

TABEL 4.11 Hasil Penggolongan Tingkat Membina Hubungan Siswa.... 69

TABEL 4.12 Perolehan Skor Keseluruhan Kecerdasan Emosi... 70


(6)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

TABEL 4.14 Hasil Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosi Siswa... 72

TABEL 4.15 Perolehan Skor Prestasi Belajar Matematika... 73

TABEL 4.16 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika... 74

TABEL 4.17 Hasil Penggolongan Prestasi Belajar Matematika Siswa... 75

TABEL 4.18 Hasil Uji Normalitas... 77


(7)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Kegiatan Penelitian... 37 Gambar 4.1 Persentase Skor Kecerdasan Emosi Siswa... 72 Gambar 4.2 Persentase Skor Prestasi Belajar Siswa... 76


(8)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.

Pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.

Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan penyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997, hlm.105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.

Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.

Prestasi belajar menurut Wirawan dalam Murjono (1996, hlm 178) adalah “Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.”


(9)

2

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997, hlm. 529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.

Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000, hlm. 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului inteligensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2002, hlm. 17).

Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori


(10)

3

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2000, hlm. 44).

Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.

Menurut Salovey (dalam Goleman, 2000, hlm. 57), terdapat lima aspek dalam kecerdasan emosi, yaitu yang mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, dan membina hubungan dengan orang lain.. Aspek pertama yaitu mengenali emosi diri sendiri, kadang siswa tidak menyadari ketika dirinya sedang marah karena memilki masalah, dapat mempengaruhi prestasi belajar. Perilaku yang muncul pada siswa tersebut menjadi tidak fokus dengan pelajaran dan menyebabkan nilai ulangan menjadi jelek. Aspek ke dua adalah mengelola emosi seperti menangani perasaan sehingga perasaan dapat terungkap dengan tepat. Hal tersebut tampak pada siswa tunarungu ketika sedang marah, dia menjadi lebih sensitif di dalam kelas dan menyebabkan siswa tersebut tidak berminat untuk belajar dan mempengaruhi nilai ulangan yang menjadi jelek. Aspek ke tiga adalah memotivasi diri sendiri untuk membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat afektif. Aspek tersebut dapat terlihat pada siswa tunarungu yang selalu mengikuti remidi karena memiliki nilai yang belum tuntas dan memiliki rasa minder. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak berusaha untuk belajar dan memperbaiki nilai sehingga menyebabkan nilai di raport dapat dikatakan belum tuntas. Aspek ke empat adalah mengenali emosi orang lain dimana terlihat siswa tunarungu dapat merasakan ketika temannya mengalami kebingungan dengan mata pelajaran tertentu dan membantu teman yang kesulitan.


(11)

4

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Hal tersebut dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Aspek yang terakhir adalah membina hubungan baik ketika berhubungan dengan orang lain. Siswa tunarungu dapat membentuk kelompok belajar bersama untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Kelompok belajar tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar.

Penjelasan di atas yang menunjukkan naik turunnya prestasi belajar berhubungan dengan kemampuan bagaimana mengelola emosi dan bagaimana mengungkapkan emosi tersebut. Goleman (2002, hlm. 17) mengungkapkan dalam proses belajar, IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Kedua inteligensi saling melengkapi dimana keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Sejalan dengan pernyataan Goleman, Uno (2006, hlm. 70) mengungkapkan bahwa IQ hanya mendukung 20% faktor yang menentukan keberhasilan sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor lain termasuk EQ. Goleman (2000, hlm. 137) menunjukkan bahwa anak-anak di sekolah yang mampu mengelola emosi mereka seperti mengenali perasaan orang lain, tergolong anak-anak yang populer di sekolah dan juga lebih berhasil di sekolah walaupun IQ rata-rata mereka tidak tinggi.

Pernyataan Goleman di atas juga didukung oleh penelitian Shanawai (Shanwai, 2009) yang meneliti hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik pada 200 siswa kelas empat sekolah dasar di New Delhi dengan menaganalisis data kecerdasan emosional yang diperoleh melalui hasil tes MEIS (mayer Emotional Intelligence Scale) yang dikembangkan Mayer dan Salovey dan diadaptasi kedalam bahasa Hindi dengan data hasil prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Shanwai menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar (Shanwai, 2009).

Penelitian lain mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar juga dilakukan terhadap 1.426 mahasiswa tingkat satu di empat universitas di Amerika (Parker, dkk., 2005). Data mengenai kecerdasan emosional diperoleh dari tes Emotional Quotient Inventory (EQ-i), sedangkan data prestasi belajar mahasiswa diperoleh melalui IPK. Hasil penelitian menunjukan terdapat


(12)

5

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa (Parker, Duffy, Wood, Bond, & Hogan, 2005)

Namun beberapa penelitian di atas berbeda dengan hasil riset pada disertasi doctoral Jean M. Fruh dari University of Virgina dengan judul “The Correlation of Emotional Inttelegence, AcademicAchievment, and Clinical Performance in

Undergraduate Athletic Training Students” yang menunjukan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar di kalangan Mahasiswa (Fruh, 2005)

Pembelajaran di kelas matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di kelas VII SMPLB. Matematika adalah mata pelajaran yang sering diberi kesan sulit oleh kebanyakan siswa di sekolah (Pitadjeng, 2006,hlm. 29). Matematika sebagai ilmu yang menggunakan penalaran logis dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata. Setiap hari pasti kita akan menjumpai angka. Matematika sangat menekankan kemampuan berpikir logis dan sistematis. Penyelesaian masalah dalam matematika membutuhkan konsentrasi berpikir yang tinggi, disertai ketekunan, kesabaran dan sikap optimis untuk dapat menciptakan semangat siswa dalam pembelajaran matematika tersebut.

Fakta di lapangan hasil dari observasi di SLB B Sumbersari yang terletak di jalan Majalaya 2, Antapani, Bandung, Jawa Barat. siswa tunarungu mempunyai nilai prestasi belajar matematika yang variatif. Adapun nilai yang diperoleh siswa dalam tiga semester yaitu :


(13)

6

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Tabel 1.1

Perolehan Skor Matematika Siswa Berdasarkan Raport

Nama

Tahun Ajaran 2012/2013

Semester 2

2013/2014 Semester 1

2013/2014 Semester 2

DV 70 70 73

FR 65 65 67

NS 72 75 75

RZ 68 67 65

RR 65 68 70

YD 70 72 68

AR 67 68 65

Siswa tunarungu menganggap matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit, sehingga siswa tidak merasa percaya diri, mudah menyerah serta merasa menghitung itu tidak menyenangkan. Padahal guru sudah berusaha mengajar dengan menggunakan berbagai media dan metode yang menarik, menekankan keaktifan siswa, tetapi hasil belajar matematika tetap saja rendah. Anak terlihat ragu-ragu saat menghitung dan cepat menyerah bahkan ada yang marah. Apalagi jika hasil hitungannya salah, mereka lebih memilih untuk tidak lagi menghitung karena beranggapan mereka tidak bisa menyelesiakan persoalan matematika yang sedang dihadapi. Atau dengan kata lain siswa merasa putus asa.

Ada beberapa faktor mengapa prestasi belajar matematika siswa berbeda-beda. Salah satunya adalah faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa. Menyelesaikan soal matematika dan menemukan pemecahan masalah yang tepat, selain membutuhkan aktivitas berpikir yang tinggi ternyata juga membutuhkan pengelolaan emosi untuk menciptakan motivasi, membuang rasa pesimis sehingga menimbulkan semangat, ketekunan dan kesabaran untuk tidak lelah mencoba kembali mencari penyelesaian masalah guna mendapatkan penyelesain masalah dengan hasil akhir yang tepat.


(14)

7

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB DI SLB B Sumbersari” B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali membuat siswa tuanrungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah tafsir dan ini menjadi tekanan bagi emosinya sehingga menyebabkan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, menampakan kebimbangan dan keragu-raguan.

2. Prestasi belajar matematika siswa tunarungu rendah dan variatif.

3. Kurangnya motivasi untuk belajar pada siswa tunarungu, sehingga masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru ketika belajar di kelas.

4. Kurangnya dorongan dan motivasi dari guru untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

5. Siswa tunarungu mempunyai anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling menakutkan.

6. Siswa tunarungu mudah putus asa ketika hasil perhitungannya salah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu melebar, maka peneliti memberi batasan dalam melakukan penelitiannya ini dengan membatasi pada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dikemukakan pokok permasalahan yang menjadi dasar rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan


(15)

8

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB B Sumbersari? ”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang idasarkan atas perumusan masalah diatas, tujuan tersebut yaitu untuk mengatahui :

a. Seberapa besar kecerdasan emosi yang dimilki oleh siswa b. Nilai hasil pretasi belajar matematika siswa

c. Korelasi antara 2 variabel yaitu variabel kecerdasan emosi dan variabel prestasi belajar matematika

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi guru, orang tua, dan pihak lainnya, hasil kajian penelitian ini diharapkan lebih mengenal dan memahami faktor-faktor mengenai perkembangan siswa tunarungu khususnya dalam kecerdasan emosi. 2. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan

dalam membuat kebijakan sekolah dengan menciptakan iklim kondusif, sehingga akan mampu mengupayakan perkembangan siswa secara optimal baik dari segi akademis, fisik, psikis maupun perkembangan emosinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan penelitian lebih intensif mengenai kecerdasan emosional dan konstribusinya terhadap prestasi belajar matematika siswa tunarungu.


(16)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditari kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum tingkat kecerdasan emosi siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari tergolong sedang. Artinya siswa cukup mampu untuk mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, berempati dan membina hungan dengan orang lain. Namun mereka terkadang masih mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya.

2. Secara umum tingkat prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari tergolong sedang. Artinya siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan sekolah dan mendapatkan hasil yang cukup baik, walaupun harus selalu diberi arahan.

3. Angka koefesien korelasi antara kecerdasn emosi dengan prestasi belajar matematika pada siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari ini hampir mendekati 1 menunjukan adanya korelasi yang kuat.

4. Angka koefesien korelasi yang positif menunjukan adanya korelasi searah yang artinya bila nilai kecerdasan emosi naik, maka nilai prestasi belajar pun akan naik.

5. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :


(17)

60

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

1. Rekomendasi Bagi Pendidik

Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosi yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru hendaknya memperhatikan kondisi emosi siswa saat proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dalam hal ini guru harus lebih kreatif dalam membuat kegiatan pembelajaran matematika yang menyenangkan, memperhatikan tingkah laku siswa, menumbuhkan semangat dan motivasi siswa, serta menghilangkan rasa jenuh siswa yang memicu siswa mengalami ketidakstabilan emosi.

2. Rekomendasi Bagi Orang Tua

Meningkatkan kecerdasan emosi dapat dikatakan sebagai salah satu jembatan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Sesuai dengan penelitian tersebut, hampir semua peneliti kecerdasan emosi menyatakan bahwa pengembangan kecerdasan emosi dapat dilakukan sepanjang hidup. Bantuan serta bimbingan orang tua membantu para siswa untuk belajar mengenali berbagai pengalaman emosional. Pembimbingan orang tua inilah yang kadang terlupakan karena banyak orangtua yang berpikir bahwa keberadaan sekolah sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran bagi anak-anaknya sudah cukup. Padahal, pembimbingan yang dilakukan oleh orang tua serta kedekatan orang tua dengan anak tidak dapat digantikan.

3. Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di dalam pengambilan data tentang prestasi belajar menggunakan lebih dari satu mata pelajaran sehingga hasil dari data tersebut lebih sesuai dengan yang diharapkan dan dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar selain kecerdasan emosi, misalnya perhatian orang tua, motivasi dan lain-lain.


(18)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1997), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S.A. (2007). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S.A (2012) Realibilitas dan Validitas. Yogyakart : Pustaka Pelajar Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fruh, J.M (2005). The correlation of emotional intelligence, academic Achievement, and clinical performance in Undergraduate Athletic Training Students (Dissertation). USA: University of Virginia.

Goleman, D. (2000). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Parker, J., Duffy, J., Wood, L., Bond, B., & Hogan, M (2005). Academic Achievement and Emotional Intelligence: Predicting The Successful Transition from high school to University. Journal of the first year Experience & Student in transition, Volume 17, Number 1/2005

Ratnawati. M. (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada

Siswa Kelas V SD Ta’Miriyah Surabaya : Jurnal Anima Vol. XI No. 42 Riduan. dan Rusyana, A. (2013). Cara Mudah Belajar SPSS. 17.0 Dan Aplikasi

Statistik Penelititan. Bandung : Alfabeta

Sadjono. 2000. Orthopedagogik Anak Tunarungu. Surakarta: UNS Press.

Saphiro, L.E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia


(19)

Noviani Wulan Sari, 2015

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas Vii SMPLB Di SLB Sumber Sari

Somad, P. dan Hernawati,T. (1996). Orthopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pedidikan Nasional.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surya, M. (199

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama

Tarmidi, S. (2006). Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: USU

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarsih, M. (2007). Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan Bahasa. Jakarta : Depdikbud.

Wahyuningsih, A.S (2004). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan prestasi akademik pada SMU Labschool Jakarta Timur. Jakarta: UPI YAI

Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.


(1)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB DI SLB B Sumbersari” B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali membuat siswa tuanrungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah tafsir dan ini menjadi tekanan bagi emosinya sehingga menyebabkan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, menampakan kebimbangan dan keragu-raguan.

2. Prestasi belajar matematika siswa tunarungu rendah dan variatif.

3. Kurangnya motivasi untuk belajar pada siswa tunarungu, sehingga masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru ketika belajar di kelas.

4. Kurangnya dorongan dan motivasi dari guru untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

5. Siswa tunarungu mempunyai anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling menakutkan.

6. Siswa tunarungu mudah putus asa ketika hasil perhitungannya salah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu melebar, maka peneliti memberi batasan dalam melakukan penelitiannya ini dengan membatasi pada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dikemukakan pokok permasalahan yang menjadi dasar rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan


(2)

8

prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB B Sumbersari? ”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang idasarkan atas perumusan masalah diatas, tujuan tersebut yaitu untuk mengatahui :

a. Seberapa besar kecerdasan emosi yang dimilki oleh siswa b. Nilai hasil pretasi belajar matematika siswa

c. Korelasi antara 2 variabel yaitu variabel kecerdasan emosi dan variabel prestasi belajar matematika

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi guru, orang tua, dan pihak lainnya, hasil kajian penelitian ini diharapkan lebih mengenal dan memahami faktor-faktor mengenai perkembangan siswa tunarungu khususnya dalam kecerdasan emosi. 2. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan

dalam membuat kebijakan sekolah dengan menciptakan iklim kondusif, sehingga akan mampu mengupayakan perkembangan siswa secara optimal baik dari segi akademis, fisik, psikis maupun perkembangan emosinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan penelitian lebih intensif mengenai kecerdasan emosional dan konstribusinya terhadap prestasi belajar matematika siswa tunarungu.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditari kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum tingkat kecerdasan emosi siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari tergolong sedang. Artinya siswa cukup mampu untuk mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, berempati dan membina hungan dengan orang lain. Namun mereka terkadang masih mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya.

2. Secara umum tingkat prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari tergolong sedang. Artinya siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan sekolah dan mendapatkan hasil yang cukup baik, walaupun harus selalu diberi arahan.

3. Angka koefesien korelasi antara kecerdasn emosi dengan prestasi belajar matematika pada siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari ini hampir mendekati 1 menunjukan adanya korelasi yang kuat.

4. Angka koefesien korelasi yang positif menunjukan adanya korelasi searah yang artinya bila nilai kecerdasan emosi naik, maka nilai prestasi belajar pun akan naik.

5. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar matematika siswa tunarungu kelas VII SMPLB di SLB-B Sumbersari.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :


(4)

60

1. Rekomendasi Bagi Pendidik

Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosi yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru hendaknya memperhatikan kondisi emosi siswa saat proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dalam hal ini guru harus lebih kreatif dalam membuat kegiatan pembelajaran matematika yang menyenangkan, memperhatikan tingkah laku siswa, menumbuhkan semangat dan motivasi siswa, serta menghilangkan rasa jenuh siswa yang memicu siswa mengalami ketidakstabilan emosi.

2. Rekomendasi Bagi Orang Tua

Meningkatkan kecerdasan emosi dapat dikatakan sebagai salah satu jembatan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Sesuai dengan penelitian tersebut, hampir semua peneliti kecerdasan emosi menyatakan bahwa pengembangan kecerdasan emosi dapat dilakukan sepanjang hidup. Bantuan serta bimbingan orang tua membantu para siswa untuk belajar mengenali berbagai pengalaman emosional. Pembimbingan orang tua inilah yang kadang terlupakan karena banyak orangtua yang berpikir bahwa keberadaan sekolah sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran bagi anak-anaknya sudah cukup. Padahal, pembimbingan yang dilakukan oleh orang tua serta kedekatan orang tua dengan anak tidak dapat digantikan.

3. Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di dalam pengambilan data tentang prestasi belajar menggunakan lebih dari satu mata pelajaran sehingga hasil dari data tersebut lebih sesuai dengan yang diharapkan dan dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar selain kecerdasan emosi, misalnya perhatian orang tua, motivasi dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1997), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S.A. (2007). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S.A (2012) Realibilitas dan Validitas. Yogyakart : Pustaka Pelajar Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fruh, J.M (2005). The correlation of emotional intelligence, academic Achievement, and clinical performance in Undergraduate Athletic Training

Students (Dissertation). USA: University of Virginia.

Goleman, D. (2000). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Parker, J., Duffy, J., Wood, L., Bond, B., & Hogan, M (2005). Academic Achievement and Emotional Intelligence: Predicting The Successful Transition from high school to University. Journal of the first year Experience & Student in transition, Volume 17, Number 1/2005

Ratnawati. M. (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Ta’Miriyah Surabaya : Jurnal Anima Vol. XI No. 42 Riduan. dan Rusyana, A. (2013). Cara Mudah Belajar SPSS. 17.0 Dan Aplikasi

Statistik Penelititan. Bandung : Alfabeta

Sadjono. 2000. Orthopedagogik Anak Tunarungu. Surakarta: UNS Press.

Saphiro, L.E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta: Gramedia


(6)

Somad, P. dan Hernawati,T. (1996). Orthopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pedidikan Nasional.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surya, M. (199

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama

Tarmidi, S. (2006). Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: USU

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarsih, M. (2007). Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan Bahasa. Jakarta : Depdikbud.

Wahyuningsih, A.S (2004). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan prestasi

akademik pada SMU Labschool Jakarta Timur. Jakarta: UPI YAI

Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 SAMBONG Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 4 20

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGRI 1 SAMBONG Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 3 7

LANDASAN TEORI Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 3 32

METODE PENELITIAN Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 2 13

HASIL PENELITIAN Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

2 4 21

PENUTUP Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU SMPLB-B KELAS VII DI SURAKARTA TAHUN 2014.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB B KARNNAMANOHARA, KABUPATEN SLEMAN.

0 1 133

KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU DI SMPLB KARYA MULIA | Elisabet Widyaning Hapsari | EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia 1 PB

0 0 11