HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 SAMBONG Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi BElajar Pada Siswa Kelas VII Di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI
BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 SAMBONG
KABUPATEN BLORA

Naskah Publikasi
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai gelar sarjana S1 Psikologi

Diajukan oleh :

Fahmi Sri Aryati
F 100 080 122

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI
BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 SAMBONG
KABUPATEN BLORA


Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :

Fahmi Sri Aryati
F 100 080 122

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI
BELAJAR PADA SISWA DI SMP N 1 SAMBONG KABUPATEN BLORA
Suatu pendidikan, belajar menjadi cara untuk menunjukkan adanya suatu

perubahan positif hingga nantinya didapatkan ketrampilan serta pengetahuan baru.
Belajar merupakan kebutuhan semua orang, sebab dengan belajar seseorang dapat
memahami atau menguasai sesuatu sehingga kemampuannya dapat ditingkatkan.
Dalam mempelajari dan menyesuaikan suatu pelajaran yang ada di sekolah, banyak
siswa SMP yang menghadapi segala persoalan pada dirinya yang menuntut waktu,
tenaga dan pikiran siswa. Misalkan tentang kegiatan yang ada di dalam lingkup mata
pelajaran sekolah, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan umum lainnya serta siswa
harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Hal
tersebut harus seimbang agar siswa dapat meraih prestasi belajar yang baik. Prestasi
belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
meliputi 1) jasmani yaitu faktor kesehatan tubuh, 2) psikologis yaitu intelegensi (EQ
dan IQ), perhatian, minat, bakat motif, kematangan, kesiapan dan efikasi diri. Apabila
intelegensi siswa tergolong tinggi maka prestasi belajar pun tinggi, begitu juga
sebaliknya. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas VII SMP N 1
Sambong Kabupaten Blora. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP N 1
Sambong Kabupaten Blora.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas VII A, VII B dan VII C di SMP Negri 1
Sambong yang berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan

studi populasi. Alat pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi dan
pengambilan hasil rata-rata raport siswa pada semester 1. Metode analisis data
menggunakan teknik korelasi nonparametric spearman’s rho.
Berdasarkan analisis nonparametric diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,270; p= 0,003 (p< 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, begitu
sebaliknya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi maka
semakin rendah prestasi belajar. Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap
prestasi belajar sebesar 7,29%. Kecerdasan emosi mempunyai rerata empirik
sebesar109,79dan rerata hipotetik sebesar 92,5 yang berartikecerdasan emosi
tergolong tinggi. Sedangkan pada variable prestasi belajar mempunyai rerata empirik
(RE) sebesar 3,13509 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 284,25 yang berarti
kecerdasan emosi pada subjek tergolong sedang.

Kata kunci : kecerdasan emosi, prestasi belajar

bertanggung

PENDAHULUAN
Sebagaimana


telah

Hal

tersebut

ketahui

menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan

bersama bahwa pemerintah sedang giat-

pendidikan tidak hanya untuk memberikan

giatnya

pemahaman

melaksanakan


kita

jawab.

pembangunan

namun

juga

menjadi

kan

disegala bidang, juga dalam hal ini termasuk

manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan

bidang pendidikan. Pembangunan di bidang


yang diamanatkan dalam Undang-undang

pendidikan ini dapat di ketahui atas usaha

Dasar 1945, yaitu membangun manusia

pemerintah yang dikelola oleh Departemen

Indonesia seutuhnya baik jiwa maupun

Pendidikan dan Kebudayaan yang pada saat

raganya sesuai dengan dalam jiwa Undang-

ini giat-giatnya melaksanakan pendidikan

undang Dasar 1945.

baik mengenai isi metode maupun saranasarana pendidikan.


Pernyataan diatas, tujuan dan fungsi
pendidikan adalah memberikan bekal yang

Pendidikan mempunyai peran yang

diperlukan

oleh

sangat menentukan bagi perkembangan dan

kehidupan

sehari-hari

perwujudan diri individu, terutama bagi

masyarakat. Melalui pendidikan, seseorang


pembangunan bangsa dan negara. Adapun

diharapkan mampu membangun sikap dan

fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat

tingkah

pada undang-undang nomor 20 tahun 2003

ketrampilan yang perlu dan berguna bagi

pasal

bahwa

kelangsungan dan kemajuan diri dalam

berfungsi


masyarakat, bangsa dan negara (Arikunto,

3

yang

Pendidikan

menyebutkan
nasional

mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa
yang


bermartabat

dalam

laku

peserta

serta

didik

sebagai

dalam
anggota

pengetahuan

dan


2006).
Belajar

akan

menghasilkan

rangka

perubahan-perubahan dalam diri seseorang.

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh

untuk berkembangnya peserta didik agar

perubahan

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

penilaian. Begitu juga yang terjadi pada

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

seorang

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

pendidikan selalu diadakan penilaian dari

dan menjadi warga yang demokratis serta

hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil

yang

siswa

terjadi,

yang

perlu

mengikuti

adanya

suatu

belajar seorang siswa untuk mengetahui

di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora,

sejauhmana telah mencapai sasaran belajar

terdapat 21,63% dari 729 siswa yang

inilah yang disebut sebagai prestasi belajar

nilainya belum memenuhi KKM yang telah

(Purwanto, 2004).

ditentukan oleh setiap guru mata pelajaran

Prestasi belajar menurut Wirawan

umum dan sain.

(dalam Susilowati, 2009) adalah hasil yang
dicapai

seorang

siswa

dalam

Kenyataannya, dalam proses belajar

usaha

mengajar di sekolah sering ditemukan siswa

belajarnya sebagaimana dicantumkan di

yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang

dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar

setara dengan kemampuan inteligensinya.

seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-

Ada siswa yang mempunyai kemampuan

kemajuan yang telah dicapainya dalam

inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi

belajar.

belajar yang relatif rendah, namun ada siswa

Ada beberapa masalah yang biasanya

yang walaupun kemampuan inteligensinya

dihadapi oleh siswa di sekolah diantaranya:

relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar

mata pelajaran merupakan sumber utama

yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf

bagi para pelajar adalah sebanyak 70%,

inteligensi bukan merupakan satu-satunya

sedangkan persoalan yang muncul dalam

faktor

hubungan dengan unsur-unsur sekolah relatif

seseorang, karena ada faktor lain yang

kecil jauh dibawah mata pelajaran misalnya

mempengaruhi. Menurut Goleman (2000),

fasilitas sekolah 35%, dengan guru dan biaya

kecerdasan

sekolah hampir sama yaitu rata-rata 24%,

menyumbang

Muchtar dan Manan (dalam Hamdan, 2009).

sedangkan 80% adalah sumbangan faktor

Dalam menyesuaikan pelajaran yang ada di

kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah

SMP, banyak siswa menghadapi persoalan

kecerdasan

dengan mata pelajaran disebabkan ada

Quotient

beberapa pelajaran yang menuntut nwaktu

memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,

dan pikiran yang banyak. Misalnya pada

mengontrol desakan hati, mengatur suasana

mata

dan

hati (mood), berempati serta kemampuan

matematika. Dari hasil data yang diperoleh

bekerja sama. Berdasarka beberapa uraian

pelajaran

biologi,

fisika

yang

menentukan

intelektual
20%

(IQ)

bagi

emosional
(EQ)

keberhasilan

atau

yakni

hanya

kesuksesan,

Emotional
kemampuan

tersebut dengan adanya kecerdasan emosi

memahami atau menguasai sesuatu sehingga

yang tinggi diharapkan siswa siswi kelas VII

kemampuannya dapat ditingkatkan.

di SMP N 1 Sambong Kabupaten Blora

Menurut Chaplin (2002), “Prestasi

dapat menunjukkan prestasi belajar secara

merupakan hasil yang dicapai (dari yang

optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki

dilakukan dan diharapkan). Dari definisi

masing-masing, sehingga mampu bersaing

tersebut

dengan

hasil

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan

wawancara dengan Kepala sekolaj dan guru

yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

BP, ada beberapa siswa di SMP N 1

yang lazimnya ditujukan dengan nilai-nilai

Sambong Kabupaten Blora memang masih

atau angka-angka

mempunyai kecerdasan emosi yang rendah

negara.

siswa-siswi

lain.

Dari

maka

prestasi

belajar

adalah

yang diberikan oleh

sehingga yang dihasilkannya kurang optimal.

Menurut Winkel (1997) belajar pada

Berdasarkan uraian di atas, maka

manusia dapat dirumuskan sebagai suatu

penulis merumuskan permasalahan “apakah

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

ada hubungan antara kecerdasan emosi

dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP

yang

Negeri 1 Sambong Kabupaten Blora”.Dalam

dalam

kaitan pentingnya kecerdasan emosional

Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

pada diri siswa sebagai salah satu faktor

berbekas.

menghasilkan

perubahan-perubahan

pengetahuan

dan

nilai

sikap.

penting untuk meraih prestasi akademik,
maka dalam penyusunan skripsi ini penulis

Faktor-faktor

tertarik untuk meneliti:”Hubungan antara

Prestasi Belajar

Kecerdasan

Emosional

dengan

Prestasi

yang

Mempengaruhi

Menurut Sumadi Suryabrata (2006)

Belajar pada Siswa Kelas VII SMP N 1

dan Shertzer dan Stone

Sambong Kabupaten Blora”.

secara

garis

besar

(Winkle, 1997),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi belajar dan prestasi belajar
LANDASAN TEORI
Belajar merupakan kebutuhan semua
orang , sebab dengan belajar seseorang dapat

dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal :
1.

Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari

memilah-milah semuanya dan menggunakan

dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi

informasi ini untuk membimbing pikiran dan

prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan

tindakan.” (Shapiro, 1998).

menjadi dua kelompok, yaitu :

Menurut Goleman (2002), kecerdasan

1). Faktor fisiologis

emosional adalah kemampuan seseorang

Dalam hal ini, faktor fisiologis

mengatur

kehidupan

emosinya

dengan

yang dimaksud adalah faktor yang

inteligensi (to manage our emotional life

berhubungan dengan kesehatan dan

with

pancaindera

emosi

2). Faktor psikologis

appropriateness

yang

intelligence);
dan

menjaga

keselarasan

pengungkapannya
of

emotion

and

(the
its

Ada banyak faktor psikologis

expression) melalui keterampilan kesadaran

dapat

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati

mempengaruhi

prestasi

belajar siswa, antara lain adalah IQ &

dan keterampilan sosial.

EQ, Motivasi serta Sikap.
2.

Faktor eksternal

Faktor-faktor

Selain faktor-faktor yang ada dalam

yang

Mempengaruhi

Kecerdasan Emosi
Goleman

diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang

empat

mengemukakan

dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

bahwa

akan diraih, antara lain adalah faktor

mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu:

lingkungan keluarga dan faktor lingkungan

a. Pengalaman

sekolah.

terdapat

(2001)

faktor

yang

Kecerdasan emosional dapat meningkat
sepanjang perjalanan hidup individu. Ketika
individu belajar untuk menangani suasana

Pengertian Kecerdasan Emosi
Salovey dan Mayer mendefinisikan

hati, menangani emosi yang menyulitkan,

kecerdasan emosional atau yang sering

semakin cerdaslah emosi individu dan

disebut EQ sebagai himpunan bagian dari

mampu membina hubungan yang baik

kecerdasan

dengan orang lain.

sosial

yang

melibatkan

kemampuan memantau perasaan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain,

b. Usia

Semakin
kecerdasan

tua

usia

emosinya

individu
akan

maka

lebih

a. Mengenali Emosi Diri

baik

Mengenali emosi diri sendiri merupakan

dibanding dengan usia yang lebih muda. Hal

suatu kemampuan untuk mengenali perasaan

ini dipengaruhi oleh individu seiring dengan

sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini

oertambahan usianya. Menurut Goleman

merupakan dasar dari kecerdasan emosional,

(Papalia, 2001) pembentukan kecerdasan

para ahli psikologi menyebutkan kesadaran

emosional pada saat remaja paling besar

diri sebagai metamood, yakni kesadaran

terjadi pada remaja pertengahan.

seseorang akan emosinya sendiri. Menurut

c. Jenis kelamin

Mayer (Goleman, 2002) kesadaran diri

Tidak ada perbedaan antara kemampuan
pria

dan

wanita

dalam

meningkatkan

adalah

waspada

terhadap

suasana

hati

maupun pikiran tentang suasana hati, bila

rata-rata

kurang waspada maka individu menjadi

wanita memiliki ketrampilan emosi yang

mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai

lebih baik dibandingkan pria.

oleh emosi. Kesadaran diri memang belum

d. Jabatan

menjamin

kecerdasan

emosionalnya.Tetapi

penguasaan

emosi,

namun

merupakan salah satu prasyarat penting
Semakin tinggi jabatan maka semakin
tinggi pulakecerdasan emosional seseorang ,
maka semakin penting ketrampilan antar
pribadinya dalam membuatnya menonjol
dibanding mereka yang berprestasi biasabiasa saja.

untuk

mengendalikan

emosi

sehingga

individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola

emosi

kemampuan individu dalam

merupakan
menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat
atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan

Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

dalam diri individu. Menjaga agar emosi

Goleman yang mengutip Salovey
(2002) menempatkan kecerdasan pribadi
Gardner

dalam

definisi

dasar

tentang

kecerdasan emosional yang dicetuskannya
dan

memperluas

kemampuan

tersebut

menjadi 5 aspek kemampuan utama, yaitu :

yang merisaukan tetap terkendali merupakan
kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi
berlebihan,

yang

meningkat

dengan

intensitas terlampau lama akan mengoyak
kestabilan

kita

(Goleman,2002).

Kemampuan

ini

mencakup

kemampuan

lebih mampu untuk mendengarkan orang

untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

lain.

kecemasan,

e. Membina Hubungan

kemurungan

ketersinggungan dan

atau

akibat-akibat

yang

Kemampuan

dalam

membina

ditimbulkannya serta kemampuan untuk

hubungan merupakan suatu keterampilan

bangkit

yang menunjang popularitas, kepemimpinan

dari

perasaan-perasaan

yang

menekan.

dan keberhasilan antar pribadi (Goleman,

c. Memotivasi Diri Sendiri

2002). Keterampilan dalam berkomunikasi

Presatasi

harus

dilalui

dengan

merupakan

kemampuan

dasar

dalam

dimilikinya motivasi dalam diri individu,

keberhasilan membina hubungan. Individu

yang berarti memiliki ketekunan untuk

sulit

menahan

diinginkannya dan sulit juga memahami

diri

terhadap

mengendalikan

dorongan

kepuasan

dan

hati,

serta

untuk

mendapatkan

apa

yang

keinginan serta kemauan orang lain.

mempunyai perasaan motivasi yang positif,

Orang-orang

yang

hebat

dalam

yaitu antusianisme, gairah, optimis dan

keterampilan membina hubungan ini akan

keyakinan diri.

sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil

d. Mengenali Emosi Orang Lain

dalam

Kemampuan untuk mengenali emosi

pergaulan

karena

mampu

berkomunikasi dengan lancar pada orang

orang lain disebut juga empati. Menurut

lain.

Goleman

lingkungannya dan menjadi teman yang

(2002)

kemampuan

seseorang

Orang-orang

ini

populer

dalam

untuk mengenali orang lain atau peduli,

menyenangkan

menunjukkan kemampuan empati seseorang.

berkomunikasi (Goleman, 2002). Ramah

Individu yang memiliki kemampuan empati

tamah, baik hati, hormat dan disukai orang

lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial

lain

yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-

bagaimana siswa mampu membina hubungan

apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia

dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian

lebih mampu menerima sudut pandang orang

siswa berkembang dilihat dari banyaknya

lain, peka terhadap perasaan orang lain dan

hubungan interpersonal yang dilakukannya.

dapat

karena

dijadikan

kemampuannya

petunjuk

positif

METODE PENELITIAN

menggunakan Skala kecerdasan emosional

Subjek Penelitian

tanpa adanya modifikasi yaitu karena skala

Subjek penelitian siswa kelas VII A,
VII B, dan VII C di SMP N 1 Sambong

yang ada telah sesuai dengan keadaan subjek
yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Kabupaten Blora berjumlah 100 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan

2. Dokumentasi Prestasi Belajar

adalah studi populasi yaitu menggunakan

Dokumentasi merupakan penyajian

semua anggota populasi yang ada sebagai

kenyataan dan keterangan-keterangan yang

subjek penelitian.

bersifat informatif atas fakta-fakta dan
kebenaran yang benar-benar ada menurut
Soeramto (dalam Susilowati, 2009). Prestasi

Alat pengumpulan data

belajar

1. Skala Kecerdasan Emosi
Skala

kecerdasan

dengan

dokumentasi

yang

prestasi belajar siswa di sekolah. Prestasi

(2011)

belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata

dengan menggunakan skala yang telah ada

raport siswa pada satu semester dengan

dengan

standar KKM yang ditentukan oleh guru

digunakan

disusun

mengacu

emosi

diungkap

Diahriyanti

pada

teori

yang

dikemukakan oleh Salovey dan Mayer

mata

(dalam Goleman, 2002) yang mencakup

pendidikan

aspek mengenali emosi diri, mengelola

Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa

emosi

Inggris, Seni Budaya, Pendidikan jasmani

diri,

mengenali

memotivasi

emosi

orang

diri
lain

sendiri,
(empati),

pelajaran

pendidikan

agama,

kewarganegaraan,

Bahasa

kesehatan dan Katrampilan.

bekerjasama dengan orang lain (Goleman,
2002)

yang

berguna

untuk

mengukur

Metode Analisis Data

sejauhmana kecerdasan emosional dipahami

Teknik atau metode analisis data

siswa kelas VII SMP Negri 1 Sambong

yang digunakan untuk menguji hipotesis

Kabupaten

yaitu

Blora.

Alasan

menggunakan

nonparametric

Spearman’s

Rho,

skala terpakai karena sudah teruji dengan

karena di dalam penelitian ini hanya ada dua

validitas rxy = 0,195 sampai dengan rbt =

variabel

0,624 dan reliabilitas rtt = 0,888. Alasan

yang

koefisien

korelasinya

diperoleh dengan mengkorelasikan derajat

mendorong

perubahan

suasana

hati

hubungan antar dua variabel (Hadi, 2005).

seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
nonparametric

hasil

diperoleh

perhitungan
nilai

koefisien

Hal tersebut menyimpulkan bahwa
semua

emosi

menurut

Goleman

pada

korelasi (r) sebesar 0,270; p= 0,003 (p<

dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada

Jadi berbagai macam emosi itu mendorong

hubungan positif yang sangat signifikan

individu untuk memberikan respon atau

antara kecerdasan emosi dengan prestasi

bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

belajar. Semakin tinggi (optimal) kecerdasan

Salovey

emosi maka semakin tinggi prestasi belajar,

mendefinisikan

begitu sebaliknya semakin rendah (minimal)

kemampuan seseorang mengatur kehidupan

kecerdasan emosi maka semakin rendah

emosinya

prestasi

keselarasan emosi dan pengungkapannya

belajar.

Hasil

penelitian

ini

dalam

Goleman

kecerdasan

dengan

emosi

intelegensi;

yaitu

menjaga

menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi

melalui

: “Ada hubungan positif antara kecerdasan

pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

emosional terhadap prestasi belajar pada

ketrampilan sosial.

siswa kelas VII” dapat diterima.

ketrampilan

(2002)

Kecerdasan

kesadaran

emosional

diri,

sangat

Hasil penelitian ini sesuai dengan

dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat

pendapat para ahli, diantaranya menurut

menetap, dapat berubah-ubah setiap saat.

Daniel Goleman (2002) emosi merujuk pada

Untuk itu peranan lingkungan terutama

suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu

orang tua pada masa kanak-kanak sangat

keadaan

mempengaruhi

biologis

dan

psikologis

dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

dalam

pembentukan

kecerdasan emosional.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk

Dari hasil analisis diketahui variabel

bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi

kecerdasan emosi mempunyai rerata empirik

terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri

sebesar 109,79 dan rerata hipotetik sebesar

individu. Sebagai contoh emosi gembira

92,5 yang berarti kecerdasan emosional

tergolong tinggi. Secara spesifik terdapat 24

tetap

subjek (24%) memiliki kecerdasan emosi

menuju kesejahteraan emosi. Emosi

yang tergolong sedang, 70 subjek (70%)

berlebihan, yang meningkat dengan

memiliki kecerdasan emosi yang tergolong

intensitas

tinggi,

mengoyak kestabilan kita (Goleman,

dan

6

subjek

(6%)

memiliki

terkendali

terlampau

kecerdasan emosi yang tergolong sangat

2002).

tinggi.

kemampuan
Menurut Goleman yang mengutip

merupakan

lama

Kemampuan

sendiri,

untuk

kunci

ini

akan

mencakup

menghibur

melepaskan

diri

kecemasan,

Salovey (2002) menempatkan kecerdasan

kemurungan atau ketersinggungan dan

pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang

akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kecerdasan emosional yang dicetuskannya

kemampuan

dan

perasaan-perasaan yang menekan.

memperluas

kemampuan

tersebut

menjadi 5 aspek kemampuan utama, yaitu :
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali

emosi

untuk

sendiri

dari

c. Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi

diri

bangkit

dimilikinya

harus

dilalui

motivasi

dalam

individu,

mengenali perasaan sewaktu perasaan

ketekunan untuk menahan diri terhadap

itu terjadi. Kemampuan ini merupakan

kepuasan dan mengendalikan dorongan

dasar dari kecerdasan emosional, para

hati, serta mempunyai perasaan motivasi

ahli psikologi menyebutkan kesadaran

yang positif, yaitu antusianisme, gairah,

diri sebagai metamood, yakni kesadaran

optimis dan keyakinan diri.

b. Mengelola Emosi
Mengelola

memiliki

d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan

emosi

berarti

diri

merupakan suatu kemampuan untuk

seseorang akan emosinya sendiri.

yang

dengan

untuk

mengenali

merupakan

emosi orang lain disebut juga empati.

kemampuan individu dalam menangani

Menurut Goleman (2002) kemampuan

perasaan agar dapat terungkap dengan

seseorang untuk mengenali orang lain

tepat atau selaras, sehingga tercapai

atau peduli, menunjukkan kemampuan

keseimbangan

empati

dalam

diri

individu.

Menjaga agar emosi yang merisaukan

memiliki

seseorang.
kemampuan

Individu

yang

empati

lebih

mampu menangkap sinyal-sinyal sosial

Adapun

variabel

prestasi

belajar

yang tersembunyi yang mengisyaratkan

dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental

apa-apa yang dibutuhkan orang lain

atau psikis, penguasaan pengetahuan dan

sehingga ia lebih mampu menerima

ketrampilan ilmu pelajaran yang dimiliki

sudut pandang orang lain, peka terhadap

oleh siswa dan dioperasionalkan dalam

perasaan orang lain dan lebih mampu

bentuk indicator berupa nilai raport. Menurut

untuk mendengarkan orang lain.

Arikunto (2006) pengukuran prestasi belajar

e. Membina Hubungan
Kemampuan
hubungan

dapat dilakukan dengan cara memberikan tes
dalam

membina

yang mempunyai fungsi untuk mengukur

suatu

kemampuan siswa dan keberhasilan program

menunjang

pengajaran dan mengevaluasi hasil belajar

merupakan

keterampilan

yang

popularitas,

kepemimpinan

dan

keberhasilan antar pribadi (Goleman,

siswa dengan melihat hasil skor akhir tes
siswa.

dalam

Menurut Chaplin (2002), “Prestasi

berkomunikasi merupakan kemampuan

merupakan hasil yang dicapai (dari yang

dasar

dilakukan dan diharapkan). Dari definisi

2002).

Keterampilan

dalam

hubungan.

keberhasilan
Individu

membina

sulit

untuk

tersebut

maka

prestasi

belajar

adalah

mendapatkan apa yang diinginkannya

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan

dan sulit juga memahami keinginan serta

yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

kemauan orang lain.

yang lazimnya ditujukan dengan nilai-nilai

Kecerdasan

emosi

yang

tinggi

menunjukkan aspek-aspek yang ada dalam

atau angka-angka

yang diberikan oleh

negara.

variabel kecerdasan emosi sudah menjadi

Dari hasil analisis diketahui variabel

bagian dari acuan kuat secara positif oleh

kecerdasan emosi mempunyai rerata empirik

para siswa. Begitu pula manakala kecerdasan

(RE) sebesar 3,13509 dan rerata hipotetik

emosi subjek rendah, maka aspek-aspek yang

(RH) sebesar 284,25 yang berarti kecerdasan

ada dalam kecerdasan emosi tersebut belum

emosi pada subjek tergolong sedang. Secara

menjadikan aspek acuan secara positif oleh

spesifik terdapat 81 subjek (81%) memiliki

para siswa.

prestasi belajar tergolong sedang, 17 subjek

(17%)

meiliki prestasi belajar tergolong

lingkungan keluarga meliputi antara lain

tinggi, 2 subjek (2%) memiliki prestasi

yaitu: sosial ekonomi keluarga, pendidikan

belajar tergolong sangat tinggi.

orangtua, perhatian orangtua dan suasana

Pada penelitian ini sumbangan efektif

hubungan antara anggota keluarga. (b)

(SE) variabel kecerdasan emosi dengan

Faktor lingkungan sekolah (sarana dan

prestasi belajar sebesar 7,29%, ditunjukkan

prasarana, kompetensi guru dan siswa, serta

oleh koefisien determinan (r²)= 0,0729. Hal

kurikulum dan metode belajar), dan faktor

tersebut mengartikan bahwa masih 92,71%

lingkungan

faktor-faktor

partisipasi terhadap pendidikan).

lain

yang

mempengaruhi

prestasi belajar selain kecerdasan emosi,
misalnya faktor internal dan eksternal.
Ada
mempunyai

beberapa
peran

faktor

penting

juga

masyarakat

(sosial

budaya,

Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan

yang

antara kecerdasan emosi terhadap prestasi

dalam

belajar kecerdasan dengan seluruh aspek

prestasi belajar sesuai dengan beberapa

kecerdasan

pendapat antara lain : Sumadi Suryabrata

didalamnya memang memberikan kontribusi

(1998) dan Shertzer dan Stone

(Winkle,

bagi prestasi belajar, akan tetapi prestasi

secara garis besar

belajar tidak hanya dipengaruhi oleh variabel

1997) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan

emosi

yang

terkandung

tersebut.

prestasi belajar dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor

KESIMPULAN DAN SARAN

eksternal: (1) Faktor internal dibedakan

Berdasar kan hasil analisis data dan

menjadi dua kelompok, yaitu: (a) Faktor

pembahasan

yang

telah

diuraikan

fisiologis adalah faktor yang berhubungan

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

dengan kesehatan dan pancaindera yaitu

1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar

kesehatan badan dan pancaindera. (b) Faktor

0,270; p= 0,003 (p< 0,01). Hasil tersebut

psikologis

menunjukkan ada hubungan positif yang

yang

dapat

mempengaruhi

prestasi belajar siswa, antara lain adalah

sangat

inteligensi, sikap, dan motivasi. (2) Faktor

emosional maka semakin tinggi prestasi

eksternalantara

belajar, begitu sebaliknya hubungan negatif

lain

adalah:

(a)

Faktor

signifikan

antara

kecerdasan

yang sangat signifikan antara kecerdasan

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

emosional maka semakin rendah prestasi

kesimpulan di atas, ada beberapa saran-saran

belajar.

yang dapat diajukan dalam penelitian ini

2. Kecerdasan emosi mempunyai rerata
empirik sebesar 109,79 dan rerata hipotetik

adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah di SMP N 1

sebesar 92,5 yang berarti kecerdasan emosi

Sambong

tergolong tinggi. Secara spesifik terdapat 24

Agar kecerdasan emosional siswa dapat

subjek (24%) memiliki kecerdasan emosi

berpengaruh positif terhadap kehidupannya

yang tergolong sedang, 70 subjek (70%)

pribadi dan bermasyarakat disarankan untuk

memiliki kecerdasan emosi yang tergolong

menyusun program sekolah yang mendorong

tinggi,

kematangan

dan

6

subjek

(6%)

memiliki

kecerdasan

kecerdasan emosi yang tergolong sangat

siswa

tinggi.

ekstrakurikuler

Sedangkan

prestasi

belajar

melalui

emosional

pada

kegiatan-kegiatan

dengan

mengedepankan

mempunyai rerata empirik sebesar 3,13509

pelatihan-pelatihan. Misalnya mengadakan

dan rerata hipotetik sebesar 284,25 yang

psikotes

berarti prestasi belajar tergolong sedang. .

kecerdasan emosi siswa.

Secara spesifik terdapat 81 subjek (81%)

2. Bagi Guru Kelas VII SMP N 1 Sambong

memiliki prestasi belajar tergolong sedang,
17 subjek (17%)

untuk

mengetahui

tingkat

Disarankan untuk dapat memahami apa

meiliki prestasi belajar

yang sedang dirasakan oleh siswa, sehingga

tergolong tinggi, 2 subjek (2%) memiliki

antara guru dan siswa akan terbentuk

prestasi belajar tergolong sangat tinggi.

hubungan yang dekat seperti orang tua dan

3. Sumbangan

efektif

kecerdasan

anak. Selain itu akan membuat siswa merasa

emosional terhadap prestasi belajar sebesar

nyaman

saat

mengikuti

7,29%, artinya masih 92,71% faktor-faktor

kegiatan yang ada di sekolah. Kegiatan yang

lain yang mempengaruhi prestasi belajar

harus

selain kecerdasan emosi, misalnya misalnya

mengenali lebih dalam setiap siswanya

faktor internal (fisilogis dan psikologis) dan

dengan

faktor ekternal (lingkungan keluarga dan

keluarganya

lingkungan sekolah).

nasehat

dilakukan

guru-guru

mengetahui
serta

yang

pelajaran

kelas

yaitu

latarbelakang

memberikan
dapat

dan

nasehat-

meningkatkan

memupuk

keberhasilan seseorang tidak hanya dinilai

kecerdasan emosional siswa, guru dapat

dari kecerdasan intelegensi saja, tetapi

membangun suasana yang menyenangkan

kecerdasan emosi dalam menjalin hubungan

dalam proses pembelajaran, misalnya melalui

dengan orang lain dan relasi dengan

Quantum Teaching dengan: (a) memberi

berbagai

kepercayaan pada kemampuan siswa, (b)

interpersonal

menjalin rasa simpati dan pengertian, (c)

berkerjasama dengan isntansi-instansi atau

keriangan dan ketakjuban dalam proses

perusahaan-perusahaan

belajar, (d) pengambilan resiko, (e) rasa

Mengembangkan kecerdasan emosi tidak

saling memiliki, dan (f) keteladanan.

saja bisa dilakukan dengan belajar dari

perkembangan

anak.

Untuk

3. Bagi Siswa kelas VII SMP Negri 1
Sambong

baik

ataupun

itu

hubungan

ketika

kelak

manapun.

pengalaman emosi kepada orang yang
berada di sekitar siswa, tetapi juga dapat

Bagi siswa kelas VII setelah mengetahui
tingkat

pihak,

kecerdasan

dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan

emosionalnya

psikologis yang ada. Kecerdasan emosi

hendaknya menjadikan hal ini sebagai

bukan merupakan bakat, tetapi aspek emosi

bahan pertimbangan agar dapat lebih

di

mengatur dan mengontrol emosinya dalam

dikembangkan dan dilatih.

dalam

diri

seseorang

yang

bisa

berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang

4. Bagi Sekolah

lain khususnya teman-teman di kelasnya

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

dan kelas lain agar dapat berinteraksi

gambaran

dengan baik dan untuk meningkatkan

emosional siswa meliputi aspek mengenali

prestasi belajarnya bisa saling berkerjasama

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi

dalam

itu

diri, mengenal emosi orang lain, membina

memperhatikan

hubungan siswa kelas VII SMP Negri 1

mempengaruhi

Sambong

belajar

disarankan
faktor-faktor

agar

kelompok.
lebih
yang

Selain

umum

tentang

tergolong

kecerdasan

tinggi.

Untuk

terbangunnya kecerdasan emosi siswa,

mengoptimalkan kecerdasan emosi yang

sehingga dapat memilah-milah faktor apa

dimiliki oleh siswa kelas VII SMP Negri 1

saja yang dapat meningkatkan kecerdasan

Sambong,

emosi. Berkaca dari jaman sekarang ini

mengadakan

sekolah
program

diharapkan
bimbingan

dapat
dan

konseling bagi siswa yang membutuhkan

perkembangan

bimbingan

psikologis,

prestasi belajar siswa. Penelitian-penelitian

pelatihan

tentang kecerdasan emosional dari berbagai

misalnya

pribadi
dengan

dalam
memberikan

emosi

dan

peningkatan

kecerdasan emosional dengan bimbingan

aspek

kelompok, role playing (bermain peran) dan

memperluas wacana kcerdasan emosional.

sebagainya.

dapat

dikembangkan

untuk

7. Bagi Fakultas Psikologi

5. Bagi Orang Tua/Wali

Diharapkan

Peran aktif orang tua sangatlah diharapkan

penelitian

menindaklanjuti

untuk

mengembangkan

hasil
ilmu

dalam perkembangan kecerdasan emosional

pengetahuan

anak. Kecerdasan emosional merupakan

kecerdasan emosi dan peningkatan prestasi

proses timbal balik dengan lingkungannya

belajar

serta pembelajaran yang diperoleh anak dari

pengembangan kecerdasan emosional dan

aktivitas

peningkatan prestasi belajar siswa perlu

sehari-hari.

Cara

yang

dapat

yang

pada

berkaitan

siswa.

ke

dengan

Upaya-upaya

dilakukan antara lain dengan membiasakan

disosialisasikan

sekolah-sekolah,

mengungkapkan perasaan saat berbicara

mengingat siswa remaja merupaka fase

dengan anak, mengajarkan untuk selalu

krusial dalam pembentukan karakter.

minta maaf bila melakukan kesalahan,

8. Bagi Peneliti selanjutnya

memberi kesempatan anak untuk memahami

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya

apa yang dirasakan oleh orang lain, melatih

dapat

anak untuk bisa menerima keterbatasan

emosonal

dirinya, dan selalu memberi contoh untuk

mengembangkan

selalu mengucap rasa syukur.

emosional siswa di sekolah. Pengembangan

melakukan
dari

penelitian

aspek-asoek
kemampuan

kecerdasan
lain

untuk

kecerdasan

6. Bagi Ilmuwan Psikologi

kecerdasan emosional ini amat penting bagi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat

siswa

untuk

menunjang

dijadikan sebagai media informasi, wacana

belajarnya.

pemikiran dan kajian teoritis sebagai upaya

DAFTAR PUSTAKA

peningkatan

kecerdasan

emosi

dengan

prestasi belajar yang ada pada siswa dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai

kesuksesan

Arikunto,S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap
Psikologi

(Terjemahan

Kartini

Kartono). Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Diahriyanti, F. 2011. Keadaan Kecerdasan
Emosional Pada Siswa SMP Angkasa
Lanud Adi Soemarmo Ditinjau dari
Jenis

Kelamin.

Skripsi.

Psikologi

Fakultas

Universitas

Muhammadiyah Surakarta
Goleman,

Daniel.

2000.

Emitional

Intelligence (terjemahan). Jakata: PT.
GramediaPustaka Utama

Bekasi

:

Gunadarma.
Purwanto, N. 2004.Psikologi Pendidikan.
Bandung :RemajaRosdakarya
Suryabrata,

Sumadi.

Penelitian.

Susilowati,A.

Kiat-kiat

Membesarkan Anak yang Memiliki
Kecerdasan Emosional (terjemahan).
Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hadi, S. 2005. Statistik. Yogyakarta: Andi
Offset
Hubungan

Raja

Hubungan

Antara

pada Siswa SMA Negeri 8 Surakarta
(tidak diterbitkan). Skripsi. Fakultas
Psikologi

Universitas

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan

Gramedia.

2009.

PT.

Efikasi Diri dengan Prestasi Belajar

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Hamdan.

Jakarta:

2009.

dan

2001.

Metodologi

2006.

Grafindo Persada

Emotional Intelligence (terjemahan).

John.

Psikologi

Muhammadiyah Surakarta

Goleman, Daniel. 2002. Working With

Gottman,

Fakultas

Antara

Kepercayaan Diri Dengan Motivasi
Berprestasi pada Siswa SMU N 1
Bekasi. Skripsi. (Tidak diterbitkan)

Evaluasi

Belajar.

Jakarta: